Anda di halaman 1dari 2

Keinginan Inggris Keluar dari Uni Eropa

Osborne mengatakan, perjanjian Uni Eropa sudah tidak memadai lagi dan harus segera direformasi,
terutama untuk melindungi anggota yang tidak menggunakan mata uang Euro, seperti Inggris. Hal
itu disampaikan Osborne, sekutu dekat Perdana Menteri David Cameron, dalam sebuah konferensi
yang digelar tangki pemikir Open Europe di London.
"Hanya ada satu pilihan sederhana bagi Uni Eropa, reformasi atau runtuh", kata Osborne. Dalam
pidatonya ia mengingatkan bahwa daya saing Eropa makin lama makin turun. Selama beberapa
tahun terkahir perekonomian Eropa mengalami kemunduran, sementara ekonomi Cina dan India
mengalami pertumbuhan pesat.
Osborne juga mengeritik kebijakan ekonomi zona Euro yang dianggapnya mengabaikan kepentingan
Inggris dan negara-negara lain yang tidak menggunakan Euro. "Integrasi kawasan Euro adalah
penting bagi eksistensi mata uang itu. Tapi perlindungan hak-hak anggota Uni Eropa yang tidak
memakai Euro sangat penting, dan menjadi alasan kuat bagi Inggris untuk berada di Uni Eropa,"
tandasnya.
Pesimisme Inggris Terhadap Eropa
Osborne mengingatkan, jangan sampai Inggris dihadapkan pada pilihan bergabung dengan Euro atau
keluar dari Uni Eropa, karena Inggris tidak akan menggunakan mata uang Euro. "Kami tidak mau
bergabung dengan Euro, tapi keluar dari Uni Eropa juga tidak baik bagi Inggris. Dan jika sebuah
negara besar dengan pengaruh global seperti Inggris keluar, ini juga hal buruk bagi Uni Eropa",
pungkas Osborne.
Pernyataan Menteri Keuangan Inggris itu mengundang kritik di kalangan anggota Uni Eropa lainnya,
yang sejak dulu menuduh Inggris hanya ingin mempertahankan kepentingan sendiri. Ketua Komisi
Eropa Jose Manuel Barroso sempat menuduh Inggris punya "gagasan proteksionisme yang sempit."
PM Inggris David Cameron pernah berjanji, jika terpilih lagi dalam pemilu 2015 ia akan mereformasi
Uni Eropa dan melaksanakan referendum di Inggris untuk memutuskan apakah negara itu tetap ikut
atau keluar dari Uni Eropa. Makin banyak suara kritis di Eropa yang kini mengusulkan agar Inggris
sebaiknya keluar saja.
Uni Eropa Perlu Reformasi
Kebanyakan jajak pendapat di Inggris memperlihatkan, mayoritas tipis menginginkan Inggris agar
keluar dari Uni Eropa. Tapi pemerintahan konservatif sampai saat ini menyatakan, tidak ada
keputusan tentang itu dalam waktu dekat.
Menteri Keuangan George Osborne mengatakan, pemerintah Inggris tetap berpegang pada
rencananya. "Keputusan kami sudah jelas: kami akan melakukan reformasi (Uni Eropa), lalu
membiarkan rakyat yang memutuskan."
Wakil Ketua Komisi Eropa Olli Rehm yang saat ini berada di Beijing menyatakan, Uni Eropa memang
sedang menyiapkan reformasi. "Ingris adalah mitra yang sangat penting bagi Uni Eropa", kata Rehm
dan menambahkan, yang penting sekarang adalah fokus pada upaya pembaruan Uni Eropa.
Seorang jurnalis sekaligus penulis David Hannan mengungkapkan sepuluh alasan mengapa Inggris
harus meninggalkan Uni Eropa. Dikutip dari telegraph, David yang mengaku cinta kepada Eropa ini
mengkritisi keanggotaan Inggris di Uni Eropa.
1. Inggris telah bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) sejak tahun 1973. Selama 27
tahun, Inggris telah mengalami defisit perdagangan dengan negara-negara anggota MEE yang
dengan rata-rata 30 juta poundsterling per hari. Sebaliknya, neraca perdagangan Inggris mengalami
surplus dengan setiap benua di dunia.
2. Pada tahun 2010, kontribusi kotor Inggris untuk anggaran Uni Eropa mencapai 14 miliar pound
sterling. Padahal, Inggris hanya bisa menyimpan 7 miliar pound sterling setahun dengan seluruh
pengeluaran pemerintah.
3. Angka yang tercatat di Komisi Eropa, biaya tahunan regulasi Uni Eropa lebih besar daripada
keuntungan dari pasar tunggal dengan 600 sampai 180 miliar euro.
4. Kebijakan Pertanian Bersama membebankan setiap keluarga biaya sebesar 1.200 pound sterling
per tahun akibat tagihan makanan yang lebih tinggi.
5. Di luar Kebijakan Perikanan Umum, Inggris bisa kembali kendali atas perairan yang keluar sampai
200 mil atau garis tengah, yang akan mengambil sekitar 65 persen saham Laut Utara.
6. Analisis mendalam oleh Departemen Kehakiman Federal Jerman menunjukkan bahwa 84 persen
dari undang-undang di negara yang berasal dari Uni Eropa, bukan dari domestik Inggris.
7. Di luar Uni Eropa, Inggris akan bebas untuk menegosiasikan perjanjian perdagangan jauh lebih
liberal dengan negara-negara dunia ketiga daripada yang mungkin di bawah Tarif Eksternal umum.
8. Negara-negara dengan PDB per kapita tertinggi di Eropa Norwegia dan Swiss. Kedua ekspor lebih,
proporsional, ke Uni Eropa, dari Inggris tidak.
9. Di luar Uni Eropa, Inggris bisa menerapkan deregulasi, lebih kompetitif, dan menikmati surga lepas
pantai.
10. Inggris akan lebih demokratis

Anda mungkin juga menyukai