Anda di halaman 1dari 2

Bias Gender Dalam Dunia Pendidikan

Dalam dunia pendidikan sering kita tanpa sadarin terjadinya bias gender . Pengertian gender
itu sendiri adalah dimensi sosiokultural dalam psikologis pria dan wanita. istilah gender
dibedakan dari jenis kelamin(sex). sex berhubungan dengan dimensi dari pria dan wanita.
peran gender adalah ekspektasi sosial yang merumuskan bagaimana pria dan wanita
seharusnya berpikir, merasa dan berbuat. Seperti halnya terjadi bias gender antara guru dan
murid, terbukti bahwa kelas mengandung bias gender atas anak lelaki, dibawah ini beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan:
Kepatuhan, ketaatan mengikuti aturan, berpenampilan rapi dan tertib sangat dihargai
dan didukung dalam banyak kelas. Ini adalah perilaku yang biasanya diasosiasikan
dengan anak wanita ketimbang anak lelaki.
Mayoritas guru adalah wanita, terutama disekolah dasar. ini mungkin lebih
menyulitkan anak lelaki ketimbang anak wanita untuk mengidentifikasi dengan guru
mereka dan meniru perilaku guru.
Anak lelaki lebih mungkin dipandang punya masalah dalam belajar ketimbang anak
wanita.
Anak lelaki lebih mungkin dikritik ketimbang anak wanita.
Personil sekolah cenderung mengabaikan bahwa banyak anak lelaki punya masalah
akademik, terutama dalam seni bahasa.
Personil sekolah cenderung menstereotipkan perilaku anak lelaki sebagai problematik
Dan terdapat bukti bahwa kelas bias terhadap wanita
Dikelas anak wanita lebih patuh, anak lelaki lebih bandel. Anak lelaki sering cari
perhatian, sedangkan anak wanita lebih banyak diam dan menunggu giliran.
Pendidikan mengkhawatirkan bahwa kecenderungan anak wanita untuk patuh dan
diam akan menimbulkan efek lain : hilangnya ketegasan.
Dibanyak kelas, guru sering menghabiskan waktu untuk mengawasi dan berinteraksi
dengan anak lelaki sementara anak wanita belajar dan bermain sendiri. Kebanyakan
guru secara tidak sengaja lebih membantu anak lelaki dengan menghabiskan lebih
banyak waktu bersama mereka, tetapi entah bagaimana kelas sering kali bercirikan
profil gender seperti ini.
Anak lelaki lebih banyak mendapat pengajaran daripada anak wanita dan lebih
banyak mendapatkan bantuan saat kesulitan menjawab pertanyaan. Guru sering lebih
banyak waktu kepada anak lelaki untuk menjawab pertanyaan, lebih banyak petunjuk
pada jawaban yang benar, dan memberi lebih banyak kesempatan jika mereka
memberi jawaban yang salah.
Anak lelaki lebih mungkin mendapat nilai rendah ketimbang anak wanita dan lebih
mungkin tidak naik kelas, namun anak wanita kurang percaya bahwa mereka akan
sukses diperguruan tinggi.
Anak lelaki dan wanita masuk grade pertama dengan level rasa harga diri yang
kurang lebih sama. tetapi, pada masa sekolah menengah, rasa penghargaan diri wanita
tampaknya menurun dibandingkan anak lelaki.
Ketika anak SD disuruh menyebutkan apa yang ingin mereka lakukan saat besar
nanti, anak lelaki menyebut lebih banyak karier ketimbang anak wanita.
Jadi, terbukti bahwa bias gender terhadap anak lelaki dan wanita di sekolah. Banyak personel
sekolah tidak menyadari sikap bias gender mereka. sikap ini mengakar dalam kultur dan
didukung oleh kultur tersebut. Meningkatkan kesadaran akan adanya bias gender merupakan
strategi yang paling untuk mengurangi bias tersebut.

Anda mungkin juga menyukai