Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin
kelangsungan hidup negara dan bangsa. Hal tersebut disebabkan pendidikan
merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
daya manusia dan perekonomian suatu negara. Guna mewujudkan tujuan di atas
diperlukan usaha yang keras dari masyarakat atupun pemerintah. Kementerian
Pendidikan Nasional sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pendidikan telah melakukan pembaharuan sistem pendidikan.
Usaha tersebut antara lain penyempurnaan kurikulum, perbaikan sarana dan
prasarana, serta peningkatan kualitas tenaga pengajar.
Dalam pengajaran atau proses belajar mengajar guru memegang peran
sebagai sutradara sekaligus aktor. Artinya, pada gurulah tugas dan tanggung
jawab merenanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah. Guru sebagai
tenaga pro!esional harus memiliki sejumlah kemampuan mengaplikasikan
berbagai teori belajar dalam bidang pengajaran, kemampuan memilih dan
menerapkan metode pengajaran yang e!ekti! dan e!isien, kemampuan melibatkan
siswa berpartisipasi akti!, dan kemampuan membuat suasana belajar yang
menunjang terapainya tujuan pendidikan.
Pengajaran bahasa merupakan salah satu bentuk pengajaran yang memiliki
ara yang berbeda dalam metode pengajarannya dibandingkan dengan bidang"
bidang yang lain. #ahasa sebagaimana kita ketahui didapatkan oleh seseorang
melalui dua hal, yaitu melalui perolehan dan melalui pembelajaran. Didapatkan
melalui perolehan artinya yakni di mana seseorang untuk pertama kalinya
memperoleh bahasa $masih murni, belum memiliki bahasa% dalam penjelasan hal
ini yang dimaksud yakni bayi atau balita. &istem kehidupan inilah yang menyerap
semua aspek"aspek tentang bahasa pertamanya dari orang tua, keluarga dan
lingkungan sekitarnya tanpa harus belajar. 'ontoh( )ika satu bayi dari orang
1
*ndonesia diasuh dengan menggunakan bahasa *nggris, bayi itu akan berbahasa
*nggris. )adi, bahasa yang diperolehnya adalah bahasa *nggris bukan bahasa
*ndonesia.
Adapun yang dimaksud dengan pembelajaran adalah di mana seseorang
yang telah memiliki bahasa kemudian ingin dapat berbahasa lainnya maka ia
harus mempelajari bahasa itu. 'ontoh( &eorang berkebangsaan *nggris yang tidak
bisa berbahasa *ndonesia maka apabila ia ingin dapat berbahasa *ndonesia, lalu ia
belajar #ahasa *ndonesia dengan pengajar bahasa atau juga dapat belajar seara
otodidak yaitu dengan lingkungan sekitar $dengan hidup di kalangan orang
berbahasa *ndonesia%. +aka proses yang demikian itu adalah proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan dari makalah ini tidak meluas maka penulis membatasi
masalah yang dibahas, yaitu bahasa, belajar dan pengajaran bahasa.
C. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memahami lebih jauh bahasa,
belajar, dan pengajaran bahasa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
&ebelum kita memasuki bahasa, pembelajaran, dan pengajaran, terdapat
pertanyaan"pertanyaan tentang pemerolehan bahasa kedua. Adapun pertanyaan
itu, yakni ( karakteristik pembelajar, !aktor linguistik, proses pembelajaran, usia
dan pemerolehan, ,ariabel instruksional, konteks, dan tujuan. #erikut adalah
penjabarannya.
a. Karakteristik Pembelajar
&iapa saja pembelajar yang Anda ajar- Apa latar belakang etnis, linguistik,
dan keagamaan mereka- Apa bahasa asli, tingkat pendidikan, dan karakteristik
sosioekonomi mereka- #agaimana kapasitas intelektual mereka, apa kemampuan,
kekuatan, dan kelemahan mereka- #agaimana Anda melukiskan kepribadian
pembelajar tertentu- Pertanyaan"pertanyaan semaam ini dipusatkan pada
beberapa ,ariabel penting yag mempengaruhi keberhasilan pembelajar dalam
menguasai bahasa asing dan kapasitas guru untuk membantu pembelajar dalam
menapai pemerolehan tersebut.
b. .aktor /inguistik
#agi seorang guru, bertutur dan memahami sebuah bahasa adalah satu hal,
dan hal lainnya adalah bagaimana menapai pengetahuan teknis yang diperlukan
untuk memahami dan menjelaskan system bahasa itu $!onem, mor!em, kata,
kalimat, dan struktur waananya%.
. Proses Pembelajaran
#agaimana pembelajaran berlangsung- #agaimana kita memastikan
keberhasilan dalam mempelajari bahasa- Proses kogniti! apa yang digunakan
dalam pembelajaran bahasa kedua- &trategi"strategi apa saja uang tersedia bagi
seorang pembelajar, dan mana yang optimal- &eberapa penting !aktor"!aktor
seperti !rekuensi masukan, perhatian pada bentuk dan makna, memori dan proses
3
penyimpanan, dan penggunaannya ketika dibutuhkan- Hubungan timbale balik
maam apa dalm wilayah kogniti!, e!ekti!, dan !isik yang optimal bagi
keberhasilan pembelajaran bahasa-
d. Usia dan pemerolehan
Anggapan umum menyebut bahwa anak"anak adalah pembelajar bahasa
yang lebih baik ketimbang orang dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa
anggapan ini merupakan generalisasi yang berlebihan, kalau bukan sepenuhnya
meragukan.
e. 0ariabel instruksional
&ejumlah keberhasilan dalam pemerolehan bahasa kedua berlangsung
diluar semua konteks pendidikan atau ruang kelas atau guru.
!. Konteks
Apakah para pembelajar berusaha menguasai bahasa kedua dalam
lingkungan budaya dan linguistik bahasa atau bahasa tersebut, yaitu dalam sebuah
situasi bahasa 1 kedua 1 menurut pengertian teknis istilah itu-
g. 2ujuan
Akhirnya, yang terpenting dari semuanya ( mengapa para pembelajar
berusaha menguasai bahasa kedua- Apa tujan mereka- Apakah mereka
digerakkan oleh keinginan menapai karier yang sukses, atau agar memenuhi
persyaratan menguasai bahas asing, atau karena ingin mengidenti!ikasi diri
sedekat mungkin dengan budaya dan bangsa dari bahasa sasaran -diluar itu semua
apa alasan"alasan lain yang seara emosional, personal, atau intelektual mendasari
pembelajar untuk bekerja keras mempelajari bahasa lain-
A. BAHASA
De!inisi adalah pernyataan yang menunjukkan iri"iri kuni sebuah
konsep. 'iri"iri itu bisa ber,ariasi, bergantung pada pemahaman Anda $atau si
4
leksikogra!% tentang peranang" bangun konsep dan, yang paling penting,
pemahaman itu pada dasarnya adalah sebuah teori yang menjelaskan ranang"
bangun konsep tersebut.
)ika Anda sempat merujuk pada Merriam websters collegiate
dictionary $3445, hlm. 677%, barangkali anda akan menjawabsang penanya
dengan pernyataan relati,e standar seperti 1 sebuah sarana sistematis untuk
mengomunikasikan gagasan atau perasaan dengan menggunakan isyarat, suara,
gerak"gerik, atau tanda"tandayang disepakati maknanya.8 Atau, kalau anda sudah
membaa karya Pinker The Language Instinct $977:%, boleh jadi anda akan
menyampaikan pernyataan anggih seperti (
#ahasa adalah keterampilan khusus yang kompleks, berkembang dalam
diri anak"anak seara spontan, tanpa usaha sadar atau instruksi !ormal, dipakai
tanpa memahami logika yang mendasarinya, seara kualitati! sama dalam diri
setiap orang, dan berada dari keekapan"keakapan lain yang si!atnya lebih umum
dalam hal memproses in!ormasi atau berperilaku seara erdas $h.9;%.
Konsolidasi dari sejumlah kemungkinan de!inisi bahasa itu menghasilkan
de!inisi gabungan berikut ini .
9. #ahasa itu sistematis.
3. #ahasa adalah seperangkat &imbol manasuka.
5. &imbol"simbol itu utamanya adalah ,okal, tetapi bisa juga ,isual.
:. &imbol mengon,ensionalkan makna yang dirujuk.
<. #ahasa dipakai untuk berkomunikasi.
6. #ahasa beroperasi dalam sebuah komunitas atau budaya wiara.
=. #ahasa pada dasarnya untuk manusia, walaupun bisa jadi tak hanya
terbatas untuk manusia.
5
;. #ahasa dikuasai oleh semua orang dalam ara yang sama> bahasa dan
pembelajaran bahasa sama"sama mempunyai karakteristik uni,ersal.
Kedelapan pernyataan di atas menampilkan de!inisi 1kurang dari 3< kata8
yang ukup ringkas tentang bahasa. #anyak sekali bidang, subbidang, serta serta
perkuliahan linguistik yang melandasi masing"masing konsep. Kedelapan kategori
itu.
Pertimbangkan kemungkinan wilayah"wilayah berikut ini (
9. Uraian eksplisit dan !ormal tentang system bahasa dalam beberapa
kemungkinan tingkatan $ misalnya, analisis !onologis, sintaksis, leksikal,
dan semanti%
3. &i!at simbolis bahasa> hubungan antara bahasa dan realitas> !ilsa!at bahasa>
sejarah bahasa.
5. .onetik> !onologi> sistem tulisan> peran gerak tubuh, jarak, kontak mata,
dan iri"iri 1 paralinguistik 1 lainya dari bahasa
:. &emanti> bahasa dan kognisi> psikolinguistik
<. &istem komunikasi> interaksi pembiara"pendengar> pemrosesan kalimat
6. Dialektologi> sosiolinguistik> bahasa dan kebudayaan>
pragmatika>bilingualism dan pemerolehan bahasa kedua
=. #ahasa manusia dan komunikasi nonmanusia> neurolinguistik> !aktor"
!aktor bawaan> transmisi geneti> alam ,ersus pengaruh lingkungan
;. 'iri umum bahasa> pemerolehan bahasa pertama
a. .ungsi #ahasa
.ungsi bahasa ialah alat komunikasi antaranggota masyarakat *ndonesia.
#ahasa juga menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya,
6
tetapi masing"masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan
sehingga mampu menyesuaikan dengan adat"istiadat dan kebiasaan masyarakat.
&elain itu, !ungsi bahasa juga melambangkan pikiran atau gagasan tertentu, dan
juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku
seseorang.
Gorys Kera! menyatakan bahwa ada empat !ungsi bahasa, yaitu sebagai
berikut.
9
9% Alat untuk menyatakan ekspresi diri
#ahasa menyatakan seara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam
dada kita, sekurang"kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita.
3% Alat komunikasi
#ahasa merupakan saluran perumusan maksud yang melahirkan perasaan
dan memungkinkan adanya kerjasama antarindi,idu.
5% Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
#ahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan yang memungkinkan
manusia meman!aatkan pengalaman"pengalaman mereka, mempelajari dan
mengambil bagian dalam pengalaman tersebut, serta belajar berkenalan
dengan orang"orang lain.
:% Alat mengadakan kontrol sosial
#ahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha memengaruhi
tingkah laku dan tindak tanduk orang lain. #ahasa juga mempunyai relasi
dengan proses"proses sosialisasi suatu masyarakat.
.ungsi bahasa seara umum adalah sebagai berikut (
9. oordinator kegiatan"kegiatan masyarakat
3. penetapan pemikiran dan pengungkapan
5. penyampaian pikiran dan perasaan
:. penyenangan jiwa
<. pengurangan kegonangan jiwa
1
Gorys Kera!, Diksi dan Gaya Bahasa $)akarta( P2 Gramedia Pustaka Utama, 3449%, hlm 5";.
7
+enurut Halliday !ungsi bahasa yaitu(
9. .ungsi instrumental ( memanipulasi lingkungan, menyebabkan peristiwa"
peristiwa tertentu terjadi.
3. .ungsi regulatoris ( mengontrol peristiwa
5. .ungsi representasional( penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan,
menyampaikan !akta dan pengetahuan, menjelaskan, atau melaporkan.
+enurut desmond morris mengemukakan : !ungsi bahasa yaitu(
9. in!ormation talking, pertukaran keterangan dan in!ormasi
3. mood talking, mengemukakan pikiran dan perasaan
5. e?ploratory talking, sebagai ujaran untuk kepentingan ujaran
:. grooming talking, tuturan yang sopan yang maksudnya kerukunan
melalui perakapan.
:. .ungsi interaksional( memastikan pemeliharaan soial.
<. .ungsi personal( memungkinkan seorang penutur mengungkapkan perasaan,
emosi, personalitas, dan reaksi"reaksi.
6. .ungsi heuristik( melibatkan bahasa yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan, untuk mempelajari lingkungan.
=. !ungsi imajinati!( meniptakan system"sitem imajiner atau ide"ide.
B. Belajar
#elajar merupakan kegiatan esensial dalam pengajaran, juga terkait
dengan berbagai !aktor yang dapat memberikan perubahan pada siswa. .aktor
siswa, guru serta !aktor lingkungan seara menyeluruh merupakan !aktor"!aktor
yang berpengaruh. Gagne, #erliner, dan Hilgard dalam Nanang Hana!iah
menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang munul
8
karena pengalaman.
3
+enurut @itherington dalam Nanang Hana!iah belajar
merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimani!eskan sebagai pola"pola
respon baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan
keakapan.
5
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses
perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh
lainnya. Adapun pengertian belajar menurut Gagne dalam bukunya The
Conditions of Learning $97==%, belajar merupakan sejenis perubahan yang
diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari
sebelum indi,idu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang serupa itu.
#elajar berarti proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat
adanya interaksi antara indi,idu dan lingkungannya melalui pengalaman dan
latihan. Perubahan ini terjadi seara menyeluruh, menyangkut aspek kogniti!,
a!ekti!, dan psikomotor.
:
Dengan demikian, belajar adalah semua akti,itas mental
atau psikis yang dilakukan oleh seseorang seara sadar sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
#runer dalam *skandarwassis mengemukakan proses belajar terdiri atas
tiga tahapan, yaitu tahap in!ormasi, trans!ormasi, dan e,aluasi.
<
2ahap in!ormasi
adalah proses penjelasan, penguraian atau pengarahan mengenai prinsip"prinsip
struktur oengetahuan, keterampilan, dan sikap. 2ahap transpormasi adalah proses
peralihan atau perpindahan prinsip"prinsip struktur tadi kedalam peserta didik.
Proses trans!ormasi dilakukan melalui in!ormasi. Namun, in!ormasi itu harus
dianalisis, diubah, atau ditrans!ormasikan kedalam bentuk yang lebih abstrak atau
konseptual agar dapat digunakan dalam konteks yang lebih luas.
2
Nanang Hana!iah dan 'uu &uhana, onse! "trategi #enga$aran $#andung ( P2 Aineka
Aditama, 3447%, hlm. =
3
*bid
4
*skandarwassid dan Dadang, 344;, "trategi #enga$aran Bahasa% #andung( P2 Aemaja
Aosdakarya, hal. 3<9.
5
*bid.
9
Gagne mengungkapkan teori belajar yang menetapkan proses belajar
melalui analisis yang ermat dalam suatu kontribusi pengajaran berdasarkan
&arieties of change $,ariasi perubahan%. 0ariasi perubahan adalah perubahan
tingkah laku yang terjadi pada diri anak didik. 0ariasi perubahan dapat diamati
melalui proses tingkah laku atau penampilan anak didik. Ada enam jenis tingkah
laku, yakni sebagai berikut(
6
9% )awaban yang khusus> suatu kegiatan belajar peserta didik yang
ditampilkan melalui proses stimulus $&%Brespon $A%. & adalah situasi yang
member stimulus, sedangkan A adalah respon atas stimulus tadi>
3% Untaian atau rangkaian> suatu kegiatan belajar yang terjadi berdasarkan
rentetan atau rangkaian respon yang dihubung"hubungkan>
5% Perbedaan yang beragam> proses belajar yang terjadi atas serangkaian
respon yang khusus>
:% Penggolongan> jenis belajar yang terjadi atas penggolongan suatu benda,
keadaan, atau perbuatan yang sesuai dengan situasi>
<% +enggunakan urutan> suatu keakapan untuk berbuat atau bertindak sesuai
dengan landasan konsepnya>
6% +emeahkan masalah> kemampuan berpikir, menganalisa, dan
memeahkan masalah.
a. PrinsipBPrinsip #elajar
#elajar sebagai kegiatan dan kontinu memiliki prinsip"prinsip dasar sebagai
berikut(
=
9% #elajar berlangsung seumur hidup
3% Proses belajar adalah kompleks tetapi terorganisir
5% #elajar berlangsung dari yang sederhana menuju yang kompleks
:% #elajar dari mulai yang !aktual menuju konseptual
<% #elajar dari mulai yang konkret menuju yang abstrak
6% #elajar merupakan bagian dari perkembangan
=% Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh !aktor bawaan
6
*bid.
7
*bid., hlm. 9;
10
;% #elajar menakup semua aspek kehidupan yang penuh makna, dalam
rangka membangun menusia seutuhnya, baik dari sisi agama, ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan ketahanan
7% Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu, baik dalam
lingkungan keluarga sebagai pendidikan awal, lingkungan masyarakat, dan
lingkungan sekolah.
94% #elajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru
99% #elajar yang sengaja menuntut moti,asi yang tinggi
93% Dalam belajar dapat terjadi hambatan"hambatan lingkungan internal
seperti hambatan pisik dan psikis, dan eksternal seperti lingkungan yang
kurang mendukung, baik soial, budaya, ekonomi, keamanan, dan
sebagainya
95% Kegiatan belajar tertentu diperlukan bimbinganm dari orang lain
b. 2ujuan #elajar
#elajar pada hakikatnya merupakan proses kegiatan seara berkelanjutan
dalam rangka perubahan perilaku peserta didik seara konstrukti!. Hal tersebut
sejalan dengan Undang"Undang &istem Pendidikan Nasional Nomor 34 2ahun
3445 yang menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terenana untuk
mengwujudkan suasana belajar dan proses pengajaran agar peserta didik seara
akti! mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keerdasa, dan akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Perubahan perilaku dalam belajar menakup seluruh aspek pribadi peserta
didik, yaitu aspek kogniti!, a!ekti!, dan psikomotor.
9% *ndikator Aspek Kogniti!
a. *ngatan atau pengetahuan, yaitu kemampuan mengingat bahan yang
telah dipelajari.
b. Pemahaman, yaitu kemampuan menangkap pengertian,
menterjemahkan, dan mena!sirkan.
. Penerapan, yaitu kemampuan menggunakan bahan yang telah dipelajari
dalam situasi baru dan nyata.
11
d. Analisis, yaitu kemampuan menguraikan, mengidenti!ikasi, dan
mempersatukan bagian yang terpisah, menghubungkan antar bagian
guna membangun suatu keseluruhan, dan sebagainya.
e. &intesis, yaitu kemampuan menyimpulkan, mempersatukan bagian
yang terpisah guna membangu suatu keseluruhan, dan sebagainya.
!. Penilaian, yaitu kemampuan mengkaji nilai atau harga sesuatu, seperti
pernyataan atau laporan penilaian yang didasarkan suatu kinerja.
3% *ndikator Aspek A!ekti!
a. Penerimaan, yaitu kesediaan untuk menghadirkan dirinya untuk
menerima atau memerhatikan pada suatu perangsang.
b. Penanggapan, yaitu keturutsertaan, member reaksi, menunjukan
kesenangan memberi tanggapan seara sukarela.
. Penghargaan, yaitu kepekatanggapan terhadap nilai atas suatu
rangsangan, tanggung jawab, konsisten, dan komitmen.
d. Pengorganisasian, yaitu mengintegrasikan beberapa nilai yang berbeda,
memeahkan kon!lik antarnilai, dan membangun system nilai, serta
pengkonseptualisasian sutu nilai.
e. Pengkarakterisasian, yaitu proses a!eksi di mana indi,idu memiliki
suatu sistem nilai sendiri yang mengendalikan perilakunya dalam waktu
yang lama yang membentuk gaya hidupnya, hasil belajar ini berkaitan
dengan pola umum penyesuaian diri seara personal, sosial, dan
emosional.
5% *ndikator Aspek Psikomotor
a. Persepsi, yaitu pemakaian alat"alat perasa untuk membimbing akti,itas
gerak.
b. Kesiapan, yaitu kesedian untuk mengambil tindakan.
. Aespon terbimbing, yaitu tahap awal belajar keterampilan lebih
kompleks, meliputi peniruan gerak yang dipertunjukan, kemudian
menoba"oba dengan menggunakan tanggapan jamak dalam
menangkap suatu gerak.
12
d. +ekanisme, yaitu gerakan penampilan yang melukiskan proses di
mana gerak yang telah dipelajari, kemudian diterimaatau diadopsi
menjadi kebiasaan sehingga dapat ditampilkan dengan penuh peraya
diri dan mahir.
e. Aespons nyata kompleks, yaitu penampilan gerakan sera mahirdan
ermat dalam bentuk gerakan yang rumit, akti,itas motorik berkadar
tinggi.
!. Penyesuaian, yaitu keterampilan yang telah dikembangkan sera lebih
baik sehingga tampak dapat mengolah gerakan dan menyesuaikannya
dengan kondisi dan tuntutan yang khusus dalam suuasana yang lebih
problematik.
g. Peniptaan, yaitu peniptaan pola gerak baru yang sesuai dengan
situasi dan masalah tertentu sebagai kreati,itas.
. Akti,itas #elajar
Proses akti,itas pengajaran harus melibatkan seluruh aspek psiko!isis
peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan
perilakunya dapat terjadi seara epat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan
dengan aspek kogiti!, a!ekti!, maupun psikomotor.
Dierih dalam Nanang Hana!i menyatakan, akti,itas belajar dibagi ke dalam
delapan kelompok, yaitu sebagai berikut(
;
9% Kegiatan"kegiatan ,isual, yaitu membaa, melihat gambar"gambar,
mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain
bekerja atau bermain
3% Kegiatan"kegiatan lisan, yaitu mengemukakan suatu !akta, menghubungkan
suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, member saran, mengemukakan
pendapat, berwawanara, diskusi, dan interupsi.
5% Kegiatan"kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan diskusi, mendengarkan radio.
:% Kegiatan"kegiatan menulis, yaitu menulis erita, menulis laporan,
memeriksa karangan, merangkum, dan mengisi angket.
8
*bid.
13
<% Kegiatan"kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat gra!ik, hart,
diagram, peta, dan pola.
6% Kegiatan"kegiatan metrik, yaitu melakukan perobaan, memilih alat"alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,
serta menari dan berkebun.
=% Kegiatan"kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memeahkan
masalah, menganalisis !aktor"!aktor, melihat hubungan"hubungan, dan
membuat keputusan.
;% Kegiatan"kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang, dan
lain"lain.
d. 2ingkatan #elajar
Djadjuri membagi tingkatan belajar kedalam empat tingkatan, yaitu(
7
$9%
Persepsi, yaitu siswa berusaha memahami persoalan yang dihadapinya, pada tahap
ini memungkinkan timbulnya moti,asi belajar> $3% Penemuan, yaitu menari
sendiri jawaban dalam rangka pemeahan masalah yang dihadapinya> $5%
Konsepsi> dan $:% *nterpretasi atau manipulasi.
C. Pembelajaran an Pengajaran
Penelurusan dalam kamus"kamus kontemporer menunjukan bahwa
pembelajaran adalah 1penguasaan atau pemerolehan pengetahuan tentang suatu
subjek atau sebuah keterampilan dengan belajar, pengalaman, atau instruksi8
Anehnya, seorang psikolog pendidikan mendi!inisikan pembelajaran lebih padat
lagi sebagai Csebuah perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh
pengalaman8 $&le,in, 344, h. 95;%. #egitu pula, pengajaran yang tersirat dalam
de!inisi pertama pembelajaran, bisa dide!inisikan sesuatu, memberi instruksi,
memandu dalam dalam pengkajian sesuatu, menyiapkan pengetahuan, menjadikan
tahu atau paham8.
9
Djadjuri, D, Curriculum "tructure and Design $#andung ( *K*P, 97;4%, hlm. 36.
14
+emilah"milah komponen de!inisi tentang pembelajaran, kita bisa
mendapatkan seperti yang kita dapati dalam bahasa, berbagai domain penelitian
dan penyelidikan.
9. #elajar adalah menguasai atau 1memperoleh8.
3. #elajar adalah mengingat"ingat in!ormasi atau keterampilan.
5. +engingat"ingat itu melibatkan system penyimpanan, memori, organisasi
kogniti!.
:. #elajar melibatkan perhatian akti! sadar pada dan bertindak menurut
peristiwa"peristiwa di luar serta didalam organisme.
<. #elajar itu relati! permanen tetapi tunduk pada lupa.
6. #elajar melibatkan pelbagai bentuk latihan, mungkin latihan yang
ditopang dengan imbalan dan hukuman.
=. #elajar adalah sebuah perubahan dalam prilaku.
Konsep"konsep tersebut juga membawa kita ke sejumlah subsiding dalam
dalam disiplin psikologi> proses pemerolehan, persepsi, system memori
$penyimpanan%, memori jangka pendek dan panjang, pengingatan kembali, gaya
dan strategi belajar sadar dan bawah sadar, teori lupa, dorongan dengan imbalan
dan hukuman, pentingnya latihan.
Pelajaran tidak bisa dide!inisikan terpisah dari pembelajaran. Pengajaran
adalah memandu dan mem!asilitasi pembelajaran, memungkinkan pembelajaran
untuk belajar, menetapkan kondisi"kondisi pembelajaran. Pemahaman Anda
tentang bagaimana pembelajar belajar akan menentukan !iloso!i pendidikan Anda
, gaya mengajar Anda, pendekatan, metode, dam tehnik mengajar Anda dikelas.
D. Ma!hab Pem"k"ran alam Pemer#lehan Bahasa $eua
15
Keenderungan"keenderungan tersebutakan dijabarkan di sini dalam
bentuk tiga maDhab pemikiran Bterutama di bidang linguistik dan psikologi"yang
disusun historis sampai derajat tertentu, sekalipun komponen"komponen tiap
maDhab itu kadang bertumpang tindih seara kronologis. *ngatlah bahwa uraian
semaam ini bisa menyulut dikotomi seara !iloso!i, dan pertentangan jarang
bersi!at sederhana dalam studi &/A.
a. /inguistik &truktural dan Psikologi #eha,ioristik.
Pada 97:4an dan 97<4an, maDhab /inguistik strutural, atau deskripti!,
dengan pengusungnya"/eonard #loom!ield, Edward &apir, 'harles Hokett,
'harles .ries dan yang lainny"menonjolkan diri dalam pengamatan ilmiah yang
ketat terhadap bahasa"bahasa manusia. Hanya 1tanggapan yang bisa diamati
seara umum8 yang bisa menjadi subjek penelitian. +enurut kaum struturalis,
tugas linguis adalah menjabarkan bahasa manusia dan mengenali karakteristik
strutural bahasa"bahasa itu. Aksioma penting mereka adalah bahwa bahasa"
bahasa bisa saling berbeda tanpa batas, dan tak ada praduga yang bisa diterapkan
terhadap bahasa"bahasa itu. .reeman 2waddell $975<, h. <=% menyatakan prinsip
ini dalam pengertiannya yang barangkali paling ekstrem.
Adapun sikap kita terhadap pikiran, roh, jiwa, dll., sebagai kenyataan, kita
harus epakat bahwa seorang ilmuan menganggap seolah"olah itu semua tidak ada,
seolah"olah segala in!ormasi ia peroleh melalui proses system syara!
!isiologisnya. )ika ia menyibukkan dirinya dengan kekuatan"kekuatan psikis dan
nonmateri, ilmuan itu bukanlah seorang ilmuan. +etode ilmiah betul"betul
ken,ensi bahwa pikiran tidak ada.
2waddel menekankan bahwa tugas /inguis strutural adalah hanya
memeriksa data yang nyata"nyata bisa diamati, dan mengabaikan 1pikiran8 jika
yang disebutkan belakang ini mewakili pendekatan mentalistik yang memperayai
tebakan, !irasat, , dan intuisi yang tidak bisa diamati.
16
b. /inguistik Generati! dan Psikologi Kogniti!.
/inguis generati! tertarik tak hanya pada urusan mendeskripsikan bahasa
$menapai tingkat keukupan deskripsi% tetapi juga berupaya menapai tingkat
keukupan eksplanatoris dalam studi bahasa> inilah 1basis utama, yang bersi!at
independent pada bahasa apa pun, untuk memilih tata bahasa yang memadai
seara deakripti!8 $'homsky, 976:. h. 65%
Da,id Ausubel $976<, h, :% mengatakan(
Dari sudut pandang teoretisi kogniti!, upaya mengabaikan kondisi sadar
atau mereduksi kognisi menjadi proses mediasional menerminkan perilaku
implisit yang tidak hanya menyingkirkan dari bidang psikologi apa yang paling
berharga untuk dikaji tetapi dengan gegabah telah melakukan penyederhanaan
seara berlebihan terhadap !enomena psikologis yang sangat kompleks.
. Konstruki,isme( &ebuah Pendekatan +ultidisipliner
Konstruki,isme hampir bisa dikatakan bukan suatu maDhab pemikiran
baru, )ean Piaget dan /e, 0ygotsky, nama"nama yang kerap dihubungkan dengan
konstruki,isme, sama sekali bukan orang baru dalam panggung studi bahasa.
Kendati demikian, dalam berbagai posisi pasastrukturalis, Konstruki,isme
munul sebagai paradigma besar hanya pada paruh akhir abad kedua puluh, dan
kini nyaris merupakan sebuah ortodoksi.
Konstruki,isme sosial menekankan pentingnya interaksi sosial dan
pembelajaran kooperati! dalam membangun gambaran"gambaran kogniti! dan
emosional atas realitas. &pi,ey $977=, h. 3:% mengatakan bahwa penelitian
kontrukti,is enderung ber!okus pada 1indi,idu"indi,idu yang terlibat dalam
praktek sosial,F pada kelompok yang bekerja bersama"sama, $atau% komunitas
global8
17
&alah satu konsep paling populer yang dikemukakan oleh 0ygotsky adalah
Dona perkembangan proksimal atau GPD $Done o! promi?al de,elopment%, yakni
jarak antara kondisi perkembangan atual pembelajar dan potensi
perkembangannya. Konsep 0ygotsky tentang GPD bertolak belakang ukup tajam
dengan teori Piaget tentang pembelajaran.
2able 9.9 +ahDab"mahDab pemikiran dalam pemerolehan bahasa kedua.
Kerangka @aktu +ahDab Pemikiran 2ema 2ipikal
Awal 9744"an, 97:4"
an, dan 97<4"an.
/inguistik &truktural dan
Psikologi #eha,ioristik
Per!orma yang bisa
diamati
+etode ilmiah
Empirisme
&truktur permukaan
Pengondisian
*mbalan dan hukuman
9764"an, 97=4"an, dan
97;4"an.
/inguistik Generati! dan
Psikologi Kogniti!
/inguistik generati,e
Penguasaan, bawaan
Antarbahasa
&istematisitas
2ata bahasa uni,ersal
Kompetensi
&truktur mendalam
97;4"an, 9774"an, dan
3444"an.
Konstrukti,isme @aana interakti!
0ariabel sosiokultural
Pembelajaran kooperati!
Pembelajaran penemuan
Konstruksi makna
0ariabilitas antarbahasa
18
E. Semb"lan Belas Aba Pengajaran Bahasa
Di dunia #arat, pembelajaran bahas 1asing8 disekolah slalu bersinonim
dengan pembelajaran bahasa latin atau Hunani. #ahasa /atin, yang dianggap
meningkatkan keerdasan melalui 1senam mental8, baru relati! belakang ini
dianggap satu paket dengan pendidikan tinggi yang bagus. #ahasa latin diajarkan
dengan apa yang disebut +etode Klasik $lassial +ethod%( ber!okus pada
kaidah"kaidah gramatikal, ha!alan kosakata serta berbagai deklinasi dan
konjugasi, penerjemahan teks, pengerjaan latihan"latihan tertulis.
Prator dn 'ele"+uria $97=7, h. 5% menyampaikan karakter"karakter
utama penerjemahan 2ata #ahasa(
9. Kelas"kelas diajar dalam bahasa *bu> sedikit penggunaan #3.
3. Kebanyakan kosakata diajarkan dalam bentuk da!tar kata"kata terpisah
5. +enjelaskan seara rini kepelikan tata bahasa
:. +embaa teks"teks klasik sulit sudah dimuat sejak dini
<. 2eks"teks dipakai sebagai latihan dalam analisa tata bahasa
6. /atihan berkala dalam penerjemahan kalimat dari #9ke #3
=. &edikit atau tidak ada perhatian terhadap penguapan
%. Pengajaran Bahasa Paa Aba $e&'(
Albert +arkwardt $97=3, h. <% melihat 1perubahan angin dan pergesaran
pasir8 ini sebagai pola siklis dimana sebuah paradigma baru $menggunakan istilah
19
Kuhn% metodologi pengajaran munul setiap seperempat abad> tiap"tiap metode
baru akan memisahkan diri dari yang lama pada saat yang sama mengambil
beberapa aspek positi! paradigm sebelumnya.
&alah satu terbaik tentang si!at siklis dan mengalir dari beberapa metode tersebut
tampak dalam +etode Audiolingual atau A/+ $Audiolingual +ethod% yang
re,olusioner pada akhir 97:4an dan 97<4an. +etode ini, dengan penekanannya
yang berlebihan pada latihan lisan, meminjam prinsip"prinsip dari +etode
/angsung $Diret method% yang munul hampir setengah abad sebelumnya, tetapi
pada dasarnya ia tumbuh dari teori"teori beha,ioristik pada masa itu. A/+ adalah
penolakan terhadap pada pendahulu klasiknya., +etode penerjemahan 2ata
#ahasa, dengan mengurangi kalau bukan menyikirkan sama sekali minat
metakogniti! yang terlalu memikirkan bentuk"bentuk bahasa.
20
BAB III
SIMPULAN
+empelajari bahasa kedua adalah pekerjaan panjang dan kompleks.
&eluruh diri terpengaruh ketika berjuang melapaui batasan"batasan bahasa
pertama dan berusaha menggapai sebuah bahasa baru, budaya baru, dan ara baru
dalam berpikir, merasakan, dan bertindak. Komitmen total, keterlibatan total,
respon !isik, intelektual, dan emosional total dibutuhkan demi keberhasilan
mengirim dan menerima pesan dalam bahasa kedua.
+empelajari bahasa bukanlah serangkaian langkah mudah yang bias
deprogram dalam sebuah panduan ringkas. #egitu banyak permasalahan yang ada
sehingga kursus"kursus bahasa asing sering menjadi medan latihan yang tidak
memadai bagi keberhasilan mempelajari bahasa kedua. Hanya sedikit orang, kalau
ada, yang berhasil menapai ke!asihan bahasa asing melulu dalam batasan"batasan
ruang kelas.
21

Anda mungkin juga menyukai