RSUD PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO BULAN APRIL 2014
Disusun oleh : Kelompok VII
SEPTA PRATAMA UII LATIFAH DIKDAYANI UAD SARINI USB RATNA USB EKA UMP
PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO 2014
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bahwa pelayanan farmasi di rumah sakit diselenggarakan oleh instalasi farmasi rumah sakit yang dipimpin oleh seorang apoteker. Instalasi farmasi rumah sakit mempunyai dua fungsi, yaitu mengelola perbekalan farmasi dan memberikan pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan. . Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru (patient oriented) dengan filosofi asuhan kefarmasian atau pharmaceutical care. Rumah sakit di Indonesia belum melakukan kegiatan pelayanan farmasi seperti yang diharapkan, mengingat beberapa kendala antara lain kemampuan tenaga farmasi, terbatasnya pengetahuan manajemen rumah sakit akan fungsi farmasi rumah sakit, kebijakan manajemen rumah sakit, terbatasnya pengetahuan pihak-pihak terkait tentang pelayanan farmasi rumah sakit. Akibat kondisi ini maka pelayanan farmasi rumah sakit masih bersifat konvensional yang hanya berorientasi pada produk yaitu sebatas penyediaan dan pendistribusian. Pengembangan mutu di rumah sakit dibuat dengan berbagai cara oleh pihak rumah sakit maupun pemerintah. Namun disayangkan upaya- upaya tersebut jarang dievaluasi, apakah pasien merasa nyaman di Rumah Sakit dan apakah Rumah Sakit sudah menunjukkan mutu pelayanan yang baik. Hal-hal dibawah ini menjadi harapan dalam pelayanan kesehatan, antara lain: 1. Sarana dan prasarana di Rumah Sakit apakah nyaman atau tidak. 2. Kemudahan mendapatkan pelayanan. 3. Kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan, mulai dari pendaftaran sampai pasien mendapatkan obat.
Berdasarkan Standart Pelayanan Rumah Sakit Kepmenkes No. 129/Menkes/SK/II/2008, indikator pelayanan farmasi adalah :
B e b N I n
A. Tujuan 1. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan resep (standar waktu) di Satelit Farmasi Rawat Inap RSMS 2. Untuk meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan resep di Satelit Farmasi Rawat Inap RSMS, yaitu pelayanan resep yang cepat dan tepat (tidak terjadi medication error). 3. Untuk mengetahui dimana letak kelemahan-kelemahan yang dapat memperlama pelayanan resep di Satelit Farmasi Rawat Inap RSMS, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan dalam rangka meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan resep.
No. Indikator Standar 1 Waktu tunggu pelayanan a. Non Racikan b. Racikan
a. 30 menit b. 60 menit 2 Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 100 % 3 Kepuasan pelanggan 80 % 4 Penulisan resep sesuai formularium 100 % BAB II METODOLOGI
A. ALAT Alat yang digunakan untuk mengukur waktu pelayanan resep instalansi rawat inap RSMS adalah: 1. Lembar Pengumpulan Data (LPD) yang berisi nomor resep, waktu pelaksanaan yang disesuaikan dengan alur resep. Pengambilan data dilakukan dengan membedakan jenis resep racikan dan non racikan, jenis kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan resep, waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan pelayanan resep dan total waktu pelayanan resep. 2. Alat pengukur waktu tunggu pelayanan berupa jam yang telah disamakan disetiap tahap yang dihitung.
B. METODE Metode yang digunakan untuk mengukur waktu pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rawat Inap adalah metode pengumpulan data secara prospektif dengan cara menggunakan LPD yang diisi oleh evaluator pada saat akhir mengerjakan resep. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam evaluasi dispensing time adalah sebagai berikut: 1. Perhitungan perkiraan sampel dengan mempertimbangan banyakknya resep cito di apotek rawat inap dan disepakati dengan penanggungjawab apotek rawat inap bahwa sampel diambil 1/3 dari jumlah resep masuk cito. 2. Menyiapkan Lembar Pengumpul Data (LPD) . 3. Memperhatikan resep cito yang masuk pada penerimaan resep an mencatat waktu pada LPD 4. Mencatat waktu akhir pelayanan resep pada tiap-tiap tahapan pelayanan resep pada LPD. 5. Data yang telah diisi kemudian di rekapitulasi sehingga dapat diketahui rata-rata waktu (menit) tunggu pelayanan resep. 6. Hasil perhitungan rata-rata waktu tunggu dievaluasi kesesuaiannya dengan standard yang berlaku. Perhitungan persen pencapaian target dihitung dengan cara melihat kesuaian waktu total tunggu per resep dengan standar yang berlaku. Jika belum sesuai, pada tahap manakah yang harus dibenahi/ faktor apa saja yang dapat menyebabkan pelayanan resep menjadi lambat.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Berdasarkan hasil rekapitulasi dispensing time di Satelit Farmasi Rawat Inap RSMS, maka diperoleh analisis hasil penghitungan rata-rata waktu pelayanan resep dan persen pencapaian target sebagai berikut:
Tabel 1. Waktu tunggu (dispensing time) dan persen pencapaian target pelayanan di Instalasi Farmasi Rawat Inap RSMS
B. Pembahasan B. Saran
DAFTAR PUSTAKA Buhang dan Hasanbasri, 2006, Waktu Tunggu dan Cara Pembayaran di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Aloei Saboe Gorontalo, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kepmenkes, 2004, Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Kepmenkes, 2008, Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Siregar, C.J.P., Amalia L., 2004. Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Penerapan, Edisi Pertama, EGC, Jakarta.