Anda di halaman 1dari 18

BAB 4

TEKNIK PENGUKURAN SKALA




PENGERTIAN PENGUKURAN

Pengukuran penelitian merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti untuk
menguji hipotesis dan teori. Seorang peneliti menyimpulkan berdasarkan hipotesis bahwa
kondisi tertentu harus ada dalam dunia nyata dan kemudian mereka melakukan pengukuran
untuk konidisi-kondisi nyata tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis masih bersifat
abstrak yang perlu diterjemahkan secara operasional dalam bentuk kondisi-kondisi yang
bisa diukur di lapangan. J ika kondisi-kondisi nyata tersebut ditemukan berarti peneliti akan
mendukung hipotesis tersebut, tetapi sebaliknya, jika kondisi-kondisi tersebut tidak
ditemukan berarti hipotesisnya tidak berlaku. Pertanyaannya adalah apa yang harus diukur
seorang peneliti tersebut?
Banyak definisi pengukuran yang telah disampaikan oleh beberapa ahli, diantaranya
adalah sebagai berikut:

Measurement is the assignment of numerals to represent
the properties of material system other than number, in
virtue of the laws governing the properties (Campbells)

Measurement is the assignment of numerals into even or
object based on certain rules (Steven)

Berdasarkan definisi-definisi diatas, kita memperoleh gambaran bahwa pengukuran tidak
lain merupakan suatu proses kuantifikasi dalam bentuk usaha mencantumkan bilangan pada
sebuah sistem materi yang bukan bilangan untuk menyatakan sifat-sifat yang dipunyai oleh
materi tersebut berdasarkan peraturan yang sesuai dengan sifat-sifat itu. Ini artinya jika
kita berhadapan dengan bilangan maka interpretasi terhadap bilangan itu akan berubah
apabila hukum atau aturan yang digunakan untuk mencantumkan bilangan tersebut
berubah.
Dalam pengertian yang lebih sederhana, pengukuran diartikan sebagai suatu
prosedur untuk mengklasifikasikan kasus (subyek riset, unit eksperimen, responden, atau
secara umum obyek-obyek seperti orang, perusahaan, benda, dsb) ke dalam kategori-
kategori dalam suatu variabel tertentu. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa variabel
sangat erat kaitannya dengan pengertian pengukuran. Variebel adalah setiap karakteristik
yang dapat diklasifikasikan ke dalam sekurang-kurang dua klasifikasi.
Konsep yang digunakan dalam penelitian dapat diklasifikasikan sebagai objek atau
sebagai properti. Objek selain meliputi suatu benda yang nyata, misalnya tulisan, manusia,
atau mobil, juga bisa mencakup sesuatu yang abstrak, misalnya atom atau ketinggian suatu
tempat. Sedangkan properti adalah karateristik dari objek. Misalnya, sifat fisik manusia
bisa dinyatakan dengan berat atau tinggi badan; sifat psikologis seperti sikap atau
kecerdasasan; serta sifat sosial yang mencakup kepemimpinan atau status. Karakteristik-
karakteristik itulah yang merupakan objek pengukuran dalam penelitian.
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
32
Setiap objek mempunyai ciri yang membedakan objek tersebut dari objek yang
lain. Dalam penelitian, ciri yang kita teliti (diperiksa, diamati, diukur, atau dihitung)
tersebut disebut karakteristik. sedangkan objek yang karakteritiknya kita teliti disebut
satuan pengamatan.

TINGKAT PENGUKURAN

Seorang peneliti menggunakan beberapa bentuk skala dalam melakukan proses
pengukuran. Setiap skala tersebut didasarkan sekumpulan asumsi (aturan-aturan) mengenai
hubungan antara skala tersebut dengan observasi nyatanya. Konseptualisasi skala tersebut
didasarkan pada tiga karakteristik sebagai berikut:
1. Urutan bilangan, yaitu sebuah bilangan lebih besar, lebih kecil, atau sama dengan
bilangan lain,
2. Urutan perbedaan antara bilangan, yaitu perbedaan antara sepasang bilangan bisa lebih
besar, lebih kecil atau sama besar dengan perbedaan sepasang bilangan lainnya,
3. Titik awal yang unik yang menunjukkan bilangan 0.

Kombinasi ketiga karakteristik tersebut yang mencakup urutan, perbedaan, dan titik awal,
membentuk 4 klasifikasi skala pengukuran sebagai berikut:

No Tipe skala Karakteristik skala Operasi empiris dasar
1. Nominal tidak ada urutan, atau
titik awal
Penentuan kesamaan
2. Ordinal ada urutan tetapi tidak
ada perbedaan dan titik
awal
Penentuan lebih besar atau
lebih kecil
3. Interval Ada urutan dan
perbedaan tetapi tidak
ada titik awal
Penentuan kesamaan
interval atau perbedaan
4. Rasio Ada urutan, perbedaan,
dan titik awal
Penentuan kesamaan rasio

Skala Nominal

Skala nominal banyak digunakan dalam penelitian di bidang sosial dan bisnis. J ika
kita menggunakan skala nominal, kita memisahkan sekelompk objek ke dalam sub
kelompok atau kategori yang bersifat mutually exclusive dan collectively exhaustive.
Mutually exclusive berarti tidak ada objek yang bisa masuk ke lebih dari sub kelompok
atau kategori sedangkan collectively exhaustive berarti tidak ada objek yang tidak termasuk
kategori. Kedua sifat ini bisa dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:

Skala nominal A
Hobi
Skala Nominal B
klasifikasi sarjana
Skala Nominal C
pendidikan tertinggi
Skala Nominal D
golongan darah
Olah raga Sarjana Hukum Setuju Darah A
Membaca Sarjana Ekonomi Tidak setuju Darah B
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
33
Nonton Sarjana Psikologi Darah AB
Rekreasi Sarjana Pertanian Darah O
Menghayal Lain-lain

Contoh skala nominal diatas dapat dibagi menjadi 4 kelompok bedasarkan sifat mutually
exclusive dan collectively exhaustive, yaitu:
a. Skala nominal A tidak bersifat mutually exclusive karena ada orang yang hobinya lebih
dari dua serta tidak bersifat collectively exhaustive karena mungkin ada orang yang
mempunyai hobi diluar kelima hobi diatas
b. Skala nominal B tidak bersifat mutually exclusive karena ada sarjana yang memperoleh
gelar di dua bidang yang berbeda tetapi bersifat collectively exhaustive karena seluruh
sarjana bisa dimasukkan ke dalam kategori diatas, terutama dengan adanya kategori
lain-lain
c. Skala nominal C bersifat mutually exclusive tetapi tidak collectively exhaustive karena
orang bisa bersikap ragu-ragu atau abstain yang tidak tidak bisa dimasukkan ke dua
kategori diatas
d. Skala nominal D bersifat mutually exclusive dan collectively exhaustive.

Skala Ordinal

Skala pengukuran ordinal mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Menggunakan bilangan atau tanda yang berfungsi sebagai simbol yang bisa
membedakan. Sifat ini sama dengan sifat skala pengukuran nominal
b. Skala ordinal menunjukkan urutan atau peringkat.
Beberapa contoh skala ordinal dapat dilihat pada Tabel berikut:

NO VARIABEL KLASIFIKASI SKALA
1. Tingkat manajemen Manajemen puncak 1
Manajemen Menengah 2
Manajemen Bawah 3
2. Tingkat Motivasi Sangat tinggi 1
Tinggi 2
Cukup 3
Rendah 4
Sangat rendah 5
3. Sikap Sangat setuju 1
Setuju 2
Ragu-ragu 3
Tidak setuju 4
Sangat tidak setuju 5
4. Tingkat pendidikan SD 1
SMP 2
SMU 3
Diploma 4
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
34
Sarjana 5
S2 6
S3 7

Skala Interval

Skala interval mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Menunjukkan lambang atau simbol
2. Menunjukkan peringkat atau urutan
3. J arak atau interval yang tetap
4. Titik awal (titik nol) bersifat relatif (tidak mutlak)
Contoh skala interval adalah suhu yang diukur dengan termometer. J arak 5
o
C dengan 10
o
C
sama dengan jarak 20
o
C dengan 25
o
C atau mempunyai sifat interval yang tetap. 0
o
C bukan
menunjukkan bahwa benda yang diukur tidak mempunyai suhu sehingga titik 0 tersebut
bukan merupakan titik mutlak.

Skala Rasio

Tingkat pengukuran yang tertinggi adalah skala rasio. Skala rasio ini mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut:
1. Sebagai lambang atau simbol yang bisa membedakan
2. Menunjukkan peringkat atau urutan
3. J arak atau interval yang sama
4. Mempunyai titik nol yang mutlak
Contohnya adalah gaji karyawan, tinggi atau berat badan, dan panjang sutau benda

KARAKTERITIK PENGUKURAN YANG BAIK

Proses pengukuran mengggunakan suatu alat ukur. Alat ukur tersebut harus
menghasilkan ukuran yang sesuai dengan karakteristik obyek sesungguhnya. Misalnya,
jika kita akan mengukur tinggi badan maka alat ukur yang digunakan (katakanlah meteran)
harus bisa mengukur secara tepat sesuai dengan tinggi orang yang diukur tinggi badannya.
Di bidang ilmu alam, proses pengukuran tersebut relatif lebih pasti dan objektif
dibandingkan di bidang ilmu sosial. Hal ini disebabkan alat ukurnya bersifat standar dan
obyek pengamatannya bersifat nyata. Sebagai contoh, tekanan udara diukur dengan
barometer, kecepatan dengan spedometer, tingkat keasamaan dengan PH-meter, dan
sebagainya. Sedangkan pengukuran dalam ilmu sosial relatif sulit karena alat ukur yang
akan digunakan sebagian besar harus dirancang oleh peneliti serta obyek
pengukurannyapun relatif abstrak. Misalnya kita akan mengukur motivasi karyawan,
bagaimana kita bisa mengukur bahwa seorang karyawan mempunyai motivasi tinggi atau
rendah? Demikian juga pada saat mengukur sikap kepemimpinan, tingkat inovasi, adopsi
teknologi, dan sebagainya.
Kesulitan-kesulitan pengukuran dalam ilmu sosial tersebut bisa menimbulkan
perbedaan-perbedaan hasil pengukuran untuk setiap peneliti yang merancang sendiri alat
ukur, atau disebut juga instrumen penelitian. Sangat mungkin terjadi perbedaan hasil
pengukuran suatu obyek yang sama oleh peneliti yang berbeda karena tergantung pada alat
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
35
ukur yang digunakan masing-masing. Sumber-sumber yang bisa menimbulkan perbedaan
tersebut adalah faktor satuan pengamatan (misalnya responden yang asal-asalan atau tidak
jujur mengisi kuisoner), faktor situasional (misalnya tekanan dari orang lain atau enggan
diwawancara secara langsung); faktor pihak pengukur (misalnya si pewawancara tidak
komunikatif atau terlalu bertele-tele), serta faktor instrumen penelitian alau alat ukur
(misalnya redaksi membingungkan atau bisa menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda).
Perbedaan-perbedaan hasil pengukuran menunjukkan bahwa alat ukur tersebut ada
yang baik dan ada yang buruk. Bagaimana kita bisa mengevaluasi baik tidaknya alat ukur
tersebut? Secara umum terdapat tiga karakteristik yang digunakan untuk menilai baik-
tidaknya proses pengukuran, yaitu validitas (validity), reliabilitas (reliability), dan
kepraktisan (practicality).

Validitas

Validitas secara umum adalah mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut
Emory dan Cooper (1991) validitas pengukuran dalam ilmu sosial dikelompokkan dalam
dalam 2 bentuk, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal
menunjukkan kemampuan pengukuran untuk diterapkan secara umum pada berbagai
obyek, tempat, dan waktu pengukuran. Sedangkan validitas eksternal berkaitan dengan
kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang ingin kita ukur.

Reliabilitas

Reliabiltas menunjukkan konsistensi pengukuran yang dilakukan yang meliputi
stabilitas (stability), ekivalen (equivalence), dan konsistensi internal (internal consistency).
Reliabilitas ini sangat erat kaitannya dengan ketepatan dan ketelitian pengukuran.
Pengukuran dikatakan stabil jika pengukuran pada sebuah obyek dilakukan berulang-ulang
pada waktu yang berbeda, menunjukkan hasil yang sama; dikatakan ekivalen jika
pengukuran menunjukkan hasil pengukuran yang sama jika dilakukan peneliti lain atau
memakai contoh item lain; serta dikatakan konsisten internal jika item-item atau indikator
yang digunakan adalah konsisten satu sama lain.

Kepraktisan

Persyaratan ketiga adalah pengukuran harus bisa diterapkan secara praktis atau
mudah dilaksanakan di lapangan. Kepraktisan bisa ditinjau dari sudut ekonomi (biaya dan
waktu) kemudahan administrasi atau pengelolaannya, serta hasil yang mudah
diinterpresikan oleh pihak lain.

TEKNIK PENSKALAAN

Dalam ilmu sosial, alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel sering tidak
tersedia sehingga harus dirancang dan dikembangkan sendiri oleh peneliti. Alat ukur
tersebut, atau disebut instrumen penelitian, harus bisa membeda-bedakan satuan
pengamatan sesuai dengan karakteristik yang diamati dengan menggunakan teknik
penskalaan tertentu. Penskalaan adalah prosedur untuk memberikan bilangan (atau simbol
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
36
lain) pada suatu obyek sehingga bilangan tersebut menunjukkan karakteristik obyek
tersebut. Karakteritik tersebut lebih tepatnya diwakili oleh sejumlah indikator atau item.
Beberapa teknik penskalaan sering digunakan adalah Likerts Summated Rating, Semantic
Differential, The Law of Comparative Judgement, Method of Succesive Interval, dan
Method Bsed on Rank Order. Dua teknik yang akan dijelaskan disini adalah Likerts
Summated Rating dan Semantic Differential.

Likerts Summated Rating (LSR)

LSR adalah metode pengukuran sikap (attitude) yang banyak digunakan dalam
penelitian sosial karena kesederhanaannya. LSR sangat bermanfaat untuk membandingkan
skor sikap seseorang dengan distribusi skala dari sekelompok orang lainnya, serta untuk
melihat perkembangan atau perubahan sikap sebelum dan sesudah ekperimen atau
kegiatan. Tahap-tahap perancangan LSR adalah sebagai berikut:
1. Tentukan secara tegas sikap terhadap topik apa yang akan diukur. Contohnya, sikap
para karyawan terhadap sistem pelatihan, sikap para pengusaha kecil terhadap realisasi
pemberian kredit usaha, sikap mahasiswa terhadap liberalisasi perdagangan, dan
sebagainya
2. Tentukan secara tegas Dimensi yang menyusun sikap tersebut. Dimensi tersebut pada
dasarnya merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yang menurut Likert terdiri
dari dimensi kognitif (tahu atau tidak tahu), afektif (perasaan terhadap sesuatu), dan
konatif (kecenderungan untuk bertingkat laku). Contoh lain, dimensi tingkat sosial
ekonomi meliputi kekayaan, pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan
3. Susun pernyataan-pernyataan atau item yang merupakan alat pengukur dimensi yang
menyusun sikap yang akan diukur sesuai dengan indikator. Banyaknya indiktor
biasanya antara 30-40 item untuk sebuah sikap tertentu. Item-item yang disusun
tersebut harus terdiri dari item positif dan item negatif. Item positif adalah pernyataan
yang memberikan isyarat mendukung/menyokong topik yang sedang diukur, sedangkan
item negatif sebaliknya, yaitu melawan topik. Item positif dan item negatif harus
ditempatkan secara acak.
Contoh:
Dua contoh item untuk mengukur sikap para pemilik perusahaan terhadap masuknya
investor asing
a. Masuknya investor asing akan memperluas jaringan bisnis (item positif)
b. Investor asing akan menyebabkan eksploatasi sumber daya domestik (Item Negatif)
4. Setiap item diberi pilihan respon yang bersifat tertutup (closed questionare).
Banyaknya pilihan respon biasanya 3, 5, 7, 9, dan 11. Dalam prakteknya, jumlah pilihan
respon yang paling banyak dipakai adalah 5. Alasannya adalah jika respon terlalu
sedikit maka hasilnya terlalu kasar tetapi jika terlalu banyak maka responden sulit
membedakannya. Kelima pilihan respon tersebut adalah:
Sangat tidak setuju Tidak setuju Tidak ada pendapat Setuju Sangat setuju
Contoh:
a. Masuknya investor asing akan memperluas jaringan bisnis
[ ] Sangat setuju
[ ] Setuju
[ ] Tidak ada pendapat
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
37
[ ] Tidak setuju
[ ] Sangat tidak setuju

b. Investor asing akan menyebabkan eksploitasi sumber daya domestik
[ ] Sangat setuju
[ ] Setuju
[ ] Tidak ada pendapat
[ ] Tidak setuju
[ ] Sangat tidak setuju
5. Untuk setiap pilihan respon, jawaban diberikan skor dengan kriteria apabila item positif
maka angka terbesar diletakkan pada sangat setuju sedangkan jika item negatif maka
angka terbesar diletakkan padasangat tidak setuju. Skor yang diberikan pada jawaban
untuk setiap item kemudian dijumlahkan.
Contoh skor untuk item negatif dan positif diatas adalah sebagai berikut:
a. Masuknya investor asing akan memperluas jaringan bisnis (item positif)
[5] Sangat setuju
[4] Setuju
[3] Tidak ada pendapat
[2] Tidak setuju
[1] Sangat tidak setuju
b. Investor asing akan menyebabkan eksploatasi sumber daya domestik (item negatif)
[1] Sangat setuju
[2 ] Setuju
[3] Tidak ada pendapat
[4] Tidak setuju
[5] Sangat tidak setuju
Tapi perlu diingat, skor tersebut jangan sebaiknya jangan dicantumkan pada kuisoner
sebenarnya yang akan diisi oleh responden.

Latihan 4.1
Skala likert akan digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan program pendidikan, yaitu
dengan menganalisis persepsi peserta yang sudah mengikuti program pendidikan tersebut.
Skala tersebut terdiri dari 5 item sebagai berikut:
1. Program ini tidak menarik
[ ] Sangat setuju
[ ] Setuju
[ ] Tidak ada pendapat
[ ] Tidak setuju
[ ] Sangat tidak setuju
2. Metode mengajarnya baik
[ ] Sangat setuju
[ ] Setuju
[ ] Tidak ada pendapat
[ ] Tidak setuju
[ ] Sangat tidak setuju
3. Saya memperoleh banyak pelajaran dari program ini
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
38
[ ] Sangat setuju
[ ] Setuju
[ ] Tidak ada pendapat
[ ] Tidak setuju
[ ] Sangat tidak setuju
4. Pendapat peserta tidak mendapatkan perhatian dalam program
[ ] Sangat setuju
[ ] Setuju
[ ] Tidak ada pendapat
[ ] Tidak setuju
[ ] Sangat tidak setuju
5. Program ini sangat baik untuk persiapan bekerja
[ ] Sangat setuju
[ ] Setuju
[ ] Tidak ada pendapat
[ ] Tidak setuju
[ ] Sangat tidak setuju

6. Program ini tidak sesuai dengan harapan saya
[ ] Sangat setuju
[ ] Setuju
[ ] Tidak ada pendapat
[ ] Tidak setuju
[ ] Sangat tidak setuju
Kuisoner tersebut bisa dianalisis jika membuat skor 1 sampai 5 untuk masing-masing
respon dari setiap item. Misalkan kuisoner tersebut diisi oleh 5 responden yang dianggap
sebagai sampel penelitian dengan hasil terlihat pada Tabel berikut. Berapa skor terkecil
dan terbesar untuk satu orang responden dan total semua responden.

Responden Item Total
1 2 3 4 5 6
A 5 3 4 1 3 2 18
B 4 2 4 2 4 1 17
C 5 3 3 1 3 2 17
D 4 3 4 1 2 2 16
E 4 3 3 2 3 1 16

J umlah skor untuk setiap responden:
Maksmimal =30 (5 x 6 item)
Minimal =6 (1 x 6 item)
Median =18 (3 x 6 item)
Kuartil I =12 (2 x 6 item)
Kuartil III =24 (4 x 6 item)
J umlah skor untuk seluruh responden:
Maksmimal =150 (5 x 30)
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
39
Minimal =30 (5 x 6)
Median =90 (5 x 18)
Kuartil I =60 (5 x 12)
Kuartil III =120 (5 x 24)
Interpretasi jumlah skor tersebut adalah
Kuartil III <Skor <Maksimal, artinya sangat positif (program dinilai berhasil)
Median <Skor <Kuartil III, artinya positif (program dinilai cukup berhasil)
Kuartil I <Skor <Median , artinya negatif (program dinilai kurang berhasil)
Minimal <Skor <Kuartil I , artinya sangat negatif (program dinilai tidak
berhasil)
Karena jumlah skor keseluruhan untuk kasus diatas adalah 85 maka program pendidikan
tersebut dinilai kurang berhasil.

84 (hasil survey)


30 60 90 120 150

Minimal Kuartil I Median Kuartil III Maksimal


Semantic Differential

SD dikembangkan oleh Charles E. Osgood, G.J . Suci dan P.H. Tannenbaum.
Teknik ini didasarkan pada anggapan bahwa sebuah obyek memiliki sejumlah dimensi
pengertian konotatif yang bisa ditempatkan pada rentang ciri multidimesi, yang disebut
semmantic space. SD banyak digunakan dalam mengevaluasi kesan merek atau penelitan
pemasaran lainnya, masalah politik dan kepribadian, serta sikap organisasi. Metoda ini
terdiri dari sekumpulan skala peringkat dua kutub yang biasanya sebanyak 7 skala.
Langkah-langkah perancangan selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Tentukan secara tegas sikap terhadap topik yang akan diukur, misal sikap konsumen
terhadap produk baru yang akan dipasarkan
2. Susun item-item yang bentuknya lebih sederhana daripada LSR. Setiap item terdiri atas
dua kutub yang berlawanan
3. Setiap responden harus menentukan posisi jawabannya
4. J awaban responden kemudian diberi skor dan semua skor dijumlahkan
5. Tentukan secara statistik skor terbesar, terkecil, rata-rata skor, median, dan kuartil
Dibandingkan denga likert summated rating, penilaian terhadap skor pada metode ini bisa
lebih mendalam sebab skornya dianggap mempunyai tingkat pengukuran interval. J adi bisa
dihitung rata-rata dan simpangan baku dari hasil pengumpulan data dari para responden.

Latihan 4.2
Seorang peneliti ingin mengetahui sikap responden terhadap 3 orang kandidat pemimpin
perusahaan publik, misalnya A, B, dan C. berdasarkan teori sebelumnya, kepemimpinan
dipengaruhi oleh faktor evaluasi diri (E), potensi (P), dan aktivitas (A) dari setiap kandidat
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
40
tersebut. Ketiga faktor atau dimensi tersebut selanjutnya diperinci lagi menjadi 10
indikator dalam bentuk 2 kutub berlawanan (positif - negatif) sebagai berikut:
1. Dimensi Evaluasi :
(Positif) Sosialisasi tinggi - tidak bersosialisasi (negatif)
(Positif) Progresif - regresif (negatif)
(Positif) J ujur - Bohong (negatif)
(Positif) Sukses - tidak sukses (negatif)
2. Dimensi Potensi :
(Positif) Pendirian kuat - Lemah (negatif)
(Positif) tenacious - yielding (negatif)
(Positif) Pekerja keras - malas (negatif)
3. Dimensi Aktivitas :
(Positif) Aktif - Pasif (negatif)
(Positif) Cepat - Lambat (negatif)
(Positif) Semangat - tenang (negatif)
Pengertian kutub positif disini berbeda dengan pengertian item positif pada metode likert,
yaitu kutub positif menunjukkan indikator atau sifat yang diharapkan ada pada seorang
pemimpin sedangkan kutub negatif adalah indikator atau sifat yang tidak diharapkan.
Selanjutnya kesepuluh indikator tersebut dirancang dalam bentuk instrumen penelitian.
Pedoman yang digunakan adalah (a) Indikator masing-masing dimensi diletakkan secara
secara acak dan (b) kutub positif dan negatif juga diletakkan dengan arah bergantu-ganti
(positif-negatif atau negatif-positif). Instrumen penelitian selengkapnya adalah sebagai
berikut:

Sosialisasi tinggi tidak bersosialisasi
Pendirian kuat Lemah
Aktif Pasif
Progresif Regresif
Yielding Tenacious
Lambat Cepat
J ujur Tidak jujur
Pekerja keras Lambat
Semangat Tenang
Tidak sukses Sukses

Instrumen tersebut disebarkan untuk diisi oleh responden, misalnya sebanyak 5 orang
responden. Tahap analisis datanya berdasarkan skor sepanjang garis antara dua kutub,
yang biasanya angka antara 1 sampai 7 dengan aturan skor 1 untuk sifat negatif dan
seterusnya sepanjang garis sampai kutub positif di seberangnya yang diberi skor 7.
Misalkan data yang diambil dari 20 responden dalam bentuk skor untuk setiap indikator
disajikan pada tabel berikut:

Pengukuran kepemimpinan untuk kandidat A
Responden Skor untuk indikator ke:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
41
1 6 6 5 5 4 3 3 6 6 5
2 5 6 4 5 3 2 2 4 5 4
3 5 5 4 6 3 2 2 6 4 3
4 6 5 4 5 3 3 1 6 5 4
5 5 6 5 5 2 2 2 5 4 3
Rata-rata 5.4 5.6 4.4 5.2 3 2.4 2 5.4 4.8 3.8

Skor rata-rata untuk setiap indikator selanjutnya disajikan secara grafis seperti terlihat pada
Gambar berikut:

5,4
5,6
4,4
5,2
3
2,4
2
5,4
4,8
3,8
0 1 2 3 4 5 6
Tenang Semangat
Lambat Cepat
pasif
Malas
Yielding
Lemah
Tidak sukses
Bohong
Regresif
Tidak sosial
Aktif
Pekerja
Tenacious
Kuat
Sukses
Jujur
Agresif
Sosial


Dengan cara yang sama kita mengukur kepemimpinan untuk kandidat B dan C.
Selanjutnya skor rata-rata ketiga kandidat tersebut disajikan dalam grafik yang sama seperti
diata sehingga kita bisa membandingkan ketiga kandidat untuk kesepuluh indikator
tersebut.

Metode Paired Comparison

Dengan teknik ini, responden menyatakan persepsi atau sikapnya dengan
mengambil pilihan di antara dua obyek. Kegunaan teknik ini adalah mengukur relative
importance, yaitu semacam pembobotan untuk menggambarkan kepentingan relatif
beberapa obyek. Contoh kasusnya adalah sebagai berikut:

a. Seorang peneliti ingin mengetahui tanggapan konsumen terhadap 5 produk soft dink,
yaitu coca cola, coke, fanta, sprite, dan seven up. Bagaimana relative importance
diantara ke lima produk tersebut berdasarkan pendapat para konsumen
b. Seorang peneliti ingin mengukur tingkat sosial ekonomi masyarakat atau seseorang.
Misalkan saja bahwa tingkat sosial ekonomi tersebut ditentukan oleh 5 dimensi, yaitu
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
42
Pendidikan, pendapatan, jenis pekerjaan, jenis kelamin, dan jumlah keluarga.
Bagaimana relative importance diantara kelima dimensi tersebut, bisa diukur dengan
mengumpulkan pendapat dari para responden.

Kedua contoh kasus di atas bisa diselesaikan dengan menggunakan teknik penskalaan
paired comparison, dengan langkah kerja sebagai berikut:

1. Tentukan pasangan dimensi (domain) yang akan dibobot. Misalkan untuk kasus
pertama adalah coca cola, coke, fanta, sprite, dan seven up. Buatlah pasangan yang bisa
disusn diantara kelima domain tersebut. Banyaknya pasangan yang bisa disusun adalah
10 atau dengan rumus N=n(n-1)/2 dimana N adalah banyaknya pasangan sedangkan n
adalah banyaknya domain. Pasangan selengkapnya untuk kasus pertama adalah:
coca cola - coke coke - fanta fanta - sprite sprite - seven up
coca cola - fanta coke - sprite fanta - seven up
coca cola - sprite coke - seven up
coca cola - seven up
2. Tentukan banyaknya responden yang dianggap sebagai penilai (judge) dari pasangan-
pasangan tersebut. Misalkan untuk kasus disini adalah 200 orang.
3. Susun item untuk menentukan domain mana yang relatif lebih penting dalam setiap
pasangan. Misalnya mana yang lebih penting diantara coca cola - coke.
4. Data hasil penilaian para responden terhadap semua kemungkinan pasangan tersebut
disajikan dalam bentuk tabel berikut:


Penilaian
Coca Cola Coke Fanta Sprite Seven Up
Coca Cola - 164 * 138 50 70
Coke 36 ** - 54 14 30
Fanta 62 146 - 32 50
Sprite 150 186 168 - 118
Seven Up 130 170 150 82 -
Total 378 666 510 178 268
Rank order 3 1 2 5 4
Konversi ke skala interval
M
p
0.478 0.766 0.610 0.278 0.368
Z
j
-0.060 0.730 0.280 -0.590 -0.250
R
j
0.530 1.320 0.870 0.000 0.250
Keterangan:
* ada 164 orang yang menilai coke relatif lebih penting dibandingkan coca cola
** ada 36 orang yang menilai coca cola relatif lebih penting dibandingkan coke
J adi cara membaca tabel adalah domain pada kolom relatif lebih penting dibandingkan domain pada baris

5. Berdasarkan data pada tabel, kita bisa menentukan urutan dalam skala ordinal seperti
terlihat pada baris rank order yang disusun berdasarkan total setiap kolom. Total
terbesar merupakan urutan pertama, yaitu coke. Urutan selanjutnya adalah fanta, coca
cola, seven up, dan terakhir sprite. J ika skala ordinal tersebut akan dikonversi ke skala
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
43
interval (Rj) maka diperlukan perhitungan lebih lanjut dengan metode thurstone atau
metode composite standard. Skala interval pada tabel diatas menggunakan metode
composite standard, yaitu dengan menentukan terlebih dahulu nilai Mp dengan rumus:

C +0.5N
Mp =
nN
dimana
Mp adalah proporsi rata-rata untuk setiap kolom
N adalah banyaknya responden penilai, yang dalam contoh diatas adalah 200
C adalah jumlah frekuensi
n adalah banyaknya domain, yang dalam soal diatas adalah 5
Contoh perhitungan Mp untuk kolom pertama adalah Mp =(378 +0,5 x 200)/(5x200)
atau sebesar 0.478
Nilai Z
j
dilihat dari tabel distribusi normal, yaitu nilai Z
j
yang luas dibawah kurvanya
sebesar M
p
. Sedangkan skala interval R
j
dibuat dengan menambahkan nilai setiap Z
j

dengan nilai mutlak dari Z
j
yang negatif terbesar. Misalnya, karena nilai Z
j
yang paling
negatif adalah Z
4
(nilai Z untuk kolom ke 4) yaitu -0.590 maka R
4
(skala interval untuk
kolom ke 4) adalah -0.590 +0.590 =0. J adi untuk setiap kolom, skala intervalnya
adalah Rj =Zj +0.590. Berdasarkan analisi tersebut urutan softdring menurut pendapat
200 responden adalah coke, fanta, coca cola, seven up, dan terakhir adalah sprite. J ika
menggunakan skala interval maka ukuran kelima softdrink tersebut adalah 1.320, 0.870,
0.530, 0.250, dan terkahir yang paling rendah skalanya adalah 0.

SPSS
Kita akan menhitung contoh diatas dengan menggunakan fasilitas compute pada SPSS
yang mempunyai berbagai fungsi transformasi (matemetika, logika, statistika, pengolahan
karakter, dan sebagainya). Langkah-langkah selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Pemasukkan data frekuensi pasangan seperti disajikan pada tabel diatas. Bentuk data
editor SPSSuntuk tabel tersebut adalah :

coca coke fanta sprite seven
1 0 164 138 50 70
2 36 0 54 14 30
3 62 146 0 32 50
4 150 186 168 0 118
5 130 170 150 82 0

2. Karena Data Editor tidak bisa melakukan perhitungan secara vertikal maka untuk
menghitung total, MP, Z, dan R, bentuk tampilan data editornya harus ditranposekan,
yaitu dengan mengklik Transpose pada menu Data. Bentuk data editornya menjadi:

case_lbl var001 var002 var003 var004 var005
1 coca
2 coke
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
44
3 fanta
4 seven
5 sprite

3. Kita mulai menghitung total, Mp, Z, dan R dengan mengklik submenu compute pada
menu transform. Langkah-langkah perhitungan selengkapnya adalah:

a. Menghitung C
Pada kotak dialog yang muncul, tuliskan C pada Target Variable. Pada kotak
Numeric Expresion tuliskan rumus var001+var002+var003+var004+var005. Klik
OK maka SPSS akan menghitung C yang disajikan secara otomatis pada kolom
berikutnya

b. Menghitung Mp
Dengan langkah awal yang sama seperti menghitung C, tetapi Target Variabel-nya
adalah Mp dan rumus yang dimasukkan pada kotak Numeric Expression adalah (C
+0,5*200)/(5*200). Klik OK dan nilai Mp akan disajikan pada kolom berikutnya
setelah nilai C

c. Mencari nilai Z
Z akan dicari dengan menggunakan fasilitas Functions pada menu yang sama dengan
diatas. Setelah mengklik menu Transform Compute, ketikkan Z pada Target
Variable dan carilah rumus IDF.NORMAL[p,mean,stddev] pada kotak Functions.
Klik dua kali pada rumus tersebut sehingga berpindah ke kotak Numeric
Expression. Lengkapi rumus tersebut dengan memasukkan data dalam tanda kurung,
yaitu [Mp, 0, 1]. J ika sudah, klik OK sehingga SPSS akan menghitung dan
mneyajikan nilai Z pada kolom setelah Mp.

d. Menghitung R
Sebelum menghitung nilai R, kita mencari dulu nilai Z yang paling negatif, yaitu -
0,590. R dapat dihitung dengan rumus R =Z +0,590. Masukkan rumus tersebut
dengan cara yang sama seperti menghitung C, Mp dan Z. Setelah klik OK, SPSS
akan menghitung dan menyajikan secara otomatis nilai-nilai R pada kolom terkahir di
sebelah Z.



Metode Rank Order

Metode ini merupakan pendekatan penskalaan komparatif yaitu dengan
menanyakan kepada responden ranking (kesatu, kedua, dan seterusnya sampai ke n) dari
sejumlah n obyek sesuai dengan persepsi atau pendapat mereka. Teknik ini relatif lebih
cepat, sederhana, dan lebih mudah dipahami responden. Misalkan dengan 5 jenis soft drink
pada metode paired comparison membutuhkan 10 pasangan yang harus dipilih responden,
sedangkan dengan metode ini setiap responden hanya memberikan jawaban dalam bentuk
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
45
urutan kesatu sampai kelima dari 5 jenis softdrink tersebut. Tetapi kelemahannya adalah
dengan semakin banyak obyek, responden semakin sulit dan memerlukan kehatia-hatian
dalam menyusun ranking sesuai dengan pendapatnya. Selain itu, ranking tersebut masih
berskala ordinal (tidak bisa dihitung rata-rata atau standar deviasinya) sehingga
memerlukan metode tambahan untuk mengkonversikan ke skala nominal.
Misalkan kita ingin mengetahui ranking 10 buah bank swasta nasional sesuai
dengan pendapat para nasabah mengenai tingkat pelayanannya, yaitu dengan mengambil 50
orang responden sebagai sampel penelitian. Contoh penerapan lainnya adalah memilih
perguruan tinggi favorit, tingkat kepedulian lingkungan beberapa perusahaan, prioritas
pembelian barang-barang kebutuhan sehari-hari oleh keluarga-keluarga, dan lain-lain yang
didasarkan perbandingan (komparasi) berbagai obyek berdasarkan persepsi responden.
Langkah kerja selengkapnya metode ini dengan menggunakan contoh pertama (ranking
pelayanan 10 bank) adalah sebagai berikut:

1. Tentukan dengan jelas sejumlah n obyek yang akan diukur. Dalam contoh ini adalah 10
buah bank swasta nasional, misal Bank A, Bank B, dan seterusnya berturut-turut sampai
ke Bank J .
2. Kita membuat 10 sekatan daerah di bawah kurva normal. Sekatan tersebut membagi
kurva normal menjadi 1I derah dengan luas 10 persen untuk 9 bagian di tengah kurva
dan 5 persen di 2 bagian ujung kurva. Pembagian ke 10 bagian tersebut selengkapnya
dapat dilihat pada Gambar berikut:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai Z: -1.65 -1.04 -0.67 -0.39 -0.13 0.13 0.39 0.67 1.04 1.65
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.05
0.1
0.1
0.1
0.1
0.05


J ika kita membuat ranking 1 sampai 7 berarti membuat 7 daerah di bawah kurva normal.
Tahap kedua ini sebenarnya terlepas dengan proses pengumpulan data dari para
responden, sehingga bisa dilakukan sesudahnya yaitu pada saat proses analisis data.
3. Tentukan banyaknya responden yang akan menilai kesepuluh objek, misalkan sebanyak
50 orang responden
4. Mengumpulkan data dari responden yang menjadi sampel penelitian yaitu dalam bentuk
ranking kesepuluh bank tersebut. Teknik pengumpulan data bisa dilakukan melalui
survey tertulis dengan kuisoner, atau survey melalui fasilitas telpoj. Contoh pertanyaan
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
46
inti dalam instrumen penelitian yang akan diberikan kepada setiap responden adalah
sebagai berikut:


Isilah ranking kesepuluh bank dibawah ini menurut pendapat
Anda. J ika sebuah bank memberikan pelayanan paling
dibandingkan 9 bank lainnya berilah ranking 1, kedua terbaik
diberi ranking 2, demikian seterusnya sampai ranking 10.

Nama Bank Ranking
Bank A .
Bank B .
Bank C .
Bank D .
Bank E .
Bank F .
Bank G .
Bank H .
Bank I .
Bank J .

J ika sudah terkumpul jawaban dari 50 responden, buatlah rekapitulasinya yang
dilengkapi dengan nilai Z hasil perhitungan pada langkah 2 sehingga bisa dilakukan
analsisi lebih lanjut. Contoh rekapitulasi jawaban dan proses perhitungan selenjutnya
dapat dilihat pada Tabel berikut:

Nama Bank
Ranking A B C D E F G H I J
1 20
*
6 2 12 0 0 0 10 0 0
2 6 5 27 10 2 0 0 0 0 0
3 2 27 15 6 0 0 0 0 0 0
4 12 10 6 7 15 0 0 0 0 0
5 10 0 0 15 17 8 0 0 0 0
6 0 0 0 0 10 17 21 2 0 0
7 0 0 0 0 0 10 7 33 0 0
8 0 0 0 0 6 0 10 5 27 2
9 0 0 0 0 0 15 12 0 23 0
10 0 2 0 0 0 0 0 0 0 48
Keterangan:
* artinya ada 20 orang responden yang menyatakan bahwa Bank A menempati ranking 1

5. Ubah data frekuensi pada setiap sel diatas ke dalam proporsi terhadap total responden
dan dilengkapi dengan nilai Z hasil perhitungan pada langkah 2 sehingga bisa dianalsis
lebih lanjut.

Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
47
Nama Bank Nilai
Ranking A B C D E F G H I J Z
1 0.4
*
0.12 0.04 0.24 0 0 0 0.20 0 0 -1,65
2 0.12 0.10 0.54 0.20 0.04 0 0 0 0 0 -1,04
3 0.04 0.54 0.30 0.12 0 0 0 0 0 0 -0,67
4 0.24 0.20 0.12 0.14 0.30 0 0 0 0 0 -0,39
5 0.20 0 0 0.30 0.34 0.16 0 0 0 0 -0,13
6 0 0 0 0 0.20 0.34 0.42 0.04 0 0 0,13
7 0 0 0 0 0 0.20 0.14 0.66 0 0 0,39
8 0 0 0 0 0.12 0 0.20 0.10 0.54 0.04 0,67
9 0 0 0 0 0 0.30 0.24 0 0.46 0 1,04
10 0 0.04 0 0 0 0 0 0 0 0.96 1,65

Z

-
0,931
2

-
0,675
8

-
0,875
4

-
0,778
0

-
0.096
4

0,413
4


0,492
8

-
0,000
4

0.840
2

1,616
8


Z

0,931
2

0,675
8

0,875
4

0,778
0

0,096
4

-
0,413
4

-
0,492
8

0,000
4

-
08402
,

-
1,616
8

SV

3,542
0


3,286
6

3,486
2

3,388
8

2,707
2

2,197
4

2,118
0

2,611
2

1,770
6

1,000

Urutan
akhir

1


4

2

3

5

7

8

6

9

10

* dicari dengan rumus f
11
/N atau 20/50 =0.4 dan seterusnya untuk setiap sel

6. Lakukanlah analisis data yaitu dengan menghitung nilai Z, Z, dan SV dengan cara
sebagai berikut:


Z
1
=(0.40 x -1,65) +(0.12 x -1,04) +(0.04 x -0,67) +(0.24 x -0,39) +(0.20 x -0,13)
=-0.9312

Z
2
=(0.12 x -1,65) +(0.1 x -1,04) +(0.54 x -0,67) +(0.2 x -0,39) +(0.04 x 1,65)
=-0.6758

dan seterusnya sampai Z
10
dengan pola yang sama.

Z
j
=- (Z
j
) , contoh Z
1
=- (-0,9312) =0,9312 dan seterusnya sampai Z
10


Sebelum menentukan SV, kita mencari dulu nilai Z
j
yang paling negatif, yang dalam
tabel diatas adalah -1,6108 dan diberi notasi Z
min
. SV dapat dicari dengan rumus:

SV =Z
j
+ Z
min
+1
SV
1
=0.9312 +1.6108 +1 =3.5420
SV
2
=0.6758 +1.6108 +1 =3.2866
Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala
48
dan seterusnya sampai SV
10

SV merupakan skala interval dan dari hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat
bahwa bank A mempunyai nilai SV terbesar yaitu 3.5420. J adi Bank A menempati
ranking pertama, Bank B menempati urutan kedua, dan seterusnya sampai Bank J yang
menempati ranking kesepuluh karena mempunyai nilai SV terkecil.

Anda mungkin juga menyukai