1. Filosofi, Visi, Misi, Motto,Tujuan Dan Peran, Dan Fungsi a. Filosofi Kesembuhan, keselamatan, dan kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami. b. Visi Menjadi pilihan utama masyarakat dan rujukan dalam pelayanan intensif. c. Misi 1) Menyelenggarakan pelayanan intensif dengan mengutamakan kepuasan pelanggan. 2) Menerapkan pelayanan kesehatan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung oleh SDM yang profesional. 3) Berperan serta dalam mensejahterakan masyarakat malalui pelayanan intensif. 4) Membangun kemitraan dengan seluruh pihak terkait. d. Motto Senyumku adalah obatmu, ketulusanku adalah kesembuhanmu e. Tujuan Dan Peran Terciptanya unit pelayanan intensif yang bermutu tinggi didukung sarana dan prasarana dengan tenaga yang profesional serta dilandasi sentuhan manusiawi sehingga tercapai pelayanan yang optimal dalam bidang pelayanan dan pendidikan.
2. Kebijakan Pelayanan Instalasi Rawat Intensif Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Dr Soehadi Prijonegoro a. Fungsi dan Kewenangan Kepala Instalasi Rawat Intensif 1) Fungsi kepala instalasi rawat intensif a) Pengelolaan pasien
Mampu berperan sebagai pemimpin dalam memberikan pelayanan di Instalasi Rawat Intensif, menggabungkan dan melakukan titrasi layanan pada pasien berpenyakit komplek atau cedera termasuk gagal organ multi sistem. b) Manajemen unit Berpartisipasi aktif dalam aktifitas-aktifitas manajemen unit yang diperlukan untuk memberi pelayanan-pelayanan intensif yang efisien, tepat waktu, dan konsisten. 2) Kewenangan kepala instalasi rawat intensif Kepala Instalasi Rawat Intensif bertanggung jawab atas kesesuaian indikasi perawatan pasien di Instalasi Rawat Intensif. Bila kebutuhan masuk ICU melebihi tempat tidur yang tersedia Kepala Instalasi Rawat Intensif menentukan berdasarkan prioritas kondisi medis. b. Kriteria Masuk Keluar Instalasi Rawat Intensif 1) Pasien masuk dan keluar Instalasi Rawat Intensif harus atas dasar pertimbangan medik dokter spesialis dan tim yang merawat pasien. 2) Indikasi pasien masuk Instalasi Rawat Intensif: (a) Pasien prioritas 1 (satu) Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi, seperti dukungan ventilasi, obat-obat vasoaktif kontinyu, obat antiaritmia kontinyu maupun pengobatan kontinyu tertitrasi. (b) Prioritas 2 (dua) Adalah pasien yang mempunyai kecenderungan untuk menjadi kritis sehingga perlu pelayanan pemantauan canggih di Instalasi Rawat Intensif. (c) Prioritas 3 (tiga) Adalah pasien yang sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya atau penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi. Pasien
mendapat terapi intensif untuk mengatasi kegawatan akutnya dan usaha terapi mungkin tidak perlu dilakukan intubasi dan RJPO. (d) Prioritas 4 (empat) Jenis pasien tersebut umumnya tidak mempunyai kriteria yang sesuai untuk ICU-ICCU, dan hanya dapat masuk dengan pertimbangan seperti dalam keadaan luar biasa, atau atas persetujuan Kepala Instalasi ICU-ICCU, dan pasien tersebut harus dikeluarkan bila fasilitas yang terbatas ICU dapat dipergunakan pasien dengan prioritas 1,2,3. 3) Indikasi pasien keluar dari Instalasi Rawat Intensif a) Prioritas 1 (satu) Adalah bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, atau bila prognosis jangka pendek jelek dengan kemungkinan kesembuhan atau manfaat dari terapi intensif kontinyu adalah kecil. b) Prioritas 2 (dua) Adalah bila kemungkinan untuk mendadak memerlukan terapi intensif telah berkurang. c) Prioritas 3 (tiga) Bila kebutuhan terapi intensif telah tidak ada lagi, tetapi pasien dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan kesembuhannya atau manfaat dari terapi intensif kontinyu adalah kecil. 4) Penggunaan, Pemeliharaan dan Perbaikan Peralatan Instalasi Rawat Intensif a) Instalasi Rawat Intensif wajib mempunyai dan menggunakan peralatan sesuai dengan ICU sekunder. b) Peralatan di Instalasi Rawat Intensif wajib dikalibrasi.
c) Instalasi Rawat Intensif Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soehadi Prijonegoro memberikan pelayanan intensif dengan kapasitas 6 (enam) tempat tidur. d) Penggunaan peralatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu kelancaran pelayanan di Rawat Intensif. 5) Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat Prosedur pelayanan permintaan perbekalan farmasi dari ruangan: a) Kepala ruang meminta kepada bagian farmasi . b) Kepala ruang dan petugas farmasi mencatat perbekalan farmasi yang dikeluarkan sesuai kebutuhan. c) Kepala ruang dan petugas farmasi cross check sisa persediaan perbekalan farmasi disertai bukti barang keluar. d) Apabila sudah cocok bukti barang keluar di tandatangani petugas ruang.Kepala ruang mencatat perbekalan farmasi yang diperlukan. 6) Pengisian dan Penyimpanan Rekam Medis a) Pengisian rekam medik di Rawat Intensif Diisi oleh petugas administrasi, tersedia lembar monitoring pasien. b) Penyimpanan rekam medik di Rawat Intensif Rekam medik disimpan di unit Rekam Medik. 7) Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan a) Pencatatan dilakukan dengan lembar monitoring. b) Dokter penanggung jawab pelayanan bertanggung jawab atas semua tindakan yang dilakukan. c) Pelaporan pelayanan Rawat Intensif terdiri dari jenis indikasi pasien masuk dan jumlahnya, penggunaan alat bantu, lama dirawat, keluaran hidup atau meniggal. 8) Evaluasi Hasil Perawatan Pasien
Dilaksanakan sistem skoring prognosis, apabila sistem skoring prognosis sudah dilaksanakan, monitoring dilakukan dengan membandingkan sistem skoring prognosis dengan keluaran aktual. 9) Tata Cara dan Indikasi Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi a) Tata cara pemeriksaan laboratorium dan radioogi pasien Instalasi Rawat Intensif dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku. b) Setiap pasien yang dirawat di Instalasi Rawat Intensif minimal harus dilakukan pemeriksaan darah rutin, GDS, SGOT, SGPT, ureum dan kreatinin pada pasien ICCU. c) Pemeriksaan radiologi pada pasien Instalasi Rawat Intensif di Instalasi Radiologi dilakukan dengan memperhatikan kemungkinan sarat transportable. 10) Pelaksanaan Program K3 di Instalasi Rawat Intensif a) Di ruang rawat intensif wajib dilakukan uji udara dan uji usap lantai setiap 6 bulan. b) Petugas di Instalasi Rawat Intensif harus dilakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. c) Penangaan kecelakaan dan bencana di Instalasi Rawat Intensif harus senantiasa mengutamakan keselamatan pasien dan dilaksanakan sesuai dengan alur penanganan kecelakaan dan bencana yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soehadi Prijonegoro. 11) Konsultasi antar dokter spesialis/konsulen Konsultasi antar dokter spesialis/konsulen di Instalasi Rawat Intensif dilakukan secara tertulis dan harus segera dilaksanakan.
3. Sarana Dan Prasarana
Instalasi Rawat Intensif merupakan unit pelayanan fungsional yang melaksanakan kegiatan pelayanan pada pasien dengan kondisi sakit berat / kritis. Agar kegiatannya dapat terlaksana dengan baik perlu dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memenuhi standar. Sarana dan prasarana yang disediakan dalam penyelenggaraan pelayanan Instalasi Rawat Intensif adalah sebagai berikut: a. Gedung Gedung adalah bangunan fisik yang berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan pelayanan Instalasi Rawat Intensif. 1) Bentuk unit yang terbuka (bangsal) untuk setiap tempat tidur. 2) Dilengkapi tempat cuci tangan dengan kran yang dapat dijalankan dengan siku. 3) Penerangan yang cukup untuk bekerja dan dilengkapi dengan sumber listrik yang dibumikan. 4) Jendela harus dapat dibuka. 5) Jarak ideal antara tempat tidur paling sedikit 2 meter. 6) Nurse station. 7) Ruang ganti perawat. 8) Ruang kepala instalasi. 9) Toilet. 10) Gudang penyimpanan peralatan kesehatan. 11) Ruang tunggu keluarga pasien.
b. Peralatan kedokteran dan keperawatan serta obat-obatan. Peralatan canggih untuk menunjang fungsi vital tubuh dan monitoring keadaan/ kondisi pasien dengan sakit berat. 1) Sumber oksigen sentral lengkap dengan humidifikasi. 2) Alat resusitasi. 3) Stetoskop, tensimeter, dan termometer. 4) Central Bed side monitor. 5) Alat infuse pump dan syringe pump.
6) Peralatan vena akses. 7) Defibrilator. 8) Ventilator 9) Trolley emergency. 10) Alat penunjang hidup: ventilator. 11) Suction mobile. 12) Lampu tindakan. 13) Alat pengukur suhu tempat tidur yang dilengkapi pagar disisi, dapat diubah posisi. 14) Linen 1:3 15) Obat-obat emergency. 16) Infuse warmer / blood warmer. c. Perlengkapan kantor 1) Meja 2) Alat tulis kantor 3) Alat komunikasi 4) Komputer 5) Almari arsip 6) Kulkas d. Pedoman pelayanan Instalasi Rawat Intensif 1) Pedoman pelaksanaan Administrasi dan Manajemen Pelayanan Instalasi Rawat Intensif (ICU-ICCU). 2) Pelayanan Medis dan Standar Terapi 3) Standar Asuhan Keperawatan e. Dana Pendanaan operasional pada kegiatan pelayanan Instalasi Rawat Intensif (ICU-ICCU) bersumber pada anggaran dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soehadi Prijonegoro, APBD dan APBN f. Ketenagaan Ketenagaan di Instalasi Rawat Intensif meliputi tenaga medis fungsional dan keperawatan serta administrasi. Jumlah tenaga
kesehatan total ada 18 orang terdiri dari perawat 13 orang, bidan 4 orang, administrasi 1 orang. Dokter ahli anestesi 1 orang sebagai penanggung jawab instalasi rawat intensif. Tenaga medis terdiri dari: 1) Dokter spesialis jantung 2) Dokter spesialis penyakit dalam 3) Dokter spesialis syaraf 4) Dokter spesialis anak 5) Dokter spesialis obstetri dan ginekologi 6) Dokter spesialis bedah umum 7) Dokter spesialis urologi 8) Dokter spesialis bedah orthopedi Tenaga keperawatan terdiri dari: (50% platihan ICU, 50% pelatihan PPGD) 1) Perawatan bersertifikat trampil dalam perawatan kekritisan 2) Perawatan bersertifikasi ACLS Tenaga administrasi
Kepala Instalasi dr. Hanifa Agung, Sp. An, M. Sc Kepala Ruang Agus Setyabudi, SST
Wakil Kepala Ruang Widaryanto, AMK Ketua Tim Shift I Widaryanto, S.Kep Anggota Tim I Atik Suryani, AMKeb Marsito, AMK Toufik Ismail, AMK Atik Suwarni, AMK Sri Widyastuti, AMK
Ketua Tim Shift II Joko Suyanto, SKP Ketua Tim Shift III Isdiyati, SKP
KepalaBidang Keperawatan dr. Hargiyanto Wakil Kepala Ruang Widaryanto, SKP Anggota Tim II Erni Puji A, AMK Herawati, AMK Dwi Indawati, AMK Didik P, AMK Anggota Tim III Sri Indarwati, AMKeb Dewi Untari, AMKeb Darmini, AMK
Bagan 4.9. Struktur Organisasi Instalasi Pelayanan Intensif RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen
4. Jumlah Pasien ICU-ICCU RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Tahun 2013 Tabel 4.19. Jumlah Pasien ICU-ICCU RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen tahun 2013 Bulan Jumlah Sensus Harian Dipindahkan Ke Ruang Lain Pulang Hidup Pulang Mati Jumlah < 48 jam >48 jam Januari 117 19 2 20 10 51 Februari 151 23 1 10 9 43 Maret 155 32 4 10 10 56 April 146 22 7 11 6 46 Mei 168 23 2 15 15 55 Juni 126 27 0 8 11 46 Juli 145 36 3 11 11 61 Agustus 167 32 7 9 7 55 September 162 34 2 10 7 53 Oktober 129 30 1 18 8 57 November 143 34 4 5 10 53 Desember 158 32 2 6 17 57 Jumlah 1767 344 35 133 121 633
Tabel 4.20. Jumlah Pasien ICU-ICCU RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen tahun 2013 Bulan Jumlah Sensus Harian Dipindahkan Ke Ruang Lain Pulang Hidup Pulang Mati Jumlah < 48 jam >48 jam Januari 165 40 5 9 11 65 Februari 180 39 3 8 15 65 Maret 190 42 6 5 16 69
5. Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak ICU-ICCU RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2013 Tabel 4.21. 10 Besar Penyakit Terbanyak ICU-ICCU RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2013
No Kode ICD Penyakit Jumlah 1 I64 Stroke non Haemorrhage 28 2 I61.9 Stroke Haemorrhage 24 3 I25.9 Penyakit Jantung Koroner 23 4 N18.0 End-Stage Renal Disease 11 5 I48 Atrial Fibrilation 10 6 I45.1 Right Bundle Branch Block 6 7 I11.0 Hypertensive Heart Failure 6 8 E11.9 DM tak Tergantung Insulin 4 9 J44.9 PPOK 3 10 I44.7 Left Bundle Branch Block 3
Tabel 4.22. 10 Besar Penyakit Terbanyak ICU-ICCU RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen bulan Januari-Maret Tahun 2014 No Kode ICD Penyakit Jumlah 1 I61.9 INTRACEREBRAL HAEMORRHAGE, UNSPECIFIED 19 2 S06.0 CONCUSSION 6 3 I64 STROKE, NOT SPECIFIED AS HAEMORRHAGE OR INFARCTION 5 4 I21.0 ACUTE TRANSMURAL MYOCARDIAL INFARCTION OF INTERI OR WALL 5 5 I63.9 CEREBRAL INFARCTION, UNSPECIFIED 4 6 N18.0 END-STAGE RNAL DISEASE 4 7 I21.0 ACUTE TRANSMURAL MYOCARDIAL INFARCTION OF INTERI OR WALL 4 8 I20.0 UNSTABLE ANGINA 4 9 I48 ATRIAL CARDIAC ARRHYTHMIAS 3 10 I25.2 OLD MYOCARDIAL INFARCTION 2
6. Evaluasi Permasalahan di ICU: a. Kurangnya alat-alat untuk keadaan emergency seperti emergency generator set apabila mati lampu
Membuat kebijakan manajemen risiko apabila di ruang perawatan intensif mati lampu Menyediakan generator set b. Dokter jaga yang belum full Time di ICU-ICCU. Delegasi dokter umum yang bersertifikasi minimal ACLS untuk full-time 24 jam di ICU-ICCU c. Kekurangan jumlah tenaga medis di ICU-ICCU. Jumlah tenaga medis perlu ditambah. Perbandingan perawat dengan pasien yaitu 1:1. Diharapkan adanya penambahan tenaga medis untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis ICU dan ICCU yang nantinya terpisah. Ketenagaan untuk ICU-ICCU yang baru membutuhkan 18 orang. d. Kurang cepatnya akses keluar untuk menghububungi dokter ahli apabila ada kegawatan. Membuat telepon khusus ICU-ICCU untuk akses keluar dalam mempercepat menghubungi dokter ahli. e. Persediaan linen yang kurang. Diharapkan adanya penambahan linen karena idealnya perbandingan antara bed dan linen yaitu 1:3.