Anda di halaman 1dari 5

Eksplorasi bijih besi di bawah permukaan laut

dengan metode sonar


1.Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang di anugrahi oleh Allah SWT kekayaan laut
yang melimpah termasuk juga mineral-mineral berharga yang terdapat di dalamnya, tetapi hal itu
belum bisa di eksplorasi secara maksimal hal ini membutuhkan sistem alat yang canggih untuk
menunjang eksplorasi bawah laut salah satunya menggunakan teknologi akustik bawah air. Hal
ini sudah sangat di kenal dengan sebutan teknologi akustik yang tidak lain adalah penggunaan
gelombang suara yang dalam dunia navigasi disebut Sonar atau Echosounder dan sejenisnya.
Dengan pendekatan fungsi, Sonar atau Echo sounder pada teknologi navigasi dapat disetarakan
dengan penggunaan Radar untuk pendeteksian objek di permukaan air.

2.Metode ekplorasi
Sonar adalah suatu metode yang memanfaatkan perambatan suara di dalam air untuk
mengetahui keberadaan obyek yang berada di bawah permukaan kawasan perairan. Suatu alat
navigasi elektronik dengan menggunakan energi acoustic dalam bentuk sistem gema, yang
dipasang di kapal untuk mengetahui kedalaman suatu perairan, bentuk dasar suatu perairan, serta
untuk memperoleh informasi yang ada di perairan, terdapat dua instrument yang dikenal yaitu
Echo Sounder (penduga gema) merupakan salah satu alat yang kerap digunakan dalam kajian
sains kelautan terutama digunakan untuk menentukan atau mengukur kedalaman air dimana
kedalaman dasar laut dapat dihitung dari perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan
pulsa suara, keadaan permukaan dasar lautan, serta sebagai perekam kedalaman (depth recorder)
dan Doppler Log yang digunakan untuk mengukur kecepatan kapal.
Secara garis besar sistem kerja sebuah peralatan sonar adalah mengeluarkan sumber
bunyi yang akan menyebar di dalam air. Bunyi ini akan dipantulkan oleh obyek di dalam air dan
diterima kembali oleh sistem sonar tersebut. Berdasarkan penghitungan kecepatan perambatan
suara di dalam air maka letak obyek di dalam air tersebut dapat diketahui jaraknya dari sumber
suara. Pada peralatan sonar yang lebih canggih, bentuk fisik ataupun bahan pembentuk obyek itu
dapat diketahui juga.


Gambar 2. Hull Mounted Sonar (HMS)


Gambar 3. Self Propelled Variable Depth Sonar (SPVDS)



Untuk mendeteksi suatu objek-objek yang kecil maka diperlukan pancaran sonar (beam) baik
secara vertical dan horizontal dengan tingkat pancaran yang tinggi serta tingkat lintasan yang
kecil. Untuk mengurangi pelaksanaan operasionalnya dengan kebutuhan akan awak operator
maka kebutuhan sonar dengan sistem otomatis deteksi dan jalur target haruslah tersedia. Desain
sebuah alat sonar sistem minimal untuk keperluan pemeliharaan adalah adanya jaminan yang
meyakinkan bahwa peralatan tersebut dapat dioperasikan dalam masa waktu yang lama dalam
kondisi unit-unit peralatan yang sifatnya tenggelam dalam air laut.


Dua Jenis Sonar
Alat sonar pertama digolongkan sebagai sonar pasif, di mana tidak ada sinyal yang
dikirim keluar.

Gambar 4. Sonar Pasif


Pada tahun 1918 Inggris dan AS membuat sistem aktif, di mana sinyal sonar aktif dikirim
dan diterima kembali. Misalnya saja untuk mengetahui jarak satu obyek, petugas sonar
mengukur waktu yang diperlukan oleh sinyal sejak dipancarkan hingga diterima kembali. Karena
tidak ada sinyal yang dikirim pada sistem pasif, alat hanya untuk mendengarkan. Pada sistem
pasif maju, ada bank data sonik (sumber bunyi) yang besar. Sistem komputer menggunakan bank
data tadi untuk mengenali kelas kapal, juga aksinya (kecepatan atau senjata yang ditembakkan).




Gambar 5. Sonar Aktif

Jenis sonar aktif yang baru dapat djumpai pada model CSDS-805, konfigurasinya terdiri atas
peralatan-peralatan bawah air, kabel dan perlengkapan berbasis di pantai. Sebuah unit peralatan
bawah air masih memiliki sebuah unit elektronik pengirim sonar dan sebuah transducer omni-
directional. Kabel yang dipergunakan memiliki serap optik untuk kebutuhan komunikasi dan
konduktor tembaga untuk kebutuhan penyaluran power yang menghubungkan unit peralatan
bawah dengan peralatan lainnya yang berada di daerah pantai. Kabel yang khusus untuk
digunakan di lingkungan laut ada yang panjangnya mencapai 4000 meter. Selanjutnya peralatan
yang berada di daerah pantai teratas unit peralatan layer monitor pengontrol power (listrik) dan
panel monitor berwarna. Sonar kemudian dioperasikan dengan menggunakan sebuah tarckball
yang memiliki 3 switches dengan menu control terdapat pada layer.
Frekuensi yang digunakan oleh sonar berada pada daerah ultrasonic, yaitu di atas 20.000
hertz. Karena frekunsi tersebut tidak dapat didengar dan panjang gelombang pada daerah
ultrasonic pada daerah ultrasonic sangat kecil sehingga difraksi yang terjadi juga semakin kecil,
dan gelombang tidak akan menyebar. Kecilnya panjang gelombang yang digunakan, juga dapat
digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang kecil pula.

Anda mungkin juga menyukai