Anda di halaman 1dari 8

RESUME

MEMBUMIKAN AL-QURAN
Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehiduan Masyara!a"
#lm$ %&-'() edisi !e-% *e"a!an I + Fe,ruari %('- . Bandung
/isusun 0una Memenuhi 1ugas U2ian 1engah Semes"er
Ma"a Kuliah . Islam K3n"em3rer
/3sen Pengamu . /r$ Mas"urin4 M$Ag
/isusun 5leh .
SULIS1I6ANI
)'%(77
Pr3di . ELK BKI
B I M B I N 0 A N / A N K 5 N S E L I N 0 I S L A M
8 U R U S A N / A K WA # 9 K 5 M U N I K A S I
S E K 5 L A # 1 I N 0 0 I A 0 A M A I S L A M N E 0 E R I K U / U S
% ( ' - + % ( ' )
RESUME : MEMBUMIKAN AL-QURAN - Fungsi dan Peran Wahyu dala Kehidu!an
Masyara"a# $ %l& '(-)*+ edisi "e-' ,e#a"an I - Fe.ruari '*)/ : Bandung 0
Keotentikan Al-Quran
Al-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya
adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu
dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang
menurunkan Al-Quran dan Kamilah emelihara-pemelihara-!ya" (QS #$%&".
endapat seorang ulama besar Syi'ah kontemporer, (uhammad )usain Al-*habathaba'iy, yang
menyatakan bahwa sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai masa kini. +a
dibaca oleh kaum (uslim sejak dahulu sampai sekarang, sehingga pada hakikatnya Al-Quran tidak
membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. Kitab Suci tersebut memperkenalkan dirinya
sebagai ,irman-firman Allah dan membuktikan hal tersebut dengan menantang siapa pun untuk
menyusun seperti keadaannya. +ni sudah cukup menjadi bukti, walaupun tanpa bukti-bukti kesejarahan.
Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar -- tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama, dua
puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh dua hari.
.alaupun !abi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun guna menjamin
terpeliharanya wahyu-wahyu +lahi itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan.
Ketika terjadi peperangan /amamah, terdapat puluhan penghafal Al-Quran yang gugur. )al ini
menjadikan '0mar ibn Al-Khaththab menjadi risau tentang 1masa depan Al-Quran1 dan mengusulkan
kepada Khalifah Abu 2akar agar mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah ditulis pada masa 3asul.
.alaupun pada mulanya Abu 2akar ragu menerima usul tersebut --dengan alasan bahwa pengumpulan
semacam itu tidak dilakukan oleh 3asul saw.-- namun pada akhirnya '0mar r.a. dapat meyakinkannya.
4an keduanya sepakat membentuk suatu tim yang diketuai oleh 5aid ibn *sabit dalam rangka
melaksanakan tugas suci dan besar itu. Abu 2akar r.a. memerintahkan kepada seluruh kaum (uslim
untuk membawa naskah tulisan ayat Al-Quran yang mereka miliki ke (asjid !abawi untuk kemudian
diteliti oleh 5aid dan timnya serta memberi petunjuk agar tidak menerima satu naskah kecuali yang
memenuhi dua syarat% ertama, harus sesuai dengan hafalan para sahabat lain. Kedua, tulisan tersebut
benar-benar adalah yang ditulis atas perintah dan di hadapan !abi saw. Karena, seperti yang
dikemukakan di atas, sebagian sahabat ada yang menulis atas inisiatif sendiri.
0ntuk membuktikan syarat kedua tersebut, diharuskan adanya dua orang saksi mata.
.alaupun Al-Quran menjadi bukti kebenaran !abi (uhammad, tapi fungsi utamanya adalah menjadi
1petunjuk untuk seluruh umat manusia.1 etunjuk yang dimaksud adalah petunjuk agama, atau yang biasa
juga disebut sebagai syari'at. Syari'at, dari segi pengertian kebahasaan, berarti ' jalan menuju sumber air.1
6asmani manusia, bahkan seluruh makhluk hidup, membutuhkan air, demi kelangsungan hidupnya.
3uhaninya pun membutuhkan 1air kehidupan.1 4i sini, syari'at mengantarkan seseorang menuju air
kehidupan itu.
!amun demikian, setelah Al-Quran rampung diturunkan dan kemudian dilakukan analisis serta
perhitungan tentang redaksi-redaksinya, ditemukanlah adanya keseimbangan yang sangat serasi antara
kata-kata yang digunakannya, seperti keserasian jumlah dua kata yang bertolak belakang.
Abdurra7a8 !awfal, dalam Al-Ijaz Al-Adabiy li Al-Qur'an Al-Karim yang terdiri dari tiga jilid,
mengemukakan sekian banyak contoh tentang keseimbangan tersebut, sebagai berikut.
* Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya, contoh kata Al-hayah (hidup"
dan al-mawt (mati", masing-masing sebanyak #9$ kali
* Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya, contoh kata Al-Qur'an, al-wahyu dan
Al-+slam (Al-Quran, wahyu dan +slam", masing-masing :; kali
* Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada
akibatnya, contoh kata Al-infa8 (infak" dengan al-ridha (kerelaan", masing-masing :< kali
* Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya, contoh kata Al-israf
(pemborosan" dengan al-sur'ah (ketergesa-gesaan", masing-masing -< kali
* Keseimbangan khusus, contohnya kata yawm (hari" dalam bentuk tunggal sejumlah <=$ kali,
sebanyak hari-hari dalam setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk kepada bentuk plural
(ayyam" atau dua (yawmayni", jumlah keseluruhannya hanya tiga puluh, sama dengan jumlah
hari dalam sebulan. 4isisi lain, kata yang berarti 1bulan1 (syahr" hanya terdapat dua belas kali,
sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
Kesemua aspek tersebut tidak dimaksudkan kecuali menjadi bukti bahwa petunjuk-petunjuk yang
disampaikan oleh Al-Quran adalah benar, sehingga dengan demikian manusia yakin serta secara tulus
mengamalkan petunjuk-petunjuknya.
Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al-Quran
Agama +slam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum (uslim di seluruh dunia,
merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. +a
mempunyai satu sendi utama yang esensial% berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya.
Allah berfirman, Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya
(QS, #:%&".
Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syariah, dan akhlak, dengan jalan
meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai persoalan-persoalan tersebut> dan Allah S.* menugaskan
3asul saw., untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu% Kami telah turunkan
kepadamu Al-Dzikr Al-Quran! untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan
kepada mereka agar mereka berpikir (QS #=%99".
4emikian pula halnya bagi umat +slam, pengertian kita terhadap hubungan antara Al-Quran dan ilmu
pengetahuan akan memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan agama dan sejarah
perkembangan manusia pada generasi-generasi yang akan datang.
Periode Turunnya Al-Quran
ara ulama '0lum Al-Quran membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam dua periode% (#" eriode sebelum
hijrah> dan (-" eriode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada periode pertama dinamai ayat-ayat
(akkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat (adaniyyah. *etapi, di sini,
akan dibagi sejarah turunnya Al-Quran dalam tiga periode, pembagian demikian untuk lebih menjelaskan
tujuan-tujuan pokok Al-Quran.
"eriode "ertama
4iketahui bahwa (uhammad saw., pada awal turunnya wahyu pertama (i8ra'", belum dilantik menjadi
3asul. 4engan wahyu pertama itu, beliau baru merupakan seorang nabi yang tidak ditugaskan untuk
menyampaikan apa yang diterima. 2aru setelah turun wahyu kedualah beliau ditugaskan untuk
menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman Allah% 1.ahai yang berselimut,
bangkit dan berilah peringatan1 (QS :9%#--".
Kemudian, setelah itu, kandungan wahyu +lahi berkisar dalam tiga hal. ertama, pendidikan bagi
3asulullah saw., dalam membentuk kepribadiannya. Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai
sifat dan af'al Allah, misalnya surah Al-A'la (surah ketujuh yang diturunkan" atau surah Al-+khlash.
Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar akhlak +slamiah, serta bantahan-bantahan secara umum
mengenai pandangan hidup masyarakat jahiliah ketika itu.
eriode ini berlangsung sekitar 9-$ tahun dan telah menimbulkan bermacam-macam reaksi di kalangan
masyarakat Arab ketika itu.
"eriode Kedua
eriode kedua dari sejarah turunnya Al-Quran berlangsung selama ?-& tahun, dimana terjadi pertarungan
hebat antara gerakan +slam dan jahiliah. @erakan oposisi terhadap +slam menggunakan segala cara dan
sistem untuk menghalangi kemajuan dakwah +slamiah. 4imulai dari fitnah, intimidasi dan penganiayaan,
yang mengakibatkan para penganut ajaran Al-Quran ketika itu terpaksa berhijrah ke )absyah dan para
akhirnya mereka semua Atermasuk 3asulullah saw.-- berhijrah ke (adinah.
ada masa tersebut, ayat-ayat Al-Quran, di satu pihak, silih berganti turun menerangkan kewajiban-
kewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu, seperti% Ajaklah mereka ke
jalan #uhanmu agama! dengan hikmah dan tuntunan yang baik$ serta bantahlah mereka dengan
%ara yang sebaik-baiknya (QS #=%#-$".
"eriode Ketiga
Selama masa periode ketiga ini, dakwah Al-Quran telah dapat mewujudkan suatu prestasi besar karena
penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan ajaran-ajaran agama di /atsrib (yang
kemudian diberi nama Al-(adinah Al-(unawwarah". eriode ini berlangsung selama #; tahun, dimana
timbul bermacam-macam peristiwa, problem dan persoalan, seperti% rinsip-prinsip apakah yang
diterapkan dalam masyarakat demi mencapai kebahagiaanB 2agaimanakah sikap terhadap orang-orang
munafik, Ahl Al-Kitab, orang-orang kafir dan lain-lain, yang semua itu diterangkan Al-Quran dengan
cara yang berbeda-bedaB
4engan satu susunan kata-kata yang membangkitkan semangat seperti berikut ini, Al-Quran
menyarankan% #idakkah sepatutnya kamu sekalian memerangi golongan yang mengingkari janjinya
dan hendak mengusir &asul$ sedangkan merekalah yang memulai peperangan' Apakah kamu takut
kepada mereka( Sesungguhnya Allah lebih berhak untuk ditakuti jika kamu sekalian benar-benar
orang yang beriman' "erangilah) Allah akan menyiksa mereka dengan perantaraan kamu sekalian
serta menghina-rendahkan mereka* dan Allah akan menerangkan kamu semua serta memuaskan hati
segolongan orang-orang beriman (QS &%#<-#9".
4isamping itu, secara silih-berganti, terdapat juga ayat yang menerangkan akhlak dan suluk yang harus
diikuti oleh setiap (uslim dalam kehidupannya sehari-hari, seperti% +ahai orang-orang yang beriman$
janganlah kamu memasuki satu rumah selain rumahmu ke%uali setelah minta izin dan mengu%apkan
salam kepada penghuninya' Demikian ini lebih baik bagimu' Semoga kamu sekalian mendapat
peringatan (QS -9%-:".
Semua ayat ini memberikan bimbingan kepada kaum (uslim menuju jalan yang diridhai *uhan
disamping mendorong mereka untuk berjihad di jalan Allah, sambil memberikan didikan akhlak dan
suluk yang sesuai dengan keadaan mereka dalam bermacam-macam situasi (kalah, menang, bahagia,
sengsara, aman dan takut".
Dakwah menurut Al-Quran
4an ringkasan sejarah turunnya Al-Quran, tampak bahwa ayat-ayat Al-Quran sejalan dengan
pertimbangan dakwah% turun sedikit demi sedikit bergantung pada kebutuhan dan hajat, hingga mana kala
dakwah telah menyeluruh, orang-orang berbondong-bondong memeluk agama +slam. Ketika itu
berakhirlah turunnya ayat-ayat Al-Quran dan datang pulalah penegasan dari Allah S.*% ,ari ini telah
Kusempurnakan agamamu dan telah Ku%ukupkan nikmat untukmu serta telah Kuridhai Islam
sebagai agamamu (QS $%<".
Sebagai suatu perbandingan, Al-Quran dapat diumpamakan dengan seseorang yang dalam menanamkan
idenya tidak dapat melepaskan diri dari keadaan, situasi atau kondisi masyarakat yang merupakan objek
dakwah. *entu saja metode yang digunakannya harus sesuai dengan keadaan, perkembangan dan tingkat
kecerdasan objek tersebut. 4emikian pula dalam menanamkan idenya, cita-cita itu tidak hartya sampai
pada batas suatu masyarakat dan masa tertentu> tetapi masih mengharapkan agar idenya berkembang pada
semua tempat sepanjang masa.
4apat diperhatikan pula, bahwa tiada satu filsafat pun yang memaparkan perincian-perinciannya dari A
sampai 5 dalam bentuk abstrak tanpa memberikan contoh-contoh hidup dalam masyarakat tempat ia
muncul atau berkembang. Cara yang demikian ini tidak mungkin akan mewujud> kalau ada, maka ia
hanya sekadar merupakan teori-teori belaka yang tidak dapat diterapkan dalam suatu masyarakat.
*idakkah menjadi keharusan satu gerakan yang bersifat uniDersal untuk memulai penyebarannya di forum
internasional. *api, cara paling tepat adalah menyebarkan ajaran-ajarannya dalam masyarakat tempat
timbulnya gerakan itu, dimana penyebar-penyebarnya mengetahui bahasa, tradisi dan adat-istiadat
masyarakat tadi. Kemudian, bila telah berhasil menerapkan ajaran-ajarannya dalam suatu masyarakat
tertentu, maka masyarakat tersebut dapat dijadikan 1pilot proyek1 bagi masyarakat lainnya. )al ini dapat
kita lihat pada ,asisme, 5ionisme, Komunisme, !a7isme, dan lain-lain. 4engan demikian, tidak ada
alasan untuk mengatakan bahwa ajaran-ajaran Al-Quran itu khusus untuk masyarakat pada masa
diturunkannya saja.
Tujuan Pokok Al-Quran
4ari sejarah diturunkannya Al-Quran, dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mempunyai tiga tujuan
pokok%
#. etunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam
keimanan akan keesaan *uhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
-. etunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan
susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara indiDidual atau kolektif.
<. etunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus
diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan *uhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain
yang lebih singkat, 1Al-Quran adalah petunjuk bagi selunih manusia ke jalan yang harus
ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.1
Kebenaran Ilmiah Al-Quran
4alam kitabnya 6awahir Al-Quran, +mam Al-@ha7ali menerangkan pada bab khusus bahwa seluruh
cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan yang kemudian, yang telah diketahui maupun yang belum,
semua bersumber dari Al-Quran Al-Karim. Al-+mam Al-Syathibi (w. #<?? (", tidak sependapat dengan
Al-@ha7ali. 4alam kitabnya, Al-(uwafa8at, beliau --antara lain-- berpendapat bahwa para sahabat tentu
lebih mengetahui Al-Quran dan apa-apa yang tercantum di dalamnya, tapi tidak seorang pun di antara
mereka yang menyatakan bahwa Al-Quran mencakup seluruh cabang ilmu pengetahuan.
4i dalam Al-Quran tersimpul ayat-ayat yang menganjurkan untuk mempergunakan akal pikiran dalam
mencapai hasil. Allah berfirman% Katakanlah hai (uhammad% 1Aku hanya menganjurkan kepadanya satu
hal saja, yaitu berdirilah karena Allah berdua-dua atau bersendiri-sendiri, kemudian berpikirlah.1 (QS
<9%<=".
4emikianlah Al-Quran telah membentuk satu iklim baru yang dapat mengembangkan akal pikiran
manusia, serta menyingkirkan hal-hal yang dapat menghalangi kemajuannya.
Sistem Penalaran menurut Al-Quran
ara psikolog menerangkan bahwa tahap-tahap perkembangan kejiwaan dan alam pikiran manusia dalam
menilai suatu ide umumnya melalui tiga fase. ,ase pertama, menilai baik buruknya suatu ide dengan
ukuran yang mempunyai hubungan dengan alam kebendaan (materi" atau berdasarkan pada pancaindera
yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan primer. ,ase kedua, menilai ide tersebut atas keteladanan yang
diberikan oleh seseorang> dan atau tidak terlepas dari penjelmaan dalam diri pribadi seseorang. +a menjadi
baik, bila tokoh A yang melakukan atau menyatakannya baik dan jelek bila dinyatakannya jelek. ,ase
ketiga (fase kedewasaan", adalah suatu penilaian tentang ide didasarkan atas nilai-nilai yang terdapat pada
unsur-unsur ide itu sendiri, tanpa terpengaruh oleh faktor eksternal yang menguatkan atau
melemahkannya (materi dan pribadi".
Sejarah menunjukkan bahwa pada masa-masa pertama dalam pembinaan masyarakat +slam, pandangan
atau penilaian segolongan orang +slam terhadap nilai al-fikrah Al-Quraniyyah (ide yang dibawa oleh Al-
Quran", adalah bahwa ide-ide tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pribadi 3asulullah
saw. 4alam perang 0hud misalnya, sekelompok kaum (uslim cepat-cepat meninggalkan medan
pertempuran ketika mendengar berita wafatnya 3asulullah saw., yang diisukan oleh kaum musyrik. Sikap
keliru ini lahir akibat pandangan mereka terhadap nilai suatu ide baru sampai pada fase kedua, atau
dengan kata lain belum mencapai tingkat kedewasaannya.
Al-Quran tidak menginginkan masyarakat baru yang dibentuk dengan memandang atau menilai suatu ide
apa pun coraknya hanya terbatas sampai fase kedua saja, karenanya turunlah ayat-ayat% -uhammad
tiada lain ke%uali seorang &asul' Sebelum dia telah ada rasul-rasul' Apakah jika sekiranya dia mati
atau terbunuh kamu berpaling ke agamamu yang dahulu( Siapa-siapa yang berpaling menjadi kafir*
ia pasti tidak merugikan #uhan sedikit pun$ dan Allah akan memberikan ganjaran kepada orang-
orang yang bersyukur kepada.ya (QS <%#99".
Ayat ini merupakan dorongan kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan pandangan dan penilaiannya
atas suatu ide ke tingkat yang lebih tinggi sampai pada fase ketiga atau fase kedewasaan.
(ewujudkan iklim ilmu pengetahuan jauh lebih penting daripada menemukan teori ilmiah, karena tanpa
wujudnya iklim ilmu pengetahuan, para ahli yang menemukan teori itu akan mengalami nasib seperti
@alileo, yang menjadi korban hasil penemuannya.
Al-Quran sebagai kitab petunjuk yang memberikan petunjuk kepada manusia untuk kebahagiaan
hidupnya di dunia dan di akhirat dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan adalah mendorong
manusia seluruhnya untuk mempergunakan akal pikirannya serta menambah ilmu pengetahuannya sebisa
mungkin. Kemudian juga menjadikan obserDasi atas alam semesta sebagai alat untuk percaya kepada
yang setiap penemuan baru atau teori ilmiah, sehingga mereka dapat mencarikan dalilnya dalam Al-
Quran untuk dibenarkan atau dibantahnya. 2ukan saja karena tidak sejalan dengan tujuan-tujuan pokok
Al-Quran tetapi juga tidak sejalan dengan ciri-ciri khas ilmu pengetahuan.
ANALISIS
Al QurEan adalah kitab suci umat +slam dan sekaligus sebagai sumber ajaran yang harus diimani dan
diaplikasikan dalam setiap sendi kehidupan. Al QurEan juga merupakan sumber inspirasi bagi setiap
orang yang mampu menyelami makna-makna yang terkandung di dalamnya.
Sebelum al QurEan diturunkan, di bumi ini sudah terdapat beberapa kitab suci yang menjadi pedoman
hidup manusia, seperti *aurat, 5abur, dan +njil. 2erbeda dengan ketiga kitab suci tersebut yang hanya
diperuntukan bagi umat tertentu, al QurEan diperuntukan untuk seluruh umat manusia. 6adi tidaklah
mengherankan, selama lebih dari #9 Abad al QurEan tetap terjaga otentisitasnya, karena perhatian kaum
muslim terhadap al QurEan ini sungguh luar biasa.
2erbagai upaya telah dan akan terus dilakukan umat +slam untuk memelihara otentisitas al QurEan, baik
dengan hafalan maupun dengan tulisan. 0paya tersebut telah berlangsung sejak !abi (uhammad saw
masih hidup sampai sekarang, sehingga kemurnian al QurEan tetap sama seperti awalnya.
rof 4r )A Athaillah, (.Ag. melalui bukunya yang berjudul FSejarah al QurEan> Gerifikasi tentang
Htentisitas al QurEanI mengajak para pembacanya untuk melihat sisi otentisitas al QurEan melalui
historisnya sekaligus menolak pandangan kaum orientalis dan sebagian umat +slam sendiri yang
meragukannya.
(enurut penilaian mereka (seperti Abraham @eiger, 3ichard 2ell", al QurEan itu bukanlah wahyu Allah,
melainkan hasil karya (uhammad saw yang sumbernya berasal dari berbagai pihak. 4i antaranya ada
yang berasal dari orang-orang /ahudi dan !asrani. 4i samping itu, mereka menggugat keabsahan mushaf
J0tsmani dan otentisitasnya. Sebagaimana yang dikatakan 6ohn .onsbrough> *eks al QurEan baru
menjadi baku setelah tahun ?;; (., dan kitab yang diyakini oleh umat +slam selama ini hanyalah fiksi
belaka yang kemudian direkayasa oleh kaum (uslim sendiri (hlm. #".
andangan-pandangan negatif yang dilontarkan oleh kaum orientalis tersebut dibantah oleh penulis buku
tersebut dengan metode analisis dari berbagai argumen dan data yang telah mereka kemukakan dengan
menggunakan dalil-dalil dan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, baik dalil-
dalil yang dikutip dari al QurEan sendiri, fakta-fakta sejarah, maupun hasi penemuan-penemuan ilmiah di
abad modern ini yang releDan dengan informasi-informasi yang terkandung di dalam al QurEan.
Senada dengan pernyataan penulis pada bagian pendahuluan buku tersebut> bahwa ada dua masalah
pokok yang akan dijawab dalam buku tersebut. ertama, apakah betul al QurEan itu firman AllahB. Kedua,
apakah al QurEan masih otentik hingga saat iniB
4alam menjawab kedua pertanyaan tersebut dan sekaligus membuktikan kebenaran tentang otentisitas al
QurEan, penulis tidak langsung merespons pernyataan-pernyataan kaum orientalis dan sebagian kaum
muslim tersebut secara sinis, tetapi ia menyuguhkan sejarah al QurEan berdasarkan fakta dan data akurat
yang telah diseleksi kebenaran dan keabsahannya oleh para pakar di bidangnya (hlm. &-#;".
Otentisitas al Quran
Al QurEan memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satunya adalah bahwa ia
merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah (QS. #$%&". (engutip pendapat seorang ulama
kontemporer, (uhammad )usain al *habathabaEiy yang menyatakan bahwa sejarah al QurEan demikian
jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai sekarang ia dibaca oleh kaum muslim, sehingga pada hakikatnya
al QurEan tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keotentikannya. Kitab suci tersebut - lanjut
*habathabaEiy A memperkenalkan dirinya sebagai firman-firman Allah dengan menantang siapapun untuk
membuat tandingannya.
Salah satu bukti, bahwa al QurEan yang berada di tangan kita sekarang adalah al QurEan yang turun
kepada !abi (uhammad saw. tanpa perubahan dan tetap sebagaimana keadaannya dahulu. Sejalan
dengan pendapat *habathabaEiy diatas, 3asyad Khalifah juga mengemukakan bahwa dalam al QurEan
sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya.
Sejarah mencatat bahwa sejak 7aman !abi (uhammad saw, al QurEan telah dihafal oleh ratusan
sahabatnya. .alaupun !abi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat al QurEan, namun untuk
menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu +lahi itu, tidaklah cukup hanya mengandalkan hafalan saja, tetapi
dalam bentuk tulisan juga. sejarah menginformasikan bahwa ayat-ayat al QurEan sebelum dikumpulkan
dan ditulis dalam satu mushaf (mushaf J0tsmani" telah ditulis dalam berbagai benda seperti kulit, tulang,
pelepah kurma, dan kepingan batu.
ada masa sekarang ini pun masih sama, meskipun al QurEan telah tercetak dalam sebuah mushaf,
perhatian kaum (uslim untuk menjaga otentisitas al QurEan tetap luar biasa, seumpama kita menyurDei
dari ujung *imur sampai 2arat bumi ini, maka kita pasti akan tercengang, kita akan menemukan jutaan
para penghafal al QurEan. 6adi sangatlah wajar, jika al QurEan dari periode awal ketika !abi masih hidup
sampai masa kita masih sama tanpa ada perubahan sedikit pun.
1AF2AR PUS2AKA
Shihab, M. Quraish. 2013. Membumikan Al-Quran : Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung : Mizan Media Utama.
Athaillah, H. A. 2010. Sejarah Al Quran : Veriikasi tentang !tentisitas Al Quran" Yg!a"arta :
#usta"a #ela$ar
htt%:&&'''.nu.r.id&a,%ubli()m,dinami()s,detail)ids,12)id,2*+*2)lang,id)(,bu"u)
t,Membu"ti"an,-tentisitas,al,Qur,,+21.,an).%h%/

Anda mungkin juga menyukai