Anda di halaman 1dari 26

RETINOPATI HIPERTENSI

OLEH : ALVIRA ROZALINA


PEMBIMBING : dr. DONNY ALDIAN,SpM
PENDAHULUAN
Retinopati hipertensi merupakan kelainan pada retina
dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah yang
tinggi.
Hipertensi dapat memberikan kelainan pada retina
berupa retinopati hipertensi, dengan gambaran arteri
yang besarnya tidak teratur, eksudat pada retina, edema
retina dan perdarahan retina.
Pasien biasanya datang dengan gejala penurunan
penglihatan secara perlahan dan sakit kepala.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik.
Penatalaksanaan terbaik adalah mengontrol tekanan
darah.
Prognosisnya baik apabila diketahui dini, dan tekanan
darah dapat terkontrol.

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Retinopati hipertensi adalah kelainan kelainan
yang terjadi pada retina dan pembuluh darah retina
yang disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi.
Epidemiologi
Di AS menurut Centers for Disease and Prevention
and National Center for Health Statistics adalah 23,1%
dari populasi.
Diseluruh dunia, hipertensi menempati tempat ke 4 dari
penyebab utama resiko mortalitas dunia,termasuk 6%
dari penyebab kematian.
Berdasarkan jenis kelamin 25,3% pria menderita
hipertensi, wanita 20,8%. 64,2% pria yang berusia
diatas 75 tahun menderita hipertensi, dan 77,3% wanita
berusia diatas 75 tahun menderita hipertensi.
Retinopati hipertensi sendiri biasanya terjadi pada usia
pertengahan dan usia tua.
Anatomi Retina
Lapisan dalam retina mendapatkan suplai darah dari arteri
retina sentralis.
lapisan luar retina tidak mempunyai vaskularisasi. Bagian
ini mendapatkan nutrisinya melalui proses difusi dari
lapisan koroid.
Arteri retina biasanya berwarna merah cerah, tanpa disertai
pulsasi manakala vena retina berwarna merah gelap
dengan pulsasi spontan pada diskus optikus.
Di tengah-tengah macula terdapat fovea yang berada 3 mm
di bagian temporal dari margin temporal nervus optikus.


Lapisan Retina
1. Membrana limitans interna (serat saraf glial yang
memisahkan retina dari corpus vitreus)
2. Lapisan serat saraf optikus (akson dari sel ganglion yang
berjalan menuju nervus optikus)
3. Lapisan sel ganglion
4. Lapisan fleksiform dalam (sinapsis antara akson sel
ganglion dengan sel amkrin dan sel bipolar)
5. Lapisan nuklear dalam ( sel bipolar, sel amakrin dan sel
horizontal)
6. Lapisan fleksiform luar (sinapsis antara sel bipolar dan
sel horizontal dengan fotoreseptor)
7. Lapisan nuklear luar
8. Membrana limitans eksterna
9. lapisan fotoreseptor (rods dan cones)
10. Retinal Pigment Epithelium

lapisan dari retina
Anatomi mata normal

Patofisiologi
Diawali oleh stadium vasokonstriksi stadium sklerotik
stadium eksudatif.

Penyempitan ( spasme ) pembuluh darah tampak sebagai
:
1.Pembuluh darah ( terutama arteriol retina ) yang
berwarna lebih
pucat.
2.Kaliber pembuluh darah yang menjadi lebih kecil
atau iregular
( karena spasme lokal ).
3. Percabangan arteriol yang tajam.




Apabila kelainan berupa sklerosis, dapat tampak sebagai :
1. Reflex cooper wire.
2. Reflex silver wire.
3. Sheating.
4. Terdapat crossing fenomena : elevasi, deviasi,
kompresi

Perdarahan atau eksudat retina yang pada daerah makula
memberikan gambaran seperti bintang ( star figure ).

Eksudat retina tersebut dapat berbentuk :
Cotton wool spots atau patches.
Eksudat pungtata yang menyebar.
Eksudat putih pada daerah tak tertentu dan luas.

Perdarahan vena biasanya kecil ,berbentuk lidah api (flame
shaped ).
Retinopati hipertensi

Klasifikasi
Di bagian Ilmu Penyakit Mata RSCM, adalah:
Tipe I :
1. Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati,
tidak ada sklerose, dan terdapat pada orang
muda.
2. Pada funduskopi : arteri menyempit dan pucat,
meregang dan percabangan tajam, perdarahan
ada atau tidak ada, eksudat ada atau tidak ada.

Tipe 2 :
1. Fundus hipertensi, dengan atau tanpa retinopati
sklerose senil, terdapat pada orangtua.
2. Funduskopi : Pembuluh darah tampak mengalami
penyempitan, pelebaran dan sheating setempat.
Perdarahan retina ada atau tidak ada, edema
papil tidak ada.

Tipe 3 :
1. Fundus dengan retinopati hipertensi dengan
arteriosklerosis, terdapat pada orang muda.
2. Funduskopi : penyempitan arteri, kelokan
bertambah, fenomena crossing perdarahan
multiple, cotton wool patches, star figure
macula.

Tipe 4 :
Hipertensi yang progresif.
Pada funduskopi tampak edema papil, cotton
wool patches, hard exudates, dan star figure
exudates yang nyata.
Menurut Scheie, adalah :

Stadium I : terdapat penciutan setempat pada pembuluh
darah kecil.

Stadium II : penciutan pembuluh darah arteri
menyeluruh dengan kadang penciutan
setempat sampai seperti benang, pembuluh
darah arteri tegang, membentuk cabang
keras.

Stadium III :lanjutan stadium II, dengan eksudat cotton,
dengan perdarahan yang terjadi akibat
diastole diatas 120mmHg, kadang kadang
terdapat keluhan berkurangnya penglihatan.

Stadium IV:seperti stadium II dengan edema papil dan
star figure exudat, disertai keluhan
penglihatan menurun, dengan diastole kira
kira 150 mmHg.
Menurut Keith Wagener Barker, berdasarkan meninggalnya
penderita dalam waktu 8 tahun :

1. Derajat I : Penciutan ringan pembuluh darah.
Dalam waktu 8 tahun : 4% meninggal.

2. Derajat II : Penambahan penciutan, ukuran pembuluh
darah dalam diameter yang berbeda-beda,dan
terdapat fenomena crossing.
Dalam periode 8 tahun : 20% meninggal.

3. Derajat III : Tanda- tanda pada derajat II, ditambah
perdarahan retina dan cotton wool patches.
Dalam waktu 8 tahun : 80% meninggal.

4. Derajat IV : Tanda tanda derajat III, dengan edema
papil yang jelas.
Dalam periode 8 tahun : 98% meninggal.
Gejala dan Tanda :


Gejala penurunan penglihatan secara perlahan dan
sakit kepala.
Tanda retinopati hipertensi yaitu, perubahan
arteriosklerotik, iskemik, perdarahan, edema papil,
dan kehilangan penglihatan.
Diagnosis
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pada anamnesa biasanya didapat keluhan
penglihatan turun perlahan & sakit kepala.
Harus ditanyakan juga ada/tidak riwayat
hipertensi.
Pada pemeriksaan fisik dapat diakukan:
1. Oftalmoskopi.
2. Angiografi flourosensi
3. Pengukuran tekanan darah

Mild Hypertensive Retinopathy. Nicking AV (panah putih) dan penyempitan focal arterioler (panah
hitam) (A). Terlihat AV nickhing (panah hitam) dan gambaran copper wiring pada arterioles (panah
putih) (B)

Moderate Hypertensive Retinopathy. AV nicking (panah putih) dan cotton wool spot
(panah hitam) (A). Perdarahan retina (panah hitam) dan gambaran cotton wool spot
(panah putih) (B).
Multiple cotton wool spot (panah putih) dan perdarahan retina (panah
hitam) dan papiledema
PENATALAKSANAAN
Pemeriksaan mata secara rutin sangatlah penting.
Tujuan utama dari penatalaksanaan adalah mencegah dan
membatasi kerusakan dari organ target.
Penatalaksanaan terbaik dari retinopati hipertensi adalah
mengontrol tekanan darah. Tekanan darah harus
diturunkan dibawah 140/90 mmHg.
Harus tetap meneruskan pengobatan pada pasien hipertensi
walaupun tanpa tanda-tanda retinopati.
Penatalaksaan yang bisa dilakukan :
1. Obat anti hipertensi.
2. Diet rendah garam.
3. Penurunan berat badan pada pasien overweight, dan
mengatur pola hidup.
4. Bila diperlukan tindakan operatif dari ginjal atau
kelenjar adrenal.

PROGNOSIS
Retina dapat mengalami perbaikan apabila tekanan
darah dapat terkontrol pada stadium awal, tetapi
pasien dengan stadium 4 akan mengalami kerusakan
permanen pada nervus optikus atau makula,
biasanya juga terdapat komplikasi pada ginjal dan
jantung.


Komplikasi
oklusi cabang vena retina (BRVO)
oklusi arteri retina sentralis (CRAO)
KESIMPULAN
Retinopati hipertensi adalah kelainan pada
retina dan pembuluh darah retina akibat
tekanan darah yang tinggi.
Kebanyakan kasus dari retinopati hipertensi
datang dengan keluhan penglihatan yang
menurun dan sakit kepala.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis
yang baik dan pemeriksaan fisik.
Penatalaksanaan terbaik adalah dengan
mengontrol tekanan darah.
Prognosisnya baik apabila diketahui secara dini
dan tekanan darah dapat terkontrol.
Daftar Pustaka
Prof.dr.H Sidarta Ilyas, SpM, Ilmu Penyakit Mata, Edisi Ketiga, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta 2004.
Daniel G,Vaughan, Taylor Ashbury, Paul Riordan-Eva, Oftalmologi Umum, Edisi
14,Widya Medika, Jakarta 2000.
Wong TY, Mitchell P, editors. Current concept hypertensive retinopathy. The New
England Journal of Medicine 2004 351:2310-7 [Online]. 2004 Nov 25 [cited 2008 May
21]: [8 screens]. Available from: URL:http://www.nejm.org/cgi/reprint/351/22/2310.pdf
Hughes BM, Moinfar N, Pakainis VA, Law SK, Charles S, Brown LL et al, editors.
Hypertension. [Online]. 2007 Jan 4 [cited 2008 May 21]: [7 screens]. Available
from:URL:http://www.emedicine.com/oph/topic488.htm
Wong YT, McIntosh R, editors. Hypertensive retinopathy signs as risk indicators of
cardiovascular morbidity and mortality. British Medical Bulletin 2005;73 and 74;57-70.
[Online]. 2005 Jul 13 [cited 2008 May 21]: [14 screens]. Available
from:URL:http://bmb.oxforsjournals.org/cgi/reprint/73-74/1/57
http://www.medicastore.com
http://www/stlukeseye.com/condition.default.asp
http://www.mydr.com.au/content/image
http://www.wikipedia.com
http://cetrione.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai