Anda di halaman 1dari 8

1.1.1.

1 Pola Makan
Keluarga Tn. Sahurudin mempunyai pola makan sebanyak
tiga kali dalam sehari. Istri Tn. Sahurudin sebagai ibu rumah
tangga bertanggung jawab dalam memasak dan menyiapkan
makanan untuk seluruh anggota keluarganya setiap hari. Makanan
yang disajikan berupa makanan sederhana seperti nasi dengan
tahu/tempe, sayur mayur dan ikan. Keluarga Tn. Sahurudin jarang
mengkonsumsi buah-buahan dan susu. Kebutuhan harian kalori
untuk Tn. Sahurudin sebesar 1755 Kkal, sedangkan asupan makan
sehari-hari Tn. Sahurudin hanya sebesar 1647.3 Kkal. Sedangkan
untuk isrinya kebutuhan harian kalorinya sebesar 1237 Kkal dan
asupan hariannya sebesar 1447 Kkal. Tn sahurudin dan istrinya
mengkonsumsi masing masing satu porsi makan yang terdiri dari
satu piring nasi, satu potong ikan, satu mangkuk sayur dan satu
potong tahu atau tempe. Tn sahurudin dan istrinya biasa makan
sebanyak tiga kali sehari. Tn sahurudin dan istrinya jarang
mengkonsumsi susu dan buah. Hal ini dikarenakan keduanya tidak
biasa mengkonsumsi susu dan buah. Kebutuhan harian kalori untuk
anak pertama dan kedua Tn.Sahurudin sebesar 1350 Kkal,
sedangkan asupan makan sehari-hari anak pertama dan kedua Tn.
Sahurudin hanya sebesar 1160 Kkal. Anak pertama dan keduanya
biasanya makan sebanyak satu sampai dua kali sehari. Mereka
tidak terbiasa makan pagi dan makan siang. Hal ini dikarenakan
mereka telah bekerja di pabrik sehingga tidak sempat makan pagi
dan untuk makan siang, biasanya dilakukan saat jam istirahat di
lingkungan pabrik. Untuk makan siang, mereka biasanya
mengkonsumsi biskuit dengan teh manis. Untuk makan malam,
mereka mengkonsumsi satu porsi makan yang terdiri dari sepiring
nasi, sepotong ikan, sepotong tahu atau tempe disertai satu
mangkuk sayur. Mereka jarang mengkonsumsi susu dan buah.
Kebutuhan harian kalori untuk anak ketiga Tn. Sahurudin sebesar
1530 Kkal, sedangkan asupan makan sehari-hari anak ketiga Tn.
Sahurudin hanya sebesar 1250 Kkal Anak ketiga makan dua kali
sehari dikarenakan nafsu makan anak yang kurang dan senang
jajan diluar, biasanya satu porsi makan hanya terdiri dari sepiring
nasi, satu potong ikan dan sayur ditambah dengan dua gelas susu
saat pagi dan malam. Biasanya keluarga Tn. Sahurudin berkumpul
di ruang tamu untuk makan bersama.
Berdasarkan kriteria gizi seimbang, keluarga Tn. Sahurudin
belum memenuhi kriteria tersebut. Hal ini terlihat dari keluarga Tn.
Sahurudin tidak mengkonsumsi karbohidrat sebesar setengah dari
kebutuhan energi yang haruskan. Mereka jarang mengkonsumsi
sayuran hijau, tidak membiasakan sarapan pagi sebelum memulai
aktifitas, jarang mengkonsumsi lemak yang berasal dari daging
sapi maupun ayam, memakan tahu tempe dan ikan dengan minyak
goreng yang jarang diganti, tidak banyak minum air putih sehari
harinya. Dalam sehari hari keluarga Tn. Sahurudin jarang melihat
kandungan nutrisi yang ada pada label makanan. Namun dalam
memasak, keluarga Tn.Sahurudin telah menggunakan garam
beryodium sebagai bumbu pelengkap,

1.1.1.1 Status Gizi
Status gizi Tn.Sahurudin, istrinya, serta anak pertama dan
kedua menggunakan BMI (Body Mass Index). Tn.Sahurudin
mempunyai berat badan 60 kg dan tinggi badan 165 cm, BMI
Tn.Sahurudin sebesar 22, menunjukan berat badan normal dan
istrinya mempunyai berat badan 50 kg dan tinggi badan 155 cm,
BMI Ny.Royati sebesar 20.8, menunjukan berat badan normal.
Sementara ketiga anak Tn.Sahurudin yaitu Dewi berumur 18 tahun
mempunyai berat badan 44 kg dengan tinggi badan 155 cm, BMI
dewi sebesar 18.3 menunjukan berat badan kurang (underweight)
dan Sri berusia 15 tahun mempunyai berat badan 45 kg dengan
tinggi badan 157 cm mempunyai BMI 18.2 menunjukan berat
badan kurang (underweight) dan Mia berumur 7 tahun mempunyai
berat badan 21 kg dengan pedoman BB/U menurut Kurva CDC
memiliki nilai 90 % yang menunjukan status gizi kurang.

2.2. Kerangka Teori
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori
Health Belief Model , yang menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh
beberapa fakor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku, yaitu:

Bagan 2.1 Kerangka Teori (Teori Health Belief Model, Rosentock 1988)
















Persepsi mengenai bahaya
pola makan tidak sehat dan
seimbang
Persepsi mengenai keuntungan
menerapkan pola makan sehat
dan seimbang dikurangi dengan
Persepsi mengenai hambatan
dalam menerapkan pola makan
sehat dan seimbang
Perilaku Pola Makan
Sehat dan Seimbang
2.3. Kerangka Konsep
Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep
yang berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga
binaan RT 008/RW 003 Kampung Gaga Sukmana, Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten
Bagan 2.2 Kerangka Konsep




















Persepsi mengenai bahaya
pola makan tidak sehat dan
seimbang
Persepsi mengenai keuntungan
menerapkan pola makan sehat
dan seimbang dikurangi dengan
Persepsi mengenai hambatan
dalam menerapkan pola makan
sehat dan seimbang
Perilaku Pola Makan
Sehat dan Seimbang
2.4. Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang
diamati atau diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional.
Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang
dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan dengan kata-kata yang
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan
ditentukan kebenarannya oleh orang lain

NO. VARIABEL DEFINISI
OPERASIONAL
ALAT CARA HASIL
UKUR
SKALA
1. Persepsi
mengenai
bahaya pola
makan tidak
sehat dan
seimbang
Persepsi atau
anggapan responden
mengenai bahaya
yang ditimbulkan
akibat dari pola
makan yang tidak
sehat dan seimbang.
Kuesioner Wawancar
a
Setuju : 3 poin
Ragu-ragu : 2
poin
Tidak Setuju :
1 poin
Ordinal
(Skala
Likert)
2, Persepsi
mengenai
keuntungan
menerapkan
pola makan
sehat dan
seimbang
Persepsi atau
anggapan responden
mengenai manfaat
yang didapatkannya
ketika menerapkan
pola makan sehat
dan seimbang.
Kuesioner Wawancar
a
Setuju : 3 poin
Ragu-ragu : 2
poin
Tidak Setuju :
1 poin
Ordinal
(Skala
Likert)
3. Persepsi
mengenai
hambatan
dalam
menerapkan
pola makan
sehat dan
seimbang

Persepsi atau
anggapan responden
mengenai hambatan
yang ada dalam
menerapkan pola
makan sehat dan
Kuesioner Wawancar
a
Setuju : 1 poin
Ragu-ragu : 2
poin
Tidak Setuju :
3 poin
Ordinal
(Skala
Likert)
















seimbang.
4. Perilaku pola
makan sehat
dan
seimbang
Pola pangan yang
dikonsumsi oleh
responden dan
keluarganya
memenuhi kualitas
maupun kuantitas
berdasarkan 13
pedoman umum gizi
sehat dan seimbang
(yayuk dkk, 2004).

Kuesioner Wawancar
a
Total score:
19 32 : pola
makan sehat
dan seimbang
baik
33 44 : pola
makan sehat
dan seimbang
kurang
Total score 44
57 : pola
makan sehat
dan seimbang
buruk

Ordinal





perilaku pola
makan sehat dan
seimbang
Persepsi mengenai bahaya
pola makan tidak sehat dan
seimbang
Persepsi mengenai keuntungan
menerapkan pola makan sehat
dan seimbang
Persepsi mengenai hambatan
dalam menerapkan pola makan
sehat dan seimbang

Kebiasaan pola makan
saat ini belum
menimbulkan penyakit
Anak jarang sakit dengan
pola makan saat ini
Mahalnya harga bahan
pangan

Ibu tidak memiliki cukup
uang untuk membeli
Penghasilan keluarga
rendah

Kesadaran

Anda mungkin juga menyukai