Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

PROPOSAL SEMINAR


Disusun Oleh :
ALFON JUANTER SIDABALOK
NIM :2010-11-258
KONSENTRASI TENAGA LISTRIK


PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA STRATA SATU
TEKNIK ELEKTRO
JAKARTA,2014


PENGAJUAN

Proposal seminar dengan judul
PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

Disusun oleh :
ALFON JUANTER SIDABALOK
NIM : 2010-11-258

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN
TEKNIK ELEKTRO

Jakarta, 13 Maret 2014
Disetujui, Mengetahui,



Ir. Djoko Susanto, MT Ir. Djoko Susanto, MT
Ketua Jurusan Teknik Elektro Pembimbing Seminar












DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN. i
HALAMAN KEASLIAN SEMINAR. ii
HALAMAN UCAPAN TERIMAKASIH iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. V
DAFTAR TABEL (JIKA ADA )....... vi
ABSTRAK.. vii
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH 1
TUJUAN.. 2
MANFAAT PENELITIAN..... 2
RUMUSAN MASALAH. 2
BATASAN MASALAH....... 3
SISTEMATIKA PENULISAN 3
BAB II TRANSFORMATOR

2.1.TRANSFORMATOR DISTRIBUSI. 4
2.2. TRANSFORMATOR TIGA FASA. 9
2.3. HUBUNGAN LILITAN TRAFO TIGA FASA.. 11
2.3.1. HUBUNGAN BINTANG
2.3.2. HUBUNGAN SEGITIGA
2.3.3. HUBUNGAN ZIG-ZAG
2.4. RUGI-RUGI DALAM TRAFO
2.4.1. RUGI-RUGI TEMBAGA
2.4.2. RUGI HISTERISIS & RUGI ARUS EDDY

BAB III PENGARUH HARMONIK PADA TRAFO
3.1. PENDAHULUAN. 23
3.2. PENGERTIAN HARMONIK DISTORTION (THD) DAN TOTAL
DISTORTION DEMAND...27
3.3.STANDART HARMONIK. 33
3.4.SUMBER HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI. 36
3.5. IDENTIFIKASI HARMONIK
3.6. PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR
3.7. USAHA-USAHA UNTUK MENGURANGI PENGARUH HARMONIK
3.7.1. MEMPERBESAR KAWAT NETRAL SETIAP SISTEM
DISTRIBUSI
3.7.2. MENURUNKAN KAPASITAS TRANSFORMATOR
3.7.3. INJEKSI HARMONIK

3.7.4. MAGNETIK FLUX COMPENSATION
3.8. USAHA PENANGANAN LEBIH LANJUT
BAB IV PENUTUP
4.1. SIMPULAN.
4.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA.


















ABSTRAK

Dalam perkembangan kemajuan teknologi dan informasi pada saat
ini,peralatan elektronik semakin cepat berkembang dan mengalami tranformasi
perubahan yang cepat. Perkembangan tersebut mulai terjadi pula terhadap
penyuplai sumber energi listrik yang semakin berkembang dan bertambah
kapasitasnya akibat teknologi elektonik yg banyak jumlahnya. Sehingga trafo
distribusi mengalami penurunan kinerja bahkan mengalami kerusakan akibat
pengaruh adanya pengaruh harmonik pada komponen sistem distribusi.
Kecenderungan penggunaan bebanbeban elektronik dalam jumlah besar
dalam selang waktu kirakira dua puluh tahun terakhir pada saat ini telah
menimbulkan masalah yang tidak terkirakan sebelumnya. Berbeda dengan beban
beban listrik yang menarik arus sinusoidal (sebentuk dengan tegangan yang
menyuplainya), bebanbeban elektronik menarik arus dengan bentuk nonsinusoidal,
walaupun disuplai dari sumber tegangan sinusoidal. Beban yang memiliki sifat ini
disebut sebagai beban nonlinier.
Banyak peralatan modern penyebab harmonik ini banyak dijumpai pada
setiap rumah rumah yang kadang kita anggap biasa saja.Peralatan tersebut antara
lain :komputer, printer, lampu fluorescent yang menggunakan elektronik ballast,
kendali kecepatan motor, motor induksi, batere charger, proses eletroplating, dll. Itu
hanya contoh yang ada di rumah-rumah, ada juga yang berada di daerah industri.
Akibatnya menambah rugi-rugi transformator distribusi.Pada proposal ini
mempelajari pengaruh harmonik pada transformator distribusi beserta
penanggulannya.






BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Harmonik adalah gangguan yang terjadi pada sistem distribusi tenaga listrik akibat
terjadinya distorsi gelombang arus dan tegangan. Pada dasarnya, harmonik adalah
gejala pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi berbeda yang
merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi dasarnya. Hal ini disebut
frekuensi harmonik yang timbul pada bentuk gelombang aslinya sedangkan bilangan
bulat pengali frekuensi dasar disebut angka urutan harmonik. Misalnya, frekuensi
dasar suatu sistem tenaga listrik adalah 50 Hz, maka harmonik keduanya adalah
gelombang dengan frekuensi sebesar 100 Hz, harmonik ketiga adalah gelombang
dengan frekuensi sebesar 150 Hz dan seterusnya. Gelombang-gelombang ini
kemudian menumpang pada gelombang murni/aslinya sehingga terbentuk
gelombang cacad yang merupakan jumlah antara gelombang murni sesaat dengan
gelombang hormoniknya.

TUJUAN
Pada dasarnya penulisan seminar ini bertujuan untuk :
Mempelajari pengaruh harmonik terhadap transormator distribusi
Mengetahui komponen tranformator distribusi terhadap pengaruh harmonik

MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah :
Dengan mengetahui pengaruh harmonik pada transformator distribusi kita dapat
mengurangi penurunan kinerja dan kerusakan pada komponen listrik

2. Dapat menjadi bahan pelajaran dalam mempelajari gejala-gejala harmonik
pada tranformator
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
di seminar ini adalah :
Bagaimana pengaruh harmonik tehadap tranformator distribusi?
Bagaimana penanggulangan kita terjadi harmonik pada transformator
distribusi?
Apakah terjadi kerusakan pada komponen sistem distribusi akibat harmonik?

1.4 BATASAN MASALAH
Pada seminar ini,permasalahan yang akan dibatasi sebagai berikut :
Bagaimana cara mencegah harmonik pada transformator distribusi ?
Apa rumus fisika yang berperan terhadap permasalahan ini?
Siapa penemu pengaruh harmonik pada transformator distribusi?












BAB II
TRANSFORMATOR

2.1.TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
Transformator distribusi adalah trafo tenaga yg berfungsi untuk menyalurkan
tenaga listrik dari sisi masukan ke sisi keluaran trafo,sekaligus menurunkan
tegangan yaitu dari tegangan menengah ke tegangan rendah.
Pada dasarnya, suatu transformator itu terdiri dari dua atau lebih kumparan
yang dihubungkan oleh medan magnetik bersama (mutual magnetic field). Bila
satu diantara kumparan inti,yang primernya dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, akan timbul fluks bolak-balik yang amplitudonya bergantung
pada tegangan primer dan jumlah lilitan. Fluks bersama akan menghubungkan
kumparan yang lain, yang sekundernya akan menginduksikan tegangan di
dalamnya yang nilainya bergantung pada jumlah lilitan sekunder.


Gambar 2.1
Dimana: V1 = Tegangan pada sisi masukan (primer)
V2 = Tegangan pada sisi keluaran (sekunder)
N1 = Jumlah lilitan pada sisi primer
N2 = Jumlah lilitan pada sisi sekunder
e
1
= GGL yang timbul pada sisi primer
e
2
= GGL yang timbul pada sisi sekunder

2.2.TRANSFORMATOR TIGA FASA
Pada umumnya tenaga listrik dibangkitkan sebagai system arus putar fas tiga,
karena itu untuk menyalurkan tenaga listrik dibutuhkan transformator untuk fasa tiga.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan tiga transformator fasa satu yang sama atau
dengantransformator fasa tiga. Jika transformator 3 fasa dibandingkan dengan 3

buah transformator 1 fas yang kapsitasnya sama, maka akan ternyata bahwa berat
transformator 3 fas kira-kira 80% dari berat transformator 1 fasa. Transformator 3
fasa juga lebih menguntungkan dalam hal pondasi, pengawata (wiring) dan ruang
yang dibutuhkan. Transformator 3 fasa makin menguntungkan karena adanya
peningkatan dalam keandalan transformator, dan makin kuatnya hubungan timbal
balik dari system tenaga. Oleh karena itu, sekarang inin transformator 3 fasalah
yang banyak dipasang.

2.3.HUBUNGAN LILITAN TRAFO TIGA FASA
Pada umumnya dikenal tiga cara untuk menyambung lilitan pada trafo 3
fasa untuk masing-masing sisi, yaitu:

2.3.1.HUBUNGAN BINTANG (Y)
Arus pada trafo tiga fasa dengan kumparan yang dihubungkan secara
bintang yaitu Ia, Ib, Ic,masing-masing mempunyai beda fasa sebesar 120.

Diketahui pada hubungan ini mempunyai kecenderungan ketidakmantapan
titik netral, sehingga terdapat tegangan titik bintang. Hal ini dapat disebabkan karena
tidak seimbangnya arus pemagnetan, dan karena tidak seimbang beban.
Pembagian tegangan yang tidak seimbang juga terjadi pada tegangan tegangan
sekundernya. Karena kekurangan tersebut di atas, transformator dalam hubung Y-y
tidak sering digunakan. Kekurangan semacam ini dapat dihindarkan dengan
hubungan zigzag. Juga penggunaan transformator fasa yang mempunyai rangkaian
magnet tiga kaki seperti gambar 2.3 berikut yang juga dapat memperbaiki keadaan
tersebut diatas.

Dalam transformator kaki tiga fluks harmonik ke- tiga mengalir ke arah sama
melalui ke-tiga kaki dan mencari jalan kembali melaui jalan yang tidak sengaja
dibuatkan seperti zat sekelilingnya dan juga melalui wadah transformator yang
terbuat dari besi. Karena jalan ini mempunyai tahanan magnet yang besar, fluks
hasilnya akan jauh lebih kecil daripada hanya dalam transformator fasa satu.
Dengan demikian tegangan yang bersangkutan telah dikurangi harmonik
ketiganya, sehingga titik netralnya akan terletak lebih mantap lagi. Transformator Yy
memungkinkan pengambilan dua macam tegangan sekunder. Transformator fasa
tiga dalam hubungan ini biasanya mempunyai terminal netral untuk keperluan
penghubungan.
2.3.2.Hubungan segitiga (delta)
Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana
cara penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan
ujung mula lilitan fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan
akhir fasa ketiga dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan transformator tiga
phasa dengan kumparan yang dihubungkan segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-
masing berbeda 120.


gambar 2.3.2 Hubungan Segitiga/ Delta ()

2.3.3.Hubungan zig-zag
Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah
satu syarat yang harus dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga

fasanya harus diusahakan seimbang. Apabila beban tidak seimbang akan
menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak diinginkan, karena
tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-beda.Untuk
menghindari terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah dengan
menghubungkan sisi sekunder dalam hubungan Zigzag. Transformator zig
zag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah satu aplikasinya
adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik
netral. Pada transformator zigzag masingmasing lilitan tiga fasa dibagi
menjadi dua bagian dan masingmasing dihubungkan pada kaki yang
berlainan.
Gambar 2.12 Transformator tiga phasa hubungan segitiga/delta.

2.4.RUGI-RUGI PADA TRANSFORMATOR
Secara umum rugi-rugi ynag terjadi pada transformator dapat digambarkan
dalam sebuah blok diagram, seperti ditunjukkan Gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 Block Diagram Rugi-Rugi pada Transformator

2.4.1 Rugi Tembaga ()
Rugi tembaga adalah rugi yang disebabkan arus beban mengalir
pada kawat penghantar dapat ditulis sebagai berikut:
= R (watt) .......................................................................... (2.1)
Formula ini merupakan perhitungan untuk pendekatan. Karena arus
beban berubah ubah, rugi tembaga juga tidak konstan bergantung
pada beban.

2.4.2 Rugi Besi Histerisis & Rugi Arus Eddy

Rugi Histeresis (), yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak balik
pada inti besi yang dinyatakan sebagai berikut:
= (watt) .............................................................. (2.2)
= konstanta
= fluks maksimum (weber)
b. Rugi Arus Eddy (), yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada
inti besi yang dinyatakan sebagai berikut:

= (watt) ..............................................................
(2.3)
= konstanta
= fluks maksimum (weber)
Komponen rugi-rugi trafo ini meningkat dengan kuadrat dari frekuensi
arus penyebab eddy current. Oleh karena itu, ini menjadi komponen
yang sangat penting dari rugi-rugi trafo yang menyebabkan
pemanasan oleh harmonisa. Jadi rugi besi (rugi inti) adalah:
= + (watt) .............................................................. (2.4)
Peningkatan rugi inti yang disebabkan oleh harmonisa bergantung
pada pengaruh harmonisa pada tengangan yang diberikan dan

rancangan dari inti trafo. Semakin besar distorsi tengangan maka
semakin tinggi pula eddy current dilaminasi int






















BAB III
PENGARUH HARMONIK PADA TRAFO

3.1 PENDAHULUAN
Setiap komponen sistem distribusi dapat dipengaruhi oleh harmonik walaupun
dengan akibat yang berbeda. Namun demikian komponen tersebut akan
mengalami penurunan kinerja dan bahkan akan mengalami kerusakan. Salah
satu dampak yang umum dari gangguan harmonik adalah panas lebih pada
kawat netral dan transformator sebagai akibat timbulnya harmonik ketiga yang
dibangkitkan oleh peralatan listrik satu phase. Pada keadaan normal, arus
beban setiap phase dari beban linier yang seimbang pada frekuensi dasarnya
akan saling mengurangi sehingga arus netralnya menjadi nol. Sebaliknya beban
tidak linier satu phase akan menimbulkan harmonik kelipatan tiga ganjil yang
disebut triplen harmonik (harmonik ke-3, ke-9, ke-15 dan seterusnya) yang
sering disebut zero sequence harmonik (lihat Tabel 1). Harmonik ini tidak
menghilangkan arus netral tetapi dapat menghasilkan arus netral yang lebih
tinggi dari arus phase.
Tabel 1. Polaritas dari Komponen Harmonik
Harmonik 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Frequensi (Hz) 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Uruan + - 0 + - 0 + - 0
Harmonik pertama urutan polaritasnya adalah positif, harmonik kedua urutan
polaritasnya adalah negatif dan harmonik ketiga urutan polaritasnya adalah nol,
harmonik keempat adalah positif (berulang berurutan sampai seterusnya).

Tabel 2. Akibat dari Polaritas dari Komponen Harmonik
Urutan Pengaruh pada Motor Pengaruh pada sistem distribusi
Positif Menimbulkan medan magnet w Panas

putar arah majau (forward)
Negatif
Menimbulkan medan magnet
putar arah mundur (reverse)
w Panas
w Arah putaran motor berubah
Nol Tidak ada
w Panas
w Menimbulkan/menambah arus
pada kawat netral
Akibat yang dapat ditimbulkan oleh urutan polaritas komponen harmonik (lihat
Tabel 2) antara lain tingginya arus netral pada sistem 3 phase 4 kawat (sisi
sekunder transformator) karena arus urutan nol (zero sequence) dan arus ini
akan terinduksi ke sisi primer transformator dan akan berputar pada sisi primer
transformator yang biasanya memiliki belitan delta (D). Hal ini akibat pada kawat
netral tidak memiliki peralatan pemutus arus untuk proteksi tegangan atau arus
lebih. Pengaruh harmonik pada transformator sering tanpa disadari dan
diantisipasi keberadaannya sampai terjadi gangguan yang penyebabnya tidak
jelas. Hal ini dapat juga terjadi bila perubahan konfigurasi atau jenis beban yang
dipasok. Transformator dan peralatan induksi lainnya, selalu terpengaruh oleh
harmonik karena trafo itu sendiri dirancang sesuai dengan frekuensi kerjanya.
selain itu transformator juga merupakan media utama antara pembangkit
dengan beban. Frekuensi harmonik yang lebih tinggi dari frekuensi kerjanya
akan mengakibatkan penurunan efisiensi atau terjadi kerugian daya. Selain itu,
ada beberapa akibat yang dapat ditimbulkan oleh adanya harmonik dalam
sistem tenaga listrik, antara lain:
Timbulnya getaran mekanis pada panel listrik yang merupakan getaran
resonansi mekanis akibat harmonik arus frekuensi tinggi,
Harmonik dapat menimbulkan tambahan torsi pada kWh meter jenis
elektromekanis yang menggunakan piringan induksi berputar. Sebagai
akibatnya, puratan piringan akan lebih cepat atau terjadi kesalahan ukur kWh
meter karena piringan induksi tersebut dirancang hanya untuk beroperasi
pada frekuensi dasar,
Interferensi frekunsi pada sistem telekomunikasi karena biasanya kabel untuk
keperluan telekomunikasi ditempatkan berdekatan dengan kawat netral.
Triplen harmonik pada kawat netral dapat memberikan induksi harmonik yang
mengganggu sistem telekomunikasi,

Pemutusan beban. Pemutus beban dapat bekerja dibawah arus pengenalnya
atau mungkin tidak bekerja pada arus pengenal. Pemutus beban yang dapat
terhindar dari gangguan harmonik pada umumnya adalah pemutus beban
yang mempunyai respon terhadap arus rms sebenarnya (true-rms current)
atau kenaikan temperatur karena arus lebih.
3.2.PENGERTIAN TOTAL HARMONIC DISTORTION (THD) DAN TOTAL
DISTORTION DEMAND (TDD)
Total Harmonic Distortion atau THD adalah penguat atau pra-penguat
spesifikasi yang membandingkan sinyal output dari penguat dengan sinyal input
dan mengukur tingkat perbedaan dalam frekuensi yang harmonis antara
keduanya. Perbedaannya disebut distorsi harmonik total. Musik terbuat dari
frekuensi fundamental dan harmonis. Sebagai contoh, biola memainkan catatan
tengah adalah menghasilkan frekuensi fundamental dari 440Hz atau siklus per
detik. Hal ini juga mereproduksi harmonisa dari frekuensi yang merupakan
kelipatan dari frekuensi dasar, seperti 880Hz, 1220Hz, 1760Hz dan sebagainya.
Setiap frekuensi harmonik yang lebih rendah di tingkat atau volume daripada
fundamental, tetapi mereka melayani untuk memberikan suara setiap instrumen
yang unik. Sebuah piano memainkan catatan C sama tengah biola masih
terdengar seperti piano karena frekuensi fundamental ditambah frekuensi
harmonik nya. Ketika distorsi harmonik total amplifier diukur, perbedaan tingkat
harmonisa pada tahap output amp dibandingkan dengan tingkat harmonisa
pada tahap masukan, dan perbedaan adalah tingkat distorsi.
Total distorsi harmonik diukur sebagai persentase, seperti 0,004 THD%. Ini
berarti bahwa tingkat distorsi harmonik adalah 0,004% dari sinyal output total.
persentase lebih rendah lebih baik.
Pada kenyataannya, distorsi harmonik total hampir tidak kelihatan ke telinga
manusia. Setiap komponen menambahkan beberapa tingkat distorsi, tapi
distorsi yang paling tidak signifikan dan perbedaan kecil dalam spesifikasi antara
komponen berarti apa-apa. Beberapa komponen telah distorsi sangat rendah
tidak dapat diukur secara akurat. Mendengarkan dan mengevaluasi komponen
karakteristik suara adalah cara yang paling penting untuk menilai suatu produk.
pertimbangan lain, seperti ruangan akustik dan memilih speaker yang tepat lebih
penting daripada persentase total distorsi harmonic.

Total Harmonic Distortion (THD) merupakan nilai prosentase antara total
komponen harmonisa dengan komponen fundamentalnya. Semakin besar
prosentase THD ini menyebabkan semakin besarnya resiko kerusakan
peralatan akibat harmonisa yang terjadi pada arus maupun tegangan. Nilai THD
yang diijinkan secara internasional maksimal berkisar 5% dari tegangan atau
arus frekuensi fundamentalnya.
Untuk mencari nilai THD dari tegangan dapat digunakan persamaan:

Sedangkan untuk mencari nilai THD dari arus dapat digunakan persamaan:

Total Demand Distortion (TDD) adalah total distorsi arus harmonic yang
didifinisikan sebagai

Di mana, Ih = arus harmonic ke h
IL= arus fundamental harmonik

3.3.STANDART HARMONIK
Ada dua kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi distorsi harmonik (
Standar harmonisa berdasarkan IEEE 519.), yaitu batasan untuk harmonisa
arus dan batas harmonisa tegangan. Untuk standar harmonisa arus ditentukan
oleh rasio I
sc
/I
L
. I
sc
adalah arus hubung singkat yang ada pada PCC,
sedangkan I
L
adalah arus beban fundamental. Sedangkan untuk standar
harmonisa tegangan ditentukan oleh tegangan sistem yang dipakai.

Tabel 1 IEEE STD. 519-1992 [ 3 ]
IEEE-519 Voltage Distortion Limits

Bus Voltage at
PCC
IHDv
(%)
THDv(%)
69 kV and below 3.0 5.0
69.001 kV
through 161 kV
1.5 2.5
161 kV and
above
1.0 1.5
IHDv = Individual Harmonik voltage Distortion
THDv = Total Harmonik voltage Distortion

Tabel 2. IEEE STD. 519-1992 [ 3 ]
IEEE-519 Maximum Odd-Harmonik Current Distortion
(%) Limits for General Distribution Sistems (120 Volts 69,000 Volts)

Isc/IL n<11 11n<17 17n<23 23n<35 35n TDD
<20 4.0 2.0 1.5 9.6 0.3 5.0
20<50 7.0 3.5 2.5 1.0 0.5 8.0
50<100 10.0 4.5 4.0 1.5 0.7 12.0
100<1000 12.0 5.5 5.0 2.0 1.0 15.0
>1000 15.0 7.0 6.0 2.5 1.4 20.0

Reference :
-->
[1] C. Dugan Roger, dkk, (2004). Electrical Power Systems Quality, Second Edition.
Downloaded from Digital Engineering Library @ McGraw-Hill.
-->
[2] I Nengah Suwiden, (2009). Analisa Penanggulangan THD dengan Filter Pasif Pada
Sistem Kelistrikan RSUP Sanglah.. Vol.8 No.2, Universitas Udayana, Bali.
--> [3] Francisco C. De La Rosa (2006), Harmonics and Power System, Taylor
and fancis group, NewYork.

3.4.SUMBER HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI

Harmonisa bisa muncul dari beban-beban yang terhubung ke sistem distribusi.
Beban-beban pada sistem tenaga listrik dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
yaitu beban linier dan beban non-linier yang akan dijelaskan sebagai berikut [7]:
1. Beban Linear.

Beban linear adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluran
yang linear, artinya arus yang mengalir sebanding dengan impendansi dan
perubahan tegangan. Pada beban yang linear, bentuk gelombang arus akan
mengikuti bentuk gelombang tegangannya. Kalau bentuk gelombang
tegangan sumbernya sinusiodal, maka gelombang arus yang mengalir juga
akan sinusoidal
2. Beban Non Linear.

Baban non linear adalah bentuk gelombang keluarnanya tidak sebanding
dengan tegangan dalam setengah siklus sehingga bentuk gelombang arus
maupun tegangan keluarannya tidak sama dengan gelombang masukkannya
(mengalami Distorsi).
Dari dua macam beban diatas, yang paling mampu menjadi sumber
Harmonisa adalah beban non linear. Hal ini disebabkan karena adanya komponen
semikonduktor yang mana dalam proses kerjanya berlaku sebagai saklar yang
bekerja pada setiap siklus gelombang dari sumber tegangan. Selain itu harmonisa
dapat juga ditimbulkan oleh peralatan penyearah khususnya peralatan yang
menggunakan penyearah dioda dan thyristor. Dalam pemakaian konverter sebagai
sumber daya listrik dapat membawa suatu kerugian pada jaringan listrik yang
merusak bentuk gelombang tegangan dan arus bolak-balik sehingga tidak
merupakan gelombang sinus murni. Peralatan-Peralatan yang dapat menjadi
sumber harmonisa :
Peralatan industri seperti: Mesin Las, UPS (Uninterruptible Power Suplies),
Kontrol Kecepatan Kotor dan sebagainya.

Perlengkapan kantor seperti: Komputer, Mesin Fotocopy, Mesin Fax, Air
Conditioning Load, Elevator, Drive dan sebagainya.
Perlengkapan rumah tangga seperti: Televisi, Microwave, Lampu dan
sebagainya.
3.5.IDENTIFIKASI HARMONIK
Untuk mengidentifikasi kehadiran harmonik pada sistem distribusi, dapat
diketahuimelalui langkahlangkah sebagai berikut:
1. Identifikasi Jenis Beban
Jenis beban yang dipasok, misalnya peralatan apa yang dipakai oleh
konsumen. Bila banyaknya peralatan yang mempunyai komponen utama
terbuat dari bahan semikonduktor seperti komputer dan alat bantunya,
pengatur kecepatan motor, atau peralatan lain yang menggunakan arus
searah maka dapat diperkirakan masalah harmonik ada diintalasi
konsumen tersebut.
2. Pemeriksaan Transformator
Untuk transformator yang memasok beban non linier apakah ada kenaikan
temperaturnya tidak normal. Arus sekunder transformator baik phase
maupun netral perlu dilihat. Bandingkan arus netralnya dengan arus phase
pada keadaan beban tidak seimbang. Apabila arus netralnya lebih besar
maka dapat diperkirakan adanya trilen harmonik dan kemungkinan
turunnya kinerja transformator.
3. Pemeriksaan Tegangan Netral Tanah
Terjadinya arus lebih pada kawat netral (untuk sistem 3 phase dan 4
kawat) dapat diketahui dengan melihat tegangan netraltanah pada
keadaan berbeban. Apabila tegangan yang terukur lebih besar dari 2 Volt
maka terdapat indikasi adanya masalah harmonik pada beban tersebut.
Apabila indikasiindikasi adanya harmonic telah diketahui maka perlu
dilakukan langkahlangkah untuk mengatasi masalah gangguan harmonik
antara lain dengan mengetahui harmonik untuk menentukan harmonik
harmonik yang dominan dan sumber utamanya.

3.6. PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR

Secara tradisional, rugi-rugi trafo dibagi menjadi no load losses dan load
losses seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 3.
Sedangkan pengaruh dari harmonic terhadap rugi-rugi tersebut adalah :
Pengaruh dari tegangan harmonik :
Sesuai dengan hukum Faraday, tegangan terminal menentukan tingkat flux
dari trafo sesuai rumus :

Persamaan ini menunjukkan bahwa flux magnitude sebanding proporsional
dengan tegangan harmonik dan berbanding terbalik dengan urutan dari
harmonik. Dalam kebanyakan system tenaga, harmonic distorsi dari tegangan
system THD adalah baik jika dibawah 5 % dan magnitude dari komponen
tegangan harmonic lebih kecil dibandingkan dengan komponen
fundamentalnya (berkisar pada level 2-3%). Ini ditentukan oleh impendasi
internal yang rendah dari supply system yang membawa harmonik. Sehingga,
no load losses tidak hanya dipengaruhi oleh komponen tegangan
fundamental, tetapi juga oleh tagangan harmonik yang ada.
Pengaruh dari Arus harmonik :
Dalam system tenaga, keberadaan arus harmonik lebih signifikan. Komponen
arus harmonic dapat menyebabkan rugi-rugi dalam belitan dan bagian-bagian
yang lain.

Pdc Losses
Jika nilai rms dari arus beban naik yang disebabkan oleh adanya komponen
harmonic, maka rugi-rugi tersebut akan naik sebanding dengan kuadrat dari
arus.
Rugi-rugi belitan Eddy
Secara konvensional, rugi-rugi arus eddy ditimbulkan oleh flux
elektromagnetik yang diasumsikan berubah-ubah sesuai dengan kuadrat dari
arus rms dan kuadrat dari frekuensi tingkatan harmonik.
Sesungguhnya, berdasarkan skin effect, flux elektromagnetik tidak secara
total mempengaruhi rangkaian dalam belitan pada frekuensi yang tinggi.
Kenaikan dari rugi-rugi arus eddy dihasilkan oleh arus beban yang non
sinusoidal dan dapat menyebabkan rugi belitan yang berlebih dan kenaikan
temperature yang tidak normal. Karena itu pengaruh dari arus harmonik
sangat penting, tidak hanya karena diasumsikan tingkatan dari kuadrat
harmonik tetapi juga disebabkan oleh kehadiran arus harmonik yang relatif
besar dalam system tenaga.
Rugi-rugi lainnya
Rugi-rugi lainnya terjadi karena adanya stray flux sebagai akibat adanya
losses di inti, clamps, tangki dan bagian besi lainnya. Stray losses akan
menaikkan temperatur dari bagian-bagian struktural. Untuk trafo yang berisi
minyak, stray losses diasumsikan dengan kuadrat dari arus rms dan frekuensi
harmonik dengan power factor 0,8.
Kenaikan temperatur
Semua pengaruh dari arus harmonic seperti yang telah dibicarakan diatas
dapat menaikkan rugi pada trafo. Kenaikan rugi-rugi ini dikarenakan adanya
kenaikan temperatur trafo dari nilai sinusiodalnya. Sehingga, kenaikan rugi-
rugi yang disebabkan oleh spektrum arus harmonic harus dipikirkan.
Faktor rugi harmonik dapat digunakan untuk memprediksi rugi-rugi eddy. Ini
sangat penting pada waktu perhitungan kenaikan temperatur, dimana
faktornya dibatasi oleh beban trafo.

Faktor rugi-rugi harmonic adalah indicator kunci dari pengaruh arus harmonik
pada rugi-rugi belitan eddy.

3.7. USAHA-USAHA UNTUK MENGURANGI PENGARUH HARMONIK
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengaruh harmonik
pada system distribusi antara lain:
3.7.1Menurunkan Kapasitas Transformator
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh harmonik pada
sistem distribusi adalah dengan mengurangi kapasitas suplai daya transformator
(derating fransformator). Dalam menentukan besarnya pengurangan kapasitas
transformator ada metode sederhana yang dapat dipergunakan yaitu dengan
memakai persamaan sebagai berikut:
KVA baru = THDF x KVA pengenal ..................persamaan (1)
di mana THDF adalah Transformator Harmonic Derating Factor,
THDF = [1,414 x (arus phase rms) / (arus puncak phase sesaat)] x 100%
= [(1,414 x 1/3 x (Ir + Is + It)rms / 1/3 x (Ir + Is + It)puncak] x 100%
3.8.2Injeksi Harmonik (Harmonic Injection)
Metode ini bekerja berdasarkan prinsip superposisi. Dengan menginjeksikan
gelombang dengan frekuensi yang sama dengan gelombang harmonisa namun nilainya
berlawanan dengan gelombang harmonisa aslinya akan menyebabkan gelombang
harmonisa negatif ini dan gelombang harmonisa saling menghilangkan sehingga tidak
ada lagi gelombang harmonisa. Namun seperti metode filter pasif, sebelum menjankan
metode ini kita harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik dari gelombang harmonisa
yang ada.
Sebagai Petroleum Engineer, harmonisa haruslah dipelajari karena harmonisa dapat
terjadi pada banyak alat di lapangan. Misalnya yang paling utama adalah
pada rectifier dan inverter. Oleh karena itu bagian berikut ini akan membahas kedua alat
tersebut lebih mendalam.


3.7.3

3.8.USAHA PENANGAN LEBIH LANJUT
Untuk instalasi konsumen yang memerlukan kualitas listrik yang lebih baik dan
handal, untuk mengurangi pengaruh harmonik maka pada transformator
distribusi atau panel kontrol utama perlu dipasang peralatan proteksi, yaitu
antara lain filter harmonik (harmonic filter), reaktor blok (bloking reactor) atau
bank kapasitor (capacitor bank).













BAB IV



























DAFTAR PUSTAKA


Kadir, Abdul, tranformator,PRANYA PARAMITA, Jakarta, 1979.
Z.H Wang, X.G. Yin, et al, Pseudoparallel Genetic Algorithm for Reactive
Power Optimization, IEEE Trans. on Power System, 2003
Momoh, J,A., ElHawary ME, Adapa, R.A., A review of selected optimal
power flow literature to 1993, part I: Nonlinear and Quadratic Programming
Approaches, IEEE Trans Power System, 14(1), pp 96 104, 1999
http://www.elektroindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai