Anda di halaman 1dari 9

REGULASI TERHADAP MEDIA MASSA

Regulasi terhadap media massa dimaksudkan adalah adanya berbagai


peraturan-peraturan yang ditujukan untuk media massa dan
industrinya.Selama ini Negara menjadi pengatur regulasi media tampak
dominan sehingga pemerintah dalam posisinya disebut regulador media
yang fungsinya ganda.Dari sisi bentuknya media masa terdiri dari surat
kabar,majalah,radio,televisi dan film.Dan hukum yang mengaturnya
dibagi menjadi 3 yakni hukum pers,hukum penyiaran dan hukum
film.Dengan begitu pengklaasifikasiannya yakni hukum pers mengatur
surat kabar dan majalah,hukum penyiaran mengatur radio dan televisi
serta hukum film mengatur tentang film.
Menurut rof. DR. !sang "onarsyah #$%%&' s-!(, regulasi adalah
)upaya sadar oleh individu atau kelompok individu untuk mempengaruhi
sikap dari individu atau organisasi lainnya. Sifat regulasi berusaha
membatasi prilaku sesorang atau kelompok.
Menurut Stigler regulasi adalah tanggapan pemerintah atas permintaan
regulasi oleh kelompok-kelompok orang atau lapisan masyarakat agar
kepentingannya terpenuhi *alau terkadang merugikan kelompok
lainnya.Dalam hal ini yakni media massa berarti ada pro dan +ontra antara
pelaku media dan penikmat media massa itu sendiri.
Media massa bila dilihat dari posisinya yakni sebagai lembaga so+ial
,media massa berinteraksi dengan lembaga so+ial yang lainnya.!a
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga yang lanilla.Maka dalam
keadaan seperti ini media mempunyai regulasi.Regulasi yang dimaksud
terhadap media massa dapat berbentuk peraturan pemerintah,keputusan
pemerintah,dan ,ndang-undang#,,'.Sedangkan ,, inilah yang
kemudian disebut hukum media massa.
Dilihat dari jauh sebenarnya hukum media massa mempunyai tujuan yang
dapat dikelompokkan yakni pertama untuk mengendalikan media
massa.Dalam konteks ini peranan hukum media massa yakni merupakan
instrumen untuk membatasi media massa agar tidak melen+enga dari
keinginan,misalnya pemerintah.ada titik inilah hukum media massa
disebut memiliki karakter politik.-ujuan yang kedua yaitu untuk mengatur
media massa agar perperilaku *ajar sesuai dengan keinginan
masyarakat,agar tidak merugikan masyarakat .Dalam konteks ini berarti
media massa memiliki karakter so+ial.
Regulasi media massa juga melibatkan kebijakan media massa dimana
kebijakan ini merupakan upaya untuk mengatur keberadaan media massa
dan industrinya..ebijakan media massa merupakan kebijakan
komunikasi.!ni berarti kebijakn media massa merupakan kebijakan
ubli+ ..ebijakan media massa merupakan kumpulan prinsip dan norma
yang mengatur sistem media massa !ndonesia./leh karena itu kebijakan
media massa ini tidak dapat dipisahkan dari perkembangan so+ial,politik
dan ekonomi sebuah negara.
ada tataran hakikat dapat dilihat bah*a regulasi media merupakan
konsekuensi logis dari permainan simbol budaya yang di+iptakan oleh
manusia. Dalam hal ini, institusi yang ber*enang membuat regulasi yang
tetap adalah pemerintah.Regulasi media harus dilihat sebagai satu
keseluruhan permainan tiga aktor utama dari per+aturan media massa
terutama di !ndonesia, yaitu pasar, masyarakat, dan negara. 0ubungan
antara tiga aktor utama itu bersifat mendua. ertama, artinya bah*a
hubungan yang baik ketika tiga aktor tersebut bisa menjalin hubungan
yang harmonis dan saling mengisi. .edua, artinya bah*a hubungan antara
ketiga aktor tersebut ada pihak yang mendominasi pihak lain.
Dalam kerangka pembuatan aturan main se+ara ekonomi politik fair dalam
bidang media, maka dirasakan perlu untuk membentuk hubungan yang
harmonis antara tiga aktor tersebut. Masalahnya institusi sah yang bisa
mempunyai kekuasaan regulator adalah negara. Negara *ajib dan
ber*enang untuk mengatur kebijakan media sehingga bisa men+apai
fairness bagi semua pihak..onsekuensi kekuasaan politik dan ekonomi
media yang dipunyai oleh negara juga tetap menjadi konsekuensi global,
di mana di dalamnya ada seperangkat nilai yang mau dita*arkan. 1ungsi
negara menjadi sangat vital. .iranya urgensi peran negara dalam
pengaturan globalisasi media tetap diperlukan.
erkembangan kapitalisme lanjut, seperti yang dikatakan oleh 0abermas,
juga tetap memerlukan negara sebagai faktor regulator yang menjamin
kepentingan publik berikut kepentingan pasar. Masalah komunikasi antara
publik, pasar dan negara merupakan *a+ana tersendiri dalam
demokratisasi dan komunikasi politik yang rasional. -idak terhindarkan
peran negara dalam fungsi regulator karena selain bah*a negara
mempunyai mandat kedaulatan publik, negara juga mempunyai aparat
yang bisa membuat pemberlakuan efektif sebuah regulasi.
/perasionalisasi regulasi media yang dilakukan dalam konstelasi
standarisasi nilai yang disepakati dan konteks politik ekonomi yang
berkembang. Standarisasi norma dan pengaturan media menjadi point
yang krusial. 0al itu disebabkan standarisasi norma dan pengaturan media
memuat berbagai ragam kepentingan, pengaruh, ideologi sosial politik,
praksis ekonomi. .asus regulasi media di !ndonesia memuat ragam
kepentingan yang ber+ampur dalam seluruh interaksi saling mengandaikan
antara pelaku2subjek pasar kapitalisme !ndonesia yang sering bersifat
er3ats #kapitalisme semu karena fasilitas birokrasi', masyarakat !ndonesia
yang plural dan rentan disintegrasi, media massa !ndonesia yang sering
kali berperilaku jinak-jinak merpati tapi di lain *aktu media !ndonesia
bisa bersifat seperti serigala yang bisa memangsa konsumennya sendiri,
dan perilaku pemerintah yang masih men+ari-+ari identitas legitimasi
sosial-etis atas rakyatnya sendiri.
Ragam kepentingan, ideologi, sistem sosial-budaya-ekonomi yang masuk
dalam usaha regulasi media di !ndonesia mempengaruhi arah dan
objektivitas regulasi media di !ndonesia. Setidaknya ada tiga pihak yang
berkepentingan dalam regulasi dan globalisasi media di !ndonesia.
ertama adalah masyarakat komunitas #so+iety-publik'. ertanyaan kritis
untuk memahami peran dan fungsi regulasi media, terutama dalam era
globalisasi media, adalah sejauh mana regulasi media mampu melindungi,
memberdayakan, memampukan masyarakat menjadi pihak yang mandiri
dalam terpaan informasi media baik lokal, nasional maupun globa .4rtinya
apakah regulasi media di !ndonesia mampu men+iptakan dan membentuk
ranah publik, komunitas atau media yang sensitif-akomodatif sehingga
publik2masyarakat semakin bisa menyuarakan aspirasi se+ara efektif,
bebas, sehat dan rasional
045-045 64N" M754-4R(754.4N"! R7",54S! -7R04D4
M7D!4 M4SS4 D! !ND/N7S!4
Dari sekian kelemahan dan persoalan mendasar dalam regulasi media,
tetap saja harus diakui bah*a gerak regulasi media !ndonesia merupakan
usaha tanggap tanda jaman para insan media men+ermati perkembangan
globalisasi media.Nilai demokratisasi, transparansi menjadi titik tolok
ukur bagaimana media harus diperlakukan sama seperti institusi
demokrasi lainnya. Selain itu, media global ditantang untuk tidak hanya
mena*arkan pembusukan simbol tapi dengan tataran nilai akuntabilitas,
kredibilitas8 diharapkan media global khususnya !ndonesia untuk menjadi
tempat yang baik dan subur pengembangan masyarakat yang rasional dan
informatif. -entu saja, masyarakat yagn komunikatif, rasional dan
informatif adalah masyarakat yang mampu memaksimalkan ranah privat
dan publik se+ara sinergis.
oint-oint !de dalam engembangan Regulasi Media di !ndonesia
erspektif politik ekonomi media adalah salah satu perspektif yang bisa
dipakai untuk memberikan ide-ide pengembangan regulasi mengantisipasi
globalisasi media di !ndonesia yang sedang berkembang sampai
sekarang.endekatan politi+al e+onomy untuk kajian regulasi media
menyiratkan bah*a ada hubungan yang erat antara kepemilikan media,
penga*asan media, hubungan antara industri media dengan industri lain
atau pada elite sosial lainnya.
Di lain pihak, globalisasi media mempertegas posisi media sebagai
instrumentalisasi komoditas #S+hudson, &99$8 Mos+o, &99:'. adahal
media massa sebagai agen kebudayaan sosial memuat peran yang tidak
ke+il, yaitu meme+ahkan nilai tradisional, promosi identitas nasional,
disseminasi keahlian tertentu dan memper+epat ekspansi pendidikan
formal serta pengembangan pendidikan. !tulah sebabnya pembahasan dan
pembuatan regulasi media tidak bisa memisahkan diri dari perspektif
politik ekonomi, justru karena media telah menjadi media independen
untuk komodifikasi budaya, spasialisasi kehidupan sosial dan sebagainya.
Di samping itu, perspektif politik ekonomi media juga harus mengikuti
tren dan kajian modern mengenai media, kalau tidak mau ketinggalan
fakta dan empiri yang sudah lebih maju. erspektif politik ekonomi juga
harus mulai memperhatikan soal virtuality dan simula+rum yang
di+iptakan oleh media baru seperti !nternet #(raudillard,
&999'menyangkut masalah undang-undang pornografi telah jelas dan
untuk menjaga nilai%nilai dalam budaya masyarakat agar tidak ada
penyimpangan.
.edua adalah ide penguatan makna ruang dan kepentingan publik dalam
regulasi media. ,rgensi penguatan ruang dan kepentingan publik dalam
regulasi media disebabkan oleh kemendesakan peran dan fungsi sosial
publik sebagai pemegang kedaulatan yang utuh dan transparan. Ruang
publik merupakan tempat atau ruang di mana rakyat dengan sengaja
meluangkan *aktu membi+arakan peristi*a sehari-hari dan unsur dialog
tersebut penting bagi pengembangan demokrasi #1ra3er, Nan+y, &993'.
Ruang publik adalah tempat di mana setiap *arga se+ara bebas terlibat
dalam *a+ana realitas sosial yang mengontrol negara dan pasar. 1ungsi
media adalah untuk menjembatani dan menjadi *a+ana bebas bagi publik.
Ruang publik adalah tempat di mana ada ruang untuk media menyebarkan
informasi fakta yang diperlukan untuk pemenuhan, penentuan sikap baik
sikap sosial, ekonomi, budaya dan politik.
Regulasi globalisasi media seharusnya mampu menemukan ruang publik
yang lebih luas dan bertambah luas. 4rtinya regulasi media juga
men+iptakan ruang demokrasi dengan mendorong dan menstimulasi media
komunitas #+ommunity media' yang memba*a aspirasi original
masyarakat komunitas tersebut. Dalam R,, penyiaran, hal itu memang
diatur tapi masalahnya lembaga penyiaran komunitas yang diatur dalam
R,, tersebut tidak se+ara eksplisit mampu dengan mandiri, s*asembada,
self-regulatory menjadi alat penguatan masyarakat #lihat R,, penyiaran
ps &;'. .emampuan masyarakat untuk menyediakan informasi alternatif di
samping terpaan arus informasi yang begitu dahsyat memba*a dampak
penting bagi pendidikan dan pemberdayaan masyarakat sebagai +ivil
so+iety.
Se+ara umum regulasi media di !ndonesia masih mempunyai kesan
mentalitas free of<..#bebas dari' belum menjadi paradigma kebebasan
untuk. -ermasuk juga dalam soal arus pengadaan media komunitas
sebagai sarana perkuatan basis modal sosial #so+ial +apital' setiap
komunitas masyarakat !ndonesia.
Sebuah media yang menjadi ruang publik mengandaikan media yang
harus ditata dan profesional sehingga bisa menjadi saran yang menjamin
berlangsungnya tindakan dan refleksi. Media komunitas, baik +etak
maupun elekronik diharapkan mampu berfungsi se+ara maksimal.
.etiga, regulasi media perlu juga memuat beberapa masalah lentur
teknologistik-ekonomis yang belum terprediksi se+ara jelas. Soal
kepemilikan silang, apabila tidak diatur se+ara jelas maka akan
mengakibatkan sistem monopoli opini yang membahayakan konsep
refleksi diri dan sosial masyarakat #bdk bab $ pasa = point g > R,,
penyiaran'. Masalah redefinisi dunia +yber yang berkembang di !ndonesia.
.ejahatan-kejahatan baru melalu internet belum mendapat perhatian yang
lebih dari para pelaku media #berkaitan dengan masalah modifikasi,
spasialisasi, revolusi konsep ruang-*aktu dalam berkomunikasi, soal etik
kekayaan intelektual yang mudah di+uri dan digandakan se+ara massal dan
sebagainya'.
0arus ada solusi dari dampak negatif penyiaran pertelevisian di !ndonesia
agar masyarakat sebagai khalayak dapat memaknai iptek dengan
intelektual yakni bersifat ilmiah, emosional yakni tidak menyimpang dari
tata krama dan spritual yakni tidak berla*anan dengan keyakinan
beragama. 6asir MSi ahli media massa dari ilmu .omunikasi ,nri
menyebutkan tiga solusi dari dampak negatif penyiaran dengan kekuatan
kapital dibelakangnya yakni, pertama, melakukan regulasi media massa
agar informasi diinterprestasikan khalayak se+ara logis dan bermakna,
kedua memperkuat jaringan +ivil edu+ation untuk men+iptakan
masyarakat yang kritis dengan daya tangkal dan daya resistensi yang kuat
terhadap informasi, ketiga, men+iptakan +ountermedia yaitu media yang
tumbuh dari publik dia*asi oleh publik dan mampu memperjuangkan
kepentingan-kepentingan publik yang beraneka ragam.
Masyarakat tidak perlu berpangku tangan dengan pemerintah tapi ikut
serta aktif menyuarakan haknya di ruang publik melalui .omisi enyiaran
!ndonesia #.!' yang belum menampakkan eksistensinya sebagai lembaga
yang memiliki *e*enang penyiaran di !ndonesia. Saatnya kini
pertelevisian !ndonesia mengembalikan fungsi kontrol sosialnya agar
siaran-siaran layak dikonsumsi oleh masyarakat. 0al ini begitu penting
karena nilai-nilai yang terkandung didalam agama lebih utama
dibandingkan kepentingan-kepentingan perorangan atau kelompok yang
dapat merusak kemaslahatan kehidupan masyarakat menuju peradaban
yang lebih tinggi.
?adi regulasi media sangat diperlukan untuk mengatur media massa karena
dengan adanya peraturan maka media massa tidak serta merta berlaku
bebas terhadap pemberitaan,penyiaran serta mempublikasikan hal-hal
yang kiranya menjerumuskan masyarakat atu merugikan bagi masyarakat
luas..asus kasus yang sering diberitakan media dan menjadi pro dan
kontra diantaranya pen+emaran nama baik,karena mengatasnamakan
kebebasan berbi+ara dan berpendapat yang tidak seimbang sehinnga
merugikan salah satu pihak.rivasi dalam hal publisitas.Ranah lingkup
hal-hal yang harus diregulasi diantaranya adalah@
&. Media +etak#membatasi .oran untuk tidak memberitakan hal-hal yang
faktanya dilapangan nihil.
$. Media penyiaran yakni tv dan radio senantiasa memberitakan atau
membuat program yang tidak menyesatkan bagi pemirsa maupun
pendengarnya
3. Media massa tentang hak +ipta
-entang Regulasi Media massa
a. Regulasi media merupakan konsekuensi logis dari permainan simbol
budaya yang di+iptakan manusia
pemerintah2negarab. !nstitusi yang paling ber*enang membuat
kebijakan
+. emerintah sebagai institusi sah yang mempunyai kekuasaan regulatif
untuk men+apai fairness.
d. Negara sebagai penerima mandat kedaulatan publik sekaligus memiliki
aparat yang dapat membuat pemberlakuan kebijakan menjadi efektif
757M7N-757M7N R7",54S! 7N6!4R4N
Se+ara umum elemen-elemen regulasi penyiaran berlaku universal dim
setiap negara@
sistem perijinan.&. 7lemen sentral
Media berhak bersiaran jika berhasil mendapatkan ijinn dari otoritas
negara yang bertanggung ja*ab dalam menetapkan kriteria bagi
penggunaan gelombang. Dalam konteks !ndonesia hal ini termaktub dalam
,,D &9A= ps 33 ayat 3 dan A, ,, penyiaran No 3$2$%%$, pasal & #ayat ;'8
: #ayat $'8 B #ayat $'8 33#ayat 3, ayat A, dan ayat ='
$. eraturan pen+egahan konsentrasi kepemilikan dan kepemilikan silang
media penyiaran.
Straubhaar C 5aRose #&99B'@ )the e+onomi+ of large s+ale +ultural
industries, tend ton +reate oligopoliesD. (arangsiapa mengontrol sebagian
besar pemirsa dan pendengar, melalui penguasaan isi media, maka ia akan
berada pada posisi utama, untuk mempoengaruhi sikap dan perilaku
khalayak.

Anda mungkin juga menyukai