Anda di halaman 1dari 6

Priska Jesika Monangin

1306370726
Teknik Kimia
Aplikasi Prinsip Kerja Mesin Attwood Dalam Menentukan
Viskositas Zat Cair
I. Mesin Attwood
Untuk dapat memahami prinsip kerja dari mesin Attwood maka ditinjau
dua buah benda yang bermassa m
1
dan m
2
, yang dihubungkan dengan tali melalui
sebuah katrol licin yang massanya diabaikan seperti ditunjukkan dalam Gambar
2.1. Jika dimisalkan m
2
> m
1
dan sistem dalam keadaan awal diam, maka tegangan
tali dan percepatan benda dapat ditentukan. Dalam hal ini, jika dipilih arah ke atas
sebagai percepatan bertanda positif, maka a adalah percepatan m
1
dan percepatan
m
2
haruslah a. Gaya-gaya yang bekerja pada m
1
dan m
2
diperlihatkan pada
gambar dengan T menunjukkan tegangan tali.

Gambar 1 Sistem Mesin Attwood (Dua Benda Bermassa Tidak Sama
Digantungkan dengan Tali Melalui Katrol)
Dari analisis pada Gambar 1, jika T
1
menyatakan tegangan tali akibat m
1
,
maka menurut hukun Newton II dan III berlaku persamaan gerak
T
1
m
1
g = m
1
a
dan untuk m
2
persamaan geraknya adalah :
T
2
m
2
g = - m
2
a
Untuk katrol licin dan massanya diabaikan, maka berlaku bahwa
T
1
= T
2

Dengan mengeliminasi persamaan (1.1) dan (1.2) ke persamaan (1.3), maka
percepatan kedua benda tersebut adalah :


dan tegangan talinya adalah
(1.1)
(1.2)
(1.3)
(1.4)
Priska Jesika Monangin
1306370726
Teknik Kimia


Besar tegangan tali dalam persamaan (1.5) selalu berada di antara berat benda
yang bermassa m
1
dan berat benda bermassa m
2
dipercepat ke bawah, m
2
g
haruslah lebih besar dari T.
Analisis pada Gambar 1 di atas, belum diperhitungkan adanya gaya
gesekan pada benda. Dari Gambar 1, jika dimisalkan ada gaya gesek F
g
yang
bekerja pada benda bermassa m
2
, maka menurut hukum Newton II dan III,
persamaan gerak untuk m
1
adalah
T
1
m
1
g = m
1
a
dan untuk m
2
adalah
T
2
m
2
g = -m
2
a Fg
Gaya gesekan F
g
ini akan menyebabkan percepatan sistem berkurang.
II. Viskositas Suatu Fluida
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir. Jenis fluida tertentu
mengalir lebih mudah jika dibandingkan dengan fluida lainnya. Mudah dan
sukarnya fluida untuk mengalir berhubungan dengan suatu besaran yang disebut
viskositas. Suatu fluida yang mengalir diantara lempeng yang sejajar (lihat
Gambar 2), menunjukkan kecepatan alir fluida tergantung kepada jarak titik
terhadap lempeng dan kecepatan alir fluida maksimum pada titik tengah antara
kedua lempeng, kemudian berkurang dan mendekati nol pada tiap-tiap lempeng.
Fluida yang terletak di antara dua lempeng dapat dianggap tersusun dari
fluida-fluida tipis. Tiap lapisan mempunyai kecepatan alir yang berbeda
tergantung pada letak lapisan dari lempeng. Perbedaan kecepatan aliran dari tiap-
tiap lapisan menimbulkan gaya gesek antara lapisan-lapisan yang saling
bersinggungan. Besarnya gaya gesek F
g
berbanding lurus dengan luas permukaan
lapisan A dan dengan gradien kecepatan aliran (dv/dy) yang dirumuskan sebagai
berikut (Zemansky, Sears, 1994:343).


(1.6)
(1.7)
(2.1)
Priska Jesika Monangin
1306370726
Teknik Kimia
Dengan adalah tetapan kesebandingan yang dinamakan viskositas. Persamaan
(2.1) merupakan hukum Newton II untuk aliran fluida dan juga dapat ditulis
menjadi persamaan berikut :


Berdasarkan persamaan (2.2), maka viskositas didefinisikan sebagai perbandingan
antara gaya gesek tiap satu saluran lapisan permukaan dengan gradien kecepatan
aliran fluida.


Gambar 2 Kecepatan Aliran Fluida di antara Lempeng Sejajar
Satuan viskositas ialah satuan gaya kali jarak dibagi oleh luas kali
percepatan, jadi dalam sistem cgs satuan viskositas adalah 1 dyne s cm
-2
, satuan
ini disebut 1 poise. Viskositas terkecil dihitung dengan senti poise (cps) = 10
-2

poise.
III. Prinsip Pengukuran Viskositas untuk Benda yang Bergerak
dalam Fluida
Setiap benda yang akan bergerak di dalam fluida mendapat gaya gesekan
disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut sebanding dengan kecepatan relatif
benda tersebut terhadap fluida (Orianto, Prakito, 1995:174).
Fg = -Kv
Dengan K adalah konstanta
Khusus benda yang berbentuk bola dan bergerak di dalam fluida yang
sifat-sifatnya tetap, gaya gesekan yang dialaminya adalah : (Orianto, Prakito,
1995:174).
Fg = -6rv
Dengan Fg, r, dan v berturut-turut adalah gaya gesekan yang berkerja pada
benda, jari-jari pipa, koefisien kekentalan fluida (viskositas) dan kecepatan benda
(2.2)
(3.1)
(3.2)
Priska Jesika Monangin
1306370726
Teknik Kimia
dalam fluida. Persamaan (3.2) dikenal dengan hokum Stokes. Tanda negatif pada
persamaan ini menunjukkan arah Fg yang berlawanan dengan arah kecepatan v.
Pemakaian hokum Stokes memerlukan syarat-syarat sebagai berikut :
(Orianto, Prakito, 1995:174).
a. Ruang tempat fluida tidak terbatas (ukurannya cukup besar dibandingkan dengan
ukuran benda).
b. Tidak terjadi turbulensi di dalam fluida. Ini dicapai apabila nilai v tidak besar.
Bila sebuah benda padat berbentuk bola dan mempunyai rapat massa
dilepaskan pada permukaan zat cair tanpa kecepatan awal (jatuh bebas), bola
tersebut mula-mula akan mendapat kecepatan, selanjutnya besarnya kecepatan
bola menjadi konstan. Pada benda tersebut bekerja tiga buah gaya, yaitu gaya
berat, gaya ke atas (Archimedes) yang dikerjakan fluida, dan gaya gesekan yang
dikerjakan fluida (Fg). Bila bola telah bergerak dengan kecepatan konstan, maka
berlaku persamaan (Kanginan, Marthen, 2006:132).


dengan
: rapat massa bola

0
: rapat massa fluida
: koefisien kekentalan fluida
IV. Penentuan Viskositas dengan Menggunakan Prinsip Kerja Mesin
Attwood
Eksperimen menggunakan prinsip kerja mesin Attwood dalam
menentukan viskositas zat cair yang terdiri dari sebuah roda yang dipasang pada
sebuah penyangga dan pada dua sisinya dipasang massa m
1
dan massa m
2
(m
1

dalam zat cair) bergerak ke bawah yang berarti massa m
1
> m
2
.

Apabila sistem bergerak dengan kecepatan konstan dengan gaya gesek
(Fg) antara permukaan penyangga dan permukaan roda dianggap nol, maka
dengan menggunakan prinsip persamaan (1.6) dan (1.7) didapatkan
(T
1
- T
2
) (m
1
- m
2
)g + (F
g
+ F
b
) = 0
atau
(3.3)
(4.1)
(4.2)
Priska Jesika Monangin
1306370726
Teknik Kimia
(T
1
- T
2
) = mg - (F
g
+ F
b
)
Pada persamaan (4.1) dan (4.2) di atas dipilih untuk gaya yang arahnya ke atas
bertanda positif dan m adalah m
1
m
2
. Dari persamaan (4.2) apabila selisih
antara (mg) dan (F
g
+ F
b
) dibuat sekecil mungkin, maka tegangan tali T
2
dapat
dianggap sama dengan T
1
, sehingga persamaan (4.2) menjadi
F
g
= mg - F
b

dengan
F
g
= -6 rv
Dengan mendistribusikan gaya Stokes pada persamaan (4.4) ke dalam persamaan
(4.3), maka didapatkan :


Berdasarkan persamaan gerak lurus, maka gerak pada sistem Gambar 3 akan
berlaku (Sears, F.W, 1991:338)


dengan h adalah jarak yang ditempuh oleh benda pada saat bergerak dengan
kecepatan konstan. Dengan mensubstitusikan persamaan (4.6) ke dalam
persamaan (4.5) akan dihasilkan


Persamaan (4.7) merupakan persamaan yang mendasari untuk eksperimen
viskositas. Viskositas zat cair (minyak goreng) dapat ditentukan dengan mengukur
waktu t dan massa m.








(4.3)
(4.4)
(4.5)
(4.6)
(4.7)
Priska Jesika Monangin
1306370726
Teknik Kimia
Daftar Pustaka
Halliday, D dan Resnick, R, 1992, Fiska. Jilid I Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta
Kanginan, Marthen, 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XI Semester 2. Erlangga, Jakarta.
Milman dan Halkias, 1993. Elektronika Terpadu. Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.
Orianto, M, Pratikto, W.A, 1995, Mekanika Fluida I. Institut Sepuluh Nopember,
Surabaya.
Sears, Zemansky, 1994. Fisika Untuk Universitas I Mekanika Panas dan Bunyi.
Trimitra Mandiri, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai