Anda di halaman 1dari 15

STRUKTUR KAYU

ABDUL GAFUR - F 221 09 061


KONSTRUKSI KAYU
Kayu adalah suatu bahan yang dihasilkan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan
mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan keinginan dan kemajuan
teknologi. Kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan hidup di alam yang jenis pohonnya mempunyai
batang berupa kayu.

Ada beragai jenis kayu yang dihasilkan dari pohon yang secara umum dapat dibedakan
atas dua golongan besar, yaitu:
1. Jenis pohon dari golongan pohon daun lebar, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Umumnya bentuk daun lebar.
Tajuk besar dan membundar
Terjadi guguran daun
Pertumbuhan lambat/lama
Umumnya batang tidak lurus dan
berbonggol
Umumnya memiliki kayu yang lebih keras.
Struktur kayu lebih lengkap
Memiliki pori-pori (sel-sel pembuluh) dengan kombinasi bentuk jaringannya lebih
kompleks.


2. Jenis pohon dari golongan pohon daun jarum, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Bentuk daun seperti jarum
Tajuk berbentuk kerucut.
Umumnya tidak menggugurkan daun,kecuali beberapa pohon saja.
Pertumbuhan cepat dan lurus keatas.
Umumnya memiliki kayu lunak dan ringan.
Struktur kayu lebih sederhana.
Tidak memiliki pori-porimelainkan sel trakeida, yaitu sel yangberbentuk panjang
dengan ujung-ujung yang kecil sampai meruncing.
Jumlah jenis sel lebih sedikit dankombinasi bentuk-bentuk jaringannyalebih
sederhana.
Jumlah jenis pohon daun jarum di Indonesia lebih sedikit, seperti : Pinusatau Tusam,
Agathis (Damar), Jamuju.





Keuntungan dan kerugian kayu sebagai bahan bangunan yaitu:
Keutungan:
Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagi ketersediaannyadengan menanam
kembali (Reboisasi).
Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan kegunaannyaserta harga
yang relatif murah.
Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan.
Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan imia yang keras)cukup
tinggi/baik.
Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga mempnyainilai
dekoratif yang indah/baik.
Kedap suara.
Kerugian/kekurangan:
Sifatnya kurang homogen.
Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca.
Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi.
Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut.
Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : matakayu dan pecah-pecah
Agak mudah terbakar.
JENIS-JENIS KAYU
1. Berdasarkan sifat-sifat jenis kayu:
Sifat keawetan kayu
Sifat kekuatan kayu.
Sifat-sifat lainnya.
2. Berdasarkan keadaan permukaan kayu:
Warna dan pola kayu
Ukuran serat dan pori-pori.Berdasarkan kelas pemakaian kayu
Banyak sedikitnya penggunaan suatu jenis kayu oleh konsumen kayu.
Dilihat dari kelas keawetan dan kelas kekuatanjenis kayu yang bersangkutan.

KERUSAKAN DAN CACAT PADA KAYU
Yang dimaksud kerusakan kayu adalah menurunnya kekuatan kayu akibat
adanya/terjadinya retak-retak, pecah-pecah, belah, pelapukan karena cuaca, serangan serangga
atau jamur; juga menurunnya mutu kayu akibat terjadinya perubahan warna,
berubahnya nilai dekoratif. Hal ini dapat diakibatkan oleh ulah manusia yang kurang cermat
dalam mengelola kayu, misalnya:
Pemeliharaan hutan yang kurang baik
Cara penebangan pohon yang salah,
Pembagian kayu yang keliru,
Cara menggergaji yang keliru, dan
Pengeringan kayu yang tidak sesuai.
Cacat mata kayu
Mata kayu merupakan lembaga atau bagian cabang yang berada di dalam kayu.
Mata kayu dapat dibedakan:
Mata kayu sehat: mata kayu yang tidak busuk, berpenampang keras, tumbuh kukuh dan
rapat pada kayu, berwarna sama atau lebih gelap dibandingkan dengan kayu sekitarnya.
Mata keyu lepas: mata kayu yang tidak tumbuh rapat pada kayu, biasanya pada proses
pengerjaan, mata kayu ini akan lepas dan tidak ada gejala busuk.
Mata kayu busuk: mata kayu yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan dan bagian-
bagian kayunya lunak atau lapuk, berlainan dengan bagian-bagian kayu sekitarnya
Pengaruh mata kayu:
Mengurangi sifat keteguhan kayu
Menyulitkan pengerjaan karena kerasnya penampang mata kayu (mata kayusehat).
Mengurangi keindahan permukaan kayu
Menyebabkan lubangnya lembara-lembaran finir.


Pecah dan belah
Pada kayu bulat sering terlihat adanya serat-serta yang terpisah memanjang. Berdasarkan
ketentuan pengujian kayu, maka:
Lebar terpisahnya serat 2 mm, dinamakan retak.
Lebar terpisahnya serat 6 mm, dinamakan pecah
Lebar terpisahnya serat 6 mm, dinamakan belah
Penyebab terjadinya cacat pecah dan belah, diantaranya:
Ketidakseimbangan arah penyusutan pada waktu kayu menjadi kering.
Tekanan di dalam tubuh kayu yang kemudian terlepas pada waktu kayu ditebang.
Kesalahan dalam teknik penebangan atau menimpa benda-benda keras.

Pengaruh cacat pecah atau belah:
Mengurangi keteguhan Tarik
Mengurang keteguhan kompresi, distrubsi beba jadi tidak merata.
Keteguhan geser berkurang, akibat luasan daerah yang menahan beban berkurang.
Pecah busur dan pecah gelang
Pecah busur adalah pecah yang mengikuti arah lingkaran tumbuh, bentuknya kurang dari
setengah lingkaran. Sedangkan pecah gelang adalah klanjutan dari pecah busur yang kedua
ujungnya bertemu membentuk lingkaran penuh atau lebih dari setengah lingkaran.


Penyebab terjadinya cacat pecah busur atau peah gelang, diantaranya:
Ketidakseimbangan dalam penyusutan pada waktu kayu mengering.
Tegangan di dalam kayu yang terlepas secara tiba-tiba pada saat penebangan.
Pengaruh cacat jenis ini sama dengan halnya pengaruh cacat belah dan pecah.
Hati rapuh
Hati adalah pusat lingkaran tumbuh kayu bulat. Cacat hati rapuh merupakan tanda khas
yang umum dimiliki kayu daun lebar yang umum tumbuh didaerah tropis, seperti : meranti.
Bagian kayu yang rapuh ummnya menunjukkan tanda-tanda berkurangnya kekerasan dan
kepadatan namun hati rapuh yang dimaksud tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan yang
nyata.
Cacat hati rapuh mengurangi kekuatan terhadap kayu. Cacat ini akan menyulitkan proses
pembuatan finir secara rotary (pengupasan) karena tidak adanya kekuatan dari sumbu mesin
untuk mencengkram dolok tersebut.
Arah serat
Beberapa jenis kayu seperti lara, kesambi, memiliki serat yang berpadu sehingga kayu
sulit dikerjakan (misalnya pada proses ketam) dan hal ini dianggap merugikan, namun
mempunyai keteguhan belah yang tinggi.
Jenis kayu ini mempunyai serat yang melintang artinya tidak sejajar dengan sumbu
batang dan jenis serat semacam ini akan mengurangi keteguhan kayu.
Cacat akibat jamur penyerang kayu
Jamur penyerang kayu dapat dibedakan menjadi:
Jamur pembusuk kayu
Jamur pelapuk kayu
Jamur penyebab noda kayu
Pada tahap permukaan serangan jamur akan mengakibatkan timbulnya kerapuhan kayu
yang nyata, cenderung kayu akan mengalami patah secara mendadak jika diberi beban dengan
perubahan bentuk sedikit serta patahan halus tidakberserpih. Untuk
jamur penyebab noda kayu, secara umum sedikit sekali pengaruhnya terhadap kekauatan kayu
dan biasanya tidak menurunkan kekuatan yang besar, pengaruh terbesar adalah mengurangi
keindahan, akibat timbulnya warna-warna yang kotor (nda-noda).
Cacat akibat Serangga perusak kayu
Jenis serangga perusak kayu, diantaranya : rayap, kumbang kayu, dan bubuk kayu. Kayu
merupakan makanan dan tempat tinggal serangga tersebut, sehingga jelas bahwa serangga-
serangga tersebut akan membuat lubang-lubang terowongan didalam
kayu yang mengakibatkan kekuatan kayu akan berkurang.
Lubang gerek dan lubang cacing laut
Lubang gerek adalah lubang-lubang pada kayu yang disebabkan oleh serangga penggerek
dan leubang cacing laut adalah lubang-lubang yang disebabkan oleh cacing laut. Lubang gerek
yang kecil hanya akan menurangi keindahan kayu saja, tetapi jika
banyak akan mengakibatkan menurunnya kekuatan kayu, bahkan kayu tidak bias dimanfaatkan
lagi. Begitu halnya dengan lubang cacing.
KARAKTERISTIK KAYU
Sifat fisik: berat jenis, kadarvair, penyusutan volume metris, keawetan.
Sifat mekanis : kuat tekan, kuat geser.
PENERAPAN KONSTRUKSI KAYU PADA STRUKTUR BANGUNAN
Rumah konstruksi kayu adalah bangunan rumah dengan menggunakan sistem struktur
rangka pemikul dari bahan kayu. Biasa disebut sebagai rumah kayu, ciri-cirinya yaitu seluruh
komponen balok dan kolom serta dinding yang digunakan adalah kayu. Rumah dengan struktur
rangka kayu harus menggunakan sambungan-sambungan takik yang dikencangkan dengan
menggunakan paku minimal 4 buah.
Panjang paku yang digunakan minimal 2,5 kali tebal kayu yang terkecil. Apabila struktur
kayu ini memikul beban berat (seperti struktur kayu untuk bangunan gudang atau garasi
kendaraan), maka sambungan kayu harus dikencangkan dengan menggunakan bout berdiameter
minimum 10 mm. Semua kayu yang digunakan harus kering dan bila perlu diawetkan sesuai
dengan persyaratan pengawetan kayu.
Rumah kayu dengan Pondasi Umpak


1. Pondasi setempat/umpak yang dimaksudkan di dalam pedoman teknis ini adalah pondasi
umpak yang terbuat dari beton kosong (tanpa tulangan) campuran 1PC : 1 1/2 Psr : 2 1/2 Krl.
2. Bentuk pondasi umpak adalah prisma terpancung dengan ukuran penampang atas 25 cm x 25
cm, penampang bawah 60 cm x 60 cm, dan tinggi 90 cm.
3. Bagian yang tertanam dari pondasi umpak sekurang-kurangnya 30 cm atau sampai tanah
keras. Jarak maksimum antar pondasi adalah 1,5 m.
4. Pembuatan papan duga (bowplang) sebagai acuan penempatan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga setiap baris pondasi berada tepat dibawah sumbu memanjang balok, seperti
ditunjukkan pada Gambar 15.
5. Setiap pondasi umpak harus terikat satu sama lain dengan balok pengikat, seperti pada
Gambar 16.

Rumah kayu dengan Pondasi Menerus





1. Bahan pondasi ini dibuat dari pasangan batu kali dengan adukan untuk spesi 1PC: 4 Psr.
2. Struktur bangunan atas harus terikat pada pondasi dengan menggunakan angkur besi
berdiameter 12 mm dan jarak maksimum 1,5m
3. Apabila menggunakan papan sebagai dinding, maka jumlah paku yang digunakan sekurang-
kurangnya 2 buah, dan sambungan pada papan satu dengan lainnya digunakan sambungan
alur lidah.
4. Untuk mendapatkan bangunan yang kokoh, maka pada setiap detail sambungan pada struktur
rangkanya sebaiknya mengunakan sambungan takik yang dikencangkan dengan paku.
5. Detail A merupakan detail sambungan pada sudut bangunan antara ring balok kayu dengan
kolom:
Sambungan ring balok kayu disudut digunakan sambungan takik.
Sambungan kolom dengan ring balok menggunakan sambungan pasak.
Untuk menambah kekakuan, maka antara ring balok dengan kolom dipasang sekur-sekur
dari papan 2/20 cm dan dipaku.

Rumah kayu dengan Pondasi Tiang


Gambar 24 merupakan ilustrasi dari rumah kayu dinding papan dengan pondasi tiang. Ini
adalah hubungan Pondasi Tiang dengan Balok Penguat Horisontal (Detail A) Untuk
mendapatkan kekokohan struktur bawah dari rumah panggung ini, maka sistem sambungan yang
digunakan adalah sistem sambungan takik dengan penguat paku dan pasak masing-masing untuk
sambungan sekur dan sambungan balok - kolom.

Anda mungkin juga menyukai