Anda di halaman 1dari 17

NAMA : JOKO TRI WIJANARKO

NIM : 121201055
GRUP : B1/ HUT 4B



BELALANG PEDANG



Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Orthoptera
Family : Tettigonidae
Genus : Sexava
Spesies : Sexava nubile

Hama Sexava sp. merupakan serangga asli Indonesia yang dapat
menyebabkan kerusakan serius pada tanaman kelapa terutama daerah-daerah
tertentu di Kawasan Indonesia Timur. Nimfa dan imago menyerang daun, bunga
betina dan buah muda sehingga secara langsung ataupun tidak langsung dapat
mempengaruhi produksi kelapa. Hama Sexava sp. memakan anak daun mulai dari
pingggir ke bagian tengah. Kadang-kadang dimakan sebagian atau sampai ke lidi.
Bekas gigitan biasanya tidak rata. Serangan berat, terlihat pada pelepah daun
bagian bawah tinggal lidi saja (Anonim, 2008). Imago berwarna hijau, antena
merah muda dan matanya abu-abu. Bentuknya hampir sama dengan Sexava
coriacea. Alat peletak telur (ovipositor) berwarna hijau pada bagian pangkalnya
yaitu sepertiga dari panjang ovipositor, sepertiga lagi berwarna kemerahan dan
bagian ujungnya berwarna hitam. Panjang imago betina
(kepala+badan+ovipositor) antara 9,510,5 cm. Panjang ovipositor 34,5 cm dan
panjang antena 16 cm. Panjang imago jantan 69,5 cm dan antenanya 14-16 cm
(Anonim, 2007). Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengendalikan
Belalang Pedang (Sexava sp.) yaitu dengan cara melepaskan parasitoid telur
Leefmansia bicolor telah dikenal secara luas. Penerapan peraturan karantina untuk
mencegah penyebaran hama. Dan pembakaran sampah dan rumput diantara
tanaman kelapa serta pengolahan tanah disekitar pangkal batang (Hutapea, 2007).
Serangga dari ordo orthoptera yg masuk dalam famili tettigoniidae sering disebut
belalang pedang karena ujung abdomennya yg panjang seperti pedang

Belalang pedang merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman
vanili pada daun muda atau batang. Namun, belalang pedang lebih banyak
menyerang tanaman kelapa. Serangga ini sering terdapat di mahkota kelapa dan
pandan. Adapun tempat yang sering mendapat serangan hebat dari belalang ini
kepulauan Sangihe dan Talaud, kadang-kadang Sulawesi, Maluku, irian jaya, dan
jawa. Belalang ini banyak terdapat di kepulauan Kei, Aru, Talaud, Nanusa, Pulau
Seram, Bacan dan Papua. Panjang sexava betina 9,5 10,5 cm, sedangkan yang
jantan 9 9,5 cm. panjang ovipositornya 3,2 4,5 cm. Ciri khas dari belalang ini
adalah serangga betinanya mempunyai ovipositor yang panjang dan berbentuk
seperti pedang, serta memiliki antena yang panjang. Belalang ini biasanya aktif
pada malam hari. Cara hama ini menyerang adalah dengan memakan anak daun
mulai dari pingggir ke bagian tengah. Kadang-kadang dimakan sebagian atau
sampai ke lidi. Bekas gigitan biasanya tidak rata. Serangan berat, terlihat pada
pelepah daun bagian bawah tinggal lidi saja. Berdasarkan dari cara
penyerangannya, belalang pedang ini termasuk tipe mulut menggigit-mengunyah.
Selain itu, serangga ini juga merupakan serangga polifag.
Siklus hidup belalang ini terdiri dari telur, nimfa, dan imago.
Telur : Bentuk dan warna telur Sexava spp. seperti gabah, mempunyai lekuk
memanjang pada salah satu sisinya. Panjang telur 12 mm dan lebar 2 mm.
Makin lama telur makin mengembang sehingga kelihatannya lebih besar dan
warnanya semakin kuning. Stadium telur 50 55 hari.

Nimfa : Panjang Nimfa yang baru menetas dari telur 12 mm, panjang antena 9
mm, berwarna hijau, kadang-kadang ada pula yang berwarna coklat. Masa nimfa
lamanya 70 hari, biasanya menetap pada pohon inang sampai sayapnya tumbuh
sempurna. Lama stadium nimfa adalah 108 hari.

Imago : Biasanya berwarna hijau dengan antena coklat. Betina mempunyai alat
peletak telur berbentuk pedang, pangkalnya berwarna hijau bagian tengah coklat
sedangkan bagian ujung berwarna hitam. Induknya mulai bertelur setelah berumur
1 bulan. Telur diletakkan satu persatu didalam tanah dengan alat peletak
telurnya sedalam 1-1,5 cm atau pada pangkal tanaman kelapa dan inang lainnya
tetapi ada pula yang diletakkan di atas pohon diantara sela pelepah. Nimfa dan
Imago aktif pada malam hari, waktu makan mengeluarkan bunyi yang gemuruh.
Siang hari bersembunyi dibawah daun. Belalang jantan mengeluarkan bunyi yang
nyaring sehingga disebut juga walang kerik. Telur yang diletakkan di tanah dapat
mencapai 95%. Tanah yang disukai oleh imago betina untuk meletakkan telur
adalah tanah liat yang lembab bercampur pasir. Satu ekor imago betina dapat
meletakkan telur sebanyak 53 butir.

Berukuran sekitar 12 cm, berwarna hijau ada juga yang berwarna coklat.
Seekor betina dapat bertelur sekitar 50 butir, diletakkan satu persatu didalam
tanah disekitar pangkal batang kelapa. Telur berbentuk seperti gabah dengan
panjang sekitar 12 mm, Stadium telur sekitar 50 hari. Nimfa yang baru menetas
panjang 12 mm berwarna hijau atau kemerahan. Stadium nimfa sekitar 70 hari.
Siklus hidup dari telur sampai menjadi telur lagi sekitar 5 bulan.

Belalang pedang (Sexava sp.) memiliki tipe mulut penggigit dan
penguyah, kepala (Caput) yang terdapat antena, dada (Toraks), perut (Abdomen),
terdapat tiga pasang tungkai dan memiliki sayap. Termasuk dalam Kingdom
Animalia Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Orthoptera, Famili
Tettigoniidae, Genus Sexava Species Sexava sp (Saleh, 2008) .
Daur hidup
Nimfa hama Sexava sp berukuran 7 cm sampai 9 cm, bercirikan rwarna hijau
tetapi kadang-kadang berwarna coklat. Masa perkembangan hama ini biasanya
berlangsung selama 40 hari untuk menjadi belalang dewasa (Saleh, 2008).
Gejala serangan
Gejala serangannya Sexava sp pada daun tanaman kelapa yaitu merusak daun tua
dan dalam keadaan terpaksa juga merusak daun muda, kulit buah dan bunga-
bunga. Merajalela pada musim kemarau dan pada serangan yang hebat daun
kelapa tinggal lidi-lidinya saja (Saleh, 2008).

KEPIK HIJAU



Kingdom : Animalia (Hewan)
Filum : Arthropoda (arthropoda)
Kelas : Insecta (Serangga)
Order : Hemiptera
Subordo : Heteroptera
Family : Pentatomidae
Subfamily : Pentatominae
Genus : Nezara
Species : Nezara viridula

Tanaman yang terserang antara lain padi, jagung, kentang, kacang tanah,
kedelai, cabai, kapas, tembakau. Tingkat kerusakannya tinggi, Gejala serangan
menyebabkan daun dan tunas mengkeriting, kering, dan layu. Buah dan polong
muda rusak lalu rontok. Hama yang dijuluki kepik lembing itu bersifat polifag.
Mulai dari padi, jagung, tebu, kentang, cabai, dan kapas digasak. Termasuk juga
famili polong-polongan seperti kacang panjang, buncis, dan kedelai. Kepik
anggota famili Pentatomidae itu tersebar di daerah tropis sampai subtropis.

- Gejala
Runas mendadak mengeriting dan layu. Pentil buah mengkriput dan tidak
berkembang sempurna atau bentuknya menjadi tidak beraturan. Kalau diamati ada
lubang bekas tusukan di pangkal. Racun yang dikeluarkan oleh kelenjar ludahnya
membuat bagian itu mati atau rusak.

- Penyebab
Asal mula
Kepik berkembangbiak ketika banyak makanan. Saat makanan langka, mereka
bersembunyi di inang sementara yang berupa gulma di sekitar lahan. Begitu bibit
ditanam, kepik langsung menyerbu.

Siklus hidup
Dari telur menjadi serangga dewasa dibutuhkan waktu 4-8 minggu. Total seluruh
siklus hidup dicapai dalam 60-80 hari, terkadang bisa mencapai 6 bulan. Betina
meletakkan telur yang jumlahnya mencapai 1.100 butir di kuncup daun yang
masih menutup. Telur menetas menjadi nimfa mirip kepik dewasa yang langsung
makan daun. Kemudian melewati 5 tahap nimfa sambil terus memakan daun. Lalu
menjadi dewasa berpindah tempat dan mencari pasangan.

- Penanggulangan
Mekanis
Kepik bukan penerbang andal, karena itu musnahkan bila terlihat

Budidaya
Bersihkan gulma di sekitar tanaman utama. Lakukan sanisati lahan sebelum
penanaman.

Pestisida
Sebaiknya gunakan pestisida hayati dan nabati. Jika terjadi ledakan sebagai
alternatif terakhir berikan insektisida berbahan aktif klorfluazuron seperti Atabron
50 EC, lamda sihalotrin seperti Matador 50 EC dan Alika 247 ZC, fipronil seperti
Regent 50 SC, betasflutrin seperti Buldok 25 EC sesuai dosis anjuran.


Hama pengisap polong pada tanaman kedelai yang disebabkan oleh kepik hijau
(Nezara viridula) dapat menyebabkan penurunan hasil dan bahkan dapat
menurunkan kualitas biji. Akibat dari isapan hama pengisap polong dapat
menyebabkan kehampaan, terlambat tumbuh dan terbentuk biji-biji yang cacat
bentuknya yang biasanya memiliki bekas isapan.
Nezara viridula tersebar luas di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia, selain
menyerang tanaman kedelai, serangga ini juga menyerang tanaman padi, jagung,
tembakau, kentang, cabe, kapas dan berbagai jenis tanaman berpolong.
Ciri-ciri Nezara viridula :
Serangga dewasa biasanya berwarna hijau yang merata pada seluruh
tubuh, tetapi kadang-kadang berwarna kuning pada bagian kepala dan protorak,
dan jarang sekali yang seluruh tubuhnya berwarna kuning.
Tubuhnya berbentuk segilima seperti perisai, panjang tubuh sekitar 1-1.5
cm dan kepalanya bersungut.
Di punggungnya terdapat 3 bintik berwarna hijau. Sedangkan nimfanya
(kepik muda) memiliki warna berbeda-beda tergantung perkembangan instarnya.
Pada awalnya berwarna coklat muda, kemudian berubah menjadi hitam dengan
bintik-bintik putih. Selanjutnya warna berubah menjadi hijau dan berbibtik-bintik
hitam dan putih.
Kepik betina dewasa bertelur pada permukaan bawah daun dan jumlahnya
mencapai 1100 butir selama hidupnya.
Telurnya berwarna kekuningan, kemudian berubah menjadi kuning, tetapi
menjelang menetas warnanya berubah menjadi kemerahan (merah bata). Telur
berbentuk oval agak bulat seperti tong.
Periode telur 4-6 hari.
Perkembangan dari telur sampai menjadi serangga dewasa kurang lebih
selama 4-8 minggu.

Gejala serangan :
Nimfa dan serangga dewasa merusak tanaman dengan cara mengisap
polong kedelai.
Pada polong yang masih muda dan terserang kepik hijau menyebabkan
polong tersebut menjadi kosong (hampa) dan kempis karena biji tidak terbentuk
dan polong gugur.
Pada polong tua menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik hitam yang
pada akhirnya biji menjadi busuk.

Pengendalian :
Prinsip pengendalian hama secara terpadu atau PHT merupakan suatu cara
pengendalian hama yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi
ekonomi dalam rangka pengelolaan ekosistem yang berwawasan lingkungan yang
berkelanjutan masih menjadi alternative utama dalam pengendalian hama
pengisap polong kepik hijau (Nezara viridula). Penggunaan pestisida merupakan
alternative terakhir yang apabila serangan hama kepik hijau telah melampaui batas
ambang kendali yaitu bila telah ditemukan kerusakan polong lebih dari 2% atau
terdapat sepasang kepik dewasa per tanaman saat tanaman kedelai berumur lebih
dari 45 hari setelah tanam. Adapun komponen pengendalian hama pengisap
polong kedelai adalah dengan cara sebagai berikut :

Tanam serempak dalam tidak lebih dari 10 hari.
Pergiliran tanaman bukan inang.
Pengumpulan kepik dewasa ataupun nimfa untuk dimusnahkan.
Menjaga kebersihan lahan dari tanaman penganggu atau gulma.
Menggunakan pestisida apabila serangan telah melampaui batas ambang
kendali.


kepik hijau atau lembing hijau dalam bahasa Inggris disebut green stink bug.
Serangan ini dibedakan menjadi tiga spesies, yaitu viridula var. terquata, viridula
var. smaragdula, dan viridula var. aurantiaca. kepik hijau (viridula var.
smaragdula ) berwarna hijau polos dan biasanya ditemukan di lapangan. Kepik
hijau yang disebut viridula var. terquata berwarna hijau, sedangkan kepala dan
pronotumnya berwarna jingga atau kuning keemasan. kepik hijau yang disebut
viridula var. aurantiaca berwarna kuning ke hijau-hijauan dengan tiga bintik hijau
berujuran besar pada punggung (dorsal). diantara ketiga spesies kepik hijau
tersebut dapat terjadi perkawinan. kepik berumur sekitar 47 hari.

kepik betina mampu bertelur hingga 250 butir. telur berbentuk seperti cangkit dan
berwarna kuning. telur diletakan berkelompok 10-50 butir pada permukaan bawah
daun. telur yang terserang parasit berubah menjadi hitam, sedangkan telur yang
akan menetas berwarna merah bata, dan telur yang steril(hampa) tidak berubah
warnanya. telur menetas sekitar enam hari.nimfa mengalami loma kali pergantian
kulit stadiumnya berlangsung selam 23 hari.

Kepik hijau selain menyerang tanaman kedele juga menyerang tanaman kacang
hijau, kacang tunggak, padi, orok-orok, kacang gude, jagung dan kapas.

Imago mulai datang di pertanaman sejak pembentukan bunga. Serangan hama ini
menyebabkan biji dan polong kempis, polong gugur, biji menjadi busuk, berwarna
hitam,kulit biji keriput dan adanya bercak-bercak coklat pada kulit biji. Periode
kritis tanaman terhadap serangan kepik hijau adalah stadia pengisian biji.

gejala serangan kepik hijau berupa bintik-bintik cokelat, baik pada kulit polong
bagian dalam maupun pada biji kedele. serangan berat akan mudah dilihat dengan
mata telanjang, namun untukn mengamati serangan ringan diperlukan bantuan
mikroskop. kerusakan pada kulit polong maupun biji sering kali merupakan akibat
kontaminasi serangan jamur yang terbawa sewaktu serangga menghisap cairan
biji.

Pengendalian terhadap hama-hama perusak polong dilakukan dengan cara :
- pergiliran tanaman,
- tanaman serempak,
- penyemprotan insektisida, apabila ditemukan intensitas serangan penggerek
polong 2 , populasi penghisap polong dewasa sepasang pada umur 45 hari setelah
tanam dan populasi kepik hijau dewasa sepasang pada umur 45 hari setelah tanam.


Kepik hijau (Nezara viridula) diperoleh morfologi memiliki sepasang sungut yang
beruas ruas. memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak
bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal. Bentuk tubuh pipih,
memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah.
Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap).
Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung
membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang
membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala
dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli, mempunyai alat mulut
menusuk dan meghisap yang muncul dari depan kepala dan dinamakan stylet.

Gejala serangan kepik hijau (Nezara viridula) pada tanaman padi (Oryza sativa),
kepik hijau (Nezara viridula) membuat tanaman padi yang diserangnya
mengakibatkan bulir-bulir padi menjadi hampa atau kosong. Serangan kepik hijau
(Nezara viridula) yang menyerang tanaman padi pada saat penggilingan
menjadikan hasil panen yang menurun, hal ini otomatis menyebabkan kerugian
materil karna hasl yang didapat tidak sesuai dengan jumlah bulir-bulir padi.

Imago (bakal kepik) mulai datang dipertanaman sejak pembentukan bunga.
Serangan hama ini menyebabkan biji dan polong kempis, polong gugur, biji
menjadi busuk, berwarna hitam, kulit biji keriput dan adanya bercak-bercak coklat
pada kulit biji. Periode kritis tanaman terhadap serangan kepik hijau adalah saat
stadia pengisian biji.

Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya
melalui stadia : telur > nimfa > dewasa. Bnetuk nimfa memiliki sayap yang
belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya.

Ciri-ciri morfologi dari specimen
Serangga ini berwarna hijau, memiliki sepasang antenna, memiliki sepasang sayap
yang berbentuk bangun segitiga, memiliki mata fasek, memiliki tiga pasang
tungkai. Panjang kepik hijau sekitar 16 mm. Telur diletakkan berkelompok pada
permukaan bawah daun. Nimfa terdiri-dari 5 instar. Instar awal hidup
bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian menyebar. Siklus hidup: 4 8
minggu:
- Telur 5 7 hari
- Larva: 21 28 hari

Tanaman Inang
1.Tanaman Inang utama :Kedelai, Padi, Kacang-kacangan
2. Tanaman Inang alternative :Cabai

Gejala Serangan
1. Pada batang terdapat bekas tusukan atau hisapan kepik
2. Pada buah tanaman padi yang diserap memiliki noda bekas isapan atau tusukan.
Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara menghisap cairan
biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji
menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering. Serangan terhadap
polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. Serangan
yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji menghitam dan busuk.

Ekologi:
Terdapat di seluruh dunia yang bersuhu hangat.
Tanaman inang: polifag khususnya herba dan makan berbagai bagian tanaman.

Pengendalian;
Menggunakan musuh alami: jenis tabuhan Ooencyrtus malayensis Ferr. dan
Telenomus sp. merupakan parasit pada telur kepik hijau.
pergiliran tanaman, penanaman serempak, dan pengamatan secara intensif
sebelum dilakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida. Penggunaan
insektisida akan cukup efektif secara ekonomi jika intensitas serangan penggerek
polong lebih dari 2 % atau jika ditemukan sepasang populasi penghisap polong
dewasa atau kepik hijau dewasa pada umut 45 hari setelah tanam.







WALANG SANGIT



Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Alydidae
Genus : Leptocorixa
Spesies : Acuta

Walang sangit (Leptocorisa acuta Thumb) adalah salah satu hama penting
bagi usaha budidaya tanaman padi. Hama ini menyerang saat tanaman padi tengah
berda fase generatif. Hama yang dalam bahasa inggri-nya lebih dikenal dengan
istillah Rice Bug ini, biasa meletakan telurnya di atas permukaan daun padi dan
rumput-rumputan disekitar tanaman padi secara berkelompok dalam 1 sampai 2
baris. Satu kelompok telur rata-rata terdapat 1 sampai 21 butir. Telur walang
sangit berwarna hitam dengan bentuk menyerupai segienam pipih. Periode telur
rata-rata diselesaikan selama 57 hari. Nimfa berwarna hijau muda dan saat dewasa
berubah menjadi coklat kekuning-kuningan pada bagian perut (abdomen) dan
bersayap coklat. Serangga ini hidup rata-rata selama 80 hari. Walang sangit aktif
menyerang saat pagi dan sore hari, sedangkan saat siang hari ia bersembunyi dan
berlindung di bawah pohon yang lembab.


Daerah Sebaran
Walang sangit (L. acuta) mempunyai daerah sebaran yang sangat luas, hampir di
semua negara produsen padi. Daerah penyebaran L. acuta) antara Asia Tenggara,
Kepulauan Fiji, Australia, Srilangka, India, Jepang, Cina, Pakistan dan Indonesia
(Harahap dan Tjahyono, 1997).
Di Indonesia L. Acuta tersebar di daerah Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi
(Baehaki, 1992).

Tanaman inang
Walang sangit selain menyerang tananamn padi yang sudah bermalai dapat pula
berkembang pada rumput-rumputan seperti Panicium crusgalli L., Paspalum
dilatatum Scop., rumput teki (Echinocloa crusgalli dan E. colonum)
(Baehaki,1992).

Bioekologi dan Morfologi
Walang sangit (L. acuta) mengalami metamorfosis sederhana yang
perkembangannya dimulai dari stadia telur, nimfa dan imago. Imago berbentuk
seperti kepik, bertubuh ramping, antena dan tungkai relatif panjang. Warna tubuh
hijau kuning kecoklatan dan panjangnya berkisar antara 15 30 mm (Harahap dan
Tjahyono, 1997).
Telur. Telur berbentuk seperti cakram berwarna merah coklat gelap dan
diletakkan secara berkelompok. Kelompok telur biasanya terdiri dari 10 - 20 butir.
Telur-telur tersebut biasanya diletakkan pada permukaan atas daun di dekat ibu
tulang daun. Peletakan telur umumnya dilakukan pada saat padi berbunga. Telur
akan menetas 5 8 hari setelah diletakkan. Perkembangan dari telur sampai imago
adalah 25 hari dan satu generasi mencapai 46 hari (Baehaki, 1992).



Nimfa.
Nimfa berwarna kekuningan, kadang-kadang nimfa tidak terlihat karena warnanya
sama dengan warna daun. Stadium nimfa 17 27 hari yang terdiri dari 5 instar
(Harahap dan Tjahyono, 1997).
Imago. Imago walang sangit yang hidup pada tanaman padi, bagian ventral
abdomennya berwarna coklat kekuning-kuningan dan yang hidup pada
rerumputan bagian ventral abdomennya berwarna hijau keputihan. Bertelur pada
permukaan daun bagian atas padi dan rumput-rumputan lainnya secara kelompok
dalam satu sampai dua baris (Rismunandar, 2003).
Aktif menyerang pada pagi dan sore hari, sedangkan di siang hari berlindung di
bawah pohon yang lembab dan dingin (Baehaki, 1992).

Iklim Mikro
Perkembangan yang baik bagi hama Walang sangit terjadi pada suhu antara 27
30 C. Perkembangan Walang Sangit telah diketahui Gejala Serangan dan
Kerusakan yang ditimbulkanterjadi pada waktu temperatur sedang, curah hujan
rendah dan sinar matahari terang. Walang sangit dapat berkembang biak di lahan
dataran rendah maupun di dataran tinggi (Mudjiono, 1991).

Gejala Serangan dan Kerusakan yang ditimbulkan
Nimfa dan imago mengisap bulir padi pada fase masak susu, selain itu dapat juga
mengisap cairan batang padi. Malai yang diisap menjadi hampa dan berwarna
coklat kehitaman. Walang sangit mengisap cairan bilir padi dengan cara
menusukkan styletnya.
Nimfa lebih aktif daripada imago, tapi imago dapat merusak lebih banyak karena
hidupnya lebih lama. Hilangnya cairan biji menyebabkan biji padi mengecil jika
cairan dalam bilir tidak dihabiskan. Dalam keadaan tidak ada bulir yang matang
susu, maka dapat menyerang bulir padi yang mulai mengeras, sehingga pada saat
stylet ditusukkan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.


Pengendalian
Serangan walang sangit dapat dikendalikan dengan berbagai cara misalnya
melakukan penanaman serempak pada suatu daerah yang luas sehingga koloni
walang sangit tidak terkonsentrasi di satu tempat sekaligus menghindari kerusakan
yang berat.
Pada awal fase generstif dianjurkan untuk menanggulangi walang sangit dengan
perangkap dari tumbuhan rawa Limnophila sp., Ceratophyllum sp., Lycopodium
sp. dan bangkai hewan : kodok, kepiting, udang dan sebagainya. Walang sangit
yang tertangkap lalu dibakar.
Parasit telur walang sangit yang utama adalah Gryon nixoni dan parasit telur
lainnya adalah Ooencyrtus malayensis (Baeheki, 1992).
Walang sangit dapat tertarik pada bau-bau tertentu seperti bangkai dan kotoran
binatang, beberapa jenis rumput seperti Ceratophyllum dermesum L., C.
Submersum L., Lycopodium carinatum D., dan Limnophila spp. Apabila walang
sangit sudah terpusat pada tanaman perangkap, selanjutnya dapat diberantas
secara mekanik atau kimiawi (Natawigena, 1990).
Pengendalian kimiawi dilakukan dengan menggunakan insektisida yang
dianjurkan dan aplikasinya didasarkan pada hasil pengamatan. Apabila terdapat
dua ekor walang sangit per meter persegi (16 rumpun) saat padi berbunga
serempak sampai masaka susu, saat itulah dilakukan penyemprotan. (Harahap dan
Tjahyono, 1997). Walang sangit dewasa dapat dikendalikan dengan insektisida
monokrotofos. Insektisida yang efektif terhadap walang sangit adalah BPMC dan
MICP.

Walang sangit merupakan serangga hama tanaman padi. Setiap kali bertelur,
serangga betina dapat menghasilkan 100200 butir telur. Telur-telur tersebut
diletakkan pada daun bendera tanaman padi. Telur yang telah menetas akan
menjadi nimfa yang berwarna hijau dan berangsur-angsur menjadi coklat.

Nimfa dan imago menyerang buah padi yang sedang matang susu dengan cara
menghisap cairan buah sehingga menyebabkan buah menjadi hampa.
Pengendalian terhadap wereng coklat dapat dilakukan dengan cara menanam
secara serentak, sanitasi tanaman yang terserang, atau dengan penyemprotan
insektisida dengan dosis yang sesuai.


KUMBANG BADAK



Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Scarabaeoidae
Genus : Oryctes
Spesies : Oryctes rhinoceros

Kumbang badak adalah salah satu species kumbang yang unik.
Keunikannya dapat terlihat dari bagian kepalanya yang memiliki sepasang tanduk
besar dan aneh yang menyerupai cula dan tubuhnya yang diselubungi oleh
cangkang yang keras. Kumbang badak termaksud hewan nokturnal, yaitu hewan
yang beraktifias dimalam hari. Pada siang hari biasanya mereka bersembunyi
dibawah material material pohon. Kumbang badak tidak berbahaya bagi
manusia, mereka hanya makan getah pohon seperti pohon kelapa atau aren.
Kumbang badak senang menempel pada kain atau benda benda yang memiliki
serat. Kumbang badak dewasa dapat berukuran sekitar 6 cm. Kumbang badak
adalah hewan terkuat di dunia mengalahkan gajah. Kumbang badak sanggup
menarik dan mengangkat benda yang beratnya 850 kali berat tubuhnya. Kumbang
badak jantan berukuran lebih panjang dari kumbang badak betina. Kumbang
badak jantan memiliki tanduk besar dikepalanya yang memiliki fungsi utama
untuk bertarung melawan kumbang badak jantan lainnya untuk memperebutkan
kumbang jantan betina dan getah pohon kekuasaannya.
Kumbang badak mengalami metamorphosis sempurna yaitu dari telur
larva kepompong bayi kumbang badak kumbang badak dewasa. Kumbang
badak betina akan mengeluarkan telurnya kedalam tanah yang permukaannya
dipenuhi oleh sisa sisa tumbuhan yang membusuk. Telur tersebut akan menetas
menjadi larva yang bentuknya mirip ulat berwarna pucat namun memiliki 3
pasang kaki.

Larva kumbang badak hidup dengan memakan sisa sisa material tumbuhan yang
membusuk tersebut. Larva kumbang badak mengalami fase istirahat dalam bentuk
kepompong. Kepompong tersebut menetas menjadi bayi kumbang badak. Bayi
kumbang badak tersebut akan tumbuh menjadi kumbang badak dewasa yang
memiliki cangkang keras. Kumbang badak memiliki umur yang singkat yaitu satu
tahun.

Kumbang badak atau kumbang tanduk adalah binatang unik yang biasa ditemukan
diladang dan kebun sekitar rumah kita. Binatang ini diklasifikasikan ke dalam
ordo Coleoptera, famili Scarabidae dan subfamili Dynastinae, nama latin
kumbang tanduk adalah Oryctes rhinoceros. Masih ada lagi beberapa spesies
kumbang badak misalnya kumbang badak Jepang.

Kumbang Badak/ Kumbang Tanduk

Kumbang Badak/ Kumbang Tanduk

Siklus hidup kumbang tanduk ini bergantung dari habitat lingkungan hidupnya.
Kumbang tanduk berkembang-biak dengan bertelur dan kemudian menetas
menjadi larva. Kumbang tanduk dewasa merupakan hama bagi tanaman seperti
kelapa sawit, para petani biasa memberantas populasi kumbang tanduk atau
kumbang badak dengan penyemprotan insektisida.

Bagi para pecinta binatang unik, kumbang tanduk merupakan hewan yang cukup
menarik untuk dipelihara. Meskipun perawatan binatang ini cukup susah, banyak
yang rela meluangkan waktu untuk memelihara dan mengembangbiakkan
kumbang tanduk dengan serius. Kalau menurut saya, binatang ini termasuk
gampang-gampang susah, kalau kita tidak menginginkannya, kadang menemukan
kumbang badak ini dengan tidak sengaja.

Kumbang tanduk merupakan salah satu jenis kumbang terbesar di dunia dan
adalah hewan nokturnal (aktif di malam hari). Saat siang, mereka bersembunyi di
bawah batang pohon untuk menghindari predator. Secara proporsional, kumbang
tanduk adalah hewan terkuat di bumi. Mereka bisa mengangkat hingga 850 kali
berat badan mereka sendiri.


Hanya kumbang jantan yang memiliki tanduk. Ukuran tanduk merupakan
indikator kesehatan fisik kumbang jantan. Kumbang tanduk jantan menggunakan
tanduk mereka dalam pertarungan memperebutkan makanan dan daerah
kekuasaan untuk menarik perhatian betina. Lawan yang kalah tidak berusaha
dikejar dan tidak ada saling bunuh atau melukai. Tanduk juga dapat digunakan
untuk menggali tanah dan mengubur diri di dalam tanah, bersembunyi dari
bahaya. Kumbang tanduk memiliki sayap dan dapat digunakan untuk terbang.

Karena penampilannya yang keren, bersih, perawatannya mudah, dan bisa diadu,
kumbang tanduk sering dijadikan hewan peliharaan anak-anak, terutama di
Jepang. Harga kumbang tanduk/kumbang badak betina lebih murah karena tidak
memiliki tanduk.

KECOA


Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Blattodea
Family : Blattellidae
Genus : Periplaneta
Spesies : Periplaneta sp
Kecoak adalah serangga pengembara dengan lima ruas tarsi dan tak
satupun tungkai-tungkai mengalami modifikasi untuk menggali atau mendekap.

Tubuhnya berbentuk bulat telur dan gepeng dengan kepala tersembunyi
dari atas oleh pronotum.
Timpanum dan organ penghasil suara biasanya tidak ada.
Sayap-sayap ada, walaupun pada beberapa jenis sayap tersebut
menyusut.
Serangga betina memiliki sayap yang lebih pendek daripada serangga
jantan.
Sersi beruas satu sampai banyak dan biasanya cukup panjang.
Antena panjang dan berbentuk seperti filamen.
Perilaku kecoak sebelum kopulasi khas, yaitu dengan menggunakan
feromon sex dan kopulasi terjadi secara 'tail-to-tail'.
Betina menghasilkan kelompok telur dalam ootheca yang diletakkan
sesudah mereka terbentuk, dibawa oleh abdomen betina sampai mereka menetas
atau dibawa dibagian dalam sebuah uterus selama periode hamil.
Struktur ootheca sangat khas yang terdiri dari 20-30 embrio yang
berkembang dalam baris paralel.
Kecoak mempunyai keragaman tinggi pada daerah tropis, dengan
perbedaan utama warna, bentuk, dan habitat, lebih kurang 300 spesies, tetapi
hanya 1 % yang berasosiasi dengan kehidupan manusia (biasanya yang bersifat
nocturnal).
Kecoak bersifat hidup soliter, namun kadang-kadang dijumpai
berkelompok ('loosely gragarius'), seperti pada Famili Cryptpceridae (kecoa pada
tanaman) merupakan subsosial pada akar tanaman.
Sifat subsosial mungkin dekat dengan kerabat dekatnya, Isoptera (rayap),
sehingga terkadang dalam klasifikasi dimasukkan dalam Isoptera atau Mantodea
sebagai Ordo Dictyoptera.
Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih
terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir di seluruh
belahan bumi, kecuali di wilayah kutub Di antara spesies yang paling terkenal
adalah kecoa Amerika, Periplaneta americana, yang memiliki panjang 3 cm, kecoa
Jerman, Blattella germanica, dengan panjang 1 cm, dan kecoa Asia, Blattella
asahinai, dengan panjang juga sekitar 1 cm. Kecoa sering dianggap sebagai hama
dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies kecoa yang termasuk
dalam kategori ini. Kecoa seringkali di vonis sebagai hewan yang membahayakan
kesehatan manusia, karena sering ditemukan di tempat lembab dan kotor. Namun,
para ilmuwan percaya, bahwa kecoa mampu menghajar kuman dan bakteri yang
paling tangguh sekalipun. Ternyata, walaupun bisa menjadi hama dan sering kita
anggap jijik, kecoa juga banyak manfaatnya. Berikut beberapa manfaat kecoa :
1. Umumnya, Kecoa dijadikan bahan tes ketepatan dosis obat anti serangga.
Humm kalo gak ada Kecoa yang dijadikan hewan percobaan, bisa-bisa kita,
manusia, jadi keracunan obat anti serangga.
2. Kecoa juga bisa dijadikan hewan piliharaan Hanya saja, yang bisa dijadikan
peliharaan itu yang Kecoa jenis Madagaskar.
3. Kecoa dipakai sebagai pendeteksi bom. Hal ini karena kecoa mempunyai
tingkat memori atau ingatan yang tinggi. Bahkan lebih tinggi dari anjing.
4. Para ilmuwan di india yg sedang mengembangkan teknologi jantung buatan
menggunakan jantung kecoak sebagai model, sebuah prototype yg dihasilkan
mampu memberikan sebuah jantung buatan yang lebih murah dan lebih bisa
diandalkan untuk dicangkok dibanding dengan jantung buatan yang sekarang ada.
5. Selain itu kecoak juga termasuk hewan yg mempunyai protein yg sangat tinggi
dan bisa disantap bersama keluarga atau dgn orang terkasih!
LEBAH MADU


Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Family : Apidae
Genus : Apis
Spesies : Apis sp
Jenis lebah madu yang terkenal adalah Apis Dorsata menghasilkan madu
hutan dan Apis Mellifera menghasilkan madu ternak. Lebah madu jenis Apias
millifera dapat menghasilkan madu, bee pollen, royal jelly dan propolis dalam
jumlah yang cukup tinggi setiap tahunnya. Lebah madu jenis Apis mellifera sering
disebut lebah madu Italia. Lebah madu ini sangat poluler sebagai lebah madu
ternakan di Eropa, Amerika, dan Australia. Sekarang hampir semua peternakan
lebah di seluruh dunia memakai lebah Apis Mellifera dikarenakan mampu
menghasilkan madu dengan jumlah 200 kg perkoloni pertahun. Lebah madu ini
lebih mudah diternakan, sifatnya yang jinak dan mudah beradaptasi dengan
lingkungan sehingga lebah jenis ini tidak mudah meninggalkan sarangnya.
Peternak akan menggembalakan lebah jenis ini mengikuti musim bungasebagai
sumber pakannya dan menghasilkan madu berdasarkan sumber bunga tersebut. Di
pulau Jawa peternak lebah bisa menggembalakan lebah di perkebunan Kapuk,
Mangga, Rambutan, Kelengkeng, Duwet dan Karet. Peranan lebah madu sebagai
penyerbuk bunga sangat besar, sehingga sangat diandalkan petani untuk
membantu meningkatkan hasil produksi pertanian dan perkebunan.
Ada beragam jenis lebah madu yang layak dibudidayakan. Di antaranya lebah dari
jenis lebah hutan (Apis dorsata), lebah lokal (Apis cerana), dan lebah unggul
(Apis mellifera). Lebah unggul, sesuai namanya, yang paling disenangi pasar.
Jenis ini lebih produktif dibandingkan lebah lokal, juga lebih jinak. Racun pada
sengatnya sangat cocok untuk pengobatan berbagai penyakit. Lebah yang
dibudidayakan oleh kebanyakan peternak di dunia ini awalnya berasal dari daratan
Eropa.
KUMBANG MONCONG


Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Curculionidae
Genus : Rhynchophorus
Spesies : Rhynchophorus ferrugineus O.
Kumbang moncong termasuk famili curculionidae. Kata curculionidae
berasal dari bahasa Latin, yaitu curculio yang artinya kumbang yang mulutnya
panjang (moncong). Semua jenis kumbang yang mulutnya panjang disebut
kumbang bermoncong. Jenis kumbang ini ada yang berukuran kecil dan ada pula
yang berukuran besar. Kepalanya memanjang dengan moncong yang dapat
berubah-ubah panjang, lebar dan bentuknya. Umumnya kumbang ini keras dengan
warna yang redup dan mengkilap. Tekstur badannya ada yang halus, berkeru-
kerut, beralur, bertitik-titik, bersisik, atau berambut. Bentuknya ada yang oval
memanjang atau silindris dan biasanya seperti semut. Larvanya besar,
melengkung, serta tidak berkaki. Badannya ada yag halus dan ada yang berkerut.
Dewasa maupun larvannya memakan tanaman. Ada yang memakan akar, batang,
daun, buah dan biji. Pupanya dibungkus dengan kepompong yang terbuat dari
serat-serat tanaman inang atau sutra yang dikeluarkan dari anus. Daur hidupnya
ada 4-6 bulan, tetapi ada juga yang mencapai beberapa tahun. Telurnya biasanya
disisipkan dalam jaringan taaman. Mula-mula yang betina membuat lubang
dengan moncongnya, kemudian telurnya dimasukkan ke dalam lubang yang telah
dibuatnya itu dengan pygidium yang menyerupai ovipositor (alat untuk
meletakkan telur). Famili ini merupakan family terbesar, jumlahnya 40.000 jenis
spesies.

Anda mungkin juga menyukai