Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014


MODUL : Fluidized Bed Dryer
PEMBIMBING : Ir. Heriyanto



Oleh :
Kelompok : IV (Empat)
Nama : 1. Iffa Marifatunnisa (111411046)
2. Imam Prasetya Utama (111411047)
3. M Lazuardi Hidayatulloh (111411048)
4. Mira Rahmi Fauziyah (111411049)
5. Nadita Yuliandini (111411050)
Kelas : 3B







PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
Praktikum : 19 November 2013
Penyerahan : 26 November 2013
(Laporan)
FLUIDIZED BED DRYER

1. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Menjelaskan peralatan unit pengering fluidisasi dengan aman dan benar.
b. Menghitung efisiensi panas / kalor dari peralatan unit pengering fluidisasi.
c. Menjelaskan titik fluidisasi, laju fluida, dan perkiraan waktu yang dibutuhkan dengan
optimum.

2. LANDASAN TEORI
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair dari bahan sehingga
mengurangi kandungan/sisa cairan di dalam zat padat itu sampai suatu nilai yang
dikehendaki. Pengeringan hamparan terfluidisasi (Fluidized Bed Drying) adalah proses
pengeringan dengan memanfaatkan aliran udara panas dengan kecepatan tertentu yang
dilewatkan menembus hamparan bahan sehingga hamparan bahan tersebut memiliki sifat
seperti fluida. Metode pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses
pengeringan dan mempertahankan mutu bahan kering. Bagian-bagian mesin pengering
sistem fluidisasi adalah kipas (blower) berfungsi untuk menghasilkan aliran udara.
Selanjutnya adalah elemen pemanas (heater) berfungsi untuk memanaskan udara, plenum
dalam mesin pengering tipe fluidisasi merupakan saluran pemasukan udara panas yang
dihembuskan kipas ke ruang pengeringan. Kemudian ruang pengering berfungsi sebagai
tempat dimana bahan yang akan dikeringkan ditempatkan. Terakhir adalah hopper berfungsi
sebagai tempat memasukkan bahan yang akan dikeringkan ke ruang pengering.
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair dari bahan sehingga
mengurangi kandungan/sisa cairan di dalam zat padat itu sampai suatu nilai yang
dikehendaki. Jika pengeringan berlangsung pada tekanan uap dan suhu rendah, maka akan
terjadi pengeringan penguapan, sebaliknya jika suhu dan tekanan uap mendekati titik didih
lembab disebut pengeringan pendidihan. Suplai dan perpindahan panas dapat berlangsung
secara konveksi (pengeringan konveksi), penyinaran (pengeringan penyinaran) atau
penghantaran (pengeringan kontak) (Voight, 1995). Pengeringan biasanya merupakan
suatu tahapan dari sederetan operasi, sehingga material tersebut siap untuk mengalami
pemrosesan berikutnya atau bahkan merupakan produk akhir dari sederetan tahapan yang
siap dikemas. Sebagai contoh, proses pengeringan dalam bidang teknologi formulasi
dilakukan pada:
1. Pengeringan bahan baku
2. Proses pencampuran
3. Granulasi basah
4. Pembuatan tablet salut gula
5. Pembuatan preparat bahan baku, seperti:
Spray dried lactose
Alumunium hidroxida kering
Ekstrak kering
Manfaat dari pengeringan antara lain:
1. Melindungi obat dari pengaruh degradasi
2. Melindungi obat dari pengaruh mikroorganisme
3. Memperbaiki sifat alir
4. Memudahkan proses pengecilan partikel
5. Meningkatkan stabilitas produk yang dikemas (Kurniawan, 2009).
Pengeringan hamparan terfluidisasi (Fluidized Bed Drying) adalah proses
pengeringan dengan memanfaatkan aliran udara panas dengan kecepatan tertentu yang
dilewatkan menembus hamparan bahan sehingga hamparan bahan tersebut memiliki sifat
seperti fluida (Kunii dan Levenspiel, 1977).
Metode pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses pengeringan
dan mempertahankan mutu bahan kering. Pengeringan ini banyak digunakan untuk
pengeringan bahan berbentuk partikel atau butiran, baik untuk industri kimia, pangan,
keramik, farmasi, pertanian, polimer dan limbah (Mujumdar, 2000). Proses pengeringan
dipercepat dengan cara meningkatkan kecepatan aliran udara panas sampai bahan
terfluidisasi. Dalam kondisi ini terjadi penghembusan bahan sehingga memperbesar luas
kontak pengeringan, peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi, dan peningkatan laju
difusi uap air.
Kecepatan minimum fluidisasi adalah tingkat kecepatan aliran udara terendah
dimana bahan yang dikeringkan masih dapat terfluidisasi dengan baik, sedangkan kecepatan
udara maksimum adalah tingkat kecepatan tertinggi dimana pada tingkat kecepatan ini bahan
terhembus ke luar ruang pengering (Andayani, 1988 dalam Sawitri, 2003).
Flow diagram proses:


























Mekanisme kerja: Bahan yang akan dikeringkan dimasukkan secara konstan dan
kontinyu kedalam ruang pengering, kemudian didorong oleh udara panas yang terkontrol
dengan volume dan tekanan tertentu. Bahan yang telah kering (karena bobotnya sudah lebih
ringan) akan keluar dari ruang pengeringan menuju siklon untuk ditangkap dan dipisahkan
dari udara, namun bagi bahan yang halus akan ditangkap oleh pulsejet bag filter. Berikut ini
adalah bagian-bagian mesin pengering sistem fluidisasi:
1. Kipas (Blower)
Kipas (Blower) berfungsi untuk menghasilkan aliran udara, yang akan digunakan pada
proses fluidisasi. Kipas juga berfungsi sebagai penghembus udara panas ke dalam ruang
pengering juga untuk mengangkat bahan agar proses fluidisasi terjadi.


2. Elemen Pemanas (heater)
Elemen Pemanas (heater) berfungsi untuk memanaskan udara sehingga kelembaban
relatif udara pengering turun, dimana kalor yang dihasilkan dibawa oleh aliran udara
yang melewati elemen pemanas sehingga proses penguapan air dari dalam bahan dapat
berlangsung.
3. Plenum
Plenum dalam mesin pengering tipe fluidisasi merupakan saluran pemasukan udara panas
yang dihembuskan kipas ke ruang pengeringan. Bagian saluran udara ini dapat
berpengaruh terhadap kecepatan aliran udara yang dialirkan, dimana arah aliran udara
tersebut dibelokkan menuju ke ruang pengering dengan bantuan sekat-sekat yang juga
berfungsi untuk membagi rata aliran udara tersebut.
4. Ruang Pengering
Ruang pengering berfungsi sebagai tempat dimana bahan yang akan dikeringkan
ditempatkan. Perpindahan kalor dan massa uap air yang paling optimal terjadi diruang ini.
Menurut Mujumdar (2000), tinggi tumpukan bahan yang optimal untuk pengering dengan
menggunakan fluidized bed dryer adalah 2/3 dari tinggi ruang pengering.
5. Hopper
Hopper berfungsi sebagai tempat memasukkan bahan yang akan dikeringkan ke ruang
pengering.
Kelebihan pengering sistem fluidisasi:
1. Aliran bahan yang menyerupai fluida mengakibatkan bahan mengalir secara kontinyu
sehingga otomatis memudahkan operasinya.
2. Pencampuran atau pengadukan bahan menyebabkan kondisi bahan hampir mendekati
isothermal.
3. Sirkulasi bahan diantara dua fluidized bed membuatnya memungkinkan untuk
mengalirkan sejumlah besar kalor yang diperlukan ke dalam ruang pengering yang besar.
4. Pengering tipe fluidisasi cocok untuk skala besar.
5. Laju perpindahan kalor dan laju perpindahan massa uap air antara udara pengering dan
bahan sangat tinggi dibandingkan dengan pengering metode kontak yang lain.
6. Pindah kalor dengan menggunakan pengering tipe fluidisasi membutuhkan area
permukaan yang relatif kecil.
7. Sangat ideal untuk produk panas sensitif dan non-panas sensitif

Kekurangan pengering sistem fluidisasi:
1. Sulit untuk menggambarkan aliran dari udara panas yang dihembuskan ke ruang
pengering, dikarenakan simpangan yang besar dari aliran udara yang masuk dan bahan
terlewati oleh gelembung udara, menjadikan sistem kontak/singgungan tidak efisien.
2. Pencampuran atau pengadukan bahan padatan yang terus menerus pada hamparan akan
menyebabkan ketidakseragaman waktu diam bahan di dalam ruang pengering, karena
bahan terus menerus terkena hembusan udara panas.
3. Tidak dapat mengolah bahan yang lengket atau berkadar air tinggi dan abrasive.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistem Fluidized Bed Dryer adalah
pengaturan yang baik antara: tekanan udara, tingkat perpindahan panas dan waktu
pengeringan, sehingga tidak timbul benturan/gesekan bahan/material pada saat proses
pengeringan berlangsung. Untuk bahan yang lengket atau berkadar air tinggi sangat beresiko
mengaplikasikan sistem ini, situasi seperti ini perlu dilakukan pengkondisian awal yaitu
mencampurnya dengan bahan/material keringnya terlebih dahulu, agar tidak menimbulkan
masalah pada unit siklon,demikian pula halnya untuk produk ahir yang halus dan ringan,
sangat perlu menggunakan pulse jet bag filter, dikarenakan siklon penangkap produk
umumnya tidak mampu berfungsi dengan baik, bahkan dapat menimbulkan polusi udara.
Penentuan dimensi ruang bakar, suhu yang diaplikasikan serta volume dan tekanan udara
sangat menentukan keberhasilan proses pengeringan, sehingga perlu diketahui data
pendukung untuk merancang sistim ini diantaranya kadar air input, kadar air output, densiti
material, ukuran material, maksimum panas yang diizinkan, sifat fisika/kimia, kapasitas
output/input dan sebagainya.
3.1 Alat dan Bahan
Satu set alat pengering fluidized bed dryer
Beras
Aquadest
Timbangan
3.2 Langkah Kerja
a. Persiapan
b. Pengeringan dengan Fluidized Bed Dryer

Penimbangan
berat kering beras
Memasukan beras basah
kedalam unggun
fluidisasi
Memulai proses dengan
menekan tombol MULAI,
K63
Mengatur laju alir udara
samapai terjaid fluidisasi
BAB III
METODOLOGI
Satu set alat pengering fluidized bed dryer
Timbangan
b. Pengeringan dengan Fluidized Bed Dryer
Basahi beras
dengan air
Meletakkan tempat
fluidisasi pada posisi
yang benar
Menekan tombol BS
untuk menutup gasket
bagian bawah dan HS
untuk menutup gasket
Menghubungkan tempat
fluidisasi dengan panel
Mengatur temperature
udara panas dengan
menggunakan T11


Penimbangan
berat basah beras
Menekan tombol BS
untuk menutup gasket
bagian bawah dan HS
untuk menutup gasket
bagian atas
Menghubungkan tempat
fluidisasi dengan panel


c. Pengambilan Data


Mengukur laju udara masuk dan udara keluar
Mengukur Tw dan Td udara masuk dan udara keluar
Mengukur kelembaban udara masuk dan udara keluar
Mengukur laju udara masuk dan udara keluar
Mengukur Tw dan Td udara masuk dan udara keluar
Mengukur kelembaban udara masuk dan udara keluar

Mengukur kelembaban udara masuk dan udara keluar
IV. DATA PENGAMATAN
Waktu Udara Masuk
T dry
(
o
C)
RH Kecepatan
Udara
(m/s)
Laju
Volumetrik
(m
3
/s)
Laju
Volumetrik
(L/s)
H
(KJ/Kg)
Densitas
(kg/m
3
)
Y
0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 28.4 70 1.88 131.6 131600 72.2 1.159 0.0171
20 27.6 81.4 6.77 551.078 551078 76.3 1.161 0.019
30 28.1 78.2 4.2 328.44 328440 76.3 1.159 0.0188
40 28.3 77 4.2 323.4 323400 76.3 1.158 0.0187
50 29.2 78.2 3.67 286.994 286994 76.3 1.155 0.0184

Waktu Udara Keluar
T dry
(
o
C)
RH Kecepatan
Udara
(m/s)
Laju
Volumetrik
(m
3
/s)
Laju
Volumetrik
(L/s)
H
(KJ/Kg)
densitas
(kg/m
3
)
Y
0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 28.9 73.4 2.35 172.49 172490 76.3 1.156 0.0185
20 31.5 59.7 6.42 383.274 383274 76.3 1.147 0.0174
30 30.7 59.7 4.9 292.53 292530 76.3 1.147 0.0174
40 30.4 59.7 4.77 284.769 284769 76.3 1.147 0.0174
50 32.6 54.7 4.93 269.671 269671 76.3 1.143 0.017











V. PERHITUNGAN

Menentukan densitas beras
Densitas beras = (62,281-58,436)/25
= 0,1538 gr/mL
= 1538 kg/m
3

Perhitungan beda tekanan (P)
P = (1 ) x (p u) x L x g
Porositas =


Luas = r
2
U =


Waktu
(menit)
0 10 20 30 40 50
Berat Unggun
(Kg)
1.64 1.08 1.02 0.96 0.86 0.86
Volume
(m3)
0.001066 0.000702 0.000663 0.000624 0.000559 0.000559

Waktu
(menit)
Tinggi
Unggun
(m)
Udara Porositas

P Log P
0 0.0475 0 -1.05 1467.675 3.16663
10 0.0356 1.159 -0.35 723.834 2.859639
20 0.0342 1.161 -0.275 656.736 2.817391
30 0.0321 1.159 -0.2 580.151 2.763541
40 0.0278 1.158 -0.075 450.099 2.653308
50 0.0278 1.155 -0.075 450.1 2.653309

Waktu Luas Permukaan
(m2)
Laju Volumetrik
(m3/s)
U Log U
0 0.0177 0 0 -
10 0.0177 0.033276 1.88 0.274158
20 0.0177 0.119829 6.77 0.830589
30 0.0177 0.07434 4.2 0.623249
40 0.0177 0.07434 4.2 0.623249
50 0.0177 0.064959 3.67 0.564666




2,6
2,7
2,8
2,9
3
3,1
3,2
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
L
o
g

P
Log U
Kurva Log P vs Log U

Perhitungan panas yang dilepaskan oleh steam(Q1)
Rumus yang digunakan :
G
u
= Q x Densitas
m
1
= G
u
( Y
2
-Y
1
)
Q
1
= M x ( Hg + Hfg Hf )

waktu
T dry
(oC)
densitas
(kg/m3)
y
Gu
(Kg/menit
m1
(Kg/menit)
m2
(Kg/menit)
m3 Hv Hl Hs Q2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 28.4 1.159 0.0171 0.473333 0.03957 0.022 0.01757 2552.6 119.045 2433.555 72858.1
20 27.6 1.161 0.019 0.46 0.158598 0.01 0.148598 2551.21 115.701 2435.509 49058.93
30 28.1 1.159 0.0188 0.468333 0.097189 0.007167 0.090022 2552.11 117.791 2434.319 58925.65
40 28.3 1.158 0.0187 0.471667 0.096588 0.0055 0.091088 2552.48 118.627 2433.853 59049.16
50 29.2 1.155 0.0184 0.486667 0.082831 0.0046 0.078231 2554.1 122.39 2431.71 63228.58


Menghitung Efisiensi Steam

U1
(Kg/jam)
U2
(Kg/Jam
H1
(KJ/Kg)
H2
(KJ/Kg)
k1
Q1
(KJ/Jam
0 0 0 0 2602.9 0
138.8408 173.1018 72.2 76.3 2602.9 361388.7
500.8373 469.2175 76.3 76.3 2602.9 1303629
310.1762 358.1255 76.3 76.3 2602.9 807357.7
309.9086 348.6242 76.3 76.3 2602.9 806661.1
270.0995 359.0616 76.3 76.3 2602.9 703042

Waktu Q1 Q2 Efisiensi (%)
0 0 0 0
10 358205.3 6424.585 98.20645
20 1306042 2922.611 99.77622
30 803699.1 2093.514 99.73952
40 803707.1 1606.343 99.80013
50 696254.2 1342.304 99.80721

VI. PEMBAHASAN

Oleh Iffa Marifatunnisa
NIM 111411046
Pada praktikum kalin ini, praktikan melakukan pengeringan pada beras dengan
menggunakan peralatan Fluidized Bed Dryer. Pengeringan dilakukan dalam suatu silinder
pengering yang dialiri udara panas. Bagian mesin pengering fluidized bed dryer terdiri dari
beberapa bagian yaitu blower berfungsi sebagai penghasil aliran udara, heater sebagai
pemanas udara, pleneum berfungsi sebagai saluran masuknya udara panas yang dihembuskan
blower serta sekatnya yang berfungsi dalam membagi rata aliran udara yang masuk, dan
ruang pengering sebagai tempat mengeringkan bahan.
Pada percobaan dilakukan lima kali pengambilan data setiap 10 menit sekali. Hal
ini dilakukan dengan harapan agar ditemukannya titik fluidisasi, laju fluida, dan perkiraan
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi optimal. Proses pengeringan yang dilakukan
hanya dilakukan satu kali run (tanpa variasi). Beban yang digunakan yaitu beras yang
sebelumnya sedikit dibasahi dengan tujuan agar beras dapat terangkat ketika didalam unggun
fluidisasi. Berat beras setelah dibasahi adalah 1,64 kg dengan waktu pengeringan selama 50
menit.
Berdasarkan pengamatan secara visual proses fluidisasi terjadi secara heterogen
berupa peristiwa channeling (pembentukan kanal-kanal pada unggun). Pada awal percobaan
menit ke-10 beras tidak terangkat dengan maksimal, hal ini disebabkan karena kandungan air
pada beras yang masih banyak sehingga udara tidak mampu untuk mengangkat beras yang
menyebabkan terjadinya peristiwa channeling. Pada menit ke 20-30 menit terjadi penurunan
berat, namun kondisi unggun masih dalam keadaan channeling ketika proses berlangsung.
Berat akhir dari beras setelah waktu ke 50 menit adalah 0,86 kg.
Semakin lama waktu pengeringan maka semakin besar efisiensi yang dihasilkan.
pada percobaan efisiensi maksimum yaitu sebesar 99.807% . Namun semakin lamanya waktu
fluidisasi steam yang dihasilkan semakin sedikit bahkan cenderung fluktuatif. Hal ini dapat
disebabkan karena pengaturan tekanan udara maupun kecepatan udara dan waktu
pengeringan sehingga timbul benturan/gesekan bahan pada saat proses pengeringan
berlangsung. Selain itu volume juga sangat berpengaruh pada proses pengeringan, semakin
tinggi volume unggun maka akan semakin sulit beban beras terangkat dan dapat
mengakibtakan aliran yang turbulen pada saat proses fluidisasi. Dari percobaan di dapatkan
steam yang paling banyak dipatkan pada menit ke 20 sebanyak 0,16 kg/menit.



Selain itu dari data percobaan didapatkan kurva log U vs log P. Berdasarkan
kurva belum didapatkan kondisi yang optimum. Untuk mendapatkan kondisi yang optimum
diperlukan gaya dorong yang menyebabkan timbulnya puncak pada kurva.

Log P A



D B
0 log U
mf
log U
0
Grafik antara log (P) terhadap log (U
0
) pada peristiwa fluidisasi.
Kondisi fluidisasi seperti di atas adalah kondisi fluidisasi tidak ideal. Hal ini bisa
disebabkan karena butiran partikel terdistribusi tidak merata dalam unggun sehingg porositas
unggun tidak merata disetiap tempat, bentuk dan ukuran partikel yang tidak sama sehingga
dalam proses pengeringan beras ini sebaiknya dihatumbuk/dihaluskan supaya beban dapat
terangkat dengan baik oleh udara selain itu perlu teliti lagi dalam pengaturan dan menetapkan
kondisi operasi agar proses fluidisasi dapat berjalan secara optimal.
0
20
40
60
80
100
120
0 10 20 30 40 50 60
E
f
i
s
i
s
e
n
s
i

(
%
)
Waktu (menit)
Waktu vs Efisiensi
Oleh Muhamad Lazuardi H
NIM 111411048
Fludisasi merupakan suatu metode pengeringan dengan cara mengontakan butiran-
butiran padat dengan fluida gas atau cair. Melalui unggun padatan ini kemudian dialirkan gas
dari bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah, butiran padat akan tetap diam, karena
gas hanya mengalir dari bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah, butiran padat akan
tetap diam, karena gas hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan
perubahan susunan partikel tersebut. Keadaan yang demikian disebut unggun diam atau fixed
bed. Prosess fluidisasi ini bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi dengan mengurangi
kadar air pada suatu padatan dengan memanfaatkan udara panas yang dilewatkan pada
butiran padatan tersebut.
Pada praktikum kali ini menggunakan bahan baku berupa butiran beras seberat 1
kg yang kemudian dibasahkan sehingga beratnya menjadi 1,64 kg. Proses fluidisasi dengan
menggunakan Fluidzed bed dryer dilakukan sebanyak 1 kali run selama 50 menit. Pada awal
proses fluidisasi berlangsung terjadi fenomena chanelling. Fenomena chanelling ini terjadi
diakibatkan karena butiran-butiran beras yang digunakan terlalu basah, sehingga udara panas
yang digunakan hanya akan membentuk seperti saluran-saluran dan tidak mengankat seluruh
bagian padatan beras. Fenomena chanelling ini dapat dicegah dengan terlebih dahulu beras
tersebut ditumbuk menjadi butiran dan ketika dibasahi jangan terlalu basah agar ketika proses
fluidisasi dapat terangkat seluruhnya.
Berdasarkan grafik yang diperoleh antara hubungan log U dengan Log Delta P
dapat dilihat pada pengamatan bahwa pada menit ke 0 log delta telah mencapai kondisi
optimum dari proses. Hal tersebut bisa disebabkan oleh laju alir udara yang diberikan telah
mencapai kondisi maksimum ketika awal proses.
Setelah proses pengeringan terjadi kehilangan berat sebesar 0,78 gram. Kehilangan
berat tersebut bisa terjadi karena berkurangnya kandungan air pada beras. Selain karena
berkurangnya kandungan air pada beras hal tersbut juga disebabkan karena terbawanya
butiran beras oleh aliran udara fenomena ini biasa disebut disperse fluidization. disperse
fluidization terjadi karena laju alir udara dan ekspansi telah mencapai maksimum. Effisiensi
maksimum pengeringan yang diperoleh adalah 99,80 % terjadi pada saat menit ke 50.
Fenomena-fenomena yang terjadi seperti disperse fluidization dan chanelling dapat terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor seperti laju alir fluida dan jenis fluida, ukuran partikel dan
bentuk partikel, jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel, porositas
unggun dan lain sebagainya. Faktor-faktor itu lah yang akan menetukan karakteristik dari
proses fluidisasi tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistem fluidized bed dryer adalah
pengaturan yang baik antara tekanan udara, tingkat perpindahan panas dan waktu
pengeringan, sehingga tidak timbul benturan/gesekan bahan/material pada saat proses
pengeringan berlangsung. Penentuan dimensi ruang bakar, suhu yang diaplikasikan serta
volume dan tekanan udara sangat menentukan keberhasilan proses pengeringan, sehingga
perlu diketahui data pendukung untuk merancang sistim ini diantaranya kadar air input, kadar
air output, densitas material, ukuran material, maksimum panas yang diizinkan, sifat
fisika/kimia, kapasitas output/input dan sebagainya.

Oleh Mira Rahmi Fauziyyah
NIM 111411049
Percobaan kali ini adalah melakukan pengeringan bahan menggunakan alat fluidized
bed dryer atau alat pengering unggun. Bahan yang akan dikeringkan adalah beras. Beras
mempunyai kemampuan penyerapan air yang cukup baik sehingga dengan direndam sebentar
dalam air, kadar air dalam beras meningkat. Setelah dilakukan pencucian beras, langkah
selanjutnya yaitu dilakukan pengeringan.
Pengeringan dilakukan dengan cara mengontakkan bahan yang akan dikeringkan dan
dalam praktikum ini, bahan yang digunakan adalah beras sebanyak 1 kg. Beras yang telah
dicuci sebelumnya, dikontakkan dengan udara panas dan kering sehingga diharapkan akan
terjadi perpindahan massa air dari beras ke udara kering sehingga kadar air pada beras
berkurang dan udara yang keluar dari alat pengering (Fluidized Bed Dryer) keluar menjadi
lembab karena terdapat air didalamnya. Hal tersebut dapat terlihat dari perolehan data yang
dihasilkan pada kecepatan udara dimana nilai kecepatan udara yang keluar semakin besar
apabila dibandingkan dengan kecepatan udara yang masuk. Hal tersebut membuktikan bahwa
udara keluar menjadi lebih lembab dikarenakan adanya air yang terdapat di dalam aliran
keluar yang diperoleh dari perpindahan massa yang dihasilkan. Seperti perolehan data yang
dihasilkan berikut ini:
Waktu Udara Masuk Udara Keluar
Kecepatan Udara (m/s) Kecepatan Udara (m/s)
0 0 0
10 1.88 2.35
20 6.77 6.42
30 4.2 4.9
40 4.2 4.77
50 3.67 4.93
Kontak antara beras dan udara kering dilakukan sampai terfluidisasi yaitu beras
bersifat seperti fluida ketika dikontakkan dengan udara. Agar diperoleh kondisi beras
terfluidisasi maka diperlukan laju alir udara yang cukup untuk membuat beras terfluidisasi
maka dari itu laju alir udara diatur agar diperoleh kondisi tersebut. Sebelum dikontakkan
dengan beras, udara disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan debu-debu dan
pengotornya lalu udara dipanaskan dengan menggunakan steam dan diharapkan udara setelah
dipanaskan mempunyai kelembaban yang sekecil mungkin agar dapat menyerap air dari
beras sebanyak-banyak nya sehingga proses pengeringan optimum.
Parameter yang perlu diperhatikan dan mempengaruhi proses pengeringan adalah
kecepatan udara, tinggi unggun, dan volume kondensat per satuan waktu. Semakin berat
bahan maka nilai tekanannya harus semakin besar sehingga diperlukan laju alir udara yang
lebih besar agar bahan dapat terfluidisasi sempurna.


Dari grafik dapat diperoleh kesimpulan bahwa log dari tekanan atau log P
berbanding lurus dengan log U dimana semakin kecil log P yang dihasilkan maka semakin
kecil pula log U yang dihasilkan.
Dari hasil percobaan terjadi penurunan berat beras sebelum pengeringan dan setelah
pengeringan. Hal ini menunjukan terjadinya proses pengeringan dengan berpindahnya massa
air dari beras ke udara, hal ini juga terlihat dari kelembaban udaranya yang semakin besar.
Efisiensi pengeringan dapat dilihat dari tabel hasil pengamatan berikut ini :

2,6
2,7
2,8
2,9
3
3,1
3,2
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
L
o
g

P
Log U
Kurva Log P vs Log U
Waktu Q1 Q2 Efisiensi (%)
0 0 0 0
10 358205.3 6424.585 98.20645
20 1306042 2922.611 99.77622
30 803699.1 2093.514 99.73952
40 803707.1 1606.343 99.80013
50 696254.2 1342.304 99.80721

Pada menit ke-0, tidak diperoleh hasil nya dikarenakan tidak di catatnya keadaan awal
dari beras tersebut. Namun, Efisiensi pengeringan yang di dapatkan sekitar 99%
menunjukkan proses pengeringan berlangsung sangat baik.
Oleh Nadita Yuliandini
NIM 111411050
Pengeringan hamparan terfluidisasi (Fluidized Bed Dryer) adalah proses
pengeringan dengan memanfaatkan aliran udara panas dengan kecepatan tertentu yang
dilewatkan menembus hamparan bahan sehingga hamparan bahan tersebut memiliki sifat
seperti fluida. Metode pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses
pengeringan dan mempertahankan mutu bahan kering. Pengeringan ini banyak digunakan
untuk pengeringan bahan berbentuk partikel atau butiran, baik untuk industri kimia, pangan,
keramik, farmasi, pertanian, polimer dan limbah.
Dalam praktikum kali ini, menggunakan beras sebagai bahan yang akan difluidisasi
yang sebelumnya telah ditambahkan air, kemudian beras tersebut ditimbang pada keadaan
awal sebelum dibasahi air dan sesudah dibasahi air. Percobaan dilakukan satu run yaitu
selama 50 menit sehingga dapat diamati pengaruh lamanya waktu pengeringan terhadap
pengurangan kandungan air dalam bahan yang akan dikeringkan yaitu beras. Berat kering
awal beras adalah 1 kg dan berat beras basah 1,64 kg sedangkan berat akhir beras adalah 0,86
kg
Udara masuk akan saling berkontak dengan steam sehingga suhu udara pun akan
meningkat. Udara ini didapat dari lingkungan yang dilalirkan dengan menggunakan blower.
Kalor yang dihasilkan dari heat exchanger yang akan berkontak dengan unggun padatan
sehingga kadar air dalam padatan berkurang. Pada praktikum kali ini praktikan mengambil
data berupa laju volumetrik , kecepatan udara kelembaban relatif (Rh) serta suhu bola basah
dan suhu bola kering aliran masuk dan keluaran yang diamati setiap 10 menit selama 50
menit. Data-data tersebut selanjutnya diplotkan ke dalam pshycometric chart maka akan
didapatkan data-data lain berupa enthalpy, densitas dan kelembaban mutlak (Y). Dari data
yang didapat terlihat bahwa semakin lama waktu pengeringan, maka kadar air di dalam bahan
pun cenderung berkurang karena semakin lama unggun berkontak dengan aliran udara panas,
air yang berada dalam unggun akan teruapkan. Kurva antara log P terhadap Log U didapat
bisa dilihat jika semakin besar log U maka P semakin menurun.
Selain data-data di atas tersebut, dilakukan pula pengamatan terhadap suhu dan
volume kondensat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan dari proses
pengeringan yang sedang berlangsung, Berdasarkan hasil perhitungan maka didapatkan
efisiensi yang paling optimal yaitu pada waktu pengeringan 50 menit sebesar 99.80721%.
Dengan tingkat efisiensi yang optimal tersebut, maka jumlah kalor yang diserap oleh bahan
mencapai jumlah maksimumnya untuk menguapkan sejumlah kadar air pun menjadi lebih
besar karena tingkat perpindahan massanya yang tinggi. Sedangkan, efisiensi pengeringan
yang paling kecil terjadi pada waktu pengeringan 10 menit dengan efisiensi sebesar
98.20645%.
Dalam berat awal sebesar 1 kg dan berat akhir beras 0,86 kg terdapat massa yang
hilang akibat fluidisasi, hal ini mungkin terjadi karena beberapa faktor seperti beras yang ikut
hilang keluar karena hamparan, laju alir fluida dan jenis fluida, densitas partikel, porositas
unggun dll.
Perlu diperhatikan ketika melakukan Fluidized Bed Dryer agar proses optimum dan
tidak kehilangan massa unggun adalah menggunakan pulse jet bag filter, dikarenakan siklon
penangkap produk umumnya tidak mampu berfungsi dengan baik, kadar air input, kadar air
output, densiti material, ukuran material, maksimum panas yang diizinkan, sifat fisika/kimia,
kapasitas output/input dan sebagainya.
VII. KESIMPULAN
Semakin lama waktu pengeringan maka akan semakin besar efisieni yang dihasilkan
Efisiensi pengeringan terbesar terjadi pada menit ke-50 yaitu sebesar 99.80721%
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian fluidized bed dryer adalah:
Perlakuan bahan yang akan dikeringkan dengan menumbuknya atau merubahnya
menjadi paertikel yang berukuran lebih kecil supaya mudah terangkat oleh udara
pada saat fluidisasi
Pengaturan suhu
Pengaturan laju alir
Penentuan tekanan
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pengajar Jurusan Teknik Kimia.1996. Panduan Praktikum Operasi Teknik Kimia
II.Bandung:Pusat pengembangan Pendidikan Politeknik
Geankoplis, Christi J. Transport Processes and Unit Operations : third edition. 1993, 1983,
1978. Prentice-Hall,Inc.
Reklaitis."Introduction to Material and Energy Balances"

Anda mungkin juga menyukai