Anda di halaman 1dari 59

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 2

BAB II
PERHITUNGAN ATAP
2.1 Perhitungan Gording
1. Data perencanaan :
- Rencana jarak antar gording : 100 cm
- Rencana jarak antar kapstang : 700 cm
- Berat genteng dan reng ( PBI 83 ) : 50 kg/m
2

- Tekanan angin ( PBI 83 hal 24 ) : 25 kg/m
- Kemiringan atap : 35

Profil rencana [ 150 x 75 x 20 x 4,5 ]
- q = 11 kg / m - A = 13,97 cm
2

- Wx = 65,2 cm
3
- Wy = 19,8 cm
3

- Ix = 489 cm
4
- Iy = 99,2 cm
4


2. Perhitungan panjang batang










Perhitungan gording

a. Panjang bentang AC = BC
AB = 14 m
AD = x AB = x 14 m = 7 m
4,5
700
1400
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 3

= 35
Cos = AD/AC
AC = AD/ Cos 35
AC = 7 m/ Cos 35 = 8,54 m
AC = BC = 8,54 m

b. Panjang bentang AA = BB
AA = 2 m/ Cos
AA = 2 m/ Cos 35
AA = BB = 2,44 m
AC = BC = 8,54 m + 2,44 m = 10.98 m

c. Tinggi H (CD)
Tan 35= CD/ AD
CD = AD x Tan 35
CD = 7 m x Tan 35
CD = 4,9 m
Sin 35= X/ AA
X = Sin 35 x AA
X = Sin 35 x 2,44 m
X = 1,4 m
H total = 1,4 m + 4,9m = 6,3 m

3. Perhitungan pembebanan gording
- Penutup atap = Genteng karang pilang
- Jarak antar gording ( rencana ) = 1,00 m
- Panjang sisi miring = 8,54 m + 2,44 m =10,98
- Jumlah medan dalam atap =
m
m
00 , 1
98 , 10
= 10,98 ~ 11 buah
- Jarak antar gording actual =
11
98 , 10 m
= 0,99 ~ 1 m
- Jumlah gording =
m
m
1
98 , 10
+ 1 = 11,98 ~ 12 buah
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 4

q sin35
q
q cos35







Gambar Jarak antar Gording
a. Akibat beban mati.
- Rencana memakai gording [ 150 x 75 x 20 x 4,5 ]
- Berat q = 11,00 kg/m
- Berat atap = 1,00 m x 50,00 kg/m
2
= 50 kg/m
- Berat plafond + pengantung x Z






Gambar panjang Z
Z = cos 35 x 1,00

= (11 kg/m
2
+ 7 kg/m
2
) x 0.82 m = 14,74 kg/m +
= 75,74 kg/m
- Berat alat sambung = 10 % x 75,74 kg/m = 7,54 kg/m +
q to t = 83,32 kg/m

35
Z
1 1,00
1 1,00
1 1,00
1 1,00
100
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 5

- Peninjauan searah sumbu x
qx = q tot x sin
= 83,32 kg/m x sin 35 = 47,79 kg/m
- peninjauan searah sumbu y
qy = q tot x cos
= 83,32 kg/m . cos 35 = 68,25 kg/m
- Moment akibat berat sendiri :
- Mx
1
= 1/8 . qy . L
2

= 1/8 x 68,25 kg/m x (7m)
2
= 418,04 kgm
- My
1
= 1/8 . qx . ( L)
2

= 1/8 x 47,79 kg/m x (7m)
2
= 292,71 kgm

b. Akibat beban hidup.
Menurut PBI 83 hal 13, beban atap minimal 100 kg
Diasumsikan beban hidupnya dua orang pekerja dan peralatannya
sebesar 150 kg
- Px = 150 kg x sin
= 150 kg x sin 35 = 86,04 kg
- Py = 150 kg x cos
= 150 kg x cos 35 = 122,87 kg
- Moment akibat beban hidup.
- Mp
x
= . Px . L
= . 122,87 kg. 7,00 m = 215,02 kgm
- Mp
y
= . Py . L
= . 86,04 kg . 7,00 m = 150,57 kgm

c. Akibat beban angin
Berdasarkan PBI 83 pasal 14.1 untuk atap dengan sudut
kemiringan = 65 35 65



HANDIKA SETYA WIJAYA Page 6




Gambar Pembebanan angin
Berarti = Angin tiup (w
1
) = 0.02 - 0,4
Angin hisap (w
2
) = - 0,4
W angin ( PBI 83 hal 22 ) tekanan angin tiup harus diambil
minimum 25 kg / m
2
.
Maka = - W
1
tiup = (0,02 . 35 - 0,4) . 25 kg / m
2
= 7,5
kg/m
2s

- W
2
hisap = (-0,4) . 25 kg/m
2
= -10kg/m
2

Sehingga,
Q angin tiup = W
1
tiup . L
= 7,5 kg/m
2
. 1,00 m = 7,5 kg/m

- Moment akibat beban angin
Mx tiup = 1/8 . Q angin tiup . L
2

= 1/8 . 7,5 kg/m . (7,00 m)
2

= 45,94 kg.m

d. Kombinasi pembebanan.
- Kombinasi beban tetap ( beban mati + beban hidup )
Mx = Mx
1
+ Mpx
= 418,04 kgm + 215,02 kgm = 633,07 kgm
My = My
1
+ Mpy
= 292,71 kgm + 150,57 kgm = 443,28 kgm

- Kombinasi beban sementara (beban mati +beban hidup+
beban angin )
- Mx = Mx
1
+ Mpx + Mx Tiup
++0,02 -0,4 -0,4
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 7

= 418,04 kgm + 215,03 kgm + 45,94 kg/m= 679,00 kgm
- My = My
1
+ Mpy
= 292,71 kgm + 150,57 kgm = 443,28 kgm
Menurut PPBBI 84 hal 5, factor tegang yang diakibatkan
pembebanan sementara sebesar 1,3 tegangan ijin. Sehingga jika:
- Mxs/Mxt < 1,3 : Digunakan momen akibat pembebanan
tetap dengan tegangan ijin < 1600 kgcm
- Mxs/Mxt > 1,3 : Digunakan momen akibat pembebanan
sementara dengan tegangan ijin < 1600+(1600x30%)
Maka, 679 / 663,07 = 1,07 < 1,3
(Digunakan momen akibat pembebanan tetap)
Dengan demikian tegangan yang diijinkan = 1600 kg/cm
2


4. Menentukan dimensi profil.
a. Kontrol tegangan.
=
Wx
Mx
+
Wy
My

=
3
2 , 65
63306,54
cm
kgcm
+
3
8 , 19
44327,72
cm
kgcm

= 3209,73 kg/cm
2
> 1600 kg/cm
2

( Tidak memenuhi syarat harus ditambah trekstang)

Perhitungan momen setelah penambahan 2 trekstang.
My
1
= 1/8 x 47,79 kg/m x (7m/3)= 46,45 kgm
My
2
= 1/4 x 86,04 kg x (7m/3) = 82,71 kgm
Kombinasi Momen
Mx = 633,07 kgm
My = My
1
+ My
2
= 32,52 kgm + 50,19 kgm = 82,71 kgm
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 8

Kontrol tegangan setelah penambahan 2 trekstang
=
Wx
Mx
+
Wy
My

=
3
2 , 65
63307
cm
kgcm
+
3
8 , 19
16 , 8271
cm
kgcm

=1388,69 kg/cm
2
1600 kg/cm
2
(OK)

b. Kontrol geser ( PPBBI 83 pasal 15.1 ayat 6 hal. 110 ).
id =
2 2
3t o + ijin
=
A
D
=
A
Py
=
2
97 , 13
87 , 122
cm
kg
= 8,80 kg/cm
2

id =
2 2 2 2
) / 80 , 8 ( 3 ) / 69 , 388 1 ( cm kg cm kg +
= 1415,08 kg/cm
2
< 1600 kg/cm
2
(OK)

c. Kontrol lendutan.
Berdasarkan PPBBI 84 tabel 3.1 : 155, lendutan maksimum yang
diijinkan untuk gording = 1/250 . L, dengan L = jarak kuda
kuda. Maka f
max
= 1/250 . 700 cm = 2,80 cm. beban yang
digunakan adalah beban sendiri + beban hidup.
f
x
=
x
x
I EI
Lx q
x
.
.
384
5
4
+
x
x
I EI
Lx P
x
.
.
48
1
3

=
4 2 6
4
489 . / 10 . 1 , 2
) 700 .( / 5 , 0
384
5
cm cm kg
cm cm kg
x +
4 2 6
3
489 . / 10 . 1 , 2
) 700 .( 8604 , 0
48
1
cm cm kg
cm kg
x
= 1,52 cm + 0,60 cm = 2,12 cm

f
y
=
y
y
I EI
Ly q
x
.
) 3 / .(
384
5
4
+
y
y
I EI
Ly P
x
.
) 3 / .(
48
1
3

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 9

=
4 2 6
4
2 , 99 . / 10 . 1 , 2
) 3 / 700 .( / 68 , 0
384
5
cm cm kg
cm cm kg
x
+
4 2 6
3
2 , 99 . / 10 . 1 , 2
) 3 / 700 .( 2287 , 1
48
1
cm cm kg
cm kg
x
= 0,13 cm + 0,001 cm = 0,131 cm

f =
2 2
y x
f f +
f =
2 2
) 131 , 0 ( ) 12 , 2 ( cm cm +
f = 2,14 cm f
ijin
= 2,8 cm

2.2 Perhitungan Trekstang.
Untuk memperkuat gording dari lendutan, maka diberi trekstang.

Gambar Trekstang

Diketahui : - jarak antar kuda kuda = 7,00 m
- Beban terpusat ( PBI 83 psl 3.1 ) = 150 kg
- Beban merata arah x = 47,79 kg/m
- Jarak gording = 1,00 m



1 1,00
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 10

a. Pembebanan trekstang.
P
max
=
n
L q
x
.
+ Px . sin
dengan : qx = beban merata arah x
L = jarak antar kapstang ( kuda kuda )
n = jumlah pembagian
Px = beban hidup
Maka P
max
=
3
7 . / 47,79 m m kg
+ 86,04 kg . sin 35
= 160,86 kg

b. Dimensi trekstang.
Tg =
2 3 / 1 kuda xjarak
ng Jarakgordi

=
m x
m
00 , 7 3 / 1
00 , 1
= 0,43
= 23,27
sin = 0,40
cos = 0,92
R x sin = n x Pmax , dengan n = jumlah trekstang dalam satu sisi
atap.
Maka R =
78 , 22 sin
max .P n
=
39 , 0
160,86 11 kg x
= 4478,87 kg
Luas dimensi trekstang yang digunakan :
=
F
R
F =
o
R

=
2
/ 1600
4478,87
cm kg
kg
= 2,80cm
2
Dimana : F = d
2

d =
14 , 3
2,80 4
2
cm x
= 1,89 cm
maka dipakai besi dengan diameter 19 mm.

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 11

2.3 Perhitungan Ikatan Angin.








Gambar 2.5 Ikatan angin
Data data :
Jarak antar kapstang ( dk ) = 7,00 m
Jarak gording ( dg ) = 1,00 m
Tekanan angin ( PBI 83 psl 4.2 ayat 1:22 ) = 25 kg/m
2

Gaya P diambil dari hubungan gording dan ikatan angin yang arahnya
sejajar sumbu gording ( PPBBI 84 hal. 64 ).
P = ( 0,01 x P
kuda-kuda
) + ( 0,005 x n x q x dk x dg )
Dimana : n = jumlah travee antar dua batang ikatan angin.
q = beban atap vertikal terbagi rata = 25 kg / m
2

dk = jarak kuda kuda
dg = jarak gording
Pada bentang ikatan angin harus memenuhi syarat berdasarkan PPBBI 83
hal 64 yaitu :
l
h

Atepi E
Q
.
. 25 , 0

Dimana : Atepi = luas bagian tepi kuda kuda = (a+b)/2 x dg
h = jarak kuda kuda pada bentang ikatan angin.
l = panjang sisi miring tepi atas kuda kuda
B = lebar bangunan.
l = 10,98 m x 2 = 21,96 m
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 12

Q = n . q . l . dk
Pk = ( a x b )/2 x tekanan angin/2
Dimana = a tg 35 =
B
a
. 2 / 1
a = tg 35 ( x 14m) = 4,9 m
b tg 35=
dg l
b
). . 2 / 1 (
b = tg 35 (10,98m .1,00m)
= 7,69 m
Pk =
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
2 2
in Tekananang
x
axb

=
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
2
/ 25
2
69 , 7 9 , 4
2
m kg
x
m mx
= 235,67 kg

P = (0,01 . Pk) + (0,05 . n . q . dk . dg)
= (0,01 x 235,51 kg) + ( 0,05 x 2 x 25 kg/m
2
x 7,00 m x 1,00 m )
= 19,86 kg

A tepi = xdg
b a
2
+
= m x
m m
00 , 1
2
69 , 7 9 , 4 +
= 6,3 m
2

Q tepi = n x q x L x dk = 2 x 25 kg/m
2
x 21,96 m x 7,00 m
= 7686 kg

L
h

Atepi E
xQ
.
25 , 0

m
m
96 , 21
00 , 7

2 2 6
3 , 6 . / 10 1 , 2
7686 25 , 0
m m kg x
kg x

0,32 0,01
Dimensi F =
ijin
P
o
'
=
2
/ 1600
85 , 19
cm kg
kg
x 10
2
= 1.24 cm
2

Dimana : F = d
2

d =
14 , 3
24 . 1 4
2
cm x
= 1,26 cm 14 mm
maka dipakai besi dengan diameter 14 mm.
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 13

2.4 Perhitungan Kuda-kuda
Dipakai WF 300 x 300 x 11 x 17

Gambar Bentuk Profil WF 300 x 300 x 11 x 17
Ix = 23400 cm
4
ix = 13,2 cm h = 300 mm
Iy = 7730 cm
4
iy = 7,57 cm b = 300 mm
Wx = 1540 cm
3
A = 134,8 cm
2
tb = 11 mm
Wy = 514 cm
3
q = 106 kg/m ts = 17 mm

Proses Penggunaan Sofwere Staad Pro dalam perhitungan kuda-kuda
1. Buka Program Staad Pro dengan cara klik 2 x pada ikon programnya

2. Pertama sebelum menghitung adalah membuat gambar terlebih dahulu
3. Menggambar dalam staad pro dapat dilakukan dengan 2 cara, pertama dengan
cara import dari sofwere Autocad dengan file DXF atau dengan cara menggambar
manual di staad pro.
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 14

4. Untuk membuka file dari softwere Autocad, pertama masuk program dulu,
lalu pilih space file name nya diisi sesuai keinginan sedangkan location
adalah tempat menyimpan file yang akan dibuat.
5. Pilih Lenght unit nya dengan satuan meter, sedangkan Force unit dipilih
kilogram klik next.
6. Karena kuda-kuda single beam terbuat dari beberapa beam / balok, maka klik
add beam yang artinya menambah balok klik finish.
7. Biasanya tampilan yang pertama berbentuk isometric view, untuk
mempermudah dalam menggambar maka klik ikon View from + Z yang artinya
dilihat dari sumbu Z positif. Efeknya gambar tersebut terlihat dari depan.
8. Klik snap node/beam, lalu pindahkan kursor ke grafik cartesius pada layar.
9. Klik pada satu titik yang dituju dan geret kursor tersebut sesuai dengan
panjang balok yang akan dihitung.

10. Setelah gambar selesai klik close
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 15


11. Setelah di close tadi akan muncul gambar sebagai berikut:

- Karena akan menghitung kuda-kuda gambar tersebut masih belum sesuai
karena masih berbentuk peresegi panjang, maka caranya adalah pilih node cursor
klik node di tengah bentang atas klik kanan Move
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 16


12. Setelah gambar geometry selesai. Klik general
13. Klik Property klik Database pilih japanese karena ukuran profil
jepang dan indonesia hampir sama.
14. Pilih profil tang digunakan lalu klik assign to view pada beam yang akan
dituju.
15. Klik support untuk memilih tumpuan pada kuda-kuda klik create untuk
menentukan tumpuan yang dipakai.
16. Pilih fixed untuk tumpuan jepit, pilih pinned untuk tumpuan sendi dan
pilih fixed but untuk tumpuan rol klik add
17. Assign to view pada joint yang akan digunakan untuk tumpuan.
18. Setelah tumpuan selesai, klik load. Pilih dead untuk beban mati. Live
untuk beban hidup dan wind untuk beban angin.
19. Dalam pengisian beban, ada berbagai macam karakteristik beban, tapi
yang biasanya digunakan adalah beban terpusat (nodal) dan beban terbagi
rata (member)
20. Isikan bebannya, lalu klik assign to view untuk joint maupun beam yang
akan dikenai beban.
21. Setelah semua selesai klik analyse klik no print.
22. Setelah itu klik analyse pada toolbar atas klik save.
23. Isikan beban kombinasi pada kolom yag tersedia klik OK.
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 17

24. Untuk mengetahui bidang momen, gaya geser maupun axial dengan cara
sorot semua batag yang ada klik toolbar report beam n force klik
shear Y klik loading , pilih beban kombinasi yang ada.
25. Hasil akirnya akan muncul tabel yang isinya momen, gaya geser dan gaya
lintang yang akhirnya digunakan untuk perhitungan kontrol dimensi
profil.

2.4.1 Pembebanan kuda-kuda

Gambar Pembebanan Pada Kuda-kuda

a. Akibat Beban Mati
i. Tepi (p1)
karena terletak di ujung balok maka menerima beban setengah jarak
gording (0,5 x 1,00 = 0,5m).
Beban gording = 11 kg/m . 7 m = 77 kg
Beban atap = 0.5 m . 50 kg/m2 . 7 m = 175 kg
Beban plafon dan = 18 kg/m2 . cos 35. 0,5m . 7 m = 51,61 kg
penggantung
Berat sendiri balok (106 kg/m x 0,5 m) = 53 kg
Aksesoris 10 % = 35,66 kg +
= 404,37 kg

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 18

ii. Tengah (p2-p9)
Menerima beban dua kali setengah jarak gording (2 x 0,5 x 1,00 = 1m).
Beban gording = 11 kg/m . 7 m = 77 kg
Beban atap = 1,00 m . 50 kg/m2 . 7 m = 350 kg
Beban plafon dan = 18 kg/m2 . cos 35.1,00. 7 m = 103,21 kg
penggantung
Berat sendiri balok (106 kg/m x 1 m) = 106 kg
Aksesoris 10 % = 63,62 kg +
= 699,83 kg
iii. Puncak (p10)
karena terletak di ujung balok maka menerima beban setengah jarak
gording (0,5 x 1,00 = 0,5m).
Beban bubungan = 20 kg/m .7m = 140 kg
Beban gording = (11 kg/m . 7 m) = 77 kg
Beban atap = 0,5 m . 50 kg/m
2
. 7 m = 350 kg
Beban plafon dan = 18 kg/m2 . cos35.(0,5 m) . 7 m = 51,61 kg
penggantung


Berat sendiri balok (106. 0,5) = 15,9 kg
Aksesoris 10 % = 49,66 kg +
= 546,27 kg

Perletakan
beban
Jumlah
bebannya
Jumlah
Perletakan Beban
Jumlah total
beban
Tepi 392,27 kg 1 392,27 kg
Tengah 699,83 kg 8 5598,68 kg
Puncak 546,27 kg 1 546,27 kg
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 19

Jumlah beban mati total 6537,21 kg
Tabel rekapitulasi beban mati kuda-kuda
Maka didapat rumus , beban terbagi rata untuk beban mati yaitu =


b. Akibat Beban Hidup
Menurut PPIG 1983 pasal 3.2 untuk beban hidup pada atap minimum 100
kg bidang datar, tetapi diasumsikan beban hidupnya adalah 150 kg.
Maka didapat rumus , beban terbagi rata untuk beban hidup yaitu =




c. Akibat Beban Angin



Gambar Arah terjadinya angin hisap dan tekan
1. Pembebanan Angin pada bidang atap
Angin tekan
- Menurut pasal 4.3 PPIG 1983 1983 atap segitiga dengan sudut
kemiringan 35 di pihak angin < 65 koefisienanya adalah (0,002
0,4) sehingga koefisien angin tekan adalah :
K1 = 0,02 35 0,4 = 0,3
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 20

Wt = K1 . Tekanan angin . jarak kuda-kuda
Wt = 0,3 . 25 . 7 = +52,5 kg/m
Angin hisap
- Menurut pasal 4.3 PPIG 1983 1983 atap segitiga di belakang angin
untuk semua koefisiennya adalah -0,4
Wh = K2 . Tekanan angin . jarak kuda-kuda
Wh = -0,4 . 25 . 7 = -70 kg/m
- Untuk kombinasi pembebanan ini beban angin dirubah menjadi
vertikal:
q = Wt. Cos 35 = +52,5 . Cos 35 = +43 kg/m
q = Wt. Cos 35 = -70 . Cos 35 = -57,34 kg/m
untuk beban kombinasi diambil beban angin yang terbesar yaitu
57,34 kg/m

2. Pembebanan Angin pada bidang dinding
Angin tekan
- Menurut pasal 4.3 PPIG 1983 1983, koefisien untuk dinding
vertikal di bidang angin adalah +0,9
Wt = K1 . tekanan angin. Jarak antar kuda-kuda
Wt = +0,9 . 25. 7 = +157,5 kg/m

Angin hisap
- Menurut pasal 4.3 PPIG 1983 1983, koefisien untuk dinding
vertikal di belakang angin adalah - 0,4
Wt = K2 . tekanan angin. Jarak antar kuda-kuda
Wt = -0,4 . 25. 7 = -70 kg/m

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 21

d. Kombinasi Pembebanan
Menurut Pasal 1.1 PPBBI Kombinasi pembebanan yang harus ditinjau
adalah:
- Pembebanan tetap :
Beban mati + beban hidup



- Pembebanan sementara
beban mati + beban hidup + beban angin























HANDIKA SETYA WIJAYA Page 22

2.4.2 Perhitungan Kontrol Dimensi Penampang Kuda-Kuda
Dipakai WF 300 x 300 x 11 x 17

Gambar Bentuk Profil WF 300 x 300 x 11 x 7
Ix = 23400 cm
4
ix = 13,2 cm h = 300 mm
Iy = 7730 cm
4
iy = 7,57 cm b = 300 mm
Wx = 1540 cm
3
A = 134,8 cm
2
tb = 11 mm
Wy = 514 cm
3
q = 106 kg/m ts = 17 mm

Beam

Node

Axial Force
kg
Shear-Y
kg
Moment-Z kg-
m
4 3 -6125.536 4353.172 -9727.774
2 2 6125.537 4353.171 9727.775
1 2 -7233.996 2521.856 -9572.800
1 1 7233.996 -2521.856 -8080.187
3 3 7233.996 2521.855 9572.799
3 4 -7233.996 -2521.855 8080.185
4 5 2065.984 1446.189 -2691.712
2 5 -2065.985 1446.188 2691.712
6 3 -980.336 1400.480 1709.504
5 2 -980.336 1400.480 1709.504
Tabel Hasil Momen, Gaya aksial dan gaya geser dari perhitungan staad pro

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 23


Gambar Geometri batang dan joint pada kuda-kuda


Gambar Hasil perhitungan momen max dengan staad pro



Gambar Hasil perhitungan gaya geser max (D) dengan staad pro

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 24


Gambar Hasil perhitungan gaya aksial/normal max (N) dengan staad pro


Gambar Diagram Momen

Gambar Diagram Gaya Aksial
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 25


Gambar Diagram Gaya Geser

Dari gambar di atas, didapat:
Momen max (Mmax) = 9728 kg.m = 972800 kg.cm
Gaya normal max (N max) = 7234 kg
Gaya geser max (D max) = 4353 kg
1) Kontrol Tegangan
A
N
W
M
+ = o
=
8 , 134
7234
1540
972800
+

2 2
/ 1600 / 35 , 685 cm kg ijin cm kg = s = o
OK
Jadi Profil baja WF 300x300x11x17 aman dari tegangan max




HANDIKA SETYA WIJAYA Page 26

2) Kontrol Geser
Rumus tegangan geser untuk batang yang simetris adalah sebagai berikut:
Ix x tb
Sx x D
= t
Sx = A1 x a1 + A2 x a2
A1 = b x ts =


a1 = (h ts)/2 =


A2 = (h-(ts x 2))/2 x tb = (


a2 = (h-(ts x 2))/4=(

)
Jadi nilai Sx = (51 x 14,5) + (14,36 x 6,65)
= 818,94 cm3
2
/ 928 1600 58 , 0
58 , 0
cm kg x
ijin x
= =
= o t

OK ' ......... .......... .......... .......... .......... / 928 / 49 , 138
23400 1 , 1
94 , 818 4353
2 2
cm kg cm kg
x
x
Ix x tb
Sx x D
s =
=
= t

Jadi Profil baja WF 300x300x11x17 aman dari tegangan geser max

3) Kontrol Stabilitas kip
PPBBI 87 Hal: 41
Syarat-syarat balok tidak berubah bentuk adalah :
a. h/tb < 75 b. L/h > 1,25 x b/ts

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 27

30/1,1 < 75 854/30 > 1,25 x 30/1,7
22,27 < 75 28,47 > 22,06
Karena 2 driteria tersebut dipenuhi, maka balok tidak berubah bentuk

7 , 1 30
30 854
1
x
x
ts x b
h x L
C
=
=

= cm 35 , 502

Mki = 14952,46 kgm (tumpuan jepit)
Mka = 4134,91 kgm
Mjep = 14952,46 kgm
Mjep
Mka Mki
2
*
+
= |
=
) 46 , 4952 1 ( 2
91 , 134 4 14952,46 +

= 0,64
1600
10 1 , 2
) 0,64 2 3 ( ) 0,64 1 ( 21 , 0
/ *) 2 3 ( *) 1 ( 21 , 0
6
3
x
x x x x
E x x x C
+ =
+ = o | |

= 778,23 cm
250 < C
1
< C
3
Beam

Section

Axial
kg/cm2
Bend-Z
kg/cm2
Combined
kg/cm2
Shear-Y
kg/cm2
2 0.000 51.736 -722.360 774.095 145.106
4 1.000 51.736 -722.359 774.095 -145.106
1 1.000 61.098 -710.852 771.949 -84.062
3 0.000 61.098 -710.852 771.949 84.062
1 0.917 61.098 -601.613 662.711 -84.062
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 28

3 0.083 61.098 -601.613 662.711 84.062
1 0.000 61.098 600.014 661.112 -84.062
3 1.000 61.098 600.014 661.112 84.062
2 0.083 48.879 -504.963 553.841 128.996
4 0.917 48.879 -504.962 553.841 -128.996
Tabel Hasil perhitungan tegangan dengan staad pro


Gambar Diagram tegangan

kip = o o x x
C
C
3 , 0
250 3
250 1


= 1600 3 , 0
250 23 , 778
250 35 , 502
1600 x x


=
2
max
2
/ 095 , 774 / 69 , 1370 cm kg cm kg = > o
.(OK)
Jadi Profil baja WF 300x300x11x17 aman dari KIP




HANDIKA SETYA WIJAYA Page 29

4) Kontrol Lipat
Syarat tekan Fc = 360 (PPBBI 87 pasal 6.2 ayat 6 hal. 47)
r = 3267 kg/cm
2
(untuk pelat-pelat yang tidak diperkuat)
d = 145,106 kg/cm
2
(tegangan tekan terbesar yang terjadi)

d
r
ts
b
o
o
10 s

145,106
3267
10
7 , 1
30
s
17,65 47,45 (OK)
Jadi Profil baja WF 300x300x11x17 aman dari bahaya lipatan

5) Kontrol Lendutan
Menurut PPBBI 84 : 106, lendutan maksimum akibat beban + beban hidup

cm


OK
Jadi Profil baja WF 300x300x11x17 aman dari lendutan max
Berdasarkan kontrol tersebut di atas, maka balok WF 300x300x11x17 dapat
dipakai.




HANDIKA SETYA WIJAYA Page 30

2.5 Perhitungan Overstek Atap (p11,12)
Dipakai profil WF 150 x 150 x 7 x 10

Gambar Bentuk profil 150 x 150 x 7 x 10

Data Profil
Ix = 1640 cm
4
ix = 6,39 cm h = 150 mm
Iy = 563 cm
4
iy = 3,75 cm b = 150 mm
Wx = 219 cm
3
A = 40,14 cm
2
tb = 7 mm
Wy = 75,1 cm
3
q = 31,5 kg/m ts = 10 mm

2.5.1 Pembebanan Pada Overstek Atap

Gambar pembebanan pada overstek atap

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 31

a. Akibat Beban Mati
i. Beban Mati pada P11
karena terletak di ujung balok maka menerima beban satu kali jarak
setengah gording (1. 0,5 x 1,00 = 0,5m).
Beban gording = 11 kg/m . 7 m = 154 kg
Beban atap = 0,5 m . 50 kg/m2 . 7 m = 175 kg
Beban plafon dan = 18 kg/m2 . cos 35. 0,5 m . 7 m = 103,21 kg
Penggantung
Berat sendiri balok (31,5 kg/m x 0,5 m) = 15,75 kg
Aksesoris 10 % = 31,29 kg +
= 351,27 kg

ii. Beban Mati pada P12
karena terletak tengah balok maka menerima beban dua kali jarak
setengah gording (2. 0,5 x 1,00 = 1 m).
Beban gording = 11 kg/m . 7 m = 77 kg
Beban atap = 1 m . 50 kg/m2 . 7 m = 350 kg
Beban plafon dan = 18 kg/m2 . cos 35. 1 m . 7 m = 103,21 kg
Penggantung

Berat sendiri balok (31,5 kg/m x 1 m) = 31,5 kg
Aksesoris 10 % = 56,17 kg +
= 617,88 kg
Maka didapat rumus , beban terbagi rata untuk beban mati overstek adalah



b. Beban Hidup
Sama seperti pembebanan hidup kuda-kuda di atas yaitu =



c. Beban Angin
Sama seperti pembebanan angin atap pada kuda-kuda di atas yaitu
= 57,34 kg/m
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 32

d. Kombinasi Pembebanan
Menurut Pasal 1.1 PPBBI Kombinasi pembebanan yang harus ditinjau
adalah:
- Pembebanan tetap :
Beban mati + beban hidup



- Pembebanan sementara
beban mati + beban hidup + beban angin






















HANDIKA SETYA WIJAYA Page 33

2.5.2 Perhitungan Kontrol Dimensi Penampang Overstek Kuda-Kuda


Gambar Bentuk profil 150 x 150 x 7 x 10

Data Profil
Ix = 1640 cm
4
ix = 6,39 cm h = 150 mm
Iy = 563 cm
4
iy = 3,75 cm b = 150 mm
Wx = 219 cm
3
A = 40,14 cm
2
tb = 7 mm
Wy = 75,1 cm
3
q = 31,5 kg/m ts = 10 mm


Gambar Bentuk geometri batang dan joint pada overstek

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 34


Gambar Hasil perhitungan momen max pada overstek dengan staad pro



Gambar Hasil perhitungan gaya geser (D) max pada overstek dengan staad pro



Gambar Hasil perhitungan gaya aksial (N) max pada overstek dengan staad pro

Dari tabel di atas Momen max (Mmax) = 1124 kg.m = 112400 kg.cm
Gaya normal max (N max) = 645 kg
Gaya geser max (D max) = 921 kg
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 35

1) Kontrol Tegangan
A
N
W
M
+ = o
=
14 , 40
645
219
112400
+

2 2
/ 1600 / 31 , 529 cm kg ijin cm kg = s = o
OK
Jadi Profil baja WF 150 x 150 x 7 x 10 aman dari tegangan max

2) Kontrol Geser
Rumus tegangan geser untuk batang yang simetris adalah sebagai berikut:
Ix x tb
Sx x D
= t
Sx = A1 x a1 + A2 x a2
A1 = b x ts =


a1 = (h ts)/2 =


A2 = (h-(ts x 2))/2 x tb = (


a2 = (h-(ts x 2))/4=(

)
Jadi nilai Sx = (15 x 7) + (4,55 x 3,25)
= 119,79 cm3
2
/ 928 1600 58 , 0
58 , 0
cm kg x
ijin x
= =
= o t

) .........( .......... .......... .......... .......... / 928 / 10 , 96
1640 7 , 0
119,79 921
2 2
OK cm kg cm kg
x
x
Ix x tb
Sx x D
s =
=
= t

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 36

Jadi Profil baja WF 150 x 150 x 7 x 10 aman dari tegangan geser max

3) Kontrol Stabilitas kip
PPBBI 87 Hal: 41
Syarat-syarat balok tidak berubah bentuk adalah :
b. h/tb < 75 b. L/h > 1,25 x b/ts
15/0,7 < 75 244/15 > 1,25 x 15/1
21,43 < 75 16,27 > 18,75
Karena ada 1 kriteria tersebut tidak dipenuhi, maka balok berubah
bentuk
L = 244 cm
A` = A sayap + 1/6. A badan
= ( b x ts) + ( 1/6 x tb ( H (2 x ts))
= ( 15 x 1) + ( 1/6 x 0,7 ( 15 (2 x 1))
= 16, 52 cm2

sehingga harga = 1,18


Beam Section
Axial
kg/cm2
Bend-Z
kg/cm2
Combined
kg/cm2
Shear-Y
kg/cm2
5 0.000 -16.257 -520.395 -536.652 87.701
5 0.083 -14.903 -437.276 -452.179 80.393
5 0.167 -13.548 -361.385 -374.933 73.084
5 0.250 -12.193 -292.722 -304.915 65.776
5 0.333 -10.838 -231.287 -242.125 58.467
5 0.417 -9.483 -177.079 -186.562 51.159
5 0.500 -8.129 -130.099 -138.227 43.850
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 37

5 0.583 -6.774 -90.346 -97.120 36.542
5 0.667 -5.419 -57.822 -63.241 29.234
5 0.750 -4.064 -32.525 -36.589 21.925
5 0.833 -2.710 -14.455 -17.165 14.617
5 0.917 -1.355 -3.614 -4.969 7.308
5 1.000 0.000 -0.000 0.000 0.000
Tabel Perhitungan Tegangan dengan softwere staad pro

Gambar diagram tegangan pada overstek

> max = 536,52 kg /cm2 OK


Jadi Profil baja WF 300x300x11x17 aman dari KIP

4) Kontrol Lipat
Syarat tekan Fc = 360 (PPBBI 87 pasal 6.2 ayat 6 hal. 47)
r = 3267 kg/cm
2
(untuk pelat-pelat yang tidak diperkuat)
d = 87,70 kg/cm
2
(tegangan tekan terbesar yang terjadi)
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 38


d
r
ts
b
o
o
10 s

87,70
3267
10
1
15
s
15 61,03 (OK)
Jadi Profil baja WF 300x300x11x17 aman dari Bahaya Lipatan

5) Kontrol Lendutan
Menurut PPBBI 84 : 106, lendutan maksimum akibat beban + beban hidup

cm


OK
Jadi Profil baja WF 300x300x11x17 aman dari lendutan max
Berdasarkan kontrol tersebut di atas, maka balok WF 300x300x11x17 dapat
dipakai








HANDIKA SETYA WIJAYA Page 39

2.6 Perhitungan Sambungan
a. Sambungan puncak :

Gambar bentuk sambungan puncak



Gambar Hasil perhitungan momen di puncak dengan staad pro

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 40


Gambar Hasil perhitungan gaya geser di puncak dengan staad pro



Gambar Hasil perhitungan gaya aksial di puncak dengan staad pro


- M
puncak
= 2692 kg/m = 269200 kg/cm
- Q = 1446 kg
- N = 2066 kg
- D = Q x cos
= 1446 kg/m x cos 35 = 1184,49 kg
Sambungan menggunakan baut dan las.
Pelat penyambung tebal 10 mm.
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 41

Dipakai baut 19 mm.
Panjang profil = 300/cos 35 = 366,23 mm

Jarak baut :
1,5d s 3d
2,85 s 5,7
Maka s yang dipakai = 4 mm
2,5d u 7d
4,75 u 13,3
Maka u yang dipakai = 7 mm
Y1 = 4+7+7+7+7+7+7 = 46
N
1
= 4
2
= 16 cm
2

N
2
= 11
2
= 121 cm
2

N
3
= 18
2
= 324 cm
2

N
4
= 25
2
= 625 cm
2

N
5
= 32
2
= 1024 cm
2

N
6
= 39
2
= 1521 cm
2

N
7
= 46
2
= 2116 cm
2
+
y
2

= 5747 cm
2
N = kg
x
x
Y
Y x M
36 , 1077
5747 2
46 269200
2
2
1
= =
E

o tarik baut =
2
4 / 1 d x x
N
t

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 42

=
2
) 9 , 1 ( 14 , 3 4 / 1
36 , 1077
x x

= 380,18 kg/cm
2
< 0,7 x 1600 = 1120 kg/cm
2
Ok
( Menurut PPBBI 87 pasal 8.2 ayat 1 hal:68 )
Akibat Gaya Lintang dan Gaya Normal
Kombinasi tegangan geser dan tegangan tarik yang diijinkan PBBI84
hal. 68 )
0,393 d = 0,393 x1,9
= 0,748 < = 1,0
=
2
4
1
2
4
1
) 9 , 1 ( 14 , 3
1184,49
x x d x x
D
=
t

= 417,98 kg/cm
2



i
=
2 2
) ( 56 , 1 ) ( t o +
=
2 2
) 417,98 ( 56 , 1 ) 380,18 ( +
= 645,82 kg/cm
2

ijin
= 1600 kg/cm
2
(OK)







HANDIKA SETYA WIJAYA Page 43

b. Sambungan tengah :

Gambar bentuk sambungan antara kolom dan baok kuda-kuda



HANDIKA SETYA WIJAYA Page 44


Gambar Hasil perhitungan gaya geser joint 2 dengan staad pro



Gambar Hasil perhitungan gaya aksial di joint dengan staad pro

- M

= 9728 kg/m = 972800 kg/cm
- Q = 4353 kg
- N = 6126 kg
- D = q x cos
= 4353 kg/m x cos 35 = 3565,77 kg
Sambungan menggunakan baut dan las.
Pelat penyambung tebal 10 mm.
Dipakai baut 25 mm.
Panjang profil = 300/cos 35 = 366,23 mm
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 45


Jarak baut :
1,5d s 3d
3,45 s 6,9
Maka s yang dipakai = 6 mm

2,5d u 7d
5,75 u 16,10
Maka u yang dipakai = 12 mm

Y1 = 6+12+12+12+12 = 54 cm

N
1
= 6
2
= 36 cm
2

N
2
= 18
2
= 324 cm
2

N
3
= 30
2
= 900 cm
2

N
4
= 42
2
= 1764 cm
2

N
5
= 54
2
= 2916 cm
2
+
y
2

= 5940 cm
2

N = kg
x
x
Y
Y x M
821 , 4421
5940 2
54 972800
2
2
1
= =
E


o
tarik baut =
2
4 / 1 d x x
N
t

=
2
) 5 , 2 ( 14 , 3 4 / 1
3565,77
x x

= 901,26 kg/cm
2
< 0,7 x 1600 = 1120 kg/cm
2
Ok

( Menurut PPBBI 87 pasal 8.2 ayat 1 hal:68 )
Akibat Gaya Lintang dan Gaya Normal
Kombinasi tegangan geser dan tegangan tarik yang diijinkan PBBI84 hal.
68 )
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 46


0,393 d = 0,393 x 2,5
= 0,98 < = 1,0

=
2
4
1
2
4
1
) 5 , 2 ( 14 , 3
3565,77
x x d x x
D
=
t

= 726,78 kg/cm
2



i
=
2 2
) ( 56 , 1 ) ( t o +

=
2 2
) 726,78 ( 56 , 1 ) 901,26 ( +
= 1279,17 kg/cm
2

ijin
= 1600 kg/cm
2
(OK)













HANDIKA SETYA WIJAYA Page 47

c. Sambungan tepi :

Gambar bentuk sambungan antara kolom dan overstek




Gambar Hasil perhitungan gaya geser pada overstek dengan staad pro



HANDIKA SETYA WIJAYA Page 48

Gambar Hasil perhitungan gaya geser pada overstek dengan staad pro



Gambar Hasil perhitungan gaya geser pada overstek dengan staad pro


- M

= 1124,05 kg/m = 112405 kg/cm
- Q = 921 kg/m
- N = 645 kg
- D = q x cos
= 921 kg/m x cos 35 = 754,44 kg
Sambungan menggunakan baut dan las.
Pelat penyambung tebal 10 mm.
Dipakai baut 16 mm.
Panjang profil = 300/cos 35 = 366,23 mm
Jarak baut :
1,5d s 3d
2,40 s 4,8
Maka s yang dipakai = 3 mm
2,5d u 7d
4 u 11,20
Maka u yang dipakai = 6 mm
Y1 = 3+6+6+6+6 = 27 cm

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 49

N
1
= 3
2
= 9 cm
2

N
2
= 9
2
= 81 cm
2

N
3
= 15
2
= 225 cm
2
N
4
= 21
2
= 441 cm
2

N
5
= 27
2
= 729 cm
2
+
y
2

= 1485 cm
2

N = kg
x
x
Y
Y x M
861 , 1021
1485 2
27 112405
2
2
1
= =
E


o
tarik baut =
2
4 / 1 d x x
N
t

=
2
) 6 , 1 ( 14 , 3 4 / 1
86 , 1021
x x

= 508,49 kg/cm
2
< 0,7 x 1600 = 1120 kg/cm
2
Ok

( Menurut PPBBI 87 pasal 8.2 ayat 1 hal:68 )
Akibat Gaya Lintang dan Gaya Normal
Kombinasi tegangan geser dan tegangan tarik yang diijinkan PBBI84 hal.
68 )
0,393 d = 0,393 x 1,6
= 0,63 < = 1,0

=
2
4
1
2
4
1
) 6 , 1 ( 14 , 3
754,44
x x d x x
D
=
t

= 375,42 kg/cm
2



i
=
2 2
) ( 56 , 1 ) ( t o +

=
2 2
) 375,42 ( 56 , 1 ) 508,49 ( +
= 691,68 kg/cm
2

ijin
= 1600 kg/cm
2
(OK)

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 50

2.7 Perhitungan Kolom Lantai 2
Dipakai Kolom baja dengan profil WF 300 x 300 x 11 x 17

Gambar Bentuk Profil WF 300 x 300 x 11 x 17
Ix = 23400 cm
4
ix = 13,2 cm h = 300 mm
Iy = 7730 cm
4
iy = 7,57 cm b = 300 mm
Wx = 1540 cm
3
A = 134,8 cm
2
tb = 11 mm
Wy = 514 cm
3
q = 106 kg/m ts = 17 mm

Ditinjau Kolom Lantai 2

Gambar Bentuk geometry kolom 300 x 300 x 11 x 17
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 51

Portal Bergoyang
Ditinjau kolom AB
Mencari panjang tekuk
Menurut PPBBI Bab IV pasal 3 yaitu untuk ujung kolom yang berupa jepit,
GA = 1


Selanjutnya untuk menentukan panjang tekuk sebuah batang yang merupakan
bagian dari portal kaku adalah menggunakan nomogram. Fungsi nomogram
menurut PPBBI yaitu untuk mengetahui koefisien tekuk.
Dari nomogram di atas diperoleh koefisien tekuk atau k = 0,65
Dari koefisien tekuk di atas maka didapat panjang tekuk / Lk adalah:
Lkx = k. L = 0,65 x 7 = 4,55 m
Lky = 7 m


Dari perhitungan x = 34,47 diperoleh data sebagai berikut:
a. Dari hasil pengamatan pada tabel 3 : daftar faktor tekuk pada mutu baja
BJ 36 PPBBI dengan = 34,47 adalah x = 1,18
b. Dari hasil pengamatan pada tabel 10 : Harga tegangan Euler PPBBI
dengan = 34,47 adalah Ex = 1793,70 kg/cm2
c. Untuk simpangan yang diperoleh dengan melihat pada tabel 11 PPBBI
untuk = 34,47 BJ 360 maka simpangan yang diperoleh adalah 0,09
Vx pada kolom AB adalah 7234 kg
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 52

Besarnya e* adalah tambahan eksentrisitas yang memperhitungkan faktor-faktor
tegangan sisa, torsi, eksentrisitas kebetulan, lipatan pada pelat dari bagian profil
kolom. Maka besarnya e* adalah sebagai berikut:


Maka Vx . e* = 7234 x 1,028 = 7434,92 kg.cm

Mencari besarnya


Yaitu lankah pertama dengan chek perubahan bentuk profil:
h/tb = 30/1,1 = 27,27 > 1,25 b/ts = 1,25. 30/1,7 = 23,33
maka profil tidak berubah bentuk

Ditinjau kolom AB
untuk menentukan statis tertentu atau tidak dengan cara melihat gambar bidang M
pada kolom. Bila gambar tidak ada perubahan tanda , dianggap statis tertentu. Dan
bila gambar ada perubahan tanda , dianggap statis tak tertentu.

Gambar diagram momen kolom lantai 2 (AB)
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 53

Maka menggunakan rumus statis tak tentu sebagai berikut:


Untuk menghitung C3 harus dicari nilai * dahulu dengan rumus:


maka nilai C3 adalah:


Maka dipakai rumus KIP sebagai berikut:



Sehingga nila adalah:




Dengan data yang ada sebagai berikut:
N = 7234 kg
Wx = 23400 cm3
x = 1,18
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 54

M max = 9573 kg.m = 957300 kg.cm



maka kontrolnya adalah sebagai berikut :


= 689,95 kg/cm2 < ijin = 1600 kg/cm2 OK
Kontrol pada Ujung Kolom


J adi KOLOM CUKUP KUAT








HANDIKA SETYA WIJAYA Page 55

2.8 Perhitungan Plat Kaki Kolom
a. Data perhitungan
Profil kolom Dipakai WF 300 x 300 x 11 x 17

Gambar Gaya-gaya dan momen yang terjadi pada tumpuan

h = 300 mm tb = 7 mm
b = 300 mm ts = 11 mm
Momen tumpuan = 8080,18 kgm = 808018 kgcm
Gaya horizontal (N) = 2521,86 kg
Gaya vertikal (Q) = 7234 kg
a. Menentukan ukuran pelat kaki
l = H (2 x ts)
l = 30 (2 x 17) = 28,3 cm
Agar efektif : Mmax = Mmin

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 56


a = 0,35 l = 0,35 x 28,3 cm = 9,91 cm dibulatkan 10 cm

B = 1 + 2a
= 1 + 0,7 l
B = 1,7 l = 1,7 x 28,3 cm = 48,11 cm dibulatkan 49 cm
B = L = 49 cm
Pada kenyataannya,



Gambar bentuk pelat kaki kolom yang direncanakan

HANDIKA SETYA WIJAYA Page 57


Gambar tampak samping pelat kaki kolom yang direncanakan



Gambar Diagram momen yang terjadi pada pelat kaki kolom


HANDIKA SETYA WIJAYA Page 58

b. MenentukanTebal Pelat Kaki Kolom
Ditinjau dari pias yang diarsir (gambar atas) kolom beton lantai 1 dianggap
sebagai pondasi kolom baja lantai 2 dengan nilai d= 25 kg/cm2


s = 2,24 cm

b. Perhitungan diamater baut angker



Gambar Letak baut yaitu 1/3 x dari tepi kiri


HANDIKA SETYA WIJAYA Page 59




y = 25, 93 cm
x = 0,89 y = 0,89 x 25,93 = 22,39 cm

Baut angker diletakkan 1/3 x dari ujung sebelah kiri = 1/3 x 22,39 = 7,46 cm


Gaya tarik yang dipikul angker = 6985,05 kg dengan perletakan angkernya
adalah 7,46 dari tepi kiri

Kalau dipakai 2 angker, maka satu angker menerima gaya tarik sebesar:



ijin tarik baja = 0,7 x 1600 = 1120 kg/cm2, maka luas tampang baut angker :


Sehingga dipakai baut dengan diameter 3,18 cm dengan penampang teras 3,18
cm2 > 3,12 cm2 OK

Luas bidang geser angker dengan pondasi beton
ijin tarik beton = 5 kg/cm2
HANDIKA SETYA WIJAYA Page 60

Anda mungkin juga menyukai