Anda di halaman 1dari 14

Penentuan Biaya Berdasarkan Target

Penentuan biaya berdasarkan target (target costing) adalah salah satu metode yang digunakan
untuk mencapai kualitas tinggi dan fitur-fitur yang diinginkan pada tingkatan harga yang
kompetitif. Penentuan biaya berdasarkan target adalah pendekatan desain di mana
manajemen biaya memainkan sebuah peranan besar. Menggunakan penentuan biaya
berdasarkan target, sebuah perusahaan mendesain produk untuk meraih laba yang diinginkan
sekaligus memenuhi harapan pelanggan atas kualitas dan fitur-fitur dari produk tersebut.
Penentuan biaya berdasarkan target menitikberatkan pada penggunaan proses desain untuk
meningkatkan kualitas produk dan menghemat biaya. Sebagai contoh, pada desain ulang
Camry, Toyota membuat bagian running lamps pada rangkaian lampu depan dan bagian grill
untuk bemper-sebuah kepuasan baik bagi toyota dan pelanggannya. Penentuan biaya
berdasarkan target juga merupakan metode pembiayaan di mana perusahaan menentukan
biaya yang diperbolehkan untuk produk atau jasa, pada sebuah harga yang kompetitif,
sehingga perusahaan dapat mendapatkan laba yang diinginkan:
Biaya target = Harga kompetitif Laba yang diinginkan
Penentuan biaya berdasarkan target sangatlah penting terutama pada saat yang
kompetitif, seperti saat resesi ekonomi, saat di mana banyak perusahaan berjuang untuk
bertahan. Perusahaan mempunyai dua pilihan untuk mengurangi biaya menjadi sebuah
tingkat biaya target:
1. Dengan menyatukan teknlologi produksi yang baru, menggunakan teknik manajemen
biaya yang lebih maju seperti pembiayaan berbasis aktivitas, dan mencari
produktivitas yang lebih tinggi.
2. Dengan mendesain ulang produk atau jasa. Metode ini sangat menguntungkan banyak
perusahaan karena menunjukkan bahwa keputusan desain bernilai penting bagi
kebanyakan biaya total siklus hidup produk. Dengan perhatian yang teliti terhadap
desain, penghematan yang signifikan pada total biaya menjadi mungkin.




R & D Desain
Produksi
Pemasaran &
Distribusi
Layanan
Pelanggan
Aktivitas Hilir Aktivitas Hulu
Penentuan biaya berdasarkan target adalah sebuah cara yang sangat berguna untuk
mempertahankan trade-off yang dibutuhkan antara fungsi dan biaya. Penerapan sebuah
pendekatan penentuan biaya berdasarkan target melibatkan lima tahap berikut.
1. Penentuan harga pasar
2. Penentuan laba yang diinginkan
3. Pembuatan perhitungan biaya target pada harga pasar dikurangi laba yang diinginkan
4. Penggunaan rekayasa nilai ntuk mengidentifikasi cara-cara untuk menghemat biaya
produk
5. Penggunaan pembiayaan kaizen dan kendali operasional untuk penghematan biaya
secara lebih baik
Rekayasa Nilai
Rekayasa nilai (value engineering) digunakan dalam penentuan biaya berdasarkan target
untuk menekan biaya produk dengan menganalisis trade-off antara berbagai jenis fungsi
produk (jenis fitur ptoduk yang berbeda) dan biaya total produk. Langkah pertama yang
penting dalam rekayasa nilai adalah untuk melakukan analisis pelanggan selama tahap desain
dari produk baru atau yang diperbaiki. Analisis pelanggan mengidentifikasi preferensi
penting pelanggan yang menentukan fungsi yang diinginkan untuk produk yang baru.
Jenis rekayasa produk yang digunakan bergantung pada fungsi produk. Untuk produk
seperti mobil, peranti lunak komputer, dan kebanyakan produk elektronik lainnya seperti
kamera dan peralatan audio dan video, fungsi dapat ditambahkan atau dihilangkan secara
relatif mudah. Produk-produk ini memiliki model-model yang baru atau sering diperbarui
secara berkala, dan preferensi pelangganpun berubah secara berkala. Berbeda dengan
kelompok pertama, peralatan khusus dan produk industri seperti peralatan konstruksi, truk
besar dan peralatan medis khusus tidak mengubah preferensi pelanggan dan relatif stabil.
Penentuan biaya berdasarkan target lebih berguna untuk kelompok-kelompok yang
pertama karena perusahaan memiliki beberapa pertimbangan tentang jumlah fitur yang lebih
besar. Jenis umum dari rekayasa nilai yang diterapkan di perusahaan-perusahaan ini adalah
analisis fungsional (functional analysis), proses pemeriksaan kinerja dan biaya dari setiap
fungsi utama atau fitur produk.n Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan
keseimbangan yang diinginkan dari fungsi dan biaya.
Penentuan acuan (benchmarking) sering digunakan pada langkah ini untuk
menentukan fitur mana yang memberikan perusahaan sebuah keunggulan yang kompetitif.
Dalam perilisan peranti lunak yang baru, misalnya, masing-masing fitur yang diinginkan dari
versi yang diperbarui ditinjau terhadap biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk
pengembangannya. Tujuannya adalah keseluruhan fitur untuk peranti lunak tersebut yang
mencapai keseimbangan yang diinginkan dalam memenuhi preferensi pelanggan sekaligus
menjaga biaya di bawah tingkat yang ditargetkan.
Analisis desain (design analysis) adalah bentuk umum dari rekayasa nilai untuk
produk dalam kelompok kedua, yaitu produk-produk industri dan khusus. Tim desainer
mempersiapkan beberapa kemungkinan desain untuk produk, masing-masing memiliki fitur
yang serupa dengan berbagai tingkat kinerja dan biaya yang berbeda.
Penentuan tolak ukur dan analisis rantai nilai membantu mengarahkan tim desainer
dalam mempersiapkan desain berbiaya rendah dan kompetitif. Tim desainer bekerja dengan
personel manajemen biaya untuk memilih satu desain yang paling sesuai dengan preferensi
pelanggan sekaligus tidak melebihi biaya target.
Pendekatan pengurangan biaya lainnya termasuk tabel biaya dan teknologi kelompok.
Tabel biaya (cost tables) adalah basis data terkomputerisasi yang menyertakan informasi
menyeluruh mengenai pemicu biaya perusahaan. Pemicu biaya meliputi, misalnya, ukuran
produk, bahan yang digunakan dalam pembuatannya, dan sejumlah fitur.
Teknologi kelompok (group technology) adalah sebuah metode untuk
mengidentifikasi kemiripan pada komponen-komponen produk yang diproduksi, sehingga
komponen yang sama dapat digunakan pada dua produk atau lebih, dengan demikian dapat
menekan biaya. Sebuah titik frokus pada penggunaan teknologi kelompok adalah bahwa hal
ini menekan biaya produksi namun memiliki kemungkinan untuk mengingkatkan biaya
layanan dan garansi jika sebuah komponen yang gagal produksi digunakan di berbagai
macam model produk yang berbeda.
Rekayasa gabungan (concurrent engineering) atau rekayasa berkelanjutan, adalah
sebuah perkembangan baru dalam proses desain produk yang menggantikan pendekatan
rekayasa dasar di mana desainer produk bekerja di tempat yang tertutup untuk komponen
khusus dari proyek desain keseluruhan. Sebaliknya, rekayasa gabungan mengandalkan pada
sebuah pendekatan yang bersatu padu, di mana proses rekayasa/desain terletak pada
keseluruhan siklus hidup biaya menggunakan kelompok fungsional silang. Informasi
dikumpulkan dari dan digunakan pada setiap tahap dari rantai nilai untuk meningkatkan
desain produk.
Penentuan Biaya Berdasarkan Target dan Kaizen
Langkah kelima dalam penentuan biaya berdasarkan target adalah dengan
menggunakan perbaikan yang berkelanjutan (kaizen) dan kendali operasional untuk menekan
biaya. Kaizen terjadi pada tahap produksi dimana efek rekayasa nilai dan desain yang telah
dikembangkan sudah terjadi; peranan pengurangan biaya pada tahap ini adalah untuk
mengembangkan metode produksi baru dan menggunakan teknik-teknik manajemen baru
seperti kendali operasional, manajemen mutu total, dan teori kendala untuk menekan biaya
lebih jauh.
Kaizen berarti perbaikan secara terus-menerus, yaitu pencarian yang sedang
berlangsung dalam mencari cara baru untuk menekan biaya dalam proses pembuatan sebuah
produk dengan desain dan fungsionalitas yang ada.

Tampilan diatas menunjukkan hubungan antara penentuan biaya berdasarkan target dan
kaizen. Harga dianggap stabil atau menurun dari waktu ke waktu bagi perusahaan-perusahan
di mana penentuan biaya berdasarkan target dianggap cocok untuk digunakan mengingat
persaingan yang ketat pada harga, kualitas produk dan fungsi produk. Perusahaan
menggunakan kaizen untuk menekan biaya produk dalam proses produksi melalui
penyederhanaan jaring-jaring pasokan dan meningkatkan baik metode produksi dan program
produktivitas. Dengan demikian, penentuan biaya berdasarkan target dan kaizen adalah
metode pelengkap yang digunakan untuk menekan biaya dan meningkatkan nilai secara
berkelanjutan.
Penyebaran Fungsi Kualitas
Penyebaran fungsi kualitas (quality function deployment) adalaah penyatupaduan dari
rekayasa nilai, analisis pemanasan, dan penentuan biaya berdasarkan target untuk membantu
menentukan komponen dari produk yang harus diberikan desain ulang atau dikurangi
biayanya. Ada empat langkah dalam pelaksanaan QFD:
1. Menentukan kriteria pembelian pelanggan untuk produk ini dan bagaimana kriteria-
kriteria ini diurutkan berdasarkan skala prioritas. Anggaplah produk ini adalah
peralatan berat, sebuah gergaji meja. Kriteria pelanggan adalah keamanan, kinerja,
dankeekonomisan harga.
2. Mengidentifikasi komponen-komponen dari produk tersebut dan biaya produksi untuk
masing-masing komponen. Dengan perkataan lain yang lebih sederhana, asumsikan
komponen-komponen dari meja gergaji adalah dinamo,mata gergaji, dan rangka
badan gergaji.
3. Menentukan bagaimana komponen-komponen tersebut berkontribusi terhadap
kepuasan pelanggan. Seberapa banyak dinamo berkontribusi terhadap keamanan yang
diinginkan pelanggan, kinerja, dan keekonomisan harga ? Hal ini dilakukan pada
keseluruhan komponen yang ada.
4. Langkah terakhir adalah untuk menentukan indeks kepentingan dari setiap komponen,
dengan mengombinasikan informasi pada langkah pertama dan ketiga dan kemudian
membandingkan ini pada informasi baya di langkah ke-2.
Keuntungan Penentuan Biaya Berdasarkan Target
Penentuan biaya berdasarkan target dapat menguntungkan karena :
Meignkatkan kepuasan pelanggan, sebagai desai yang berfokus pada nilai
pelanggan
Menekan biaya, melalui desain yang lebih efektif dan efisien
Membantu perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diinginkan pada produ
baru atau yang telah dirancang ulang
Dapat menekan total waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan produk,
melalui koordinasi desain yang telah ditingkatan, produksi, dan manajer
pemasaran
Dapat membantu menyediakan sebuah batasan pada waktu resesi ekonomi
Dapat meningkatkan kuaitas produk secara keseluruhan, sebagaimana desaintelah
ditinggakatkan secara cermat dan isu-isu produksi dipertimbangkan secara tegas
pada tahap desain.
Teori Kendala
Pada bab ini kami memaparkan salah satu metode kunci yang digunakan untuk
meningkatkan kecepatan, yaitu teori kendala (TOC). Sebelum melihat lebih dekat TOC kita
akan memahami dulu pengerian dari TOC dan mempertimbangkan isu-isu tentang bagaimana
kecepatan diukur dan ditingkatkan melalui siklus hidup biaya.
Benjamin Franklin memang benar. Kebanyakan dari insiatif yang diambil oleh
perusahaan-perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan kecepatan produksi mereka
melalui siklus hidup biaya.
Dasar dari TOC adalah bahwa setiap organisasi mempunyai kendala kendala yang
menghambat pencapaian kinerja (Performance) yang tinggi. Kendala-kendala ini seharusnya
diidentifikasi dan diatur untuk memperbaiki kinerja, biasanya jumlah kendala terbatas dan
bukan berarti kendala kapasitas. Jika suatu kendala telah terpecahkan, maka kendala
berikutnya dapat diidentifikasi dan diperbaharui.
Berdasarkan pada operasi dan tujuan perusahaan, awal dari waktu siklus juga dapat
diartikan waktu dari sebuah batch produksi dijadwalkan, saat bahan mentah dipesan, atau
waktu ketika produksi pesanan dimulai. Waktu penyelesaian siklus juga dapat diartikan
sebagai waktu ketika produksi selesai atau waktu ketika pesanan tersebut siap untuk dikirim.
Pengukuran lain yang berguna adalah efisiensi siklus produksi (manufacturing cycle
efficiency ----- MCE)

MCE =




Sebagai contoh, jika waktu pengolahan adalah selama 2 hari dan waktu siklus adalah selama
10 hari, maka rasio MCE adalah 2/10 atau 20%.
MCE memisahkan total waktu siklus ke waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing
berbagai kegiatan: pengolahan (pekerjaan yang menambah waktu pada produk), pemeriksaan,
penanganan bahan baku, menunggu dan sebagainya.
Teori kendala (TOC) dikembangkan untuk membantu manajer mengurangi waktu
siklus dan biaya operasional. Sebelum TOC manager sering memberikan usaha untuk
meningkatkan efisiensi dan kecepatan melalui keseluruhan proses produksi daripada
memfokuskan perhatian hanya pada kegiatan-kegiatan yang menjadi kendala dalam proses
yang ada. Kendala adalah kegiatan yang memperlambat waktu total siklus produk. Goldratt
dan cox menggunakan sebagai contoh sepasukan anak pramuka pada kegiatan mendaki:
pendaki yang paling lambat adalah kendala dan menentukan kecepatan dari keseluruhan
pasukan. Produsen telah belajar bahwa pengingkatan efisiensi dan kecepatan dengan kegiatan
yang bukan merupakan kendala bisa berujung pada kesia-sian.
Analisis Teori Kendala Pada Produksi Produk Kesehatan
Untuk menggambarkan penggunaan TOC dan lima langkahnya, kami sekali lagi
membahas tentang Healthcare Products International, Inc (HPI). Anggaplah bahwa HPI
sedang memproduksi alat bantu pendengaran generasi kedua dan generasi ketiga. Harga
untuk HPI-2 dan HPI-3 secara kompetetif adalah $500 dan $1.200, secara berurutan, dan
diharapkan untuk tidak berubah. Karena penundaan proses produksi dan peningkatan waktu
siklus, HPI memiliki sebuah tumpukan pesanan baik untuk HPI-2 dan HPI-3. Jumlah pesanan
untuk HPI-2 adalah sebanyak 3.000 unti dan HPI-3 sebanyak 1.800 untuk. Para pelanggan
baru diberitahukan bahwa mereka mungkin harus menunggu selama tiga minggu atau lebih
untuk menerima pesanan mereka. Manajemen peduli atas diperlakukannya peningkayan
kecepatan pada proses produksi dan merencanakan untuk menggunakan TOC, dibawah ini
adalah langkah-langkah yang akan diambil oleh HPI dalam penggunaan TOC.


Langkah-langkah pada Teori Analisis Kendala
Analisis TOC memiliki lima tahapan:
1. Mengidentifikasi kendala
2. Menentukan komposisi produk yang paling menguntungkan ketika dihadapkanpada
kendala yang ada.
3. Memaksimalkan arus produksi dengan kendala yang ada.
4. Meningkatkan daya tahan ketika menghadapi kendala tersebut.
5. Mendesaian ulang proses produksi demi fleksibilitas dan waktu siklus yang cepat.
Langkah 1: Mengidentifikasi Kendala
Akuntan manajemen bekerja sama dengan manajer produksi dan para teknisi untuk
mengidentifikasi setiap kendala pada proses produksi dengan mengembangkan sebuah
diagram alur dari pekerjaan yang telah diselesaikan. Diagram alur tersebut menunjukkan
urutan dari proses-prosess dan lama waktu yang diperlukan untuk setiap tahapan tersebut.
Lima proses untuk HPI adalah sebagai berikut:
1. Proses perakitan lubang suara
2. Proses pemrograman dan pengecekan cip computer (hanya untuk produk HPI-3)
3. Proses pemasangan komponen elektronik lainnya
4. Proses melakukan perakitan dan pengecekan akhir
5. Proses pengepakan dan pengiriman
Langkah 2 : Menentukan Bauran Produk yang Paling Menguntungkan untuk Setiap
Kendala
Bauran produk yang paling menguntungkan adalah bauran produk yang
memaksimalkan total keuntungan dari kedua produk tersebut. Untuk menentukan bauran
produk yang paling menguntungkan, kita pertama-tama harus menentukan produk yang
paling menguntungkan, dengan kendala yang ada. TOC mengukur profitabilitas produk
menggunakan Margin Throughout (throughtput margin) yaitu harga produk dikurangi biaya
bahan baku (termasuk biaya dari semua bahan baku yang menggunakan bahan baku). Biaya-
biaya produksi lainnya tidak diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas karena
diasumsikan tetap dan tidak akan berubah apapun bauran produk yang diproduksi.

Langkah 3 : Memaksimalkan Arus yang Melalui Kendala
Pada langkah ini, akuntan manajemen mencari cara yang dapat dilakukan untuk
mempercepat arus yang melalui kendala dengan menyederhanakan proses, memperbaiki
desain produk, menurunkan waktu persiapan dan berbagai penundaan lain yang terjadi karena
aktivitas-aktivitas yang tidakdijadwalkan dan tidak bernilai tambah seperti pemeriksaan atau
kerusakan mesin dan lain-lain. Metode lain yang umum digunakan untuk
mengidentifikasikan kendala dan memuluskan jalannya arus prosuksi adalah penggunaan
waktu TAKT.
Waktu TAKT adalah rasio antara total waktu yang tersedia berdasarkan kapasitas saat ini
dengan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi permintaan konsumen yang diharapakan.
Langkah 4 : Menambah kapasitas pada kendala
Sebagai contoh jangka panjang untuk mengatasi kendala dan memperbaiki waktu
siklus, manajemen sebaiknya mempertimbangkan kemungkinan menambah kapasitas pada
kendala dengan cara menambah mesin-mesin baru atau yang disempurnakan dan/atau tenaga
kerja tambahan.
Langkah 5 : Mendesain ulang proses produksi untuk mempercepat fleksibilitas dan
waktu siklus
Tanggapan strategis yang paling lengkap untuk mengatasi kendala tersebut adalah
desain ulang proses produksi, termasuk memperkenalkan teknologi manufaktur yang baru,
menghapus sejumlah produk yang sullit diproduksi. Hanya dengan membuang satu atau lebih
fitur minor pada suatu produk dapat mempercepat proses produksi secra signifikan.
Penggunaan rekayasa nilai.
Lima Tahap ada Pengambilan Keputusan Strategis untuk Kecepatan dan Efisiensi
pada Industri Mode

1. Menentukan isu-isu strategis yang mengitari masalah yang ada.
2. Mengidentifikasikan tindakan-tindakan alternatif
3. Mencari informasi dan melakukan penelitian terhadap alternatif-alternatif
4. Berdasarkan strategi dan analisis, memilih dan melaksanakan alternatif yang
diinginkan
5. Menyediakan sebuah evaluasi berjalan terhadap efektivitas pelaksanaan pada langkah
ke4
Laporan Teori Kendala
Ketika perusahan berfokus pada peningkatan waktu siklus menghilangkan hambatan
dan meningkatkan kecepatan pengiriman, pengukuran evaluasi kinerja tindakan juga berfokus
pada faktor faktor keberhasilan yang kritis. Pendekatan yang umum adalah untuk
melaporkan batas keluaran sebagaimana data operasional yang terpilih dalam sebuah laporan
teori kendala.

Pembiayaan berbasis aktivitas dan teori kendala
Perusahaan menggunakan metode manajemen biaya seperti penentuan biaya
berdasarkan target dan teori Kendala yang umumnya menggunakan pembiayaan berbasis
aktivitas. ABC biasanya digunakan dalam perusahaan yang menggunakan metode
manajemen biaya seperti target costing dan teori kendala. ABC digunakan untuk menilai
profitabilitas produk. TOC menggunakan pendekatan jangka pendek dalam melakukan
analisis profitabilitas, sementara ABC menggunakan analisis jangka panjang. Analisis TOC
menggunakan fokus jangka pendek karena TOC hanya menekankan pada biaya yang
berkaitan dengan bahan, sementara ABC memasukkan semua biaya produk.

Penentuan Biaya Siklus Hidup
Biasanya, biaya produk atau jasa diukur dan dilaporkan untuk waktu yang relative
singkat, seperti sebulan atau setahun. Penentuan biaya siklus hidup yang memberikan
perspektif jangka panjang karena mempertimbangkan siklus hidup seluruh biaya produk atau
jasa.
Sementara metode manajemen biaya memiliki kecenderungan untuk berfokus hanya
pada biaya produksi, biaya hulu dan hilir dapat menunjkkan sebuah porsi yang signifikan dari
biaya hidup total, khususnya pada industri tertentu

Industri-industri dengan biaya hulu tinggi:
Piranti lunak computer
Industri yang spesifik dan peralatan kesehatan farmasi
Industri-industri dengan biaya hilir tinggi
Pakaian mode
Minyak wangi, kosmetik, dan peralatan kamar mandi

Biaya hulu dan hilir dikelola pad abeberapa cara termasuk peningkatan hubungan baik
dengan para pemasok dan distributor ; hal yang paling penting adalah desain produk dan
proses produksi.


Pentingnya Desain
Keputusan tahap desain memungkinkan sebuah perusahaan memenuhi rencana
produksi, pemasaran, dan layanan yang ada. Oleh karena itu mereka mengunci sebagian besar
dari biaya siklus hidup yang tersisa
Faktor keberhasilan kritis (critical success factors) pada tahap desain adalah :
1. Menurunkan waktu peluncuran ke pasar
2. Menurunkan biaya pelayanan yang diharapkan
3. Mempermudah pembuatan
4. Perencanaan dan perancangan proses

Penetapan Harga Strategis menggunakan Siklus Hidup Produk
Akuntan manajemen terlibat dalam tiga situasi harga : yang pertama adalah keputusan
pesanan khusus. Konteks kedua adalah penetuan biaya berdasarkan target di jelaskan
sebelumnya dalam bab ini kdi mana perusahaan menghadapi sebuah harga pasar dan
menentukan bagaimana untuk mencapai tingkat biaya yang dieperlukan untuk membuat
keuntungan, menggunakan desain produk dan kaizen.

Penetapan Harga Menggunakan Siklus Hidup Biaya
Penetapan harga berbasis biaya adalah pendekatan umum untuk perusahaan
manufaktur dan jasa. Mereka adalah yang bersaing pada informasi biaya yang menggunakan
kepemimpinan biaya untuk meningkatkan efisiensi operasinal untuk menurunkan biaya dan
harga.tujuan perusahaan mungkin saja untuk meningkatkan pangsa pasar dengan menurunkan
harga . kebjakan pendapatan harga sebuah perusahaan juga dipengaruhi oleh pola di industri
yang ada. Informasi biaya untuk penetapan harga umumnya didasarkan pada salah satu dari
empat metode yang ada : (1) biaya produksi penuh ditambah kenaikan harga (2) biaya siklus
hidup ditambah kenaikan harga (3) biaya penuh dan presentase batas biaya kotor yang
diinginkan, dan (4) biaya penuh ditambah pengembalian aset yang diinginkan.

Biaya produksi penuh ditambah kenaikan harga
Dalam metode ini, suatu perusahaan menentukan biaya produksi penuh tidak tepat
dan biaya produksi tetap dan menerapkan presentase kenaikan harga untuk menutup biaya
opeasional lainnya ditambah keuntungan. Presentase kenaikan harga bias ditentukan oleh
praktik industri, penilaian, atau tingkat keuntungan yang diinginkan.

Biaya siklus hidup ditambah kenaikan harga
Pendekatan siklus hidup memiliki kelebihan, yaitu bahwa semua biaya disertakan,
sehingga presentase kenaikan harga dapat secara langsung memenuhi tingkat laba yang
diinginkan. Baik pendekatan biaya produksi penuh dan biaya siklus hidup sudah biasa
digunakan secara umum.

Biaya pernuh dan presentase margin bruto yang diinginkan
Dalam variasi ini harga ditentukan sehingga presentase margin bruto yang diinginkan
dapat tercapai.
Biaya penuh ditambah pengembaian aset yang diinginkan
Pendekatan umum untuk penetapan harga lainnya adalah dengan mengatur harga
untuk mencapai pengembalian aset yang diinginkan. Harga yang diingikan dapat
disesuasikan untuk mencerminkan diskon yang lebih pendek. Analisis siklus hidup penjualan
menjadi semakin penting. Berbeda dengan siklus hidup biaya seperti yang telah dijelaskan,
siklus hidup penjualan mengacu pada tahap penjualan produksi atau jasa dipasar, dari
pengenalan produk atau jasa hingga pada penurunan dan penarikan produksi dari pasar.

Tahap 1: pengenalan. tahap pertama melibatkan sedikit persaingan, dan penjualan naik
perlahan-lahan ketika pelanggan sadar akan adanya produksi ata jasa yang baru
Tahap 2: pertumbuhan. penjualan mulai meningkat dengan cepat sepeti halnya keberagaman
produksi
Tahap 3: jatuh tempo. Penjualan masih meningkat tetapi pada tingkat yang menurun.
Menurunnya jumlah pesaing dan keberagaman produk. Harga jatuh lebih maju, dan
diferensiasi tidak lagi penting. Persaingan berdasarkan pada kualitas biaya dan fungsionalitas
yang bersaing
Tahap 4 : penurunan penjualan. Penjualan dan harga terus menurun, seperti halnya jumlah
pesaing. Pengendalian biaya dan jarngan distributor yang efektif adalah kunci untuk
keberlangsungan siklus hidup produk.
Pada tahap pertama, focus manajemen adalah pada desain, diferensiasi dan pemasaran. Focus
bergeser pada pengembangan produk yang baru dan strategi penetapan harga ketike
persaingan berkembang dalam tahap kedua.

MANAJEMEN BIAYA SELAMA SIKLUS PENJUALAN (SALES LIFE CYCLE)
Fase-fase dalam sales life cycle :
Fase 1 : Pengenalan produk.

Dalam tahap ini terdapat sedikit persaingan, dan penjualan perlahan-lahan mengalami
peningkatan karena pelanggan mulai sadar akan adanya produk atau jasa baru.

Fase 2 : Pertumbuhan

Penjualan mulai tumbuh secara cepat dan variasi produk meningkat. Produk sedang
menikmati manfaat dari adanya diferensiasi. Persaingan semakin meningkat dan harga mulai
lunak.

Fase 3 : Kematangan

Penjualan terus meningkat, tapi dengan tingkat kenaikan yang menurun. Ada pengurangan
persaingan dan variasi produk. Harga juga tetap lunak, dan diferensiasi tidak lagi penting.

Fase 4 : Penurunan

Penjualan mulai menurun, demikian pula jumlah pesaing. Harga menjadi stabil. Menekankan
pada kembalinya diferensiasi. Perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang dapat
melakukan diferensiasi pada produk mereka, mengendalikan biaya, kualitas pengiriman yang
baik, dan pelayanan yang baik.

Pada fase pertama, fokus manajemen adalah desain, diferensiasi dan pemasaran. Fokus
manajemen berubah ke arah pengembangan produk baru dan strategi penentuan harga jual
sejalan dengan berkembangnya persaingan pada tahap kedua. Pada fase ketiga dan keempat,
perhatian manajemen berubah ke arah pengendalian biaya, kualitas, dan jasa sejalan dengan
semakin kompetitifnya pasar. Jadi strategi perusahaan untuk produk dan jasa berubah selama
siklus penjualan produk, dari diferensiasi pada fase awal ke arah keunggulan biaya pada fase
akhir.

Sejalan dengan itu, pendekatan penentuan harga jual stratejik berubah selama siklus hidup
produk atau jasa. Pada fase pertma, harga jual ditentukan relatif tinggi untuk menutup biaya
pengembangan dan mengambil keuntungan dari diferensiasi produk dan permintaan baru
terhadap produk.
Pada fase kedua, penentuan harga jual masih relatif tinggi karena perusahaan berusaha
untuk mendapatkan profitabilitas dalam pasar yang sedang tumbuh. Alternatif lain untuk
mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar pada saat itu, harga jual yang relatif
rendah mungkin digunakan.
Pada fase berikutnya, harga jual menjadi lebih kompetitif dan metode target costing dan life
cycle costing digunakan, perusahaan berubah menjadi price taker (menerima harga yang
sudah ditentukan pasar) dan berusaha untuk menurunkan biaya hulu (untuk perbaikan
produk) dan biaya hilir. Pada fase pengenalan dan pertumbuhan, kebutuhan utama adalah
analisis terhadap value chain untuk mengarahkan rancangan produk ke arah produk yang
efisien dalam hal biaya. Sejalan dengan berubahnya strategi ke arah keunggulan dalam hal
biaya (cost leadership)
pada fase berikutnya, tujuan sistem manajemen biaya adalah menyediakan anggaran yang
rinci dan menggunakan alat activity based costing untuk mendapatkan informasi biaya yang
akurat.

Penetapan Harga Strategis : Metode Penetapan Harga Berbasis analisis
Belakangan ini perusahaan ritel dan beberapa produsen menmggunakan pendekatan strategis
untuk penetapan harga dimana mereka menentukan harga dengan tingkat harga yang dapat di
tanggung oleh pelanggan, mereka sering kali menggunakan metode analisis berdasarkan
analisis data yang ekstansif dari perilaku pembelian pelanggan. Contoh yang umum adalah
penggunaan analisis data perilaku pelanggan untuk menentukan jumlah optimum markdown
selama kemunduran musiman dalam bisnis

Anda mungkin juga menyukai