Anda di halaman 1dari 115

PEMERI NTAH KOTA ADMI NI STRASI J AKARTA UTARA

SUKU DI NAS PEKERJ AAN UMUM TATA AIR










DOKUMEN LELANG
PERSYARATAN TEKNIS

RINCI AN KEGI ATAN

PEMBANGUNAN RUMAH POMPA DAN POMPA KAPUK 1B
KECAMATAN PENJ ARI NGAN









TAHUN ANGGARAN 2013


PEMERI NTAH KOTA ADMI NI STRASI J AKARTA UTARA
SUKU DI NAS PEKERJ AAN UMUM TATA AIR








DOKUMEN LELANG
PERSYARATAN TEKNIS

RINCI AN KEGI ATAN

1.03.04 Pengembangan Sistim Drainase
1.03.05 Pemeliharaan dan Operasional Infrastrukur Pengendali Banjir











TAHUN ANGGARAN 2013
i
DAFTAR ISI


DIVISI I UMUM

SEKSI 1.1 Ketentuan Umum
Pasal 1.1.1 Dasar Hukum J asa Konstruksi . 1
1.1.2 Standard Rujukan . 1
1.1.3 Ukuran .. 2
1.1.4 Perbedaan Gambar .... 2
1.1.5 Sarana Kerja 3
1.1.6 Koordinasi ..... 3
1.1.7 Unsur-unsur Pekerjaan Yang disebutkan kembali 3
1.1.8 Shop Drawing ... 3
1.1.9 Pembayaran Pekerjaan ...... 3

SEKSI 1.2 Lingkup Pekerjaan
Pasal 1.2.1 Umum ........................................................... 5
1.2.2 Pekerjaan Pendahuluan Dan Penunjang ....... 5
1.2.3 Pekerjaan Bongkaran Existing .................. 6
1.2.4
1.2.5
Pekerjaan Galian dan Timbunan Tanah.....
Pembuangan Sisa Galian dan Bongkaran .................................................................
6
6
1.2.6 Pekerjaan Adukan/mortal semen..... 7
1.2.7 Pekerjaan Beton..... 7
1.2.8 Pekerjaan Baja tulangan ........................................ 7
1.2.9 Pekerjaan Cetakan dan Perancah... 7
1.2.10 Pekerjaan Saluran drainase beserta fasilitas...... 7
1.2.11 Pekerjaan Pasangan Batu Belah........................ 7

SEKSI 1.3. Pekerjaan Pendahuluan
Pasal 1.3.1 Mobilisasi.. 8
1.3.2 Papan Nama Kegiatan .. 10
1.3.3 Gudang / Bedeng Pekerja...... 10
1.3.4 Direksi Keet ............................................ 10
1.3.5 Foto Kegiatan/Proyek 13
1.3.6 Bahan dan Penyimpanan .. 13
1.3.7 J adwal Pelaksanaan .. 15
1.3.8 Pembersihan Lokasi .. 18
1.3.9 Relokasi Utilitas dan Pelayanan Yang Ada .. 19
1.3.10 Penutupan Kontrak ... 22
1.3.11 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank ........ 24
1.3.12 Pekerjaan Kisdam dan Pengeringan (bila diperlukan) .. 24


DIVISI II PEKERJ AAN DRAINASE

SEKSI 2.1. Pekerjaan Bongkaran
Pasal 2.1.1 Umum............................................ 26
SEKSI 2.2. Pekerjaan Tanah
ii
Pasal 2.2.1 Pekerjaan Galian Tanah 29
Pasal 2.2.2 Pekerjaan Timbunan ..... 36

SEKSI 2.3. Adukan Mortar/ Semen
Pasal 2.3.1 Umum 44
Pasal 2.3.2 Bahan dan Campuran . 44
Pasal 2.3.3 Pencampuran dan Pemasangan . 45
Pasal 2.3.4 Dasar Pembayaran. 45

SEKSI 2.4. Pekerjaan Beton
Pasal 2.4.1 Umum 46
Pasal 2.4.2 Bahan-bahan 48
Pasal 2.4.3 Pencampuran dan Penakaran 51
Pasal 2.4.4 Pelaksanaan Pengecoran 54
Pasal 2.4.5 Pekerjaan Akhir 58
Pasal 2.4.6 Pengendalian Mutu Di Lapangan 60
Pasal 2.4.7 Pengukuran dan Pembayaran 61

SEKSI 2.5. Baja Tulangan 63
Pasal 2.5.1 Umum .. 63
Pasal 2.5.2 Bahan-bahan 65
Pasal 2.5.3 Pembuatan dan Penempatan 66
Pasal 2.5.4 Pengukuran Dan Pembayaran 67
Pasal 2.5.5 Pintu Air 67

SEKSI 2.6. Pekerjaan Cetakan dan Perancah 70
Pasal 2.6.1 Umum 70
Pasal 2.6.2 Pelaksanaan 74
Pasal 2.6.2 Dasar untuk Pembayaran 78

SEKSI 2.7. Saluran Beton Pabrikasi U- Ditch dan Box Culvert 79
Pasal 2.7.1 Ruang Lingkup Pekerjaan 79
2.7.2 Persyaratan Untuk Pabrikan 79
2.7.3 Persyaratan Teknis 80
2.7.4 Karakteristik Produk 83
2.7.5 Pengukuran Dan Pembayaran 83

SEKSI 2.8. Pekerjaan Kurasan Saluran 85
Pasal 2.8.1 J enis Pekerjaan Kurasan 85
2.8.2 Pelaksanaan Pekerjaan Kurasan 85
2.8.3 Dasar untuk Pembayaran 86

SEKSI 2.9. Pekerjaan Pasangan Batu 87
Pasal 2.9.1 Umum............................ 87
2.9.2 Bahan......................................... 88
2.9.3 Pelaksanaan ......................... 88
2.9.4 Pengukuran Dan Pembayaran 90

SEKSI 2.10. Pengukuran Dan Uji Laboratorium 92

iii

DIVISI III PEKERJ AAN PENUNJ ANG



SEKSI 3.1. Pekerjaan Penunjang 95
Pasal 3.1.1 Fasilitas dan Pelayanan Pengujian 95
Pasal 3.1.2 Transportasi dan Penanganan 98
Pasal 3.1.3 Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas 108


Spesifikasi Teknis / TA 2013

1

DIVISI I PEKERJAAN PENDAHULUAN
SEKSI 1.1
KETENTUAN UMUM

1.1.1 Dasar Hukum Jasa Konstruksi
Dalam pelaksanaan kegiatan ini diberlakukan :
a. SNI (Standar Nasional Indonesia)
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI.2
c. PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik, apabila ada pekerjaan pembangunan
rumah pompa.
d. SPLN (Standar Perusahaan Listrik Negara), apabila ada pekerjaan pembangunan
rumah pompa.
e. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang J asa Konstruksi.
f. Perpres RI No. 54 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/J asa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
g. Surat Menteri Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan
Aparatur Negara No. 59/MKWASPAN/6/98 Perihal Pengadaan Barang dan J asa
Pemerintah.
h. Peraturan Gubernur Provinsi DKI J akarta Nomor 37 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI J akarta.
i. Keputusan Gubernur Provinsi DKI J akarta Nomor : 2082/2012 tentang Kuasa
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Tahun Anggaran 2013
j. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)
Tahun Anggaran 2013 Nomor 316/DPA/2013 tanggal 26 Februari 2013.
k. Surat Penyediaan Dana Anggaran Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013

1.1.2 Standar Rujukan
a. Bila bahan-bahan atau mutu pengerjaan disyaratkan oleh spesifikasi ini harus
memenuhi atau melampaui peraturan atau standar yang disebutkan secara khusus,
maka adalah tanggung jawab Penyedia J asa untuk menyediakan bahan-bahan dan
mutu pengerjaan seperti itu.
b. Dalam pengadaan semua jenis barang/bahan yang digunakan dalam pekerjaan,
adalah merupakan tanggung jawab Penyedia J asa untuk membuktikan bahwa telah
dipenuhi persyaratan rinci dari peraturan dan standard yang disebutkan untuk
Spesifikasi Teknis / TA 2013

2

membuktikan bahwa jenis barang yang diadakan dalam pekerjaan memenuhi atau
melampaui persyaratan ditetapkan.
c. Pengguna Anggaran Satuan Kerja berhak untuk menolak jenis bahan/barang yang
digunakan dalam pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang
ditetapkan. Selanjutnya Pengguna Anggaran Satuan Kerja berhak dan dengan tanpa
mengabaikan cara penyelesaian lainnya untuk menerima jenis barang yang tidak
sesuai dan diikuti dengan suatu penyesuaian dalam harga satuan atau harga
borongan untuk jenis barang/bahan tersebut.
d. J uga merupakan tanggung jawab Penyedia J asa, disyaratkan demikian oleh
Dokumen Kontrak atau permintaan tertulis dari Pengguna Anggaran Satuan Kerja,
untuk menyerahkan kepada Pengguna Anggaran Satuan Kerja semua bukti yang
diminta bahwa bahan-bahan atau mutu pekerjaan atau kedua-duanya, memenuhi atau
melampaui persyaratan peraturan atau standard yang disebutkan secara khusus.
e. Penggunaan standar yang tercantum dalam Spesifikasi ini mencakup, tetapi tidak
terbatas pada, standar yang dirumuskan oleh badan-badan dan organisasi-organisasi
berikut:
SII =Standar Industri Indonesia
SNI =Standar Nasional Indonesia
AASHTO =American Association of State Highway and Transportation
Officials
ACI =American Concrete Institute
AISC =American Institute of Steel Construction.
ANSI =American National Standard Institute
ASTM =American Society for Testing and Materials
AWS =American Welding Society Inc.
CRSI =Concrete Reinforcing Steel Institute
NEC =National Electrical Code
BS =British Standards

1.1.3 Ukuran
Semua ukuran untuk pekerjaan beton disyaratkan dalam gambar dengan cm sedang untuk
pekerjaan baja disyraratkan dengan mm, apabila ada keragu-raguan mengenai dimensi
satuan ukuran, Penyedia J asa wajib berkordinasi terlebih dahulu kepada Pengawas
(Direksi) mengenai dimensi satuan tersebut.

1.1.4 Perbedaan Gambar
a. Pada dasarnya bila ada perbedaan/ konflik antara gambar dan uraian Pekerjaan dan
Persyaratan Pelaksanaan, maka yang berlaku adalah yang tertera dalam Bill of
Quantity.
b. Ketentuan tersebut berlaku bila tidak ada ketentuan lain dari Direksi/ Perencana.
c. Meskipun demikian, setiap kali ada perbedaan, ketidaksesuaian atau keragu-raguan
diantara gambar kerja, maka sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut, Penyedia
Spesifikasi Teknis / TA 2013

3

J asa harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi dan Direksi memberikan
gambar mana yang akan dijadikan pegangan sesudah berunding dengan Perencana.
d. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi Penyedia J asa untuk
claim pada waktu pelaksanaan.

1.1.5 Sarana Kerja
a. Penyedia J asa wajib memasukkan identifikasi nama, jabatan, keahlian masing-
masing anggota kelompok kerja pelaksanaan pekerjaan pemborongan ini.
b. Penyedia J asa wajib memasukkan identifikasi bengkel kerja (work shop) beserta
peralatannya, dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.

1.1.6 Koordinasi
Pada waktu pengadaan material dan Pemasangan material tersebut, Penyedia J asa wajib
mengadakan Koordinasi dengan Penyedia J asa-Penyedia J asa unsur pekerjaan lainnya
(bila ada) atas petunjuk Direksi.

1.1.7 Unsur-unsur Pekerjaan yang Disebutkan kembali
Apabila dalam Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan ini ada bagian-bagian/
bab-bab yang menyebutkan kembali setiap unsur pada item / ayat lain, maka ini bukan
berarti lebih menegaskan.

1.1.8 Shop Drawing
a. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan yang dibuat Penyedia J asa
berdasarkan gambar perencanaan/ gambar kerja yang disesuaikan dengan keadaan
lapangan dan/ atau persyaratan pabrik dan bahan yang dipakai.
b. Shop Drawing ini harus memberikan semua data teknis yang diperlukan termasuk
keterangan produksi, bahan, cara pemasangan, dimensi dan lainnya.
c. Penyedia J asa harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan shop drawing yang
sebelumnya telah diajukan dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.
d. Pada dasarnya Penyedia J asa diwajibkan membuat shop drawing apabila ada
persyaratan khusus dari pabrik/ produksi bahan tertentu dan/ atau belum tercakup
secara lengkap dalam gambar kerja dan/ atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.




Spesifikasi Teknis / TA 2013

4

1.1.9 Pembayaran Pekerjaan
a. Penyedia J asa harus melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan detail yang diberikan
dalam gambar dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, dimana
sebagian besar pekerjaan tersebut akan dibayar menurut sistem Harga Satuan.
Pembayaran kepada Kontraktor harus dilakukan berdasarkan kuantitas aktual yang
diukur secara utuh pekerjaan pada masing-masing Mata Pembayaran dalam Kontrak
yang telah dilaksanakan sesuai dengan pekerjaan yang berkaitan dengan Spesifikasi
ini, baik cara pengukuran maupun pembayarannya. Pembayaran juga akan dilakukan
berdasarkan pengukuran dan pembayaran Lump Sum untuk mata pembayaran
Mobilisasi, Relokasi Utilitas dan Pelayanan Yang Ada terhadap pekerjan yang
terkait


b. Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia J asa harus mencakup kompensasi penuh
secara menyeluruh untuk seluruh biaya yang dikeluarkan: seluruh pekerja, bahan,
peralatan kerja, konstruksi, pengorganisasian pekerjaan, biaya tak terduga,
keuntungan, retribusi, pajak, pengamanan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan,
pembersihan lokasi dan pembuangan puing-puing dari bongkaran, oleh karenanya
pembayaran untuk pekerjaan pendahuluan yang menyangkut dengan pembuatan
Direksi keet, bedeng pekerja akan dibayar setelah selesainya pembersihan lokasi.








Spesifikasi Teknis / TA 2013

5

SEKSI 1.2
LINGKUP PEKERJAAN

1.2.1 Umum
Maksud dari Lingkup Pekerjaan dokumen ini adalah sebagai acuan bagi Penyedia J asa
untuk melaksanakan pekerjaan selengkapnya, sebagaimana diidentifikasikan pada
gambar dan diuraikan dalam Formulir Penawaran dan Daftar Penawaran, yang
sepenuhnya sesuai dengan persyaratan dari spesifikasi ini, cakupan dokumen ini juga
mengharuskan penyedia jasa untuk melakukan survei lapangan yang cukup detil selama
periode mobilisasi agar Direksi Pekerjaan dapat melaksanakan revisi dan
menyelesaikan detil pelaksanaan pekerjaan sebelum operasi pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini.

1.2.2 Pekerjaan Pendahuluan Dan Penunjang
Sebelum pelaksanaan fisik lapangan dimulai, penyedia jasa harus koordinasi kepada
Camat, Lurah, RW, dan RT setempat serta instansi terkait (Polisi, Dishub,
Pertamanan, Utilitas)
Mobilisasi Tenaga Kerja, mobilisasi pemasangan peralatan sesuai dengan daftar
peralatan yang tercantum dalam penawaran.
Pembuatan Papan Nama proyek.
Pembuatan Direksi keet, Gudang/Bedeng pekerja
Foto Kegiatan/proyek, dilakukan pengambilan foto sebanyak yang tertuang didalam
BoQ dengan pengambilan teknik foto dengan latar belakang dan sudut yang sama
untuk bobot progres pelaksanaan 0%, 50% dan 100%
J adwal Pelaksanaan dan Kurva S, serta gambar kerja
Fasilitas dan pelayanan pengujian.
Transportasi dan penanganan pengadaan barang (material)
Pemeliharaan dan Pengaturan lalu lintas
Bahan dan penyimpanan (material)
Relokasi Utilitas dan Pelayanan yang ada
Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Rambu-rambu lalu lintas, spanduk informasi masyarakat dan Penerangan (lampu
pengaman jalan)
Pagar pengaman dari papan/triplek tinggi min. 1,20 m, khusus untuk pekerjaan di
jalan arteri kolektor harus menggunakan bahan ramah lingkungan (banner)
Spesifikasi Teknis / TA 2013

6

Pekerjaan Kisdam dan Pengeringan/dewatering (bila diperlukan)

1.2.3 Pekerjaan Bongkaran Existing
Dalam melaksanakan pekerjaan bongkaran, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
Dilakukan pengecekan keberadaan jaringan utilitas, meliputi: pipa PAM, kabel PLN,
kabel Telkom, Fiber optic, Pipa gas yang selanjutnya di laporkan kepada KPA untuk
ditindak lanjuti
Bongkar Saluran+tutup lama/beton bertulang, beton tanpa tulang, dan pasangan batu
kali
Bongkar hotmix dg peralatan cold milling +angkut tebal 4 - 5 Cm Vol. <100 m
2

Melakukan koordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Pemakaman sebelum dilakukan
pembongkaran/tebang pohon
Lihat Seksi 2.1

1.2.4 Pekerjaan Galian dan Timbunan Tanah
A. Galian Tanah
Lihat Seksi 2.2
B. Timbunan Tanah
Lihat Seksi 2.2

1.2.5 Pembuangan Sisa Galian dan Bongkaran
Material sisa galian dan bongkaran yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan
akan dibuang di suatu tempat yang disetujui oleh Direksi. Pekerjaan pembuangan
sisa galian tersebut diperhitungkan, dilaksanakan dan diatur penggunaan /
penempatannya oleh Direksi Pekerjaan apabila di daerah sekitar lokasi galian tidak
memungkinkan untuk menyebar sisa galian tersebut, karena akan mengganggu
fungsi jaringan dan fasilitas yang ada.
Satuan pembayaran untuk pekerjaan ini adalah meter kubik (m3), yang dihitung
secara matematis dari jumlah total volume galian dikurangi volume yang terpakai
untuk timbunan (soil balance).
Pembuangan sisa galian dan bongkaran tidak melebihi 1x24 jam setelah dilakukan
penggalian/pembongkaran.
Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
oleh Direksi Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang.
Material lama bekas galian harus.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

7


1.2.6 Pekerjaan Adukan / Mortar Semen
Lihat Seksi 2.3
1.2.7 Pekerjaan Beton
Lihat Seksi 2.4
1.2.8 Pekerjaan Baja Tulangan
Lihat Seksi 2.5
1.2.9 Pekerjaan Cetakan dan Perancah
Lihat Seksi 2.6
1.2.10 Pekerjaan Saluran Drainase beserta fasilitas
Lihat Seksi 2.7
1.2.11 Pekerjaan Pasangan Kurasan Saluran
Lihat Seksi 2.8
1.2.12 Pekerjaan Pasangan Batu
Lihat Seksi 2.9
1.2.13 Pekerjaan Pengukuran dan Uji Laboratorium
Lihat Seksi 2.10










Spesifikasi Teknis / TA 2013

8

SEKSI 1.3
PEKERJAAN PENDAHULUAN

1.3.1 Mobilisasi
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada
jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan dibagian-
bagian lain dari Dokumen Kontrak dan secara umum harus memenuhi berikut:
a. Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak

1. Penyewaan sebidang lahan yang diperlukan untuk basecamp Kontraktor dan
kegiatan pelaksanaan.
2. Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan
dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak.
3. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana
peralatan tersebut akan digunakan menurut kontrak ini.
4. Pemeliharaan base camp Kontraktor, termasuk kantor lapangan, tempat tinggal,
bengkel, gudang dan sebagainya.

b. Ketentuan mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk Direksi Pekerjaan,
dimana kebutuhan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

c. Ketentuan mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu Penyediaan dan pemeliharaan
laboratorium lapangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Direksi
Pekerjaan bersama dengan peralatan laboratorium lapangan.

d. Kegiatan Demobilisasi untuk semua Kontrak Pembongkaran tempat kerja oleh
Kontraktor pada saat akhir Kontrak, termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan
dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja
menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.

e. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program mobilisasi
menurut detil dan waktu yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Bilamana perkuatan
jembatan lama atau pembuatan jembatan darurat atau pembuatan timbunan darurat
pada jalan yang berdekatan dengan proyek, diperlukan untuk memperlancar
pengangkutan peralatan, instalasi atau bahan milik Kontraktor, detil pekerjaan darurat
ini juga harus diserahkan bersama dengan program mobilisasi sesuai dengan
ketentuan Spesifikasi ini.

f. Program mobilisasi, waktu harus ditetapkan untuk semua kegiatan mobilisasi yang
disyaratkan dalam Pasal ini dan harus mencakup informasi tambahan berikut :

Spesifikasi Teknis / TA 2013

9

1. Lokasi base camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah detil di
lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Kontraktor, gudang dan instalasi
laboratorium

2. J adwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan
tercantum dalam Daftar Peralatan, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan
jadwal kedatangan peralatan di lapangan.

3. Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan harus
memperoleh persetujuan dari Direski Pekerjaan.

4. Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar
aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal
mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.

5. Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang
menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk
menyatakan persentase kemajuan mobilisasi

Pengukuran Dan Pembayaran
a) Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas dasar
jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui seperti yang diuraikan
dalam Spesifikasi di atas.
b) Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadwal pembayaran yang
diberikan di bawah, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua pekerja, bahan, perkakas,
dan biaya lainnya yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam
Spesifikasi ini. Walaupun demikian Direksi Pekerjaan dapat, setiap saat selama
pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan yang
dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lump sum untuk Mobilisasi.
Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut:
1. 50 % (lima puluh persen) bila mobilisasi 50 % selesai, dan pelayanan atau fasilitas
pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi.
2. 20 % (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
3. 30 % (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan.
Bilamana Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari
kedua batas waktu yang disyaratkan dalam Spesifikasi maka jumlah yang disahkan
Direksi Pekerjaan untuk pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari harga lump
sum Mobilisasi dikurangi sejumlah dari 1 % (satu persen) nilai angsuran untuk setiap
keterlambatan satu hari dalam penyelesaian sampai maksimum 50 (lima puluh) hari.

Spesifikasi Teknis / TA 2013

10

1.3.2 Papan Nama Kegiatan
Pembuatan dan Pemasangan papan nama kegiatan sebanyak 1 buah dengan bentuk,
ukuran, isi tulisan dan warna harus dibuat sesuai dengan Keputusan Gubernur Provinsi
DKI J akarta Nomor 438/2000 tanggal 9 Maret 2000, sebagai berikut :
a. Papan nama dibuat dari bahan multiplek tebal 4 mm, panjang 240 cm, lebar 120 cm,
dengan tiang kaso ukuran 5 x 7.
b. J enis tulisan memakai huruf, tulisan dan garis warna hitam.
c. Untuk Kegiatan Dana Pembangunan Provinsi seluruh bagain dasar (A & B) warna
Putih.
d. Untuk Kegiatan Dana Daerah lainnya dasar Bagian (A) warna Putih dan dasar bagian
(B) warna orange.
Penempatan Papan Nama Kegiatan, di dalam lokasi kegiatan pada tempat yang mudah
terlihat umum dan dipasang saat mulainya pelaksanaan pekerjaan dan harus dicabut
setelah penyerahan kedua (Final Hand Over/ FHO).

1.3.3 Gudang / Bedeng Pekerja
Penyedia J asa harus mengusahakan Bedeng pekerja, gudang penyimpanan, barak pekerja
dan bengkel, bilamana perlu membayar ganti rugi/ sewa untuk penggunaan tempat yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta mendapat ijin persetujuan dari Direksi.
Pembuatan gudang/ bedeng pekerja dibuat dengan bahan dan ukuran sebagai berikut :
Gudang/ bedeng pekerja dibuat dari bahan triplek tebal 4 mm
Atap menggunakan seng gelombang
Luas gudang/ bedeng pekerja adalah 12 m
2
.
Pada akhir pekerjaan atau sebelum sesuai petunjuk Direksi, Penyedia J asa harus segera
membongkar, memindahkan alat-alat konstruksi, atau bentuk-bentuk lain yang sudah
tidak digunakan agar bekas tempat pekerja tersebut bersih kembali. Pembiayaan untuk
hal-hal tersebut tidak diadakan tersendiri, tetapi harus sudah tergabung dalam Penawaran
Kontrak.

1.3.4 Direksi Keet
a. Umum
1. Uraian
Penyedia J asa / Kontraktor harus membangun, menyediakan, memelihara dan
menjaga kantor proyek / Direksi Keet yang cocok dan memenuhi kebutuhan
proyek untuk pengelolaan dan pengawasan proyek selama berlangsungnya
pekerjaan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Pada saat selesainya
Kontrak semua bangunan/ kantor darurat tersebut harus dibongkar atau
dibersihkan dari lokasi.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

11


2. Ketentuan Umum
a. Kontraktor harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun
Daerah.

b. Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan
Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program,
dimana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah
kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan
dilengkapi obat-obatan P3K serta memenuhi syarat kesehatan.

c. Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.

d. Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan
cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya, semua
jenis bahan dan peralatan yang dipakai tidak diijinkan menggunakan bahan/
barang bekas pakai.

e. Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok
sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.

f. Sesuai pilihan Kontraktor, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit dari
komponen komponen pra fabrikasi.

g. Kontraktor harus menyediakan gudang untuk penyimpanan material yang
cukup memenuhi syarat agar material-material yang tersimpan tidak lekas
rusak dan dilengkapi alat-alat pemadam kebakaran/ tabung apar (alat
pemadam api ringan)

h. Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang
mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.

i. Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan
sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi
pagar keliling, dan dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari kerikil serta
tempat parkir.

j. Penyedia J asa harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun
material selama kegiatan berlangsung.

k. Bangunan yang diuraikan dalam pembangunan ini akan dibayar menurut
pembayaran Lump Sum sesuai yang tertera dalam penawaran RAB, sedangkan
untuk Mobilisasi dimana dianggap kompensasi penuh untuk pembuatan,
penyediaan, pelayanan, pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua
bangunan tersebut setelah Pekerjaan selesai.

l. Untuk biaya direksi keet sebagai keperluan kantor terakomodir di dalam biaya
bedeng pekerja.

Spesifikasi Teknis / TA 2013

12

b. Kelengkapan Kantor Dan Fasilitas
Kontraktor harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan
memenuhi kebutuhan proyek selama kelangsungan pelaksanaan pekerjaan yang
terdiri dari (Gambar terlampir):

Meja dengan kursinya.
1 set meja dan kursi tamu.
Lemari/ rak untuk penyimpanan dokumen-dokumen.
Papan tulis beserta pelengkapannya.
Panel untuk gambar.
Lemari Obat-obatan dan P3K
Gambar kerja sesuai dengan lokasi lingkup kerja.

c. Ukuran Dan Bahan
Kantor Direksi keet dibuat dengan ukuran panjang 3 m dan lebar 4 m, dengan
jenis dan mutu bahan dipakai adalah sebagai berikut :
Atap : Seng gelombang
Dinding : Papan triplek
Rangka : Kayu borneo
Lantai : Beton dengan tebal 6 cm ad. 1 pc : 3 pasir : 5 split
Pintu : rangka kayu borneo
Peralatan : disesuaikan dengan kebutuhan kantor kerja

d. Pengukuran Dan Pembayaran
Bangunan yang diuraikan dalam Spesifikasi ini akan dibayar menurut
pembayaran Lump Sum sesuai dengan Spesifikasi ini, dimana pembayaran harus
dianggap kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan,
pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunan tersebut setelah
Pekerjaan selesai.




Spesifikasi Teknis / TA 2013

13

1.3.5 Foto Kegiatan/ Proyek
Penyedia J asa diharuskan membuat foto kegiatan yang termasuk dalam laporan proyek
sesuai dengan kemajuan pekerjaan meliputi tiga phase (pada saat 0 %, 50 % dan 100 %),
dipotret pada 4 titik pada setiap profil tahapan pekerjaan. Pemotretan dilakukan pada titik
pengambilan dan arah yang sama, disusun dalam album, dibuat tiga rangkap, dilengkapi
dengan keterangan gambar foto dan gambar titik Pengambilan/ pemotretan pada
sket/situasi lapangan atau denah bangunan.
J enis dan mutu barang yang dipakai adalah foto berwarna, ukuran postcard dan dicetak
jelas.
Foto-foto tersebut dilampirkan pada waktu mengajukan tagihan pembayaran/ termyn
sesuai dengan tahapnya.

1.3.6 Bahan dan Penyimpanan
a. Umum
1. Uraian
Bahan yang dipergunakan di dalam Pekerjaan harus :
a. Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku.
b. Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam
Gambar dan Spesifikasi ini, atau sebagaimana secara khusus disetujui tertulis
oleh Direksi Pekerjaan.
c. Semua produk harus baru.
2. Pengajuan
a. Sebelum mengadakan pemesanan atau membuka daerah sumber bahan untuk
setiap jenis bahan, maka Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan contoh bahan, bersama dengan detil lokasi sumber bahan dan Pasal
ketentuan bahan dalam Spesifikasi yang mungkin dapat dipenuhi oleh contoh
bahan, untuk mendapatkan persetujuan
b. Kontraktor harus melakukan semua pengaturan untuk memilih lokasi, memilih
bahan, dan mengolah bahan alami sesuai dengan Spesifikasi ini, dan harus
menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan semua informasi yang berhubungan
dengan lokasi sumber bahan sebelum pekerjaan pengolahan bahan dimulai,
untuk mendapatkan persetujuan. Persetujuan Direksi Pekerjaan atas sumber
bahan tersebut tidak dapat diartikan bahwa seluruh bahan yang terdapat di
lokasi sumber bahan telah disetujui untuk dipakai.
c. Bilamana bahan aspal, semen, baja dan bahan-bahan fabrikasi lainnya akan
digunakan, maka sertifikat pabrik (mill certificate) bahan tersebut harus
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan awal.
Direksi Pekerjaan akan memberikan persetujuan tertulis kepada Kontraktor
untuk melakukan pemesanan bahan. Selanjutnya bahan yang sudah sampai di
lapangan harus diuji ulang di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Spesifikasi Teknis / TA 2013

14

b. Pengadaan Bahan
1. Sumber Bahan
Lokasi sumber bahan yang memungkinkan dapat dipergunakan dan pernah
diidentifikasikan serta diberikan dalam Gambar hanya merupakan bahan informasi
bagi Kontraktor. Kontraktor tetap harus bertanggungjawab untuk mengidentifikasi
dan memeriksa ulang apakah bahan tersebut cocok untuk dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
2. Variasi Mutu Bahan
Kontraktor harus menentukan sendiri jumlah serta jenis peralatan dan pekerja yang
dibutuhkan untuk menghasilkan bahan yang memenuhi Spesifikasi. Kontraktor
harus menyadari bahwa contoh-contoh bahan tersebut tidak mungkin dapat
menentukan batas-batas mutu bahan dengan tepat pada seluruh deposit, dan variasi
mutu bahan harus dipandang sebagai hal yang biasa dan sudah diperkirakan.
Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan Kontraktor untuk melakukan pengadaan
bahan dari setiap tempat pada suatu deposit dan dapat menolak tempat-tempat
tertentu pada suatu deposit yang tidak dapat diterima.
3. Persetujuan
a. Pemesanan bahan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan tertulis
dari Direksi Pekerjaan sesuai dengan maksud penggunaannya. Bahan tidak
boleh dipergunakan untuk maksud lain selain dari peruntukan yang telah
disetujui.
b. J ika mutu bahan yang dikirim ke lapangan tidak sesuai dengan mutu bahan yang
sebelumnya telah diperiksa dan diuji, maka bahan tersebut harus ditolak, dan
harus disingkirkan dari lapangan dalam waktu 2 x 24 jam, kecuali terdapat
persetujuan lain dari Direksi Pekerjaan.
c. Penyimpanan Bahan
1. Umum
Bahan harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya terjamin dan
terpelihara serta siap dipergunakan untuk Pekerjaan. Bahan yang disimpan harus
ditempatkan sedemikian rupa sehingga selalu siap pakai, dan mudah diperiksa
oleh Direksi Pekerjaan. Tanah dan bangunan (property) orang lain tidak boleh
dipakai tanpa ijin tertulis dari pemilik atau penyewanya.
2. Tempat Penyimpanan di Lapangan
Tempat penyimpanan di lapangan harus bebas dari tanaman dan sampah, bebas
dari genangan air dan permukaannya harus lebih tinggi dari sekitarnya. Bahan
yang langsung ditempatkan diatas tanah tidak boleh digunakan untuk Pekerjaan,
kecuali jika permukaan tanah tersebut telah disiapkan sebelumnya dan diberi
lapis permukaan yang terbuat dari pasir atau kerikil setebal 10 cm sedemikian
hingga diterima oleh Direksi Pekerjaan.

Spesifikasi Teknis / TA 2013

15

3. Penumpukan Bahan (Stockpiles)
a. Bahan harus disimpan sedemikian hingga dapat mencegah terjadinya segregasi
dan menjamin gradasi yang sebagaimana mestinya, serta tidak terdapat kadar air
yang berlebihan. Tinggi maksimum dari penumpukan bahan harus dibatasi
sampai maksimum 5 meter.
b. Penumpukan berbagai jenis agregat yang akan dipergunakan untuk campuran
aspal, burtu atau burda, penetrasi macadam atau beton harus dilakukan secara
terpisah menurut masing-masing ukuran nominal agregat. Dinding pemisah dari
papan dapat digunakan untuk harus mencegah tercampurnya agregat-agregat
tersebut.
c. Tumpukan agregat untuk lapis pondasi atas dan bawah harus dilindungi dari
hujan untuk mencegah terjadinya kejenuhan agregat yang akan mengurangi
mutu bahan yang dihampar atau paling tidak mempengaruhi penghamparan
bahan.
4. Pembayaran
a. Kontraktor harus melakukan semua pengaturan dengan pemilik atau pemakai
lahan untuk memperoleh hak konsesi yang diperlukan sehingga dapat
mengambil bahan yang akan digunakan dalam Pekerjaan. Kontraktor
bertanggung jawab atas semua kompensasi dan restribusi yang harus dibayarkan
sehubungan dengan penggalian bahan atau keperluan lainnya. Tidak ada
pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk kompensasi dan restribusi yang
dibayar Kontraktor, dan seluruh biaya tersebut harus sudah dimasukkan ke
dalam Harga Satuan untuk mata pembayaran yang terkait dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
b. Kontraktor harus bertanggungjawab untuk membuat jalan masuk, membuang
gundukan tanah dan semua biaya pelaksanaan lainnya yang diperlukan untuk
pengadaan bahan, termasuk pengembalian lapisan humus dan meninggalkan
daerah dan jalan masuk itu dalam kondisi rapi dan dapat diterima. Seluruh biaya
tersebut harus sudah dimasukkan ke dalam Harga Satuan untuk mata
pembayaran yang terkait dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

1.3.7 Jadwal Pelaksanaan
a. Umum
1. Uraian
J adwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan. J adwal tersebut diperlukan untuk
menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah kegiatan dalam program
mobilisasi telah selesai.
2. Pengajuan
a. Kontraktor harus menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu yang
disepakati setelah Surat Penunjukan Pemenang. J adwal pelaksanaan itu harus
diserahkan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dengan detil yang
Spesifikasi Teknis / TA 2013

16

disyaratkan dalam Spesifikasi ini, dimana detil tersebut harus menunjukkan
urutan kegiatan yang diusulkan oleh Kontraktor dalam melaksanakan Pekerjaan.
b. Setiap akhir setiap bulan Kontraktor harus melengkapi J adwal Pelaksanaan
untuk menggambarkan secara akurat kemajuan pekerjaan (progress) aktual
sampai tanggal 25 pada bulan tersebut.
c. Setiap interval mingguan Kontraktor harus menyerahkan pada setiap hari Senin
pagi, jadwal kegiatan mingguan yang menunjukkan lokasi seluruh operasi dan
kegiatan yang akan dilaksanakan selama minggu tersebut.
d. J adwal Pelaksanaan untuk Sub Kontraktor harus diserahkan terpisah atau
menjadi satu dalam seluruh jadwal pelaksanaan.
b. Detail Jadwal Pelaksanaan
1. J adwal Kemajuan Keuangan
Kontraktor harus membuat J adwal Kemajuan Keuangan dalam bentuk diagram
balok horisontal dan dilengkapi kurva yang menggambarkan seluruh kemajuan
pekerjaan dengan karakteristik berikut :
a. Setiap jenis Mata Pembayaran atau kegiatan dari kelompok Mata Pembayaran
yang berkaitan harus digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan
harus dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-masing kegiatan pekerjaan.
b. Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan bulan.
c. Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat
kemajuan aktual dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana.
d. Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat memberikan
gambaran tentang kemajuan keuangan rencana pada setiap akhir bulan terhadap
kemajuan keuangan aktual.
e. Skala dan format dari J adwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa
hingga tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemutakhiran mendatang.
Ukuran lembar kertas minimum adalah A3.
2. Analisa J aringan (Network Analysis)
J ika diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan Analisa
J aringan yang menunjukkan awal dan akhir setiap tanggal mulainya suatu kegiatan
sehingga dapat diperoleh suatu jadwal jalur kritis (critical path schedule) dan dapat
diperoleh jadwal untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis dalam seluruh
jadwal pelaksanaan.
3. J adwal Penyediaan Bahan
Kontraktor harus menyediakan jadwal yang terpisah untuk lokasi semua sumber
bahan, bersama dengan rencana tanggal penyerahan contoh-contoh bahan dan
rencana produksi bahan dan jadwal pengiriman.
4. J adwal Pelaksanaan
Kontraktor harus menyediakan jadwal pelaksanaan setiap pekerjaan dengan skala
balok horisontal untuk setiap jenis pekerjaan dan pelengkapnya untuk pencatatan
Spesifikasi Teknis / TA 2013

17

kemajuan pekerjaan (progress) aktual terhadap program untuk setiap mata
pembayaran.
c. Revisi Jadwal Pelaksanaan
1. Waktu
Revisi semua jadwal pelaksanaan yang diuraikan harus dilaksanakan bilamana
kemajuan keuangan aktual berbeda lebih dari 20 (dua puluh) persen dari kemajuan
keuangan rencana atau bilamana terdapat perubahan kuantitas yang menyolok
setelah diterbitkannya Variasi atau Addenda.
2. Laporan
Pada saat menyerahkan Revisi J adwal Pelaksanaan maka Kontraktor harus
melengkapi laporan ringkas yang memberikan alasan-alasan timbulnya revisi, yang
harus meliputi :
a. Uraian revisi, termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya perubahan
cakupan, revisi dalam kuantitas atau perubahan jangka waktu kegiatan dan
perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal.
b. Pembahasan lokasi-lokasi ynag bermasalah, termasuk faktor-faktor penghambat
yang sedang berlangsung maupun yang harus diperkirakan serta dampaknya.
c. Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan pengaruhnya.
d. Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show Cause Meeting)
Pertemuan ini diadakan dalam hal terjadinya keterlambatan progres fisik oleh
Kontraktor berdasarkan jadwal kontrak (Contract Schedule). Dalam hal terjadi
keterlambatan progres fisik oleh Kontraktor, maka prosedur ini harus diikuti dalam
untuk mengambil keputusan.
1) J ika terjadinya keterlambatan progres phisik antara 5 % - 7 %, maka Rapat
Pembuktian Keterlambatan (Show Cause Meeting) akan dilaksanakan antara
Pemimpin Proyek, Konsultan Pengawas Lapangan (Supervisor Engineer) dan
Kontraktor.
2) J ika terjadinya keterlambatan progres fisik antara 7 % - 10 %, maka Rapat
Pembuktian Keterlambatan (Show Cause Meeting) akan dilaksanakan antara
Kepala SDPU Tata Air Wilayah J akarta Utara, Pemimpin Proyek, Konsultan
Kepala Pengawas Lapangan (Chief Supervision Engineer Consultant), Konsultan
Pengawas Lapangan (Supervision Engineer Consultant) dan Kontraktor.
3) J ika terjadinya keterlambatan progres fisik lebih besar dari 10 % dan tidak boleh
lebih besar dari 15 %, maka Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show Cause
Meeting) akan dilaksanakan di tingkat Pusat dengan Direktur Pelaksanaan
Prasarana Wilayah sesuai wilayah yang bersangkutan, untuk mengambil
keputusan apakah Kontraktor dapat melanjutkan pekerjaannya/ kontraknya.
Bilamana antara ketiga belah pihak sepakat, maka Kontraktor dapat melanjutkan
pekerjaannya atau bilamana tidak maka Kontraktor akan diberhentikan
kontraknya. Semua kegiatan Rapat Pembuktian Keterlambatan (SCM) harus
dibuat dalam Berita Acara Rapat Pembuktian Keterlambatan yang ditandatangani
Spesifikasi Teknis / TA 2013

18

oleh Pimpinan dari masingmasing pihak sebagai catatan untuk membuat
Persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan berikutnya.

1.3.8 Pembersihan Lokasi
a. Uraian
Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memelihara Pekerjaan
bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan
oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan
bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan
mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak
harus dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima
oleh Direksi Pekerjaan.
b. Pembersihan Selama Pelaksanaan
1) Kontraktor harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin
bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara
bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang
diakibatkan oleh operasi-operasi ditempat kerja dan memelihara tempat kerja
dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.
2) Kontraktor harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari
kotoran dan bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada
setiap saat.
3) Kontraktor harus menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada berm lama
atau yang barudikerjakan dan pada talud samping dipangkas dan dipelihara
sedemikian rupa sehingga ketinggiannya maksimum 3 cm.
4) Bilamana dianggap perlu, Kontraktor harus menyemprot bahan dan sampah
yang kering dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang beterbangan.
5) Kontraktor harus menjamin bahwa rambu jalan dan sejenisnya dibersihkan
secara teratur agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.
6) Kontraktor harus menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa
bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
7) Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di
tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah
dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.
8) Kontraktor tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan
di lokasi proyek tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
9) Kontraktor tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan
kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
10) Kontraktor tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam
sungai atau saluran air.
11) Bilamana Kontraktor menemukan bahwa saluran drainase samping atau
bagian lain dari sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis
bahan selain dari pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja Kontraktor
Spesifikasi Teknis / TA 2013

19

maupun pihak lain, maka Kontraktor harus segera melaporkan kejadian
tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dan segera mengambil tindakan
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk mencegah
terjadinya pencemaran lebih lanjut.
c. Pembersihan Akhir
a. Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam
keadaan bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Kontraktor juga harus
mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan
dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula.
b. Pada saat pembersihan akhir, semua pekerjaan struktur saluran harus
diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan
sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan
semua lokasi diperkeras untuk umum yang bersebelahan langsung dengan
tempat kerja harus disikat sampai bersih. Permukaan lainnya harus digaru
sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul harus dibuang.
d. Dasar Pembayaran
Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk operasi pembersihan yang
dilakukan oleh Kontraktor sesuai dengan menurut ketentuan Spesifikasi ini.
Biaya untuk pekerjaan ini dipandang telah dimasukkan ke dalam berbagai harga
penawaran lump sum.

1.3.9 Relokasi Utilitas dan Pelayanan Yang Ada
a. Umum
1. Uraian
Pekerjaan ini mencakup relokasi jaringan bawah tanah, kabel, lampu
penerangan jalan, tiang listrik, tiang telpon dan tiang lampu pengatur lalu
lintas yang ada, bersama dengan semua perlengkapan yang terkait,
sebagaimana diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan jalan jembatan, saluran
yang lancar dan sebagaimana mestinya, yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Pengaturan dengan Instansi Setempat
a. Dalam konteks ini, istilah Instansi Setempat harus berarti setiap utilitas
umum, instansi pemasok atau instansi lain yang bertanggung-jawab
terhadap utilitas umum dan pelayanan.
b. Sesuai dengan Syarat-Syarat Kontrak, Kontraktor bertanggung-jawab
untuk kontak dengan Instansi Setempat dan menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan berikut ini :
1) Detil lokasi dari semua utilitas dan pelayanan yang akan dipindahkan,
ditempatkan atau terganggu sementara dalam mendukung
pelaksanaan pekerjaan jalan yang direncanakan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

20

2) Salinan yang berhubungan dengan Peraturan, Petunjuk, standar dan
spesifikasi dari Instansi Setempat.
3) Rencana kerja yang terinci yang menunjukkan relokasi utilitas dan
pelayanan yang diperlukan.
4) Persetujuan tertulis atas rencana ini dari setiap instansi setempat yang
terkai, dan
5) Persetujuan atau perijinan dari Instansi Setempat yang diperlukan.
c. Pembayaran atas setiap biaya yang berhubungan dengan perolehan
perijinan semacam ini, dsb. Harus menjadi tanggungjawab Kontraktor.
Dalam segala hal, Pemilik wajib membantu Kontraktor untuk
berhubungan dengan Instansi Setempat.
d. Setiap kerusakan utilitas dan pelayanan yang ada, yang disebabkan oleh
operasi-operasi Kontraktor harus diperbaiki Kontraktor dengan biaya
sendiri.
3. Pemeriksaan Pekerjaan dan Relokasi Fasilitas
a. Pekerjaan relokasi, bilamana dilaksanakan Kontraktor dengan persetujuan
antara Instansi Setempat dengan Direksi Pekerjaan, harus menurut
pemeriksaan dan penerimaan dengan kedua duanya.
b. Bilamana pekerjaan ini dikerjakan oleh badan yang kurang sesuai maka
Kontraktor harus bertanggung-jawab untuk melakukan pengaturan hal-hal
yang perlu dengan Instansi Setempat untuk menjamin agar penyambungan
kembali atas fasilitas tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat dan
memenuhi ketentuan setelah penyelesaian pekerjaan relokasi.
4. J adwal Kerja
a. Pengaturan yang diperlukan dengan Instansi Setempat, sebagaimana
disebutkan diatas, harus dilaksanakan selama Periode Mobilisasi atau
sebelumnya, dan Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan
suatu program untuk pekerjaan relokasi sebelum akhir periode mobilisasi.
b. Bilamana gangguan sementara terhadap pelayanan yang ada tidak dapat
dihindarkan selama pelaksanaan dalam Kontrak, maka Kontraktor harus
membuat pengaturan yang diperlukan dengan Instansi Setempat, dan
menyerahkan program atas pekerjaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan,
dalam waktu yang disepakati setelah pemberitahuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan atas persetujuan tersebut.
c. Bilamana terjadi keterlambatan atas program yang disebutkan diatas, atau
keterlambatan pengaturan dengan Instansi Setempat oleh Kontraktor,
menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan jalan, jembatan dan
saluran akibat dari kinerja pekerjaan relokasi tersebut atau gangguan
sementara terhadap pelayanan yang ada, tidak akan dianggap sebagai
alasan untuk memperpanjang waktu penyelesaian kontrak.


Spesifikasi Teknis / TA 2013

21

b. Pelaksanaan
1. Pelaksanaan oleh Instansi Setempat
J ika tidak diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, pemindahan, relokasi dan
penyambungan kembali utilitas dan pelayanan yang ada harus menjadi
tanggungjawab, dan atas biaya Pemilik dan Instansi Setempat yang
bersangkutan. Akan tetapi, Kontraktor harus bertanggung-jawab untuk
membuat semua pengaturan yang diperlukan, menjaga fasilitas yang terekspos
dari kerusakan, pembayaran biaya perijinan dan hal-hal lain sebagaimana
terinci dalam Spesifikasi ini. Bilamana terjadi keterlambatan atau akan
terlambat dalam melaksanakan pekerjan jalan dan jembatan, meskipun
pelaksanaan oleh Kontraktor telah memenuhi ketentuan yang disyaratkan
dalam Spesifikasi ini, Direksi Pekerjaan menurut pendapatnya dapat
melakukan pengaturan dengan Instansi Setempat yang berkaitan dengan
Kontraktor untuk melakukan semua atau sebagian pekerjaan relokasi, dan
selain dari pengawasan oleh Instansi Setempat yang bersangkutan. Tidak ada
pekerjaan yang boleh dikerjakan tanpa persetujuan tertulis dari Instansi
Setempat yang bersangkutan dan Direksi Pekerjaan.
2. Pelaksanaan atau Pelaksanaan Sebagian oleh Kontraktor
a. Bilamana Direksi Pekerjaan memerintahkan beberapa atau semua pekerjaan
relokasi untuk dilaksanakan oleh Kontraktor, Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan tersebut dengan ketat sesuai dengan Spesifikasi ini
dan memenuhi semua peraturan, petunjuk, spesifikasi dan ketentuan lain
atau petunjuk dari Instansi Setempat yang bersangkutan.
b. Kontraktor harus bertanggungjawab dalam memperoleh dari Instansi
Setempat semua informasi tentang lokasi, fungsi dan penggunaan utilitas
atau pelayanan yang akan dipindahkan dan harus melakukan investigasi
secara menyeluruh terhadap kondisi lapangan sebelum mulai bekerja.
Setiap kerusakan yang diakibatkan oleh operasi-operasi ini yang
mengakibatkan pengabaian, kelalaian, dan kekurang-hati-hatian dari
Kontraktor harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan biayanya sendiri.
c. Pelayanan yang ada yang harus diputus baik sementara atau permanen,
harus dialihkan atau dipotong dengan tepat dan aman di bawah pengawasan
Instansi Setempat, dan semua bahan bongkaran harus dibersihkan dengan
cermat dan disimpan di lapangan untuk pemulihan oleh pemilik (baik
Instansi Setempat atau Pemilik, sebagaimana memungkinkan).
d. Bahan dengan permukaan lama yang dilapisi (coating) yang akan dipasang
kembali di lokasi baru harus disiapkan, sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan dan sesuai dengan ketentuan Instansi Setempat, dengan
perlindungan atau pencegahan terhadap karat dan selanjutnya harus dicat
ulang sebelum dipasang kembali.
e. Bahan lama yang sangat rusak atau lapuk untuk dipasang kembali harus
dibuang dari lapangan oleh Kontraktor, dan diganti dengan bahan baru
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana bahan lama
menjadi tidak dapat digunakan karena kerusakan yang disebabkan oleh
Kontraktor, harus diperbaiki atau diganti oleh Kontraktor dengan biaya
Spesifikasi Teknis / TA 2013

22

sendiri, kecuali jika terdapat perjanjian dua belah pihak yang menyatakan
bahwa kerusakan tersebut memang tidak dapat dihindarkan.
f. Lubang atau kerusakan lainnya yang terjadi di lapangan harus dikembalikan
kondisinya oleh Kontraktor sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan dan sesuai dengan persyaratan yang relevan dengan Dokumen
Kontrak.

1.3.10 Penutupan Kontrak
a. Umum
Kontraktor harus mengikuti semua ketentuan seperti disebutkan dalam Syarat-
syarat Kontrak dan Spesifikasi yang menyangkut Penutupan Kontrak.
b. Berita Acara Penyelesaian Akhir
1. Waktu
Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal-pasal yang
berkaitan dalam Syarat-syarat Kontrak dan bilamana Kontraktor
menganggap bahwa Pekerjaan tersebut telah selesai, termasuk semua
kewajiban dalam periode pemeliharaan, maka Kontraktor harus
mengajukan permohonan untuk penyerahan akhir pekerjaan. Setelah
penyelesaian seluruh pekerjaan perbaikan (remedial work) yang diminta
oleh Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir
dan Pekerjaan tersebut dapat diterima, maka Direksi Pekerjaan harus
menyiapkan dan menerbitkan Berita Acara Penyelesaian Akhir.
2. Isi Permohonan Kontraktor
Permohonan serah terima akhir harus memuat keterangan Kontraktor
berikut :
a. Dokumen Kontrak telah sepenuhnya ditelaah;
b. Pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan Dokumen Kontra;
c. Pekerjaan telah sepenuhnya diperiksa dan diuji sesuai dengan
ketentuan dalam Dokumen Kontrak, dan bahwa semua pemeriksaan
dan hasil pengujian telah diterima oleh Direksi Pekerjaan
d. Pekerjaan telah lengkap dan siap untuk pemeriksaan akhir dan Serah
Terima Akhir.
c. Pengajuan Berita Acara Pembayaran
1. Waktu
Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal-pasal yang
berkaitan dalam Syarat-syarat Kontrak, Kontraktor harus mengajukan
permohonan pembayaran akhir bersama dengan semua detil pendukung
sebagaimana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Setelah ditelaah oleh
Direksi pekerjaan dan jika perlu diamandemen oleh Kontraktor, Direksi
Pekerjaan akan menerbitkan Berita Acara Pembayaran Akhir oleh
Pemilik.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

23

2. Isi Berita Acara
Isi Berita Acara untuk Pembayaran Akhir yang diterbitkan oleh Direksi
Pekerjaan, harus termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
a. J umlah Harga Kontrak seperti yang tercantum dalam Kontrak.
b. Kuantitas akhir pekerjaan yang telah diselesaikan seperti yang
dibuktikan dalam berita acara pengukuran dan hasil perhitungan pada
pekerjaan yang bersangkutan
c. Nilai setiap pekerjaan tambah atau kurang seperti disahkan dalam
Addenda selama Periode Kontrak.
d. Nilai setiap penambahan atau pengurangan terhadap J umlah Harga
Kontraksebagai akibat dari :
i) Denda akibat keterlambatan, bila ada.
ii) Pekerjaan yang tidak lengkap atau tidak benar.
iii) Variasi yang telah disetujui tetapi masih harus dituangkan dalam
Addendum.
iv) Setiap penyesuaian lainnya yang diperlukan pada ketentuan dan
persyaratan dalam Dokumen Kontrak.
e. Perhitungan J umlah Harga Kontrak akhir.
f. Ringkasan lembaran neraca yang menunjukkan selesainya
Pengembalian Semua Uang Muka dan pencairan semua Uang Yang
Ditahan (Retention Money).
g. J adwal tentang seluruh pembayaran yang telah disahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
h. J umlah yang menjadi hak atau yang harus dipotong dari Kontraktor.

d. Addendum Penutup
Berdasarkan detil Berita Acara Pembayaran Akhir yang dibuat oleh Direksi
Pekerjaan, Direksi Pekerjaan harus juga menyiapkan Addendum Penutup yang
harus ditandatangani Pemilik dan Kontraktor, dilengkapi dengan perhitungan
akhir dari J umlah Harga Kontrak. Setelah memperoleh tanda tangan Kontraktor,
selanjutnya Direksi Pekerjaan harus menyerahkan Addendum Penutup tersebut ke
Pemilik untuk ditandatangani bersama-sama dengan Berita Acara Pembayaran
Akhir yang telah disetujui.




Spesifikasi Teknis / TA 2013

24

1.3.11 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan galian, Urugan maupun pasangan/
konstruksi baik profil maupun peilnya, maka penyedia jasa harus membuat program
setiap jarak 10 m dan pemasangannya harus sesuai petunjuk Pengguna Anggaran
Satuan Kerja. Peil, turap dan dasar saluran atau galian harus ditulis pada papan
bouwplank. untuk mendapatkan peil yang benar maka sebelum pelaksanaan lapangan
harus dilakukan uitzet yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis UPP DPU
Propinsi DKI J akarta atas biaya penyedia jasa. J enis dan mutu papan yang dipakai
untuk bouwplank adalah papan borneo dan kaso borneo. Pekerjaan Bouwplank
sebagai penunjang pelengkap pekerjaan yang sudah termasuk kedalam harga satuan
pekerjaan utama.

1.3.12 Pekerjaan Kisdam dan Pengeringan (bila diperlukan)
a. Pekerjaan kisdam dan pengeringan adalah merupakan pekerjaan bantu untuk
memungkinkan memperlancar pelaksanaan pekerjaan agar bebas dari gangguan
genangan air
b. Pekerjaan tersebut berhubungan dengan penggalian pondasi, timbunan kembali dan
pasangan batu kali yang dibawah muka air.
c. Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan kisdam dan fasilitas pemompaan air/
pengeringan untuk mengisolir lokasi bagian pekerjaan yang diperlukan.
d. Penentuan Tipe Kisdam :
Penyedia jasa akan memilih tipe kisdam yang dianggap cocok dan menjamin
kelancaran pekerjaan waktu pelaksanaan dan keefektifannya melindungi pekerjaan
selama pelaksanaannya.
Penyedia jasa harus menyiapkan/membuat gambar detail dan spesifikasi pekerjaan
kisdam dan harus disetujui direksi. Demikian juga jumlah dan kapasitas pompa air
yang harus dipersiapkan secukupnya.
e. Pelaksanaan Kisdam dan Pengeringan
Kisdam dengan tipe yang sudah disetujui direksi harus sudah dibuat sebelum
memulai penggalian pondasi kali, lining atau pekerjaan lain yang memerlukan.
dibuat sedemikian rupa sehingga kebocoran air sedikit mungkin dan menjamin
keamanan pekerjaanya.
Kisdam bisa dibuat secara bertahap, panjang tiap tahap disesuaikan dengan waktu
pengeringan serta kapasitas dan jumlah pompa air.
Apabila pekerjaan ternyata tidak sesuai dengan fungsi yang dikehendaki walaupun
sebelumnya sudah disetujui maka direksi berhak untuk memerintahkan menambah
atau mengurangi dengan konstruksi atau bahan lain yang lebih sesuai.
Setelah pekerjaan pasangan selesai, semua kisdam harus sudah dibongkar/
dibersihkan dan tidak berada lagi pada lokasi pekerjaan dan pembongkaran/
pembersihan yang dilakukan harus mendapat persetujuan Direksi.

Spesifikasi Teknis / TA 2013

25

Nomor Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Pengukuran
1.3.2 Papan nama kegiatan Buah
1.3.4 Direksi keet, gudang / bedeng pekerja Meter Persegi
1.3.5
Foto Kegiatan / Proyek
Lembar
1.3.11 Pengukuran dan pemasangan bouwplank Meter panjang
1.3.12 Pekerjaan Kisdam dan Dewatering J am
Spesifikasi Teknis / TA 2013

26

DIVISI II PEKERJAAN DRAINASE
SEKSI 2.1
PEKERJAAN BONGKARAN

2.1.1 Umum
1. Uraian
a. Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, baik keseluruhan ataupun
sebagian dan pembuangan, jembatan lama, gorong-gorong, saluran, tembok
kepala turap, bangunan dan struktur lain yang dibongkar sehingga
memungkinkan pembangunan atau perluasan atau perbaiakan struktur yang
mempunyai fungsi yang sama seperti struktur yang lama (atau bagian dari
struktur ) yang akan dibongkar.
b. Pekerjaan harus juga meliputi pembuangan bahan ketempat yang ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan yang meliputi baik pembuangan atau pengamanan,
penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan
atas bahan yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
c. Pembongkaran pada pekerjaan saluran perkotaan meliputi :
Bongkaran batu kali tebal <50
Bongkar beton tulang (tebal 15 cm)
Bongkar hotmix (tebal 5 cm) dengan peralatan
Bongkar bingkai beton
Bongkar konblok
bongkar flor
bongkar pasangan batu bata
d. Pengajuan Kesiapan Kerja
Seluruh bahan bongkaran yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan untuk
diamankan harus segera diukur segera setelah pekerjaan pembongkaran dan
suatu catatan tertulis yang memberikan data lokasi semula, sifat, kondisi dan
kuantitas bahan harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan.
e. Kewajiban Kontraktor untuk Mengamankan Bahan dan Struktur Lama
Bilamana pelebaran, perpanjangan atau peningkatan lain terhadap jembatan
atau gorong-gorong/saluran memerlukan pembongkaran lantai, gelagar,
tembok kepala atau bagian struktur lainnya, penbongkaran semacam ini harus
dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan pada bagian struktur yang akan
dipertahankan, setiap kerusakan atau kehilangan, bagian yang diamankan atau
dilepas sementara, atau setiap kerusakan pada bagian strktur yang akan
dipertahankan akibat kelalaian kontraktor, harus diperbaiki kembali atas biaya
kontraktor.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

27

f. Pengaturan Pembuangan Sisa Bahan Bangunan
Kontraktor harus melakukan seluruh pengaturan yang diperlakukan dengan
pemilik tanah dan menanggung semua biaya untuk memperoleh lokasi yang
sesuai untuk pembuangan akhir sisa bahan bangunan dan penyimpanan
sementara untuk bahan yang diamankan.
g. Pengaturan Lalu Lintas
J embatan, duiker, gorong-gorong/saluran dan struktur lain yang digunakan
oleh lalu lintas tidak boleh dibongkar sampai pengaturan untuk memperlancar
arus lalu lintas dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan.
2. Prosedur Pembongkaran
a. Duiker dan saluran beton bertulang bila disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan
untuk diamankan, harus dilepas dengan hati-hati tanpa menimbulkan
kerusakan.
b. Pembonkaran struktur terkecuali diperintahkan lain, bangunan dari struktur
lama sampai dasar saluran dan bagian yang tidak terletak pada saluran harus
dibongkar paling sedikit 30 cm dibawah permukaan aslinya. Bilamana bagian
struktur lama semacam ini terletak seluruhnya atau sebagian dalam batasan-
batasan untuk struktur baru, maka bagian tersebut harus dibongkar seperlunya
untuk memudahkan pembangunan struktur yang diusulkan dan setiap lubang
atau rongga harus ditimbun kembali dan dipadatkan sampai dapat diterima
oleh Direksi Pekerjaan.
3. Pembuangan Bahan Bongkaran
a. Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik pemilik yang sah sebelum
pekerjaan pembongkaran dilakukan. Tidak adabahan bongkaran yang akan
menjadi milik kontraktor.
b. Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana yang diminta oleh
Direksi Pekerjaan
c. Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan, semua beton
bongkar yang ukuran bahannya cocok untuk pasangan batu kosong dan tidak
diperlukan untuk digunakan dalam proyek, harus ditumpuk pada lokasi yang
ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
d. Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau diamankan
dapat dibakar atau dikubur atau dibuang seperti yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
4. Pengukuran dan Pembayaran
a. Kuantitas yang dihitung untuk pembongkaran untuk semua jenis bahan harus
berdasarkan jumlah aktual dari hasil pembongkaran dalam meter panjang
termasuk ke dalam pemasangan saluran pabrikasi/batu belah, kecuali untuk
pembongkaran bangunan gedung, pembongkaran rangka baja, pembongkaran
lantai jembatan kayu, pembongkaran jembatan kayu dalam meter persegi.
Untuk pengangkutan hasil bongkaran ke tempat penyimpanan atau
pembuangan yang sudah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

28

b. Pekerjaan diukur seperti ditentukan di atas harus dibayar berdasarkan Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pembuangan
atau pengamanan, penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan
dari kerusakan, untuk semua pekerja, peralatan, perkakas, dan semua
pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
sebagaimana mestinya seperti disyaratkan dalam bab ini.

























Spesifikasi Teknis / TA 2013

29

SEKSI 2.2
PEKERJAAN TANAH

2.2.1 Pekerjaan Galian Tanah
1. Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan atau penumpukan dari tanah
atau batuan atau bahan-bahan lainnya dari badan jalan atau yang berdekatan
yang diperlukan untuk pelaksanaan yang memuaskan dari pekerjaan dalam
kontrak ini.
b. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembangunan saluran air/selokan,
untuk Pembentukan parit, Pemasangan J aringan pipa, gorong-gorong atau
struktur kecil lainnya.
c. Galian akan ditentukan sebagai salah satu galian umum atau galian berbatu.
1. Galian biasa terdiri dari semua galian yang tidak diklasifikasikan sebagai
galian baru
2. Galian batu akan terdiri dari galian batu bulat besar yang mempunyai
volume 1 m
2
atau lebih besar dari semua batuan atau bahan-bahan keras
lainnya yang dalam pendapat Direksi adalah kurang praktis. Untuk
menggali tanpa menggunakan alat bertekanan udara. Pada umumnya
peledakan tidak akan diperkenankan. Galian ini tidak termasuk bahan-bahan
yang menurut Direksi dapat dilonggarkan/dilepaskan dengan suatu mesin
penggaruk hidrolik tunggal yang ditarik oleh sebuah traktor dengan berat
minimal 15 ton dan tenaga kuda netto sebesar 180 HP.
2. Pengajuan dan Pencatatan
a. Untuk setiap pekerjaan galian yang akan dibayar menurut Bab ini maka
penyedia jasa harus mengajukan pada Direksi sebelum memulai pekerjaan,
yaitu gambar penampang memanjang yang menunjukan tanah dasar yang ada
sebelum pekerjaan pembersihan dan pembongkaran telah dilaksanakan.
b. Penyedia jasa harus mengajukan pada direksi gambar kerja terinci dari semua
struktur sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk dipergunakan
seperti skor, turap, Cofferdam, saluran sementara dan harus memperoleh
persetujuan Direksi sebelum pelaksanaan pekerjaan penggalian yang
dimaksudkan, yang akan dilindungi oleh struktur yang diusulkan.
c. Setelah setiap penggalian untuk tanah diselesaikan maka penyedia jasa harus
memberitahukan kepada direksi. tidak ada bahan-bahan landasan atau bahan
lainnya yang akan dipasang sampai Direksi telah menyetujui keadaan galian
dan sifat serta kekuatan bahan-bahan pondasi.
3. Keamanan Pekerjaan Galian
a. Penyedia J asa harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin keselamatan
tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan galian dan masyarakat umum.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

30

b. Selama pekerjaan galian, harus mempertahankan lereng galian sementara yang
mantap dan mampu menunjang pekerjaan yang berdampingan, struktur atau
mesin akan diawasi setiap waktu. Skor dan turap yang memadai harus
dipasang bila permukaan galian yang menunjang struktur yang berdampingan
menjadi kurang stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.
c. Alat-alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud lain tidak
akan diperkenankan untuk berada atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 m dari
tepi parit terbuka atau galian yang menunjang struktur yang berdampingan
menjadi kurang stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.
d. Cofferdam, tembok ujung atau sarana lain untuk menghindari air dari galian
harus direncanakan secara layak dan cukup kuat untuk menjamin tidak akan
terjadi runtuhan secara tiba-tiba, dan mampu menghindari banjir yang datang
cepat pada tempat pekerjaan.
e. Pada setiap saat sewaktu para pekerja atau lainnya berada di dalam galian dan
mengharuskan kepala mereka di bawah permukaan tanah sekitarnya, maka
Penyedia J asa harus menempatkan seorang pengawas keamanan di tempat
kerja yang tugasnya hanya memonitor keamanan dan kemajuan. Setiap saat
peralatan galian yang tidak digunakan (cadangan) dan perlengkapan
pertolongan pertama (P3K) harus tersedia pada tempat pekerjaan galian.
f. Semua galian terbuka harus dibuat penghalang/polic line untuk mencegah
orang atau sesuatu secara tidak sengaja terjatuh kedalamannya dan setiap
galian terbuka pada jalur lambat atau bahu jalan akan diberi tanda tambahan
pada malam hari dengan drum yang dicat dengan warna Putih (atau yang
sama) dan merah atau cahaya kuning untuk kepuasan Direksi.
4. Penjadualan Kerja
a. Luas setiap galian yang dibuka dalam setiap operasi sesuai dengan
pemeliharaan permukaan yang digali pada suatu kondisi yang baik, dengan
membersihkan pengaruh dari pengeringan, peredaman oleh air hujan dan
gangguan oleh operasi pekerjaan berikutnya.
b. Pembuatan parit atau penggalian lainnya yang melintasi jalan kendaraan harus
dilaksanakan dengan menggunakan konstruksi setengah lebar jalur kendaraan
sehingga jalan tetap terbuka bagi lalu lintas sepanjang waktu.
J ika lalu lintas pada jalur harus dihentikan karena pekerjaan, maka Penyedia
J asa harus memperoleh persetujuan J adual sebelumnya untuk gangguan
tersebut dari instansi yang bersangkutan maupun dari Direksi.
5. Kondisi Tempat Kerja
Semua galian harus dipelihara agar bebas dari air, dan Penyedia J asa harus
menyediakan semua bahan-bahan yang diperlukan peralatan dan tenaga kerja
untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembangunan
saluran sementara, tembok ujung serta cofferdam. Setiap saat, pompa harus
disiapkan pada tempat kerja untuk menjamin tidak ada gangguan dalam
kontinuitas prosedur pengeringan.

Spesifikasi Teknis / TA 2013

31

6. Perbaikan Pekerjaan yang Kurang Memuaskan
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi criteria dalam gambar rencana dan
ketentuan di atas harus diperbaiki oleh Penyedia J asa sebagai berikut :
a. Bahan-bahan yang berlebihan harus dibuang dengan galian selanjutnya.
b. Daerah yang telah digali secara berlebihan, atau daerah yang retak berlebihan
atau longsor harus diurug kembali dengan timbunan bahan-bahan pilihan atau
agregat lapis pondasi sebagaimana ditentukan oleh Direksi.
7. Utilitas
a. Penyedia J asa harus bertanggung jawab untuk memperoleh setiap informasi
yang ada tentang keberadaan serta lokasi bangunan utilitas di bawah tanah dan
untuk memperoleh serta membayar setiap perizinan yang diperlukan atau
pemberian hak lainnya untuk melaksanakan galian yang disyaratkan dalam
kontrak.
b. Penyedia J asa harus bertanggung jawab untuk memelihara dan perlindungan
setiap saluran pipa di bawah tanah yang masih berfungsi, kabel, pipa penyalur
atau lainnya di atas tanah dan jalur-jalur Pelayanan atau struktur cabang yang
mungkin ditemukan dan untuk memperbaiki setiap kerusakan yang disebabkan
oleh pekerjaanya.
c. Apabila terjadi Kerusakan terhadap utilitas pada saat pekerjaan galian, maka
segala Perbaikan dan resiko yang ditimbulkannya menjadi tanggung jawab
penyedia jasa.
8. Royalti Untuk Bahan-bahan Galian.
Bila timbul dengan bahan-bahan pilihan atau aggregate lapis pondasi atau
aggregate aspal atau beton atau bahan-bahan lainnya yang diperoleh dari galian
bahan-bahan tambahan diluar lokasi kegiatan, maka Penyedia jasa harus membuat
semua pengaturan yang diperlukan dan pembayaran biaya serta royalti pada
pemilik tanah dan penguasa yang berwewenang untuk izin menggali dan
mengangkut bahan-bahan tersebut.
9. Penggunaan dan Pembuangan Bahan-bahan Galian
a. Semua bahan-bahan yang sesuai dengan yang digali dalam batas-batas
kegiatan, bilamana memungkinkan, harus digunakan dengan cara yang paling
efektif untuk timbunan atau urugan kembali
b. Bahan-bahan galian yang mengandung tanah organik tinggi, tanah gambut,
sejumlah besar akar, atau bahan-bahan timbunan lainnya atau tanah
kompresibel yang menurut pendapat Direksi akan mencegah pemadatan bahan-
bahan yang dihampar di atasnya atau menyebabkan penurunan atau kegagalan
yang tidak diinginkan, harus digolongkan sebagai yang tidak memenuhi syarat
untuk digunakan sebagai bahan-bahan timbunan dalam pekerjaan permanen.
c. Setiap bahan-bahan galian yang berlebihan untuk kebutuhan timbunan atau
bahan-bahan yang tidak disetujui oleh Direksi sebagai bahan-bahan timbunan
yang sesuai harus dibuang keluar dari daerah pekerjaan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

32

d. Penyedia J asa harus bertanggung jawab untuk semua pengaturan dan biaya
untuk pembangunan bahan-bahan yang berlebihan atau tidak memenuhi syarat,
termasuk penanganan ke dumping site yang ditentukan oleh Direksi.
10. Pemulihan tempat Kerja dan Pembuangan Pekerjaan Sementara
a. Semua struktur sementara seperti cofferdam atau skor dan turap harus
dibongkar oleh Penyedia J asa setelah penyelesaian struktur permanen atau
pekerjaan lainnya untuk mana galian telah dilakukan, kecuali sebaliknya
diarahkan oleh Direksi. Pembongkaran harus dikerjakan dengan cara yang
sedemikian rupa hingga tidak mengganggu atau merusak struktur atau formasi
yang telah selesai.
b. Bahan-bahan yang diperoleh kembali dari pekerjaan sementara tersebut tetap
menjadi milik Penyedia J asa dan jika disetujui oleh Direksi, dimasukkan
kedalam pekerjaan permanen dan dibayar menurut jenis pembayaran yang
dimasukan dalam J adual penawaran.
c. Bahan-bahan galian tidak boleh di tempatkan dalam suatu saluran air tetapi
harus segera dibuang.
d. Lokasi pembuangan bahan galian adalah satu lokasi di luar lokasi pekerjaan
yang ditentukan bersama antara penyedia jasa dan Pengguna Anggaran Satuan
Kerja.
e. Semua lubang galian tambahan, tempat galian batu atau daerah sisa galian
yang digunakan oleh Penyedia J asa harus ditinggalkan yang rapi dan teratur
dengan sisi dan lereng yang mantap.
11. Prosedur Penggalian
a. Umum
1. Galian harus dilaksanakan sampai kelandaian, garis dan ketinggian
yang ditentukan dalam gambar atau diperintahkan oleh Direksi dan
harus meliputi pembuangan semua bahan-bahan yang ditemukan,
termasuk tanah, batuan, batu bata, batu beton, pasangan batu dan
bahan-bahan perkerasan jalan lama.
2. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal
mungkin terhadap bahan-bahan di bawah dan di luar batas galian.
3. Bila bahan-bahan yang tak terlindungi pada garis pembentukan atau
tanah dasar atau permukaan pondasi adalah bahan-bahan lepas atau
lunak atau berlumpur atau tidak memenuhi syarat menurut pendapat
Direksi maka bahan-bahan tersebut harus dipadatkan secara
menyeluruh atau sama sekali dikeluarkan untuk dibuang dan diganti
dengan timbunan yang memenuhi syarat sebagaimana diarahkan oleh
Direksi.
4. Dimana batuan, lapisan keras atau bahan-bahan keras lainnya
ditemukan pada jalur selokan atau pada ketinggian tanah dasar untuk
perkerasan dan bahu jalan atau dasar parit pipa atau galian pondasi
struktur maka bahan-bahan tersebut harus digali 150 mm lebih dalam
sampai suatu permukaan yang rata halus dan mantap. Tidak boleh ada
Spesifikasi Teknis / TA 2013

33

tonjolan batuan ditinggalkan dari permukaan yang terbuka dan semua
pecahan batu yang berdiameter lebih besar dari 150 mm harus dibuang.
Profil galian yang ditentukan harus dicapai dengan penimbunan
material yang dipadatkan dan disetujui oleh Direksi.
5. Galian batuan harus dilaksanakan sehingga sisi galian harus
ditinggalkan pada suatu kondisi yang aman dan sedapat mungkin serta
praktis. Batuan lepas atau menggantung yang dapat menjadi tidak stabil
atau merupakan suatu bahaya lainnya terhadap orang harus dibuang.
Baik terjadi pada galian batuan baru maupun lama.
b. Galian pada Tanah Dasar Perkerasan dan Bahu J alan, Pembentukan Berm,
Selokan dan Talud
1. Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine dalam Meter
Kubik
2. Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine dalam Meter
Kubik
3. Biaya Tambahan untuk Pengangkutan Bahan Hasil Galian dengan
J arak melebihi 5 km dari pengangkuatan yang telah ditentukan untuk
area kerja lokasi J akarta Utara Meter Kubik per Kilometer.
c. Galian Untuk Struktur dan Gorong-Gorong
1. Galian untuk parit dan pipa, gorong-gorong kecil dan saluran beton
pasangan batu atau pasangan batu adukan encer harus cukup ukurannya
untuk memungkinkan pemasangan yang layak dari bahan-bahan
tersebut.
2. Skor, turap dan cofferdam atau tindakan lainnya untuk mengeluarkan
air harus dipasang untuk memberikan ruang gerak yang cukup untuk
pelaksanaan dan pemeriksaan kerangka acuan dan untuk
memungkinkan pemompaan dari tepi luar acuan. Cofferdam atau
skor yang bergerser atau yang bergerak secara lateral selama pekerjaan
galian harus dibetulkan atau diperbesar untuk memperoleh ruang bebas
yang diperlukan dalam pelaksanaan.
3. Setiap pemompaan dari galian harus dikerjakan dengan cara yang
sedemikian rupa untuk menghindari kemungkinan setiap bagian bahan-
bahan konstruksi yang baru ditempatkan dapat terbawa ke luar. Setiap
pemompaan yang diperlukan selama penempatan beton atau untuk
suatu perioda sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus dikerjakan
dari suatu bak yang cocok terletak di luar acuan beton dan air dipompa
kedalam sistem drainase yang telah ditetapkan.
d. Galian Untuk Bahan-bahan Galian Tambahan
1. Lubang galian tambahan harus digali sesuai dengan ketentuan dari
spesifikasi ini.
2. Persetujuan untuk membuka suatu daerah dengan galian tambahan baru
atau untuk mengoperasikan yang sudah ada harus diperoleh dari
Direksi secara tertulis sebelum setiap operasi galian tambahan dimulai.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

34

3. Lubang galian akan dilarang atau dibatasi dimana semuanya itu dapat
mengganggu drainase alam atau yang direncanakan.
4. Lubang galian harus diratakan dan diberi drainase sedemikian rupa
untuk mengalirkan semua air permukaan ke gorong-gorong drainase
tanpa ada genangan.
5. Tepi suatu lubang galian tambahan tidak boleh lebih dari 2 meter dari
kaki suatu timbunan atau 10 meter dari puncak galian.
12. Pengukuran Dan Pembayaran
a. Galian yang Tidak Diukur untuk Pembayaran
Beberapa kategori pekerjaan galian dalam Kontrak tidak akan diukur dan
dibayar menurut Seksi ini, pekerjaan tersebut dipandang telah dimasukkan ke
dalam harga penawaran untuk berbagai macam bahan konstruksi yang
dihampar di atas galian akhir, seperti pasangan batu (stone masonry) dan
gorong-gorong pipa. J enis galian yang secara spesifik tidak dimasukkan untuk
pengukuran dalam Seksi ini adalah:
1) Galian di luar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang
melintang yang disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur
untuk pembayaran kecuali bilamana:
i) Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak
memenuhi syarat seperti yang disyaratkan dalam speksifikasi di atas,
atau untuk membuang batu atau bahan keras lainnya seperti yang
disyaratkan speksifikasi di atas;
ii) Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng yang sebelumnya
telah diterima oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis asalkan tindakan
atau metode kerja Penyedia Jasa yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini
tidak memberikan kontribusi yang penting terhadap kelongsoran tersebut.
2) Pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air, kecuali untuk galian
batu, tidak akan diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Pengukuran dan
Pembayaran harus dilaksanakan menurut Spesifikasi ini.
3) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk pemasangan gorong-gorong pipa,
tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi dari pekerjaan ini
dipandang telah dimasukkan ke dalam berbagai harga satuan penawaran
untuk masing-masing bahan tersebut, sesuai dengan Spesifikasi ini.
4) Pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam pengembalian kondisi
(reinstatement) perkerasan lama tidak akan diukur untuk pembayaran,
kompensasi untuk pekerjaan ini telah dimasukkan dalam berbagai harga
satuan penawaran yang untuk masing-masing bahan yang digunakan pada
operasi pengembalian kondisi sesuai Spesifikasi ini.
5) Galian untuk pengembalian kondisi bahu jalan dan pekerjaan minor
lainnya, kecuali untuk galian batu, tidak akan dibayar menurut Seksi ini.
Pengukuran dan pembayaran akan dilaksanakan sesuai Spesifikasi ini.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

35

6) Galian yang diperlukan untuk operasi pekerjaan pemeliharaan rutin tidak
akan diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan ini telah
termasuk dalam harga penawaran dalam lump sum untuk berbagai operasi
pemeliharaan rutin yang tercakup dalam Spesifikasi ini.
7) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi
dari sumber bahan (borrow pits) atau sumber lainnya di luar batas-batas
daerah kerja tidak boleh diukur untuk pembayaran, biaya pekerjaan ini
dipandang telah dimasukkan dalam harga satuan penawaran untuk timbunan
atau bahan perkerasan.
8) Pekerjaan galian dan pembuangan yang diuraikan dalam speksifikasi
selain untuk tanah, batu, perkerasan berbutir, tanah organik dan bahan
perkerasan, kompensasi untuk pekerjaan ini telah dimasukkan dalam
berbagai harga satuan penawaran yang untuk masing-masing operasi
pembongkaran struktur lama sesuai dengan Spesifikasi ini.
9) Pekerjaan galian untuk pembuatan gigi bertangga untuk landasan suatu
timbunan atau untuk penyiapan saluran-saluran untuk penimbunan, yang
dilaksanakan sesuai dengan speksifikasi, tidak boleh diukur untuk
pembayaran, biaya untuk pekerjaan ini telah dianggap termasuk dalam
harga satuan penawaran.
b. Pengukuran Galian untuk Pembayaran
1) Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk
pembayaran sebagai pembayaran dalam meter kubik bahan yang
dipindahkan. Faktor penyesuaian berikut ini harus digunakan untuk
menghitung kuantitas setara untuk timbunan:
Dasar perhitungan kuantitas galian ini haruslah gambar penampang
melintang profil tanah asli sebelum digali yang telah disetujui dan gambar
pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi yang
disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas
ujung rata-rata, menggunakan penampang melintang pekerjaan secara
umum dengan jarak tidak lebih dari 25 meter atau dengan jarak 50 meter
untuk medan yang datar.
2) Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan
dapat digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh
Penyedia Jasa sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang
tidak terpakai ini dan terjadi semata-mata hanya untuk kenyamanan Penyedia
Jasa dengan exploitasi sumber bahan (borrow pits) tidak akan dibayar.
3) Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang
dibatasi oleh bidang-bidang sebagai berikut:
Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi
yang melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang
horisontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau
galian batu sesuai dengan sifatnya.
Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

36

Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang
diuraikan di atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan,
tambahan galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-
sebab lain.
4) Pekerjaan galian perkerasan beraspal yang tidak termasuk dalam speksifikasi
Pengembalian Kondisi (Reinstatement) Perkerasan Lama, harus diukur
untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan
yang digali dan dibuang.
5) Galian bahan perkerasan berbutir, tanah organik, tanah lunak, tanah
ekspansif, tanah yang tak dikehendaki, tanah tergumpal dan tanah dengan
daya dukung sedang, jika tidak disebutkan lain dalam pasal-pasal yang
sebelumnya, harus diukur untuk pembayaran sebagai Galian Biasa.
c. Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar
sesuai pekerjaan pemasangan saluran beton pracetak pabrikasi / batu belah
dalam meter panjang menurut satuan pengukuran dengan harga yang
dimasukkan dalam analisa Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing
Mata Pembayaran, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk cofferdam, penyokong,
pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.

2.2.2 Pekerjaan Timbunan
1. Uraian
b. Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan dan
pemadatan tanah atau bahan-bahan butiran yang disetujui untuk pembuangan
timbunan untuk struktur dan untuk penimbunan pada umumnya sebagaimana
diperlukan untuk pembentukan tempat ketinggian dari penampang melintang
yang ditentukan atau disetujui.
c. Timbunan yang tercakup oleh ketentuan dari bab ini akan dibagi dalam dua
jenis yaitu timbunan biasa dan timbunan dengan bahan-bahan terpilih.
Timbunan dengan bahan-bahan terpilih akan digunakan seperti yang tertera
dalam gambar dan/atau ditentukan oleh Direksi. termasuk rencana reklamasi
lahan yang akan dijelaskan lebih detil pada bab berikutnya.
d. Pekerjaan ini tidak termasuk bahan-bahan timbunan yang ditempatkan
sebagai alas untuk pipa atau saluran beton, juga tidak untuk bahan-bahan
drainase porous yang ditempatkan untuk drainase di bawah permukaan atau
untuk mencegah penggerusan butir-butir halus tanah dengan penyaringan.


Spesifikasi Teknis / TA 2013

37

2. Standar Rujukan
Penyedia J asa harus menyelesaikan semua pengujian di bawah pengawasan
Konsultan dan harus mengajukan laporan dalam waktu 1 (satu) minggu setelah
masing-masing pengujian dilaksanakan.
Pengujian mencakup:
Analisa Saringan : AASHTO T 88 78
Pemadatan Lapangan : AASHTO T 99 74
Penepatan Batas Cair Tanah : AASHTO T 89 68
Penetapan Batas Plastis dan
Indeks Plastisitas Tanah : AASHTO T 90 70
CBR : AASHTO T 193 72
Water Content : ASTM D 2216
3. Pengujian
a. Penyedia J asa harus mengajukannya pada Direksi sebelum suatu persetujuan
untuk memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Direksi Beberapa hal sebagai
berikut:
Gambar penampang melintang terinci yang menunjukan permukaan yang
dipersiapkan dimana timbunan akan ditempatkan.
Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan pemadatan yang memadai
dari permukaan yang dipersiapkan di mana timbunan itu akan
ditempatkan bila diperlukan diperlukan di dalam Spesifikasi di bawah
b. Penyedia J asa harus mengajukannya kepada Direksi sekurang-kurangnya 14
hari sebelum sebelum tanggal yang diusulkan dari penggunaan yang pertama
dari setiap bahan-bahan yang diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan :
Dua contoh masing-masing sebesar 50 kg dari bahan-bahan, salah satu
akan disimpan oleh Direksi untuk Rujukan selama masa kontrak.
Suatu pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan
yang diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan bersama dengan data
pengujian laboraturium yang membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Spesifikasi.
c. Penyedia J asa harus mengajukan yang berikutnya secara tertulis kepada
Direksi segera setelah penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum
setiap persetujuan diberikan untuk penempatan bahan-bahan lain di atas
timbunan :
Hasil pengujian kepadatan sebagaimana ditentukan dalam Spesifikasi
Hasil Pengujian pengukuran permukaan dan data pengukuran yang
membuktikan bahwa permukaan berada dalam toleransi yang ditentukan
dalam Spesifikasi
Spesifikasi Teknis / TA 2013

38


4. Kondisi Tempat Kerja
a. Penyedia J asa harus menjamin bahwa lokasi area pekerjaan selalu kering
sebelum dan selama pekerjaan penempatan dan pemadatan, bahwa timbunan
selama pembangunan harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk
menunjang drainase dari aliran air hujan dan bahwa pekerjaan yang
diselesaikan mempunyai drainase yang baik. Air dari tempat kerja harus
dikeluarkan melalui sistem drainase permanen. Cara yang layak untuk
menjebak lumpur harus disediakan pada sistem drainase sementara yang
dialirkan ke dalam sistem drainase permanen.
b. Penyedia J asa harus memelihara tempat area kerja suatu pekerjaan air yang
cukup untuk Pengendalian kelembaban timbunan selama operasi penempatan
dan pemadatan.
5. Perbaikan Pekerjaan Yang Kurang Memuaskan
a. Timbunan air yang tidak sesuai dengan penampang melintang yang
ditentukan atau disetujui, harus diperbaiki dengan menggaruk permukaan
tersebut dan membuang atau menambah bahan-bahan sebagaimana
diperlukan, disusul dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
b. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam batas kadar air yang
ditentukan didalam Spesifikasi atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi
harus dikoreksi dengan menggaru bahan-bahan disusul dengan penyiraman
dengan jumlah air yang cukup dan mencampur secara keseluruhan dengan
sebuah mesin perata (grader) atau peralatan lain yang disetujui.
c. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti batas kadar air yang
ditetapkan didalam standart rujukan atau sebagaimana diarahkan oleh
Direksi, harus diperbaiki dengan menggaru bahan-bahan disusul dengan
pengerjaan dengan mesin perata bertulang-ulang atau peralatan lainnya yang
disetujui dengan selang istirahat antara pekerjaan, dibawah kondisi cuaca
kering.
d. Kalau tidak atau bila pengeringan yang cukup tak dapat dicapai dengan
pengerjaan dan membiarkan bahan-bahan terlepas, maka Direksi dapat
memerintahkan agar bahan-bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan
diganti dengan bahan-bahan kering yang memadai.
e. Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya
setelah dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada
umumnya tak akan memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-
bahan dan perataan permukaan masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi
ini.
f. Penyedia J asa harus bertanggung jawab terhadap kestabilan semua pekerjaan
timbunan yang sudah selesai. Penyedia J asa harus mengganti dengan
biayanya sendiri terhadap pekerjaan yang rusak atau salah penempatan
menurut pendapat Direksi atas kecerobohan atau kelalaian atas pekerjaanya.
Sebagaimanapun, Penyedia J asa tidak dituntut atas perusakan yang timbul
akibat badai dan bencana alam atau pergeseran bumi yang tak dapat dihindari
disebabkan oleh alam dimana pekerjaan tersebut ditempatkan, pekerjaan
Spesifikasi Teknis / TA 2013

39

yang telah selesai yang diterima secara tertulis oleh Direksi dalam keadaan
yang baik dan lengkap.
6. Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh Pengujian kepadatan atau
lainnya harus ditimbun kembali oleh Penyedia J asa tanpa penundaan dan
dipadatkan sampai persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan dari
spesifikasi.
7. Pembatasan Cuaca
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan
turun, dan tidak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau
sebaliknya bila kadar air bahan-bahan berada di luar batas yang ditentukan dalam
Spesifikasi.
8. Royalti Bahan-bahan
Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah kegiatan, Penyedia J asa
harus membuat semua pengaturan yang diperlukan dan membayar semua biaya
dan royalti kepada pemilik tanah dan Pejabat sebelum mengeluarkan bahan-
bahan.
9. Bahan-bahan
a. Timbunan Biasa
Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari tanah
atau bahan-bahan batuan yang digali disetujui oleh Direksi sebagai bahan-
bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan permanen
sebagaimana diuraikan di bawah ini :
1. Bahan-bahan tidak termasuk tanah liat yang diklasifikasikan sebagai A-7-
6 oleh AASHTO M 145 atau CH pada Unifed or Cassagrade Soil
Classification System. Dimana penggunaan tanah-tanah plastis berkadar
tinggi tidak dapat dihindari secara layak, maka bahan-bahan tersebut
hanya akan digunakan dibagian dasar timbunan atau dalam urugan
kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang
tinggi. Tidak ada tanah plastis berkadar tinggi yang akan digunakan sama
pada lapisan bahan-bahan 300 mm di bawah setiap tanah dasar perkerasan
atau bahu jalan.
2. Tanah yang mempunyai sifat mengembang (meretak) sangat tinggi yang
mempunyai suatu nilai aktifitas lebih besar daripada 1,25 atau satu
Tingkat pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai
sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan-
bahan timbunan. Nilai aktifitas harus diukur sebagai indeks plastisitas (PI)
(AASHTO T 80) persentase ukuran tanah liat (AASHTO T 86).
3. Bahan-bahan batuan tidak boleh digunakan sebagai bahan-bahan
timbunan di sekeliling pipa juga tidak pada lapisan 300 mm langsung di
bawah tanah dasar perkerasan atau bahu jalan, dan tidak ada batu dengan
suatu ukuran yang melebihi 100 mm kan termasuk dalam timbunan yang
demikian.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

40

b. Timbunan dengan Bahan-bahan terpilih
1. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan dengan bahan-bahan
terpilih harus terdiri dari bahan-bahan tanah atau batuan yang memenuhi
semua persyaratan bahan di atas untuk timbunan biasa dan sebagai
tambahan harus memiliki sifat tertentu lainnya yang disyaratkan,
tergantung pada penggunaan yang dimaksudkan sebagaimana diarahkan
atau disetujui oleh Direksi. Dalam semua hal, maka semua timbunan
dengan bahan-bahan terpilih, bila diuji sesuai dengan AASHTO T 193
harus mempunyai suatu Nilai CBR minimum 3% dan sekurang-kurangnya
100% kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai dengan
AASHTO T 99.
2. Bila digunakan dalam suatu situasi pemadatan dengan kondisi jenuh atau
banjir tidak dapat dihindari, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih
harus terdiri dari pasir atau kerikil atau bahan-bahan butiran bersih lainnya
dengan suatu Indeks Plastisitas masksimum 6%.
3. Bila digunakan pekerjaan stabilitas timbunan atau lereng dalam situasi
lainnya di mana kekuatan geser adalah penting, tetapi berlaku kondisi
pemadatan normal, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih dapat
merupakan timbunan batuan atau kerikil berlempung yang bergradasi baik
atau tanah liat berpasir atau tanah liat yang memiliki plastisitas rendah.
J enis bahan-bahan yang dipilih dan disetujui oleh Direksi akan tergantung
pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun atau pada
tekanan tanah yang harus dipikul.
10. Penempatan dan Pemadatan Timbunan
a. Persiapan Tempat Kerja
1. Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua operasi
pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang
tertinggal pada waktu pembongkaran akar pohon, harus telah diselesaikan
dan bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Semua areal telah harus
diratakan dengan baik sebelum penimbunan dimulai.
2. Dimana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka
daerah pondasi timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh
(termasuk penggaruan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan)
sampai lapisan atas 150 mm dari tanah memenuhi persyaratan kepadatan
yang ditentukan untuk timbunan yang akan ditempatkan di atasnya.
3. Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas di tepi bukti atau
ditempatkan pada timbunan yang ada, maka lereng-lereng yang ada harus
dipotong untuk membentuk terasering dengan ukuran lebar yang cukup
untuk menampung peralatan pemadat sewaktu timbunan ditempatkan
dalam lapisan horizontal.
b. Penempatan Timbunan
1. Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan
disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi ketebalan lapisan
yang diberikan dalam gambar kontrak. Dimana lebih dari satu lapisan
Spesifikasi Teknis / TA 2013

41

yang akan ditempatkan maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin
sama tebalnya.
2. Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke
permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan
tanah timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu
lainnya hanya dengan izin tertulis dari Direksi.
3. Dalam penempatan timbunan di atas atau selimut pasir atau bahan-bahan
drainase porous lainnya maka harus diperhatikan untuk menghindari
pencampuran adukan dari kedua bahan-bahan tersebut. Dalam hal
pembentukan drainase vertikal maka suatu pemisah yang luas antara
kedua bahan-bahan tersebut harus dijamin dengan menggunakan acuan
sementara dari lembaran baja tipis yang secara bertahap akan ditarik suatu
penempatan timbunan dan bahan drainase porous dilaksanakan.
4. Dimana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuh-tumbuhan permukaan
dan harus dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan
yang baru terikat pada timbunan yang ada hingga memuaskan Direksi.
Timbunan yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan
horisontal sampai pada ketinggian tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup
dengan sepraktis dan secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah
sampai ketinggian permukaan jalan yang ada untuk mencegah
pengeringan dan kemungkinan peretakan permukaan.
c. Pemadatan
1. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap
lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang
cocok dan layak serta disetujui oleh Direksi sampai suatu kepadatan yang
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2. Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-
bahan berada dalam batas antara 3% kurang daripada kadar air optimum
sampai 1% lebih daripada kadar air optimum. Kadar air optimum tersebut
harus ditentukan sebagai kadar air dimana kepadatan kering maksimum
diperoleh bila tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T 99.
3. Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah
sumbu dengan suatu cara sehingga setiap bagian menerima jumlah
pemadatan yang sama. Apabila lalu lintas alat konstruksi harus dilewatkan
di atas pekerjaan timbunan, maka jalur yang digunakan dirubah secara
terus menerus untuk menyebarkan pengaruh pemadatan.
4. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dipakai/dimasuki oleh alat
pemadat yang biasa, harus ditempatkan pada lapisan horisontal dari
bahan-bahan lepas tidak lebih 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan
dengan menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical tamper)
yang disetujui oleh Direksi. Perhatian khusus harus diberikan guna
menjamin pemadatan yang memuaskan di bawah dan di tepi untuk
menghindari rongga-rongga.

Spesifikasi Teknis / TA 2013

42

11. Jaminan Kualitas
a. Pengawasan Kualitas Bahan
1. J umlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk
persetujuan awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diperintah oleh
Direksi, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan yang
ditentukan dalam pasal 6.2.2 sekurang-kurangnya tiga contoh yang
mewakili sumber bahan-bahan yang diajukan, yang terpilih untuk
serangkaian kualitas bahan-bahan yang akan diperoleh dari sumber
tersebut.
2. Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang
diajukan, maka pengujian kualitas bahan-bahan tersebut diulangi lagi atas
kebijaksanaan Direksi, dalam hal mengenai perubahan yang diamati pada
bahan-bahan tersebut atau pada sumbernya.
3. Suatu program rutin pengujian Pengawasan mutu bahan-bahan harus
dilaksanakan untuk mengendalikan keanekaragaman bahan yang dibawah
ke tempat kegiatan. J angkauan pengujian tersebut harus sebagaimana
diarahkan oleh Direksi tetapi untuk setiap 1000 m
3
timbunan yang harus
diperoleh dari setiap sumber sekurang-kurangnya satu penentuan aktivitas
sebagaimana ditentukan dalam Sub Bab 6.2.2 harus dilaksanakan.
b. Persyaratan Pemadatan Untuk Timbunan Tanah
1. Lapisan timbunan yang lebih dari 300 mm di bawah ketinggian tanah
dasar harus dipadatkan sampai 95% dari standar maksimum kepadatan
kering yang ditentukan sesuai AASHTO T 99.
2. Lapisan timbunan 300 mm atau kurang di bawah ketinggian tanah dasar
harus dipadatkan sampai 100% dari kepadatan kering yang ditentukan
AASHTO T 99.
3. Bahan timbunan pada daerah Peningkatan kegiatan (daerah lansekap)
harus dipadatkan menjadi 80% kepadatan kering maksimum sesuai
dengan AASHTO T 99.
4. Pengujian kepadatan harus dibuat pada setiap lapisan timbunan yang
dipadatkan sesuai dengan AASHTO T 191. Pengujian harus dibuat sampai
kedalaman lapisan sepenuhnya pada lokasi oleh Direksi. Untuk urugan di
sekeliling struktur atau pada parit, gorong-gorong sekurang-kurangnya
satu pengujian untuk satu lapisan urugan kembali yang ditempatkan harus
dilaksanakan. Pada timbunan, sekurang-kurangnya satu pengujian harus
dilaksanakan pada setiap 200 m3 timbunan yang ditempatkan.

c. Percobaan Pemadatan
1. Penyedia J asa harus bertanggung jawab untuk memilih peralatan dan
metode untuk mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal
bahwa Penyedia J asa tidak mampu untuk mencapai kepadatan yang
disyaratkan, maka pemadatan berikutnya harus menyusul.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

43

2. Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintas alat
pemadat dan kadar air harus diubah-ubah sampai kepadatan yang
ditentukan tercapai sehingga memuaskan Direksi. Hasil percobaan
lapangan ini kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah
lintasan yang disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua
pemadatan selanjutnya.
d. Pengukuran dan Pembayaran
1. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang
dipadatkan yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus
didasarkan pada gambar penampang melintang yang disetujui dari profil
tanah atau profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkan serta pada
garis, kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir yang
ditentukan dan disetujui. Metode perhitungan volume bahan-bahan harus
merupakan metode luas bidang ujung rata-rata dengan menggunakan
penampang melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari 25 m.
2. Batu untuk timbunan untuk pembayaran akan diukur sebagai jumlah
meter kubik atau kilogram. Dimana pengukuran memakai meter kubik
atau seperti yang ditentukan, volumenya akan dihitung berdasarkan
ukuran kilogram, jumlah bahan-bahan akan ditimbang seperti yang
dihitung memakai skala tidak kurang dari 5% berat yang mengandung
kadar air berdasarkan berat kering.
3. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang,
termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan sebagai akibat
pekerjaan terasering atau pengikat timbunan pada lereng yang ada atau
sebagai akibat penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan kedalam
volume yang akan diukur untuk pembayaran kecuali dimana:
a) Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang
sesuai atau lunak yang digali atau untuk mengganti bahan-bahan
batuan atau keras lainnya yang digali.
b) Tambahan timbunan diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang
tidak memuaskan, kurang stabil atau gagal dalam hal ini Penyedia
J asa tidak dianggap bertanggung jawab.
c) Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dan konstruksi
timbunan atau untuk mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi
syarat atau tidak terpakai, tidak akan dimasukkan dalam pengukuran
timbunan.
d) Bila bahan-bahan galian digunakan untuk timbunan maka bahan-
bahan ini akan dibayar sebagai timbunan menurut bab ini.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

44

SEKSI 2.3
ADUKAN / MORTAR SEMEN

2.3.1 Umum
1. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan dan pemasangan adukan untuk
penggunaan dalam beberapa pekerjaan dan sebagai suatu perekat pada pasangan
batu atau struktur lainnya sesuai dengan Spesifikasi ini.

2. Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan ini meliputi :
a. Pasangan Batu Dengan Adukan / Mortar Semen
b. Gorong-gorong dan Drainase Beton
c. Beton
d. Pasangan Batu
e. Pasangan Batu Kosong dan Bronjong

3. Standar Rujukan
AASHTO M45 - 89 : Aggregate for Masonry Mortar
AASHTO M85 89 : Portland Cement
ASTM C207 : Hydrated Lime
ASTM C476 : Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry

2.3.2 Bahan Dan Campuran
1. Bahan
a. Semen harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M85.
b. Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45
c. Kapur tohor harus memenuhi ketentuan dalam jumlah residu, letupan dan
lekukan (popping & pitting), dan penahan air sisa untuk kapur jenis N dalam
ASTM C207
d. Air harus memenuhi ketentuan dalam Pasal 7.1.2.(2) dari Spesifikasi ini

2. Campuran
a. Adukan Semen
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan
pada pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari
Spesifikasi ini, harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam
proporsi yang sama dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki.
Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan
yang disyaratkan untuk beton dimana adukan semen dipakai.
b. Adukan Semen untuk Pasangan
Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk
pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur
Spesifikasi Teknis / TA 2013

45

28 hari. Dalam adukan semen tersebut kapur tohor dapat ditambahkan
sebanyak 10% berat semen.

2.3.3 Pencampuran dan Pemasangan
1. Pencampuran
a. Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau
dalam alat pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran menunjukkan
warna yang merata, kemudian air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan
lima sampai sepuluh menit. J umlah air harus sedemikian sehingga
menghasilkan adukan dengan konsistensi (kekentalan) yang diperlukan tetapi
tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.
b. Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk
penggunaan langsung. Bilamana diperlukan, adukan semen boleh diaduk
kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal.
Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.
c. Adukan semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan
harus dibuang.
2. Pemasangan
a. Permukaan yang akan menerima adukan semen harus dibersihkan dari
minyak atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah dibasahi
sampai merata sebelum adukan semen ditempatkan. Air yang tergenang pada
permukaan harus dikeringkan sebelum penempatan adukan semen.
b. Bilamana digunakan sebagai lapis permukaan, adukan semen harus
ditempatkanpada permukaan yang bersih dan lembab dengan jumlah yang
cukup sehingga menghasilkan tebal adukan minimum 1,5 cm, dan harus
dibentuk menjadi permukaan yang halus dan rata.

2.3.4 Dasar Pembayaran

Adukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah. Pekerjaan ini harus
dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yang diuraikan dalam
Spesifikasi ini dan biaya dari pekerjaan telah termasuk dalam Harga Kontrak yang telah
dimasukan dalam berbagai mata pembayaran.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

46

SEKSI 2.4
PEKERJAAN BETON

2.4.1 Umum
1. Uraian
a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan
seluruh struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit,
sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan
dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana yang diperlukan
oleh Direksi Pekerjaan.
b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau
tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
c. Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan
dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi
lain yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
d. Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua
pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat
pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan
dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai.
2. Pekerjaan Lain Yang Berkaitan Dengan Ini :
a. Galian tanah
b. Timbunan tanah
c. Mortar Semen
d. Baja Tulangan
e. Cetakan dan perancah
3. Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta
hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam
Standar Rujukan dalam Pasal di bawah ini.
4. Toleransi
a. Toleransi Dimensi :
Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m.
Panjang keseluruhan lebih dari 6 m
Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara kepala jembatan
(+5 mm +15 mm -0 dan +10 mm)

Spesifikasi Teknis / TA 2013

47

b. Toleransi Bentuk :
Persegi (selisih dalam panjang diagonal) Kelurusan atau lengkungan
(penyimpangan dari garis yang dimaksud) untuk panjang s/d 3 m
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang >6 m (10 mm,12 mm, 15
mm, 20 mm)
c. Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) :
Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana
Kedudukan permukaan horizontal dari rencana
Kedudukan permukaan vertikal dari rencana 10 mm, 20 mm
d. Toleransi Alinyemen Vertikal :
Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding 10 mm
e. Toleransi Ketinggian (elevasi) :
Puncak lantai kerja di bawah pondasi
Puncak lantai kerja di bawah pelat injak
Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang 10 mm
f. Toleransi Alinyemen Horisontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar.
g. Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan :
Selimut beton sampai 3 cm
Selimut beton 3 cm - 5 cm
Selimut beton 5 cm - 10 cm (0 dan +5 mm, - 0 dan +10 mm, 10
mm)
5. Standar Rujukan
a. Standar Industri Indonesia (SII) : SII-13-1977
b. (AASHTO M85 - 75) : Semen Portland.
c. Standar Nasional Indonesia (SNI) : PBI 1971: Peraturan Beton Bertulang
Indonesia NI-2.SK
d. SNI M-02-1994-03 (AASHTO T11 - 90) : Metode Pengujian J umlah bahan
Dalam Agregat Yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm).
e. SNI 03-2816-1992 (AASHTO T21 - 87): Metode Pengujian Kotoran Organik
Dalam Pasir untuk Campuran Mortar dan Beton.
f. SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22 - 90) : Metode Pengujian Kuat Tekan
Beton.
g. Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23 - 90) : Metode Pembuatan dan Perawatan
Benda Uji Beton diLapangan.
h. SNI 03-1968-1990 (AASHTO T27 - 88) : Metode Pengujian tentang Analisis
Saringan Agregat Halus dan Kasar.
i. SNI 03-2417-1991 (AASHTO T96 - 87) : Metode Pengujian Keausan
Agregat dengan Mesin Los Angeles.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

48

j. SNI 03-3407-1994 (AASHTO T104 - 86) : Metode Pengujian Sifat
Kekekalan Bentuk Agregat Terhadap Larutan Natrium Sulfat dan
Magnesium Sulfat.
k. SK SNI M-01-1994-03 (AASHTO T112 - 87) : Metode Pengujian Gumpalan
Lempung dan Butir-butir mudah Pecah Dalam Agregat.
l. SNI 03-2493-1991(AASHTO T126 - 90) : Metode Pembuatan dan Perawatan
Benda Uji Beton diLaboratorium.
m. SNI 03-2458-1991(AASHTO T141 - 84): Metode Pengambilan Contoh
Untuk Campuran Beton Segar.
n. AASHTO : AASHTO T26 - 79 : Quality of Water to be used in Concrete.
6. Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini.

b. Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing
mutu beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum pekerjaan
pengecoran beton dimulai.

c. Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh
pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data
tersebut selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi
pengujian kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari
setelah tanggal pencampuran.

d. Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan
digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan
sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.


e. Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau
pengecoran setiap jenis beton, seperti yang disyaratkan dalam Pasal di
bawah.

2.4.2 Bahan-bahan
1. Semen
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus merupakan jenis semen
portland yang memenuhi AASHTO M 85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA, dan IV.
Zat campuran pemasak udara harus tidak boleh digunakan kecuali diijinkan
lain oleh Direksi.
b. Kecuali diijinkan lain oleh Direksi maka hanya produk dari satu pabrik untuk
setiap jenis semen portland harus digunakan pada kegiatan.


Spesifikasi Teknis / TA 2013

49

2. Air
a. Air yang digunakan dalam mencampur, merawat, atau penggunaan lain yang
direncanakan harus bersih dari setiap zat-zat yang merugikan seperti minyak,
garam asam, basa, gula atau zat organik. Air harus diuji sesuai dengan dan
harus memenuhi persyaratan AASHTO T 26.
b. Air dengan kualitas sebagai air minum dapat digunakan tanpa pengujian.

3. Persyaratan Gradasi Agregat
a. Gradasi agregat kasar dan halus sesuai dengan persyaratan yang diberikan
dalam table berikut ini. Bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan
gradasi ini tidak perlu ditolak dengan syarat bahwa Penyedia J asa dapat
menunjukan bahwa persyaratan yang dirinci dalam Sub Bab 6.3.3 dapat
dipenuhi jika menggunakan bahan-bahan tersebut.
Tabel : Persyaratan Gradasi Agregat
Ukuran Ayakan Persentase Berat yang lolos
Standard
(mm)
Inch (in)
Agregat
Halus
Pilihan Agregat Kasar
50 2 - 100 - - -
37 1.5 - 95-100 100 - -
25 1 - - 95-100 - -
19 3/4 - 35-75 - 90-100 90-100
13 1/2 - - 25-60 - 90-100
10 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4,75# 4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2,36# 8 - - 0-5 0-5 0-5
1,18# 16 45-80 - - - -
0,3# 50 10-30 - - - -
0,15# 100 2-10 - - - -

b. Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel
terbesar tidak lebih besar daripada dari jarak minimum antara batang
Spesifikasi Teknis / TA 2013

50

tulangan atau antara batang tersebut dengan acuan atau antara perbatasan
lainnya dalam jarak dimana pekerjaan beton harus ditempatkan.
4. Sifat Agregat
a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih dan
keras yang diperoleh dari pemecahan batu padas atau batu besar bulat, atau
menyaring dan mencuci (bila perlu) kerikil dan pasir sungai.
b. Agregat harus bebas dari bahan-bahan organik seperti dirinci dalam
AASHTO T 21 dan seperti diberikan dalam berikut, bila diambil contoh dan
diuji sesuai dengan ketentuan BS.CP 114 dan prosedur AASHTO yang
relevan.
c. Agregat bahan-bahan yang berukuran sama dari berbagai sumber harus
ditimbun dalam timbunan terpisah dan hanya akan digunakan dalam struktur
yang terpisah.

Tabel : Sifat Agregat Beton

5. Zat Campuran
Zat campuran atau setiap tambahan lainnya, atau semen mengandung aditif tidak
boleh digunakan kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi. Zat campuran
dirinci atau diijinkan harus sesuai dengan persyaratan dari AASHTO M 194-74.




SIFAT
PENGUJ IAN
AASHTO
BATAS MAKSIMUM YANG
DIIJ INKAN
Agregat Halus Agregat Kasar
Kehilangan akibat abrasi pada 500
putaran dengan mesin Los Angeles
T 96 - 40%
Kehilangan akibat penentuan kualitas
dengan Sodium sulfat setelah 5 putaran
T 104 10% 12%
Presentase gumpalan tanah liat dan
partikel yang dapat pecah dengan
agregat
T 112 0.50% 0.25%
Bahan-bahan yang lolos Ayakan #200 T 11 3% 1%
Spesifikasi Teknis / TA 2013

51

2.4.3 Pencampuran dan Penakaran
1. Rencana Campuran
Proporsi bahan-bahan dan berat takaran harus ditentukan dengan menggunakan
metoda yang dirinci dalam BS CP 114 dan batas-batas yang diberikan dalam
berikut :
Tabel : Batas Proporsi Penakaran Campuran
Kelas Beton
Perbandingan Maksimum
Air/Semen
(Berdasarkan Berat)
Kadar Semen
(Kg/m
3
dari Campuran)
Minimum Maksimum
K 300 0.53 400 495
K 225 0.55 325 443
K 175 0.57 220 300

2. Campuran Percobaan
Penyedia J asa harus menentukan proporsi campuran dan bahan-bahan yang
diusulkan dengan membuat dan menguji campuran percobaan dengan kehadiran
Direksi, dengan menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti
yang akan digunakan untuk pekerjaan. Campuran percobaan harus dianggap
dapat diterima asalkan memenuhi semua persyaratan sifat campuran.
3. Persyaratan Sifat Campuran
a. Semua beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan kekuatan dan
slump yang dirinci dalam tabel berikut, atau disetujui oleh Direksi, bila
diambil contoh, dirawat dan diuji sesuai dengan AASHTO T 141, T 23, T 126
dan T 22.
Tabel : Persyaratan Sifat Campuran
Kelas
Kekuatan Karakteristik (Kg/cm
2
)
Contoh Kubus
15 cm
Contoh Silinder
15 cm x 30 cm
SLUMP
(mm)
7 hr 28 hr 7 hr 28 hr Digetarkan Tak Digetarkan
K 250 145 225 115 175 15-40 60-110
K 225 120 185 95 145 20-50 75-125
K 175 95 145 75 115 - 50-80
Spesifikasi Teknis / TA 2013

52


b. Bila Penyedia J asa bermaksud menggunakan satuan beton pracetak buatan
pabrik, maka campuran percobaan boleh ditiadakan dengan syarat bahwa
diberikan bukti untuk memuaskan Direksi, bahwa pabrik secara teratur
menghasilkan beton yang mengikuti spesifikasi. Bukti tersebut harus memuat
perinci dari proporsi campuran, perbandingan air semen, slump dan
kekuatan yang diperoleh pada 28 hari.
c. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump pada umumnya tidak boleh
ditempatkan pada pekerjaan, kecuali bahwa Direksi dalam beberapa hal boleh
menyetujui penggunaan yang terbatas dari sejumlah kecil beton tersebut
dalam beberapa bagian pekerjaan tertentu yang sedikit dibebani. Sifat mudah
dilaksanakan dan susunan campuran harus sedemikian rupa hingga beton
dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau sela-sela atau
menahan gelembung udara atau air dan sedemikian rupa hingga pada
pembongkaran acuan menghasilkan suatu permukaan yang halus, rata dan
padat.
d. Contoh yang diuji kuat tekannya harus diuji di laboratorium yang dilengkapi
secara layak dan disetujui oleh Direksi. Penyedia J asa harus bertanggung
jawab untuk mengangkut contoh pengujian dari tempat kerja ke laboratorium
dan harus mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah kerusakan
terhadap contoh selama penanganan, pengangkutan dan penyimpanan.
e. Bila hasil pengujian 7 hari menghasilkan kekuatan beton dibawah yang dirinci
dalam tabel di atas maka Penyedia J asa tidak boleh mengecor beton
selanjutnya hingga penyebab dari hasil yang rendah tersebut telah diketahui
pasti dan sampai diambil langkah-langkah untuk menjamin produksi beton
memenuhi spesifikasi hingga memuaskan Direksi.
f. Direksi dapat juga menunda pekerjaan dan/atau memerintahkan Penyedia J asa
untuk mengambil tindakan perbaikan guna meningkatkan kualitas campuran
atas dasar hasil pengujian kuat tekan 3 hari. Dalam keadaan demikian,
Penyedia J asa harus segera menghentikan pengecoran beton tersebut, tetapi
dapat memilih untuk menunggu sampai hasil pengujian 7 hari tersedia
sebelum melaksanakan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Direksi akan
meninjau kembali kedua hasil pengujian 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera
memerintahkan pelaksanaan tindakan perbaikan yang dipandang perlu.
g. Kekuatan karakteristik berbagai kelas beton ditentukan berdasarkan
serangkaian hasil pengujian tekan yang dilaksanakan pada contoh pengujian
yang diambil dari contoh-contoh yang sama.
h. Perbaikan pekerjaan beton yang kurang memuaskan termasuk pembongkaran
dan penggantian seluruh beton harus didasarkan hanya pada hasil kuat tekan 3
hari kecuali Penyedia J asa dan Direksi menyetujui bersama pembetulan
tersebut.
4. Penyesuaian Campuran
a. Bila sifat mudah dikerjakan dari beton tidak dapat diperoleh dengan proporsi
semula direncanakan oleh Direksi, maka ia akan membuat perubahan berat
agregat sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal bagaimanapun kadar
Spesifikasi Teknis / TA 2013

53

semen yang direncanakan semula tidak diubah, juga tidak pada perbandingan
air/semen (w/c) yang ditetapkan dengan pengujian tekan yang mengakibatkan
kekuatan yang memadai harus ditingkatkan.
b. Pengadukan beton yang sudah dicampur dengan menambahkan air atau
dengan cara lain tidak akan diperbolehkan. Zat campuran untuk meningkatkan
sifat mudah dikerjakan hanya akan diijinkan jika ditentukan secara terinci
dalam kontrak.
c. J ika beton tersebut tidak mencapai kekuatan yang ditetapkan atau disetujui
maka kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana diarahkan oleh Direksi.
d. Tidak ada perubahan pada sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa
pemberitahuan tertulis kepada Direksi dan tidak ada bahan-bahan baru akan
digunakan sampai Direksi telah menerima bahan-bahan tersebut secara
tertulis dan telah merencanakan proporsi baru berdasarkan pada pengujian
campuran percobaan baru yang dilaksanakan oleh Penyedia J asa.
5 Penakaran Agregat
a. Semua beton harus ditakar berdasarkan berat. J ika digunakan semen kantung,
maka jumlah penakaran harus sedemikian hingga jumlah semen yang
diperlukan adalah sama dengan satu kantung semen utuh atau lebih. Agregat
harus diukur secara terpisah berdasarkan berat. Ukuran setiap penakaran tidak
akan melebihi kapasitas kecepatan alat pencampur.
b. Sebelum penakaran, maka agregat harus dijenuhkan dan dipertahankan dalam
kondisi lembab pada suatu kadar kelembaban yang sedekat mungkin dengan
keadaan jenuh dan kering permukaan, dengan menyiram secara berkala
timbunan agregat terakhir tersebut harus dilakukan paling tidak 12 jam
sebelumnya untuk menjamin drainase yang memadai dari timbunan agregat.
6. Pencampuran
a. Beton harus dicampur dengan suatu mesin yang dioperasikan secara mekanis
dari jenis dan ukuran yang disetujui yang akan menjamin suatu distribusi
bahan-bahan yang merata di seluruh masa tersebut.
b. Mesin pencampur harus dilengkapi dengan penampungan air yang memadai
dan suatu alat ukur mengukur dan mengendalikan jumlah air secara dalam
setiap penakaran.
c. Mesin pencampuran harus terlebih dahulu diisi dengan agregat dan semen
yang telah ditakar, dan kemudian mesin pencampur dijalankan sebelum
ditambahkan air.
d. Waktu pencampuran harus diukur dari saat air mulai kedalam bahan-bahan
campuran kering. Semua air pencampur harus dimasukan sebelum waktu
pencampuran berlalu. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas meter
kubik atau kurang harus 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar maka waktu
harus ditinggalkan 15 detik untuk setiap panambahan 0,5 m
3
dalam ukuran.
e. Dimana tidak mungkin untuk menggunakan mesin pencampuran maka
Direksi boleh menyetujui pencampuran beton dengan tenaga manusia, sedekat
Spesifikasi Teknis / TA 2013

54

mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan
manusia harus dibatasi pada beton non struktural.

2.4.4 Pelaksanaan Pengecoran
1. Persiapan Tempat Kerja
a. Penyedia J asa harus membongkar setiap struktur yang ada, yang harus
diganti dengan pekerjaan beton baru atau yang harus dibongkar untuk
memberi tempat bagi pekerjaan beton baru. Pekerjaan pembongkaran
tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam pekerjaan tanah
dari spesifikasi ini.
b. Penyedia J asa harus menggali atau mengurug kembali pondasi atau formasi
untuk pekerjaan beton pada garis-garis yang terlihat pada gambar atau
ditunjukkan oleh Direksi sesuai dengan ketentuan dalam pekerjaan tanah dari
spesifikasi ini, dan harus membebaskan serta membongkar suatu daerah yang
cukup luas di sekitar tepi pekerjaan tersebut. Tempat berjalan yang mantap
harus disediakan bila perlu untuk menjamin bahwa semua bagian daripada
pekerjaan dapat diawasi dengan mudah dan aman.
c. Semua telapak, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar
kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang mengandung lumpur,
puing atau bahan-bahan asing lainnya, atau dalam air.
d. Sebelum pengecoran beton dimulai, semua acuan tulangan diatas beton
daking dan benda lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa-
pipa atau saluran) harus ditempatkan dengan tepat dan diikat dengan kuat
serta ditunjang terhadap pergeseran oleh pekerjaan pengecoran beton.
e. Direksi harus memeriksa semua galian dan pondasi yang disiapkan sebelum
mempunyai penempatan acuan atau baja tulangan atau beton dan boleh
meminta Penyedia J asa untuk melaksanakan pengujian Penetrasi
penyelidikan yang mendalam, pengujian kepadatan dan pemeriksaan lainnya
menegaskan daya dukung yang memadai dari tanah di bawah pondasi.
Dalam hal bahwa ditemui kondisi yang kurang memuaskan, maka Penyedia
J asa dapat diperintahkan untuk merubah ukuran atau kedalaman pondasi
dan/atau untuk menggali dan mengganti daerah yang lunak, memadatkan
tanah pondasi atau melaksanakan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi.
2. Acuan dan Perancah
a. Perancah/Scaffolding harus direncanakan dan dibangun untuk mendukung
beban yang diperlukan dan untuk mendukung beban-beban tanpa lenturan
atau deformasi yang berarti sehingga mencegah keretakan dalam beton yang
dicor. Direksi dapat meminta agar Penyedia J asa menggunakan dongkrak
sekrup atau biji kayu keras untuk mengencangkan setiap penurunan acuan
baik sebelum maupun sewaktu pengecoran beton. Perancah harus didirikan
di atas telapak yang memadai dengan cara yang disetujui Direksi. Perancah
dapat dalam hal tertentu ditunjang pada struktur yang sudah dibangun.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

55

Dalam hal tersebut, maka Penyedia J asa harus mengajukan kepada Direksi
secara tertulis semua informasi beban perancah terhadap struktur. Direksi
harus memberikan persetujuan secara tertulis untuk rencana tersebut
memulai mulai pekerjaan.
b. Acuan tanah, dimana disetujui oleh Direksi, harus dibentuk dengan galian,
sisi dan dasar harus dipotong dengan tangan menurut ukuran yang
diperlukan. Semua tanah lepas harus dihilangkan sebelum pengecoran beton.
c. Acuan yang dibuat dapat berupa dari kayu atau baja, dengan sambungan
yang kedap terhadap adukan dan cukup kaku untuk mempertahankan posisi
yang diperlukan selama pengecoran pemadatan dan penawaran.
d. Acuan untuk permukaan yang terbuka harus ditutupi baik oleh kayu dengan
ketebalan yang merata dengan papan acuan pemisah sebagaimana diperlukan
dan disetujui, maupun oleh logam keras tanpa cacat yang akan merusak
kualitas permukaan akhir beton. Tidak akan digunakan bentuk logam yang
menekuk dan berkarat. Acuan harus ditumpulkan pada semua tepi yang
tajam dan harus diberikan siku-siku dalam hal semua ketidakrataan. Kayu
kasar boleh digunakan untuk permukaan yang tidak tampak pada struktur
akhir.
e. Semua kayu harus padat, bebas dari lengkung, puntir, getah, goncangan,
simpul besar dan lepas, tapi bergelombang atau kerusakan lainnya yang
mempengaruhi kekuatan atau penampilan dari struktur akhir.
f. Semua bentuk haruslah dipasang dan dipertahankan benar-benar menurut
garis-garis yang ditunjukkan hingga beton cukup mengeras. Bila bentuk
tampak kurang memuaskan dalam segala hal, baik sebelum atau selama
pengecoran beton, maka Direksi boleh memerintahlan agar pekerjaan
dihentikan sampai kerusakan telah diperbaiki.
g. Bentuk, kekuatan, kekerasan, kekedapan, kehalusan permukaan dari acuan
yang digunakan kembali harus dipelihara sepanjang waktu. Setiap kayu yang
melengkung dan menonjol harus diukur lagi sebelum digunakan kembali.
Acuan yang kurang memuaskan dalam segala hal seharusnya tidak
digunakan lagi.
h. Begel atau angker logam di dalam bentuk tersebut harus dikonstruksi
sedemikian sehingga memungkinkan untuk dikeluarkan sampai suatu jarak
sekurang-kurangnya 50 mm dari permukaan tanpa melukai beton. Semua
pemasangan begel logam harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga
lubang-lubang yang tertinggal pada waktu pemotongan akan merupakan
ukuran yang paling kecil.
Lubang tersebut harus diisi dengan adukan semen. Permukaan tersebut harus
dibiarkan dalam keadaan padat halus, rata dan uniform dalam warna.
i. Acuan harus dikonstruksi sedemikian rupa hingga setiap bahan-bahan asing
dapat dibersihkan tanpa mengganggu pekerjaan yang telah sudah diperiksa
dan disetujui oleh Direksi.Sebelum pengecoran beton, semua serutan, kawat
pengikat yang longgar, tanah kotoran dan semua bahan-bahan asing harus
dikeluarkan dari acuan tersebut harus dicuci secara hati-hati menyeluruh
dengan air dan dikeringkan dengan kompresor.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

56

j. Acuan harus dikonstruksi sedemikian rupa hingga dapat dibuka tanpa
merusak beton.
3. Pengecoran
a. Penyedia J asa harus memberitahukan Direksi secara tertulis paling sedikit 24
jam sebelum ia bermaksud untuk memulai dengan pengecoran beton, atau
untuk melanjutkan pengecoran beton bila operasi telah ditanda untuk perioda
waktu lebih 24 jam. pemberitahuan harus meliputi lokasi pekerjaan, sifat
pekerjaan, kelas beton, volume beton, serta tanggal dan waktu pencampuran
beton. Direksi akan mensahkan Penerima dari pemberitahuan tersebut dan
harus memeriksa acuan dan tulangan baja. Penyedia J asa tidak boleh
mengecor beton tanpa menerima persetujuan Direksi secara tertulis.
b. Meskipun terdapat masalah mengenai persetujuan untuk melanjutkan. maka
tidak ada beton yang boleh dicor bila Direksi atau wakilnya benar-benar
tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara
keseluruhan.
c. Segera sebelum beton dicor, maka acuan harus dibasahi dengan air atau
dilapisi di sebelah dalam dengan suatu minyak mineral yang tidak akan
membekas.
d. Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak dicor dalam posisi akhir
dalam bagian acuan dalam waktu 30 menit setelah air ditambahkan pada
campuran tersebut.
e. Pengecoran beton harus diteruskan tanpa henti sampai suatu sambungan
konstruksi yang diadakan sebelum disetujui atau sampai pekerjaan tersebut
selesai.
f. Beton harus dicor dengan cara tertentu untuk menghindari pemisahan
partikel halus dan kasar dalam campuran. Beton harus dicor dalam bagian
acuan sedekat mungkin sampai posisi akhir untuk menghindari pengaliran
dan tidak boleh mengalir lebih dari 1 meter setelah pengecoran.
g. Beton dicor ke dalam struktur yang mempunyai acuan yang sulit dan
tulangan baja yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan horisontal
yang tidak lebih dari tebal 15 cm.
h. Beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas kedalam bagian acuan dari
ketinggian melebihi 150 cm. Bila operasi pengecoran meliputi ketinggian
jatuh beton lebih dari 150 cm, maka beton harus dicor melalui logam atau
pipa lainnya yang disetujui, pipa harus tetap penuh dengan beton selama
pengecoran dan ujung pipa bawah tetap terbenam dalam beton yang baru
dicor.
i. Beton harus dicor pada suatu kecepatan yang sedemikian hingga beton
yang dicor kedalam acuan masih bersifat plastis bila beton baru dicor di
atasnya.
ii. Air tidak diijinkan melimpah atau naik pada pekerjaan beton dalam
waktu pengecoran selama waktu 24 jam.


Spesifikasi Teknis / TA 2013

57

i. Segera sebelum pengecoran beton lantai jembatan, maka Penyedia J asa harus
memeriksa semua perancah dan biji-bijian serta harus membuat semua
penyesuaian yang diperlukan. Perhatian harus diberikan untuk menjamin
bahwa penurunan dan lendutan minimum disebabkan berat beton. Cara-cara
yang sesuai seperti papan penunjuk harus disiapkan oleh Penyedia J asa
sehingga Direksi dapat dengan mudah mengukur penurunan dan lendutan
bila hal ini timbul. Seandainya penurunan atau pergeseran acuan lainnya
timbul, dimana dapat mengakibatkan suatu lantai jembatan tidak memenuhi
rencana, maka pengecoran beton lantai tidak boleh diteruskan sampai
tindakan perbaikan disediakan hingga memuaskan Direksi. Bila tindakan
yang memuaskan tidak disediakan sebelum pembentukan awal dari beton
pada daerah yang dipengeruhi, maka pengecoran beton tidak boleh
diteruskan dan suatu turap harus dipasang pada suatu lokasi yang ditentukan
oleh Direksi. Semua beton cor di luar turap tersebut harus dipindahkan.
4. Sambungan Konstruksi
a. Sambungan konstruksi harus dicor seperti terlihat pada gambar. Bila
sambungan tersebut tidak terlihat maka Penyedia J asa harus mempersiapkan
suatu jadwal pembetonan untuk setiap struktur untuk disetujui oleh Direksi.
Sambungan konstruksi tidak boleh terletak pada pertemuan dari berbagai
konstruksi kecuali sebaliknya ditetapkan.
b. Sambungan konstruksi melalui tembok sayap harus dihindari. Semua
sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap garis-garis utama tegangan
dan pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
c. Bila sambungan vertikal diperlukan, maka baja tulangan harus diperpanjang
melampaui sambungan tersebut sehingga membuat struktur tetap monolit.
d. Alur sambungan paling sedikit sedalam 4 cm harus disediakan pada semua
sambungan konstruksi dalam pelat. Untuk pelat yang berada di atas
sambungan harus diletakkan sedemikian sehingga membagi pelat kedalam
bagian-bagian yang tidak lebih luas daripada 40 m
2
, dengan bagian yang
lebih besar tidak lebih dari 12% dari pada bagian yang lebih kecil.
e. Penyedia J asa harus menyediakan tenaga kerja dan bahan-bahan tambahan
sebagaimana diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan
dalam hal setiap penanggungan pekerjaan yang tidak direncanakan yang
disebabkan oleh hujan atau kemacetan persediaan beton atau penangguhan
oleh Direksi.
5. Pemadatan
a. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis /alat vibrator yang
disetujui untuk dioperasikan dalam beton tersebut. Bila diperlukan,
penggetaran harus ditambah dengan pemadatan adukan beton dengan tangan
dan menggunakan alat-alat yang sesuai untuk menjamin pemadatan yang
layak dan memadai Penggetar tidak boleh digunakan untuk mengangkut
beton dari satu titik ke titik lain di dalam bagian acuan.
b. Intensitas getaran harus sedemikian rupa untuk mempengaruhi secara nyata
suatu massa beton dengan slump 20 mm pada suatu radius yang sekurang-
kurangnya 450 mm.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

58

c. Penggunaan penggetar harus pada titik yang tersebar merata dan tidak lebih
jauh terpisah daripada 2 kali radius dimana getaran efektif secara nyata.
d. Penyedia J asa harus menyediakan sejumlah penggetar yang memadai untuk
memadatkan secara layak setiap takaran segera setelah dicor dalam bagian
acuan.
e. Penggetar harus digerakkan sedemikian rupa untuk mengerjakan beton
sepenuhnya sekitar tulangan dan peralatan tetap yang tertanam serta pada
tepi dan sudut bagian acuan.
f. Getaran harus dilaksanakan pada titik penimbunan dan tempat timbunan
beton yang baru. Penggetar harus didorong dan ditarik dari beton secara
perlahan-lahan. Getaran harus dilaksanakan pada perioda waktu intensitas
yang cukup untuk memadatkan beton dengan sepenuhnya, tetapi tidak
diteruskan sedemikian rupa hingga menyebabkan pemisahan. Getaran tidak
akan diteruskan pada suatu titik secara meluas sampai terbentuknya tempat
adukan tempat adukan beton yang dilokalisir.

2.4.5 Pekerjaan Akhir
1. Pembongkaran Acuan
a. Bagian acuan dan perancah tidak boleh dibongkar tanpa ijin Direksi. Ijin
Direksi tidak akan membebaskan Penyedia J asa dari tanggung jawab untuk
keamanan pekerjaan. Blok dan turap harus dibongkar pada waktu bagian
acuan dibongkar dan tanpa kecuali setiap bagian acuan kayu boleh tertinggal
dalam beton. Pembongkaran perancah untuk struktur menerus atau konsol
harus sebagaimana diarahkan oleh Direksi atau harus sedemikian rupa
hingga struktur tersebut secara bertahap mencapai tegangan ijinnya. Bila
pengujian kekuatan boleh digunakan untuk pembongkaran bagian acuan dan
penunjang, maka pembongkaran tersebut harus boleh dimulai sampai beton
telah mencapai 70% dari kekuatan K rencana yang ditentukan.
Tabel : Perioda Pembongkaran Acuan
Posisi Umum
a. Kolom dan muka dinding (belum terhitung beban penunjang) 3 hari
b. Pilar massa dan kepala jembatan massa (belum terhitung beban-
beban penunjang kecuali pur pilar)
3 hari
c. Gelagar Persegi 14 hari
d. Gelagar balok T, plat-plat, balok silang, pur, pur pilar yang
tidak ditunjang, plat atas pada gorong-gorong beton persegi.
14 hari
e. Plat kuda-kuda, bila ditunjang pada kayu 10 hari
f. Plat, bila ditunjang pada baja atau gelagar beton pratekan 10 hari
Spesifikasi Teknis / TA 2013

59

g. Pur pilar yang ditunjang secara menerus 7 hari
h. Busur 21 hari
i. Landasan rel, susuran lalu lintas, penghalang median 3 hari
Butiran c, d, f, g, dan I berlaku untuk peran dan bagian acuan untuk
menunjang beban penuh dari beton. Bagian tepi acuan yang tidak menunjang
beban tidak akan dibongkar sebelum 3 hari berlalu setelah pengecoran beton
kecuali untuk memberikan kemudahan penyelesaian seperti pada (b) di
bawah.
b. Untuk memberikan kemudahan penyelesaian, maka bagian acuan yang
digunakan untuk pekerjaan hias, sandaran, dinding jembatan dan permukaan
vertikal terbuka harus dibongkar dalam waktu tidak kurang dari 9 jam setelah
pengecoran beton dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan
cuaca.
2. Penyelesaian Permukaan
a. Kecuali diberi wewenang sebaliknya, maka permukaan beton harus
diselesaikan segera setelah pembongkaran bagian acuan. Semua kabel
kegiatan atau perlengkapan logam yang telah digunakan untuk menahan
bagian acuan pada tempatnya, dan bagian acuan yang melalui badan beton,
harus dipindahkan atau dikurangi paling tidak 25 mm di bawah permukaan
beton. Tapi adukan dan semua ketidakteraturan yang disebabkan oleh
sambungan bagian acuan harus dibongkar.
b. Direksi akan memeriksa permukaan beton segera pada pembongkaran bagian
acuan dan dapat memerintahkan panambahan dari cacat kecil, yang tidak
akan mempengaruhi secara struktural atau fungsi lainnya dari pekerjaan
beton.
Penambahan harus meliputi pengisian lubang kecil dan penurunan dengan
adukan semen untuk digouting. Penambahan dan perbaikan lainnya pada
beton tidak akan dikerjakan sebelum pemeriksaan.
c. Bila Direksi menyetujui pengisian lubang besar atau keropos, maka beton
tersebut harus dipahat di belakang tulangan sampai behan-bahan yang keras
membentuk permukaan tegak lurus pada permukaan benda kerja. Suatu
anyaman ringan harus dipasang pada tulangan. Adukan grouting harus terdiri
dari semen dan pasir halus dicampur dalam proporsi yang digunakan dalam
beton yang sedang diselesaikan. Penggosokan harus dilanjutkan sehingga
semua tanda acuan dan ketidakteraturan telah dihilangkan, semua rongga
telah terisi dan suatu permukaan yang merata diperoleh. Pasta yang
dibersihkan dengan penggosokan ini harus ditinggalkan ditempat.
3. Perawatan
a. Dimulai segera setelah pengecoran, maka beton harus dilindungi dari
pengeringan awal, suhu yang terlampau tinggi, angin keras dan gangguan
mekanis. beton harus dipelihara dengan kehilangan kelembaban yang
Spesifikasi Teknis / TA 2013

60

minimal, dan suatu suhu yang relatif tetap untuk suatu perioda khusus guna
menjamin hidrasi yang layak dari semua dan pengerasan beton.
b. Beton harus dirawat segera setelah ia cukup mengeras, dengan menutupinya
dengan selimut yang menyerap air yang harus selalu basah untuk suatu
perioda sekurang-kurangnya 7 hari. Semua lembaran atau selimut perawatan
harus dibebani secukupnya atau dibungkus sampai kebawah untuk menjaga
agar permukaan beton tertutup dan untuk mencegah permukaan terbuka
terhadap aliran udara. Bila digunakan acuan kayu, maka perlu dijaga agar
basah sepanjang waktu sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya
sambungan dan pengeringan beton. Lalu lintas tidak akan diperbolehkan di
atas permukaan beton untuk 7 hari setelah beton tersebut dicor.

2.4.6 Pengendalian Mutu Di Lapangan
1. Umum
Penyedia J asa harus menganggap mempunyai tanggung jawab penuh untuk
menjamin bahwa kualitas beton sesuai dengan spesifikasi ini dan tanggung jawab
ini tidak akan dibebaskan dengan pengujian yang dilakukan dan disetujui oleh
Direksi.
2. Pengujian Untuk Sifat Mudah Dikerjakan
Suatu pengujian slump, atau lebih sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
harus dilaksanakan pada setiap penakaran beton yang dihasilkan, dan pengujian
tersebut tidak akan dianggap telah dilaksanakan kecuali disaksikan oleh Direksi
atau wakilnya.
3. Pengujian Kuat Tekan
a. Penyedia J asa harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kuat
tekan untuk setiap 20 m
3
atau bagian dari beton yang dicor dan dalam segala
hal tidak kurang dari satu pengujian untuk setiap kelas beton yang dicor dan
untuk setiap jenis terpisah dari komponen struktur yang dicor pada suatu
hari. Setiap pengujian harus termasuk pembuatan tujuh contoh yang sama
yang pertama harus ditunjukkan pada pengujian kuat tekan setelah 3 hari,
yang kedua setelah 7 hari dan yang Ketiga setelah 28 hari.
b. Bilamana kuantitas total suatu mutu beton dalam Kontrak melebihi 40 meter
kubik dan frekuensi pengujian yang ditetapkan pada butir (a) di atas hanya
menyediakan kurang dari lima pengujian untuk suatu mutu beton tertentu,
maka pengujian harus dilaksanakan dengan mengambil contoh paling sedikit
lima buah dari takaran yang dipilih secara acak (random).
4. Pengujian Tambahan
Penyedia J asa harus melaksanakan pengujian tambahan yang mungkin diperlukan
untuk menetapkan kualitas bahan-bahan atau campuran atau pekerjaan beton
akhir, sebagaimana disarankan oleh Direksi. Pengujian tambahan demikian dapat
meliputi :
Spesifikasi Teknis / TA 2013

61

a. Pengujian yang tidak merusak dengan menggunakan suatu sclerometer atau
alat pengujian lainnya.
b. Pengujian beban struktur atau elemen struktural yang dinyatakan.
c. Pengambilan dan pengujian contoh beton.
d. Pengujian lainnya sebagaimana dipersyaratkan Direksi.

2.4.7 Pengukuran Dan Pembayaran
1. Cara Pengukuran

a. Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada
Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada
pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa
dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang
tertanam seperti "water-stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau
lubang sulingan (weephole).

b. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan
untuk cetakan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian
akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya
untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah
dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.

c. Tidak ada pengukuran dan pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk
pelat (plate) beton pracetak untuk acuan yang terletak di bawah lantai (slab).
Beton Pekerjaan semacam ini dianggap telah termasuk di dalam harga
penawaran untuk beton sebagai acuan.

d. Kuantitas bahan untuk landasan, bahan drainase porous, baja tulangan dan
mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah
selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan dalam
pada Seksi lain dalam Spesifikasi ini.

e. Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton
struktur atau beton tidak bertulang. Beton Struktur haruslah beton yang
disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai K250 atau lebih
tinggi dan Beton Tak Bertulang haruslah beton yang disyaratkan atau
disetujui untuk K175 atau K125. Bilamana beton dengan mutu (kekuatan)
yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu
(kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai
beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.

2. Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki

a. Bilamana pekerjaan telah diperbaiki menurut Pasal di atas, kuantitas yang
akan diukur untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bila
mana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

62

b. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan
kadar semen atau setiap bahan tambah (aditif), juga tidak untuk tiap
pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang
diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

3. Dasar Pembayaran

a. Kuantitas yang diterima dalam volume M3 dari berbagai mutu beton
(karakteristik beton) yang ditentukan sebagaimana yang disyaratkan di atas,
akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam
Daftar Kuantitas.

b. Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain, termasuk "water stop", lubang sulingan, acuan, perancah
untuk pencampuran, pengecoran , benda uji dan pekerjaan akhir, serta
perawatan beton/curring, dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan
lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang
diuraikan dalam Seksi ini.

Nomor Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Pengukuran
2.4.1
Beton untuk struktur drainase beton
Meter kubik














Spesifikasi Teknis / TA 2013

63

SEKSI 2.5
BAJA TULANGAN

2.5.1 UMUM
1. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai
dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.

2. Penerbitan Detil Pelaksanaan
Detail pelaksanaan untuk baja tulangan yang tidak termasuk dalam Dokumen
Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah
peninjauan kembali rancangan awal telah selesai menurut Spesifikasi ini.

a. Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini : Beton
b. Standar Rujukan
A.C.I. 315 : Manual of Standard Practice for Detailing Reinforced
Concrete Structures, American Concrete Institute.
AASHTO M31M-90 : Deformed and Plain Billet-Steel Bar for
Concrete Reinforcement.
AASHTO M32-90 : Cold Drawn Steel Wire for Concrete
Reinforcement.
AASHTO M55-89 : Welded Steel Wire Fabrics for Concrete
Reinforcement.
AWS D 2.0 : Standards Specifications for Welded Highway and
Railway Bridges.
3. Toleransi :

a. Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam ACI 315.
b. Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang
menutup bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut :
1) 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau
terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran;
2) Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 7.3.1 untuk beton yang
terendam/ tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca atau
timbunan tanah tetapi masih dapat diamati untuk pemeriksaan;
3) 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bias
dicapai, atau untuk beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan
akibat karat pada baja tulangan dapat menyebabkan berkurangnya
umum atau struktur, atau untuk beton yang ditempatkan langsung di
atas tanah atau batu, atau untuk beton yang berhubungan langsung
dengan kotoran pada selokan atau cairan korosif lainnya.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

64

4) Selimut Beton Minimum dari Baja Tulangan untuk Beton Yang Tidak
Terekspos Tetapi Mudah Dicapai Ukuran Batang Tulangan yang akan
diselimuti (mm) Tebal Selimut Beton Minimum (cm). Batang 16 mm
dan lebih kecil 3,5, Batang 19 mm dan 22 mm 5,0, Batang 25 mm dan
lebih besar 6,0

4. Penyimpanan dan Penanganan

a. Kontraktor harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi
label, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang,
panjang dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan
pada diagram tulangan.

b. Kontraktor harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan
sedemikian untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan.

5. Pengajuan Kesiapan Kerja

a. Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram
pembengkokan harus disediakan oleh Kontraktor untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan
sebelum daftar tersebut serta diagram pembengkokan disetujui.
b. Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi Pekerjaan daftar yang disahkan pabrik baja yang
memberikan berat satuan nominal dalam kilogram untuk setiap ukuran dan
mutu baja tulangan atau anyaman baja dilas yang akan digunakan dalam
pekerjaan.

6. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi
Ketentuan

a. Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam segala
hal tidak membebaskan Kontraktor atas tanggung jawabnya untuk
memastikan ketelitian dari daftar dan diagram tersebut. Revisi bahan yang
disediakan sesuai dengan daftar dan diagram, untuk memenuhi rancangan
dalam Gambar, harus atas biaya Kontraktor.

b. Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dalam
pekerjaan :

i. Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransi
pembuatan yang disyaratkan dalam ACI 315;
ii. Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada Gambar atau
Gambar Kerja Akhir (Final Shop Drawing);
iii. Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih
atau oleh sebab lain.

c. Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang
tulangan tidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa
persetujuan Direksi Pekerjaan atau yang sedemikian sehingga akan
merusak atau melemahkan bahan. Pembengkokan kembali dari batang
Spesifikasi Teknis / TA 2013

65

tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui lain
oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal batang tulangan yang telah
dibengkokkan kembali lebih dari satu kali pada tempat yang sama tidak
diijinkan digunakan pada Pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki
oleh pembengkokan kembali, atau bilamana pembengkokan kembali tidak
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan mengganti
seluruh batang tersebut dengan batang baru yang dibengkokkan dengan
benar dan sesuai dengan bentuk dan dimensi yang disyaratkan.

d. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk pemotongan
dan pembengkokan tulangan, baik jika melakukan pemesanan tulangan
yang telah dibengkokan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan
(stok) batang lurus yang cukup di tempat, untuk pembengkokan
sebagaimana yang diperlukan dalam memperbaiki kesalahan atau kelalaian.

7. Penggantian Ukuran Batang

Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diijinkan bila secara jelas
disahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana baja diganti haruslah dengan luas
penampang yang sama dengan ukuran rancangan awal, atau lebih besar.


2.5.2. Bahan-bahan
1. Baja Tulangan
a. Baja tulangan harus merupakan batang baja billet yang polos atau berulir
grade U24 atau batang berulir grade U40 mengikuti persyaratan SII 0136-
84, kecuali sebaliknya disetujui oleh Direksi atau terlihat pada gambar.
b. Penulangan anyaman baja seperti untuk tulangan pelat, anyaman tulangan
yang di las yang memenuhi AASHTO M55 dapat digunakan.
c. Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan Mutu Sebutan Tegangan
Leleh Karakteristik atau Tegangan Karakteristik yang memberikan
regangan tetap 0,2 (kg/cm2)
U24 Baja Lunak 2.400
U32 Baja Sedang 3.200
U39 Baja Keras 3.900
U48 Baja Keras 4.800
2. Tumpuan untuk Tulangan
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan
beton pracetak dengan mutu K250 seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi
ini, terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu atau bahan
lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.
3. Pengikat untuk Tulangan
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang
memenuhi AASHTO M32 - 90.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

66

2.5.3 Pembuatan Dan Penempatan
1. Pembengkokkan
a. Tulangan (baja) harus dibengkokkan dalam keadaan dingin dan sesuai
dengan prosedur A.C.I.315 atau PBI 1971 N.I.-2, yang menggunakan
batang baja yang semua lurus dan bebas dari tekukkan, bengkokan atau
kerusakan lain. Sekiranya penggunaan panas untuk pembengkokkan di
lapangan disetujui oleh Direksi, maka tindakan pencegahan harus diambil
untuk menjamin bahwa sifat baja tidak berubah pada pokoknya.
b. Batang baja berdiameter 20 mm dan lebih besar harus dibengkokkan
dengan suatu mesin pembengkok.
2. Penempatan dan Pengikatan
a. Tulangan (baja) harus segera dibersihkan sebelum penempatan untuk
menghilangan kotoran, lumpur, minyak, cat, karat dan kerak pabrik,
percikan adukan atau bahan asing yang dapat mengurangi atau merusak
pelekatan dengan beton.
b. Tulangan (baja) harus ditempatkan secara tetap sesuai dengan gambar dan
dengan persyaratan selimut minimum seperti yang ditetapkan dalam seksi
di atas.
c. Batang baja tulangan harus diikat kuat dengan menggunakan kawat ikat
baja sehingga tidak dapat bergerser oleh operasi pengecoran beton.
Pengelasan dari batang melintang atau begel pada tulangan baja tarik utama
tidak akan diperkenankan.
d. Semua tulangan baja harus disediakan dalam ukuran panjang sepenuhnya
yang ditunjukkan pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa ada persetujuan
dari Direksi. Setiap sambungan yang dapat disetujui harus diselang-seling
sejauh mungkin dan harus terletak pada titik dengan tegangan tarik
minimum.
e. Bila sambungan yang bertumpangan disetujui maka panjang tumpangan
paling sedikit harus 40 kali diameter batang dan batang tersebut harus
diperlengkapi dengan kait.
f. Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan meninggalkan permukaan
beton yang akan terbuka.
g. Anyaman kawat yang dilas harus dipasang sepanjang ukuran panjang yang
praktis, dengan bagian yang berbatasan yang bertumpangan sekurang-
kurangnya satu anyaman, penuh. Anyaman harus dipotong untuk
disesuaikan dengan kreb terbuka, dan sebagainya.
h. Bila tulangan tetap dibiarkan terbuka suatu perioda waktu yang ditanda
maka ini harus seluruhnya dibersihkan dan dilabur dengan adukan semen
encer yang murni.
i. Tulangan (baja) tidak akan digunakan untuk penunjang peralatan
penghantar beton, jalan pendekat, lantai kerja atau beban konstruksi
lainnya.

Spesifikasi Teknis / TA 2013

67

2.5.4 Pengukuran Dan Pembayaran
1. Cara Pengukuran

a. Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima
oleh Direksi Pekerjaan. J umlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari
panjang aktual yang dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar, dan
satuan berat dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram
per meter persegi luas anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan akan didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh pabrik
baja, atau bila Direksi Pekerjaan memerintahkan, atas dasar pengujian
penimbangan yang dilakukan Kontraktor pada contoh yang dipilih oleh
Direksi Pekerjaan.

b. Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk
penempatan atau pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan
dimasukkan dalam berat untuk pembayaran.

c. Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton bertulang atau
struktur lain di mana pembayaran terpisah untuk struktur yang lengkap
telah disediakan dalam Seksi lain dari Spesifikasi ini, tidak boleh diukur
untuk pembayaran menurut Seksi ini.

2. Dasar Pembayaran

J umlah baja tulangan yang diterima, yang ditentukan seperti yang diuraikan di
atas, harus dibayar pada Harga Penawaran Kontrak untuk Mata Pembayaran
yang ditunjukkan di bawah ini, dan terdaftar dalam Daftar Kuantitas, dimana
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan,
pembuatan dan pemasangan bahan, termasuk semua pekerja, peralatan,
perkakas, pengujian dan pekerjaan pelengkap lain untuk menghasilkan
pekerjaan yang memenuhi ketentuan.

2.5.5 Pintu Air

1. Umum
Lingkup Pekerjaan harus meliputi perencanaan, manufaktur, pabrikasi,
pengadaan, test di pabrik sebelum pengiriman, instalasi dan test di lapangan.
Pintu air yang dimodifikasi harus disertai perlengkapannya guna memenuhi
kebutuhan operasional yang baik.
Rincian lengkap dari berbagai perlengkapan dan komponen untuk menunjang
pintu air tidak disebutkan dalam persyaratan teknis ini, tapi harus ditentukan oleh
Penyedia J asa Pemborongan baik melalui perhitungan desain maupun pengajuan
gambar, yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi untuk menentukan kualitas
pintu air yang baik.


2. Spesifikasi Pintu Air dan Perlengkapannya
Pintu Air adalah pembuatan pintu air baru, hal tersebut dimaksudkan untuk
membuat fungsi pintu air sebagai sarana pengendali banjir tidak terjadi
kebocoran.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

68

Data utama pintu air adalah sebagai berikut :
a) J enis : Pintu Bendung
b) Operasional : Manual dan Otomatisasi

3. Konstruksi Pintu Air
Pintu air harus dapat beroperasi secara aman dan baik pada kondisi yang sudah
ditentukan. Ketebalan permukaan konstruksi harus minimal sebesar 2 mm
sebagai faktor korosi guna mengantisipasi adanya pengaruh pengikisan akibat
karat.

a) Daun Pintu Air
Komponen ini harus terbuat dari bahan baja sesuai J IS G 3101, SS 400 atau
yang setara, dengan menggunakan lapisan cat anti karat (expoxy coating),
pabrikasi dapat dilakukan di workshop/bengkel Penyedia J asa,
Penyambungan/pengelasan terhadap daun pintu air existing, dilaksanakan di
lapangan. Penyedai J asa wajib melaksanakan survey untuk mendapatkan
methode pelaksanaan yang lebih aman dan efisien.
b) Rubber Seal / Perapat
Seal/perapat harus terbuat dari neoprene dengan ukuran yang sesuai dengan
seal existing atau design yang telah disetujui. Seal/perapat dilengkapi dengan
palt dan baut penjepit agar tidak terjadi kebocoran.
c) Semua baut yang bersentuhan dengan air harus dibuat dari baja anti karat.
d) Seluruh bahan untuk kontruksi pintu air harus mengacu kepada standar yang
dikeluarkan oleh J IS atau yang diproduksi oleh Krakatau Steel (KS).
Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap semua bahan-bahan
konstruksi air dan perlengkapannya yang disaksikan oleh Direksi atau KP
untuk mendapatkan persetujuan.
e) Mekanikal Alat Angkat
Lingkup pekerjaan alat angkat meliputi test pabrik, pemasangan dan test
lapangan. Penyedia J asa Pemborongan harus mengajukan perlengkapan-
perlengkapan alat angkat yang dibutuhkan untuk mendapatkan persetujuan
Pengguna J asa. Untuk pengamanan operasional alat angkat harus dilengkapi
dengan pandua operasi.

4. Pengukuran dan Pembayaran
a) Pengukuran
Pengukuran daun pintu air baja dan alat pengangkat harus didasarkan pada
jumlah sesungguhnya terpasang dari keselurhan komponen seperti tampak
pada gambar atau atas petunjuk Direksi.
b) Pembayaran
Pembayaran harus dibuat berdasarkan harga satuan setiap set/kg/bh yang
dimaksudkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harsu dianggap sudah
termasuk semua kompesnsasi untuk penyediaan tenaga kerja, material,
perlengkapan, prasarana, alat kerja dan lain sebagainya untuk menghasilkan
pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan
terbaik dan sepenuhnya sesuai semua ketentuan tersebut di dalam Spesifikasi
ini. Pembayaran hanya diberikan kepada Kontraktor setelah pengujian
terdahulu dan Direksi telah yakin, bahwa daun pintu air dan alat pengangkat
telah lengkap dan dapt beroperasi dengan baik.


Spesifikasi Teknis / TA 2013

69

Nomor Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Pengukuran
2.5.1
Baja tulangan
Kilogram
2.5.2
Pintu air
Unit










































Spesifikasi Teknis / TA 2013

70

SEKSI 2.6
PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH

2.6.1 Umum
1. Uraian
a. Penyedia J asa harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan
gambar-gambar rencana cetakan dan perancah untuk mendapatkan
persetujuan Direksi sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam
gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi
cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem
rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan struktur yang
aman. Asuransi keselamatan dan peralatan haruslah menjadi tanggung
jawab dari Penyedia J asa.
b. Segala kerusakan atau kegagalan akibat kesalahan dalam pekerjaan cetakan
dan perancah ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia
J asa. Penyedia J asa wajib memperbaiki atau mengganti segala kerugian
yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut di atas dengan biaya sendiri.
2. Perancangan dari Cetakan dan Perancah
a. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum
mengeras. Penyedia J asa harus mengajukan rancangan perhitungan dan
gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi. Segala biaya yang
perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus
sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
b. Perancangan/Desain
1. Perancangan atau desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh
tenaga ahli resmi yang bertanggung jawab penuh kepada Penyedia J asa.
2. Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada
ketentuan ACI-347.
3. Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu
masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat
penggetar. Apabila dipakai penggetar dari luar, perkuatan/penyokong
harus memadai dan diperhitungkan baik-baik serta menjamin bahwa
distribusi getaran-getaran tertampung ada cetakan tanpa konsentrasi
cetakan berlebihan.
c. Acuan
1. Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai
bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis
pelaksanaan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

71

2. Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah
kebocoran adukan.
3. Acuan harus diberi pengkaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat
menyatu dan dapat mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
4. Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak
merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.
d. Galian Tanah Sebagai Cetakan Langsung
J angan memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk permukaan
tegak dari beton.
3. Cetakan Untuk Permukaan Beton Ekspose
a. Cetakan Plastic-Faced Plywood (penyelesaian halus dan penyelesaian
dengan cat/smooth finish and painted finish).
Gunakan potongan atau lembaran utuh. Pola sambungan dan pengikat harus
seragam dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel ataupun sudut
maupun pertemuan-pertemuan bidang, harus disetujui oleh Direksi untuk
pola sambungan.
b. Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel-
panel cetakan harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout
(penyuntikan air semen) atau butir-butir halus dan harus diperkuat dengan
rangka penunjang untuk mempertahankan permukaan-permukaan yang
berhubungan dari panel-panel yang bersebelahan pada bidang yang sama.
Gunakan bahan penyambung cetakan (gasket) antara beton ekspose yang
diperkeras dengan panel-panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari
grout atau butir-butir halus dari adukan beton baru kepermukaan campuran
beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diizinkan.
4. Penyelesaian Beton Dengan Cetakan Papan
a. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan yang kering
dioven dengan lebar nominal 8 cm dan tebal minimal 2,5 cm.
b. Semua papan harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan
kuat, lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.
c. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti yang tercantum pada
gambar. Cetakan pada papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom,
dinding dan permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa
sambungan mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada
sudut-sudut dan perubahan bidang.
d. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk
stabilitas dan untuk mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan
harus dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi akhir dari
paku yang ditanam tidak terlihat. Pola dari paku harus seragam dan tetap
(konsisten) seperti disetujui oleh direksi.

Spesifikasi Teknis / TA 2013

72

5. Cetakan Untuk Beton Yang Terlindungi (Unexposed Concrete)
a. Cetakan untuk beton terlindungi haruslah dari logam (metal) plywood atau
bahan lain yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang
besar. Kayu harus dilapisi setidak-tidaknya pada satu sisi dan kedua
ujungnya.
b. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh
rekatan dimana beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran.
6. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports)
Penyedia jasa harus bertanggung jawab bahwa perancah, penunjang dan
penyokong adalah stabil dan mampu menahan beban hidup dan beban pada
waktu pelaksanaan. Segala bentuk kegagalan/kerusakan akibat ketidakstabilan
dan ketidakmampuan perancah, penunjang dan penyokong dalam menahan
beban adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia J asa. Penyedia
J asa wajib memperbaiki kerusakan/kegagalan atas biaya sendiri.
7. Jalur Kayu
J alur kayu diperlukan untuk membentuk garis/alur sambungan chamfer.
8. Melapis Cetakan
a. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus,
haruslah dari jenis yang tanpa urat kayu dan noda, yang tidak akan
meninggalkan sisa-sisa/bekas pada permukaan beton atau efek yang
merugikan bagi rekatan dari cat, plester, mortar, atau bahan penyelesaian
lainnya yang akan dipakai untuk permukaan beton.
b. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan minyak/gempal
(bahan agar beton tidak menempel pada cetakan) dari pabrik khusus untuk
cetakan dari besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi pabrik sebelum
tulangan dipasang atau sebelum cetakan dipasang.
9. Pengikat Cetakan
a. Pengikatan cetakan haruslah batang-batang besi yang dibuat di pabrik atau
sejenis memanjang (flat band type) atau model yang dapat dilepas dengan
ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian
sehingga menahan beban hidup dari pengecoran beton basah dan
mempunyai penahan bagian luar dengan luasan perletakan .
b. Untuk beton-beton yang umum, penempatan pengikat cetakan sesuai
pendapat Penyedia J asa.
c. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose,
harus dari jenis dengan kerucut (cone snap off type). Ukuran kerucut
haruslah 2,5 cm maksimum diameter pada sisi permukaan beton dengan 3,8
cm tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat haruslah lurus
kedua arah baik mendatar maupun tegak didalam cetakan atau seperti
disetujui oleh Direksi.

Spesifikasi Teknis / TA 2013

73

10. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angkur dari bahan lain atau peralatan pada
pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti disyaratkan pada pekerjaan ini.
a. Penanaman/penyisipan benda-benda berulir.
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi.
b. Pemasangan langit-langit (ceiling)
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung yang menahan
penggantung langit-langit, konstruksi penggantung harus digalbani atau tipe
yang diizinkan oleh Direksi.
c. Pengunci model ekor burung
1) Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galbani yang
lebih baik/tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari
besi seperti dispesifikasikan.
2) Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dibongkar
untuk mengeluarkan gangguan dari mortar/adukan.
11. Pemasangan Benda-Benda yang Akan Ditanam Dalam Beton
Pemasangan pipa saluran, pipa listrik dan lain-lain yang akan tertanam dalam
beton.
a. Penampang pipa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan
struktur.
b. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-
bagian struktur beton bila tidak ditunjukkan dalam gambar. Di dalam beton
perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang telah disetujui untuk
dilewati pipa.
c. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar, tidak
dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
d. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang
tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan
yang terpasang, maka Penyedia J asa harus segera mengkonsultasikan hal
ini oleh Direksi.
e. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan atau menggeser/memindahkan
baja tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam
melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa izin tertulis dari Direksi
f. Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-
angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan
beton harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
g. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada
posisinya dan diusahakan agar tidak bergerser selama pengecoran beton
dilakukan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

74

h. Penyedia J asa Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan
kepada pihak lain untuk memasang bagian-bagian/peralatan tersebut
sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
i. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada
benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut
diharuskan tidak terisi beton harus ditutup dengan bahan lain yang mudah
dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.

2.6.2 Pelaksanaan
1. Umum
a. Penyedia J asa harus mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum
melaksanakan suatu pekerjaan.
b. Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar
dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri
harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk
gaya-gaya prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada. Penyedia
J asa harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang
perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya-gaya yang bekerja
padanya sedemikian rupa hingga akhir pekerjaan beton, lendutan dari
permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan
bentuk yang seharusnya. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang
bermutu baik dan tidak mudah lapuk.
Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu
sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan
tanda-tanda penurunan yang berlebihan sehingga menurut pendapat Direksi
hal itu akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dalam gambar
rangcangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi
konstruksi, maka Direksi dapat memerintahkan untuk membongkar
pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan Penyedia J asa
untuk memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya
sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia J asa.
Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya
secara detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi
untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan
sebelum gambaran rancangan tersebut disetujui.
2. Pemasangan
a. Percancah dan cetakan harus sesuai dengan dinamis, kelurusan dan
kemiringan dari beton seperti ditunjukkan pada gambar, dilengkapi untuk
lubang-lubang (openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers
dan kegiatan-kegiatan seperti yang diperlukan.
b. Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan kelembaban rendah, kedap air dan
dikencangkan secukupnya serta diperkuat untuk mempertahankan posisi
dan kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-
penunjang cetakan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

75

c. Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan Penyedia J asa
bertanggung jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan
untuk menentukan lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas sehingga
memudahkan untuk pemeriksaan.
d. Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik
pada arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan
konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain dalam gambar.
e. Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada
permukaan beton yang diekspose.
f. Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkaran tidak mengalami kesulitan dan tidak menyebabkan
terjadinya kerusakan pada permukaan.
g. Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya pada
sampai tepi bawah dari balok di atasnya) segera setelah penunjang dari plat
lantai mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada plat atau
balok yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai di bawahnya bekerja
penuh.
h. Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Penyedia J asa
harus benar-benar yakin bahwa tidak ada bagian batang tegak yang
mempunyai plumbness/kemiringan lebih dari 10 mm.
3. Pengikat
Pengikat cetakan harus dipasang sedemikian pada jarak tertentu untuk
ketepatannya memegang atau menahan cetakan selama pengecoran beton dan
untuk menahan berat serta tekanan dari beton basah.
4. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus
(Moulding)
Pasangan di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan
sebagainya seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbentuk
khusus/berprofil dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar dan untuk
melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang kayu dari ciri-ciri lain yang
dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan beton dengan suatu cara
tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk khusus dengan
bahan untuk memudahkan melepaskan cetakan setelah selesai.
5. Chamfers
Garis/jalur chamfer haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar
arsitek saja.
6. Bahan untuk Pelepas Beton (Release Agent)
a. Lapislah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan
dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat
permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila disentuh. Pastikan bahwa
bahan pelepas tidak mencapai tulangan beton maupun pada pertemuan
beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor atau dituangkan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

76

b. J angan memakai bahan pelepas dimana bahan permukaan beton
dijadwalkan untuk menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah
penutup dimana dimungkinkan.
7. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan
beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug ataupun caulk joints.
Cetakan sambungan-sambungan hanya diizinkan dimana terlihat pada gambar
kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan pada tempat yang
tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal
pengecoran.
8. Pembersihan
a. Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan
terlindungi dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk
pembersihan secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan kolom
dan cetakan-cetakan dinding serta pada titik-titik lain dimana diperlukan
untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari
cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukan-bukaan
pembersihan berdasarkan kepada persetujuan Direksi.
b. Untuk beton ekspose sama dengan beton umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton
ekspose untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi.
c. Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton
ekspose diperlukan untuk memasang beton ekspose, lokasi harus disetujui
oleh Direksi.
d. Perancah : batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai
sesuai dengan metode perancah. Pemeriksaan perancah secara sering harus
dilakukan selama operasi pengecoran sampai dengan pembongkaran.
Naikkan bila penurunan terjadi, perkuat/kencangkan bila pergerakkan
terlihat nyata. Pasanglah penunjang-penunjang berturut-turut, segera, untuk
hal-hal tersebut di atas. Hentikan pekerjaan bila suatu perlemahan
berkembang dan cetakan memperlihatkan pergerakan terus-menerus
melampaui yang dimungkinkan dan peraturan.
e. Pembersihan dan pelapisan cetakan : sebelum penempatan dari tulangan-
tulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi
secara seragam/merata dengan release agent untuk cetakan secara
spesifik yang sesuai dengan instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah
kelebihan dan jangan ijinkan pelapisan pada tempat dimana beton ekspose
akan dicor.
f. Pemeriksaan cetakan : beritahukan kepada Direksi setidaknya dua puluh
empat jam sebelummya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.
9. Penyisipan dan Perlengkapan
a. Buatlah persediaan / perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau
perlengkapan-perlengkapan, baut-baut, penggantung, Pengunci angkur dan
sisipan di dalam beton.
b. Buatlah pola atau instruksi untuk pemasangan dari macam-macam benda.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

77

c. Tempatkan expansion joint fillers seperti dimana didetailkan.
10. Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil
seperti diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi dengan keperluan
pengunci di dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.
11. Waterstops
Lengkapi dengan waterstop yang menerus pada semua sambungan-sambungan
yang langsung berhubungan dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah dan
dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, letak/posisi waterstop harus akurat
dan ditunjang terhadap penurunan. Panampang sambungan kedap air sesuai
dengan rekomendasi perusahaan.
12. Cetakan Untuk Kolom
Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti
terlihat pada gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian
bawah semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan pembersihan dan
pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton.
13. Cetakan Untuk Plat dan Balok-balok
a. Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan
untuk lintasan tegak dari duct; pipa-pipa; conduit; dan sebagainya.
b. Puncak dari chamfer (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi
dengan dongkrak-dongkrak yang sesuai, baji-baji, perlengkapan lainnya
untuk mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan,
baik sebelum ataupun pada waktu pengecoran beton.
14. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (rehoring)
a. Seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar harus dilepas
secara berhati-hati tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-
sudut, off sets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari
pengikat. Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose
dengan menggunakan peralatan ataupun description apapun tidak diijinkan.
Lindungi semua ujung-ujung beton yang tajam dan secara umum
pertahankan keutuhan desain.
b. Bersihkan cetakan-cetakan beton secepatnya setelah pembongkaran untuk
mencegah perusakan pada bidang kontak.
c. Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan harus
ditopang/ditunjang kembali sepenuhnya pada semua plat dan balok sampai
dengan sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancah kembali
harus tetap ditempatnya sampai beton mencapai criteria umum kekuatan
tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton dengan tes silinder atas
biaya Penyedia J asa.
d. Penunjang-penunjang sementara : sebelum pengecoran beton, tulangan
menerus balok-balok bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan
penopang-penopang sementara sedemikian untuk meminimumkan lendutan
akibat beban dari beton basah.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

78

Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama
pengecoran beton dan selama diperlukan untuk mencegah penurunan dari
penunjang tersebut. Perancah tidak boleh dipindahkan sampai beton
mencapai kekuatan yang mencukupi.
15. Pemakaian Ulang Cetakan
a. Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul masih baik dan
dalam kondisi yang memuaskan bagi Direksi, bagian pembersihan cetakan,
harus memperbaiki kerusakan permukaan dengan memindahkan lembaran-
lembaran yang rusak.
b. Sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara
menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. J anganlah
memakai ulang plywood yang mempunyai tambahan, ujung yang usang,
cacat/kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur dari penyelesaian
permukaan.
c. Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan
membersihkan secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk
cetakan. Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah papan-
papan yang lepas atau rusak.
d. Agar cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang
diakibatkan oleh perusahaan-perusahaan, cetakan untuk beton ekspose pada
bagian yang terlihat boleh dipakai ulang hanya pada potongan-potongan
yang identik.

2.6.3 Dasar untuk Pembayaran
Kuantitas Cetakan dan Perancah, yang diukur sebagaimana yang disyaratkan di atas, harus
dibayar menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran yang
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan
pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan termasuk baja tulangan dan untuk semua galian dan pembuangan
bahan, bongkaran, pemadatan, cetakan, penimbunan kembali, lubang sulingan, dan biaya-biaya
lainnya yang diperlukan atau biasanya perlu untuk penyelesaian pekerjaan yang diuraikan
dalam Seksi ini.
Nomor Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Pengukuran
2.6.1 Cetakan (bekisting) Meter Persegi
Spesifikasi Teknis / TA 2013

79

SEKSI 2.7
SALURAN BETON PABRIKASI U-DITCH
DAN BOX CULVERT


2.7.1 Ruang Lingkup Pekerjaan
Pengadaan produk saluran beton bertulang tipe U- Ditch dan tipe Kotak (Box Culvert)
yang dibuat dengan metode pracetak secara pabrikasi beserta tutup (jika diperlukan),
untuk dipergunakan sebagai saluran pada sistim drainase lingkungan dan perkotaan.
Apabila rekanan tidak mempunyai pabrik untuk produk pabrikasi maka diwajibkan untuk
mensubkontrakkan kepada pabrikan yang dapat bertanggung jawab dalam hal hal
sebagai berikut :
a. Dapat memberikan asistensi dalam hal perencanaan pekerjaan drainase.
b. Membuat secara pabrikasi dari produk / barang barang yang dibutuhkan untuk
pekerjaan dimaksud.
c. Melaksanakan pengiriman / transportasi dari lokasi pembuatannya/pabrik
pembuatannya hingga ke lokasi gudang lapangan yang ditunjuk.
d. Memberikan asistensi pekerjaan konstruksi berhubungan dengan produk yang
disupplai jika diperlukan.
e. Memberikan asistensi dalam hal penilaian mutu secara berkala dan ikut monitoring
dalam pemasangan produk dilapangan.

2.7.2 Persyaratan Untuk Pabrikan
a. Pabrikan harus memiliki akreditas pengujian laboratorium SNI 19-17025-2000 atau
International Organization for Standarization (ISO) 17025 sesuai Surat Edaran
Mentri Pekerjaan Umum No : 03/SE/M/2005 tanggal 24 Februari 2005 dan Surat
KDPU Prop. DKI J akarta No. 63/07331 tanggal 2 mei 2007.
b. Pabrikan harus memiliki lahan dan peralatan untuk membuat produk dimaksud atau,
c. Supplier adalah yang diberi kuasa oleh pabrikan / pembuat untuk melaksanakan
pengadaan produk yang dimaksud.
d. Pembuat produk memiliki fasilitas laboraturium beton serta peralatan uji yang
memadai dan menjalani sertifikasi uji mutu perbandingan oleh yang berwenang dan
independent atau yang sudah terakreditasi oleh Direktori Komite Akreditasi
Nasional (KAN).
e. Pabrikan / produsen harus memiliki departemen teknis yang dapat memberikan
asistensi kepada pelanggan dalam hal perencanaan, produksi dan penilaian mutu.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

80

f. Pabrikan / produsen dapat menunjukkan bahwa pembuatan produk yang dimaksud
dilakukan dalam suatu sistim manajemen mutu yang berlaku dan diawasi oleh pihak
lain yang berwenang dan independen. Serta Pabrikan adalah pemilik / pemegang hak
untuk desain Industri dari produk tersebut.
g. Pabrikan / produsen harus memiliki stock produksi yang memadai dapat mensuplai
sesuai dengan kebutuhan proyek yang diprogramkan oleh SDPU Tata Air J akarta
Utara, sehingga tidak akan terjadinya kelambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.

2.7.3 Persyaratan Teknis
1. Pembuatan;
Saluran beton bertulang pracetak tipe U ( U Ditch ) dan tutupnya serta
saluran tipe Kotak (Box Culvert), harus dibuat dengan yang menghasilkan
kwalitas terbaik dari produk yang dihasilkannya dan sesuai / cocok untuk
digunakan sebagai sistim saluran drainase.
Produk yang dihasilkan adalah yang dibuat dengan dicetak pada cetakan yang
terbuat dari besi dan mampu memberikan kepadatan beton melalui proses
pemadatan menggunakan getaran frekuensi tinggi sehingga menghasilkan
kepadatan maksimum dari beton dan mengakibatkan produk yang optimum.
2. Material;
Produk saluran beton bertulang pracetak tipe U dengan tutupnya dan tipe
Kotak (Box Culvert) harus terbuat dari material yang terdiri sebagai berikut :
a. Agregat
Agregat kasar dan halus biasa digunakan untuk membuat beton secara
normal harus digunakan secara proporsional untuk menghasilkan susunan
agregat campuran yang terbaik dalam komposisi campuran beton sesuai
yang direncanakan.
Penentuan ukuran dari butiran agregat bentuk partikel agregatnya adalah
dimaksudkan agar sesuai dengan pelaksanaan pembuatannya dan cocok
dengan maksudnya sebagai saluran drainase.
Material materials tersebut harus disampling untuk pengujian agregat dan
semua hasil pengujian agregat tersebut terdokumentasi secara baik.
b. Semen
Semen yang digunakan untuk produk Saluran beton bertulang pracetak tipe
U, tutupnya dan tipe Kotak adalah dari jenis Tipe Serbaguna sesuai SNI-
03-2049-1992 yaitu semen tipe I untuk saluran drainase/irigasi dan semen
tipe V untuk saluran air limbah atau saluran dimana airnya mengandung
kadar garam yang tinggi.
Kandungan semen didalam campuran betonnya harus berkisar antara tidak
boleh kurang dari 380 kg/m3 beton segar, serta pada penggunaan yang
tepat dari jumlah air semennya yang mana ditentukan oleh pabrikan
Spesifikasi Teknis / TA 2013

81

pembuat produk untuk mendapatkan dan mencapai kualitas beton yang
disyaratkan. Rasio air semen (Water/Cement) maksimum 0,5.
c. Besi Tulangan
J enis besi tulangan yang digunakan adalah dari jenis HDDW (Hard Drawn
Deformed Wire) atau CRDW (Cool Rolled Deformed Wire) untuk beton
bertulang dengan sifat kekuatan tegangan tarik dan leleh sebagai berikut :
Yield strength (Tegangan Leleh) 4500 kg/cm2
Tensile strength (Tegangan Tarik) 5000 kg/cm2
Pabrikan / produsen harus dapat menjaga konsistensi mutu dari kualitas
besi tulangan yang digunakan dengan melakukan pengujian rutin untuk
sifat kekuatan besi tulangan yang digunakan tersebut.
Seluruh catatan / dokumen hasil pengujian tersebut harus dijaga untuk pada
saatnya digunakan sesuai prosedur mutu pada saat dilakukan pemeriksaan.
Prosedur pemeriksaan merujuk kepada standard ketentuan atau prosedur
sistim mutu yang ada.
d. Kualitas Pengerjaan
Produk saluran beton bertulang tipe U, tutupnya dan tipe Kotak yang
dikirimkan sebagai pengadaan barang untuk pekerjaan saluran drainase
tersebut harus bebas dari cacat berupa gompal ataupun retak yang
mengakibatkan cacat secara struktural.
Produk produk tersebut harus merupakan produk beton bertulang dengan
ketahanan dan kekuatan yang baik serta halus permukaannya, tidak terdapat
banyak bopeng akibat udara yang terperangkap serta cacat yang
mengganggu persyaratan sehubungan dengan fungsi sebagai saluran
drainase.
3. Beton
Beton yang digunakan dalam pembuatannya haruslah merupakan beton yang
dikontrol dalam pencampurannya dan diaduk secara mekanis. Setiap kali
pembuatan campuran beton untuk pengecorannya haruslah diawasi serta terukur
secara ketat untuk mendapatkan beton segar yang memiliki kwalitas yang
seragam pada setiap proses produksi yang dilakukan.
Beton segar tersebut kemudian dituangkan kedalam cetakan dan (untuk
mengoptimumkan pemakaian cetakan diuapi sesuai prosedur) dirawat pada
beberapa tahapan suhu yang sesuai untuk maksud tersebut agar menghasilkan
beton yang padat, dan proses pengerasan beton yang bebas dari cacat sehingga
tidak merugikan dalam hal kekuatan dan umur layan dari produk yang
dihasilkan. Penggunaan bahan tambahan (pada campuran beton) dengan
maksud untuk meningkatkan kualitas kekuatan beton adalah diperbolehkan.
Pemeriksaan secara rutin untuk kualitas beton harus dilakukan dengan
menggunakan metode uji kuat tekan kubus. Mutu beton minimum K-300 untuk
saluran tipe - U dan minimum K-350 untuk tutup saluran dan saluran tipe
Kotak (Box Culvert) dengan kuat tekan Test Loading minimum 10,5 Ton/M2
Spesifikasi Teknis / TA 2013

82

4. Penulangan
Penulangan atau pembuatan besi tulangan dari produk tersebut adalah dibuat
dari jaringan kawat baja las (Mesh type ) dengan tambahan berupa batangan
besi tulangan sejenis yang dipotong dan dipasangkan sesuai perencanaannya
untuk maksud mendapatkan kekuatan seperti yang dimaksud terutama untuk
daerah yang secara strukturalnya adalah kritis dari produk tersebut atau
menderita momen momen yang merugikan.
Selimut beton untuk tulangan tersebut disyaratkan dan ditentukan oleh pembuat
dengan tujuan memberikan jaminan untuk perlindungan terhadap penulangan
yang dibuat agar dapat dicapai umur layan yang maksimal dari produk tersebut.
e. Toleransi
Dalam hal toleransi, besaran untuk dimensi dari produk jadi adalah sesuai
dengan rekomendasi pabrikan yang didasarkan pada standard acuan yang
diterapkan.
Pabrikan pembuat produk bertanggung jawab untuk keakurasian/presisi dari
ukuran produk yang dibuat serta wajib menyediakan cara / metode dan alat
yang digunakan untuk pemeriksaan dimensi dari produk tersebut.

2.7.4 Karakteristik Produk
a. Sambungan
Bagian sambungan harus direncanakan agar dapat mangakomodasi pergerakan
baik ke arah vertical ataupun horizontal; sambungan tersebut dapat juga
menerima defleksi hingga 1 derajat.
Bagian sambungan dibuat agar tidak menghambat arus dengan tipe sambungan
FLUSH J OINT menggunakan bagian berupa Lidah dan Bibir pada masing
masing ujung segmen yang dicetak dan terdapat celah yang memungkinkan
untuk diberi mortar sebagai penutupnya sehingga permukaan sambungan
menjadi rata dan halus sesuai fungsinya untuk digunakan sebagai saluran
drainase.
Sambungan dengan mortar tersebut mampu memberikan kekedapan pada
derajat tertentu sehingga tidak terjadi infiltrasi pada saluran drainase tersebut.
b. Sifat Fisik Dari Produk
Produk harus direncanakan sebagai saluran drainase pada sisi jalan dan dibuat
agar mampu menahan tanah aktif serta beban dinamis dari lalulintas kendaraan
di dekatnya dalam kondisi normal untuk pemasangannya. Pada lokasi
pemasangan yang dianggap kondisi telah melampaui kapasitas produk terhadap
beban yang terjadi, maka digunakan balok beton penyokong beton yang
dipasang pada bagian tengah segmen pracetak.
Untuk fungsi sebagai Gorong gorong digunakan saluran tipe Kotak (Box
Culvert).
Absorpsi beton tidak boleh melampui 8 %.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

83


c. Dimensi
Semua dimensi / ukuran serta toleransi adalah sesuai yang ditentukan oleh
pembuat dengan mengacu pada spesifikasi yang dituangkan pada brosur /
catalog berikut persyaratan teknisnya yang memberikan data hasil uji
laboratorium dari Pabrikan yang memiliki akreditasi & bersertifikasi ISO.

2.7.5 Pengukuran Dan Pembayaran
1) Pengukuran untuk Pembayaran
a) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran saluran pabrikasi u-ditch, gorong-
gorong pipa beton bertulang maupun tanpa tulangan haruslah jumlah meter
panjang, yang diukur dari ujung ke ujung saluran yang dipasang sesuai dengan
Gambar atau perintah Direksi Pekerjaan.
b) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran tutup saluran pabrikasi u-ditch haruslah
jumlah buah, yang diukur dari ujung ke ujung saluran yang dipasang sesuai
dengan Gambar atau perintah Direksi Pekerjaan.
c) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran saluran beton bertulang berbentuk U
dengan lebar sampai dengan 1400 mm haruslah dalam jumlah meter panjang
saluran berbentuk U yang dicor di tempat atau pra-cetak, yang diukur dari ujung
ke ujung saluran, termasuk baja tulangan yang terpasang sesuai dengan Gambar
atau perintah Direksi Pekerjaan.
d) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran tembok kepala beton, apron (lantai
golak), lubang masuk (entry pits), gorong-gorong persegi dan struktur drainase
beton lainnya sebagai struktur drainase minor haruslah dalam jumlah meter
kubik beton termasuk baja tulangan yang terpasang sesuai dengan Gambar atau
perintah Direksi Pekerjaan.
e) Kecuali untuk Galian Batu dan bahan Drainase Porous yang digunakan, tidak
ada pengukuran yang terpisah untuk pembayaran akan dilakukan untuk
pekerjaan galian atau timbunan, biaya pekerjaan ini dipandang sebagai
pelengkap untuk melaksanakan pekerjaan gorong-gorong pipa dan sudah
termasuk dalam harga penawaran untuk gorong-gorong pipa dan berbagai
macam bahan yang digunakan dalam pelaksanaan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013

84

2) Dasar untuk Pembayaran
Kuantitas gorong-gorong pipa, saluran berbentuk U, gorong-gorong persegi dan
struktur drainase minor lainnya, yang diukur sebagaimana yang disyaratkan di atas,
harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata
pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan saluran pabrikasi dan untuk
semua galian dan pembuangan bahan, bongkaran, pemadatan, cetakan, penimbunan
kembali, lubang sulingan, dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya
perlu untuk penyelesaian pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
Nomor Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Pengukuran
2.7.1 Saluran beton bertulang pracetak tipe U Meter Panjang
2.7.2
Saluran beton bertulang pracetak tipe Kotak
(Box Culvert)
Meter Panjang
2.7.3 Tutup Saluran beton bertulang pracetak tipe U Buah

Spesifikasi Teknis / TA 2013

85

SEKSI 2.8
PEKERJAAN KURASAN SALURAN


2.8.1 Jenis Pekerjaan Kurasan

a. Kuras lumpur saluran terbuka bebas, tenaga orang
b. Kuras lumpur saluran terbuka tidak bebas, tenaga orang
c. Kuras lumpur saluran tertutup tidak bebas, tenaga orang


2.8.2 Pelaksanaan Pekerjaan Kurasan

1. Lokasi Saluran Kurasan

a. Sebelum dilakukan pengurasan, lokasi pekerjaan terlebih dahulu diukur/ uitzet
oleh UPP-DPU DKI J akarta Panjang saluran, lebar dimensi saluran dan jenis
pekerjaan kurasan.

b. Setelah selesai dikuras dilakukan pengukuran kembali / chek dasar saluran oleh
UPP DPU DKI J akarta sesuai dengan elevasi dasar yang diinginkan (peil
rencana) Didapat ketebalan endapan lumpur yang dikehendaki sesuai gambar
kerja.

2. Lokasi Dumping Site

a. Sebelum dilakukan pembuangan lumpur ke lokasi Dumping site merupakan
kotak yang terukur, terlebih dahulu Dumping site untuk diukur elevasi nya
(Elevasi awal)

b. Kurasan lumpur harus diangkut sampai bersih ke dumping site

c. Angkutan dilaksanakan pada malam hari setelah kurasan lumpur dikeringkan
lebih dahulu selama 1 x 24 jam

d. Kurasan lumpur dimasukan kedalam karung dengan perhitungan 1 M3 dipakai
18 karung dan volume angkut mengalami penyusutan sebesar 20 % dari volume
teoritis volume endapan saluran.

e. Setelah selesai pekerjaan pengurasan lumpur, Dumping site diukur kembali
elevasi nya (Elevasi akhir)

f. Penyedia J asa Pemborongan diwajibkan membuang hasil galian/kerukan pada
lokasi yang telah ditentukan dan disetujui oleh Direksi



Spesifikasi Teknis / TA 2013

86



2.8.3 Dasar untuk Pembayaran

Kuantitas kurasan yang diukur sebagaimana yang disyaratkan di atas, harus dibayar
menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran yang terdaftar di
bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran
tersebut haruslah merupakan kompensasi untuk penyelesaian pekerjaan yang diuraikan
dalam Seksi ini.

Nomor Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Pengukuran
2.8.1 Kurasan lumpur Meter Kubik



















Spesifikasi Teknis / TA 2013

87

SEKSI 2.9
PASANGAN BATU


2.9.1 UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam
Gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat dari
Pasangan Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, galian,
penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan
dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
b) Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding
penahan, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari
pasangan batu yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar.
Bilamana fungsi utama suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai
penahan beban, seperti lapisan selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong
(spillway apron) atau pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar
ujung gorong-gorong, maka kelas pekerjaan di bawah Pasangan Batu (Stone
Masonry) dapat digunakan seperti Pasangan Batu dengan Mortar (Mortared
Stonework) atau pasangan batu kosong yang diisi (grouted rip rap) seperti yang
disyaratkan masing-masing dalam Spesifikasi.
2) Penerbitan Detil Pelaksanaan
Detil pelaksanaan untuk pasangan batu yang tidak disertakan dalam Dokumen
Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkankan oleh Direksi Pekerjaan setelah
peninjauan kembali rancangan awal atau revisi desain telah selesai dikerjakan sesuai
dengan Spesifikasi ini.
3) Toleransi Dimensi, Pengajuan Kesiapan Kerja, Persetujuan, J adwal Kerja,
Kondisi Tempat Kerja, Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
atau Rusak
Ketentuan yang disyaratkan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar dalam
Spesifikasi ini harus digunakan.





Spesifikasi Teknis / TA 2013

88


2.9.2 BAHAN
1) Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis
yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan
bagian yang tipis atau lemah.
b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.
c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki
ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah
kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.
2) Adukan
Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari Spesifikasi ini.
3) Drainase Porous
Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk
pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari Spesifikasi ini.

2.9.3 PELAKSANAAN PASANGAN BATU
1) Persiapan Pondasi
a) Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk
Galian.
b) Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk
struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus
terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar
atau bertangga yang juga horisontal.
c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus
disediakan bilamana disyaratkan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi.
d) Bilamana ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi
Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan
harus memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini.

2) Pemasangan Batu
a) Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada
pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada
sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan

Spesifikasi Teknis / TA 2013

89

batu yang berukuran sama.
b) Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
c) Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan
batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk mema-
sang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang.
Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang
tidak diperkenankan.
3) Penempatan Adukan
a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik
jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan
dengan batu yang akan dipasang.
b) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara
batu yang dipasang terisi penuh.
c) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah
dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belummengeras.
Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan
awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu
tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.
4) Ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi
a) Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang
sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu
satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.
b) Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka
delatasi harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi
harus 30 mm lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu
yang digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa
sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang
disyaratkan di atas.
c) Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir
kasar dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang
ditahan tidak dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak
hanyut melewati sambungan.
5) Pekerjaan Akhir Pasangan Batu
a) Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan

Spesifikasi Teknis / TA 2013

90

dilaksanakan.
b) Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu
harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan
dikerjakan sampai permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang
dapat menj amin pengaliran air huj an, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan
cuaca tersebut harus dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.
c) Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh
permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.
d) Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk
Pekerjaan Beton dalam Spesifikasi ini.
e) Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu
yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan,
penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan
dengan Seksi Timbunan.
f) Lereng yang bersebelahan dengan bahu j alan harus dipangkas dan untuk
memperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu sehingga
akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi
pekerjaan pasangan batu.

2.9.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) Pengukuran untuk Pembayaran
a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume
teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan
disetujui.
b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus
tidak diukur atau dibayar.
c) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan bahan
porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainase
Porous, seperti yang disebutkan dalamSpesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau
pembayaran terpisah yang harus dilakukan untuk penyediaan atau pemasangan
lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk acuan lainnya atau untuk galian dan
penimbunan kembali yang diperlukan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan
Harga Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan,
Spesifikasi Teknis / TA 2013
91


untuk galian yang diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan
lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, untuk penimbunan kembali
sampai elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain
yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang
diuraikan dalam Pasal ini.


Nomor Mata
Pembayaran Uraian
Satuan
Pengukuran
2.9.1 Pasangan Batu Meter Kubik


















Spesifikasi Teknis / TA 2013
92

SEKSI 2.10
PENGUKURAN DAN UJI LABORATORIUM

Harga satuan yang ditawarkan dalam Bill Of Quantity dan harga untuk berbagai item
pekerjaan, harus sudah meliputi biaya pengadaan dan pemakaian semua tenaga kerja,
perlengkapan, bahan, pengangkutan, peralatan dan lainnya untuk membuat pekerjaan
sesuai dengan spesifikasi teknik.
a. Perhitungan pengukuran untuk pembayaran galian tanah/Lumpur dibuat menurut
Volume Galian yang dihitumg sampai batas, bentuk dan ukuran yang tertera dalam
gambar dan atau ditentukan lain secara tertulis Pelaksana Teknis.
b. Setiap Pengukuran volume pengerukan sebagai satuan pengajuan termyn harus
dilakukan dengan cara Uitzet (oleh UPT PPP DPU Propinsi DKI J akarta) sebagai
dasar untuk menghitung volume pengerukan. Apabila dipandang perlu, atas
perintah Pelaksana Teknis perhitungan volume pengerukan dapat dilakukan
dengan menghitung jumlah volume yang diangkut oleh Dump Truck ke lokasi
Dumping Site (Pembuangan Lumpur) dengan menghitung faktor susut sebesar 20
%.
c. Sebelum Serah Terima Pekerjaan (PHO), Kontraktor harus melaksanakan
Pengukuran Peil Kontrol (Quality Control) di UPT PPP DPU Provinsi DKI J akarta
terhadap seluruh pekerjaan sesuai dengan gambar pelaksanaan.
Dalam rangka menjamin mutu Pekerjaan Konstruksi dan sesuai dengan Keputusan
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI J akarta nomor : 30 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Pengujian Mutu Pekerjaan Konstruksi Di Lingkungan Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi DKI J akarta, maka kegiatan pengujian mutu pekerjaan konstruksi di
lingkungan Dinas Pekerjaan Umum harus dilakukan oleh Laboratorium Pengujian yang
telah memiliki Sertifikat Laboratorium Pengujian berdasarkan SNI 19 17025 2000 /
ISO1702 Laboratorium yang sudah terakreditasi (daftar Laboratorium terakreditasi
dapat dilihat di Direktori Komite akreditasi Nasional / KAN).







Spesifikasi Teknis / TA 2013
93

Adapun pengukuran yang dilaksanakan selama pekerjaan adalah :
No


Komponen


Bahan/
Material
yang
Diuji
Pelaksanaan Uji
Keterangan

J enis Uji

Volume Uji

I. Saluran Beton
1. Pengukuran Uitzet 1 m / 1 m
Peil Control 1 m / 1 m




2.




Konstruksi
Beton
Bertulang
Menggunakan
Ready Mix

Beton

Kuat tekan beton
kubus atau silinder

1 cth / 3 m
3

Vol. beton 60 m
3

minimal 5 contoh
1 cth / 5 m
3
Vol. beton >60 m
3

minimal 20 contoh
Kuat tekan dengan
palu beton
1 area / 25
m
3

1 area =20
pukulan


Besi


Kualitas besi


1 cth / 10 ton
/jenis/ukuran
Minimal 1 contoh
Kelebihan diatas 5
ton ditambah 1
contoh.
Setiap contoh 2
batang masing-
masing 1 m

3.

Konstruksi
menggunakan
plat baja


Plat
Baja
Keras Brinell 1 cth / 20 ton
/ jenis /
ukuran
Min. 3 contoh dan
setiap contoh, uk.
10 cm x 10 cm
Dimensi besi plat
baja
1 cth / 20 ton
/jenis/ukuran
Min 3 contoh dan
setiap jenis besi

II. Turap
1. Pengukuran Uitzet 1 m / 1 m
Peil Control 1 m / 1 m
2. Pasangan batu
kali
Batu
kali
Kualitas batu kali 1 cth / 500
m
3


Pasir Kualitas bahan
pasir
1 cth / 50 m
3

3. Konstruksi
Beton
Bertulang
Menggunakan
Ready Mix


Beton

Kuat tekan beton
kubus atau silinder
1 cth / 3 m
3
Vol. beton 60 m
3

minimal 5 contoh
1 cth / 5 m
3
Vol. beton >60 m
3

minimal 20 contoh
Kuat tekan dengan
palu beton
1 area / 25
m
3

1 area =20
pukulan

Spesifikasi Teknis / TA 2013
94



Besi


Kualitas besi


1 cth / 10 ton
/
jenis/ukuran
Minimal 1 contoh
Kelebihan diatas 5
ton ditambah 1
contoh.
Setiap contoh 2
batang masing -
masing 1 m

III. Saluran Beton Pracetak Pabrikasi
1. Pengukuran Uitzet 1 m / 1 m
Peil Control 1 m / 1 m

IV. Tali-tali air ukuran 40/30 120 cm

1.

Konstruksi
beton
Kubus
beton/sili
nder
beton

Kuat tekan beton
kubus atau silinder
1 cth / 3 m
3

Vol. beton 60 m
3

minimal 5 contoh
1 cth / 5 m
3
Vol. beton >60 m
3

minimal 20 contoh
Urugan pasir
beton
Pasir
beton
Kwalitas bahan 1 cth / 2000
m
2

Minimal 1 contoh
Hasil pengukuran peil control (quality control) dituangkan dalam gambar akhir
pelaksanaan pekerjaan (As Build Drawing) dan menjadi satu kesatuan dalam dokumen
Berita Acara Serah Terima (PHO).






















Spesifikasi Teknis / TA 2013
95

DIVISI III PEKERJAAN PENUNJANG
SEKSI 3.1
KETENTUAN UMUM


3.1.1 Fasilitas dan Pelayanan Pengujian
1. Umum
a. Uraian
1) Pengujian yang dilaksanakan oleh Kontraktor sebagaimana disyaratkan dalam
kontrak harus menyediakan tempat kerja, bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan
dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pemalkasanakn pengujian yang
diperlukan. Umumnya Kontraktor di bawah perintah dan pengawasan Direksi
Pekerjaan akan melakukan semua pengujian sehubungan dengan pengendalian
mutu bahan baku, campuran dan bahan yang diproses untuk menjamin bahwa
bahan-bahan tersebut memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan.
Daftar Peralatan Laboratorium yang digunakan dalam pengujian terhadap
pekerjaan ini.
2) Pengujian yang dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan Kontraktor harus
membangun dan melengkapi, memelihara, membersihkan, menjaga dan pada
akhir Kontrak membongkar atau menyingkirkan bangunan yang disebutkan
yang digunakan sebagai laboratorium lapangan untuk digunakan semata-mata
hanya oleh Direksi Pekerjaan, dan memasok dan memasang peralatan
laboratorium di laboratorium Direksi Pekerjaan untuk pelaksanaan pengujian
yang terdaftar dalam Spesifikasi Standar. Daftar Peralatanyang digunakan
untuk pengujian terhadap pekerjaan ini. Direksi Pekerjaan akan
bertanggungjawab atas semua pengujian yang dilakukan untuk pekerjaan yang
sudah selesai. Hasil pengujian-pengujian ini akan menjadi dasar persetujuan
atau penolakan dari pekerjaan terkait.
b. Pengajuan Kesiapan Kerja
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan :
1) Usulan mobilisasi Laboratorium Pengujian: detil dari mobilisasi laboratorium
dan peralatannya sebagai bagian dari program mobilisasi sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini, harus disediakan oleh Kontraktor.
2) Usulan personil penguji: daftar beserta Daftar Riwayat Hidup semua teknisi
laboratorium yang diusulkan Kontraktor untuk pelaksanaan pengujian menurut
Kontrak ini.
3) J adwal pengujian: jadwal induk (master schedule) semua pekerjaan yang akan
diuji. Dengan jadwal pelaksanaan (construction schedule) yang ada dapat
ditentukan tanggal sementara untuk masing-masing kegiatan pengujian. J adwal
kegiatan pengujian ini harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dalam
Spesifikasi Teknis / TA 2013
96

formulir pendahuluan (preliminary form) untuk dievaluasi pada setiap awal
bulan.
4) Formulir pengujian : usulan formulir pengujian standar yang akan digunakan
dalam Kontrak ini untuk semua jenis pengujian yang disyaratkan dalam
Spesifikasi, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaaan dalam waktu yang
ditentukan, untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
2. Fasilitas Laboratorium Dan Pengujian
Kontraktor harus meminta pelayanan pengujian dan/ atau fasilitas laboratorium
sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian mutu
dari Spesifikasi ini kepada Pabrikasi
3. Prosedur Pelaksanaan
a. Peraturan dan Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI), sebagaimana diberikan dalam Spesifikasi ini
harus digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan. Dalam segala hal, Kontraktor
harus menggunakan SNI yang relevan atau setara untuk menggantikan standar-
standar lain yang mungkin ditunjukkan dalam Spesifikasi ini. Bilamana standar
tersebut tidak terdapat dalam SNI, Kontraktor dapat menggunakan standar lain
yang relevan sebagai pengganti atas perintah Direksi Pekerjaan.
b. Personil
Personil yang bertugas pada pengujian bahan haruslah terdiri atas tenaga-
tenaga yang mempunyai pengalaman cukup dan telah terbiasa melakukan
pengujian bahan yang diperlukan dan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Pekerjaan.
c. Formulir
Formulir yang dapat digunakan untuk pengujian yang sebenarnya dan
pelaporan hasil pengujian hanyalah formulir telah disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi Pekerjaan.
d. Pemberitahuan
Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan rencana waktu pelaksanaan
pengujian, paling sedikit satu jam sebelum pengujian dilaksanakan sehingga
memungkinkan Direksi Pekerjaan atau Wakilnya untuk menyaksikan setiap
pengujian bukan rutin yang mereka inginkan.

e. Distribusi
Laporan pengujian harus segera dikerjakan dan didistribusikan sehingga
memungkinkan untuk melakukan pengujian ulang, penggantian bahan atau
pemadatan ulang sedemikian hingga dapat mengurangi keterlambatan dalam
pelaksanaan Pekerjaan.

Spesifikasi Teknis / TA 2013
97

f. Inspeksi dan Pengujian
Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan untuk
memeriksa pekerjaan yang telah selesai apakah telah memenuhi mutu bahan,
kepadatan dari pemadatan dan setiap ketentuan lanjutan yang menjadi
diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan.
Setiap ruas secara keseluruhan yang terdiri dari bahan dan pengerjaan yang
tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dibongkar dan diganti
dengan bahan dan pengerjaan yang memenuhi Spesifikasi ini. Bilamana
Direksi Pekerjaan mengijinkan, pekerjaan yang tidak diterima harus diperbaiki
sedemikian hingga setelah diperbaiki akan memenuhi semua ketentuan dalam
kontrak. Semua perbaikan semacam ini harus dilaksanakan atas biaya
Kontraktor.
g. Pemberitahuan
Pemberitahuan untuk Pengujian atas Pekerjaan yang telah selesai Kontraktor
harus memberitahu Direksi Pekerjaan paling tidak 5 hari di muka bahwa suatu
pekerjaan telah selesai dikerjakan dan siap untuk diuji. Direksi Pekerjaan harus
memberitahu hasil pengujian tersebut kepada Kontraktor dalam 10 hari setelah
benda uji diterima dari lapangan, disertai surat keterangan yang menyebutkan
apakah pekerjaan yang diuji diterima atau ditolak. Bilamana pekerjan tersebut
ditolak, dalam 10 hari Kontraktor harus mengajukan surat yang menanyakan
tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki pekerjaan yang ditolak.
4. Pengukuran dan Pembayaran
a. Contoh
Semua contoh apakah berasal dari lokasi sumber bahan atau dari perkerasan
yang telah selesai harus disediakan oleh Kontraktor, tanpa biaya tambahan
terhadap Kontrak.
b. Pengujian
Biaya untuk melaksanakan semua pengujian yang diperlukan untuk
penyelesaian Pekerjaan yang sebagaimana mestinya, sesuai dengan berbagai
ketentuan pengujian yang disyaratkan atau ditentukan dalam Dokumen
Kontrak, harus ditanggung oleh Kontraktor dan seluruh biaya tersebut sudah
harus dipandang sudah dimasukkan dalam Harga Satuan bahan yang
bersangkutan, kecuali seperti disyaratkan di bawah ini. J ika setiap pengujian
yang tidak diperuntukkan atau tidak disyaratkan, atau karena belum perlu
dilaksanakan, atau karena belum disyaratkan di dalam Dokumen Kontrak
ternyata diperintahkan untuk dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan, atau
bilamana Direksi Pekerjaan memerintahkan kepada Pihak Ketiga untuk
melaksanakan pengujian yang tidak termasuk ketentuan dalam pelaksanaan
pengujian di luar lingkup Pekerjaan atau pengujian di tempat suatu pabrik
pembuat atau fabrikasi bahan, maka biaya untuk pelaksanaan pengujian
tersebut menjadi beban Pemilik, kecuali jika hasil pengujian tersebut
menunjukkan bahwa pengerjaan atau bahan tersebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan dalam Dokumen Kontrak, dengan demikian maka biaya
pengujian menjadi beban Kontraktor.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
98

c. Fasilitas Laboratorium dan Pengujian
Biaya penyediaan dan pemeliharaan bangunan laboratorium, perlengkapan
dalam bangunan, peralatan dan perlengkapan tidak boleh diukur atau dibayar
menurut ketentuan spesifikasi ini. Bila secara khusus dimasukkan ke dalam
lingkup pekerjaan dalam Kontrak ini, kompensasi untuk pekerjaan ini harus
dimasukkan dalam pembayaran Lump Sum untuk Mobilisasi sesuai dengan
Spesifikasi ini.

3.1.2 Transportasi dan Penanganan
1. Uraian
Ketentuan-ketentuan untuk transportasi dan penanganan tanah, bahan
campuran panas, bahan bahan lain, peralatan dan perlengkapan, Pemeliharaan
Lalu Lintas, Bahan dan Penyimpanan, dan Pemeliharaan J alan J embatan dan
saluran harus diberlakukan sebagai pelengkap dari spesifikasi ini.
2. Pelaksanaan
a. Standar
Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada Peraturan Pemerintah, Peraturan
Daerah Tingkat I, yang berlaku maupun ketentuan-ketentuan tentang
pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
b. Koordinasi
Kontraktor harus memperhatikan koordinasi yang diperlukan dalam kegiatan
transportasi baik untuk pekerjaan yang sedang dilaksanakan atau sedang
dilaksanakan dalam Kontrak-kontrak lainya, maupun untuk pekerjaan dengan
Sub Kontraktor atau perusahaan utilitas dan lainnya yang dipandang perlu.
Bilamana terjadi tumpang tindih pelaksanaan antara beberapa Kontraktor,
maka Direksi Pekerjaan harus mempunyai kekuasaan penuh untuk
memerintahkan setiap Kontraktor dan berhak menentukan urutan pekerjaan
selanjutnya untuk menjaga kelancaran penyelesaian seluruh proyek, dan
dalam segala hal keputusan Direksi Pekerjaaan harus diterima dan dianggap
sebagai keputusan akhir tanpa menyebabkan adanya tuntutan apapun.
c. Pembatasan Beban Transportasi
1) Bilamana diperlukan, Direksi Pekerjaan dapat mengatur batas beban dan
muatan sumbu untuk melindungi jalan atau jembatan yang ada di
lingkungan proyek.
2) Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan jalan maupun
jembatan yang disebabkan oleh kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
99

3) Bilamana menurut pendapat Direksi Pekerjaan, kegiatan pengangkutan
yang dilakukan oleh Kontraktor akan mengakibatkan kerusakan jalan raya
atau jembatan, atau bilamana terjadi banjir yang dapat menghentikan
kegiatan pengangkutan Kontraktor, maka Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan Kontraktor untuk menggunakan jalan alternatif, dan
Kontraktor tak berhak mengajukan tuntutan apapun untuk kompensasi
tambahan sebagai akibat dari perintah Direksi Pekerjaan.
d. Pembuangan Bahan di luar Daerah Milik J alan
1) Kontraktor harus mengatur pembuangan bahan di luar Daerah Milik J alan
sebagaimana disyaratkan dalam Spesifikasi ini.
2) Bilamana terdapat bahan yang hendak dibuang di luar Daerah Milik J alan,
maka Kontraktor harus mendapatkan ijin tertulis dari pemilik tanah
dimana bahan buangan tersebut akan ditempatkan, dan ijin tersebut harus
ditembuskan kepada Direksi Pekerjaan bersama dengan permohonan
(request) untuk pelaksanaan.
3) Bilamana bahan yang dibuang seperti yang disyaratkan diatas dan lokasi
pembuangan tersebut terlihat dari jalan, maka Kontraktor harus membuang
bahan tersebut dan meratakannya sedemikian hingga dapat diterima oleh
Direksi Pekerjaan.
3. Rencana Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas
a. Urutan Pekerjaan dan Rencana Manajemen Lalu Lintas
Penyedia Jasa harus menjaga seluruh panjang dari kegiatan dalam kondisi
sedemikian hingga lalu lintas dapat ditampung dengan aman dan karyawan
Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan, dan pengguna jalan dapat dilindungi.
Sebelum memulai pekerjaan apapun, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan
mengajukan kepada Direksi Pekerjaan, Rencana Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas (RMKL) untuk pengoperasiannya selama periode pelaksanaan.
RMKL harus berdasarkan analisa aliran lalu lintas tingkat makro dan juga mikro
dan tidak hanya terfokus di daerah konstruksi. RMKL harus dimutakhirkan secara
regular berdasarkan pengalaman dan kondisi tempat pekerjaan. RMKL harus
memperhitungkan Prosedur Keselamatan. RMKL harus memperhitungkan dan
menyediakan fasilitas khusus untuk pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor jika
berada di sekitar daerah kerja.
b. Penutupan Jalan yang Diperbolehkan
Daerah konstruksi dibagi dalam DAERAH KERJA dimana DAERAH KERJA ini
dibagi lagi dalam ZONA KERJA. Pekerjaan diperbolehkan dilaksanakan secara
simultan dengan DAERAH KERJA dan ZONA KERJA dalam jumlah tertentu.
c. Implementasi Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Jika pada setiap saat, Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa ketentuan yang
Spesifikasi Teknis / TA 2013
100

sebagaimana mestinya untuk pengendalian lalu lintas yang aman tidak disediakan,
tidak dipelihara atau tidak dilaksanakan sesuai lingkup dari RMKL, Direksi
Pekerjaan dapat membatasi operasi Penyedia Jasa yang mempengaruhi situasi
semacam ini sampai penyesuaian yang diperlukan telah dilaksanakan. Direksi
Pekerjaan dapat juga menangguhkan seluruh pekerjaan sampai penyesuaian
tersebut dicapai.
Bilamana keselamatan umum atau karyawan Penyedia Jasa diabaikan secara serius
dan dengan sengaja oleh Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan dapat melakukan
tindakan perbaikan yang sepadan dan memotong biaya dari hak Penyedia Jasa
sebagai kompensasi kerugian dari jumlah yang dibayarkan kepada Penyedia Jasa.
Semua personil paling sedikit berusia 18 tahun, dan Personil harus mengenakan
baju yang reflektif, sepatu boot dan helm kerja pada setiap saat selama jam kerja di
dalam daerah kerja.
Dalam pelaksanaan pekerjaan harus berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
Operasi pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem reflektif
yang disetujui Direksi Pekerjaan. Sistem penerangan harus ditempatkan dan
dioperasikan sedemikian agar dapat menghindarkan sorot cahaya terhadap
pengguna jalan yang mendekati lokasi tersebut. Lampu pijar tidak diperkenankan.
d. Koordinasi Antara Berbagai Kontrak-kontrak Pekerjaan Sipil
Penyedia Jasa akan diberitahu setiap pekerjaan sipil lainnya yang terdaftar dalam
Lampiran yang dijadwalkan untuk direalisasikan selama Periode Pelaksanaan.
e. Pemeliharaan Rambu Jalan Sementara
Penyedia Jasa harus menyediakan personil untuk melakukan pengawasan
berkesinambungan terhadap operasi pengendalian lalu lintasnya. Personil tersebut
harus tersedia baik siang maupun malam untuk menanggapi panggilanjika ada
kerusakan antara lain terhadap barikade, lampu, rambu-rambu, dsbbaik karena
vandalisme atau kecelakaan lalu lintas.
Penyedia Jasa harus memberitahu identitas personil tersebut kepada Direksi
Pekerjaan maupun pejabat lalu lintas setempat (termasuk polisi) di tempat kerja.
f. Bahan dan Peralatan
Semua bahan dan peralatan yang disediakan untuk implementasi kegiatan-kegiatan
manajemen dan keselamatan lalu lintas harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan
tetap menjadi miliknya pada akhir periode kontrak.
Peralatan dan perlengkapan untuk menangani lalu lintas yang rusak oleh sebab
apapun selama kemajuan pekerjaan harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk
pengecatan jika perlu oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri.
Bilamana pengaturan lalu lintas disediakan oleh Penyedia Jasa tidak diperlukan
lagi untuk pengendalian lalu lintas, perlengkapan tersebut harus disingkirkan dari
tempat kerja di lapangan.
Pengaturan lalu lintas harus dibuat sedemikian hingga perlengkapan tersebut tidak
Spesifikasi Teknis / TA 2013
101

boleh merusak atau melukai kendaraan atau pengguna jalan jika tertabrak atau
terjungkal dan harus tetap stabil dan berdiri di tempat ketika diterpa angin.
g. Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga Koordinator Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) yang memenuhi syarat dan memadai, dengan
pengalaman yang sesuai minimum 3 tahun dalam tugas-tugas semacam ini dan
staf yang diperlukan (jumlah minimum 2 orang) yang dibawahinya untuk seluruh
pengendalian dari manajemen dan keselamatan lalu lintas, termasuk koordinasi
dengan pejabat lalu lintas setempat yang bertanggungjawab sesuai yuridiksi
Daerah Kerja, sedemikian hingga dapat memperkecil halangan, resiko
keselamatan dan memperlancar aliran lalu lintas yang melalui daerah konstruksi
dan melalui jalanjalan pengalihan yang sesuai dan disetujui. Pemilihan KMKL
harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
KMKL harus secara aktif berpartisipasi dalam semua rapat reguler maupun khusus
dengan Direksi Pekerjaan. KMKL harus siap sedia pada setiap saat (24 jam per
hari, 7 hari per minggu) melalui komunikasi bergerak untuk kesulitan-kesulitan,
keadaan darurat, dan hal-hal lain dari lalu lintas dan manajemen keselamatan
dalam seluruh waktu dari pekerjaan.
KMKL adalah individu yang akan dituju oleh Direksi Pekerjaan atas semua
permintaan yang berhubungan dengan hal-hal manajemen dan keselamatan lalu
lintas. KMKL mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan dan
berkoordinasi dengan personil Penyedia Jasa untuk hal-hal manajemen dan
keselamatan lalu lintas.
Tugas-tugas KMKL harus mencakup berikut ini:
1) Memahami persyaratan kontraktual, termasuk denah, spesifikasi, dan
lingkungan di mana pekerjaan sipil akan dilaksanakan;
2) Menginspeksi rutin terhadap kondisi dan keefektifan dari pengaturan
lalu lintas yang digunakan dalam kegiatan dan memastikan bahwa
perlengkapan tersebut berfungsi sebagaimana mestinya, bersih, dapat dilihat
dan memenuhi spesifikasi, denah, serta peraturan-peraturan setempat;
3) Meninjau dan mengantisipasi kebutuhan atas pengaturan lalu lintas
yang sesuai, memberi pendapat kepada Direksi Pekerjaan tentang hal-
hal terkait,
dan memastikan bahwa RMKL telah diimplementasikan untuk pergerakan
lalu lintas yang aman dan efisien;
4) Mengkoordinasikan pemeliharaan dari pengoperasian lalu lintas dengan
Direksi Pekerjaan;
5) Melakukan rapat keselamatan lalu lintas dengan Penyedia Jasa sebelum
pelaksanaan dimulai, dan rapat berkala yang dianggap perlu atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan
harus diberitahu sebelumnya untuk menghadiri rapat-rapat ini.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
102

h. Penutupan J alan yang Tidak Sah
Semua penutupan dini atas jalan atau lajur di luar waktu yang ditetapkan
(Lampiran) dapat dikategorikan sebagai penutupan jalan yang tidak sah.
Semua penutupan total jalan tanpa suatu jalan pengalihan yang pantas harus
dipandang sebagai penutupan jalan yang tidak sah dan Penyedia Jasa harus
menanggung segala tuntutan yang timbul dari pihak ketiga.
i. Akses Menuju Daerah Kerja
Penyedia Jasa harus menggunakan sebuah Kendaraan Penghantar ketika
memasuki atau meninggalkan daerah kerja sampai jalan tersebut dibuka untuk lalu
lintas. Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas yang sama untuk Personil Direksi
Pekerjaan dan Pengguna Jasa.
Manuver ini (memasuki dan meninggalkan daerah kerja) harus dilaksanakan
dengan aman sehingga memperkecil resiko terhadap para pekerja dan pengguna
jalan.
j. Kejadian Khusus dan Hari Libur
Mengidentifikasi kejadian khusus di mana selama waktu itu Direksi Pekerjaan
mencadangkan haknya untuk tidak mengijinkan penutupan jalan. Penyedia Jasa
harus mempertimbangkan kejadian semacam ini dalam rencana kerjanya.
Bilamana terjadi Kejadian Kahar, Direksi Pekerjaan dapat juga membatalkan
penutupan jalan.
k. Penutupan Lajur/J alan dengan Menggunakan Tanda Visual
Penutupan lajur dengan menggunakan tanda visual harus dilakukan sesuai dengan
detil-detil dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
l. Penutupan Jalan Keluar/Masuk pada Jalan Raya
Penutupan jalan keluar/masuk pada jalan raya harus dilakukan sesuai dengan detil-
detil dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
m. Penutupan Jalan Keluar/Masuk pada Jalan dalam Kota
Penutupan jalan keluar/masuk pada jalan dalam kota harus dilakukan sesuai
dengan detil-detil dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
n. Rambu-rambu untuk Pekerjaan Jalan
Penyedia Jasa harus menyediakan rambu jalan atau perlengkapan penanganan lalu
li ntas. Penyediaan dan penempatan rambu i ni sekurang-kurangnya harus sesuai
dengan pedoman Perambuan Sementara untuk Pekerjaan Jalan No. Pd-T-12-2003.
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan tersebut dalam waktu 48 jam dan
memasang serta memeli hara peralatan tersebut selama Periode Pelaksanaan.

Spesifikasi Teknis / TA 2013
103

4. Uraian Bahan Dan Peralatan
a. Rambu Panah Berkedip
Rambu panah berkedip harus disediakan dalam lapisan email yang datar dengan
mutu komersial dagang dan harus dilengkapi dengan lampu kuning atau
amber (warna kuning pesawat lalu lintas) yang membentuk panah atau kepala
anak panah. Lampu tersebut harus dikendalikan oleh sirkuit elektrik yang
menyediakan kedipan penuh antara 30 to 45 kali per menit. Pengendali ini
termasuk perlengkapan untuk meredupkan lampu dengan mengurangi
voltasi sampai 50% 5 persen, untuk digunakan pada malam hari.
Rambu Panah Berkedip harus mampu dioperasikan dalam 4 mode display
yang berbeda sebagai berikut. Display yang digunakan haruslah
sebagaimana yang ditunjukkan RMKL yang disepakati atau yang diperitahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
(a) Display lewat ke kiri ()
(b) Display lewat ke kanan ()
(c) Display lewat ke kanan atau kiri ()
(d) Display Hati-hati ()
Rambu panah berkedip harus mampu beroperasi dalam satu mode atau keduanya
dari berikut ini, menurut pendapat Penyedia Jasa : 1) Mode panah berkedip; 2)
Mode yang Berentetan. Dalam mode berkedip, semua lampu yang membentuk
kepala anak panah dan lampu dari batang anak panah harus berkedip secara
simultan.
b. Rambu Suar Berkedip Portabel
Rambu Suar Berkedip Portabel harus dipasang pada awal dan akhir lokasi
kegiatan.
Masing-masing unit rambu suar berkedip portable harus terdiri dari flasher
(pengkedip), dan sumber listrik dari baterei. Unit-unit itu harus dirakit
sampai membentuk sebuah rambu suar berkedip yang lengkap, berdiri
sendiri-sendiri, yang dapat dikirim ke lapangan dan dipasang sedemikian
dapat segera beroperasi. Lensalensa harus terbuat dari lexan polycarbonate
yang tinggi untuk menahan kondisikondisi operasional dari hari demi hari.
Bagian tubuh harus dicetak dari polypropylene yang tahan tumbukan yang
diperkuat dengan baut yang ditumbuk secara pneumatik. Tempat baterei
harus cukup besar untuk menampung 2 buah baterei 12 volt, tempat baterei
jenis otomatis dan harus mempunyai bentuk dan berat sedemikian hingga
rambu suar tidak akan menggelinding j ika tertabrak oleh kendaraan atau
terdorong. Rambu suar harus dipoles dengan lapisan email warna oranye 2
(dua) kali dengan mutu komersial. Rakitan rambu suar berkedip harus kedap
air dan harus mampu beroperasi minimum 150 jam antara pengisian ulang
baterei atau pemeliharaan rutin lainnya.
Unit flasher (pengkedip) harus menyediakan 50 sampai 60 kedipan per menit
Spesifikasi Teknis / TA 2013
104

dengan waktu jeda 250 sampai 350 milli-detik. Lampu haruslah dihitung
pada 25 watt untuk operasi dengan arus DC 120 volt.
c. Rambu-rambu Konstruksi dan Pengalihan
Istilah Rambu-rambu Daerah Konstruksi harus mencakup semua rambu-
rambu sementara yang diperlukan untuk arah lalu lintas umum yang melalui
dan sekitar pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan. Rambu-rambu ini
ditunjukkan dan dirujuk dalam Gambar.
Rambu-rambu daerah konstruksi harus dipasang pada lokasi yang
ditunjukkan dalam denah sebagaimana yang diperintahkan oleh Di reksi
Pekerj aan.
Rambu-rambu daerah konstruksi dirancang sebagai rambu tetap yang
dipasang pada denah dan rambu-rambu daerah konstruksi dirancang sebagai
rambu portabel pada denah harus memenuhi semua ketentuan dalam
Spesifikasi Perlengkapan J alan dan Pengatur Lalu Lintas.
Rambu-rambu daerah konstruksi yang tidak dirancang sebagai rambu tetap
atau portabel pada denah akan menj adi pilihan Penyedia J asa, apakah tetap
atau portabel.
Semua rambu daerah konstruksi harus memenuhi ketentuan-ketentuan di
mensi, warna dan tanda dalam denah dan spesifikasi i ni .
Rambu-rambu daerah konstruksi harus terli hat dengan jarak 150 meter dan
terbaca dengan jarak 90 meter pada cuaca cerah siang hari dan pada malam
hari dengan kuat penerangan lampu dengan berkas cahaya rendah, oleh
orang-orang dengan visi atau dikoreksi sampai 20/20.
Penyedia J asa mungkin diperlukan untuk menutupi rambu-rambu tertentu
selama kemajuan pekerjaan. Tutup untuk rambu-rambu daerah konstruksi
haruslah dengan ukuran dan ketebalan yang cukup untuk menutup seluruh
informasi sedemikian hingga informasi tersebut tersebut tidak terlihat baik
selama siang maupun malam hari. Tutup harus diikat dengan kencang untuk
mencegah pergerakan yang disebabkan oleh angin.
Penyedia J asa harus membersihkan semua panel dari rambu daerah
konstruksi pada saat pemasangan dan seseri ng mungki n setelah itu sebagai
mana j i ka Direksi Pekerjaan menetapkan perlu, tetapi paling sedikit setiap
4 bulan sekali.
Rambu yang digunakan dengan lembar bahan yang disebutkan akan
dipandang memenuhi syarat jika rambu tersebut memenuhi ketentuan-
ketentuan untuk keterlihatan dan keterbacaan dan warnanya memenuhi
ketentuan-ketentuan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerj aan. Perbedaan
menyolok warna reflektif antara siang dan malam akan menjadi dasar untuk
menolak rambu-rambu tersebut.
Untuk menyediakan rambu-rambu tersebut dengan memadai atas perubahan
kondisi lalu lintas dan kerusakan yang disebabkan oleh lalu lintas umum
Spesifikasi Teknis / TA 2013
105

atau sebaliknya, Penyedia J asa harus siap menyediakan panel dengan waktu
pemberitahuan yang singkat, tiang dan perangkat keras tiang tetap atau tiang
rambu portabel dari tambahan rambu-rambu daerah konstruksi. Penyedia
J asa harus memelihara inventaris barangbarang yang umum diperlukan di
tempat kerja dan menyediakan barang-barang tersebut dalam waktu
pemberitahuan yang singkat.
1. Rambu-rambu Tetap
Rambu-rambu tetap harus dengan tiang kayu dengan cara yang sama
sebagaimana ditunj ukkan dalam denah atau sebagaimana diperi ntahkan oleh
Direksi Pekerjaan untuk pemasangan rambu-rambu pada tepi jalan, kecuali
berikut ini :
i) Pengaku dan rangka pada bagian belakang panel dari rambu tidak
diperlukan
ii) Tinggi dari dasar dari panel diatas tepi j alur lalu lintas paling sedikit 1,5
meter kecuali j ika rambu ditempatkan pada j alur pej alan kaki dan sepeda
maka tinggi dari dasar panel rambu diatas tepi j alur lalu li ntas paling
sedikit harus 2,1 meter.
iii) Tiang rambu-rambu daerah konstruksi dapat dipasang tepat diatas
penunjang sementara rambu-rambu yang berbentuk datar sebagaimana
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, atau rambu-rambu yang dapat dipasang
pada tiang listrik yang ada atau penunjang lai nnya sebagaimana yang
disetujui Direksi Pekerjaan. Bilamana rambu-rambu daerah konstruksi
dipasang pada tiang listrik yang ada, maka tidak boleh dibuat lubang pada
tiang yang menunjang rambu tersebut.
iv) Tiang yang tertanam harus 0,8 meter dan lubang tiang harus ditimbun
kembali di sekeli li ng tiang dengan beton semen yang dibuat dari
campuran agregat dan semen dengan mutu komersial yang mengandung
semen tidak kurang dari 168 kilogram per kubik.
Ukuran tiang dan jumlah tiang haruslah sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar, kecuali j ika rambu-rambu tetap dipasang dan jenis rambu yang
dipasang tidak ditunjukkan dalam Gambar, ukuran tiang dan jumlah tiang harus
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Tiang haruslah dari kayu yang baik
mutunya dan tidak cacat, sesuai untuk tujuan yang di maksud.
Panel-panel rambu untuk rambu tetap haruslah terdiri dari lembaran plywood.
Tanda dan tepi dapat dilakukan dengan proses sablon. Ukuran dan jarak huruf-
huruf dan lambang-lambang haruslah sebagaimana yang dilukiskan dalam
lembar spesifikasi rambu-rambu yang diterbitkan oleh Pengguna J asa.
2. Rambu Portabel
Masing-masing rambu portabel haruslah terdiri dari dasar, penunjang atau
kerangka dan panel rambu. Unit-unit ini harus dapat dikirim ke lapangan untuk
digunakan dan ditempatkan untuk pengoperasian yang segera.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
106

Panel-panel rambu untuk rambu portabel haruslah terdiri dari lembaran
plywood.
Penunjang atau kerangka rambu harus mampu menu njang panel dengan dimensi
maksimum 120 cm, dalam posisi tegak lurus dengan pusat dari panel rambu dan
jarak minimum panel diatas perkerasan adalah 1,2 meter.
Jika rambu portable berpindah tempat atau terguling, oleh sebab apapun, selama
kemajuan pekerjaan, Penyedia J asa harus segera mengganti rambu-rambu itu
pada lokasi awal dari rambu-rambu tersebut.
d. Penghalang Lalu L intas
Penghalang lalu lintas harus terbuat dari jenis plastik yang baru sebagaimana
yang ditunjukkan dalam denah. Penghalang dengan beton pracetak hanya
diperbolehkan dengan ijin khusus dari Direksi Pekerjaan.
Penghalang lalu lintas harus digunakan untuk memandu lalu lintas untuk tidak
meli ntasi perkerasan yang baru di hampar dan dipasang pada lokasi yang ditunj
ukkan dalam denah atau sebagai mana yang diperi ntahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
Penghalang lalu lintas yang dirancang sebagai jenis plastik dalam Gambar
harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi Perlengkapan J alan
dan Pengatur Lalu Lintas
Penghalang lalu lintas harus memenuhi ketentuan dimensi dan warna yang
terdapat dalam Gambar dan Spesifikasi ini.
a) Penghalang Lalu Lintas, J enis Plastik
Penghalang lalu lintas, jenis plastik harus digunakan untuk pengalih lalu lintas
dari perkerasan aspal beton yang baru.
Penghalang lalu lintas, jenis plastik harus cukup berat agar dapat tetap stabil jika
terdapat angin atau pusaran angin akibat lewatnya lalu lintas. Penghalan ini
harus dipasang rapat dan saling mengunci satu dengan yang lain sesuai manual
dari pabrik.
Pemberat yang digunakan untuk penghalang lalu li ntas, j enis plastik haruslah
air dan terisi sesuai dengan ketentuan pabrik.
e. Marka J alan Sementara
Bahan untuk marka jalan sementara dapat berupa pita rekat (road marking tape)
yang berwarna putih / kuning atau paku jalan dengan mata kucing. Sebelum
melakukan pemasangan penyedia jasa harus menunjukkan contoh bahan marka
sementara untuk mendapat persetuj uan dari direksi pekerj aan.
Pemasangan Marka sementara berupa pita rekat tidak diperkenankan pada
kondisi perkerasan basah.
Penggunaan paku jalan dengan mata kucing diperbolehkan sebagai alternatif
untuk pengarah smentara pada pekerj aan j alan, ukuran paku j alan yang
Spesifikasi Teknis / TA 2013
107

disarankan adalah 100 x 50 mm dan terbuat dari polysterin hijau/kuning yang
berpendar dengan dilengkapi pinil reflektor berperekat dengan interval
pemasangan disesuaikan dengan pemasangan paku permanen.
Penyedia jasa harus mengganti marka sementara baik berupa pita rekat ataupun
paku jalan yang terkelupas atau lepas.
Marka j alan sementara harus dilaksanakan pada setiap pelapisan perkerasan
sebelu m jalan dibuka untuk lalu lintas umum. Pada pelapisan ulang perkerasan
aspal beton, marka sementara harus dilaksanakan sesegera mungkin setelah
suatu lapisan telah dihampar. Marka sementara pada permukaan akhir harus
dibuang sebelum marka per manen dilaksanakan.
Semua garis menerus dan marka jalan konstruksi yang berpotongan harus
dibuang sampai benar-benar bersih dengan pengaus pasir atau cara lain yang
disetujui dan tidak merusak permukaan atau tekstur perkerasan. Pola
pembuangan harus dalam bentuk yang tidak sama sehingga tidak menyisakan
bekas marka yang dibuang dengan menggunakan pengausan secara diagonal
dan termasuk beberapa daerah permukaan sekitarnya. Kerusakan yang terjadi
pada permukaan harus diperbaiki dengan biaya Penyedia J asa dengan
metoda yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Penu mpukan pasir atau bahan lainnya yang mengakibatakan bahaya terhadap lalu
lintas harus dibuang. Pada saat selesai , permukaan aspal yang diauskan dengan
pasir harus dilapisi tipis dengan ter emu lsi atau bahan sej enis yang disetujui.
f. Pagar yang Dapat Dilepas
Pagar yang dapat dilepas haruslah jenis Kawat Bergelombang (Cyclone Wire) atau
Lembaran Besi Bergalvanisasi yang Datar
Pagar yang dapat dilepas harus memenuhi detil-detil yang ditunj ukkan dalam
denah dan harus sebagaimana yang disebutkan yang Seksi ini.
1. Pagar yang Dapat Dilepas, J enis Kawat Bergelombang (Cyclone Wire)
Tiang yang tegak dan kerangka horisontal haruslah pipa besi bergalvanisasi,
berdiameter 75 mm, memenuhi ketentuan ASTM 501, Kawat Bergelombang
(Cyclone Wire) haruslah difabrikasi dari kawat bergalvanisasi dengan ukuran
Gauge 10 memenuhi AASHTO M 181 dan diikat pada kerangka dengan kawat
pengikat .
J angkar tiang adalah blok penunjang berdiri dari beton pracetak yang difabrikasi
sesuai dengan detil dalam denah.
Untuk fabrikasi blok penunjang berdiri dari beton pracetak haruslah sesuai
dengan Spesifikasi Beton dan baja tulangan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi, Baja Tulangan.
Tulangan dua lapis, berdiamater 12 mm, harus disediakan untuk setiap blok
penunjang berdiri dari beton pracetak sebagaimana yang ditunjukkan
dalam denah.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
108

Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan, penyimpanan dan
pemasangan untuk menghindari retak atau kerusakan terhadap blok penunjang
berdiri dari beton pracetak. Blok penunjang berdiri dari beton pracetak harus
ditangani, diangkut dan dipasang dalam posisi tegak dan titik-titik penunjang
dan arah dari reaksi terhadap blok haruslah kira-kira sama seperti ketika blok
dalam posisi akhir.
2. Pagar yang Dapat Dilepas, Lembaran Besi Bergalvanisasi yang Datar
Tiang yang tegak dan kerangka horisontal haruslah pipa besi bergalvanisasi,
berdiameter 75 mm, memenuhi ketentuan ASTM 501. Lembaran besi
bergalvanisasi harus mempunyai ukuran Gauge 26 (tebal 0,48 mm) dicat dengan
warna hijau, dan diikat dengan pengikat kawat ke pipa yang
membentuk bi ngkai.
J angkar tiang adalah blok penunjang berdiri dari beton pracetak yang difabrikasi
sesuai dengan detil dalam denah.
Untuk fabrikasi blok penunjang berdiri dari beton pracetak haruslah sesuai
dengan Seksi 7.1 Beton dan baja tulangan harus memenuhi ketentuan
Seksi 7.3, Baja Tulangan.
Sebuah kait pengangkat, berdiameter 20 mm dan tulangan dua lapis,
berdiamater 12 mm harus disediakan masi ng- masi ng untuk setiap blok beton
dan blok penunjang berdiri dari beton sebagaimana ditu nj ukkan dalam Denah.
Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan, penyimpanan dan
pemasangan untuk menghindari retak atau kerusakan terhadap beton pracetak.
Beton pracetak harus ditangani, diangkut dan dipasang dalam posisi tegak dan
titik-titik penunjang dan arah dari reaksi terhadap blok haruslah kira-kira sama
seperti ketika blok dalam posisi akhir.
g. Lain-lain
Penyedia Jasa harus menyediakan pengatur lalu lintas dan pelayanan berikut
untuk pengendalian dan pemeliharaan lalu lintas yang melalui daerah
konstruksi dengan sub-
komponen yang berbeda sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar

3.1.2 Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas
1. Umum
a. Tujuan Pasal-pasal dalam bab ini adalah untuk menjamin bahwa selama
pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama tetap terbuka untuk lalu lintas dan
dijaga dalam kondisi aman dan dapat digunakan dan pemukiman di
sepanjang dan yang berdekatan dengan Pekerjaan disediakan jalan masuk
yang aman dan nyaman ke pemukiman mereka.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
109

b. Dalam keadaan khusus Kontraktor dapat mengalihkan lalu lintas ke jalan alih
sementara. Pengalihan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan
dan memenuhi ketentuan lalu lintas.
2. Perlindungan Pekerjaann Terhadap Kerusakan Akibat Lalu Lintas
a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sedemikian rupa sehingga
pekerjaan tersebut terlindungi dari kerusakan akibat lalu lintas umum
maupun proyek.
b. Pengendalian lalu lintas dan pengalihan lalu lintas harus dilaksanakan
sebagaimana diperlukan untuk melindungi pekerjaan.
c. Pengendalian lalu lintas harus mendapat perhatian khusus, pada saat kondisi
cuaca yang buruk, pada saat lalu lintas padat dan selama periode dimana
pekerjaan yang sedang dilaksanakan sangat peka terhadap kerusakan.
3. Pekerjaan Jalan atau Jembatan Sementara
a. Umum
Kontraktor harus menyediakan memelihara, dan membongkar semua jalan,
jembatan, jalan masuk dan sejenisnya yang diperlukan oleh Kontraktor untuk
menghubungkan Kontraktor dengan jalan umum pada saat Penyelesaian
Pekerjaan. J alan sementara ini harus dibangun sampai diterima Direksi
Pekerjaan, meskipun demikian Kontraktor tetap harus bertanggungjawab
terhadap setiap kerusakan yang terjadi atau disebabkan oleh jalan sementara
ini.
b. Lahan Yang Diperlukan
Sebelum membuat jalan atau jembatan sementara, Kontraktor harus melakukan
semua pengaturan yang diperlukan, bila diperlukan termasuk pembayaran
kepada pemilik tanah yang bersangkutan atas pemakaian tanah itu dan harus
memperoleh persetujuan dari pejabat yang berwenang dan Direksi Pekerjaan.
Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor harus membersihkan dan mengembalikan
kondisi tanah itu ke kondisi semula sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan
dan pemilik tanah yang bersangkutan.
c. Peralatan Kontraktor Lain Yang Lewat
Kontraktor harus melakukan semua pengaturan agar Pekerjaan yang sudah
dilaksanakan dapat dilewati dengan aman oleh Peralatan Konstruksi, bahan
dan karyawan Kontraktor lain yang melaksanakan pekerjaan di dekat proyek.
Untuk keperluan ini, Kontraktor dan Kontraktor lain yang melaksanakan
pekerjaan di dekat proyek, harus menyerahkan suatu jadwal transportasi yang
demikian kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelumnya.
d. J alan Alih Sementara atau Detour
J alan alih sementara atau detour harus dibangun sebagaimana yang diperlukan
untuk kondisi lalu lintas yang ada, dengan memperhatikan ketentuan
keselamatan dan kekuatan struktur. Semua jalan alih yang demikian tidak
Spesifikasi Teknis / TA 2013
110

boleh dibuka untuk lalu lintas umum sampai alinyemen, pelaksanaan, drainase
dan pemasangan rambu lalu lintas sementara telah disetujui Direksi Pekerjaan.
Selama digunakan untuk lalu lintas umum Kontraktor harus memelihara
pekerjaan yang telah dilaksanakan, drainase dan rambu lalu lintas sampai
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
e. J alan Samping (ramp) Sementara untuk Lalu Lintas
Kontraktor harus membangun dan memelihara jembatan dan jalan samping
sementaram untuk jalan masuk umum dari dan ke jalan raya pada semua
tempat bilamana jalan masuk tersebut sudah ada sebelum Pekerjaan dimulai
dan pada tempat lainnya yang diperlukan atau diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
4. Pengaturan Sementara Untuk Lalu Lintas
a. Rambu dan Penghalang (Barrier)
Agar dapat melindungi Pekerjaan, dan menjaga keselamatan umum dan
kelancaran arus lalu lintas yang melalui atau di sekitar pekerjaan, Kontraktor
harus memasang dan memelihara rambu lalu lintas, penghalang dan fasilitas
lainnya yang sejenis pada setiap tempat dimana kegiatan pelaksanaan akan
mengganggu lalu lintas umum. Semua rambu lalu lintas dan penghalang harus
diberi garis-garis (strips) yang reflektif dan atau terlihat dengan jelas pada
malam hari.
b. Petugas Bendera
Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan petugas bendera di semua
tempat kegiatan pelaksanaan yang mengganggu arus lalu lintas, terutama pada
pengaturan lalu lintas satu arah. Tugas utama petugas bendera adalah
mengarahkan dan mengatur arus lalu lintas yang melalui dan di sekitar
Pekerjaan tersebut.

5. Pemeliharaan Untuk Keselamatan Lalu Lintas
a. J alan Alih Sementara dan Pengendalian Lalu Lintas
Semua jalan alih sementara dan pemasangan pengendali lalu lintas yang
disiapkan oleh Kontraktor selama pelaksanaan Pekerjaan harus dipelihara agar
tetap aman dan dalam kondisi pelayanan yang memenuhi ketentuan dan dapat
diterima Direksi Pekerjaaan sehingga menjamin keselamatan lalu lintas dan
bagi pemakai jalan umum.
b. Pembersihan Penghalang
Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menjamin bahwa perkerasan,
bahu jalan lokasi yang berdekatan dengan Daerah Milik J alan harus dijaga agar
bebas dari bahan pelaksanaan, kotoran dan bahan yang tidak terpakai lainnya
yang dapat mengganggu atau membahayakan lalu lintas yang lewat. Pekerjaan
Spesifikasi Teknis / TA 2013
111

juga harus dijaga agar bebas dari setiap parkir liar atau kegiatan perdagangan
kaki lima kecuali untuk daerah-daerah yang digunakan untuk maksud tersebut.
6. Dasar Pembayaran
Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk operasi pemeliharaan lalu
lintas yang dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi ini. Biaya pekerjaan ini harus
sudah termasuk dalam Harga Satuan dari semua Mata Pekerjaan yang terdapat
dalam Kontrak, dimana harga tersebut harus merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan, perlengkapan dan biaya
lainnya yang perlu untuk pemasangan dan pemeliharaan semua instalasi darurat,
untuk pengendalian lalu lintas selama pelaksanaan Pekerjaan, untuk membuang
perlengkapan pengendali lalu lintas setelah Pekerjaan selesai dan untuk
pembersihan setiap penghalang. Bilamana Kontraktor gagal melaksanakan operasi
pemeliharaan lalu lintas sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini,
maka Kontraktor akan dikenakan seluruh biaya aktual ditambah 10 % (sepuluh
persen) untuk semua operasi pemeliharaan lalu lintas yang dilaksanakan oleh
Direksi Pekerjaan atau pihak lainnya atas perintah Direksi Pekerjaan.

Nomor Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Pengukuran
3.1.2 Pembuatan pagar pengaman pekerjaaan Meter panjang
3.1.3 Sewa plat baja untuk jalan sementara Buah






J akarta, Mei 2013

Mengetahui/Menyetujui :
Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air
Kota Administrasi J akarta Utara
Selaku
Pejabat Pembuat Komitmen

TTD


Drs. H. Djoko Susetyo, ST, MSi
NIP. 195802021978051001

Anda mungkin juga menyukai