Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dimana:
v : laju respirasi (ml/s)
s : perubahan eosin (ml)
t : waktu (detik)
a. Tumbuhan Titian
a. Diketahui S1 = 0,38 ml
t1 = 5 menit = 300 sekon
Perhitungan :
b. Diketahui S2 = 0,57 ml 0,38 ml = 0,19 ml
t2 = 10 menit 5 menit = 5 menit = 300 sekon
Perhitungan :
17
c. Diketahui S3 = 0,67 ml 0,57 ml = 0,10 ml
t3 = 15 menit 10 menit = 5 menit = 300 sekon
Perhitungan :
d. Diketahui S4 = 0,71 ml 0,67 ml = 0,04 ml
t4 = 20 menit 15 menit = 5 menit = 300 sekon
Perhitungan :
e. Diketahui S5 = 0,74 ml 0,71 ml = 0,03 ml
t5 = 25 menit 20 menit = 5 menit = 300 sekon
Perhitungan :
18
Rata-rata laju respirasi:
( )
b. Daun Tumbuhan Cemara Norfolk
a. Diketahui S1 = 0,46 ml
t1 = 5 menit = 300 sekon
Perhitungan :
b. Diketahui S2 = 0,66 ml 0,46 ml = 0,20 ml
t2 = 10 menit 5 menit = 5 menit = 300 sekon
Perhitungan :
c. Diketahui S3 = 0,77 ml 0,66 ml = 0,11 ml
t3 = 15 menit 10 menit = 5 menit = 300 sekon
Perhitungan :
19
d. Diketahui S4 = 0,81 ml 0,77 ml = 0,04 ml
t4 = 20 menit 15 menit = 5 menit = 300 sekon
Perhitungan :
e. Diketahui S5 = 0,97 ml 0,81 ml = 0,16 ml
t5 = 25 menit 20 menit = 5 menit = 300 sekon
Perhitungan :
Rata-rata laju respirasi:
( )
Data Hasil Perhitungan
20
NO.
Nama
Specimen
v1
(ml/ s)
v2
(ml/ s)
v3
(ml/ s)
v4
(ml/ s)
v5
(ml/ s)
1.
Tumbuhan
Titian
0,00127 0,00033 0,00013 0,00010 0,00049
2.
Tumbuhan
Cemara
0,00153 0,00037 0,00013 0,00053 0,00065
H. Pembahasan
Paraktikum pada percobaan yang berjudul Respirasi yang telah
dilakukan pada hari Kamis, tanggal 3 April 2014, pukul 07.00-08.40 WIB, di
Laboratorium Biologi Dasar FMIPA UNY, memiliki tujuan agar setelah
melakukan percobaan mahasiswa dapat mengamati perubahan volume gas yang
berhubungan dengan konsumsi oksigen, mengukur laju respirasi spesimen, dan
dapat menjelaskan pengaruh massa ataupun jenis spesimen terhadap laju respirasi.
Pada percobaan ini, alat yang digunakan antara lain respirometer, botol
vial, kapas, dan jarum suntik. Respirometer merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa macam organisme
hidup, seperti jangkrik, kuncup bunga, maupun kecambah besar. Hal ini
memungkinkan menyelidiki bagaimana faktor-faktor seperti massa, umur, jenis
mempengaruhi rata-rata pernapasan. Respirometer ini terdiri atas dua bagian yang
dapat dipisahkan, yaitu tabung spesimen (tempat hewan atau bagian hewan/
tumbuhan yang akan diselidiki) dan pipa kapiler berskala yang dikalibrasikan
teliti hingga 0,01 mL. Kedua bagian ini dapat disatukan dengan rapat hingga
kedap udara dan didudukkan pada penumpu (landasan). Sedangkan kapas
digunakan untuk membungkus kristal KOH, sehingga tidak ada kontak langsung
dengan spesimen yang akan di uji coba.
Selain alat-alat diatas, dalam percobaan ini bahan yang dibutuhkan antara
lain spesimen, kristal KOH, eosin, dan vaselin. Pada percobaan ini, spesimen yang
digunakan praktikan adalah tanaman Titian dan daun cemara norfolk. Kristal
KOH digunakan untuk mengikat CO
2
(karbondioksida). Selain itu KOH
digunakan untuk peningkat suhu agar respirasi terpicu menjadi lebih cepat. Eosin
21
disini berfungsi untuk penanda seberapa cepat oksigen berkurang dalam tabung
yang berisispesimen. Vaselin digunakan agar udara ynag berada didalam tidak
dapat keluar dan udara yang diluar tidak dapat masuk melalui celah-celah antara
mulut tabung dengan penutup.
Berdasarkan alat dan bahan yang telah disediakan, maka praktikan dapat
melakukan langkah demi langkah percobaan. Langkah pertama yang dilakukan
praktikan yaitu mengukur massa berat tanaman sebagai spesimen yang akan
digunakan. Kemudian praktikan membungkus kristal KOH dengan kapas dan
memasukkannya ke dalam tabung respirometer. Selanjutnya mengolesi bagian
pipa berskala dengan vaselin dan memasukkan tanaman kedalam botol kemudian
menutup botol dengan pipa berskala. Langkah berikutnya menutup pipa berskala
kurang lebih 1 menit, melepaskan dan memasukkan tetesan eosin dengan suntikan
jarum. Praktikan mengamati dan mencatat perubahan kedudukan eosin pada pipa
berskala setiap 5 menit selama 25 menit (5 data). Langkah terakhir yang dilakukan
praktikan yaitu mengulangi percobaan dengan spesimen yang berbeda dan massa
yang berbeda pula.
Tumbuhan adalah salah satu makluk hidup di bumi ini yang mempunyai
suatu keistimewaan. Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri dengan
memanfaatkan sesuatu yang ada disekitarnya. Proses pembuatan makanan ini
disebut fotosintesis. Selain berfotosintesis tumbuhan juga melakukan proses
respirasi seperti halnya mahluk hidup pada umumnya. Seperti yang praktikan
sudah paparkan di dalam latar belakang bahwa untuk membuktikan tumbuhan
melakukan proses respirasi maka diperlukan suatu pengamatan, pengamatan yang
dilakukan yaitu dengan menggunakan dua tumbuhan berbeda, yang bertujuan
sebagai perbandingan mana yang lebih cepat laju respirasinya yang dipengaruhi
oleh factor-faktor tertentu, diantaranya yaitu jenis dan masaa tumbuhan. Dua
tumbuhan tersebut yaitu tanaman Titian dan daun Cemara Norfolk. Pada
percobaan ini praktikan melakukan lima kali pengulangan untuk setiap lima menit
sekali, sehingga menggunakan waktu selama 25 menit untuk satu jenis percobaan.
Untuk bobot dari tanaman Titian yaitu memiliki bobot 3,04 gram untuk semua
pengulangan, sedangkan untuk bobot daun Cemara Norfolk yaitu 3,00 gram.
22
Dari percobaan di atas diperoleh hasil yang berbeda-beda antara laju
respirasi pada tumbuhan Titian dan daun Cemara Norfolk. Mekanisme respirasi
pada tumbuhan yaitu, pada dasarnya tumbuhan memerlukan oksigen, meski dalam
keadaan tertentu, keberadaan okisigen tak lagi dibutuhkan (terutama pada
tumbuhan yang tak berklorofil). Tujuan respirasi tumbuhan sama halnya dengan
tujuan makhluk hidup lainnya. Respirasi dilakukan untuk mendapatkan energi.
Tumbuhan yang bernapas dengan sistem anaerob, akan mendapatkan energi.
Caranya dengan mengurai sejumlah bahan tertentu di tempat mereka hidup.
Sedangkan pada pernapasan aerob, akan dihasilkan karbon dioksida juga uap air
yang kemudian akan dikeluarkan melalui tubuh tumbuhan dengan sistem difusi.
Semua gas yang keluar dan masuk tersebut melewati stomata yang terletak pada
permukaan daun tumbuhan juga inti sel yang ada pada batang tumbuhan. Pada
kondisi tertentu, akar tanaman juga merupakan tempat keluar masuknya gas.
Terutama bagi tanaman yang tumbuh di rawa.
Proses respirasi tumbhan pada percobaan ini dapat diamati dengan adanya
perubahan kedudukan eosin menuju tabung vial yang berisi tanaman, sehingga
terjadi penyusutan volume udara dalam tabung. Pada saat melakukan ekspirasi,
CO
2
yang dihasilkan oleh tumbuhan akan diikat oleh KOH menjadi K
2
CO
3
dan H-
2
O. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2KOH
(s)
+ CO2
(g)
K
2
CO
3
(s) + H
2
O
(l)
Dari reaksi diatas CO2 memiliki volume terbesar karena merupakan gas,
sedangkan K
2
CO
3
berbentuk padat. Akibatnya volume CO
2
dalam tabung kaca
yang berisi tumbuhan akan terus berkurang karena CO
2
diikat menjadi K
2
CO
3
.
Volume udara yang berkurang akan menyebabkan adanya tekanan negatif yang
menyebabkan larutan eosin bergerak menuju tanung kaca yang berisi tumbuhan.
Pada percobaan terhadap spesimen jenis tumbuhan yaitu tanaman Titian
dan daun Cemara Norfolk akan dicari laju respirasi rata-rata dengan terlebih
dahulu menghitung laju respirasi masing-masing perjarak/volume maupun
waktunya, yaitu dengan menggunakan rumus persamaan:
23
Dimana S menunjukkan perubahan eosin (mL) dan t menunjukkan waktu (detik).
Sehingga dari masing-masing tumbuhan, yaitu tanaman Titian dan daun Cemara
Norfolk terdapat 5 data dari perhitungan.
Pada percobaan dengan menggunakan tanaman Titian, didapatkan hasil
pada menit ke-5 laju respirasi mencapai 0,00127 ml/s, pada menit ke-10 laju
respirasinya menurun lebih lambat, yaitu 0,00063 ml/s, dan menit ke-15 juga
terjadi penurunan laju respirasi menjadi 0,00033 ml/s, begitu pula pada menit ke-
20 didapatkan hasil 0,00013 ml/s dan pada menit ke-25 laju respirasi mencapai
0,00010 ml/s, pada menit ini laju respirasi belum mencapai ujung skala, namun
percobaan hanya diambil sebanyak 5 data, sehingga percobaan dihentikan pada
menit ini. Untuk percobaan dengan menggunakan daun cemara Norfolk di
dapatkan hasil, pada menit ke-5 laju respirasinya 0,00153 ml/s, pada menit ke-10
laju respirasinya menurun lebih lambat, yaitu 0,00067 ml/s, dan menit ke-15 juga
terjadi penurunan laju respirasi menjadi 0,00037 ml/s, begitu pula pada menit ke-
20 didapatkan hasil 0,00013 ml/s dan pada menit ke-25 laju respirasi mengalami
kenaikan lebih cepat mencapai 0,00053 ml/s, pada menit ini laju respirasi belum
mencapai ujung skala, namun percobaan hanya diambil sebanyak 5 data, sehingga
percobaan ini juga dihentikan pada menit ke-25.
Dari kelima data yang dihasilkan, laju respirasi rata-rata dari tanaman
Titian yaitu 0,00049 mL/s. Sedangkan pada daun Cemara Norfolk memiliki laju
respirasi rata-rata 0,00065 mL/s. Berdasarkan hasil tersebut, terlihat bahwa daun
Cemara Norfolk memiliki laju respirasi yang lebih cepat dibandingkan dengan
tanaman Titian. Hal ini berarti sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jenis
tumbuhan mempengaruhi laju reaksi.
Respirasi tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat rendah memiliki
perbedaan yang mendasar. Respirasi tumbuhan tingkan tinggi, prosesnya
berlangsung secara aerob dimana pada pernapasan tersebut terdapat pembebasan
energi dari sari-sari makanan pada bagian dalam sel tubuh tumbuhan yang
dilakukan dengan cara oksidasi secara biologis. Oksidasi sendiri merupakan
proses reaksi di antara sari makanan dengan oksigen yang pada akhirnya akan
menghasilkan CO
2
, energi dan juga H
2
O. Reaksi tersebut merupakan jenis rekasi
24
enzimatis yang memiliki peran sebagai katalisator. Energi yang dihasilkan oleh
tumbuhan tersebut akan digunakan dalam proses pertumbuhan, pengangkutan
mineral, pembentukan protein, proses fotosintesis dan masih banyak lagi lainnya.
Pernapasan pada tumbuhan tingkat rendah bisa terjadi dengan dua cara
yakni aerob dan juga anaerob. Respirasi anaerob yang biasanya disebut juga
dengan fermentasi yakni suatu proses pengubahan suatu senyawa utama menjadi
senyawa lanjutan dengan menggunakan bantuan enzim. Proses ini bisa kita jumpai
pada pembentukan alhokol yang awalnya merupakan glukosa.
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yaitu suhu,
kelembaban, ketersediaan jumlah dan jenis subsrat, ketersediaan O2 , jenis dan
umur tumbuhan (Salisbury, 1995).
Reaksi respirasi akan terjadi ketika terdapat oksigen, berikut reaksi yang
terjadi dalam proses respirasi:
C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energy
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, walaupun
besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan
berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan
oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah
oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari
oksigen yang tersedia di udara (I Komang Jaya Santika Yasa, 2009). Sehinga
ketersediaan oksigen ruangan pun akan berpengaruh walaupun dalam jumlah
relatif sedikit.
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan oleh
praktikan, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Adanya perubahan volum yang ditunjukkan oleh larutan eosin menunjukkan
CO2 yang dikeluarkan saat respirasi terikat KOH, sehingga volume udara
akan berkurang dan menyebabkan adanya tekanan negatif.
b. Laju respirasi spesimen
a. Tanaman Titian memiliki laju respirasi rata-rata sebesar 0,00049 ml/s.
25
b. Daun tanaman Cemara Norfolk memiliki laju respirasi rata-rata sebesar
0,00065 ml/s.
c. Daun Cemara Norfolk memiliki laju respirasi yang lebih cepat dibandingkan
dengan tanaman Titian.
J. Daftar Pustaka
Asri Widowati dan Ekosari R. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar 2.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
Campbell, Neil A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Danang.2008.Fotosintesis dan Respirassi. http//www.Indoskripsi.com. diakses
pada
hari Selasa 08 April 2014 pukul 13.00 WIB.
Dwijoseputro. 1986. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Kimball, John. 1998. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Krisdianto,dkk.2005. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Banjar baru: FMIPA
Universitas Lambang Mangkurat
Komang, I Jaya S.Y. 1999. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Lukman, Diah. 1997. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
Ross, Salisburry. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Wilkins.M.B, 1993, Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Bumi Angkasa.
Sumber gambar:
Diakses dari http://www.bimbie.com pada hari Selasa 8 April 2014 pukul 13.08
WIB.
Diakses dari www.bebas.vls.org pada hari Selasa 8 April 2014 pukul 13.13
WIB.
Diakses dari http://www.desyliapu3.wordpress.com pada hari Selasa 8 April 2014
pukul 13.15 WIB.
Diakses dari www.biologi-sel.com pada hari Jumat 28 Maret 2014 pukul 13.23
26
WIB.
Diakses dari http://www.biscience5.blogspot.com pada hari Jumat 28 Maret 2014
pukul 13.25 WIB.
Diakses dari http://www.masihtertulis.blogspot.com pada hari Jumat 28 Maret
2014 pukul 13.30 WIB.
Diakses dari www.web.ipb.ac.id pada hari Jumat 28 Maret 2014 pukul 13.37
WIB.
K. Jawaban Pertanyaan
1. Dalam praktikum ini KOH berfungsi sebagai pengikat CO
2
agar dapat
dijadikan sebagai indiakator terjadinya rspirasi yang bertujuan agar gas CO
2
tidak mengganggu proses respirasi. Serta berfungsi sebagai peningkat suhu
agar respirasi terpicu menjadi cepat.
2. Kesimpulan dalam percobaan ini adalah:
a. Adanya perubahan volum yang ditunjukkan oleh larutan eosin
menunjukkan CO2 yang dikeluarkan saat respirasi terikat KOH, sehingga
volume udara akan berkurang dan menyebabkan adanya tekanan negatif.
b. Laju respirasi spesimen
1) Tanaman Titian memiliki laju respirasi rata-rata sebesar 0,00049 ml/s.
2) Daun tanaman Cemara Norfolk memiliki laju respirasi rata-rata
sebesar 0,00065 ml/s.
c. Daun Cemara Norfolk memiliki laju respirasi yang lebih cepat
dibandingkan dengan tanaman Titian.
3. Kendala yang dialami saat melakukan praktikum yaitu:
a. Kesulitan dalam proses penimbangan spesimen secara konstan.
b. Menetapkan pembacaan skala ukur yang tepat.
c. Posisi respirometer yang sering bergerak.
d. Saat melakukan praktikum, dalam penggunaan respirometer tidak
menggunakan alas yang warnanya lebih gelap, sehingga dalam mengamati
pergerakan eosin mengalami kesulitan untuk membaca skala.
27
e. Pipa kapiler kurang bersih (masih terdapata air) sehingga eosin sulit naik.
L. Lampiran
Foto 1. Alat-alat dan Bahan
Foto 2. Proses pemasangan tutup
28
Foto 3. Pnyuntikan Eosin
Foto 3. Melapisi tabung vial dengan vaselin
29