Anda di halaman 1dari 5

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 01, No.

01, Januari 2013



, 25

Gugus Fungsional, Mikrostruktur dan Struktur Keramik
Kalsium Silikat Berbasis Silika Sekam Padi pada Suhu 1100
o
C
dengan Teknik Reaksi Padatan
UlIah dan Dwi Asmi
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung
Jl. Prof. Soemantri Brodfonegoro No.01 Bandar Lampung
Email. ulfahfisikagmail.com dan asmidunila.ac.id
Diterima 20 September 2012, direvisi 05 Oktober 2012
Abstrak. Telah disintesis keramik kalsium silikat menggunakan bahan dasar bubuk abu
sekam padi dan kalsium oksida komersial dengan metode padatan (solid state). Bubuk
sekam padi dibakar selama 6 jam pada temperatur 750
o
C. Sintesis dilakukan dengan
mereaksikan bubuk abu sekam padi dan kalsium oksida dengan perbandingan massa sekam
padi dan CaO 1 : 1. Pellet kalsium silikat disintering pada suhu 1100
o
C. Karakterisasi
kalsium silikat menggunakan FTIR, SEM dan XRD. Spektrum FTIR menunjukkan pada
lebar pita antara 876,88 cm
-1
dan 1112,46 cm
-1
digolongkan |SiO
3
|
2-
, dimana diindikasikan
adanya CaSiO
3
. SEM menunjukkan terbentuknya kalsium silikat dengan Iasa berupa
wollastonite-2M dan juga masih terdapat Iasa cristobalite. Spektrum XRD menunjukkan
struktur Kristal keramik kalsium silikat yang didominasi oleh wollastonite-2M dan sudah
adanya Iasa wollastonite-1a.

Kata Kunci: Kalsium silikat, silika, sintering, FTIR, SEM, XRD

PENDAHULUAN
Indonesia sebagai Negara agraris banyak
produk pertanian yang dihasilkan tiap
tahunnya. Salah satu produk pertanian
yang dihasilkan dalam jumlah besar yaitu
padi. Sekam merupakan limbah dari padi.
Berbagai pemanIaatan sekam padi ini telah
dilakukan, tetapi selama ini hanya
digunakan sebagai bahan bakar untuk
pembakaran batu merah, pembakaran untuk
memasak atau dibuang begitu saja (Putro &
Prasetyo, 2007). Sekam padi merupakan
bahan baku terbesar penghasil silika
(Kalapathy, Proctor, & Schultz, 2002).
Silika sekam padi ini dapat diaplikasikan
sebagai bahan baku keramik. Keramik
adalah material anorganik, non logam yang
terdiri dari unsur-unsur logam dan non
logam yang berikatan secara bersama-sama
melalui ikatan ionik, dan/atau ikatan
kovalen (Smith, 1996).
Keramik Kalsium silikat (CaSiO
3
) atau
biasanya dikenal dengan nama wollastonite
merupakan senyawa yang diperoleh dengan
mereaksikan kalsium karbonat (CaCO
3
) dan
silika (SiO
2
). Kalsium silikat merupakan
mineral alami yang berwarna putih
kekuningan. Kalsium silikat ini
mengandung kalsium (Ca), silicon (Si) dan
oksigen (O
2
). Kalsium silikat (CaSiO
3
)
memiliki komposisi teoritis yaitu CaO
48,28 dan SiO
2
51,72. Kristal kalsium
silikat (CaSiO
3
) terbentuk pada suhu
sintering 1100
o
C yaitu berupa -CaSiO
3

dan 1300
o
C berupa u- CaSiO
3
(Nizami,
------------------------------
*Coresponding author:
E-mail: asmidunila.ac.id

UlIah dkk : Gugus Fungsional, Mikrostruktur dan Struktur Keramik Kalsium Silikat
Berbasis Silika Sekam Padi pada Suhu 1100
o
C dengan Teknik Reaksi Padatan
, 26
2003). Kalsium silikat biasanya digunakan
sebagai keramik terutama dinding ubin dan
dinnerware, plastic dan sebagai pengganti
selulosa alIa dan tepung kayu dalam
pembuatan kayu lapis (Crooks, 1999).
Proses pembuatan keramik dapat
dilakukan dengan berbagai teknik, salah
satu diantaranya adalah teknik rekasi
padatan. Metode ini memerlukan proses
sintering dalam suhu tinggi.Proses sintering
dalam suhu tinggi disini dimaksudkan agar
terjadi proses perubahan struktur mikro
seperti perubahan ukuran pori,
pertumbuhan butir (grain growth),
peningkatan densitas, dan penyusutan
massa. Proses sintering terjadi secara
bertahap untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan (Randall, 1991)
Paper ini menjelaskan tentang sintesis
dan karakterisasi keramik kalsium silikat
berbasis silika sekam padi dengan teknik
reaksi padatan pada suhu sintering 1100
o
C.
Karakterisasi keramik kalsium silikat
meliputi gugus Iungsional dengan
menggunakan FTIR, mikrostruktur sampel
dengan menggunakan SEM serta struktur
kristal dengan menggunakan XRD.

METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Februari sampai April 2012. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Fisika Material,
Jurusan Fisika Universitas Lampung.
Karakterisasi SEM di PPPGL dan XRD di
Laboratorium Geologi ITB, Bandung.
Karakterisasi FTIR dilakukan di
Laboratorium Biomass Kimia FMIPA
Unila. Sekam padi yang sudah dibersihkan
dan dikeringkan kemudian diproses untuk
dijadikan bubuk sekam padi. Untuk
mendapatkan silika dari sekam padi yaitu
dengan membakar bubuk sekam padi
selama 6 jam pada suhu 750
o
C kemudian
menggerusnya selama 1 jam. Untuk
mendapatkan keramik kalsium silikat, pada
penelitian digunakan bahan dasar berupa
bubuk abu sekam padi dan CaO komersial
menggunkan metode reaksi padatan dengan
perbandingan 1 : 1.
Proses sintesis keramik kalsium silikat
yaitu mencampurkan bubuk abu sekam padi
dan kalsium oksida dengan cara
menggerusnya selam 1 jam. Kemudian
sampel dibentuk berupa pellet dengan
menggunakan pressing hidrolic. Pellet
kalsium silikat yang dihasilkan disintering
pada suhu 1100
o
C dengan heating rate
5
o
C/menit.
Sampel kalsium silikat dikarakterisasi
dengan Fourier Transform Infra-Red
(FTIR) untuk melihat gugus Iungsi
(Varian/Scimitar 2000), Scanning Electron
Microscopv (SEM) untuk melihat
perubahan mikrostruktur (tipe JEOL/EO
dengan instrumen JSM-6360) dan untuk
melihat struktur kristal dengan
menggunakan X-Rav Diffraction (XRD)
tipe Philips dengan diIraktometer berupa
PW1710 Based.

HASIL DAN PEMBAHASAN
KARAKTERISASI FTIR
Hasil Karakterisasi gugus Iungsional
sampel keramik kalsium silikat

dengan
teknik FTIR menggunakan rentang
bilangan gelombang 4000 400 cm
-1
dapat
dilihat pada Gambar 1. Dalam Gambar 1
terlihat bahwa terdapat puncak bilangan
yang menunjukkan gugus Iungsional dari
keramik kalsium silikat yang disintering
pada suhu 1100
o
C.
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 01, No. 01, Januari 2013

, 27



Gambar 1 Hasil analisis spektrum FTIR pada suhu 1100
o
C dengan bilangan panjang gelombang 400-4000
cm
-1


Hasil analisis menunjukkan bilangan
panjang gelombang 466,77 cm
-1
dan 531,
93 cm
-1
merupakan ikatan vibrasi
bengkokan O-Si-O serta vibrasi rentangan
Ca-O. Puncak pada daerah 649,24 cm
-1

menunjukkan dua siIat yaitu vibrasi
bengkokan Si-O-Si dan mode rentangan Si-
O simetris. Bilangan panjang gelombang
719,94 cm
-1
memiliki siIat yang sama
seperti pada suhu 1000
o
C yaitu terjadi
vibrasi rentangan Si-O-Si (Luyt,
Dramicanin, Antic, & Djokovic, 2009).
Puncak pada daerah 876,88 cm
-1
dan
1112,46 cm
-1
menunjukkan (Podporska,
2008) vibrasi rentangan Si-O asimetris
dalam SiO
4
tetrahedron. Ikatan vibrasi
regangan CO terjadi pada daerah pada
bilangan panjang gelombang 1644,64 cm
-1
.
Dan pada lebar pita 876,88 dan 1112,46 cm
-
1
diindikasikan adanya CaSiO
3
(Bao, Zhao,
& Liu, 2010).

KARAKTERISASI SEM

Gambar 2 menunjukkan mikrostruktur
keramik kalsium silikat yang disintering
pada suhu 1100
o
C dengan perbesaran 5.000
kali. Hasil analisis menunjukkan bahwa
pada suhu 1100
o
C masih terdapat silika
berupa Iasa cristobalite dan sudah terbentuk
kalsium silikat berupa wollastonite-2M dan

Gambar 2 Mikrostruktur keramik kalsium silikat
pada suhu 1100
o
C

wollastonite-1a. Fasa yang mendominasi
dalam keramik kalsium silikat ini berupa
wollastonite-2M.

Gambar 2 juga menunjukkan adanya
retakan yang diakibatkan oleh Iasa
cristobalite yang masih dominan (Horvath
E. Z., 2008) serta pori-pori yang masih jelas
terlihat. Keseragaman dari butiran sampel
juga belum sempurna.

KARAKTERISASI XRD
Hasil karakterisasi keramik kalsium
silikat suhu 1100
o
C dengan menggunkan
XRD ditunjukkan pada Gambar 3.
Si-O-Si
O-Si-O
C=O
Si-O asimetris

UlIah dkk : Gugus Fungsional, Mikrostruktur dan Struktur Keramik Kalsium Silikat
Berbasis Silika Sekam Padi pada Suhu 1100
o
C dengan Teknik Reaksi Padatan
, 28

20 25 30 35 40 45 50 55 60
0
20
40
60
80
100
120
2(derajat)
I
n
t
e
n
s
i
t
a
s
(
c
a
c
a
h
a
n
)
w-2m
C
w-2m
w-2m
w-2m
w-2m
w-2m
w-2m
w-2m
w-2m
w-1a
w-2m
w-2m

Gambar 3 Pola diIraksi sinar-x smapel kalsium silikat yang disinterring pada suhu 1100
o
C

Gambar 3 menunjukkan struktur kristal
yang ada pada keramik kalsium silikat.
Pada suhu 1100
o
C terlihat bahwa kalsium
silikat sudah terbentuk dalam Iasa
wollastonite-2M (PDF 43-1460) dan sudah
mulai terbentuk Iasa wollastonite-1a
walaupun puncak tertinggi yang terlihat
hanya 1 saja. Hal ini mengindikasikan
bahwa semakin tinggi suhu sintering maka
Iasa kalsium silikat akan berubah menjadi
Iasa yang lebih sempurna. Fasa yang
mendominasi berupa wollastonite-2M yang
juga dapat disebut sebagai wollastonite
dengan Iasa - (Lee, 2005).

KESIMPULAN
Hasil FTIR menunjukkan bahwa pada
suhu sintering 1100 C terdapat gugus
Iungsi SiOSi, O-Si-O dan Si-O dan CO
dan pada puncak bilangan 876,88 dan
1112,46 cm
-1
diindikasikan sebagai
CaSiO3. Hasil SEM menunjukkan bahwa
mikrostruktur kalsium silikat terdapat
retakan karena adanya Iasa cristobalite
yang mendominasi dan keseragaman butir
belum sempurna. Spektrum XRD
menunjukkan bahwa Iasa wollastonite-2M
mendominasi dan sudah mulai terbentuk
Iasa wollastonite-1a. Kepada peneliti
selanjutnya disarankan melakukan Iabrikasi
dan karakterisasi keramik kalsium silikat
dengan abu sekam padi pada pembakaran
750
o
C selama 8 jam dengan suhu sintering
sampai 1300
o
C serta menambahkan uji
Iisis.

DAFTAR PUSTAKA
Bao, Q., Zhao, K., & Liu, J. (2010).
Characterization oI Wollastonite Coatings
Prepared by Sol-Gel on Ti Substrate.
Journal Coatings Technologv Research ,
vol 9, pp 189-193.
Crooks, A. (1999). Wollastonite in South
Australia. Australia. Department oI
Primary Industries and Resources South
Australia.
Horvath, Z., Toth, A., Sajo, I., Arato, P., &
PIeiIer, J. (2008). Microstructural
Characterization oI the Oxide Scale on
Nitride Bonded SiC-Ceramics. Ceramics
International , vol 34, pp 151-155.
Kalapathy, U., Proctor, A., & Schultz, J.
(2002). An Improved Method Ior
Production oI Silica Irom Rice Hull Ask.
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 01, No. 01, Januari 2013

, 29

Bioresource Technologv , vol 85, pp 285-
289.
Lee, S. J. (2005). Synthesis and Sintering
Behavior oI Wollastonite Fabricated by A
Polymer Solution Technique. Journal of
Processing Research , vol 6, pp 298-301.
Luyt, A., Dramicanin, M., Antic, Z., &
Djokovic, V. (2009). Morphology
Mechanical and Thermal Properties oI
Composites oI Polypropylene and
Nanostructured Wollastonite Filler.
Elsevier Journal of Polvmer Testing , vol
28, pp 348-356.
Nizami, M. (2003). Characterization oI A
Mineral Synthesized by Availing Silica
From Plant Source. Journal Material
Science Technologv , vol 19, pp 599-603.
Podporska, J. B. (2008). A Novel Ceramic
Material with Medical Aplication .
Processing and Aplication of Ceramics ,
vol 2, pp 19-22.
Putro, A., & Prasetyo, D. (2007). Abu
Sekam Padi Sebagai Sumber Silika pada
Sintesis Zeolit ZSM-5 Tanpa Menggunakan
Templat Organik. Akta Kimindo , vol 3, pp
33.
Randall, M. (1991). Fundamental of
Sintering Engineered Material Handbook.
USA. ASM International Handbook
Committee.
Saravanapavan, P., & Hench, L. (2003).
Mesoporous Calcium Silicate Glasses I
Synthesis. Journal of Non-Crvstalline
Solids , 318, 1-13.
Smith, W. (1996). Principles of Materials
Science and Engineering . Second Edition.
New York. McGraw Hill.

Anda mungkin juga menyukai