Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

Pekerjaan beton adalah pekerjaan yang paling penting dalam pembuatan
suatu bangunan. Ini dapat dilihat bahwa hampir sebagian besar dari pembuatan
bangunan dewasa ini, menggunakan beton sebagai struktur utamanya.
1.1 Pengertian
Beton adalah campuran dari agregat kasar, agregat halus, semen ditambah
air dan bahan penambah atau tanpa bahan tambah bila diperlukan. Bahan-bahan
tersebut dicampur sampai homogen dengan perbandingan tertentu.
Karena hidrasi oleh semen dengan air, maka semen dan air dapat
melekatkan butiran-butiran agregat sehingga membentuk massa yang kuat
(mengeras) seperti batu.
Susunan bahan yang terdapat didalam beton umumnya terdiri dari :
1. 3% udara
2. 8% air
3. 15% semen
4. 74% agregat
Beton yang telah mengeras mempunyai sifat mampu menahan gaya tekan
sampai batas yang ditentukan sebaliknya tidak mampu menahan gaya tarik, oleh
sebab itu untuk mengatasi sifat beton yang tidak baik ini maka dipasang tulangan
pada beton sehingga beton mampu menahan gaya tekan dan gaya tarik.
Penggabungan kedua bahan ini disebut juga sebagai beton bertulang.
Pekerjaan beton adalah pekerjaan yang penting dalam pembuatan suatu
bangunan. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar pembuatan bangunan,
dewasa ini menggunakan beton sebagai struktur utamanya.
Pelaksanaan pembuatan suatu konstruksi beton diperlukan ketentuan
sebagai berikut :
1. Ketelitian pekerjaan pelaksanaannya
2. Pengetahuan tentang pelaksanaan pekerjaan teknologi beton


Kedua hal diatas bila kurang diperhatikan akan berakibat beton yang
dihasilkan kurang baik seperti timbulnya retak-retak, beton tidak rapat air, kuat
tekan yang rendah, bahkan yang lebih berbahaya dapat mengkibatkan runtuhnya
bangunan yang sedang dikerjakan.
Bertolak dari hal penting Hal ini disebabkan dengan adanya pengujian
bahan dapat ditentukan kekuatan dari beton yang diizinkan sehingga mampu
memikul beban yang akan bekerja pada konstruksi tersebut. Dapat
dipertimbangkan juga dari segi nilai ekonominya (dengan biaya yang ditekan
sekecil mungkin tetapi masih dalam batas kekuatan yang diizinkan)
Beton sangatlah bagus untuk menahan gaya tekan tetapi tidak mampu menahan
gaya tarik. Oleh karena itu dipasang tulangan untuk menahan gaya tarik beberapa jenis
beton yang didasarkan pada :
1. Berat Volome
Beton berat : berat volume beton ini > 2,4 ton / m dan dipakai untuk konstruksi
yang memiliki massa yang berat, beton ini tahan terhadap sinar gamma agregat
yang dipakai adalah butir besi, baritu, magnetic dan lain sebagainya.
Beton normal : berat volume beton ini antara 1,8 2,4 ton/m
3
dan dipakai untuk
konstruksi tempat tinggal. Agregat yang dipakai yaitu pasir, kerkil, koral, batu
pecah dan lain sebagainya.
Beton ringan : berat volume beton ini antara 0,6 1,8 ton/m
3
dan dipakai untuk
pembuatan lapis penyekat suara. Agregat yang dipakai adalah expended clay,
batu apung, vermi culete dan lain sebagainya

2. Teknik Pembuatan
Beton biasa : beton ini dibuat dalam keadaan plastis. Misalnya beton siap pakai
(ready mix concrete) dan beton yang dibuat dilapangan
Beton free cast : beton ini dibuat dalam bentuk elemen-elemen yang merupakan
rangka dari konstruksi yang akan dibuat
Beton presstres : beton yang telah diberi tegangan dalam beton sebelum beton
mendapat tegangan dari luar
Beton segar : beton yang masih atau belum memiliki bentuk masih fleksibel
Beton tumbuk : beton tanpa tulangan
Beton bertulang : beton yang bahannya sama tetapi diberi tulangan


Beton deking : beton untuk memberi jarak selimut beton
Beton siklop : beton yang digunakan untuk pengisi pondasi

Hubungan antara beton dan besi pada pada beton bertulang :
Beton dan besi berdaya lekat cukup kuat
Beton mampu menahan gaya tekan dan besi mampu menahan gaya tarik
Koefisien kedua bahan tersebut hampr sama
Penulangan didalam beton tidak akan berkarat
Mudah dibentuk tulangan kuat

1.2 Sejarah Perkembangan Beton
1. Tahun 1861, Yoseph Monier (bangsa Prancis) menerapkan
pemakaian tulangan pada beton
2. Tahun 1885, Prof. Bauschinger dan Ways (bangsa Jerman) berhasil
mengungkapkan prinsip hubungan antara tulangan dan beton, yaitu
3. Besi dan beton memiliki daya lekat yang cukup kuat
4. Kesamaan koefisien muai dari kedua bahan tersebut, sehingga timbul
ketegangan perlawanan yang dapat melepaskan hubungan keduanya
5. Pada pembuatan mutu beton yang baik, tulangan di dalam beton tidak
berkarat
6. Tahun 1892, Hennebique (bangsa Prancis) , menerapkan pemakaian
tulangan Serong dan sengkang-sengkang (beugel)
7. Tahun 1920-1924, Prof. Duft Abrams (bangsa Amerika) dapat
merumuskan bahwa kekuatan beton sangat dipengaruhi kadar air
(faktor air semen).
8. Di Indonesia sendiri, perkembangan beton memakai standard th 1950
yang dibuat berdasarkan standard Belanda. Setelah itu peraturan
betonDiganti dengan PBI 1971 (N 1-2). Dan peraturan ini terus
mengalami revisi.




1.3 Jenis Beton
Beton terdiri dari beberapa jenis, untuk membedakan jenisnya dapat dilihat
berdasarkan :
1. Berdasarkan Berat (Volume)
a) Beton berat
Beton yang memiliki volume yang lebih besar dari 2,8 ton/m3. Beton
ini biasanya digunakan pada bangunan rektor nuklir, karena beton ini
mampu manahan sinar magma.
Agregatnya yang dipakai: butir besi, barito, magnetik dll

b) Beton normal
Beton yang memiliki volume antara 1,8 2,8 ton/m3. Beton ini
digunakan pada konstruksi bangunan tempat tinggal atau konstruksi
yang umum dipakai.
Jenis agregatnya antara lain : pasir, kerikil, batu pecah dll


c) Beton ringan
Beton yang memiliki volume antara 0,6 1,8 ton/m3. Beton ringan
ini digunakan untuk lapisan penyekat suara atau bangunan yang
memikul beban ringan.
Jenis agregat yang dipakai antara lain : expended clay, batu apung
vermikulite dll.

2. Berdasakan Teknik Pembuatan
a) Beton Biasa
Beton ini langsung dibuat dalam plastis yang terdiri atas beton siap
pakai dan beton yang dibuat di lapangan.

Cara pembuatan beton ini berdasarkan atas :
a. Beton siap pakai (ready mix concrete)
b. Beton in situ (beton dibuat di lapangan)



b) Beton Precast
Beton ini dibuat dalam bentuk elemen elemen yang merupakan
rangka dari konstruksi yang akan dibuat. Beton ini dipakai keadaan
mengeras.

c) Beton Prestress
Beton yang dibuat dengan memberi tegangan dalam beton, sebelum
beton tersebut mendapat beban luar kecuali beban sendiri.

1.4 Kelebihan dan Kekurangan Beton
a. Kelebihan Beton
Kelebihan beton dibandingkan dengan bahan bangunan lain adalah:
1. Harga relatif murah karena menggunakan baha-bahan dasar dari bahan lokal.
2. beton termasuk bahan haus dan tahan terhadap kebakaran, sehinnga biaya.
perawatan termasuk rendah.
3. beton termasuk bahan yang berkekuatan tinggi, serta mempunyai sifat tahan
terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.
4. ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan pasangan batu.
5. beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk
apapun dan ukuran seberapapun tergantung keiginan.

b. Kekurangan Beton
Kekurangan beton dibandingkan dengan bahan bangunan lain adalah:
1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak, oleh karena
itu diperlukan baja tulangan untuk menahannya.
2. beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika
basah sehingga dilatasi (construction joint) perlu diadakan pada beton yang
berdimensi besar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.
3. beton dapat mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu,
sehingga perlu diatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat
perubahan suhu.


4. beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki
air dan air yang membawa garam dapat merusak beton.
5. beton bersifat getas sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama agar
setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat detail.

1.5 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Beton
a) Perbandingan campuran
Perbandingan campuran material untuk pembuatan beton sangat menentukan
kekuatan dari beton itu sendiri. Perbandingan campuran yang tidak mengikui
aturan akan menyebabkan mutu beton itu menjadi rendah. Perbandingan yang
digunakan dalam pekerjaan adalah 1 pc : 2 ps : 3 krl.

b) Menggunakan material yang baik dan berkualitas dalam pembuatan beton
akan menambah mutu dan kekuatan dari beton.

c) Cara pelaksanaannya
Pencampuran harus homogen
Pemadatannya harus baik
Butiran harus baik

d) Faktor air semen adalah perbandingan antara berat air semen dan berat air
bebas. Beton akan mempunyai mutu yang baik bila faktor air semennya
kecil.
Perbandingan antara berat air bebas ( agregat dalam keadaan kering
permukaan tetapi jenuh air ) dengan berat semen disebut Faktor Air
Semen.
kadar air bebas
Jadi : f.a.s (Faktor Air Semen ) =
berat semen





Pengaruh Nilai Faktor Air Semen Terhadap Mutu Beton
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, ternyata nilai faktor air semen
sangat menentukan mutu dari beton.
Grafik pemakaian f.a.s yang berbeda terhadap kekuatan beton.

13 % Penurunan Kuat Tekan Beton
36 %
57 %


f.a.s = 0,4 f.a.s = 0,5 f.a.s = 0,6 f.a.s = 0,6

Faktor Air Semen
Perhatian :
1. Pemakaian nilai faktor air semen kurang dari ketentuan akan
menyebabkan kurang kuatnya pengikatan antara masing - masing bahan
sehingga beton mudah retak.
2. Pemakaian nilai faktor air semen yang berlebihan, akan menimbulkan
segregasi dan bleeding pada beton yang berakibat pula timbulnya pori -
pori pada beton sehingga menurunkan mutu beton.

Batas Pemakaian Nilai Faktor Air Semen
Mengingat pentingnya menjaga nilai f.a.s yang stabil, maka dilakukan pembatasan
:
1. Nilai faktor air semen maksimum 0,5 dipakai untuk beton rapat air.
2. Nilai air antara 0,5 0,6 masih memungkinkan dipakai untuk beton rapat
air.


3. Nilai faktor air semen lebih besar dari 0,6 dipakai untuk beton yang tidak
rapat air, dan konstruksi yang dibuat harus dilindungi.


1.6 Klasifikasi Beton
Mutu dan Kelas Beton
Kelas
mutu

Tujuan
Pengawasan terhadap
Mutu Agregat Kuat Tekan
I Bo
B1
K 125
II K 175
K 225
III K 225
-
-
125
175
225
225
-
-
200
250
300
300
non struktural
Struktural
Struktural
Struktural
Struktural
Struktural
ringan
sedang
ketat
ketat
ketat
ketat
-
-
Kontinu
Kontinu
Kontinu
Kontinu

Keterangan :
1) Konstruksi non struktural adalah konstruksi yang hanya memikul beban sendiri dan
beban luar yang ringan ( tanpa memikul beban bangunan).
2) Konstruksi struktural, adalah konstruksi yang memikul beban sendiri dan beban luar (
secara langsung memikul beban bangunan).

Pengawasan Pembuatan Beton :
Beton Kelas I
Beton untuk pekerjaan non-struktural. Pelaksanaannya tidak
diperlukan keahlian yang khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada mutu
bahan, sedangkan pada kekuatan tidak diisyaratkan pemeriksaan. Mutu beton I
dinyatakan dengan Bo.




Beton kelas II
Beton untuk pekerjaan struktural secara umum.
Memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan pengawasan
dibawah pimpinan tenaga ahli. Terbagai dalam mutu standar B1, K23,
K175, dan K225.

Beton Kelas III
Beton untuk pekerjaan struktural yang memakai mutu beton dengan
kekuatan tekan karakteristik yang lebih tinggi dari 225 kg/cm. Untuk
pelaksanaannya dibutuhkan keahlian khusus dibawah pengawasan para ahli.
Diisyaratkan paenggunaan laboratorium beton dengan tenaga ahli yang dapat
melakukan pengawasan mutu beton secara kontinue.

Mutu Beton
Mutu beton : dinyatakan dalam sebagai kuat tekan karakteristik. Yang meliputi :
i. keawetan
ii. workability ( tingkat kemudahan dalam pengerjaan )
Faktor faktor yang mempengaruhi :
1. Bahan : semen, agregat, air harus memenuhi syarat.
2. Pengerjaan, meliputi :
Rancangan campuran ( mix design beton ).
Pengadukan.
manual.
masinal.
Pengangkutan
Pengecoran
Perawatan


Acuan dan Perancah
Pengadukan Beton
Pemeriksaan beton bertujuan untuk pengendalian mutu beton atau
Quality Control (QC). Adapun yang perlu dilakukan pemeriksaan adalah :
1. Pemeriksaan Slump Beton
Pemeriksaan slump beton ini, bertujuan untuk mengetahui
konsistensi (kekentalan) dari beton. Dari hasil pemeriksaan ini dapat
diketahui apakah beton ini cukup workability (mudah dikerjakan).
2. Pemeriksaan Kuat Tekan
Sebelumnya dilakukan pembuatan benda uji. Pembuatan benda
uji ini bertujuan untuk mengetahui sifat kuat tekan dari betin dan sekaligus
sebagai pedoman waktu pembukaan bekisting.
3. Pemeriksaan Volume
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah volume
yang dihasilkan dari pengadukan sama dengan volume beton berdasarkan
perhitungan, sekaligus berfungsi untuk menghindari pemakaian bahan
yang berlebihan.

PERSYARATAN PENGADUKAN :
1. Bahan - bahan aduk harus tercampur merata.
2. Lama pengadukan dibatasi sampai adukan terlihat merata dan mengental.
3. Pengadukan beton untuk semua mutu beton, kecuali mutu B
o
harus
dilakukan dengan mesin pengaduk. Mesin pengaduk untuk membuat beton
kelas III harus dilengkapi dengan alat pengukur jumlah air pencampur.


4. Selama pengadukan berlangsung, pengawasan pelaksanaan harus
diperhatikan benar benar, misalnya : memeriksa slump dari setiap
campuran beton yang baru.
5. Adukan yang tidak memenuhi syarat minimal, tidak boleh dipakai dan
dipergunakan untuk pengecoran konstruksi. Lain yang mutu betonnya
lebih rendah.
Berikut ini akan dibahas cara - cara pengadukan beton :
a. Pengadukan beton secara manual
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memasukkan pasir kemudian semen, diaduk hingga homogen.
3. Masukkan agregat kasar diatas campuran pasir dan semen secara merata.
4. Masukkan air, diaduk sebagian - sebagian sesuai kebutuhan.
b. Pengadukan beton secara masinal
Pengadukan beton secara masinal, dilakukan dengan menggunakan
mesin pengaduk ( molen atau mixer ). Dibandingkan dengan
pengadukan secara manual, hasil pengadukan secara masinal lebih
baik, karena homogenitas aduk lebih merata, volume pengadukan lebih
besar serta nilai kekokohannya 20 50 % lebih besar.
Lama Pengadukan
Ketentuan lamanya pengadukan, dalam mengaduk beton secara manual
kurang diperhatikan, jadi sebagai pedoman bahwa adukan telah selesai (jadi)
ialah berdasarkan visual, yaitu adukan terlihat sudah mengental dan merata.
Pengamatan visual ini pada pengadukan manual dengan persyaratan adukan
yang dikerjakan mutunya rendah.


Sedangkan untuk mutu beton yang tinggi waktu pengadukan telah ditentukan.
Ketentuan ini didasarkan atas :
a. Jenis / type mesin.
b. Kapasitas adukan.
c. Jenis dan gradasi agregat.
d. Slump.
Akan tetapi pada umumnya waktu pengadukan harus diambil paling sedikit
1,5 menit setelah semua bahan dimasukkan kedalam terombol.
Pengaruh Waktu Pengadukan Terhadap Mutu Beton
a. Terlalu sebentar
Pencampuran bahan kurang merata sehingga berakibat berkurangnya
pengikatan antara bahan - bahan beton.
b. Terlalu lama
1. Suhu beton naik.
2. Terjadinya keausan/pecahnya agregat akibat pengesekan.
3. Diperlukan penambahan air.
4. Nilai slump bertambah.
5. Kekerasan akan berkurang

Mutu dari Beton ditentukan oleh :
1. Faktor air semen
2. Perbandingan bahan
3. Mutu bahan
4. Susunan butir agregat yang dipakai
5. Ukuran maksimal agregat yang dipakai


6. Bentuk butiran agregat
7. Cara pengerjaan
8. Kondisi pada saat pengerasan

Penentuan Slump Beton
Salah satu pemeriksaan beton segar ialah dengan percobaan slump, yang gunanya
untuk mengetahui bagaimana keplastisan dari adukan beton tersebut. Karena
nilai slump ini sangat berpengaruh terhadap kekuatan beton dan kemudahan
pengerjaannya. Semakin kecil nilai slump maka beton semakin kuat dan
mengerjakannya semakin sulit begitu pula sebaliknya.
Pengangkutan Beton
Mengangkut beton adalah mengantarkan adukan beton dari
tempat pengadukan ke tempat pengecoran. Pengangkutan beton dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu : Secara manual dan Secara Masinal.
PERSYARATAN PENGANGKUTAN BETON :
1. Pengangkutan harus berjalan lancar, sehingga tidak terjadi perbedaan
waktu penyekatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang
akan dicor.
2. Pengangkutan yang memerlukan jangka waktu yang panjang dianjurkan
menggunakan bahan penghambat pengikatan beton (retarder).
3. Kondisi aduk selama pengangkutan :
o Tidak terjadi segregasi
o Tidak terjadi bleeding
o Tidak terjadi kehilangan bahan
o Workability tidak berubah


Pengecoran Beton
Mengecor beton adalah menuang adukan beton kedalam bekisting,
sampai terisi penuh. Karena pengecoran merupakan salah satu faktor yang
menentukan mutu beton, maka pelaksanaan pengecoran tidak boleh sembarang
saja, melainkan harus memenuhi persyaratan dan langkah pengecoran yang baik
agar didapat hasil pengecoran yang baik pula.
PERSYARATAN PENGECORAN :
1. Adukan beton harus dicor sedekat mungkin ke tempat tujuan akhir, agar
pemisahan bahan dapat dihindari.
2. Pengecoran hendaknya dilakukan secepat mungkin setelah pengadukan.
3. Pengecoran hendaknya terus dilakukan hingga bekisting terisi penuh oleh
adukan beton, tetapi jika tidak mungkin, penghentian pengecoran harus
pada tempat yang telah ditentukan.

PERSIAPAN SEBELUM PENGECORAN BETON :
1. Kedudukan dan kekokohan bekisting harus dalam keadaan baik.
2. Kedudukan dari jaringan tulangan telah dipasang dengan benar dan
mantap.
3. Antara jaringan tulangan dan bekisting telah diberi jarak bebas atau beton
tahu untuk selimut beton.
4. Kotoran kotoran pada jaringan tulangan dan bekisting telah dihilangkan,
sehingga dalam keadaan bersih.
5. Bekisting telah disiram dengan air hingga jenuh.
Tujuannya :


o Agar kotoran kotoran pada bekisting dapat dihilangkan
o Mempersempit celah celah bekisting, akibat pemuaian bekisting
o Mencegah terhisapnya air beton oleh bekisting
METODE PENGECORAN :
Metode pengecoran dilakukan sesuai dengan rencana pembuatan
konstuksinya, misalnya :
Metode pembuatan dinding
Metode pembuatan kolom
Metode pembuatan lantai
Metode pembuatan balok
Metode pengecoran di dalam air
Pemadatan Beton
Pemadatan beton adalah bertujuan untuk memperkecil rongga-
rongga udara didalam beton dimana dengan cara ini masing-masing bahan akan
saling mengisi celah-celah yang ada.
Keuntungan dari pemadatan beton adalah meningkatkan sifat dari beton,
seperti : kekuatan tekan, keawetan, kerapatan air dan lain-lain.
PERSYARATAN PEMADATAN BETON :
1. Pada pembuatan mutu beton kelas III, pemadatan dapat dikerjakan dengan
menumbuk, merojak atau mengetuk-ngetuk, tetapi dianjurkan
menggunakan alat penggetar.
2. Pada pembuatan mutu beton kelas III, pemadatan beton diwajibkan
menggunakan alat penggetar.
3. Pemadatan harus dilakukan secepat mungkin setelah pengecoran beton.


CARA PEMADATAN BETON :
Pemadatan beton dapat dilakukan dalam beberapa macam,
antara lain :
1. Penumbukan
Penumbukan ini menggunakan alat penumbuk, yang dilakukan
lapis demi lapis, yang masing-masing lapisan mempunyai ketebalan 10
15 cm. Cara ini terus dilakukan hingga beton mencapai ketinggian yang
diinginkan.
2. Pengrojokan dan pengetukan
Dilakukan dengan merojok adukan beton dan bersamaan dengan
perojokan itu, bagian bawah cetakan diketuk-ketuk dengan palu. Hasil
pemadatan dengan cara ini lebih baik daripada pemadatan hanya denfgan
merojok-rojok adukan saja.
3. Penggetaran
Pemadatan dengan cara penggetaran dilakukan dengan
menggunakan alat penggetar (vibrator) yang dapat bergetar dalam jumlah
tertentu tiap menit.
Penggetaran ini mempunyai 3 macam cara, yaitu:
a. Penggetaran di permukaan
b. Penggetaran melalui perantaraan bekisting
c. Penggetaran dalam adukan





Perawatan Beton
Akibat tercampurnya semen dengan air dalam pembuatan adukan
beton, maka terjadilah proses hidrasi pada semen yang mengakibatkan
mengerasnya adukan beton. Untuk mencapai pengerasan adukan beton yang
sempurna, maka air didalam beton harus dicegah agar jangan sampai hilang
sebelum beton mengeras. Usaha pencegahan ini disebut dengan perawatan beton
PENGARUH PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT
BETON
Perawatan beton akan berpengaruh pada :
o Meningkatkan keawetan beton
o Meningkatkan kerapatan (rapat air pada beton)
o Meningkatkan keawetan beton
Akan tetapi, apabila beton tidak mendapatkan perawatan sama sekali maka
akan mengakibatkan proses hidrasi semen dengan segera akan berhenti karena
penguapan air dalam beton tidak tertahan sehingga menyebabkan :
o Retak-retak pada permukaan beton
o Timbul pori-pori pada permukaan beton
o Kekuatan dan keawetan semen akan menurun

PERSYARATAN DARI PERAWATAN BETON
1. Perawatan beton harus dilakukan pada awal pengerasan beton selambat-
lambatnya 7 hari setelah pengecoran.
2. Lama perawatan beton dianjurkan sampai beton dapat memikul beban
sendiri ( 28 hari).


3. Selama perawatan, bekisting harus pula dijaga kelembabannya atau selalu
disiram dengan air.
CARA PERAWATAN BETON
Perawatan beton dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain:
o Menambah kelembaban pada beton
o Mencegah hilangnya kelembaban dalam beton
o Mempercepat pengerasan beton
LAMA PERAWATAN BETON
Lama perawatan beton tergantung pada :
o Tipe semen
o Perbandingan adukan
o Letak dan bentuk konstruksi
o Temperatur
o dan lain-lain
Tetapi pada umumnya, perawatan beton dilakukan :
o Untuk kolom sederhana lama perawatannya 2-3 hari
o Untuk balok dan pelat lama perawatan 2 minggu
o Sedangkan lama perawatan yang paling baik adalah selama 28 hari
(kekuatan beton mencapai 100%)






BAB II
BAHAN DAN ALAT
2.1 Bahan bahan yang digunakan dalam Pembuatan Beton
Bahan Campuran Beton:
1. Semen

a. Jenis Semen
Semen merupakan bahan yang berfungsi untuk mengikat agregat
jika ditambah dengan air, dalam bentuk satu kesatuan massa beton. Semen
mempunyai beberapa jenis, tapi yang umum dipakai dalam pekerjaan
beton adalah Portland Cement (PC). Semen di Indonesia sekarang ini
berdasarkan Standar Mutu Indonesia (SII-8) ada 2, yaitu tipa S 475 dan S
550.
Sedangkan berdasarkan mutu ASTM adalah :
Type I : Untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan
khusus
Type II : Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang
Type III : Memerlukan kekuatan yang tinggi pada fase permulaan
setelah pencampuran
Type IV : Memerlukan panas hidrasi rendah
Type V : Mmemerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat

b. Penyimpanan Semen


Sebagai bahan yang mudah mengalami proses hidrasi yang
menyebabkan terjadinya pengerasan pada semen, maka semen
harus disimpan sedemikian rupa.
Persyaratan penyimpanan semen :
a) Dijaga agar semen tidak menjadi lembab dan rusak atau
tercampur dengan bahan-bahan lain.
b) Penyimpanan tidak boleh terlalu lama.
c) Harus disimpan dalam gudang yang rapat air dan angin.
d) Penumpukan semen harus teratur dengan penyimpanan dipisah
tumpukan semen berdasarkan jenis, berat dan lama
penyimpanan.
e) Penimbunan semen maksimum 2 m ( 10 kantong), agar tidak
terjadi pecahnya kantong smen bagian bawah dan terbentuknya
gumpalan-gumpalan semen.
f) Timbunan semen dalam gudang berjarak bebas 50 cm dari
dinding.


2. Agregat
Agregat adalah butiran batuan yang mempunyai susunan butir
halus dan kasar.
Karena 60 % - 80 % dari beton adalah agregat maka agregat disebut
bahan pengisi.
Agregat berfungsi sebagai pengisi, dipakai bersama bahan perekat
dan membentuk suatu massa yang keras, padat bersatu, disebut adukan
atau beton.
Berdasarkan besar butirannya agregat dapat dibagi menjadi dua golongan :



Agregat Halus
Agregat yang mempunyai besar butiran kurang dari 5 mm. Contoh
agregat halus yaitu pasir.
Syarat syarat mutu agregat halus adalah :
a. Susunan besar butiran yang mempunyai modulus kehalusan antara 1,50
3,80.
b. Kadar lumpur maksimum 5 %.
c. Kadar zat organik diperlukan atau ditentukan dengan larutan NaOH 3 % jika
dibandingkan warna pembanding tidak lebih tua.
d. Kerasnya butiran jika dibandingkan dengan pasir pembanding pemberi angka
hasil bagi tidak lebih dari 2,20.

Agregat Kasar

Agregat kasar mempunyai besar butiran lebih dari 5 mm. Contoh
dari agregat kasar yaitu kerikil atau batu pecah, koral, batu apung alam,
maupun batu batuan lainnya.

Syarat mutu agregat kasar adalah :
a. Susunan besar butiran mempunyai modulus kehalusan antara 6,00 7,10
b. Kadar bagian yang lemah diuji dengan goresan tembaga maksimum 5 %
c. Kadar lumpur maksimum 1 %
d. Tidak boleh mengadung zat organis
e. Mempunyai butiran yang keras dan tidak berpori
f.
Persyaratan penyimpanan agregat :


o Pengawasan agregat harus dimulai sejak datang ke penimbunan sampai ke
pengambilan kembali.
o Agregat harus ditimbun di atas bak-bak berlantai, agar tanah tidak terbawa
ketika mengambil bahan. Lebih-lebih jika ditimbun pada tempat-tempat yang
tanahnya gembur atau becek.
o Penimbunan agregat pada bak, tidak boleh melebihi kapasitas bak.

3. Air







Dalam adukan air berfungsi sebagai perantara terjadinya reaksi senyawa
antara semen dengan agregat, dalam pembentukan suatu massa yang kokoh
seperti batu. Air yang digunakan dalam beton tidak boleh mengandung garam dan
asam sulfat, minyak dll, karena akan dapat mengurangi mutu beton. Kemurnian
air merupakan penunjang kerapatan dan kepadatan beton.
Untuk mendapatkan air seperti itu didapat dari :
a) Air ledeng
b) Air pompa / sumur
c) Air sungai atau danau yang bersih
d) Air laut
e) Air hujan

4. Admixture
Berfungsi sebagai bahan untuk memodifikasi mutu beton (sifat sifat
beton) perlu diingat bahwa admixture tidak hanya untuk memperbaiki sifat beton
akan tetapi mengubah beton yang buruk menjadi baik.


Penggolongan admixture :
a) Water Reduser
Berguna untuk memperbaiki workbility dan mempertinggi kuat tekan dan
menstabilkan keawetan.

b) Accelator
Berguna untuk mempercepat proses hidrasi semen


c) Retarder
Berguna untuk memperlambat proses hidrasi semen dan mencegah kekakuan
beton.

d) Super Plasticezer
Berguna untuk menambah workbility, membuat beton mampu memadat
sendiri, mempertinggi kuat tekan

e) Air Endtraining Agentes
Berguna untuk mengontrol keadaan udara dalam beton, menambah keawetan
beton, mencegah segresi dan blending, menambah kerapatan air.

f) Pigmen
Berguna untuk membari warna pada beton
Admixture adalah sekedar zat penolong untuk menambah supaya sifat
beton itu lebih baik, tetapi admixture bukannya zat yang membuat beton menjadi
baik. Zat admixture dapat merubah lebih dari satu sifat beton.
Penyimpanan Admixture :
Karena admixture merupakan bahan yang sensitive terhadap pengaruh
luar maka biasanya perusahaan yang membuat telah mencantumkan persyaratan
penyimpanan dari admixture tersebut. Persyaratan penyimpanan admixture antara
lain:


o Admixture ditempatkan dalam keadaan tertutup.
o Tempat penyimpanan harus dalam keadaan kering ( seperti tempat
penyimpanan semen ).
o Jauh dari panas api.

5. Baja Tulangan

Baja tulangan berfungsi untuk menahan gaya tarik. Sesuai dengan
kegunaannya baja tulangan mempunyai berbagai macam bentuk :

o Baja Polos
Yaitu batang prismatis berpenampang bulat, persegi lonjong dan
mempunyai permukaan yang licin. Pada umumnya baja tulangan polos
yang dipakai di Indonesia berbentuk bulat.

o Baja Batang Berprofil
Yaitu batang prismatis dipuntir, permukaannya diberi rusuk-rusuk
terpasang tegak lurus atau miring terhadap sumbu batang dengan jarak
antara rusuk tidak boleh lebih dari 0,7 garis tengah pengenalan tulangan.

Ukuran Baja tulangan
Berdasarkan normalisasi, baja tulangan bulat mempunyai ukuran garis tengah :
6, 8. 10, 12, 14, 16, 19, 22, 25, 28, 32, 36, 40, 45, 50 mm dengan panjang 12 m.
Mutu Sebutan au


o Mutu baja tulangan

Penyimpanan Baja Tulangan
Dalam pelaksanaan di lapangan, baja tulangan tidak disimpan di dalam
gudang tetapi di biarkan di udara terbuka. Persyaratan penyimpanan baja tulangan
adalah:
o Baja tulangan dalam penimbunannya tidak boleh langsung berhubungan
dengan tanah.
o Batang tulangan yang jenis dan ukurannya berbeda harus dipisahkan
penimbunannya.
Bahan pembantu:

a) Paku




U 22
U 24
U 32
U 39
U 48
Baja lunak
Baja lunak
Baja sedang
Baja keras
Baja keras
2200 kg/cm
2400 kg/cm
3200 kg/cm
3900 kg/cm
4800 kg/cm


b) Kawat

Kawat berfungsi sebagai bahan pengikat tulangan.

c) Papan
Papan berfungsi sebagai bekisting beton.

2.2 Alat Alat yang digunakan dalam Pembuatan Beton
Untuk menghasilkan produk yang tinggi dalam bekerja maka harus
memerlukan alat yang lengkap, sebab disamping rendahnya produktivitas kerja
juga dapat mengurangi mutu hasil pekerjaan yang dilaksanakan. Penggunaan
fungsi ganda yang bukan kegunaannya dapat menyebabkan alat jadi cepat rusak.
Dengan memperhatikan kegunaannya masing-masing diharapkan mampu
menggunakan peralatan dengan benar.

Macam-macam peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Peralatan penakar bahan
Terdiri dari :
a) Ember
Terbuat dari plastik ataupun plat dengan berbagai ukuran
yang berbeda. Ember ini digunakan untuk mengetahui perbadingan
campuran dan sekaligus untuk mengangkut campuran ketempat
pengecoran.



b) Gerobak
Berfungsi sebagai alat transportasi dalam pelaksanaan pekerjaan.
Gerobak ini ada dua macam yaitu yang beroda satu dan yang beroda dua.

Peralatan pengaduk beton
Terdiri dari :
a) Sekop





Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan daun sekopnya agak
dilengkungkan agar mudah dalam bentuk mengangkut pasir atau bahan
lainnya.







b) Mesin Pengaduk atau Molen


Alat ini terbuat dari besi yang fungsinya untuk mengaduk
campuran agregat halus dan kasar menjadi satu kesatuan.

c) Vibrator
Alat ini berfungsi sebagai alat penggetar beton segar agar
beton memadat pada cetakan.

Peralatan Pekerjaan Tulangan
a) Besi Penekuk (Bending)
Besi terbuat dari baja tempa digunakan untuk membengkokkan
baja tulangan dari mulai baja yang berdiameter 1 mm sampai 14 mm

b) Alat Pemotong Tulangan
Terdiri dari dua jenis yaitu :
Yang digerakkan dengan tangan
Yang digerakkan dengan mesin
Alat pemotong tulangan ini digunakan untuk memotong tulangan
yang berdiameter 4 mm sampai dengan 32 mm
Kakatua



Alat ini dibuat dari baja, gunanya untuk menguatkan ikat
pada tulangan dan memotong kawat lemas.

c) Landasan Bending


Alat ini digunakan pada saat kita membengkokkan tulangan
,landasan ini dibuat sendiri dengan menggunakan pemakuan tulangan
pada sebuah kotak.

Peralatan lainnya
1. Sendok Spesi



Alat ini terbuat dari baja tipis dengan tangkai darik kayu daun
sendok berbentuk segitiga tetapi ada juga yang berbentuk daun. Alat ini
dipergunakan untuk meratakan permukaan beton yang telah selesai
dikerjakan.

2. Meteran

Digunakan untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang, dan tinggi
suatu benda kerja.

3. Ruskam.


Terbuat dari kayu/besi tipis yang diberi tangkai pada
belakangnya. Gunanya adalah untuk meratakan permukaan beton yang
telah dicor.

4. Ayakan pasir.




Ayakan pasir ini terbuat dari kayu mesh yang diberi kerangka
kayu dan berbentuk empat persegi panjang. Gunanya untuk menyaring
pasir, semen, kapur, dan lain lain.

5. Pensil


Pensil tukang batu berbeda dari pensil yang digunakan untuk
menggambar. Pensil ini berbentuk bulat lonjong dengan isi yang lebih
besar. Gunanya adalah untuk menggambarkan lokasi pemasangan, dan
juga untuk menandai suatu tempat yang diperlukan dalam pengukuran.

6. Palu

Palu berfungsi sebagai pemukul paku.


7. Linggis

Linggis berfungsi sebagai alat pembongkaran pada bekisting.

8. Siku-siku



9. Gergaji Mesin

Berfungsi untuk memotong papan








BAB III
BETON SCC
(Self Compacting Concrete)
3.1 Pengertian SCC
SCC adalah beton yang memiliki sifat kecairan (fluidity) yang tinggi
sehingga mampu mengalir dan mengisi ruang-ruang di dalam cetakan tanpa
proses pemadatan atau hanya sedikit sekali memerlukan bantuan pemadatan
(Wihardi, dkk, 2006; Sugiharto, dkk, 2006) (Self Compacting Concrete)
SCC pertama kali digunakan di Jepang pada pertengahan tahun 1980-an
dan mulai digunakan dalam konstruksi beton pada awal tahun 1990-an.
3.2 KEUNGGULAN BETON SCC

1. Mampu memadat sendiri dan tidak memerlukan pemadatan manual.
2. Sangat encer, bahkan dengan bahan aditif tertentu bisa menahan slump
tinggi dalam jangka waktu lama (slump keeping admixture).
3. Lebih homogen dan stabil.
4. Kuat tekan beton bisa dibuat untuk mutu tinggi atau sangat tinggi
(umumnya menggunakan fas beton rendah yaitu 0,3)
5. Lebih kedap, porositas lebih kecil. dan Susut lebih rendah.
6. Dalam jangka panjang struktur lebih awet (durable).
7. Tampilan permukaan beton lebih baik dan halus karena agregatnya
biasanya berukuran kecil sehingga nilai estetis bangunan menjadi lebih
tinggi.
8. Karena tidak menggunakan penggetaran manual, lebih rendah polusi suara
saat pelaksanaan pengecoran.
9. Tenaga kerja yang dibutuhkan juga lebih sedikit karena beton dapat
mengalir dengan sendirinya sehingga dapat menghemat biaya sekitar 50 %
dari upah buruh.
10. Karena dapat sehingga beton memiliki kuat tekan tinggi, tetapi tetapi tetap
lecak dalam pelaksanaannya.




3.3 PENGGUNAAN BETON SCC

SCC cocok untuk struktur-struktur yang sangat sulit untuk dilakukan pemadatan
manual misalnya karena tulangan yang sangat rapat ataupun karena bentuk bekisting
tidak memungkinkan, sehingga dikhawatirkan akan terjadi keropos apabila dipadatkan
secara manual. Selain itu bisa juga diaplikasikan untuk lantai, dinding, tunel, beton
precast dan lain-lain.
3.4 PEMBUATAN BETON SCC (1)

Beton SCC diibuat dengan menambahan bahan aditif Superplasticizer (High
Range Water Reduser ) ke dalam campuran beton
Berat superplasticizer (WS) yang ditambahkan dihitung terhadap berat semen
yang digunakan
Dengan, WS adalah berat superpastizer, Vs adalah persen berat superplasticizer, dan
WP adalah berat semen yang digunakan


Contoh : Superplasticizer (Visco-10
product PT. SIKA)

PEMBUATAN BETON SCC (2)

Penambahan kadar viscocrete menyebabkan adukan beton menjadi lebih
encer, akan tetapi nilai kuat tekan beton tetap tinggi. Hal ini karena
superplasticizer berfungsi untuk meningkatkan workability (flowing
concrete) dengan sifat kohesif yang baik dan mampu mempertahankan
nilai slump (Mulyono, 2003).


Kelecakan adukan beton yang semakin tinggi karena penambahan
superplasticizer akan memudahkan beton memadat. Beton SCC akan
mengalir mengisi rongga yang terbentuk antara agregat kasar sehingga
menjadikan beton lebih padat dan homogen.

3.5 SCC YANG BAIK

Workabilitas atau kelecakan campuran beton segar dapat dikatakan sebagai beton
SCC apabila memenuhi kriteria sebagai berikut yaitu:
1. Filling ability, adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir dan mengisi
keseluruh bagian cetakan melalui berat sendirinya.
2. Passing ability, adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir melalui celah-
celah antar besi tulangan atau bagian celah yang sempit dari cetakan tanpa terjadi
adanya segregasi atau blocking.
3. Segregation resistance, adalah kemampuan beton SCC untuk menjaga tetap
dalam keadaan komposisi yang homogen selama waktu transportasi sampai pada
saat pengecoran.

3.6 METODE TES SCC

1. Slump Flow
Slump-flow test dapat dipakai untuk menentukan filling ability baik di
laboratorium maupun di lapangan

Untuk konstruksi vertikal, disarankan menggunakan slump-flow antara 65 cm
sampai 70 cm.
Untuk konstruksi horisontal disarankan menggunakan slump-flow antara 60 cm
sampai 65 cm.


2. L-SHAPE-BOX
L-Shape Box test digunakan untuk mengetahui kriteria passing ability dari
beton SCC.
Dengan menggunakan L-Shape Box, dapat diketahui kemungkinan adanya
blocking beton segar saat mengalir, dan juga dapat dilihat viskositas beton segar
yang bersangkutan.
Selanjutnya dengan L-Shape-Box test akan didapat nilai blocking ratio yaitu nilai
yang didapat dari perbandingan antara H2 / H1. Semakin besar nilai blocking
ratio, semakin baik beton segar mengalir dengan viskositas tertentu.
Untuk test ini kriteria yang umum dipakai baik untuk tipe konstruksi vertikal
maupun untuk konstruksi horisontal disarankan mencapai nilai blocking ratio
antara 0.8 sampai 1.0


3. V - FUNNEL
Dipakai untuk mengukur viskositas beton SCC dan sekaligus mengetahui
segregation resistance .
Kemampuan beton segar untuk segera mengalir (keseluruhan) melalui mulut di
ujung bawah alat ukur V-funnel diukur dengan besaran waktu antara 6 detik
sampai maksimal 12 detik.














3.7 SUPERPLASTICIZER
Superplasticizer adalah zat aditif yang berfungsi untuk meningkatkan kelecakan
(workability) beton.
Permukaan partikel-partikel semen memiliki fungsi yang menjadikanya
menggumpal ketika bercampur dengan air. Penggumpalan ini mengakibatkan
sejumlah air terperangkap dan menyebabkan volume air tidak cukup untuk
melakukan hidrasi dengan semen sehingga mengurangi konsistensi pasta semen.
Penambahan jumlah air dapat meningkatkan konsistensi namun akan
menurunkan kekuatan karena jumlah pori-pori bertambah banyak.
Superplasticizer akan berperan sebagai agen pengaktif permukaan (surface active
agent), yaitu setelah terserap oleh partikel-partikel semen maka superplasticizer akan
memodifikasi permukaan partikel-partikel semen yang membuat partikel-partikel semen
menjadi lebih tersebar dan tidak menggumpal sehingga mampu membebaskan air yang
terperangkap.

(Contoh). Karakteristik superplasticizer viscocrate-10 (Sika, 2007)
Karakteristik Satuan Nilai
Basis
Tampak
Berat jenis
pH
Dosis
-
-
kg/l
-
%
Modified
polycarboxylate in
water
Colour Light
Brownish Liquid
1,06
4.2
0,2 1,5








3.8 MEKANISME KERJA SUPERPLASTICIZER

1.Proses gaya tolak menolak elektro statik (electrostatic repulsion)
yaitu memperbesar gaya tolak-menolak dari partikel-partikel yang bermuatan
negatif.
2. Proses pencegahan bentuk (steric hindrance).
yaitu memperlemah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel padat
(Bjornstrom et.al, 2003).
Mekanisme penyebaran partikel-partikel semen oleh superplasticizer berbasis
polycarboxilate adalah proses pencegahan bentuk.






3.9 HASIL PENELITIAN
Slump Flow Beton SCC
a. Ban biasa




Kuat Tarik Beton SCC
a. Ban Biasa

R
2
= 0.9004
R
2
= 0.9232
R
2
= 0.9508
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50
Kadar Ban (%)
D
i
a
m
e
t
e
r

F
l
o
w

(
c
m
)
0.25% 0.75% 1.00% Poly. (1.00%) Poly. (0.75%) Poly. (0.25%)
R
2
= 0.766
R
2
= 0.6143
R
2
= 0.794
R
2
= 0.7288
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50
Kadar Ban (%)
K
u
a
t

T
a
r
i
k

B
e
l
a
h

(
M
p
a
)
0% 0.25% 0.75% 1.00% Poly. (0.75%) Poly. (0.25%) Poly. (0%) Poly. (1.00%)
R
2
= 0.9878
R
2
= 0.9667
R
2
= 0.9329
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50
Kadar Ban (%)
D
i a
m
e
t
e
r

F
l o
w

(
c
m
)
0.25% 0.75% 1.00% Poly. (1.00%) Poly. (0.75%) Poly. (0.25%)


Pada visco 1% = 37,5%










Pada visco 1% = 36,49%




Kuat Lentur (MOR) Beton SCC
a. Ban Biasa
R
2
= 0.8177
R
2
= 0.7198
R
2
= 0.9433
R
2
= 0.6951
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50
Kadar Ban (%)
K
u
a
t

T
a
r
i
k

B
e
l
a
h

(
M
p
a
)
0% 0.25% 0.75% 1.00% Poly. (0.75%) Poly. (0.25%) Poly. (0%) Poly. (1.00%)



Pada visco 1% = 41,37%

Pada visco 1% = 39,53%





R
2
= 0.6026
R
2
= 0.9029
R
2
= 0.845
R
2
= 0.7962
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50
Kadar Ban (%)
K
u
a
t

L
e
n
t
u
r
,

M
O
R

(
M
p
a
)
0% 0.25% 0.75% 1.00% Poly. (0.25%) Poly. (0%) Poly. (0.75%) Poly. (1.00%)
R
2
= 0.812
R
2
= 0.9238
R
2
= 0.6094
R
2
= 0.9464
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50
Kadar Ban (%)
K
u
a
t

L
e
n
t
u
r
,

M
O
R

(
M
p
a
)
0% 0.25% 0.75% 1.00% Poly. (0.25%) Poly. (0%) Poly. (0.75%) Poly. (1.00%)


BAB IV
JOB SHEET
JOB : I
JUDUL : MEMBUAT BETON DEKING

Tujuan :
1. Agar dapat menggunakan peralatan yang dipakai secara benar,
sesuai dengan fungsinya.
2. Agar dapat membuat beton deking.
Peralatan dan bahan yang digunakan ;
Peralatan :
- Sekop
- Pacul
- jidar
- Kakak tua
- Ruskam
- Palu
- Gergaji mesin
- Ember
- Kakatua

Bahan :
1. Semen 4. Papan 7. Plastik
2. Pasir 5. Paku
3. Air 6. Kawat


Keselamatan Kerja :
1. Berhati hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan
2. Mempergunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
3. Memakai pakaian kerja lengkap

Langkah Kerja :
1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan didekat tempat
kerja.


2. Membuat bekisting beton deking dengan ukuran 50 x 50 cm dan tebal
1 cm dan pasang skor untuk mengokohkan cetakan.
3. Letakkan bekisting diatas plastik.
4. Siapkan kawat pengikat tulangan , bentuk kawat tersebut dengan
memuntir kedua ujung kawat.
5. Campurkan pasir, semen dan air. Aduk hingga tercampur rata.
6. Sebelum adukkan dituangkan ke dalam bekisting, terlebih dahulu
bekisting dibasahi dengan air.
7. Tuangkan adukan ke dalam bekisting dan padatkan, meratakan
permukaan beton.
8. Biarkan selama 1 menit hingga genangan ait di permukaan adukan
sedikit
9. Setelah air di atas permukaan beton mulai mengering bagi beton
tersebut dengan ukuran beton deking yaitu 5 x 5 cm.
10. Masu
dari tebal beton deking.
11. Biarkan adukan mengeras (1 hari) setelah itu, buka bekisting dan
pisahkan beton deking tersebut.















Foto Dokumentasi:





















JOB : II
JUDUL : MEMBUAT BETON TAMAN

Tujuan :
1. Agar dapat mengaduk beton secara manual
2. Agar dapat membuat jaringan tulangan sederhana
3. Agar dapat membuat pelat kebun

Peralatan dan bahan yang digunakan :
Peralatan :
- Palu
- Sekop
- Ember
- Kakak tua
- Pemotong tulangan
- Pembengkok tulangan
- Rol meter
- Sendok spesi
- Ruskam
- Pacul

Bahan :
- Semen
- Pasir
- koral
- Baja tulangan 6
- Air
- Kawat pengikat
- Beton deking
- Plastik/kantong semen
- Kayu untuk bekisting

Keselamatan Kerja :
1. Berhati hati dan meusatkan perhatian pada pekerjaan
2. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
3. Memakai pakaian kerja lengkap
Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Buat bekisting ukuran 5 x 25 x 75 cm sebanyak 4 buah. Pasang skor
pada cetakan untuk mengokohkan cetakan.


3. Letakkan bekisting diatas plastik cor.
4. Potong tulangan yang diperlukan dengan ukuran 71 cm sebanyak 12
buah dan 21 cm sebanyak 20 buah.
5. Rangkai tulangan dengan jarak yang telah ditentukan. Kencangkan
dengan kawat.
6. Buat adukan beton K-300 secara manual. Aduk sampai merata.
Pastikan campuran beton sesuai dengan rencana.
7. Masukkan tulangan ke dalam cetakan. Sebelumnya tulangan sudah di
beri beton deking.
8. Masukkan beton ke dalam cetakan lalu padatkan.
9. Ratakan permukaan beton dengan menggunakan sendok spesi.
10. Diamkan beton sampai mengeras. Pada keesokan harinya rawat beton
dengan cara meyirami beton dengan air.
11. Pada hari yang telah ditentukan (3 hari) bekisting beton taman
dibongkar.

Foto Dokumentasi :









JOB : III
JUDUL : MEMBUAT PONDASI PLAT BETON

Tujuan :
Pada Akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami cara-cara dan teknik pembuatan beton pondasi plat dengan
baik dan benar.
2. Dapat mengaduk menggunakan mesin molen
3. Dapat merangkai tulangan sederhana
4. Dapat membuat kait dan bengkokan
5. Mempraktekkan cara pemadatan secara manual.
6. Menghitung bahan yang digunakan untuk membuat beton pondasi plat

Peralatan dan bahan yang digunakan :
Bahan :
Semen
Pasir
Koral
Baja tulangan
Kawat pengikat
Beton deking
Air
Plastik
Peralatan :
Palu
Sekop
Ember
Kakak tua
Pacul
Pemotong
tulangan
Roll meter
Kayu pemadat
Keselamatan Kerja :
1. Memusatkan seluruh perhatian pada pekerjaan
2. Memakai pakaian kerja lengkap berikut sarung tangan


3. Menempatkan peralatan yang dipakai di tempat yang
aman
Langkah Kerja :
1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang digunakan.
2. Hitung volume pengecoran.


3. Buat mix design beton K-300
4. Setelah didapat komposisi campuran pengecoran, siapkan bahan
tersebut.
5. Buat bekisting pondasi plat beton sesuai rencana.
6. Potong besi tulangan. Besi 6mm (panjang 30 cm sebanyak 16 buah)
Besi 8mm (panjang 44 sebanyak 32 buah, panjang 54 sebanyak 16
buah)
7. Setelah dipotong, bentuk besi sesuai gambar rencana.
8. Setelah dibentuk, tulangan besi dirangkai sesuai gambar rencana
dengan menggunakan kawat besi.


9. Setelah dirangkai, tulangan pondasi plat dimasukkan kedalam
bekisting yang sudah dibuat dengan ditambah beton deking disetiap
sisinya.
10. Siapkan mesin molen, masukkan sedikit air terlebih dahulu, lalu
masukkan pasir + semen, aduk menggunakan mesin molen. Setelah itu
masukkan koral sambil mesin molen tetap diaduk. Tambahkan air
sedikit demi sedikit. Aduk campuran sampai tercampur rata.
11. Beton yang sudah jadi dituangkan kedalam kotak spesi untuk
mempermudah dalam pengambilan beton.
12. Tuangkan beton dari kotak spesi kedalam bekisting pondasi plat
dengan menggunakan sekop, lalu ratakan dengan sendok spesi.
13. Diamkan beton sampai mengeras. Pada keesokan harinya rawat beton
dengan cara meyirami beton dengan air.
14. Pada hari yang telah ditentukan (3 hari) bekisting beton pondasi plat
dibongkar.

Foto Dokumentasi:






























JOB : IV
JUDUL : MEMBUAT PENULANGAN PLAT LANTAI

Tujuan :
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami cara-cara dan teknik merangkai tulangan plat lantai dengan
baik dan benar.
2. Menghitung kebutuhan bahan untuk pembesian plat lantai
Keselamatan Kerja :
1. Berhati-hati dan memusatkan seluruh perhatian pada pekerjaan
2. Memperhatikan semua ketentuan keselamatan kerja
3. Menggunakkan peralatan sesuai dengan fungsinya
Instruksi Umum :
1. Pada penyetelan jaringan tulangan plat, pengerjan penyetelan tulangan
utama didahulukan, setelah itu baru tulangan bagi distel yaitu dengan
mengikatkannya pada tulangan utama.
2. Karena pada jaringan tulangan plat terdapat tulangan rangkap (atas dan
bawah), maka untuk menahan tulangan atas dipasang kait penahan dari
baja yang diikatkan pada tulangan rangkap sebanyak 2 buah setiap 1
m.
3. Baca dan pelajari lembaran kerja dengan seksama.
4. Ikuti petunjuk instruktur.

Peralatan dan Bahan yang digunakan :
Peralatan :
Kakak tua.
Roll meter.
Mesin pemotong tulangan
Bending.
Gunting pemotong kawat.
Tiang penyangga tulangan.
Siku-siku besar


Bahan :
1. Baja tulangan. 3. Kapur
2. Kawat pengikat.

Langkah Kerja :
1. Persiapkanlah bahan dan alat yang akan digunakan.
2. Untuk besi tulangan, gunakan besi tulangan yang sudah dipotong dan
dibengkokkan sebelumnya.
3. Stel tulangan utama
4. Beri tanda pada tulangan tersebut sesuai dengan perletakan tulangan
bagi
5. Ikatkan tulangan bagi pada tulangan utama dengan menggunakan
kawat.
6. Lakukan sampai tulangan plat terikat kuat.
7. Ikatkan juga beton deking pada bagian bawah tulangan plat lantai

Perhatian !
Pengikatan antara batang-batang tulangan tidak pada setiap
titik persilangan, melaikan berselang-seling antara batangnya
yang diikat dan tidak diikat. Ikatkan beton deking pada jaringan
tulangan plat sebanyak 4 buah per 1m penampang berkisting.









Foto Dokumentasi :








JOB : V
JUDUL : MEMBUAT BALOK BETON


Tujuan :
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami cara-cara dan teknik pembuatan beton balok dengan baik
dan benar.
2. Dapat mengaduk menggunakan mesin molen
3. Dapat merangkai tulangan sederhana
4. Dapat membuat kait dan bengkokan
5. Mempraktekkan cara pemadatan dengan menggunakan vibrator

Peralatan dan bahan yang digunakan
Peralatan :
- Sekop
- Ember
- Kakak tua
- Pemotong tulangan
- Pembengkok tulangan
- Rol meter
- Sendok spesi
- Ruskam
- Gunting kawat
- Gerobak
- Molen
- Pacul
- Vibrator


Bahan :
- Semen
- Pasir
- Kerikil/koral
- Baja tulangan 6 10
- Air
- Kawat pengikat


Keselamatan Kerja :
1. Berhati-hati dan memusatkan seluruh perhatian pada pekerjaan
2. Memperhatikan semua ketentuan keselamatan kerja
3. Menggunakkan peralatan sesuai dengan fungsinya

Langkah Kerja :
1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang digunakan.
2. Hitung volume pengecoran.
3. Buat mix design beton K-300
4. Setelah didapat komposisi campuran pengecoran, siapkan bahan
tersebut.
5. Buat bekisting balok, dengan ukuran balok panjang 200 cm, lebar 15
cm dan tinggi 20 cm.
6. Potong besi tulangan. Besi 6mm (panjang 64 cm sebanyak 36 buah)
Besi 8mm (panjang 210 cm sebanyak 2 buah, panjang 85 cm
sebanyak 4 buah dan panjang 205 cm sebanyak 4 buah) Besi 10mm
(panjang 212 cm sebanyak 2 buah dan panjang 222 cm sebanyak 1
buah)
7. Setelah dipotong, bentuk besi sesuai gambar rencana.
8. Setelah dibentuk, tulangan besi dirangkai sesuai gambar rencana
dengan menggunakan kawat besi.
9. Setelah dirangkai, tulangan pondasi plat dimasukkan kedalam
bekisting yang sudah dibuat dengan ditambah beton deking disetiap
sisinya.
10. Siapkan mesin molen, masukkan sedikit air terlebih dahulu, lalu
masukkan pasir + semen, aduk menggunakan mesin molen. Setelah itu
masukkan koral sambil mesin molen tetap diaduk. Tambahkan air
sedikit demi sedikit. Aduk campuran sampai tercampur rata.
11. Beton yang sudah jadi dituangkan kedalam kotak spesi untuk
mempermudah dalam pengambilan beton.
12. Tuangkan beton dari kotak spesi kedalam bekisting pondasi plat
dengan menggunakan sekop, lalu ratakan dengan sendok spesi.


13. Padatkan beton dengan menggunakan vibrator sampai semua celah
terisi beton.
14. Diamkan beton sampai mengeras. Pada keesokan harinya rawat beton
dengan cara meyirami beton dengan air.
15. Pada hari yang telah ditentukan (3 hari) bekisting beton balok
dibongkar.
Pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton balok :
1. Memasukan jaringan tulangan balok kedalam bekisting yang telah
dibuat
2. Mengikat beton deking sebanyak 4 buah setiap 1m
2
pada jaringan
tulangan balok.
3. Memeriksa kedudukan bekisting dan membersihkan dari kororan-
kotoran yang terdapat didalamnya.
4. Membasahi alat pengaduk dengan air untuk mencegah menempelnya
semen pada sisi molen dan membersihkan kotoran yang menempel
pada molen.
5. Memasukan semen + pasir + air, kemudian masuakan koral. Aduk
beton hingga pencampuranya homogen.
6. Membasahi bekisting dengan air, masukan adukan beton kedalam
bekisting kemudian di padatkan dengan menggunakan besi atau kayu.
7. Meratakan permukaan beton dengan menggunakan jidar kemudian
haluskan permukaan dengan menggunakan sendok spesi
8. Mendiamkan beberapa hari hingga beton mengeras










15
200
20
15
200
20
Balok (15 / 20 x 200) m





Bekisting























BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktek kerja beton ternyata tidak semudah teorinya. Dalam
pekerjaan ini dituntut keterampilan, ketelitian dan yang paling penting
ketepatan perhitungan sehingga apa yang kita rencanakan akan berhasil
dan berkualitas baik. Selain itu keselamatan kerja sangat perlu dijaga
karena dalam pekerjaan ini menggunakan bahan / benda berat dan
peralatan yang cukup berbahaya.
5.2 Saran
1. Kesulitan - kesulitan yang ditemui selama praktek ditanyakan pada
instruktur.
2. Berpedoman pada instruksi yang ada.
3. Membentuk kerjasama yang kompak.
4. Menggunakan alat sesuai fungsinya.
5. Menjaga keselamatan kerja dan perlengkapan yang ada.
6. Mempelajari dahulu materi sebelum bekerja.










KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , Karena atas berkah dan
rahmat-Nya penyusun dapat manyelesaikan laporan praktek Konstruksi Beton ini.
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai persyaratan dalam mengikuti kuliah
praktek Konstruksi Beton pada jurusan teknik sipil politeknik negeri sriwijaya.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktek Konstruksi Beton yang dilakukan
gedung workshop teknik sipil dengan bimbingan bapak instruktur, bapak Amiruddin ST.
M.Eng. Sc yang telah memberikan pengajaran dan membantu baik dalam hal teori
maupun praktek dikerja Konstruksi Beton ini. Penyusun menyadari bahwa laporan ini
masih jauh dari kata sempurna, dan untuk itu penulis juga sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan ini.
Dengan telah selesainya laporan ini, penyusun mengharapkan agar laporan ini
dapat bermanfaat, dalam menunjang proses perkuliahan di jurusan teknik sipil khususnya
tentang praktek Konstruksi Beton.




Palembang,12 Mei 2014




Nesla Quarti Shafira
0612 3010 0062










LAPORAN BENGKEL
KERJA KONSTRUKSI BETON





Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Praktek
Kerja Konstruksi Beton
OLEH :
NESLA QUARTI SHAFIRA
NIM: 0612 3010 0062
KELAS: 4 SA

JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2014


HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA KONSTRUKSI BETON




Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Praktek
Kerja Konstruksi Beton
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Sriwijaya
2014


Palembang, 12 Mei 2014
Instruktur

Amiruddin ST. M.Eng. Sc

NIP. 197065201995031001

Anda mungkin juga menyukai