Program MP3KI
Program MP3KI
P
L
U
S
P
N
P
M
P
E
R
K
O
T
A
A
N
(
P
2
K
P
)
Keterangan :
PM : Pemberdayaan
Masyarakat
P : Pemerintah
Slide 78
PROGRAM KERJA 2012 2014
LINGKUP PEKERJAAN
Penataan Kawasan (Program MHT):
Provinsi DKI Jakarta
Penataan Kawasan :
Kawasan Boezem Morokrembangan, Surabaya
Penataan Kawasan :
Kawasan Tamansari, Bandung
Penataan Kawasan :
Kawasan Rappokaling, Makassar
Penataan Kawasan :
Kawasan Denai, Medan
Lingkup Pekerjaan dari Pelaksanaan Kegiatan PNPM Perkotaan
Plus TA 2012-2014 :
Slide 79
80
PEMBIAYAAN (APBN & PKBL BUMN)
KLASTER IV
Slide 80
PROGRAM RKAKL 2012 JUMLAH
Program Rumah Sangat Murah dan Murah 1.200,88
Kemen Perumahan Rakyat 1.200,88
Program Air Bersih untuk Rakyat 2.072,53
Kemen PU* 2.261,34
Kemen PDT 27,00
Program Listrik Murah dan Hemat 338,00
Kemen ESDM 288,00
Kemen PDT 50,00
Program Kendaraan Umum Angkutan Murah 50,00
Kemen Perindustrian 50,00
Program Peningkatan Kehidupan Nelayan 1.157,359
Kemen Kelautan dan Perikanan 1.157,359
Program Peningkatan Kehidupan Masyarakat Miskin Perkotaan 74,767
Kemen PU 74,767
TOTAL 3.670,53
PENYEDIAAN ANGGARAN PADA APBN TA 2012
Slide 81
PKBL BUMN
82
Penyediaan anggaran PKBL BUMN tahun 2012 untuk
mendukung program klaster ke 4 sedang dalam Proses
penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan 2012.
PKBL BUMN 2012 direncanakan untuk menutupi
kekurangan anggaran yang tidak tersedia pada APBN
2012 untuk:
a. Sambungan instalasi air minum dari pipa distribusi ke
setiap rumah.
b. Penyediaan sambungan listrik bagi rumah baru (on
grid dan off grid).
Slide 82
83
PROGRAM KENDARAAN ANGKUTAN
UMUM MURAH
Slide 83
SASARAN PROGRAM KENDARAAN ANGKUTAN
UMUM MURAH
Tersedianya kendaraan angkutan umum yang dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi di pedesaan, sektor
pertanian, dan UKM.
Spesifikasi:
1. kendaraan Roda 4 angkutan barang.
2. mesin 660 cc,
3. konsumsi bahan bakar 25 km/l,
4. harga Rp 50-55 juta,
5. kandungan lokal 60%.
84
Slide 84
RENCANA AKSI PROGRAM KENDARAAN
ANGKUTAN UMUM MURAH
Tahun 2012:
1. Investasi Peralatan di PT. INKA melalui Penyertaan Modal Negara
sebesar Rp. 50 milyar.
2. Research & Development (R & D) produksi untuk 2 merek (GEA dan
Tawon) sebesar Rp. 20 milyar.
3. Pembelian mobil uji coba GEA + Tawon 40 unit dan uji coba sebesar
Rp. 10 milyar.
4. Pemberian BM-DTP atas impor bahan baku dan komponen dalam
negeri sebesar 5 milyar.
85
Tahun 2013:
1. Pembelian mobil dua merek 6.000 unit x Rp. 50 juta sebesar Rp.
300 milyar per tahun melalui dana dekonsentrasi.
2. Modal kerja untuk produksi di PT. INKA sebesar Rp. 190 milyar.
Slide 85
86
PKH:
1. Ketepatan sasaran dan pendataan peserta relatif
masih lemah
2. Sosialisasi program masih kurang efektif
3. Struktur kelembagaan dan peran Korwil belum
efektif
Raskin:
1. Ketidaktepatan dalam kuantitas, kualitas, harga,
dan waktu pendistribusian
2. Masih kurangnya dukungan Pemda terhadap
distribusi bantuan pangan masyarakat miskin
3. Ketersediaan beras untuk keperluan Raskin oleh
Bulog
Jamkesmas:
1. Ketepatan sasaran pada pendataan peserta masih
lemah
2. Kendala dalam pelayanan kesehatan
3. Keterbatasan pembiayaan jaminan perlindungan
kesehatan masyarakat (terutama pekerja informal)
4. Belum optimalnya peran , tugas, dan fungsi Tim
Pengelola dan Tim Koordinasi di daerah
Bantuan Siswa Miskin (BSM):
1. Keterbatasan kapasitas pengelolaan di tingkat
pusat, daerah, dan sekolah
2. Ketiadaan beasiswa transisi untuk mengurangi
angka putus sekolah
3. Kesulitan koordinasi antara pusat dan daerah
karena tidak adanya dana safeguarding
1. Dampak positif program kurang
signifikan pada kecamatan yang tidak
miskin
2. PNPM Mandiri belum sepenuhnya
menjangkau masyarakat miskin,
terutama kelompok rentan dan
terpinggirkan
3. BLM yang diberikan belum dapat
menciptakan kesempatan kerja dan
menumbuhkan ekonomi produktif
secara berkelanjutan
4. Pengembangan kompetensi dan
profesi fasilitator belum memadai
5. Kapasitas pengelolaan lembaga
keuangan mikro PNPM Mandiri masih
terbatas dalam mendukung
peningkatan kesejahteraan dan
pengembangan ekonomi lokal
6. Perhatian Pemda untuk pemeliharaan
infrastruktur dan aset PNPM lainnya
masih rendah
1. Kurang optimalnya layanan
lembaga keuangan bukan bank
2. Kurangnya sosialisasi peluang
akses kredit/pembiayaan bank
melalui linkage
3. Rendahnya kemauan UMKM untuk
memanfaatkan jasa pendampingan
4. Terbatasnya data-data usaha mikro
dan kecil (UMK)
5. Terbatasnya jangkauan dan
cakupan sosialisasi KUR
6. Kurangnya pemahaman & kapasitas
UMKM untuk berwirausaha
7. Kurangnya dukungan sarana dan
prasarana pemasaran
8. Belum adanya skema peningkatan
kelembagaan koperasi
Klaster I
Bantuan dan Jaminan Sosial
Klaster II
PNPM
Klaster III
Pemberdayaan UMKM
TEMUAN PENTING HASIL EVALUASI PROGRAM
UNTUK PERBAIKAN KEDEPAN
Slide 86
87
STRATEGI UTAMA DALAM OPTIMALISASI
PELAKSANAAN PROGRAM
1. Kesesuaian antara kriteria
demand dan supply
2. Pembentukan tim koordinasi
pelaksana di tingkat nasional
untuk menjamin keterpaduan
program
3. Penyiapan berbagai program
secara terpadu pada beberapa
lokasi target sasaran
4. Pelaksanaan kegiatan yang
berbasis masyarakat
1. Peningkatan akses usaha mikro
terhadap informasi dan bantuan
permodalan
2. Pengembangan database sumber-
sumber permodalan
3. Peningkatan jangkauan program
KUR
4. Pelatihan kewirausahaan
5. Dukungan peningkatan produksi
dan akses pemasaran
6. Peningkatan kualitas kelembagaan
koperasi
Klaster IV
Pro-Rakyat
Klaster III
UMKM
1. Penajaman targeting dengan
mempertimbangkan jumlah
penduduk miskin, tingkat kesulitan
daerah, dan tingkat penyerapan
anggaran PNPM
2. Integrasi perencanaan partisipatif
dalam perencanaan reguler
3. Peningkatan kompetensi tenaga
pendamping/fasilitator
4. Peningkatan koordinasi - TKPKD
Klaster II
PNPM
1. Perluasan cakupan program
(3juta penerima)
2. Penyempurnaan Targeting pada
berbagai program (Data PPLS 2011)
3. Penyempurnaan sosialisasi
4. Penyempurnaan verifikasi
kepatuhan
5. Penyempurnaan ketepatan
pembayaran
6. Peningkatan koordinasi dengan
program bantuan sosial lain
(unified database)
Klaster I
Contoh Fokus: PKH
Program lain:
J amkesmas
Raskin
BSM
PRIORITAS NASIONAL
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
88
Klaster I
PKH
Raskin
BSM
J amkesmas
KB
Klaster II
PNPM
MANDIRI
Klaster III
Permodalan,
SDM,
Produksi,
Pemasaran,
Kelembagaan
Klaster IV
Rumah Murah
Air Bersih untuk
Rakyat
Listrik untuk Rakyat
Kehidupan Nelayan
KETERKAITAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DENGAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA
PRIORITAS NASIONAL
BIDANG PENDIDIKAN:
akses pendidikan
berkualitas, terjangkau,
relevan, dan efisien
PRIORITAS NASIONAL
BIDANG KESEHATAN:
pendekatan preventif melalui
peningkatan kesehatan
masyarakat dan lingkungan
PRIORITAS
NASIONAL BIDANG
PANGAN:
Peningkatan
ketahanan pangan
dan lanjutan
revitalisasi pertanian
dan perikanan
PRIORITAS NASIONAL
BIDANG INFRASTRUKTUR:
pembangunan infrastruktur yang
memiliki daya dukung dan daya
gerak terhadap pertumbuhan
ekonomi dan sosial
PRIORITAS NASIONAL
BIDANG DAERAH
TERTINGGAL,
TERDEPAN, TERLUAR,
DAN PASCA-KONFLIK
PRIORITAS NASIONAL
BIDANG
KESEJAHTERAAN
RAKYAT
Slide 88
PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA
MELALUI PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN
APBN 2012
Slide 89
PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA SATU JUTA NETTO
Dua hal dalam Pencapaian satu Juta Lapangan Kerja:
1) Angkatan Kerja baru yang masuk Pasar Kerja
2) Kemampuan Ekonomi dalam menyerap Tenaga Kerja
KLASTER 4 + 3 Program
PROGRAM
Lapangan Kerja
(percepatan pengurangan pengangguran
sebanyak 1 juta per tahun
Slide 90
ANGKATAN KERJA, KESEMPATAN KERJA, DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI 1988-2011
Kesempatan kerja netto rata-rata per tahun sebesar 130.000-640.000.
Tahun 2002-2005, angkatan kerja baru lebih besar dari kesempatan kerja, sehingga
menambah jumlah penganggur.
Tahun 2006-2010, kesempatan kerja baru lebih besar dari angkatan kerja baru, sehingga
dapat menurunkan pengangguran terbuka.
Tahun 2011, pertambahan angkatan kerja 800 ribu, dan kesempatan kerja 1,46 juta. Meskipun
kesempatan kerja relatif kecil, tetapi terjadi pergeseran yang positif ke arah lapangan kerja
formal.
5,78%
7,24%
6.46%
6,50%
7,82%
4,70%
-13,13%
0,79%
4,92%
3,64%
4,78%
5,50%
6,06%
4,30%
6,10%
6,50%
-14%
-11%
-8%
-5%
-2%
1%
4%
7%
-14,0
-11,0
-8,0
-5,0
-2,0
1,0
4,0
7,0
1
9
8
8
1
9
8
9
1
9
9
0
1
9
9
1
1
9
9
2
1
9
9
3
1
9
9
4
1
9
9
6
1
9
9
7
1
9
9
8
1
9
9
9
2
0
0
0
2
0
0
1
2
0
0
2
2
0
0
3
2
0
0
4
2
0
0
5
2
0
0
6
2
0
0
7
2
0
0
8
2
0
0
9
2
0
1
0
2
0
1
1
J
u
t
a
O
r
a
n
g
Perubahan AK
Perubahan KK
Pertumbuhan Ekonomi
Slide 91
PERKEMBANGAN YANG MEMBAIK DALAM LAPANGAN
KERJA FORMAL
30,73%
33,07%
37,83%
69,27%
66,93%
62,17%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
2005 2010 2011
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e
J
u
m
l
a
h
p
e
k
e
r
j
a
Formal (dalam juta) Informal (dalam juta)
% Formal % Informal
Tahun 2010-2011, terjadi pertambahan lapangan kerja formal 5,71 juta. Proporsi
pekerja formal meningkat dari 33,07 persen menjadi 37,83 persen.
Pekerja in-formal berkurang 4,24 juta dan proporsinya menurun dari 66,93
persen tahun 2010 menjadi 62,17 persen tahun 2011.
Slide 92
30,73%
33,07%
37,83%
69,27%
66,93%
62,17%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
2005 2010 2011
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e
J
u
m
l
a
h
p
e
k
e
r
j
a
Formal (dalam juta) Informal (dalam juta)
% Formal % Informal
30,73%
33,07%
37,83%
69,27%
66,93%
62,17%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
2005 2010 2011
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e
J
u
m
l
a
h
p
e
k
e
r
j
a
Formal (dalam juta) Informal (dalam juta)
% Formal % Informal
PERKEMBANGAN YANG MEMBAIK DALAM LAPANGAN
KERJA FORMAL
Investasi PMDN dan PMA, merupakan salah satu kontribusi
berkembangnya lapangan kerja formal. Sampai TW-III, tahun 2011, tenaga
kerja yang diserap 333.156.
Sektor usaha yang menyerap tenaga kerja adalah industri makanan,
industri otomotif suku cadang kendaraan bermotor, industri logam dasar,
tanaman pangan dan perkebunan serta pertambangan.
INVESTASI
Triwulan I Triwulan II Triwulan III
Realisasi
Investasi
(Triliun Rp)
Penyerapan
Tenaga Kerja
Realisasi
Investasi
(Triliun Rp)
Penyerapan
Tenaga Kerja
Realisasi
Investasi
(Triliun Rp)
Penyerapan
Tenaga Kerja
PMDN 14,1 73.046 33,0 91.533 52,0 100.991
PMA 39,5 123.860 82,6 134.271 129,0 232.165
Total 53,6 196.906 115,6 225.804 181,0 333.156
Slide 93
SUMBER PERTUMBUHAN LAPANGAN KERJA
Lapangan
Pekerjaan Utama
Pertumbuhan Kesempatan
Kerja (%)
Pertumbuhan ekonomi (%)
Elastisitas
Kesempatan Kerja
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
Pertanian
0,68 -0,28 -5,22 4,13 2,76 3,2 0,16 -0,10 -1,63
Pertambangan
7,91 8,59 16,81 4,37 3,57 2,4 1,81 2,40 7,00
Industri
pengolahan
2,31 7,67 5,19 2,11 4,40 5,9 1,10 1,74 0,88
Listrik, gas dan air
10,91 4,94 2,38 13,78 5,12 5,5 0,79 0,96 0,43
Bangunan
0,88 1,93 13,35 7,05 6,79 6,5 0,12 0,28 2,05
Perdagangan
3,42 2,48 4,02 1,14 8,91 9,1 3,00 0,28 0,44
Angkutan
-1,00 -8,16 -9,61 15,53 13,54 10,6 -0,06 -0,60 -0,91
Keuangan
1,82 17,01 51,39 5,05 6,02 6,8 0,36 2,83 7,56
Jasa
kemasyarakatan
6,88 13,96 32 6,40 5,99 6,7 1,08 2,33 0,64
Total 2,26 3,18 1,35 4,55 6,14 6,5 0,50 0,52 0,21
Slide 94
PENDEKATAN DAN KEBIJAKAN
Slide 95
(1) DARI SISI PERMINTAAN
a. Melihat Potensi Percepatan dari sudut, sumber-sumber pertumbuhan
Ekonomi
b. Melihat Potensi Percepatan dari sudut lokus yang telah ditentukan
sebelumnya (MP3EI, Kawasan Ekonomi, Lokasi TKI, Lokasi Daerah
Tertinggal, Lokasi tingkat pengangguran dan setengah pengangguran
terbesar.
c. Melihat Potensi Percepatan dari sudut Pelaku Usaha, seperti:
1) Akses Kredit
a) Melalui sistem perbankan: misalnya KUR
b) Untuk Usaha Mikro
i. Penguatan Koperasi sebagai lembaga Keuangan mikro
ii. Penguatan Usaha Mikro dan Kecil sebagai unit usaha yang
menyerap pekerja terbesar.
2) Infrastruktur (swasta, Pemerintah, BUMN,)
3) Penyempurnaan peraturan (UU dan regulasi lainnya termasuk perijinan)
Slide 96
(2) DARI SISI PENAWARAN
Difokuskan kepada Identifikasi dalam rangka:
1. Peningkatan Produktivitas pekerja
2. Pelatihan
3. Sertifikasi
1) Peningkatan produktivitas Proses produksi
2) Penggunaan Teknologi modern bagi usaha besar
3) Penerapan Manajemen Modern bagi usaha besar
4) Menyempurnakan infrastruktur keras maupun infrastruktur
lunak (Regulasidll) bagi peningkataan proses produksi dan
distribusi barang dan jasa.
5) Penggunaan teknologi dan manajemen sederhana bagi usaha
mikro dan kecil
Dari sisi penawaran, supply factors penting adalah jumlah pengangguran dan
tingkat gaji yang rendah di sektor informal. Mengurangi pengangguran dan
mempersiapkan pekerja melakukan perpindahan lapangan kerja yang lebih
produktif atau lapangan kerja formal.
Slide 97
(3) POTENSI PENCIPTAAN MELALUI
PROGRAM-PROGRAM APBN
1. Program-program pembangunan infrastruktur skala besar, sedang, dan
kecil, dapat digunakan sebagai wahana penciptaan kesempatan kerja.
2. Program penanganan isu angkatan kerja muda, melalui Lima Program
Utama , yaitu:
1) Kebijakan dalam rangka menurunkan tingkat pengngguran terbuka
(TPT) usia muda, antara lain:
2) Keahlian untuk dapat bekerja,
3) Pemagangan,
4) Kewirausahaan dan
5) Berbagi pengetahuan.
Identifikasi Kegiatan yang dilakukan K/L
3. Memetakan peran K/L adanya kesamaan kegiatan, target, dan lokasi,
dengan K/L lain, sehingga dapat diidentifikasi gapnya.
Slide 98
KEBIJAKAN PERCEPATAN
PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
1. Memberikan insentif bagi perusahaan yang mempekerjakan tenaga
kerja dalam jumlah besar (tergolong industri padat pekerja). Sudah teridentifikasi
industri yang banyak menyerap tenaga kerja.
2. Mengefektifkan Program-program Pemerintah melalui APBN.
Program diberikan kepada masyarakat yang berhak menerima program, seperti
penganggur, setengah penganggur dan pekerja yang kurang produktif.
3. Mensinergikan program-program pusat dengan daerah
Mempercepat upaya daerah dalam memperbaiki pelayanan/perijinan berkaitan
dengan iklim investasi di daerah,
Memanfaatkan belanja daerah (APBD) dan APBN seoptimal mungkin, dan
Menangani pengangguran dan kemiskinan (terutama daerah yang merupakan
kantong-kantong kemiskinan dan pengangguran) melalui program-program APBD dan
APBN.
4. Memperkuat koordinasi dengan swasta
Dengan adanya MP3EI, berdasarkan indikasi investasi pada 22 kegiatan utama di 6
koridor ekonomi dengan asumsi seluruh investasi yang direncanakan terlaksana,
diperkirakan akan tercipta lapangan kerja baru yang akan menambah daya serap tenaga
kerja dalam kegiatan ekonomi.
Slide 99
LANGKAH-LANGKAH
Slide 100
1. POTENSI PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
Slide 101
(1). Sumber Pertumbuhan Lapangan Kerja
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011
j
u
t
a
o
r
a
n
g
Pertanian
Industri
Jasa Kemasyarakatan
Lainnya
Total
Pertambahan Lapangan Kerja Formal
Lapangan Kerja Formal selama 2 tahun terakhir, tumbuh dengan baik, terutama
di sektor jasa dan industri, masing-masing 1,4 juta dan 1,2 juta tahun 2011.
Industri yang berkembang diantanya adalah industri makanan-minuman, logam
dan mesin, perkayuan, tekstil dan garmen, barang-barang non-logam.
Sektor pertanian, meskipun secara keseluruhan terjadi penurunan, tetapi
lapangan kerja formal, bertambah hampir 500 ribu pekerja.
Masih terdapat potensi mengembangkan sektor pertanian.
Slide 102
PELUANG SEKTOR PERTANIAN:
HASIL KAJIAN CEPAT
Kaum muda dan perempuan masih tertarik untuk bekerja di
sektor pertanian, jika memberikan penghasilan cukup, ada role-
model* pengembangan pertanian di daerahnya; kompetitif, dan
dapat mengangkat gengsi.
Jika ada role-model, akan terjadi pergeseran atau penyerapan
tenaga kerja baru di bidang pertanian di daerahnya.
Petani lama juga dapat terangkat upahnya. Petani yang telah
berpindah pekerjaan dapat kembali bekerja di sektor pertanian.
*) Role-model pertanian adalah model kegiatan pertanian yang inovatif, yang
dapat memberikan penghasilan memadai bagi petani penggarapnya.
Slide 103
(2). PERCEPATAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
MELALUI KORIDOR EKONOMI
22 Kegiatan Utama Yang Akan
Dikembangkan :
- Besi Baja
- Perkapalan
- Kelapa Sawit
- Karet
- Batubara
- Makanan Minuman
- Tekstil
- Peralatan Transportasi
- Jabodetabek Area
- Pertahanan/Alutsista
- Bauksit
- Migas
- Perkayuan
- Nikel
- Pertanian Pangan
- Perikanan
- Pariwisata
- Peternakan
- Tembaga
Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja
langsung setiap investasi yang
direncanakan
Dikelompokkan ke dalam 6
Koridor Ekonomi untuk
Mengetahui Kebutuhan Tenaga
Kerja dalam Koridor/Pulau dan
Propinsi
Dikelompokkan ke dalam Sektor
Ekonomi: Pertanian, Pertambagan
dan energi, Industri, Bangunan,
Pariwisata dan Transportasi dan
Komunikasi
Slide 104
(a) RENCANA INVESTASI DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA
BERDASARKAN KEGIATAN UTAMA KORIDOR EKONOMI TAHUN 2012-2014
SUMATERA; 35,6
JAWA; 117,2
KALIMANTAN;
488,1
SULAWESI; 189,7
BALI-NUSA
TENGGARA; 57,1
PAPUA-
KEPULAUAN
MALUKU; 440,9
Investasi (dalam Trilyun Rupiah)
SUMATERA JAWA KALIMANTAN SULAWESI BALI-NUSA TENGGARA PAPUA-KEPULAUAN MALUKU
SUMATERA; 93,9 JAWA; 188,0
KALIMANTAN;
1.074,2
SULAWESI; 693,4
BALI-NUSA
TENGGARA;
241,0
PAPUA-
KEPULAUAN
MALUKU; 3.422,4
Perkiraan Penyerapan Tenaga Kerja (dalam Ribu Orang)
SUMATERA JAWA KALIMANTAN SULAWESI BALI-NUSA TENGGARA PAPUA-KEPULAUAN MALUKU
TOTAL INVESTASI
Rp. 1.328,6 Trilyun
PENYERAPAN TK
5.713,0 Ribu orang
Slide 105
(b) PERKIRAAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA KORIDOR EKONOMI
BERDASARKAN NILAI INVESTASI PER KORIDOR
KORIDOR SUMATERA
Sektor Unggulan :Kelapa Sawit,
Batubara; dan JJS (Jembatan
Selat Sunda)
KORIDOR JAWA
Sektor Unggulan : Makanan
Minuman, Tekstil; Peralatan
Transportasi; Perkapalan; Besi
baja; dan Pertahanan/ Alutsista
KORIDOR KALIMANTAN
Sektor Unggulan : Besi Baja,
Bauksit; Kelapa Sawit,
Batubara; Migas dan
Perkayuan
KORIDOR SULAWESI
Sektor Unggulan : Nikel;
Pertanian Pangan; Migas;
Kakao dan Perikanan
KORIDOR BALI NUSA TENGGARA
Sektor Unggulan : Pariwisata,
Peternakan dan Perikanan
KORIDOR PAPUA KEPULAUAN
MALUKU
Sektor Unggulan : Nikel;
Tembaga; Pertanian Pangan;
Migas dan Perikanan
perkiraan
penyerapan
tenaga kerja
93,9 ribu org 188,0 ribu org 1.704,2 ribu org 693,4 ribu org 241,0 ribu org 3.422,4ribu org
perkiraan
penyerapan
tenaga kerja
perkiraan
penyerapan
tenaga kerja
perkiraan
penyerapan
tenaga kerja
perkiraan
penyerapan
tenaga kerja
perkiraan
penyerapan
tenaga kerja
Slide 106
PERKIRAAN KUALIFIKASI TENAGA KERJA UNTUK MENGISI
KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI 22 KEGIATAN UTAMA MP3EI
88%
100% 11%
0,7%
0,3%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Tenaga Tingkat
Menengah
Tenaga Produksi,
Operator dan Pekerja
Kasar
Tenaga Profesional,
Teknisi
Tenaga Kepemimpinan
dan Ketatalaksanaan
Total
Rincian untuk masing-masing sektor, sudah dijabarkan, sesuai kebutuhan
tenaga kerja yang diperkirakan untuk masing-masing jenis kegiatan, di enam
koridor ekonomi.
Slide 107
(3). Potensi Pelaku Usaha
2006 2007 2008 2009* 2010**
Unit Usaha (unit) 49,026,380 50,150,263 51,414,262 52,769,280 53,828,570
A. Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) 49,021,803 50,145,800 51,409,612 52,764,603 53,823,732
- Usaha Mikro (UMi) 48,512,438 49,608,953 50,847,771 52,176,795 53,207,500
- Usaha Kecil (UK) 472,602 498,565 522,124 546,675 573,601
- Usaha Menengah (UM) 36,763 38,282 39,717 41,133 42,631
B. Usaha Besar (UB) 4,577 4,463 4,650 4,677 4,838
UMKM
dengan
porsi mikro
terbesar
Sumber: Kemenkopumkm, diakses melalui www.depkop.go.id
Tenaga Kerja (orang) 90,350,779 93,027,341 96,780,483 98,886,003 102,241,486
A. Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) 87,909,598 90,491,930 94,024,278 96,211,332 99,401,775
- Usaha Mikro (UMi) 82,071,144 84,452,002 87,810,366 90,012,694 93,014,759
- Usaha Kecil (UK) 3,139,711 3,278,793 3,519,843 3,521,073 3,627,164
- Usaha Menengah (UM) 2,698,743 2,761,135 2,694,069 2,677,565 2,759,852
B. Usaha Besar (UB) 2,441,181 2,535,411 2,756,205 2,674,671 2,839,711
Menyerap
banyak
tenaga kerja
(a) . Profil Pelaku Ekonomi Indonesia
Slide 108
0,0
5.000,0
10.000,0
15.000,0
20.000,0
25.000,0
30.000,0
35.000,0
2008-2009 2010 2011
Realisasi KUR 2008 - 2011
(dalam Rp. Milyar)
BPD
BSM
BUKOPIN
BTN
MANDIRI
BRI
BNI
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
2008-2009 2010 2011
Debitur KUR 2008-2011
7 BPD
6 BSM
5 BUKOPIN
4 BTN
3 MANDIRI
2 BRI
1 BNI
Sumber: Data diolah dari Kemenkopumkm, diakses melalui www.depkop.go.id
Perdagangan (67%)
Pertanian (23%)
Jasa lainnya (6%)
Minim dukungan ke sektor
manufaktur
(b) Akses Kredit: KUR
Mendorong pemanfaatan KUR untuk usaha kecil-mikro:
Usaha mikro lebih banyak diberikesempatan
Menyebarluaskan jangkauan di luar Jawa
Sektor industri manufaktur yang menciptakan banyak lapangan kerja
diprioritaskan
Slide 109
Perkiraan Penyerapan Tenaga Kerja Bedasarkan
Kegiatan Infrastruktur (Pendukung ) Pada Koridor Ekonomi
Tahun 2011-2014
PERKIRAAN PENYERAPAN TENAGA KERJA
4.891,6 Ribu Orang
SUMATERA;
969,3
JAWA; 2.578,4
KALIMANTAN;
409,2
SULAWESI; 147,2
BALI-NUSA
TENGGARA;
130,9
PAPUA-
KEPULAUAN
MALUKU; 656,5
Perkiraan Penyerapan Tenaga Kerja (dalam Ribu Rupiah)
SUMATERA JAWA KALIMANTAN SULAWESI BALI-NUSA TENGGARA PAPUA-KEPULAUAN MALUKU
(c) Infrastruktur-Swasta/BUMN
Slide 110
Uang Pesangon Per Pekerja Berbagai Negara
0 5 10 15 20 25 30
Indonesia
Bangladesh
China
India
Jepang
Korea
Malaysia
Philipina
Thailand
Masa Kerja 20 tahun
Masa Kerja 4 tahun
Masa Kerja 9 bulan
(d) Menyempurnakan Peraturan
Yang Menghambat Investasi
Terdapat 7 UU yang diagendakan
selesai tahun 2012, (Perpres 32/2011-
MP3EI).
UU No.13/ 2003 merupakan salah satu
yang disempurnkan (bahkan sejak
2006).
Keputusan Sidang Paripurna 16
Desember 2011, memutuskan untuk
tidak diprioritaskan tahun 2012.
Mengupayakan penyempurnaan
melalui Peraturan lainnya, misalnya
PP (Peraturan pemerintah).
No. Efisiensi Pasar Tenaga Kerja 2011 2010 2009 2008
1 Biaya redundansi
131 127 119 117
2
Kekakuan lapangan kerja (PHK, kontrak kerja,
outsourcing) 104 100 82 87
3 Praktek penerimaan dan pemutusan kerja
51 38 34 19
4 Fleksibilitas penentuan upah 113 98 92 79
5 Kerjasama hubungan karyawan pengusaha
68 47 42 19
Ranking Indonesia dalam PILAR EFISIENSI PASAR KERJA dari 142 negara, Meningkat
Slide 111
2. PENYIAPAN TENAGA KERJA MEMASUKI
PASAR KERJA
Slide 112
MENURUNKAN PENGANGGURAN DAN MENGURANGI
PEKERJAAN TIDAK PRODUKTIF,
Penyediaan lapangan kerja tidak semata-mata hanya
menyediakan untuk para pencari kerja (penganggur).
Pasar kerja Indonesia yang dualistik ditandai oleh
pekerja formal (36,0%) dan informal (64,0%), memberi
gambaran masih banyak pekerja yang kurang produktif
Termasuk dalam pekerja informal, adalah pekerja yang
bekerja kurang dari 35 jam perminggu atau disebut
setengah penganggur, jumlahnya meningkat.
Jenis
Pekerjaan
2009 2010 2011
Pekerja
Bebas di
Pertanian
5,88 juta 5,82 juta 5,48 juta
Pekerja
Tidak
Dibayar
18,19 juta 18,77 juta 17,99 juta
Jumlah 24,07 juta 24,59 juta 23,47 juta
Pekerja Kurang Produktif
Pencari Kerja
25,00
27,00
29,00
31,00
33,00
35,00
j
u
t
a
o
r
a
n
g
Setengah Penganggur
Tingkat
Pendidikan
Tahun 2010 Tahun
2011
SD 2.160.665 2.000.008
SLTP 1.661.449 1.890.783
SMA 2.149.123 2.041.390
SMU 1.195.192 1.031.527
Diploma 443.222 244.872
PT 710.128 492.428
Jumlah 8.319.779 7.701.008
Slide 113
(a) Mempersiapkan Pelatihan
Angkatan kerja yang berpendidikan rendah diberikan prioritas untuk memperoleh
keahlian yang diperlukan oleh perusahaan.
Mereka yang masih bersekolah dipersiapkan dengan kurikulum yang disesuaikan
permintaan untuk memenuhi kebutuhan industri
Mereka yang sudah berada di dalam pasar kerja diberikan pelatihan berbasis
kompetensi; praktek kerja (internship), program magang (apprenticeship),
pengembangan karir di dalam perusahaan
Keahlian manajerial dan profesional diatasi dengan kurikulum dalam CBT dan
pelatihan di tempat kerja
Jumlah lembaga pelatihan berbasis kompetensi ditingkatkan berkolaborasi dengan
industri; asosiasi para profesional, lembaga sertifikasi yang difasilitasi oleh pemerintah.
jumlah perusahaan yang memiliki program pengembangan karir, dimulai dari tingkat
operator dan perakit, staf umum, insinyur dan manajer, (termasuk R/D)
Solusi alternatif adalah dengan menyiapkan anak-anak putus sekolah atau yang tidak
mampu melanjutkan untuk kembali ke sekolah, atau jika sudah melebihi usia kerja (18
tahun ke atas), ditawarkan pendidikan siap kerja, dan memberikan pelatihan; magang,
dan praktek kerja.
Slide 114
Angka Drop-Out dan Tidak Mampu Melanjutkan
Pencari Kerja Usia 14-17 Tahun
(b) Memberikan Kesempatan kedua bagi siswa Drop-Out dan
Tidak Mampu Melanjutkan, untuk menekan angkatan kerja
lulusan SD dan SMP masuk pasar kerja
Slide 115
(C ) Program Untuk Menyiapkan Calon Pekerja Agar Lebih
Terampil
Pelaksanaan pelatihan dan sertifikasi dilakukan oleh 13 K/L, seperti
Kementerian Nakertrans, Pendidikan Non formal, Pekerjaan Umum, ESDM,
Kelautan dan Perikanan; Kesehatan; Perdagangan; Pariwisata, Kominfo,
Perhubungan, Perindustrian, Pertanian, dan Koperasi dan Pemberdayaan
UKM.
Langkah-langkah: (a) pemetaan kompetensi di sektor masing-masing, (b)
penyusunan standar kompetensi sesuai kebutuhan industri, (c)
pelaksanaan uji kompetensi, (d) penguatan lembaga yang berfungsi dalam
melaksanakan sertifikasi, (e) kerjasama dengan asosiasi profesi dan
industri.
Pemetaan kompetensi berdasarkan kebutuhan pengguna tenaga kerja,
terutama di sektor industri pengolahan, jasa konstruksi, maritim dan
kelautan, kesehatan, jasa pariwisata, jasa koperasi dan UKM, jasa
perkeretaapian, jasa pertanian, Teknologi Informasi.
Slide 116
KE SUMATERA
Medan, Pekanbaru, Jambi,
Palembang, Bandar Lampung
KE JAWA
Serang, Jakarta,
Bandung, Semarang,
Surabaya
KE BALI-NUSA TENGGARA
Denpasar, Mataram,
Kupang
KE KALIMANTAN
Pontianak, Palangkaraya,
Banjarmasin, Samarinda
KE SULAWESI
Makassar, Mamuju,
Kendari, Palu, Gorontalo,
Manado
KE MALUKU-PAPUA
Ternate, Ambon, Sorong,
Manokwari, Wamena,
Jayapura, Merauke
RENCANA PENGEMBANGAN PUSAT PELATIHAN
Pengolahan
kelapa sawit
Pengolahan
kayu
Teknologi
pertambangan
Teknologi
pertanian
Teknologi
perikanan
Pariwisata
Teknologi
manufaktur
FOKUS BIDANG PELATIHAN
Slide 117
3. MENGOPTIMALKAN TARGET
PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
MELALUI PROGRAM-APBN.
Slide 118
(A) Program Pembangunan Infrastruktur (APBN 2012)
Berdasarkan perhitungan kasar, kegiatan untuk pembangunan infrastruktur yang
dibiayai oleh APBN dan dilaksanakan oleh berbagai K/L dapat menciptakan
sekitar 2,4 juta tenaga kerja tahun 2011 dan 3,3 juta tahun 2012. Termasuk
program-program jangka pendek seperti padat karya (cash for work ).
Meskipun program ini sangat terbatas juga telah memberikan lapangan
pekerjaan sementara bagi para penganggur terutama di perdesaan.
No Sektor
Perkiraan Penyerapan Tenaga Kerja
2011 2012
1 Pertanian, Kehutanan, Perikanan 246.121 283.806
2 Bangunan/konstruksi 1.598.102 2.367.548
3 Pemberdayaan masyarakat
a PNPM 488.871 534.362
b Infrastruktur sederhana/
padat karya 53.610 81.037
TOTAL
2.386.704 3.266.752
PERKIRAAN TAMBAHAN 2012
880.048
Slide 119
(b) MENYEMPURNAKAN PROGRAM-PROGRAM PENANGANAN
ISU ANGKATAN KERJA MUDA
Hasil Evaluasi menunjukkan program pemerintah sudah merespon permasalahan
ketenagakerjaan kaum muda.
Seberapa jauh program dapat mengatasi pengangguran kaum muda, memberi
kesimpulan sebagai berikut:
i. Program yang dillakukan oleh K/L masih terbatas atau baru 25.8% yang benar-
benar mentarget secara spesifik penganggur kaum muda;
ii. Masih terbatasnya program yang terintegrasi, menyebabkan pencapaian tidak
optimal;
iii. Manajemen program masih belum efektif mengena pada sasaran, karena indikator
program belum mensyaratkan penganggur usia muda dan
iv. Informasi program belum tersosialisasi dengan baik, karena masih terbatasnya
informasi yang bisa diakses, terbatsnya masyarakat yang bisa menggunakan
internet, jaringan telekomunikasi ke daerah.
Masih ada peluang untuk memperbesar penerima manfaat yang berhak menerima
program, sehingga jumlah penganggur dapat diturunkan
Slide 120
NO. KEGIATAN JUMLAH TENAGA KERJA
1 Training Dan Sertifikasi 323.436
2 Pemagangan 58.500
3
Kewirausahaan
32.530
Jumlah 414.466
Langkah-langkah konkrit masing-masing kegiatan oleh 15 K/L,
secara rinci sudah dilakukan Bappenas.
Berdasarkan evaluasi, program APBN masih dapat dioptimalkan.
Kantor Wapres sudah menyiapkan rencana tindak yang perlu
disempurnakan K/L.
Slide 121
PENANGANAN ISSUE
ANGKATAN KERJA KAUM MUDA TAHUN 2012
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
TERIMA KASIH
File asli bisa di unduh di www.ekon.go.id