0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
51 tayangan9 halaman
realitas kontekstual yang konkret dari suatu fase pemerintahan yang semula sentralisitik menjadi desentralisasi tentunya membawa implikasi disegala sektor kehidupan bernegara, dan bermasyarakat. Oleh karena itu, pada hakikatnya transitional justice merupakan kerangka tindakan penyelesaian konflik pertanahan yang juga turut terdesentralisasi di daerah guna memenuhi rasa keadilan sosial dalam masa transisi tersebut.
Judul Asli
PERAN STRATEGIS PEMERINTAH DAERAH DALAM KERANGKA TRANSITIONAL JUSTICE PADA PENYELESAIAN KONFLIK PERTANAHAN
realitas kontekstual yang konkret dari suatu fase pemerintahan yang semula sentralisitik menjadi desentralisasi tentunya membawa implikasi disegala sektor kehidupan bernegara, dan bermasyarakat. Oleh karena itu, pada hakikatnya transitional justice merupakan kerangka tindakan penyelesaian konflik pertanahan yang juga turut terdesentralisasi di daerah guna memenuhi rasa keadilan sosial dalam masa transisi tersebut.
realitas kontekstual yang konkret dari suatu fase pemerintahan yang semula sentralisitik menjadi desentralisasi tentunya membawa implikasi disegala sektor kehidupan bernegara, dan bermasyarakat. Oleh karena itu, pada hakikatnya transitional justice merupakan kerangka tindakan penyelesaian konflik pertanahan yang juga turut terdesentralisasi di daerah guna memenuhi rasa keadilan sosial dalam masa transisi tersebut.
PADA PENYELESAIAN KONFLIK PERTANAHAN Yakub Widodo *) kalau hendak memodernkan sebuah bangsa, modernkanlah kaum taninya (Seokarno.Th :1960) Kabupaten Batang mempunyai luas wilayah !.!6"#16 $a# yang ter%iri %ari &&."'9#'! $a (&!#"! () lahan sawah %an '6."0"#'! $a (1#'&() lahan bukan lahan sawah# %engan )umlah pen%u%uknya sebesar 6"!.&*1 )iwa# %imana hampir "!#1&( beker)a pa%a sektor pertanian. (Sumber : Batang %alam +ngka th.&00"). ,engan %emikian %apatlah %ikatakan bahwa hampir separuh pen%u%uk Kabupaten Batang masih mengan%alkan sektor pertanian %alam memenuhi kebutuhan akan hi%upnya. ,i sisi lain# %engan terus berkembangnya )umlah pen%u%uk# kelangkaan tanah yang a%a# penurunan kualitas tanah# serta perubahan -ungsi tanah pertanian %i pe%esaan men)a%i areal pengembangan pemukiman kota %an in%ustri# tentunya membawa konsekuensi semakin hari tanah akan semakin memiliki nilai ekonomi tinggi# sebagaimana hukum ekonomi : permintaan %an penawaran (supply and demand). Bila su%ah %emikian maka yang harus di antisipasi adalah resonansi logika kapitalistik dari kaum pemodal yang mempunyai akses lebih besar dibandingkan rakyat kecil terhadap tanah. *) Dosen fakultas hukum Universitas Pekalongan, Makalah disampaikan pada Orasi Ilmiah Wisuda Fakultas Hukum Universitas Pekalongan ! Mei ""# $ .alau bagaimanapun# apabila kita sepakat %engan )iwa %ari /n%ang0/n%ang 1okok +graria 2omor ' Tahun 19603//1+.Th.1960# maka tanah selain memiliki nilai -isik# tanah )uga mempunyai nilai kerohanian. Sebagai titipan Tuhan# perolehan %an peman-aatan tanah haruslah se%emikian rupa mempunyai -ungsi sosial %an %irasakan a%il bagi semua pihak. 4%ealnya pengambil kebi)akan bersikap sebagaimana amanah //1+ tersebut. Soekarno se5ara )elas menggambarkan spirit //1+ %engan kalimat sebagai berikut 6Tanah untuk mereka yang betul-betul menggarap tanah !, tanah tidak untuk mereka yang dengan duduk ongkang-ongkang menjadi gemuk gendut karena menghisap keringatnya orang-orang yang diserahi menggarap tanah itu7. (Soekarno# 1960) Kembali pa%a kon%isi wilayah Kabupaten Batang# %isamping permasalahan berkurangnya areal tanah pro%ukti- untuk pertanian oleh sebab0sebab %iatas# ter%apat pula 1*.***#" $a $utan 2egara yang %ikuasai oleh pihak 1erhutani %an .909#11 $a 1erkebunan swasta besar %engan $ak 8una /saha. +tau hampir seluas seluruh tanah sawah beririgasi yang a%a %i %aerah tersebut (Sumber: Batang %alam angka &00"). Kon%isi tsb %iatas telah berlangsung %alam )angka waktu pan)ang yang pa%a akhirnya men)a%i sangat potensial memi5u mun5ulnya kon-lik tanah. ,engan a%anya kebebebasan berekspresi %an mengeluarkan pen%apat pas5a Th.199! kon-lik tanah tsb men)a%i rutinitas yang ter)a%i %i masyarakat sekitar perkebunan swasta pengelola $ak 8una /saha ($8/) %an hutan milik 1erhutani. Tentunya hal *) Dosen fakultas hukum Universitas Pekalongan, Makalah disampaikan pada Orasi Ilmiah Wisuda Fakultas Hukum Universitas Pekalongan ! Mei ""#
tersebut sangat kontrapro%ukti- bagi kon%usi-itas kehi%upan bermasyarakat %i
Kabupaten Batang# ,an hal ini memerlukan pemetaan masalah se5ara men%asar guna pengambilan kebi)akan pemerintah %aerah sebagai representasi negara (pemerintah pusat). 9enurut .akil Kepala Ba%an 1ertanahan 2asional 1usat# 9aria S .. Sumar%)ono# ( Th.&00*) Beberapa tipologi kon-lik tanah# yaitu: : kasus0kasus berkenaan %engan penggarapan rakyat atas areal perkebunan# kehutanan# %ll; : kasus0kasus berkenaan %engan pelanggaran peraturan landreform; : kasus0kasus berkenaan %engan ekses0ekses %alam penye%iaan tanah untuk pembangunan; : sengketa per%ata berkenaan %engan masalah tanah; %an : sengketa berkenaan %engan tanah ulayat. . ,ibeberapa tempat# kon-lik tanah berakhir %engan nuansa %estrukti- seperti mun5ulnya tin%akan kekerasan# pengrusakan tanaman %an bangunan yang %iikuti %engan aksi okupasi sepihak yang %ilakukan oleh masyarakat. Kea%aan seperti ini apapun alasannya sangat ti%ak %i benarkan. <atar belakang kemiskinan %an keti%aka%ilan yang %i per)uangkan akan men)a%i bias# %an tentunya hal ini sangat *) Dosen fakultas hukum Universitas Pekalongan, Makalah disampaikan pada Orasi Ilmiah Wisuda Fakultas Hukum Universitas Pekalongan ! Mei ""# % merugikan proses pembangunan %aerah %an )uga merupakan alur yang salah %ari pemaknaan %emokrasi. Sebuah %emokrasi apapun konsepnya# membutuhkan komitmen yang kuat untuk bersikap anti terha%ap segala bentuk kekerasan %engan menge%epankan sikap %ialogis.
9engha%api realitas kon-lik tersebut %an %engan mempertimbangkan asas otonomi %an tugas pembantuan sebagaimana %i amanatkan %alam /n%ang0 un%ang 2omor *& Tahun &00" tentang 1emerintah ,aerah# maka kebera%aan %an eksistensi Bupati selaku kepala %aerah mutlak %iperlukan. Tentunya %engan tetap mensinkronisasikan se5ara horisontal antara /n%ang0/n%ang 1emerintah ,aerah %engan /n%ang0un%ang 1okok +graria 2o.' Th.1960# maka kebera%aan Bupati %iarahkan untuk memper5epat terwu)u%nya kese)ahteraan masyarakat melalui peningkatan# pelayanan# pember%ayaan# %an peran serta masyarakat# serta peningkatan %aya saing %aerah %engan memperhatikan prinsip %emokrasi# pemerataan# kea%ilan# keistimewaan %an kekhususan suatu %aerah %alam sistem 2egara Kesatuan =epublik 4n%onesia; Ketentuan 1asal & // 1okok +graria 2o.' Th.19603//1+ yang merupakan pen)abaran %ari ketentuan 1asal ** //, Th.19"' tentang penggunaan sumber daya agraria diperuntukkan bagi seluas-luasnya kemakmuran rakyat# memberikan hak kepa%a negara# %alam bentuk $ak 9enguasai 2egara3$92# %imana negara mengatur sumber %aya agraria atas peruntukan# penggunaan# perse%iaan %an pemeliharaan. *) Dosen fakultas hukum Universitas Pekalongan, Makalah disampaikan pada Orasi Ilmiah Wisuda Fakultas Hukum Universitas Pekalongan ! Mei ""# ! Bagaimana peran 2egara# %alam hal ini peran 1emerintah ,aerah %alam penyelesaian kon-lik agraria > ,alam ke%ua aturan tersebut %iatas ti%ak %iatur se5ara spesi-ik peran Bupati sebagai representasi 2egara %alam penyelesaian kon-lik atas sumber %aya agraria# termasuk kon-lik tanah yang marak akhir0akhir ini. 9en%asarkan pengamatan se5ara empirik %alam setiap kon-lik tanah# penyelesaian kon-lik tersebut membutuhkan peran me%iasi %an keper5ayaan terha%ap proses %ialogis. Bupati sebagai representasi 2egara semestinya %apat mengambil peran tersebut se5ara elegan. +rtinya# ada pengaturan keseimbangan antara keadilan terhadap keberlangsungan pembangunan disatu sisi dan sisi lain tidak tertutupnya akses masyarakat terhadap alat produksi. Ke%ua hal tersebut seringkali menimbulkan persengketaan yang ti%ak berkesu%ahan apabila ti%ak %isikapi %engan para%igma yang berkea%ilan sosial. Tentunya arah pembangunan )angan sampai pa%a posisi salah %engan memin)am istilah 2oer ?au@i (Konsorsium 1embaharuan +graria#Th.&00') %isebutkan 6Jangan sampai Pembangunan justru menciptakan pengungsi-pengungsi pembangunan (e!elopment "efugees#7 ,engan menge%epankan perwu)u%an kea%ilan sosial %i bi%ang pertanahan sebagaimana %iamanatkan %alam prinsip0prinsip %asar /n%ang0/n%ang 1okok +graria 2omor ' Tahun 1960# yakni prinsip 6$ak 9enguasai 2egara ($92)7# %an *) Dosen fakultas hukum Universitas Pekalongan, Makalah disampaikan pada Orasi Ilmiah Wisuda Fakultas Hukum Universitas Pekalongan ! Mei ""# & prinsip 6-ungsi sosial7 atas semua hak atas tanah# maka salah satu kebi)akan yang %apat %i ke%epankan oleh pemerintah Kabupaten Batang : 1. Kebijakan : 1.1. Surat Keputusan Bupati Batang nomor '90306"3&00" tentang Tim penyelesaian kasus0kasus sengketa tanah %i Kabupaten Batang; 1.&. Surat Keputusan =ekomen%asi. 2. Langkah Strategis &.1. 9elakukan inAentarisir permasalahan kon-lik tanah se0Kabupaten Batang sebagai pemetaan kon-lik; &.&.9enentukan siapa0siapa sebagai kontak0person yang terlibat %alam kon-lik tanah tsb %ipergunakan sebagai stakehol%er %alam menentukan arah %ialogis ; &.*.9empertemukan ke%uabelah pihak yang se%ang berkon-lik %engan melibatkan seluruh pihak yang terkait %engan persoalan tsb termasuk instansi pemerintah yang bersi-at Aertikal; &.". 1engambilan kebi)akan %engan berpi)ak pa%a proses0proses %iatas.
3. Rekomendasi ?inalisasi %ari proses tersebut# pa%a bulan September Th.&00" salah satu kon-lik tanah yang telah berlangsung sekitar hampir 9 tahun yaitu kon-lik antara "00.KK petani penggarap lahan perkebunan 1T.Tratak (!9 $a) yang %itelantarkan oleh *) Dosen fakultas hukum Universitas Pekalongan, Makalah disampaikan pada Orasi Ilmiah Wisuda Fakultas Hukum Universitas Pekalongan ! Mei ""# # pemilik perusahaan. Telah %irekomen%asi sebagaimana ter5antum %alam Surat =ekomen%asi Bupati Batang 2o.6&1.63!630" tentang =ekomen%asi +tas $8/ 1T.Tratak ,s.Tumbreb# Ke5.Ban%ar# Kab. Batang. 4sinya : Merekomendasikan kepa%a 8ubernur Bawa Tengah untuk 9C2D+B/T $8/ 1T.T=+T+K. 9emin)am istilah 6Transitional Justice atau keadilan transisi7 %ari (Kertas 1osisi Kelompok Ker)a transitional Busti5e# Th.&001) yang sebagaimana %i)elaskan lebih lan)ut oleh Bu%iono Kusumohami%)o)o (Th &00').# 9aka realitas kontekstual yang konkret %ari suatu -ase pemerintahan yang semula sentralisitik men)a%i %esentralisasi tentunya membawa implikasi %isegala sektor kehi%upan bernegara# %an bermasyarakat. Eleh karena itu# pa%a hakikatnya transitional justice merupakan kerangka tindakan penyelesaian konflik pertanahan yang juga turut terdesentralisasi di daerah guna memenuhi rasa keadilan sosial dalam masa transisi tersebut. ,alam kerangka transisional )usti5e# pemerintah %aerah mempunyai posisi yang stategis. 9ereAitalisasi peran pemerintah %aerah se5ara proakti- tanpa harus reakti- %an paranoi% %engan 5ara ikut terlibat %alam proses penyelesaian kon-lik# merupakan pilihan bi)ak %itengah suasana eu-oria politik %imana pemerintah %aerah men)a%i sasaran un)uk rasa yang se5ara masi- %an sistematis selalu menaruh posisi pemerintah %aerah sebagai lawan. *) Dosen fakultas hukum Universitas Pekalongan, Makalah disampaikan pada Orasi Ilmiah Wisuda Fakultas Hukum Universitas Pekalongan ! Mei ""# ' 1ilihan 1emerintah ,aerah Kabupaten Batang untuk membentuk Tim 1enyelesaian Kasus Tanah %an Bupati Batang menan%atangani Surat =ekomen%asi 1en5abutan $ak 8una /saha 1T.Tratak sebagaimana %iuraikan %iatas. 9erupakan pilihan yang sangat %ilematis %itengah arus perubahan para%igma pola pemikiran lama yang sentralistik. Suatu upaya yang kalau boleh %isebut sebagai 6$e %part of &i!ing 'olution not apart of the problem7 atau 6Jadilah bagian dari pemecahan masalah dan bukan bagian dari masalah7 %engan %emikian meskipun implikasi internal %i)a)aran pemerintahan Aertikal bisa sa)a menganggap bahwa 6seke%ar7 rekomen%asi tersebut )ustru merupakan masalah baru# maka %engan para%igma keberpihakan kepa%a kea%ilan sosial# nis5aya penyelesaian kon-lik %engan kerangka transitional justice tersebut %apat pula %isikapi lebih ari- %an elegan oleh semua pihak
Kepustakaan : *) Dosen fakultas hukum Universitas Pekalongan, Makalah disampaikan pada Orasi Ilmiah Wisuda Fakultas Hukum Universitas Pekalongan ! Mei ""# ( 0 Bu%iono Kusumahami%)o)o;7 (ilsafat )ukum,Problematik *etertiban yang %dil7# 8rasin%o &00'. 0 9aria S...Sumar%)ono;7 *ebijakan Pertanahan,antara "egulasi dan +mplementasi7# 1enerbit Buku 6Kompas &00'. 0 000000000000000000000000000000000#7 $erebut Tanah,$eberapa kajian berperspektif kampus dan kampung7# Burnal +ntropologi 4n%onesia &00*. 0 2oer ?au@i#7 $ersaksi untuk Pembaharuan %graria-dari Tuntutan ,okal )ingga *ecenderungan &lobal7# 4nsist 1ress.&00'. 0 Siti =ahma 9ary $erwati0,o%y Setia%i#7 -emahami )ak %tas Tanah alam Praktek %d!okasi7# <B$ SemarangFT4?+# Dakra Books Solo &00'. *) Dosen fakultas hukum Universitas Pekalongan, Makalah disampaikan pada Orasi Ilmiah Wisuda Fakultas Hukum Universitas Pekalongan ! Mei ""# )