Anda di halaman 1dari 7

STRUKTUR MANAJEMEN UMUM RUMAH SAKIT

STRUKTUR SISTEM MANAJEMEN K3
















Manajer K3
Laboratorium
Chemical Safety
Biological Safety
Physical Safety
Transportation,
Building, Logistic
& Environment
Transportations
Safety
Building Safety
Environment
Occupational
health
Health
Promotion
Health
Monitoring
Ergonomic
Manajemen
emergensi
Medical
Emergency
Respon
Fire
Natural Disaster
Sekretaris
(Ahli K3)


Jobs Desk Struktur Manajemen K3
1. Manajer K3 : Sebaiknya diketuai oleh seorang manajemen senior terutama yang paham
tentang K3
Tugasnya:
- Memastikan sistem manajemen K3 dilaksanakan dan dipelihara sesuai dengan
Peraturan Pemerintah.
- Bertanggung jawab dan melaporkan kinerja sistem manajemen K3 untuk ditinjau dan
ditingkatkan.
- Sebagai coordinator dalam penyusunan rencana dan strategi pelaksanaan K3
Perusahaan.
- Memastikan keberlanjutan anggaran untuk program K3 Perusahaan.
- Membangun komunikasi internal dan eksternal perusahaan.
2. Sekretaris : Seorang ahli K3
- Sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan-kegiatan K3
- Menjamin tersedia dan dilaksanakannya prosedur, panduan teknis, dan persyaratan
K3 sesuai dengan persyaratan peraturan perundangan
- Menjamin dilakukannya identifikasi setiap proses kerja dan kegiatan yang
mengandung potensi bahaya dan risiko terhadap keselamatan dan kesehatan
karyawan dan upaya tindakan pengendaliannya.
- Pencatatan dan pelaporan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di
perusahaan
3. Laboratorium
- Membuat rencana kegiatan bagian laboratorium
- Identifikasi resiko fisik, kima dan biologi yang ada di perusahaan
- Membuat SOP kegiatan
4. Transportasi, Bangunan, Peralatan dan Lingkungan
- Identifikasi resiko bahaya sector transportasi, Bangunan, peralatan dan Lingkungan
- Penyedia sarana dan prasarana kebutuhan promosi K3.
- Membuat SOP kegiatan
- Membuat rencana kegiatan
5. Occupational Health/Kesehatan Kerja
- Melaksanakan promosi K3
- Melaksanakan monitoring kesehatan
- Identifikasi sector ergonomic perusahaan
- Membuat rencana kegiatan
6. Manajemen Emergency
- Melaksanakan medical emergency respon (pelayanan 1x24 jam)
- Identifikasi bahaya kebakaran serta perencanaan pengendalian/pencegahan
- Manajemen bencana alam




1. Kebijakan K3 Rumah Sakit Sumber Waras

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada setiap tindakan medis/non medis yang
mempunyai risiko penularan penyakit di lingkungan rumah sakit, sesuai SOP yang
mengacu pada ketentuan Kemenkes.
Tujuan : mencegah penularan penyakit/infeksi dari interaksi petugas kesehatan-pasien-
lingkungan, yang terdapat di lingkungan rumah sakit.
Sasaran : seluruh petugas medis/non medis yang kontak dengan potensi penularan
penyakit/ infeksi pada lingkungan rumah sakit.
Rumah Sakit Sumber Waras mengimplementasikan penggunaan APD (alat pelindung
diri) dan dalam penerapannya. Direksi dan seluruh insan Rumah Sakit Sumber Waras
berkomitmen untuk:
1. Menerapkan penggunaan APD lengkap pada seluruh petugas rumah sakit pada saat
bekerja, sesuai tujuan dan sasaran perusahaan.
2. Meningkatkan kesadaran budaya risiko penyakit/infeksi menular dalam keseharian
kerja sehingga menjadi bagian yang terintegrasi dengan praktik pengobatan dan
perawatan di rumah sakit dan pengambilan keputusan.
3. Menjadikan penggunaan APD lengkap sebagai dasar penyusunan anggaran berbasis
risiko untuk mencapai realisasi setiap proses pengobatan dan perawatan secara efektif
dan efisien.
4. Mensosialisasikan dan membudayakan kebijakan kepada seluruh insan di rumah sakit
dengan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan kesadaran tentang
bahaya risiko penularan penyakit/infeksi.
5. Menjadikan hasil identifikasi, analisis, evaluasi dan penanganan terhadap risiko
sebagai dasar pemeriksaan dan pengawasan (Risk Based Audit) dalam rangka
peningkatan dan akutabilitas.
6. Selalu menginformasikan kejadian risiko yang menyebabkan kerugian rumah sakit dan
pengelola risiko di setiap unit ruang pengobatan/perawatan serta melaporkan realisasi
pengendalian dan penanganan (mitigasi) risiko secara berkala sebagai bahan kaji ulang
untuk proses pelaksanaan kebijakan yang berkesinambungan.

Kebijakan ini dikomunikasikan secara terus-menerus kepada seluruh stakeholder untuk
dipahami serta dievaluasi keefektifannya secara berkala.

26 November 2013

TTD
Muhajirin
Derektur Utama


2. Perencanaan Program Kebijakan K3
Nama pelatihan ini adalah Mencegah lebih baik dari pada mengobati
Biaya: biaya pelaksaan program ini dianggarkan oleh PT. Pupuk Kaltim dengan rincian:
Trainer : Rp. 1.000.000,00
Peralatan pelatihan ( set APD lengkap @500 orang ) : Rp. 5.000.000,00
Konsumsi 500 peserta @ Rp. 20.000,00 : Rp. 10.000.000,00
Total : Rp. 16.000.000,00
Tim : tim pelaksanaan pelatihan ini adalah:
Penanggung jawab : Direktur Utama
Ketua pelaksana : Manajer K3
Wakil pelaksana : Manajer SDM
Sekretaris : Sekretaris K3
Bendahara : Manajer Keuangan
Anggota : Staf bagian K3.
Indikator keberhasilan : 100 % peserta dan panitia mengikuti program pelatihan ini,
sehingga hasil program ini diharapkan maksimal untuk upaya pengendalian risiko
penularan penyakit/infeksi di lingkungan rumah sakit.
Waktu pelaksanaan : program ini dilaksanakan setiap 6 bulan sekali.
Risk : Program Latihan membudayakan penggunaan APD lengkap berupaya
mengendalikan risiko melalui pengendalian teknis terhadap bahaya penularan
penyakit/infeksi di lingkungan rumah sakit.
Hazard : Potensi bahaya penularan penyakit yang bisa ditimbulkan dari interaksi antara
pasien, petugas, obat-obatan, cairan biologis dan kimia, alat kesehatan, dll di lingkungan
rumah sakit.
3. Pelaksanaan Kebijakan K3
a. Mempromosikan kebijakan K3 ke semua petugas RS
b. Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kelompok di
dalam organisasi RS. Fungsinya memproses individu dengan perilaku tertentu
agar berperilaku sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya sebagai produk
akhir dari pelatihan.
c. Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku diantaranya :
- Pemeriksaan kesehatan petugas (prakarya, berkala dan khusus)
- Penyediaan alat pelindung diri dan keselamatan kerja
- Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat
- Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan
- Pengobatan pekerja yang menderita sakit.
- Menciptakan lingkungan kerja yang hIgienis secara teratur, melalui monitoring
lingkungan kerja dari hazard yang ada
- Melaksanakan biological monitoring


- Melaksanakan surveilans kesehatan pekerja

4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja
Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di RS adalah salah satu fungsi
manajemen K3 RS yang berupa suatu langkah yang diambil untuk mengetahui dan
menilai sampai sejauh mana proses kegiatan K3 RS itu berjalan, dan mempertanyakan
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu kegiatan K3 RS dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Pemantauan dan evaluasi meliputi :
a. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi ke dalam sistem pelaporan RS
(SPRS);
- Pencatatan dan pelaporan K3
- Pencatatan semua kegiatan K3
- Pencatatan dan pelaporan KAK
- Pencatatan dan pelaporan PAK
b. Inspeksi dan pengujian
Inspeksi K3 merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3 secara umum
dan tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3 di RS dilakukan secara berkala,
terutama oleh petugas K3 RS sehingga kejadian PAK dan KAK dapat dicegah
sedini mungkin. Kegiatan lain adalah pengujian baik terhadap lingkungan maupun
pemeriksaan terhadap pekerja berisiko seperti biological monitoring (Pemantauan
secara Biologis).
c. Melaksanakan audit K3
Audit K3 yang meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan, karyawan
dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur, pengembangan karyawan
dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian.
Tujuan Audit K3 :
- Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan
- Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai ketentuan
- Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta pengembangan
mutu.
Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil temuan dari audit, identifikasi,
penilaian risiko direkomendasikan kepada manajemen puncak.
Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen secara berkesinambungan
untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan K3.








5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja

Tinjauan ulang penerapan kebijakan SMK3:
1. evaluasi terhadap kebijakan K3
Dari penilaian hasil audit K3 seberapa patuh kebijakan dilaksanakan oleh sasaran, dan
tercapainya tujuan, sehingga efektivitas pengendalian potensi penularan penyakit/infeksi
di lingkungan RS bisa tercapai.
2. tujuan, sasaran dan kinerja K3
Ketercapaian tujuan dan efektivitas sasaran perlu ditingkatkan dengan modifikasi
pendekatan, sehingga mengurangi rasa kejenuhan pada sasaran yang menerapakan
kebijakan K3.
3. hasil temuan audit SMK3
Dari hasil temuan audit SMK3 tentang kejadian yang diakibatkan oleh potensi dan risiko
bahaya di tempat kerja, bisa jadi acuan untuk peninjauan kembali kebijakan K3 sehingga
dengan memperbaiki kebijakan yang kurang efektif.
4. evaluasi efektifitas penerapan SMK3, dan kebutuhan untuk pengembangan SMK3.
Efektifitas penerapan kebijakan K3 harus dievaluasi dan hasilnya biasa jadi bahan untuk
peningkatan dan pengembangan sistem manajemen K3.

Anda mungkin juga menyukai