SEKSI 3.1. Pekerjaan Penunjang 95 Pasal 3.1.1 Fasilitas dan Pelayanan Pengujian 95 Pasal 3.1.2 Transportasi dan Penanganan 98 Pasal 3.1.3 Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas 108
Spesifikasi Teknis / TA 2013
1
DIVISI I PEKERJAAN PENDAHULUAN SEKSI 1.1 KETENTUAN UMUM
1.1.1 Dasar Hukum Jasa Konstruksi Dalam pelaksanaan kegiatan ini diberlakukan : a. SNI (Standar Nasional Indonesia) b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI.2 c. PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik, apabila ada pekerjaan pembangunan rumah pompa. d. SPLN (Standar Perusahaan Listrik Negara), apabila ada pekerjaan pembangunan rumah pompa. e. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang J asa Konstruksi. f. Perpres RI No. 54 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/J asa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012. g. Surat Menteri Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara No. 59/MKWASPAN/6/98 Perihal Pengadaan Barang dan J asa Pemerintah. h. Peraturan Gubernur Provinsi DKI J akarta Nomor 37 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI J akarta. i. Keputusan Gubernur Provinsi DKI J akarta Nomor : 2082/2012 tentang Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Tahun Anggaran 2013 j. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Tahun Anggaran 2013 Nomor 316/DPA/2013 tanggal 26 Februari 2013. k. Surat Penyediaan Dana Anggaran Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013
1.1.2 Standar Rujukan a. Bila bahan-bahan atau mutu pengerjaan disyaratkan oleh spesifikasi ini harus memenuhi atau melampaui peraturan atau standar yang disebutkan secara khusus, maka adalah tanggung jawab Penyedia J asa untuk menyediakan bahan-bahan dan mutu pengerjaan seperti itu. b. Dalam pengadaan semua jenis barang/bahan yang digunakan dalam pekerjaan, adalah merupakan tanggung jawab Penyedia J asa untuk membuktikan bahwa telah dipenuhi persyaratan rinci dari peraturan dan standard yang disebutkan untuk Spesifikasi Teknis / TA 2013
2
membuktikan bahwa jenis barang yang diadakan dalam pekerjaan memenuhi atau melampaui persyaratan ditetapkan. c. Pengguna Anggaran Satuan Kerja berhak untuk menolak jenis bahan/barang yang digunakan dalam pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan. Selanjutnya Pengguna Anggaran Satuan Kerja berhak dan dengan tanpa mengabaikan cara penyelesaian lainnya untuk menerima jenis barang yang tidak sesuai dan diikuti dengan suatu penyesuaian dalam harga satuan atau harga borongan untuk jenis barang/bahan tersebut. d. J uga merupakan tanggung jawab Penyedia J asa, disyaratkan demikian oleh Dokumen Kontrak atau permintaan tertulis dari Pengguna Anggaran Satuan Kerja, untuk menyerahkan kepada Pengguna Anggaran Satuan Kerja semua bukti yang diminta bahwa bahan-bahan atau mutu pekerjaan atau kedua-duanya, memenuhi atau melampaui persyaratan peraturan atau standard yang disebutkan secara khusus. e. Penggunaan standar yang tercantum dalam Spesifikasi ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada, standar yang dirumuskan oleh badan-badan dan organisasi-organisasi berikut: SII =Standar Industri Indonesia SNI =Standar Nasional Indonesia AASHTO =American Association of State Highway and Transportation Officials ACI =American Concrete Institute AISC =American Institute of Steel Construction. ANSI =American National Standard Institute ASTM =American Society for Testing and Materials AWS =American Welding Society Inc. CRSI =Concrete Reinforcing Steel Institute NEC =National Electrical Code BS =British Standards
1.1.3 Ukuran Semua ukuran untuk pekerjaan beton disyaratkan dalam gambar dengan cm sedang untuk pekerjaan baja disyraratkan dengan mm, apabila ada keragu-raguan mengenai dimensi satuan ukuran, Penyedia J asa wajib berkordinasi terlebih dahulu kepada Pengawas (Direksi) mengenai dimensi satuan tersebut.
1.1.4 Perbedaan Gambar a. Pada dasarnya bila ada perbedaan/ konflik antara gambar dan uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan, maka yang berlaku adalah yang tertera dalam Bill of Quantity. b. Ketentuan tersebut berlaku bila tidak ada ketentuan lain dari Direksi/ Perencana. c. Meskipun demikian, setiap kali ada perbedaan, ketidaksesuaian atau keragu-raguan diantara gambar kerja, maka sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut, Penyedia Spesifikasi Teknis / TA 2013
3
J asa harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi dan Direksi memberikan gambar mana yang akan dijadikan pegangan sesudah berunding dengan Perencana. d. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi Penyedia J asa untuk claim pada waktu pelaksanaan.
1.1.5 Sarana Kerja a. Penyedia J asa wajib memasukkan identifikasi nama, jabatan, keahlian masing- masing anggota kelompok kerja pelaksanaan pekerjaan pemborongan ini. b. Penyedia J asa wajib memasukkan identifikasi bengkel kerja (work shop) beserta peralatannya, dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
1.1.6 Koordinasi Pada waktu pengadaan material dan Pemasangan material tersebut, Penyedia J asa wajib mengadakan Koordinasi dengan Penyedia J asa-Penyedia J asa unsur pekerjaan lainnya (bila ada) atas petunjuk Direksi.
1.1.7 Unsur-unsur Pekerjaan yang Disebutkan kembali Apabila dalam Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan ini ada bagian-bagian/ bab-bab yang menyebutkan kembali setiap unsur pada item / ayat lain, maka ini bukan berarti lebih menegaskan.
1.1.8 Shop Drawing a. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan yang dibuat Penyedia J asa berdasarkan gambar perencanaan/ gambar kerja yang disesuaikan dengan keadaan lapangan dan/ atau persyaratan pabrik dan bahan yang dipakai. b. Shop Drawing ini harus memberikan semua data teknis yang diperlukan termasuk keterangan produksi, bahan, cara pemasangan, dimensi dan lainnya. c. Penyedia J asa harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan shop drawing yang sebelumnya telah diajukan dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. d. Pada dasarnya Penyedia J asa diwajibkan membuat shop drawing apabila ada persyaratan khusus dari pabrik/ produksi bahan tertentu dan/ atau belum tercakup secara lengkap dalam gambar kerja dan/ atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
4
1.1.9 Pembayaran Pekerjaan a. Penyedia J asa harus melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan detail yang diberikan dalam gambar dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, dimana sebagian besar pekerjaan tersebut akan dibayar menurut sistem Harga Satuan. Pembayaran kepada Kontraktor harus dilakukan berdasarkan kuantitas aktual yang diukur secara utuh pekerjaan pada masing-masing Mata Pembayaran dalam Kontrak yang telah dilaksanakan sesuai dengan pekerjaan yang berkaitan dengan Spesifikasi ini, baik cara pengukuran maupun pembayarannya. Pembayaran juga akan dilakukan berdasarkan pengukuran dan pembayaran Lump Sum untuk mata pembayaran Mobilisasi, Relokasi Utilitas dan Pelayanan Yang Ada terhadap pekerjan yang terkait
b. Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia J asa harus mencakup kompensasi penuh secara menyeluruh untuk seluruh biaya yang dikeluarkan: seluruh pekerja, bahan, peralatan kerja, konstruksi, pengorganisasian pekerjaan, biaya tak terduga, keuntungan, retribusi, pajak, pengamanan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan, pembersihan lokasi dan pembuangan puing-puing dari bongkaran, oleh karenanya pembayaran untuk pekerjaan pendahuluan yang menyangkut dengan pembuatan Direksi keet, bedeng pekerja akan dibayar setelah selesainya pembersihan lokasi.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
5
SEKSI 1.2 LINGKUP PEKERJAAN
1.2.1 Umum Maksud dari Lingkup Pekerjaan dokumen ini adalah sebagai acuan bagi Penyedia J asa untuk melaksanakan pekerjaan selengkapnya, sebagaimana diidentifikasikan pada gambar dan diuraikan dalam Formulir Penawaran dan Daftar Penawaran, yang sepenuhnya sesuai dengan persyaratan dari spesifikasi ini, cakupan dokumen ini juga mengharuskan penyedia jasa untuk melakukan survei lapangan yang cukup detil selama periode mobilisasi agar Direksi Pekerjaan dapat melaksanakan revisi dan menyelesaikan detil pelaksanaan pekerjaan sebelum operasi pelaksanaan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini.
1.2.2 Pekerjaan Pendahuluan Dan Penunjang Sebelum pelaksanaan fisik lapangan dimulai, penyedia jasa harus koordinasi kepada Camat, Lurah, RW, dan RT setempat serta instansi terkait (Polisi, Dishub, Pertamanan, Utilitas) Mobilisasi Tenaga Kerja, mobilisasi pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam penawaran. Pembuatan Papan Nama proyek. Pembuatan Direksi keet, Gudang/Bedeng pekerja Foto Kegiatan/proyek, dilakukan pengambilan foto sebanyak yang tertuang didalam BoQ dengan pengambilan teknik foto dengan latar belakang dan sudut yang sama untuk bobot progres pelaksanaan 0%, 50% dan 100% J adwal Pelaksanaan dan Kurva S, serta gambar kerja Fasilitas dan pelayanan pengujian. Transportasi dan penanganan pengadaan barang (material) Pemeliharaan dan Pengaturan lalu lintas Bahan dan penyimpanan (material) Relokasi Utilitas dan Pelayanan yang ada Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank Rambu-rambu lalu lintas, spanduk informasi masyarakat dan Penerangan (lampu pengaman jalan) Pagar pengaman dari papan/triplek tinggi min. 1,20 m, khusus untuk pekerjaan di jalan arteri kolektor harus menggunakan bahan ramah lingkungan (banner) Spesifikasi Teknis / TA 2013
6
Pekerjaan Kisdam dan Pengeringan/dewatering (bila diperlukan)
1.2.3 Pekerjaan Bongkaran Existing Dalam melaksanakan pekerjaan bongkaran, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Dilakukan pengecekan keberadaan jaringan utilitas, meliputi: pipa PAM, kabel PLN, kabel Telkom, Fiber optic, Pipa gas yang selanjutnya di laporkan kepada KPA untuk ditindak lanjuti Bongkar Saluran+tutup lama/beton bertulang, beton tanpa tulang, dan pasangan batu kali Bongkar hotmix dg peralatan cold milling +angkut tebal 4 - 5 Cm Vol. <100 m 2
Melakukan koordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Pemakaman sebelum dilakukan pembongkaran/tebang pohon Lihat Seksi 2.1
1.2.4 Pekerjaan Galian dan Timbunan Tanah A. Galian Tanah Lihat Seksi 2.2 B. Timbunan Tanah Lihat Seksi 2.2
1.2.5 Pembuangan Sisa Galian dan Bongkaran Material sisa galian dan bongkaran yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan dibuang di suatu tempat yang disetujui oleh Direksi. Pekerjaan pembuangan sisa galian tersebut diperhitungkan, dilaksanakan dan diatur penggunaan / penempatannya oleh Direksi Pekerjaan apabila di daerah sekitar lokasi galian tidak memungkinkan untuk menyebar sisa galian tersebut, karena akan mengganggu fungsi jaringan dan fasilitas yang ada. Satuan pembayaran untuk pekerjaan ini adalah meter kubik (m3), yang dihitung secara matematis dari jumlah total volume galian dikurangi volume yang terpakai untuk timbunan (soil balance). Pembuangan sisa galian dan bongkaran tidak melebihi 1x24 jam setelah dilakukan penggalian/pembongkaran. Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang. Material lama bekas galian harus. Spesifikasi Teknis / TA 2013
1.3.1 Mobilisasi Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan dibagian- bagian lain dari Dokumen Kontrak dan secara umum harus memenuhi berikut: a. Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak
1. Penyewaan sebidang lahan yang diperlukan untuk basecamp Kontraktor dan kegiatan pelaksanaan. 2. Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak. 3. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut kontrak ini. 4. Pemeliharaan base camp Kontraktor, termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang dan sebagainya.
b. Ketentuan mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk Direksi Pekerjaan, dimana kebutuhan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Ketentuan mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan bersama dengan peralatan laboratorium lapangan.
d. Kegiatan Demobilisasi untuk semua Kontrak Pembongkaran tempat kerja oleh Kontraktor pada saat akhir Kontrak, termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
e. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program mobilisasi menurut detil dan waktu yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Bilamana perkuatan jembatan lama atau pembuatan jembatan darurat atau pembuatan timbunan darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek, diperlukan untuk memperlancar pengangkutan peralatan, instalasi atau bahan milik Kontraktor, detil pekerjaan darurat ini juga harus diserahkan bersama dengan program mobilisasi sesuai dengan ketentuan Spesifikasi ini.
f. Program mobilisasi, waktu harus ditetapkan untuk semua kegiatan mobilisasi yang disyaratkan dalam Pasal ini dan harus mencakup informasi tambahan berikut :
Spesifikasi Teknis / TA 2013
9
1. Lokasi base camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah detil di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Kontraktor, gudang dan instalasi laboratorium
2. J adwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan tercantum dalam Daftar Peralatan, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan.
3. Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan harus memperoleh persetujuan dari Direski Pekerjaan.
4. Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.
5. Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi
Pengukuran Dan Pembayaran a) Pengukuran Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas dasar jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui seperti yang diuraikan dalam Spesifikasi di atas. b) Dasar Pembayaran Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadwal pembayaran yang diberikan di bawah, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam Spesifikasi ini. Walaupun demikian Direksi Pekerjaan dapat, setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lump sum untuk Mobilisasi. Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut: 1. 50 % (lima puluh persen) bila mobilisasi 50 % selesai, dan pelayanan atau fasilitas pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi. 2. 20 % (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. 3. 30 % (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan. Bilamana Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari kedua batas waktu yang disyaratkan dalam Spesifikasi maka jumlah yang disahkan Direksi Pekerjaan untuk pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari harga lump sum Mobilisasi dikurangi sejumlah dari 1 % (satu persen) nilai angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari dalam penyelesaian sampai maksimum 50 (lima puluh) hari.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
10
1.3.2 Papan Nama Kegiatan Pembuatan dan Pemasangan papan nama kegiatan sebanyak 1 buah dengan bentuk, ukuran, isi tulisan dan warna harus dibuat sesuai dengan Keputusan Gubernur Provinsi DKI J akarta Nomor 438/2000 tanggal 9 Maret 2000, sebagai berikut : a. Papan nama dibuat dari bahan multiplek tebal 4 mm, panjang 240 cm, lebar 120 cm, dengan tiang kaso ukuran 5 x 7. b. J enis tulisan memakai huruf, tulisan dan garis warna hitam. c. Untuk Kegiatan Dana Pembangunan Provinsi seluruh bagain dasar (A & B) warna Putih. d. Untuk Kegiatan Dana Daerah lainnya dasar Bagian (A) warna Putih dan dasar bagian (B) warna orange. Penempatan Papan Nama Kegiatan, di dalam lokasi kegiatan pada tempat yang mudah terlihat umum dan dipasang saat mulainya pelaksanaan pekerjaan dan harus dicabut setelah penyerahan kedua (Final Hand Over/ FHO).
1.3.3 Gudang / Bedeng Pekerja Penyedia J asa harus mengusahakan Bedeng pekerja, gudang penyimpanan, barak pekerja dan bengkel, bilamana perlu membayar ganti rugi/ sewa untuk penggunaan tempat yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta mendapat ijin persetujuan dari Direksi. Pembuatan gudang/ bedeng pekerja dibuat dengan bahan dan ukuran sebagai berikut : Gudang/ bedeng pekerja dibuat dari bahan triplek tebal 4 mm Atap menggunakan seng gelombang Luas gudang/ bedeng pekerja adalah 12 m 2 . Pada akhir pekerjaan atau sebelum sesuai petunjuk Direksi, Penyedia J asa harus segera membongkar, memindahkan alat-alat konstruksi, atau bentuk-bentuk lain yang sudah tidak digunakan agar bekas tempat pekerja tersebut bersih kembali. Pembiayaan untuk hal-hal tersebut tidak diadakan tersendiri, tetapi harus sudah tergabung dalam Penawaran Kontrak.
1.3.4 Direksi Keet a. Umum 1. Uraian Penyedia J asa / Kontraktor harus membangun, menyediakan, memelihara dan menjaga kantor proyek / Direksi Keet yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek untuk pengelolaan dan pengawasan proyek selama berlangsungnya pekerjaan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Pada saat selesainya Kontrak semua bangunan/ kantor darurat tersebut harus dibongkar atau dibersihkan dari lokasi. Spesifikasi Teknis / TA 2013
11
2. Ketentuan Umum a. Kontraktor harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun Daerah.
b. Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program, dimana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan dilengkapi obat-obatan P3K serta memenuhi syarat kesehatan.
c. Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.
d. Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya, semua jenis bahan dan peralatan yang dipakai tidak diijinkan menggunakan bahan/ barang bekas pakai.
e. Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.
f. Sesuai pilihan Kontraktor, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit dari komponen komponen pra fabrikasi.
g. Kontraktor harus menyediakan gudang untuk penyimpanan material yang cukup memenuhi syarat agar material-material yang tersimpan tidak lekas rusak dan dilengkapi alat-alat pemadam kebakaran/ tabung apar (alat pemadam api ringan)
h. Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.
i. Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat parkir.
j. Penyedia J asa harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun material selama kegiatan berlangsung.
k. Bangunan yang diuraikan dalam pembangunan ini akan dibayar menurut pembayaran Lump Sum sesuai yang tertera dalam penawaran RAB, sedangkan untuk Mobilisasi dimana dianggap kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan, pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunan tersebut setelah Pekerjaan selesai.
l. Untuk biaya direksi keet sebagai keperluan kantor terakomodir di dalam biaya bedeng pekerja.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
12
b. Kelengkapan Kantor Dan Fasilitas Kontraktor harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek selama kelangsungan pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari (Gambar terlampir):
Meja dengan kursinya. 1 set meja dan kursi tamu. Lemari/ rak untuk penyimpanan dokumen-dokumen. Papan tulis beserta pelengkapannya. Panel untuk gambar. Lemari Obat-obatan dan P3K Gambar kerja sesuai dengan lokasi lingkup kerja.
c. Ukuran Dan Bahan Kantor Direksi keet dibuat dengan ukuran panjang 3 m dan lebar 4 m, dengan jenis dan mutu bahan dipakai adalah sebagai berikut : Atap : Seng gelombang Dinding : Papan triplek Rangka : Kayu borneo Lantai : Beton dengan tebal 6 cm ad. 1 pc : 3 pasir : 5 split Pintu : rangka kayu borneo Peralatan : disesuaikan dengan kebutuhan kantor kerja
d. Pengukuran Dan Pembayaran Bangunan yang diuraikan dalam Spesifikasi ini akan dibayar menurut pembayaran Lump Sum sesuai dengan Spesifikasi ini, dimana pembayaran harus dianggap kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan, pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunan tersebut setelah Pekerjaan selesai.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
13
1.3.5 Foto Kegiatan/ Proyek Penyedia J asa diharuskan membuat foto kegiatan yang termasuk dalam laporan proyek sesuai dengan kemajuan pekerjaan meliputi tiga phase (pada saat 0 %, 50 % dan 100 %), dipotret pada 4 titik pada setiap profil tahapan pekerjaan. Pemotretan dilakukan pada titik pengambilan dan arah yang sama, disusun dalam album, dibuat tiga rangkap, dilengkapi dengan keterangan gambar foto dan gambar titik Pengambilan/ pemotretan pada sket/situasi lapangan atau denah bangunan. J enis dan mutu barang yang dipakai adalah foto berwarna, ukuran postcard dan dicetak jelas. Foto-foto tersebut dilampirkan pada waktu mengajukan tagihan pembayaran/ termyn sesuai dengan tahapnya.
1.3.6 Bahan dan Penyimpanan a. Umum 1. Uraian Bahan yang dipergunakan di dalam Pekerjaan harus : a. Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku. b. Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam Gambar dan Spesifikasi ini, atau sebagaimana secara khusus disetujui tertulis oleh Direksi Pekerjaan. c. Semua produk harus baru. 2. Pengajuan a. Sebelum mengadakan pemesanan atau membuka daerah sumber bahan untuk setiap jenis bahan, maka Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan contoh bahan, bersama dengan detil lokasi sumber bahan dan Pasal ketentuan bahan dalam Spesifikasi yang mungkin dapat dipenuhi oleh contoh bahan, untuk mendapatkan persetujuan b. Kontraktor harus melakukan semua pengaturan untuk memilih lokasi, memilih bahan, dan mengolah bahan alami sesuai dengan Spesifikasi ini, dan harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan semua informasi yang berhubungan dengan lokasi sumber bahan sebelum pekerjaan pengolahan bahan dimulai, untuk mendapatkan persetujuan. Persetujuan Direksi Pekerjaan atas sumber bahan tersebut tidak dapat diartikan bahwa seluruh bahan yang terdapat di lokasi sumber bahan telah disetujui untuk dipakai. c. Bilamana bahan aspal, semen, baja dan bahan-bahan fabrikasi lainnya akan digunakan, maka sertifikat pabrik (mill certificate) bahan tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan awal. Direksi Pekerjaan akan memberikan persetujuan tertulis kepada Kontraktor untuk melakukan pemesanan bahan. Selanjutnya bahan yang sudah sampai di lapangan harus diuji ulang di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
14
b. Pengadaan Bahan 1. Sumber Bahan Lokasi sumber bahan yang memungkinkan dapat dipergunakan dan pernah diidentifikasikan serta diberikan dalam Gambar hanya merupakan bahan informasi bagi Kontraktor. Kontraktor tetap harus bertanggungjawab untuk mengidentifikasi dan memeriksa ulang apakah bahan tersebut cocok untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. 2. Variasi Mutu Bahan Kontraktor harus menentukan sendiri jumlah serta jenis peralatan dan pekerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan bahan yang memenuhi Spesifikasi. Kontraktor harus menyadari bahwa contoh-contoh bahan tersebut tidak mungkin dapat menentukan batas-batas mutu bahan dengan tepat pada seluruh deposit, dan variasi mutu bahan harus dipandang sebagai hal yang biasa dan sudah diperkirakan. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan Kontraktor untuk melakukan pengadaan bahan dari setiap tempat pada suatu deposit dan dapat menolak tempat-tempat tertentu pada suatu deposit yang tidak dapat diterima. 3. Persetujuan a. Pemesanan bahan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan sesuai dengan maksud penggunaannya. Bahan tidak boleh dipergunakan untuk maksud lain selain dari peruntukan yang telah disetujui. b. J ika mutu bahan yang dikirim ke lapangan tidak sesuai dengan mutu bahan yang sebelumnya telah diperiksa dan diuji, maka bahan tersebut harus ditolak, dan harus disingkirkan dari lapangan dalam waktu 2 x 24 jam, kecuali terdapat persetujuan lain dari Direksi Pekerjaan. c. Penyimpanan Bahan 1. Umum Bahan harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya terjamin dan terpelihara serta siap dipergunakan untuk Pekerjaan. Bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga selalu siap pakai, dan mudah diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tanah dan bangunan (property) orang lain tidak boleh dipakai tanpa ijin tertulis dari pemilik atau penyewanya. 2. Tempat Penyimpanan di Lapangan Tempat penyimpanan di lapangan harus bebas dari tanaman dan sampah, bebas dari genangan air dan permukaannya harus lebih tinggi dari sekitarnya. Bahan yang langsung ditempatkan diatas tanah tidak boleh digunakan untuk Pekerjaan, kecuali jika permukaan tanah tersebut telah disiapkan sebelumnya dan diberi lapis permukaan yang terbuat dari pasir atau kerikil setebal 10 cm sedemikian hingga diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
15
3. Penumpukan Bahan (Stockpiles) a. Bahan harus disimpan sedemikian hingga dapat mencegah terjadinya segregasi dan menjamin gradasi yang sebagaimana mestinya, serta tidak terdapat kadar air yang berlebihan. Tinggi maksimum dari penumpukan bahan harus dibatasi sampai maksimum 5 meter. b. Penumpukan berbagai jenis agregat yang akan dipergunakan untuk campuran aspal, burtu atau burda, penetrasi macadam atau beton harus dilakukan secara terpisah menurut masing-masing ukuran nominal agregat. Dinding pemisah dari papan dapat digunakan untuk harus mencegah tercampurnya agregat-agregat tersebut. c. Tumpukan agregat untuk lapis pondasi atas dan bawah harus dilindungi dari hujan untuk mencegah terjadinya kejenuhan agregat yang akan mengurangi mutu bahan yang dihampar atau paling tidak mempengaruhi penghamparan bahan. 4. Pembayaran a. Kontraktor harus melakukan semua pengaturan dengan pemilik atau pemakai lahan untuk memperoleh hak konsesi yang diperlukan sehingga dapat mengambil bahan yang akan digunakan dalam Pekerjaan. Kontraktor bertanggung jawab atas semua kompensasi dan restribusi yang harus dibayarkan sehubungan dengan penggalian bahan atau keperluan lainnya. Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk kompensasi dan restribusi yang dibayar Kontraktor, dan seluruh biaya tersebut harus sudah dimasukkan ke dalam Harga Satuan untuk mata pembayaran yang terkait dalam Daftar Kuantitas dan Harga. b. Kontraktor harus bertanggungjawab untuk membuat jalan masuk, membuang gundukan tanah dan semua biaya pelaksanaan lainnya yang diperlukan untuk pengadaan bahan, termasuk pengembalian lapisan humus dan meninggalkan daerah dan jalan masuk itu dalam kondisi rapi dan dapat diterima. Seluruh biaya tersebut harus sudah dimasukkan ke dalam Harga Satuan untuk mata pembayaran yang terkait dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
1.3.7 Jadwal Pelaksanaan a. Umum 1. Uraian J adwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan. J adwal tersebut diperlukan untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah kegiatan dalam program mobilisasi telah selesai. 2. Pengajuan a. Kontraktor harus menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu yang disepakati setelah Surat Penunjukan Pemenang. J adwal pelaksanaan itu harus diserahkan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dengan detil yang Spesifikasi Teknis / TA 2013
16
disyaratkan dalam Spesifikasi ini, dimana detil tersebut harus menunjukkan urutan kegiatan yang diusulkan oleh Kontraktor dalam melaksanakan Pekerjaan. b. Setiap akhir setiap bulan Kontraktor harus melengkapi J adwal Pelaksanaan untuk menggambarkan secara akurat kemajuan pekerjaan (progress) aktual sampai tanggal 25 pada bulan tersebut. c. Setiap interval mingguan Kontraktor harus menyerahkan pada setiap hari Senin pagi, jadwal kegiatan mingguan yang menunjukkan lokasi seluruh operasi dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama minggu tersebut. d. J adwal Pelaksanaan untuk Sub Kontraktor harus diserahkan terpisah atau menjadi satu dalam seluruh jadwal pelaksanaan. b. Detail Jadwal Pelaksanaan 1. J adwal Kemajuan Keuangan Kontraktor harus membuat J adwal Kemajuan Keuangan dalam bentuk diagram balok horisontal dan dilengkapi kurva yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan dengan karakteristik berikut : a. Setiap jenis Mata Pembayaran atau kegiatan dari kelompok Mata Pembayaran yang berkaitan harus digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan harus dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-masing kegiatan pekerjaan. b. Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan bulan. c. Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat kemajuan aktual dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana. d. Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat memberikan gambaran tentang kemajuan keuangan rencana pada setiap akhir bulan terhadap kemajuan keuangan aktual. e. Skala dan format dari J adwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa hingga tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemutakhiran mendatang. Ukuran lembar kertas minimum adalah A3. 2. Analisa J aringan (Network Analysis) J ika diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan Analisa J aringan yang menunjukkan awal dan akhir setiap tanggal mulainya suatu kegiatan sehingga dapat diperoleh suatu jadwal jalur kritis (critical path schedule) dan dapat diperoleh jadwal untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis dalam seluruh jadwal pelaksanaan. 3. J adwal Penyediaan Bahan Kontraktor harus menyediakan jadwal yang terpisah untuk lokasi semua sumber bahan, bersama dengan rencana tanggal penyerahan contoh-contoh bahan dan rencana produksi bahan dan jadwal pengiriman. 4. J adwal Pelaksanaan Kontraktor harus menyediakan jadwal pelaksanaan setiap pekerjaan dengan skala balok horisontal untuk setiap jenis pekerjaan dan pelengkapnya untuk pencatatan Spesifikasi Teknis / TA 2013
17
kemajuan pekerjaan (progress) aktual terhadap program untuk setiap mata pembayaran. c. Revisi Jadwal Pelaksanaan 1. Waktu Revisi semua jadwal pelaksanaan yang diuraikan harus dilaksanakan bilamana kemajuan keuangan aktual berbeda lebih dari 20 (dua puluh) persen dari kemajuan keuangan rencana atau bilamana terdapat perubahan kuantitas yang menyolok setelah diterbitkannya Variasi atau Addenda. 2. Laporan Pada saat menyerahkan Revisi J adwal Pelaksanaan maka Kontraktor harus melengkapi laporan ringkas yang memberikan alasan-alasan timbulnya revisi, yang harus meliputi : a. Uraian revisi, termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya perubahan cakupan, revisi dalam kuantitas atau perubahan jangka waktu kegiatan dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal. b. Pembahasan lokasi-lokasi ynag bermasalah, termasuk faktor-faktor penghambat yang sedang berlangsung maupun yang harus diperkirakan serta dampaknya. c. Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan pengaruhnya. d. Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show Cause Meeting) Pertemuan ini diadakan dalam hal terjadinya keterlambatan progres fisik oleh Kontraktor berdasarkan jadwal kontrak (Contract Schedule). Dalam hal terjadi keterlambatan progres fisik oleh Kontraktor, maka prosedur ini harus diikuti dalam untuk mengambil keputusan. 1) J ika terjadinya keterlambatan progres phisik antara 5 % - 7 %, maka Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show Cause Meeting) akan dilaksanakan antara Pemimpin Proyek, Konsultan Pengawas Lapangan (Supervisor Engineer) dan Kontraktor. 2) J ika terjadinya keterlambatan progres fisik antara 7 % - 10 %, maka Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show Cause Meeting) akan dilaksanakan antara Kepala SDPU Tata Air Wilayah J akarta Utara, Pemimpin Proyek, Konsultan Kepala Pengawas Lapangan (Chief Supervision Engineer Consultant), Konsultan Pengawas Lapangan (Supervision Engineer Consultant) dan Kontraktor. 3) J ika terjadinya keterlambatan progres fisik lebih besar dari 10 % dan tidak boleh lebih besar dari 15 %, maka Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show Cause Meeting) akan dilaksanakan di tingkat Pusat dengan Direktur Pelaksanaan Prasarana Wilayah sesuai wilayah yang bersangkutan, untuk mengambil keputusan apakah Kontraktor dapat melanjutkan pekerjaannya/ kontraknya. Bilamana antara ketiga belah pihak sepakat, maka Kontraktor dapat melanjutkan pekerjaannya atau bilamana tidak maka Kontraktor akan diberhentikan kontraknya. Semua kegiatan Rapat Pembuktian Keterlambatan (SCM) harus dibuat dalam Berita Acara Rapat Pembuktian Keterlambatan yang ditandatangani Spesifikasi Teknis / TA 2013
18
oleh Pimpinan dari masingmasing pihak sebagai catatan untuk membuat Persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan berikutnya.
1.3.8 Pembersihan Lokasi a. Uraian Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memelihara Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. b. Pembersihan Selama Pelaksanaan 1) Kontraktor harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi ditempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat. 2) Kontraktor harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran dan bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat. 3) Kontraktor harus menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada berm lama atau yang barudikerjakan dan pada talud samping dipangkas dan dipelihara sedemikian rupa sehingga ketinggiannya maksimum 3 cm. 4) Bilamana dianggap perlu, Kontraktor harus menyemprot bahan dan sampah yang kering dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang beterbangan. 5) Kontraktor harus menjamin bahwa rambu jalan dan sejenisnya dibersihkan secara teratur agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya. 6) Kontraktor harus menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang. 7) Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku. 8) Kontraktor tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi proyek tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan. 9) Kontraktor tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada. 10) Kontraktor tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau saluran air. 11) Bilamana Kontraktor menemukan bahwa saluran drainase samping atau bagian lain dari sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain dari pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja Kontraktor Spesifikasi Teknis / TA 2013
19
maupun pihak lain, maka Kontraktor harus segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dan segera mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut. c. Pembersihan Akhir a. Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Kontraktor juga harus mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula. b. Pada saat pembersihan akhir, semua pekerjaan struktur saluran harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi diperkeras untuk umum yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus disikat sampai bersih. Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul harus dibuang. d. Dasar Pembayaran Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk operasi pembersihan yang dilakukan oleh Kontraktor sesuai dengan menurut ketentuan Spesifikasi ini. Biaya untuk pekerjaan ini dipandang telah dimasukkan ke dalam berbagai harga penawaran lump sum.
1.3.9 Relokasi Utilitas dan Pelayanan Yang Ada a. Umum 1. Uraian Pekerjaan ini mencakup relokasi jaringan bawah tanah, kabel, lampu penerangan jalan, tiang listrik, tiang telpon dan tiang lampu pengatur lalu lintas yang ada, bersama dengan semua perlengkapan yang terkait, sebagaimana diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan jalan jembatan, saluran yang lancar dan sebagaimana mestinya, yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. 2. Pengaturan dengan Instansi Setempat a. Dalam konteks ini, istilah Instansi Setempat harus berarti setiap utilitas umum, instansi pemasok atau instansi lain yang bertanggung-jawab terhadap utilitas umum dan pelayanan. b. Sesuai dengan Syarat-Syarat Kontrak, Kontraktor bertanggung-jawab untuk kontak dengan Instansi Setempat dan menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan berikut ini : 1) Detil lokasi dari semua utilitas dan pelayanan yang akan dipindahkan, ditempatkan atau terganggu sementara dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan jalan yang direncanakan. Spesifikasi Teknis / TA 2013
20
2) Salinan yang berhubungan dengan Peraturan, Petunjuk, standar dan spesifikasi dari Instansi Setempat. 3) Rencana kerja yang terinci yang menunjukkan relokasi utilitas dan pelayanan yang diperlukan. 4) Persetujuan tertulis atas rencana ini dari setiap instansi setempat yang terkai, dan 5) Persetujuan atau perijinan dari Instansi Setempat yang diperlukan. c. Pembayaran atas setiap biaya yang berhubungan dengan perolehan perijinan semacam ini, dsb. Harus menjadi tanggungjawab Kontraktor. Dalam segala hal, Pemilik wajib membantu Kontraktor untuk berhubungan dengan Instansi Setempat. d. Setiap kerusakan utilitas dan pelayanan yang ada, yang disebabkan oleh operasi-operasi Kontraktor harus diperbaiki Kontraktor dengan biaya sendiri. 3. Pemeriksaan Pekerjaan dan Relokasi Fasilitas a. Pekerjaan relokasi, bilamana dilaksanakan Kontraktor dengan persetujuan antara Instansi Setempat dengan Direksi Pekerjaan, harus menurut pemeriksaan dan penerimaan dengan kedua duanya. b. Bilamana pekerjaan ini dikerjakan oleh badan yang kurang sesuai maka Kontraktor harus bertanggung-jawab untuk melakukan pengaturan hal-hal yang perlu dengan Instansi Setempat untuk menjamin agar penyambungan kembali atas fasilitas tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat dan memenuhi ketentuan setelah penyelesaian pekerjaan relokasi. 4. J adwal Kerja a. Pengaturan yang diperlukan dengan Instansi Setempat, sebagaimana disebutkan diatas, harus dilaksanakan selama Periode Mobilisasi atau sebelumnya, dan Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program untuk pekerjaan relokasi sebelum akhir periode mobilisasi. b. Bilamana gangguan sementara terhadap pelayanan yang ada tidak dapat dihindarkan selama pelaksanaan dalam Kontrak, maka Kontraktor harus membuat pengaturan yang diperlukan dengan Instansi Setempat, dan menyerahkan program atas pekerjaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dalam waktu yang disepakati setelah pemberitahuan tertulis dari Direksi Pekerjaan atas persetujuan tersebut. c. Bilamana terjadi keterlambatan atas program yang disebutkan diatas, atau keterlambatan pengaturan dengan Instansi Setempat oleh Kontraktor, menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan jalan, jembatan dan saluran akibat dari kinerja pekerjaan relokasi tersebut atau gangguan sementara terhadap pelayanan yang ada, tidak akan dianggap sebagai alasan untuk memperpanjang waktu penyelesaian kontrak.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
21
b. Pelaksanaan 1. Pelaksanaan oleh Instansi Setempat J ika tidak diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, pemindahan, relokasi dan penyambungan kembali utilitas dan pelayanan yang ada harus menjadi tanggungjawab, dan atas biaya Pemilik dan Instansi Setempat yang bersangkutan. Akan tetapi, Kontraktor harus bertanggung-jawab untuk membuat semua pengaturan yang diperlukan, menjaga fasilitas yang terekspos dari kerusakan, pembayaran biaya perijinan dan hal-hal lain sebagaimana terinci dalam Spesifikasi ini. Bilamana terjadi keterlambatan atau akan terlambat dalam melaksanakan pekerjan jalan dan jembatan, meskipun pelaksanaan oleh Kontraktor telah memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini, Direksi Pekerjaan menurut pendapatnya dapat melakukan pengaturan dengan Instansi Setempat yang berkaitan dengan Kontraktor untuk melakukan semua atau sebagian pekerjaan relokasi, dan selain dari pengawasan oleh Instansi Setempat yang bersangkutan. Tidak ada pekerjaan yang boleh dikerjakan tanpa persetujuan tertulis dari Instansi Setempat yang bersangkutan dan Direksi Pekerjaan. 2. Pelaksanaan atau Pelaksanaan Sebagian oleh Kontraktor a. Bilamana Direksi Pekerjaan memerintahkan beberapa atau semua pekerjaan relokasi untuk dilaksanakan oleh Kontraktor, Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan tersebut dengan ketat sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi semua peraturan, petunjuk, spesifikasi dan ketentuan lain atau petunjuk dari Instansi Setempat yang bersangkutan. b. Kontraktor harus bertanggungjawab dalam memperoleh dari Instansi Setempat semua informasi tentang lokasi, fungsi dan penggunaan utilitas atau pelayanan yang akan dipindahkan dan harus melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap kondisi lapangan sebelum mulai bekerja. Setiap kerusakan yang diakibatkan oleh operasi-operasi ini yang mengakibatkan pengabaian, kelalaian, dan kekurang-hati-hatian dari Kontraktor harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan biayanya sendiri. c. Pelayanan yang ada yang harus diputus baik sementara atau permanen, harus dialihkan atau dipotong dengan tepat dan aman di bawah pengawasan Instansi Setempat, dan semua bahan bongkaran harus dibersihkan dengan cermat dan disimpan di lapangan untuk pemulihan oleh pemilik (baik Instansi Setempat atau Pemilik, sebagaimana memungkinkan). d. Bahan dengan permukaan lama yang dilapisi (coating) yang akan dipasang kembali di lokasi baru harus disiapkan, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan sesuai dengan ketentuan Instansi Setempat, dengan perlindungan atau pencegahan terhadap karat dan selanjutnya harus dicat ulang sebelum dipasang kembali. e. Bahan lama yang sangat rusak atau lapuk untuk dipasang kembali harus dibuang dari lapangan oleh Kontraktor, dan diganti dengan bahan baru sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana bahan lama menjadi tidak dapat digunakan karena kerusakan yang disebabkan oleh Kontraktor, harus diperbaiki atau diganti oleh Kontraktor dengan biaya Spesifikasi Teknis / TA 2013
22
sendiri, kecuali jika terdapat perjanjian dua belah pihak yang menyatakan bahwa kerusakan tersebut memang tidak dapat dihindarkan. f. Lubang atau kerusakan lainnya yang terjadi di lapangan harus dikembalikan kondisinya oleh Kontraktor sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan sesuai dengan persyaratan yang relevan dengan Dokumen Kontrak.
1.3.10 Penutupan Kontrak a. Umum Kontraktor harus mengikuti semua ketentuan seperti disebutkan dalam Syarat- syarat Kontrak dan Spesifikasi yang menyangkut Penutupan Kontrak. b. Berita Acara Penyelesaian Akhir 1. Waktu Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal-pasal yang berkaitan dalam Syarat-syarat Kontrak dan bilamana Kontraktor menganggap bahwa Pekerjaan tersebut telah selesai, termasuk semua kewajiban dalam periode pemeliharaan, maka Kontraktor harus mengajukan permohonan untuk penyerahan akhir pekerjaan. Setelah penyelesaian seluruh pekerjaan perbaikan (remedial work) yang diminta oleh Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir dan Pekerjaan tersebut dapat diterima, maka Direksi Pekerjaan harus menyiapkan dan menerbitkan Berita Acara Penyelesaian Akhir. 2. Isi Permohonan Kontraktor Permohonan serah terima akhir harus memuat keterangan Kontraktor berikut : a. Dokumen Kontrak telah sepenuhnya ditelaah; b. Pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan Dokumen Kontra; c. Pekerjaan telah sepenuhnya diperiksa dan diuji sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak, dan bahwa semua pemeriksaan dan hasil pengujian telah diterima oleh Direksi Pekerjaan d. Pekerjaan telah lengkap dan siap untuk pemeriksaan akhir dan Serah Terima Akhir. c. Pengajuan Berita Acara Pembayaran 1. Waktu Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal-pasal yang berkaitan dalam Syarat-syarat Kontrak, Kontraktor harus mengajukan permohonan pembayaran akhir bersama dengan semua detil pendukung sebagaimana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Setelah ditelaah oleh Direksi pekerjaan dan jika perlu diamandemen oleh Kontraktor, Direksi Pekerjaan akan menerbitkan Berita Acara Pembayaran Akhir oleh Pemilik. Spesifikasi Teknis / TA 2013
23
2. Isi Berita Acara Isi Berita Acara untuk Pembayaran Akhir yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan, harus termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut : a. J umlah Harga Kontrak seperti yang tercantum dalam Kontrak. b. Kuantitas akhir pekerjaan yang telah diselesaikan seperti yang dibuktikan dalam berita acara pengukuran dan hasil perhitungan pada pekerjaan yang bersangkutan c. Nilai setiap pekerjaan tambah atau kurang seperti disahkan dalam Addenda selama Periode Kontrak. d. Nilai setiap penambahan atau pengurangan terhadap J umlah Harga Kontraksebagai akibat dari : i) Denda akibat keterlambatan, bila ada. ii) Pekerjaan yang tidak lengkap atau tidak benar. iii) Variasi yang telah disetujui tetapi masih harus dituangkan dalam Addendum. iv) Setiap penyesuaian lainnya yang diperlukan pada ketentuan dan persyaratan dalam Dokumen Kontrak. e. Perhitungan J umlah Harga Kontrak akhir. f. Ringkasan lembaran neraca yang menunjukkan selesainya Pengembalian Semua Uang Muka dan pencairan semua Uang Yang Ditahan (Retention Money). g. J adwal tentang seluruh pembayaran yang telah disahkan oleh Direksi Pekerjaan. h. J umlah yang menjadi hak atau yang harus dipotong dari Kontraktor.
d. Addendum Penutup Berdasarkan detil Berita Acara Pembayaran Akhir yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan, Direksi Pekerjaan harus juga menyiapkan Addendum Penutup yang harus ditandatangani Pemilik dan Kontraktor, dilengkapi dengan perhitungan akhir dari J umlah Harga Kontrak. Setelah memperoleh tanda tangan Kontraktor, selanjutnya Direksi Pekerjaan harus menyerahkan Addendum Penutup tersebut ke Pemilik untuk ditandatangani bersama-sama dengan Berita Acara Pembayaran Akhir yang telah disetujui.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
24
1.3.11 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan galian, Urugan maupun pasangan/ konstruksi baik profil maupun peilnya, maka penyedia jasa harus membuat program setiap jarak 10 m dan pemasangannya harus sesuai petunjuk Pengguna Anggaran Satuan Kerja. Peil, turap dan dasar saluran atau galian harus ditulis pada papan bouwplank. untuk mendapatkan peil yang benar maka sebelum pelaksanaan lapangan harus dilakukan uitzet yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis UPP DPU Propinsi DKI J akarta atas biaya penyedia jasa. J enis dan mutu papan yang dipakai untuk bouwplank adalah papan borneo dan kaso borneo. Pekerjaan Bouwplank sebagai penunjang pelengkap pekerjaan yang sudah termasuk kedalam harga satuan pekerjaan utama.
1.3.12 Pekerjaan Kisdam dan Pengeringan (bila diperlukan) a. Pekerjaan kisdam dan pengeringan adalah merupakan pekerjaan bantu untuk memungkinkan memperlancar pelaksanaan pekerjaan agar bebas dari gangguan genangan air b. Pekerjaan tersebut berhubungan dengan penggalian pondasi, timbunan kembali dan pasangan batu kali yang dibawah muka air. c. Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan kisdam dan fasilitas pemompaan air/ pengeringan untuk mengisolir lokasi bagian pekerjaan yang diperlukan. d. Penentuan Tipe Kisdam : Penyedia jasa akan memilih tipe kisdam yang dianggap cocok dan menjamin kelancaran pekerjaan waktu pelaksanaan dan keefektifannya melindungi pekerjaan selama pelaksanaannya. Penyedia jasa harus menyiapkan/membuat gambar detail dan spesifikasi pekerjaan kisdam dan harus disetujui direksi. Demikian juga jumlah dan kapasitas pompa air yang harus dipersiapkan secukupnya. e. Pelaksanaan Kisdam dan Pengeringan Kisdam dengan tipe yang sudah disetujui direksi harus sudah dibuat sebelum memulai penggalian pondasi kali, lining atau pekerjaan lain yang memerlukan. dibuat sedemikian rupa sehingga kebocoran air sedikit mungkin dan menjamin keamanan pekerjaanya. Kisdam bisa dibuat secara bertahap, panjang tiap tahap disesuaikan dengan waktu pengeringan serta kapasitas dan jumlah pompa air. Apabila pekerjaan ternyata tidak sesuai dengan fungsi yang dikehendaki walaupun sebelumnya sudah disetujui maka direksi berhak untuk memerintahkan menambah atau mengurangi dengan konstruksi atau bahan lain yang lebih sesuai. Setelah pekerjaan pasangan selesai, semua kisdam harus sudah dibongkar/ dibersihkan dan tidak berada lagi pada lokasi pekerjaan dan pembongkaran/ pembersihan yang dilakukan harus mendapat persetujuan Direksi.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
25
Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran 1.3.2 Papan nama kegiatan Buah 1.3.4 Direksi keet, gudang / bedeng pekerja Meter Persegi 1.3.5 Foto Kegiatan / Proyek Lembar 1.3.11 Pengukuran dan pemasangan bouwplank Meter panjang 1.3.12 Pekerjaan Kisdam dan Dewatering J am Spesifikasi Teknis / TA 2013
26
DIVISI II PEKERJAAN DRAINASE SEKSI 2.1 PEKERJAAN BONGKARAN
2.1.1 Umum 1. Uraian a. Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, baik keseluruhan ataupun sebagian dan pembuangan, jembatan lama, gorong-gorong, saluran, tembok kepala turap, bangunan dan struktur lain yang dibongkar sehingga memungkinkan pembangunan atau perluasan atau perbaiakan struktur yang mempunyai fungsi yang sama seperti struktur yang lama (atau bagian dari struktur ) yang akan dibongkar. b. Pekerjaan harus juga meliputi pembuangan bahan ketempat yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan yang meliputi baik pembuangan atau pengamanan, penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan atas bahan yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. c. Pembongkaran pada pekerjaan saluran perkotaan meliputi : Bongkaran batu kali tebal <50 Bongkar beton tulang (tebal 15 cm) Bongkar hotmix (tebal 5 cm) dengan peralatan Bongkar bingkai beton Bongkar konblok bongkar flor bongkar pasangan batu bata d. Pengajuan Kesiapan Kerja Seluruh bahan bongkaran yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan untuk diamankan harus segera diukur segera setelah pekerjaan pembongkaran dan suatu catatan tertulis yang memberikan data lokasi semula, sifat, kondisi dan kuantitas bahan harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan. e. Kewajiban Kontraktor untuk Mengamankan Bahan dan Struktur Lama Bilamana pelebaran, perpanjangan atau peningkatan lain terhadap jembatan atau gorong-gorong/saluran memerlukan pembongkaran lantai, gelagar, tembok kepala atau bagian struktur lainnya, penbongkaran semacam ini harus dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan pada bagian struktur yang akan dipertahankan, setiap kerusakan atau kehilangan, bagian yang diamankan atau dilepas sementara, atau setiap kerusakan pada bagian strktur yang akan dipertahankan akibat kelalaian kontraktor, harus diperbaiki kembali atas biaya kontraktor. Spesifikasi Teknis / TA 2013
27
f. Pengaturan Pembuangan Sisa Bahan Bangunan Kontraktor harus melakukan seluruh pengaturan yang diperlakukan dengan pemilik tanah dan menanggung semua biaya untuk memperoleh lokasi yang sesuai untuk pembuangan akhir sisa bahan bangunan dan penyimpanan sementara untuk bahan yang diamankan. g. Pengaturan Lalu Lintas J embatan, duiker, gorong-gorong/saluran dan struktur lain yang digunakan oleh lalu lintas tidak boleh dibongkar sampai pengaturan untuk memperlancar arus lalu lintas dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan. 2. Prosedur Pembongkaran a. Duiker dan saluran beton bertulang bila disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan untuk diamankan, harus dilepas dengan hati-hati tanpa menimbulkan kerusakan. b. Pembonkaran struktur terkecuali diperintahkan lain, bangunan dari struktur lama sampai dasar saluran dan bagian yang tidak terletak pada saluran harus dibongkar paling sedikit 30 cm dibawah permukaan aslinya. Bilamana bagian struktur lama semacam ini terletak seluruhnya atau sebagian dalam batasan- batasan untuk struktur baru, maka bagian tersebut harus dibongkar seperlunya untuk memudahkan pembangunan struktur yang diusulkan dan setiap lubang atau rongga harus ditimbun kembali dan dipadatkan sampai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. 3. Pembuangan Bahan Bongkaran a. Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik pemilik yang sah sebelum pekerjaan pembongkaran dilakukan. Tidak adabahan bongkaran yang akan menjadi milik kontraktor. b. Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Pekerjaan c. Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan, semua beton bongkar yang ukuran bahannya cocok untuk pasangan batu kosong dan tidak diperlukan untuk digunakan dalam proyek, harus ditumpuk pada lokasi yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan. d. Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau diamankan dapat dibakar atau dikubur atau dibuang seperti yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. 4. Pengukuran dan Pembayaran a. Kuantitas yang dihitung untuk pembongkaran untuk semua jenis bahan harus berdasarkan jumlah aktual dari hasil pembongkaran dalam meter panjang termasuk ke dalam pemasangan saluran pabrikasi/batu belah, kecuali untuk pembongkaran bangunan gedung, pembongkaran rangka baja, pembongkaran lantai jembatan kayu, pembongkaran jembatan kayu dalam meter persegi. Untuk pengangkutan hasil bongkaran ke tempat penyimpanan atau pembuangan yang sudah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Spesifikasi Teknis / TA 2013
28
b. Pekerjaan diukur seperti ditentukan di atas harus dibayar berdasarkan Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pembuangan atau pengamanan, penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan, untuk semua pekerja, peralatan, perkakas, dan semua pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti disyaratkan dalam bab ini.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
29
SEKSI 2.2 PEKERJAAN TANAH
2.2.1 Pekerjaan Galian Tanah 1. Uraian a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan atau penumpukan dari tanah atau batuan atau bahan-bahan lainnya dari badan jalan atau yang berdekatan yang diperlukan untuk pelaksanaan yang memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini. b. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembangunan saluran air/selokan, untuk Pembentukan parit, Pemasangan J aringan pipa, gorong-gorong atau struktur kecil lainnya. c. Galian akan ditentukan sebagai salah satu galian umum atau galian berbatu. 1. Galian biasa terdiri dari semua galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian baru 2. Galian batu akan terdiri dari galian batu bulat besar yang mempunyai volume 1 m 2 atau lebih besar dari semua batuan atau bahan-bahan keras lainnya yang dalam pendapat Direksi adalah kurang praktis. Untuk menggali tanpa menggunakan alat bertekanan udara. Pada umumnya peledakan tidak akan diperkenankan. Galian ini tidak termasuk bahan-bahan yang menurut Direksi dapat dilonggarkan/dilepaskan dengan suatu mesin penggaruk hidrolik tunggal yang ditarik oleh sebuah traktor dengan berat minimal 15 ton dan tenaga kuda netto sebesar 180 HP. 2. Pengajuan dan Pencatatan a. Untuk setiap pekerjaan galian yang akan dibayar menurut Bab ini maka penyedia jasa harus mengajukan pada Direksi sebelum memulai pekerjaan, yaitu gambar penampang memanjang yang menunjukan tanah dasar yang ada sebelum pekerjaan pembersihan dan pembongkaran telah dilaksanakan. b. Penyedia jasa harus mengajukan pada direksi gambar kerja terinci dari semua struktur sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk dipergunakan seperti skor, turap, Cofferdam, saluran sementara dan harus memperoleh persetujuan Direksi sebelum pelaksanaan pekerjaan penggalian yang dimaksudkan, yang akan dilindungi oleh struktur yang diusulkan. c. Setelah setiap penggalian untuk tanah diselesaikan maka penyedia jasa harus memberitahukan kepada direksi. tidak ada bahan-bahan landasan atau bahan lainnya yang akan dipasang sampai Direksi telah menyetujui keadaan galian dan sifat serta kekuatan bahan-bahan pondasi. 3. Keamanan Pekerjaan Galian a. Penyedia J asa harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin keselamatan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan galian dan masyarakat umum. Spesifikasi Teknis / TA 2013
30
b. Selama pekerjaan galian, harus mempertahankan lereng galian sementara yang mantap dan mampu menunjang pekerjaan yang berdampingan, struktur atau mesin akan diawasi setiap waktu. Skor dan turap yang memadai harus dipasang bila permukaan galian yang menunjang struktur yang berdampingan menjadi kurang stabil atau rusak oleh pekerjaan galian. c. Alat-alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud lain tidak akan diperkenankan untuk berada atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 m dari tepi parit terbuka atau galian yang menunjang struktur yang berdampingan menjadi kurang stabil atau rusak oleh pekerjaan galian. d. Cofferdam, tembok ujung atau sarana lain untuk menghindari air dari galian harus direncanakan secara layak dan cukup kuat untuk menjamin tidak akan terjadi runtuhan secara tiba-tiba, dan mampu menghindari banjir yang datang cepat pada tempat pekerjaan. e. Pada setiap saat sewaktu para pekerja atau lainnya berada di dalam galian dan mengharuskan kepala mereka di bawah permukaan tanah sekitarnya, maka Penyedia J asa harus menempatkan seorang pengawas keamanan di tempat kerja yang tugasnya hanya memonitor keamanan dan kemajuan. Setiap saat peralatan galian yang tidak digunakan (cadangan) dan perlengkapan pertolongan pertama (P3K) harus tersedia pada tempat pekerjaan galian. f. Semua galian terbuka harus dibuat penghalang/polic line untuk mencegah orang atau sesuatu secara tidak sengaja terjatuh kedalamannya dan setiap galian terbuka pada jalur lambat atau bahu jalan akan diberi tanda tambahan pada malam hari dengan drum yang dicat dengan warna Putih (atau yang sama) dan merah atau cahaya kuning untuk kepuasan Direksi. 4. Penjadualan Kerja a. Luas setiap galian yang dibuka dalam setiap operasi sesuai dengan pemeliharaan permukaan yang digali pada suatu kondisi yang baik, dengan membersihkan pengaruh dari pengeringan, peredaman oleh air hujan dan gangguan oleh operasi pekerjaan berikutnya. b. Pembuatan parit atau penggalian lainnya yang melintasi jalan kendaraan harus dilaksanakan dengan menggunakan konstruksi setengah lebar jalur kendaraan sehingga jalan tetap terbuka bagi lalu lintas sepanjang waktu. J ika lalu lintas pada jalur harus dihentikan karena pekerjaan, maka Penyedia J asa harus memperoleh persetujuan J adual sebelumnya untuk gangguan tersebut dari instansi yang bersangkutan maupun dari Direksi. 5. Kondisi Tempat Kerja Semua galian harus dipelihara agar bebas dari air, dan Penyedia J asa harus menyediakan semua bahan-bahan yang diperlukan peralatan dan tenaga kerja untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung serta cofferdam. Setiap saat, pompa harus disiapkan pada tempat kerja untuk menjamin tidak ada gangguan dalam kontinuitas prosedur pengeringan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
31
6. Perbaikan Pekerjaan yang Kurang Memuaskan Pekerjaan galian yang tidak memenuhi criteria dalam gambar rencana dan ketentuan di atas harus diperbaiki oleh Penyedia J asa sebagai berikut : a. Bahan-bahan yang berlebihan harus dibuang dengan galian selanjutnya. b. Daerah yang telah digali secara berlebihan, atau daerah yang retak berlebihan atau longsor harus diurug kembali dengan timbunan bahan-bahan pilihan atau agregat lapis pondasi sebagaimana ditentukan oleh Direksi. 7. Utilitas a. Penyedia J asa harus bertanggung jawab untuk memperoleh setiap informasi yang ada tentang keberadaan serta lokasi bangunan utilitas di bawah tanah dan untuk memperoleh serta membayar setiap perizinan yang diperlukan atau pemberian hak lainnya untuk melaksanakan galian yang disyaratkan dalam kontrak. b. Penyedia J asa harus bertanggung jawab untuk memelihara dan perlindungan setiap saluran pipa di bawah tanah yang masih berfungsi, kabel, pipa penyalur atau lainnya di atas tanah dan jalur-jalur Pelayanan atau struktur cabang yang mungkin ditemukan dan untuk memperbaiki setiap kerusakan yang disebabkan oleh pekerjaanya. c. Apabila terjadi Kerusakan terhadap utilitas pada saat pekerjaan galian, maka segala Perbaikan dan resiko yang ditimbulkannya menjadi tanggung jawab penyedia jasa. 8. Royalti Untuk Bahan-bahan Galian. Bila timbul dengan bahan-bahan pilihan atau aggregate lapis pondasi atau aggregate aspal atau beton atau bahan-bahan lainnya yang diperoleh dari galian bahan-bahan tambahan diluar lokasi kegiatan, maka Penyedia jasa harus membuat semua pengaturan yang diperlukan dan pembayaran biaya serta royalti pada pemilik tanah dan penguasa yang berwewenang untuk izin menggali dan mengangkut bahan-bahan tersebut. 9. Penggunaan dan Pembuangan Bahan-bahan Galian a. Semua bahan-bahan yang sesuai dengan yang digali dalam batas-batas kegiatan, bilamana memungkinkan, harus digunakan dengan cara yang paling efektif untuk timbunan atau urugan kembali b. Bahan-bahan galian yang mengandung tanah organik tinggi, tanah gambut, sejumlah besar akar, atau bahan-bahan timbunan lainnya atau tanah kompresibel yang menurut pendapat Direksi akan mencegah pemadatan bahan- bahan yang dihampar di atasnya atau menyebabkan penurunan atau kegagalan yang tidak diinginkan, harus digolongkan sebagai yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan-bahan timbunan dalam pekerjaan permanen. c. Setiap bahan-bahan galian yang berlebihan untuk kebutuhan timbunan atau bahan-bahan yang tidak disetujui oleh Direksi sebagai bahan-bahan timbunan yang sesuai harus dibuang keluar dari daerah pekerjaan. Spesifikasi Teknis / TA 2013
32
d. Penyedia J asa harus bertanggung jawab untuk semua pengaturan dan biaya untuk pembangunan bahan-bahan yang berlebihan atau tidak memenuhi syarat, termasuk penanganan ke dumping site yang ditentukan oleh Direksi. 10. Pemulihan tempat Kerja dan Pembuangan Pekerjaan Sementara a. Semua struktur sementara seperti cofferdam atau skor dan turap harus dibongkar oleh Penyedia J asa setelah penyelesaian struktur permanen atau pekerjaan lainnya untuk mana galian telah dilakukan, kecuali sebaliknya diarahkan oleh Direksi. Pembongkaran harus dikerjakan dengan cara yang sedemikian rupa hingga tidak mengganggu atau merusak struktur atau formasi yang telah selesai. b. Bahan-bahan yang diperoleh kembali dari pekerjaan sementara tersebut tetap menjadi milik Penyedia J asa dan jika disetujui oleh Direksi, dimasukkan kedalam pekerjaan permanen dan dibayar menurut jenis pembayaran yang dimasukan dalam J adual penawaran. c. Bahan-bahan galian tidak boleh di tempatkan dalam suatu saluran air tetapi harus segera dibuang. d. Lokasi pembuangan bahan galian adalah satu lokasi di luar lokasi pekerjaan yang ditentukan bersama antara penyedia jasa dan Pengguna Anggaran Satuan Kerja. e. Semua lubang galian tambahan, tempat galian batu atau daerah sisa galian yang digunakan oleh Penyedia J asa harus ditinggalkan yang rapi dan teratur dengan sisi dan lereng yang mantap. 11. Prosedur Penggalian a. Umum 1. Galian harus dilaksanakan sampai kelandaian, garis dan ketinggian yang ditentukan dalam gambar atau diperintahkan oleh Direksi dan harus meliputi pembuangan semua bahan-bahan yang ditemukan, termasuk tanah, batuan, batu bata, batu beton, pasangan batu dan bahan-bahan perkerasan jalan lama. 2. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan-bahan di bawah dan di luar batas galian. 3. Bila bahan-bahan yang tak terlindungi pada garis pembentukan atau tanah dasar atau permukaan pondasi adalah bahan-bahan lepas atau lunak atau berlumpur atau tidak memenuhi syarat menurut pendapat Direksi maka bahan-bahan tersebut harus dipadatkan secara menyeluruh atau sama sekali dikeluarkan untuk dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat sebagaimana diarahkan oleh Direksi. 4. Dimana batuan, lapisan keras atau bahan-bahan keras lainnya ditemukan pada jalur selokan atau pada ketinggian tanah dasar untuk perkerasan dan bahu jalan atau dasar parit pipa atau galian pondasi struktur maka bahan-bahan tersebut harus digali 150 mm lebih dalam sampai suatu permukaan yang rata halus dan mantap. Tidak boleh ada Spesifikasi Teknis / TA 2013
33
tonjolan batuan ditinggalkan dari permukaan yang terbuka dan semua pecahan batu yang berdiameter lebih besar dari 150 mm harus dibuang. Profil galian yang ditentukan harus dicapai dengan penimbunan material yang dipadatkan dan disetujui oleh Direksi. 5. Galian batuan harus dilaksanakan sehingga sisi galian harus ditinggalkan pada suatu kondisi yang aman dan sedapat mungkin serta praktis. Batuan lepas atau menggantung yang dapat menjadi tidak stabil atau merupakan suatu bahaya lainnya terhadap orang harus dibuang. Baik terjadi pada galian batuan baru maupun lama. b. Galian pada Tanah Dasar Perkerasan dan Bahu J alan, Pembentukan Berm, Selokan dan Talud 1. Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine dalam Meter Kubik 2. Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine dalam Meter Kubik 3. Biaya Tambahan untuk Pengangkutan Bahan Hasil Galian dengan J arak melebihi 5 km dari pengangkuatan yang telah ditentukan untuk area kerja lokasi J akarta Utara Meter Kubik per Kilometer. c. Galian Untuk Struktur dan Gorong-Gorong 1. Galian untuk parit dan pipa, gorong-gorong kecil dan saluran beton pasangan batu atau pasangan batu adukan encer harus cukup ukurannya untuk memungkinkan pemasangan yang layak dari bahan-bahan tersebut. 2. Skor, turap dan cofferdam atau tindakan lainnya untuk mengeluarkan air harus dipasang untuk memberikan ruang gerak yang cukup untuk pelaksanaan dan pemeriksaan kerangka acuan dan untuk memungkinkan pemompaan dari tepi luar acuan. Cofferdam atau skor yang bergerser atau yang bergerak secara lateral selama pekerjaan galian harus dibetulkan atau diperbesar untuk memperoleh ruang bebas yang diperlukan dalam pelaksanaan. 3. Setiap pemompaan dari galian harus dikerjakan dengan cara yang sedemikian rupa untuk menghindari kemungkinan setiap bagian bahan- bahan konstruksi yang baru ditempatkan dapat terbawa ke luar. Setiap pemompaan yang diperlukan selama penempatan beton atau untuk suatu perioda sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus dikerjakan dari suatu bak yang cocok terletak di luar acuan beton dan air dipompa kedalam sistem drainase yang telah ditetapkan. d. Galian Untuk Bahan-bahan Galian Tambahan 1. Lubang galian tambahan harus digali sesuai dengan ketentuan dari spesifikasi ini. 2. Persetujuan untuk membuka suatu daerah dengan galian tambahan baru atau untuk mengoperasikan yang sudah ada harus diperoleh dari Direksi secara tertulis sebelum setiap operasi galian tambahan dimulai. Spesifikasi Teknis / TA 2013
34
3. Lubang galian akan dilarang atau dibatasi dimana semuanya itu dapat mengganggu drainase alam atau yang direncanakan. 4. Lubang galian harus diratakan dan diberi drainase sedemikian rupa untuk mengalirkan semua air permukaan ke gorong-gorong drainase tanpa ada genangan. 5. Tepi suatu lubang galian tambahan tidak boleh lebih dari 2 meter dari kaki suatu timbunan atau 10 meter dari puncak galian. 12. Pengukuran Dan Pembayaran a. Galian yang Tidak Diukur untuk Pembayaran Beberapa kategori pekerjaan galian dalam Kontrak tidak akan diukur dan dibayar menurut Seksi ini, pekerjaan tersebut dipandang telah dimasukkan ke dalam harga penawaran untuk berbagai macam bahan konstruksi yang dihampar di atas galian akhir, seperti pasangan batu (stone masonry) dan gorong-gorong pipa. J enis galian yang secara spesifik tidak dimasukkan untuk pengukuran dalam Seksi ini adalah: 1) Galian di luar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang melintang yang disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran kecuali bilamana: i) Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak memenuhi syarat seperti yang disyaratkan dalam speksifikasi di atas, atau untuk membuang batu atau bahan keras lainnya seperti yang disyaratkan speksifikasi di atas; ii) Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng yang sebelumnya telah diterima oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis asalkan tindakan atau metode kerja Penyedia Jasa yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini tidak memberikan kontribusi yang penting terhadap kelongsoran tersebut. 2) Pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air, kecuali untuk galian batu, tidak akan diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Pengukuran dan Pembayaran harus dilaksanakan menurut Spesifikasi ini. 3) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk pemasangan gorong-gorong pipa, tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi dari pekerjaan ini dipandang telah dimasukkan ke dalam berbagai harga satuan penawaran untuk masing-masing bahan tersebut, sesuai dengan Spesifikasi ini. 4) Pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam pengembalian kondisi (reinstatement) perkerasan lama tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan ini telah dimasukkan dalam berbagai harga satuan penawaran yang untuk masing-masing bahan yang digunakan pada operasi pengembalian kondisi sesuai Spesifikasi ini. 5) Galian untuk pengembalian kondisi bahu jalan dan pekerjaan minor lainnya, kecuali untuk galian batu, tidak akan dibayar menurut Seksi ini. Pengukuran dan pembayaran akan dilaksanakan sesuai Spesifikasi ini. Spesifikasi Teknis / TA 2013
35
6) Galian yang diperlukan untuk operasi pekerjaan pemeliharaan rutin tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan ini telah termasuk dalam harga penawaran dalam lump sum untuk berbagai operasi pemeliharaan rutin yang tercakup dalam Spesifikasi ini. 7) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi dari sumber bahan (borrow pits) atau sumber lainnya di luar batas-batas daerah kerja tidak boleh diukur untuk pembayaran, biaya pekerjaan ini dipandang telah dimasukkan dalam harga satuan penawaran untuk timbunan atau bahan perkerasan. 8) Pekerjaan galian dan pembuangan yang diuraikan dalam speksifikasi selain untuk tanah, batu, perkerasan berbutir, tanah organik dan bahan perkerasan, kompensasi untuk pekerjaan ini telah dimasukkan dalam berbagai harga satuan penawaran yang untuk masing-masing operasi pembongkaran struktur lama sesuai dengan Spesifikasi ini. 9) Pekerjaan galian untuk pembuatan gigi bertangga untuk landasan suatu timbunan atau untuk penyiapan saluran-saluran untuk penimbunan, yang dilaksanakan sesuai dengan speksifikasi, tidak boleh diukur untuk pembayaran, biaya untuk pekerjaan ini telah dianggap termasuk dalam harga satuan penawaran. b. Pengukuran Galian untuk Pembayaran 1) Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran sebagai pembayaran dalam meter kubik bahan yang dipindahkan. Faktor penyesuaian berikut ini harus digunakan untuk menghitung kuantitas setara untuk timbunan: Dasar perhitungan kuantitas galian ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi yang disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan penampang melintang pekerjaan secara umum dengan jarak tidak lebih dari 25 meter atau dengan jarak 50 meter untuk medan yang datar. 2) Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Penyedia Jasa sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan terjadi semata-mata hanya untuk kenyamanan Penyedia Jasa dengan exploitasi sumber bahan (borrow pits) tidak akan dibayar. 3) Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh bidang-bidang sebagai berikut: Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya. Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi. Spesifikasi Teknis / TA 2013
36
Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi. Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab- sebab lain. 4) Pekerjaan galian perkerasan beraspal yang tidak termasuk dalam speksifikasi Pengembalian Kondisi (Reinstatement) Perkerasan Lama, harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang digali dan dibuang. 5) Galian bahan perkerasan berbutir, tanah organik, tanah lunak, tanah ekspansif, tanah yang tak dikehendaki, tanah tergumpal dan tanah dengan daya dukung sedang, jika tidak disebutkan lain dalam pasal-pasal yang sebelumnya, harus diukur untuk pembayaran sebagai Galian Biasa. c. Dasar Pembayaran Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar sesuai pekerjaan pemasangan saluran beton pracetak pabrikasi / batu belah dalam meter panjang menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam analisa Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.
2.2.2 Pekerjaan Timbunan 1. Uraian b. Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan dan pemadatan tanah atau bahan-bahan butiran yang disetujui untuk pembuangan timbunan untuk struktur dan untuk penimbunan pada umumnya sebagaimana diperlukan untuk pembentukan tempat ketinggian dari penampang melintang yang ditentukan atau disetujui. c. Timbunan yang tercakup oleh ketentuan dari bab ini akan dibagi dalam dua jenis yaitu timbunan biasa dan timbunan dengan bahan-bahan terpilih. Timbunan dengan bahan-bahan terpilih akan digunakan seperti yang tertera dalam gambar dan/atau ditentukan oleh Direksi. termasuk rencana reklamasi lahan yang akan dijelaskan lebih detil pada bab berikutnya. d. Pekerjaan ini tidak termasuk bahan-bahan timbunan yang ditempatkan sebagai alas untuk pipa atau saluran beton, juga tidak untuk bahan-bahan drainase porous yang ditempatkan untuk drainase di bawah permukaan atau untuk mencegah penggerusan butir-butir halus tanah dengan penyaringan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
37
2. Standar Rujukan Penyedia J asa harus menyelesaikan semua pengujian di bawah pengawasan Konsultan dan harus mengajukan laporan dalam waktu 1 (satu) minggu setelah masing-masing pengujian dilaksanakan. Pengujian mencakup: Analisa Saringan : AASHTO T 88 78 Pemadatan Lapangan : AASHTO T 99 74 Penepatan Batas Cair Tanah : AASHTO T 89 68 Penetapan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah : AASHTO T 90 70 CBR : AASHTO T 193 72 Water Content : ASTM D 2216 3. Pengujian a. Penyedia J asa harus mengajukannya pada Direksi sebelum suatu persetujuan untuk memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Direksi Beberapa hal sebagai berikut: Gambar penampang melintang terinci yang menunjukan permukaan yang dipersiapkan dimana timbunan akan ditempatkan. Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan pemadatan yang memadai dari permukaan yang dipersiapkan di mana timbunan itu akan ditempatkan bila diperlukan diperlukan di dalam Spesifikasi di bawah b. Penyedia J asa harus mengajukannya kepada Direksi sekurang-kurangnya 14 hari sebelum sebelum tanggal yang diusulkan dari penggunaan yang pertama dari setiap bahan-bahan yang diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan : Dua contoh masing-masing sebesar 50 kg dari bahan-bahan, salah satu akan disimpan oleh Direksi untuk Rujukan selama masa kontrak. Suatu pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan yang diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan bersama dengan data pengujian laboraturium yang membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Spesifikasi. c. Penyedia J asa harus mengajukan yang berikutnya secara tertulis kepada Direksi segera setelah penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum setiap persetujuan diberikan untuk penempatan bahan-bahan lain di atas timbunan : Hasil pengujian kepadatan sebagaimana ditentukan dalam Spesifikasi Hasil Pengujian pengukuran permukaan dan data pengukuran yang membuktikan bahwa permukaan berada dalam toleransi yang ditentukan dalam Spesifikasi Spesifikasi Teknis / TA 2013
38
4. Kondisi Tempat Kerja a. Penyedia J asa harus menjamin bahwa lokasi area pekerjaan selalu kering sebelum dan selama pekerjaan penempatan dan pemadatan, bahwa timbunan selama pembangunan harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang drainase dari aliran air hujan dan bahwa pekerjaan yang diselesaikan mempunyai drainase yang baik. Air dari tempat kerja harus dikeluarkan melalui sistem drainase permanen. Cara yang layak untuk menjebak lumpur harus disediakan pada sistem drainase sementara yang dialirkan ke dalam sistem drainase permanen. b. Penyedia J asa harus memelihara tempat area kerja suatu pekerjaan air yang cukup untuk Pengendalian kelembaban timbunan selama operasi penempatan dan pemadatan. 5. Perbaikan Pekerjaan Yang Kurang Memuaskan a. Timbunan air yang tidak sesuai dengan penampang melintang yang ditentukan atau disetujui, harus diperbaiki dengan menggaruk permukaan tersebut dan membuang atau menambah bahan-bahan sebagaimana diperlukan, disusul dengan pembentukan dan pemadatan kembali. b. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam batas kadar air yang ditentukan didalam Spesifikasi atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi harus dikoreksi dengan menggaru bahan-bahan disusul dengan penyiraman dengan jumlah air yang cukup dan mencampur secara keseluruhan dengan sebuah mesin perata (grader) atau peralatan lain yang disetujui. c. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti batas kadar air yang ditetapkan didalam standart rujukan atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi, harus diperbaiki dengan menggaru bahan-bahan disusul dengan pengerjaan dengan mesin perata bertulang-ulang atau peralatan lainnya yang disetujui dengan selang istirahat antara pekerjaan, dibawah kondisi cuaca kering. d. Kalau tidak atau bila pengeringan yang cukup tak dapat dicapai dengan pengerjaan dan membiarkan bahan-bahan terlepas, maka Direksi dapat memerintahkan agar bahan-bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan bahan-bahan kering yang memadai. e. Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya setelah dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada umumnya tak akan memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan- bahan dan perataan permukaan masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi ini. f. Penyedia J asa harus bertanggung jawab terhadap kestabilan semua pekerjaan timbunan yang sudah selesai. Penyedia J asa harus mengganti dengan biayanya sendiri terhadap pekerjaan yang rusak atau salah penempatan menurut pendapat Direksi atas kecerobohan atau kelalaian atas pekerjaanya. Sebagaimanapun, Penyedia J asa tidak dituntut atas perusakan yang timbul akibat badai dan bencana alam atau pergeseran bumi yang tak dapat dihindari disebabkan oleh alam dimana pekerjaan tersebut ditempatkan, pekerjaan Spesifikasi Teknis / TA 2013
39
yang telah selesai yang diterima secara tertulis oleh Direksi dalam keadaan yang baik dan lengkap. 6. Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh Pengujian kepadatan atau lainnya harus ditimbun kembali oleh Penyedia J asa tanpa penundaan dan dipadatkan sampai persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan dari spesifikasi. 7. Pembatasan Cuaca Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan turun, dan tidak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau sebaliknya bila kadar air bahan-bahan berada di luar batas yang ditentukan dalam Spesifikasi. 8. Royalti Bahan-bahan Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah kegiatan, Penyedia J asa harus membuat semua pengaturan yang diperlukan dan membayar semua biaya dan royalti kepada pemilik tanah dan Pejabat sebelum mengeluarkan bahan- bahan. 9. Bahan-bahan a. Timbunan Biasa Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari tanah atau bahan-bahan batuan yang digali disetujui oleh Direksi sebagai bahan- bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan permanen sebagaimana diuraikan di bawah ini : 1. Bahan-bahan tidak termasuk tanah liat yang diklasifikasikan sebagai A-7- 6 oleh AASHTO M 145 atau CH pada Unifed or Cassagrade Soil Classification System. Dimana penggunaan tanah-tanah plastis berkadar tinggi tidak dapat dihindari secara layak, maka bahan-bahan tersebut hanya akan digunakan dibagian dasar timbunan atau dalam urugan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tidak ada tanah plastis berkadar tinggi yang akan digunakan sama pada lapisan bahan-bahan 300 mm di bawah setiap tanah dasar perkerasan atau bahu jalan. 2. Tanah yang mempunyai sifat mengembang (meretak) sangat tinggi yang mempunyai suatu nilai aktifitas lebih besar daripada 1,25 atau satu Tingkat pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan- bahan timbunan. Nilai aktifitas harus diukur sebagai indeks plastisitas (PI) (AASHTO T 80) persentase ukuran tanah liat (AASHTO T 86). 3. Bahan-bahan batuan tidak boleh digunakan sebagai bahan-bahan timbunan di sekeliling pipa juga tidak pada lapisan 300 mm langsung di bawah tanah dasar perkerasan atau bahu jalan, dan tidak ada batu dengan suatu ukuran yang melebihi 100 mm kan termasuk dalam timbunan yang demikian. Spesifikasi Teknis / TA 2013
40
b. Timbunan dengan Bahan-bahan terpilih 1. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri dari bahan-bahan tanah atau batuan yang memenuhi semua persyaratan bahan di atas untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat tertentu lainnya yang disyaratkan, tergantung pada penggunaan yang dimaksudkan sebagaimana diarahkan atau disetujui oleh Direksi. Dalam semua hal, maka semua timbunan dengan bahan-bahan terpilih, bila diuji sesuai dengan AASHTO T 193 harus mempunyai suatu Nilai CBR minimum 3% dan sekurang-kurangnya 100% kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai dengan AASHTO T 99. 2. Bila digunakan dalam suatu situasi pemadatan dengan kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindari, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri dari pasir atau kerikil atau bahan-bahan butiran bersih lainnya dengan suatu Indeks Plastisitas masksimum 6%. 3. Bila digunakan pekerjaan stabilitas timbunan atau lereng dalam situasi lainnya di mana kekuatan geser adalah penting, tetapi berlaku kondisi pemadatan normal, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih dapat merupakan timbunan batuan atau kerikil berlempung yang bergradasi baik atau tanah liat berpasir atau tanah liat yang memiliki plastisitas rendah. J enis bahan-bahan yang dipilih dan disetujui oleh Direksi akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun atau pada tekanan tanah yang harus dipikul. 10. Penempatan dan Pemadatan Timbunan a. Persiapan Tempat Kerja 1. Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua operasi pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang tertinggal pada waktu pembongkaran akar pohon, harus telah diselesaikan dan bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Semua areal telah harus diratakan dengan baik sebelum penimbunan dimulai. 2. Dimana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka daerah pondasi timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh (termasuk penggaruan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai lapisan atas 150 mm dari tanah memenuhi persyaratan kepadatan yang ditentukan untuk timbunan yang akan ditempatkan di atasnya. 3. Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas di tepi bukti atau ditempatkan pada timbunan yang ada, maka lereng-lereng yang ada harus dipotong untuk membentuk terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk menampung peralatan pemadat sewaktu timbunan ditempatkan dalam lapisan horizontal. b. Penempatan Timbunan 1. Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi ketebalan lapisan yang diberikan dalam gambar kontrak. Dimana lebih dari satu lapisan Spesifikasi Teknis / TA 2013
41
yang akan ditempatkan maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama tebalnya. 2. Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan tanah timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu lainnya hanya dengan izin tertulis dari Direksi. 3. Dalam penempatan timbunan di atas atau selimut pasir atau bahan-bahan drainase porous lainnya maka harus diperhatikan untuk menghindari pencampuran adukan dari kedua bahan-bahan tersebut. Dalam hal pembentukan drainase vertikal maka suatu pemisah yang luas antara kedua bahan-bahan tersebut harus dijamin dengan menggunakan acuan sementara dari lembaran baja tipis yang secara bertahap akan ditarik suatu penempatan timbunan dan bahan drainase porous dilaksanakan. 4. Dimana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuh-tumbuhan permukaan dan harus dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang baru terikat pada timbunan yang ada hingga memuaskan Direksi. Timbunan yang diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horisontal sampai pada ketinggian tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis dan secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian permukaan jalan yang ada untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan peretakan permukaan. c. Pemadatan 1. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan layak serta disetujui oleh Direksi sampai suatu kepadatan yang memenuhi persyaratan yang ditentukan. 2. Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan- bahan berada dalam batas antara 3% kurang daripada kadar air optimum sampai 1% lebih daripada kadar air optimum. Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai kadar air dimana kepadatan kering maksimum diperoleh bila tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T 99. 3. Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah sumbu dengan suatu cara sehingga setiap bagian menerima jumlah pemadatan yang sama. Apabila lalu lintas alat konstruksi harus dilewatkan di atas pekerjaan timbunan, maka jalur yang digunakan dirubah secara terus menerus untuk menyebarkan pengaruh pemadatan. 4. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dipakai/dimasuki oleh alat pemadat yang biasa, harus ditempatkan pada lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas tidak lebih 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical tamper) yang disetujui oleh Direksi. Perhatian khusus harus diberikan guna menjamin pemadatan yang memuaskan di bawah dan di tepi untuk menghindari rongga-rongga.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
42
11. Jaminan Kualitas a. Pengawasan Kualitas Bahan 1. J umlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diperintah oleh Direksi, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan yang ditentukan dalam pasal 6.2.2 sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili sumber bahan-bahan yang diajukan, yang terpilih untuk serangkaian kualitas bahan-bahan yang akan diperoleh dari sumber tersebut. 2. Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang diajukan, maka pengujian kualitas bahan-bahan tersebut diulangi lagi atas kebijaksanaan Direksi, dalam hal mengenai perubahan yang diamati pada bahan-bahan tersebut atau pada sumbernya. 3. Suatu program rutin pengujian Pengawasan mutu bahan-bahan harus dilaksanakan untuk mengendalikan keanekaragaman bahan yang dibawah ke tempat kegiatan. J angkauan pengujian tersebut harus sebagaimana diarahkan oleh Direksi tetapi untuk setiap 1000 m 3 timbunan yang harus diperoleh dari setiap sumber sekurang-kurangnya satu penentuan aktivitas sebagaimana ditentukan dalam Sub Bab 6.2.2 harus dilaksanakan. b. Persyaratan Pemadatan Untuk Timbunan Tanah 1. Lapisan timbunan yang lebih dari 300 mm di bawah ketinggian tanah dasar harus dipadatkan sampai 95% dari standar maksimum kepadatan kering yang ditentukan sesuai AASHTO T 99. 2. Lapisan timbunan 300 mm atau kurang di bawah ketinggian tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% dari kepadatan kering yang ditentukan AASHTO T 99. 3. Bahan timbunan pada daerah Peningkatan kegiatan (daerah lansekap) harus dipadatkan menjadi 80% kepadatan kering maksimum sesuai dengan AASHTO T 99. 4. Pengujian kepadatan harus dibuat pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan sesuai dengan AASHTO T 191. Pengujian harus dibuat sampai kedalaman lapisan sepenuhnya pada lokasi oleh Direksi. Untuk urugan di sekeliling struktur atau pada parit, gorong-gorong sekurang-kurangnya satu pengujian untuk satu lapisan urugan kembali yang ditempatkan harus dilaksanakan. Pada timbunan, sekurang-kurangnya satu pengujian harus dilaksanakan pada setiap 200 m3 timbunan yang ditempatkan.
c. Percobaan Pemadatan 1. Penyedia J asa harus bertanggung jawab untuk memilih peralatan dan metode untuk mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa Penyedia J asa tidak mampu untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan, maka pemadatan berikutnya harus menyusul. Spesifikasi Teknis / TA 2013
43
2. Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintas alat pemadat dan kadar air harus diubah-ubah sampai kepadatan yang ditentukan tercapai sehingga memuaskan Direksi. Hasil percobaan lapangan ini kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan yang disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan selanjutnya. d. Pengukuran dan Pembayaran 1. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang dipadatkan yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus didasarkan pada gambar penampang melintang yang disetujui dari profil tanah atau profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkan serta pada garis, kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir yang ditentukan dan disetujui. Metode perhitungan volume bahan-bahan harus merupakan metode luas bidang ujung rata-rata dengan menggunakan penampang melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari 25 m. 2. Batu untuk timbunan untuk pembayaran akan diukur sebagai jumlah meter kubik atau kilogram. Dimana pengukuran memakai meter kubik atau seperti yang ditentukan, volumenya akan dihitung berdasarkan ukuran kilogram, jumlah bahan-bahan akan ditimbang seperti yang dihitung memakai skala tidak kurang dari 5% berat yang mengandung kadar air berdasarkan berat kering. 3. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang, termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan sebagai akibat pekerjaan terasering atau pengikat timbunan pada lereng yang ada atau sebagai akibat penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan kedalam volume yang akan diukur untuk pembayaran kecuali dimana: a) Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang sesuai atau lunak yang digali atau untuk mengganti bahan-bahan batuan atau keras lainnya yang digali. b) Tambahan timbunan diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak memuaskan, kurang stabil atau gagal dalam hal ini Penyedia J asa tidak dianggap bertanggung jawab. c) Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dan konstruksi timbunan atau untuk mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai, tidak akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan. d) Bila bahan-bahan galian digunakan untuk timbunan maka bahan- bahan ini akan dibayar sebagai timbunan menurut bab ini. Spesifikasi Teknis / TA 2013
44
SEKSI 2.3 ADUKAN / MORTAR SEMEN
2.3.1 Umum 1. Uraian Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan dan pemasangan adukan untuk penggunaan dalam beberapa pekerjaan dan sebagai suatu perekat pada pasangan batu atau struktur lainnya sesuai dengan Spesifikasi ini.
2. Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan ini meliputi : a. Pasangan Batu Dengan Adukan / Mortar Semen b. Gorong-gorong dan Drainase Beton c. Beton d. Pasangan Batu e. Pasangan Batu Kosong dan Bronjong
3. Standar Rujukan AASHTO M45 - 89 : Aggregate for Masonry Mortar AASHTO M85 89 : Portland Cement ASTM C207 : Hydrated Lime ASTM C476 : Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry
2.3.2 Bahan Dan Campuran 1. Bahan a. Semen harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M85. b. Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45 c. Kapur tohor harus memenuhi ketentuan dalam jumlah residu, letupan dan lekukan (popping & pitting), dan penahan air sisa untuk kapur jenis N dalam ASTM C207 d. Air harus memenuhi ketentuan dalam Pasal 7.1.2.(2) dari Spesifikasi ini
2. Campuran a. Adukan Semen Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini, harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan untuk beton dimana adukan semen dipakai. b. Adukan Semen untuk Pasangan Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur Spesifikasi Teknis / TA 2013
45
28 hari. Dalam adukan semen tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen.
2.3.3 Pencampuran dan Pemasangan 1. Pencampuran a. Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau dalam alat pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran menunjukkan warna yang merata, kemudian air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan lima sampai sepuluh menit. J umlah air harus sedemikian sehingga menghasilkan adukan dengan konsistensi (kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan. b. Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung. Bilamana diperlukan, adukan semen boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan. c. Adukan semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus dibuang. 2. Pemasangan a. Permukaan yang akan menerima adukan semen harus dibersihkan dari minyak atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah dibasahi sampai merata sebelum adukan semen ditempatkan. Air yang tergenang pada permukaan harus dikeringkan sebelum penempatan adukan semen. b. Bilamana digunakan sebagai lapis permukaan, adukan semen harus ditempatkanpada permukaan yang bersih dan lembab dengan jumlah yang cukup sehingga menghasilkan tebal adukan minimum 1,5 cm, dan harus dibentuk menjadi permukaan yang halus dan rata.
2.3.4 Dasar Pembayaran
Adukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah. Pekerjaan ini harus dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yang diuraikan dalam Spesifikasi ini dan biaya dari pekerjaan telah termasuk dalam Harga Kontrak yang telah dimasukan dalam berbagai mata pembayaran. Spesifikasi Teknis / TA 2013
46
SEKSI 2.4 PEKERJAAN BETON
2.4.1 Umum 1. Uraian a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit, sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering. c. Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. d. Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai. 2. Pekerjaan Lain Yang Berkaitan Dengan Ini : a. Galian tanah b. Timbunan tanah c. Mortar Semen d. Baja Tulangan e. Cetakan dan perancah 3. Jaminan Mutu Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam Pasal di bawah ini. 4. Toleransi a. Toleransi Dimensi : Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m. Panjang keseluruhan lebih dari 6 m Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara kepala jembatan (+5 mm +15 mm -0 dan +10 mm)
Spesifikasi Teknis / TA 2013
47
b. Toleransi Bentuk : Persegi (selisih dalam panjang diagonal) Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud) untuk panjang s/d 3 m Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m Kelurusan atau lengkungan untuk panjang >6 m (10 mm,12 mm, 15 mm, 20 mm) c. Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) : Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana Kedudukan permukaan horizontal dari rencana Kedudukan permukaan vertikal dari rencana 10 mm, 20 mm d. Toleransi Alinyemen Vertikal : Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding 10 mm e. Toleransi Ketinggian (elevasi) : Puncak lantai kerja di bawah pondasi Puncak lantai kerja di bawah pelat injak Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang 10 mm f. Toleransi Alinyemen Horisontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar. g. Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan : Selimut beton sampai 3 cm Selimut beton 3 cm - 5 cm Selimut beton 5 cm - 10 cm (0 dan +5 mm, - 0 dan +10 mm, 10 mm) 5. Standar Rujukan a. Standar Industri Indonesia (SII) : SII-13-1977 b. (AASHTO M85 - 75) : Semen Portland. c. Standar Nasional Indonesia (SNI) : PBI 1971: Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2.SK d. SNI M-02-1994-03 (AASHTO T11 - 90) : Metode Pengujian J umlah bahan Dalam Agregat Yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm). e. SNI 03-2816-1992 (AASHTO T21 - 87): Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir untuk Campuran Mortar dan Beton. f. SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22 - 90) : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. g. Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23 - 90) : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton diLapangan. h. SNI 03-1968-1990 (AASHTO T27 - 88) : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar. i. SNI 03-2417-1991 (AASHTO T96 - 87) : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles. Spesifikasi Teknis / TA 2013
48
j. SNI 03-3407-1994 (AASHTO T104 - 86) : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat Terhadap Larutan Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat. k. SK SNI M-01-1994-03 (AASHTO T112 - 87) : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir mudah Pecah Dalam Agregat. l. SNI 03-2493-1991(AASHTO T126 - 90) : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton diLaboratorium. m. SNI 03-2458-1991(AASHTO T141 - 84): Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran Beton Segar. n. AASHTO : AASHTO T26 - 79 : Quality of Water to be used in Concrete. 6. Pengajuan Kesiapan Kerja a. Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini.
b. Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing mutu beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
c. Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran.
d. Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
e. Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton, seperti yang disyaratkan dalam Pasal di bawah.
2.4.2 Bahan-bahan 1. Semen a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus merupakan jenis semen portland yang memenuhi AASHTO M 85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA, dan IV. Zat campuran pemasak udara harus tidak boleh digunakan kecuali diijinkan lain oleh Direksi. b. Kecuali diijinkan lain oleh Direksi maka hanya produk dari satu pabrik untuk setiap jenis semen portland harus digunakan pada kegiatan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
49
2. Air a. Air yang digunakan dalam mencampur, merawat, atau penggunaan lain yang direncanakan harus bersih dari setiap zat-zat yang merugikan seperti minyak, garam asam, basa, gula atau zat organik. Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi persyaratan AASHTO T 26. b. Air dengan kualitas sebagai air minum dapat digunakan tanpa pengujian.
3. Persyaratan Gradasi Agregat a. Gradasi agregat kasar dan halus sesuai dengan persyaratan yang diberikan dalam table berikut ini. Bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak dengan syarat bahwa Penyedia J asa dapat menunjukan bahwa persyaratan yang dirinci dalam Sub Bab 6.3.3 dapat dipenuhi jika menggunakan bahan-bahan tersebut. Tabel : Persyaratan Gradasi Agregat Ukuran Ayakan Persentase Berat yang lolos Standard (mm) Inch (in) Agregat Halus Pilihan Agregat Kasar 50 2 - 100 - - - 37 1.5 - 95-100 100 - - 25 1 - - 95-100 - - 19 3/4 - 35-75 - 90-100 90-100 13 1/2 - - 25-60 - 90-100 10 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70 4,75# 4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15 2,36# 8 - - 0-5 0-5 0-5 1,18# 16 45-80 - - - - 0,3# 50 10-30 - - - - 0,15# 100 2-10 - - - -
b. Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih besar daripada dari jarak minimum antara batang Spesifikasi Teknis / TA 2013
50
tulangan atau antara batang tersebut dengan acuan atau antara perbatasan lainnya dalam jarak dimana pekerjaan beton harus ditempatkan. 4. Sifat Agregat a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih dan keras yang diperoleh dari pemecahan batu padas atau batu besar bulat, atau menyaring dan mencuci (bila perlu) kerikil dan pasir sungai. b. Agregat harus bebas dari bahan-bahan organik seperti dirinci dalam AASHTO T 21 dan seperti diberikan dalam berikut, bila diambil contoh dan diuji sesuai dengan ketentuan BS.CP 114 dan prosedur AASHTO yang relevan. c. Agregat bahan-bahan yang berukuran sama dari berbagai sumber harus ditimbun dalam timbunan terpisah dan hanya akan digunakan dalam struktur yang terpisah.
Tabel : Sifat Agregat Beton
5. Zat Campuran Zat campuran atau setiap tambahan lainnya, atau semen mengandung aditif tidak boleh digunakan kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi. Zat campuran dirinci atau diijinkan harus sesuai dengan persyaratan dari AASHTO M 194-74.
SIFAT PENGUJ IAN AASHTO BATAS MAKSIMUM YANG DIIJ INKAN Agregat Halus Agregat Kasar Kehilangan akibat abrasi pada 500 putaran dengan mesin Los Angeles T 96 - 40% Kehilangan akibat penentuan kualitas dengan Sodium sulfat setelah 5 putaran T 104 10% 12% Presentase gumpalan tanah liat dan partikel yang dapat pecah dengan agregat T 112 0.50% 0.25% Bahan-bahan yang lolos Ayakan #200 T 11 3% 1% Spesifikasi Teknis / TA 2013
51
2.4.3 Pencampuran dan Penakaran 1. Rencana Campuran Proporsi bahan-bahan dan berat takaran harus ditentukan dengan menggunakan metoda yang dirinci dalam BS CP 114 dan batas-batas yang diberikan dalam berikut : Tabel : Batas Proporsi Penakaran Campuran Kelas Beton Perbandingan Maksimum Air/Semen (Berdasarkan Berat) Kadar Semen (Kg/m 3 dari Campuran) Minimum Maksimum K 300 0.53 400 495 K 225 0.55 325 443 K 175 0.57 220 300
2. Campuran Percobaan Penyedia J asa harus menentukan proporsi campuran dan bahan-bahan yang diusulkan dengan membuat dan menguji campuran percobaan dengan kehadiran Direksi, dengan menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan. Campuran percobaan harus dianggap dapat diterima asalkan memenuhi semua persyaratan sifat campuran. 3. Persyaratan Sifat Campuran a. Semua beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan kekuatan dan slump yang dirinci dalam tabel berikut, atau disetujui oleh Direksi, bila diambil contoh, dirawat dan diuji sesuai dengan AASHTO T 141, T 23, T 126 dan T 22. Tabel : Persyaratan Sifat Campuran Kelas Kekuatan Karakteristik (Kg/cm 2 ) Contoh Kubus 15 cm Contoh Silinder 15 cm x 30 cm SLUMP (mm) 7 hr 28 hr 7 hr 28 hr Digetarkan Tak Digetarkan K 250 145 225 115 175 15-40 60-110 K 225 120 185 95 145 20-50 75-125 K 175 95 145 75 115 - 50-80 Spesifikasi Teknis / TA 2013
52
b. Bila Penyedia J asa bermaksud menggunakan satuan beton pracetak buatan pabrik, maka campuran percobaan boleh ditiadakan dengan syarat bahwa diberikan bukti untuk memuaskan Direksi, bahwa pabrik secara teratur menghasilkan beton yang mengikuti spesifikasi. Bukti tersebut harus memuat perinci dari proporsi campuran, perbandingan air semen, slump dan kekuatan yang diperoleh pada 28 hari. c. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump pada umumnya tidak boleh ditempatkan pada pekerjaan, kecuali bahwa Direksi dalam beberapa hal boleh menyetujui penggunaan yang terbatas dari sejumlah kecil beton tersebut dalam beberapa bagian pekerjaan tertentu yang sedikit dibebani. Sifat mudah dilaksanakan dan susunan campuran harus sedemikian rupa hingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau sela-sela atau menahan gelembung udara atau air dan sedemikian rupa hingga pada pembongkaran acuan menghasilkan suatu permukaan yang halus, rata dan padat. d. Contoh yang diuji kuat tekannya harus diuji di laboratorium yang dilengkapi secara layak dan disetujui oleh Direksi. Penyedia J asa harus bertanggung jawab untuk mengangkut contoh pengujian dari tempat kerja ke laboratorium dan harus mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah kerusakan terhadap contoh selama penanganan, pengangkutan dan penyimpanan. e. Bila hasil pengujian 7 hari menghasilkan kekuatan beton dibawah yang dirinci dalam tabel di atas maka Penyedia J asa tidak boleh mengecor beton selanjutnya hingga penyebab dari hasil yang rendah tersebut telah diketahui pasti dan sampai diambil langkah-langkah untuk menjamin produksi beton memenuhi spesifikasi hingga memuaskan Direksi. f. Direksi dapat juga menunda pekerjaan dan/atau memerintahkan Penyedia J asa untuk mengambil tindakan perbaikan guna meningkatkan kualitas campuran atas dasar hasil pengujian kuat tekan 3 hari. Dalam keadaan demikian, Penyedia J asa harus segera menghentikan pengecoran beton tersebut, tetapi dapat memilih untuk menunggu sampai hasil pengujian 7 hari tersedia sebelum melaksanakan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Direksi akan meninjau kembali kedua hasil pengujian 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera memerintahkan pelaksanaan tindakan perbaikan yang dipandang perlu. g. Kekuatan karakteristik berbagai kelas beton ditentukan berdasarkan serangkaian hasil pengujian tekan yang dilaksanakan pada contoh pengujian yang diambil dari contoh-contoh yang sama. h. Perbaikan pekerjaan beton yang kurang memuaskan termasuk pembongkaran dan penggantian seluruh beton harus didasarkan hanya pada hasil kuat tekan 3 hari kecuali Penyedia J asa dan Direksi menyetujui bersama pembetulan tersebut. 4. Penyesuaian Campuran a. Bila sifat mudah dikerjakan dari beton tidak dapat diperoleh dengan proporsi semula direncanakan oleh Direksi, maka ia akan membuat perubahan berat agregat sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal bagaimanapun kadar Spesifikasi Teknis / TA 2013
53
semen yang direncanakan semula tidak diubah, juga tidak pada perbandingan air/semen (w/c) yang ditetapkan dengan pengujian tekan yang mengakibatkan kekuatan yang memadai harus ditingkatkan. b. Pengadukan beton yang sudah dicampur dengan menambahkan air atau dengan cara lain tidak akan diperbolehkan. Zat campuran untuk meningkatkan sifat mudah dikerjakan hanya akan diijinkan jika ditentukan secara terinci dalam kontrak. c. J ika beton tersebut tidak mencapai kekuatan yang ditetapkan atau disetujui maka kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana diarahkan oleh Direksi. d. Tidak ada perubahan pada sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa pemberitahuan tertulis kepada Direksi dan tidak ada bahan-bahan baru akan digunakan sampai Direksi telah menerima bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah merencanakan proporsi baru berdasarkan pada pengujian campuran percobaan baru yang dilaksanakan oleh Penyedia J asa. 5 Penakaran Agregat a. Semua beton harus ditakar berdasarkan berat. J ika digunakan semen kantung, maka jumlah penakaran harus sedemikian hingga jumlah semen yang diperlukan adalah sama dengan satu kantung semen utuh atau lebih. Agregat harus diukur secara terpisah berdasarkan berat. Ukuran setiap penakaran tidak akan melebihi kapasitas kecepatan alat pencampur. b. Sebelum penakaran, maka agregat harus dijenuhkan dan dipertahankan dalam kondisi lembab pada suatu kadar kelembaban yang sedekat mungkin dengan keadaan jenuh dan kering permukaan, dengan menyiram secara berkala timbunan agregat terakhir tersebut harus dilakukan paling tidak 12 jam sebelumnya untuk menjamin drainase yang memadai dari timbunan agregat. 6. Pencampuran a. Beton harus dicampur dengan suatu mesin yang dioperasikan secara mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui yang akan menjamin suatu distribusi bahan-bahan yang merata di seluruh masa tersebut. b. Mesin pencampur harus dilengkapi dengan penampungan air yang memadai dan suatu alat ukur mengukur dan mengendalikan jumlah air secara dalam setiap penakaran. c. Mesin pencampuran harus terlebih dahulu diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan kemudian mesin pencampur dijalankan sebelum ditambahkan air. d. Waktu pencampuran harus diukur dari saat air mulai kedalam bahan-bahan campuran kering. Semua air pencampur harus dimasukan sebelum waktu pencampuran berlalu. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas meter kubik atau kurang harus 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar maka waktu harus ditinggalkan 15 detik untuk setiap panambahan 0,5 m 3 dalam ukuran. e. Dimana tidak mungkin untuk menggunakan mesin pencampuran maka Direksi boleh menyetujui pencampuran beton dengan tenaga manusia, sedekat Spesifikasi Teknis / TA 2013
54
mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan manusia harus dibatasi pada beton non struktural.
2.4.4 Pelaksanaan Pengecoran 1. Persiapan Tempat Kerja a. Penyedia J asa harus membongkar setiap struktur yang ada, yang harus diganti dengan pekerjaan beton baru atau yang harus dibongkar untuk memberi tempat bagi pekerjaan beton baru. Pekerjaan pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam pekerjaan tanah dari spesifikasi ini. b. Penyedia J asa harus menggali atau mengurug kembali pondasi atau formasi untuk pekerjaan beton pada garis-garis yang terlihat pada gambar atau ditunjukkan oleh Direksi sesuai dengan ketentuan dalam pekerjaan tanah dari spesifikasi ini, dan harus membebaskan serta membongkar suatu daerah yang cukup luas di sekitar tepi pekerjaan tersebut. Tempat berjalan yang mantap harus disediakan bila perlu untuk menjamin bahwa semua bagian daripada pekerjaan dapat diawasi dengan mudah dan aman. c. Semua telapak, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang mengandung lumpur, puing atau bahan-bahan asing lainnya, atau dalam air. d. Sebelum pengecoran beton dimulai, semua acuan tulangan diatas beton daking dan benda lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa- pipa atau saluran) harus ditempatkan dengan tepat dan diikat dengan kuat serta ditunjang terhadap pergeseran oleh pekerjaan pengecoran beton. e. Direksi harus memeriksa semua galian dan pondasi yang disiapkan sebelum mempunyai penempatan acuan atau baja tulangan atau beton dan boleh meminta Penyedia J asa untuk melaksanakan pengujian Penetrasi penyelidikan yang mendalam, pengujian kepadatan dan pemeriksaan lainnya menegaskan daya dukung yang memadai dari tanah di bawah pondasi. Dalam hal bahwa ditemui kondisi yang kurang memuaskan, maka Penyedia J asa dapat diperintahkan untuk merubah ukuran atau kedalaman pondasi dan/atau untuk menggali dan mengganti daerah yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau melaksanakan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. 2. Acuan dan Perancah a. Perancah/Scaffolding harus direncanakan dan dibangun untuk mendukung beban yang diperlukan dan untuk mendukung beban-beban tanpa lenturan atau deformasi yang berarti sehingga mencegah keretakan dalam beton yang dicor. Direksi dapat meminta agar Penyedia J asa menggunakan dongkrak sekrup atau biji kayu keras untuk mengencangkan setiap penurunan acuan baik sebelum maupun sewaktu pengecoran beton. Perancah harus didirikan di atas telapak yang memadai dengan cara yang disetujui Direksi. Perancah dapat dalam hal tertentu ditunjang pada struktur yang sudah dibangun. Spesifikasi Teknis / TA 2013
55
Dalam hal tersebut, maka Penyedia J asa harus mengajukan kepada Direksi secara tertulis semua informasi beban perancah terhadap struktur. Direksi harus memberikan persetujuan secara tertulis untuk rencana tersebut memulai mulai pekerjaan. b. Acuan tanah, dimana disetujui oleh Direksi, harus dibentuk dengan galian, sisi dan dasar harus dipotong dengan tangan menurut ukuran yang diperlukan. Semua tanah lepas harus dihilangkan sebelum pengecoran beton. c. Acuan yang dibuat dapat berupa dari kayu atau baja, dengan sambungan yang kedap terhadap adukan dan cukup kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran pemadatan dan penawaran. d. Acuan untuk permukaan yang terbuka harus ditutupi baik oleh kayu dengan ketebalan yang merata dengan papan acuan pemisah sebagaimana diperlukan dan disetujui, maupun oleh logam keras tanpa cacat yang akan merusak kualitas permukaan akhir beton. Tidak akan digunakan bentuk logam yang menekuk dan berkarat. Acuan harus ditumpulkan pada semua tepi yang tajam dan harus diberikan siku-siku dalam hal semua ketidakrataan. Kayu kasar boleh digunakan untuk permukaan yang tidak tampak pada struktur akhir. e. Semua kayu harus padat, bebas dari lengkung, puntir, getah, goncangan, simpul besar dan lepas, tapi bergelombang atau kerusakan lainnya yang mempengaruhi kekuatan atau penampilan dari struktur akhir. f. Semua bentuk haruslah dipasang dan dipertahankan benar-benar menurut garis-garis yang ditunjukkan hingga beton cukup mengeras. Bila bentuk tampak kurang memuaskan dalam segala hal, baik sebelum atau selama pengecoran beton, maka Direksi boleh memerintahlan agar pekerjaan dihentikan sampai kerusakan telah diperbaiki. g. Bentuk, kekuatan, kekerasan, kekedapan, kehalusan permukaan dari acuan yang digunakan kembali harus dipelihara sepanjang waktu. Setiap kayu yang melengkung dan menonjol harus diukur lagi sebelum digunakan kembali. Acuan yang kurang memuaskan dalam segala hal seharusnya tidak digunakan lagi. h. Begel atau angker logam di dalam bentuk tersebut harus dikonstruksi sedemikian sehingga memungkinkan untuk dikeluarkan sampai suatu jarak sekurang-kurangnya 50 mm dari permukaan tanpa melukai beton. Semua pemasangan begel logam harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga lubang-lubang yang tertinggal pada waktu pemotongan akan merupakan ukuran yang paling kecil. Lubang tersebut harus diisi dengan adukan semen. Permukaan tersebut harus dibiarkan dalam keadaan padat halus, rata dan uniform dalam warna. i. Acuan harus dikonstruksi sedemikian rupa hingga setiap bahan-bahan asing dapat dibersihkan tanpa mengganggu pekerjaan yang telah sudah diperiksa dan disetujui oleh Direksi.Sebelum pengecoran beton, semua serutan, kawat pengikat yang longgar, tanah kotoran dan semua bahan-bahan asing harus dikeluarkan dari acuan tersebut harus dicuci secara hati-hati menyeluruh dengan air dan dikeringkan dengan kompresor. Spesifikasi Teknis / TA 2013
56
j. Acuan harus dikonstruksi sedemikian rupa hingga dapat dibuka tanpa merusak beton. 3. Pengecoran a. Penyedia J asa harus memberitahukan Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum ia bermaksud untuk memulai dengan pengecoran beton, atau untuk melanjutkan pengecoran beton bila operasi telah ditanda untuk perioda waktu lebih 24 jam. pemberitahuan harus meliputi lokasi pekerjaan, sifat pekerjaan, kelas beton, volume beton, serta tanggal dan waktu pencampuran beton. Direksi akan mensahkan Penerima dari pemberitahuan tersebut dan harus memeriksa acuan dan tulangan baja. Penyedia J asa tidak boleh mengecor beton tanpa menerima persetujuan Direksi secara tertulis. b. Meskipun terdapat masalah mengenai persetujuan untuk melanjutkan. maka tidak ada beton yang boleh dicor bila Direksi atau wakilnya benar-benar tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan. c. Segera sebelum beton dicor, maka acuan harus dibasahi dengan air atau dilapisi di sebelah dalam dengan suatu minyak mineral yang tidak akan membekas. d. Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak dicor dalam posisi akhir dalam bagian acuan dalam waktu 30 menit setelah air ditambahkan pada campuran tersebut. e. Pengecoran beton harus diteruskan tanpa henti sampai suatu sambungan konstruksi yang diadakan sebelum disetujui atau sampai pekerjaan tersebut selesai. f. Beton harus dicor dengan cara tertentu untuk menghindari pemisahan partikel halus dan kasar dalam campuran. Beton harus dicor dalam bagian acuan sedekat mungkin sampai posisi akhir untuk menghindari pengaliran dan tidak boleh mengalir lebih dari 1 meter setelah pengecoran. g. Beton dicor ke dalam struktur yang mempunyai acuan yang sulit dan tulangan baja yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan horisontal yang tidak lebih dari tebal 15 cm. h. Beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas kedalam bagian acuan dari ketinggian melebihi 150 cm. Bila operasi pengecoran meliputi ketinggian jatuh beton lebih dari 150 cm, maka beton harus dicor melalui logam atau pipa lainnya yang disetujui, pipa harus tetap penuh dengan beton selama pengecoran dan ujung pipa bawah tetap terbenam dalam beton yang baru dicor. i. Beton harus dicor pada suatu kecepatan yang sedemikian hingga beton yang dicor kedalam acuan masih bersifat plastis bila beton baru dicor di atasnya. ii. Air tidak diijinkan melimpah atau naik pada pekerjaan beton dalam waktu pengecoran selama waktu 24 jam.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
57
i. Segera sebelum pengecoran beton lantai jembatan, maka Penyedia J asa harus memeriksa semua perancah dan biji-bijian serta harus membuat semua penyesuaian yang diperlukan. Perhatian harus diberikan untuk menjamin bahwa penurunan dan lendutan minimum disebabkan berat beton. Cara-cara yang sesuai seperti papan penunjuk harus disiapkan oleh Penyedia J asa sehingga Direksi dapat dengan mudah mengukur penurunan dan lendutan bila hal ini timbul. Seandainya penurunan atau pergeseran acuan lainnya timbul, dimana dapat mengakibatkan suatu lantai jembatan tidak memenuhi rencana, maka pengecoran beton lantai tidak boleh diteruskan sampai tindakan perbaikan disediakan hingga memuaskan Direksi. Bila tindakan yang memuaskan tidak disediakan sebelum pembentukan awal dari beton pada daerah yang dipengeruhi, maka pengecoran beton tidak boleh diteruskan dan suatu turap harus dipasang pada suatu lokasi yang ditentukan oleh Direksi. Semua beton cor di luar turap tersebut harus dipindahkan. 4. Sambungan Konstruksi a. Sambungan konstruksi harus dicor seperti terlihat pada gambar. Bila sambungan tersebut tidak terlihat maka Penyedia J asa harus mempersiapkan suatu jadwal pembetonan untuk setiap struktur untuk disetujui oleh Direksi. Sambungan konstruksi tidak boleh terletak pada pertemuan dari berbagai konstruksi kecuali sebaliknya ditetapkan. b. Sambungan konstruksi melalui tembok sayap harus dihindari. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap garis-garis utama tegangan dan pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum. c. Bila sambungan vertikal diperlukan, maka baja tulangan harus diperpanjang melampaui sambungan tersebut sehingga membuat struktur tetap monolit. d. Alur sambungan paling sedikit sedalam 4 cm harus disediakan pada semua sambungan konstruksi dalam pelat. Untuk pelat yang berada di atas sambungan harus diletakkan sedemikian sehingga membagi pelat kedalam bagian-bagian yang tidak lebih luas daripada 40 m 2 , dengan bagian yang lebih besar tidak lebih dari 12% dari pada bagian yang lebih kecil. e. Penyedia J asa harus menyediakan tenaga kerja dan bahan-bahan tambahan sebagaimana diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan dalam hal setiap penanggungan pekerjaan yang tidak direncanakan yang disebabkan oleh hujan atau kemacetan persediaan beton atau penangguhan oleh Direksi. 5. Pemadatan a. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis /alat vibrator yang disetujui untuk dioperasikan dalam beton tersebut. Bila diperlukan, penggetaran harus ditambah dengan pemadatan adukan beton dengan tangan dan menggunakan alat-alat yang sesuai untuk menjamin pemadatan yang layak dan memadai Penggetar tidak boleh digunakan untuk mengangkut beton dari satu titik ke titik lain di dalam bagian acuan. b. Intensitas getaran harus sedemikian rupa untuk mempengaruhi secara nyata suatu massa beton dengan slump 20 mm pada suatu radius yang sekurang- kurangnya 450 mm. Spesifikasi Teknis / TA 2013
58
c. Penggunaan penggetar harus pada titik yang tersebar merata dan tidak lebih jauh terpisah daripada 2 kali radius dimana getaran efektif secara nyata. d. Penyedia J asa harus menyediakan sejumlah penggetar yang memadai untuk memadatkan secara layak setiap takaran segera setelah dicor dalam bagian acuan. e. Penggetar harus digerakkan sedemikian rupa untuk mengerjakan beton sepenuhnya sekitar tulangan dan peralatan tetap yang tertanam serta pada tepi dan sudut bagian acuan. f. Getaran harus dilaksanakan pada titik penimbunan dan tempat timbunan beton yang baru. Penggetar harus didorong dan ditarik dari beton secara perlahan-lahan. Getaran harus dilaksanakan pada perioda waktu intensitas yang cukup untuk memadatkan beton dengan sepenuhnya, tetapi tidak diteruskan sedemikian rupa hingga menyebabkan pemisahan. Getaran tidak akan diteruskan pada suatu titik secara meluas sampai terbentuknya tempat adukan tempat adukan beton yang dilokalisir.
2.4.5 Pekerjaan Akhir 1. Pembongkaran Acuan a. Bagian acuan dan perancah tidak boleh dibongkar tanpa ijin Direksi. Ijin Direksi tidak akan membebaskan Penyedia J asa dari tanggung jawab untuk keamanan pekerjaan. Blok dan turap harus dibongkar pada waktu bagian acuan dibongkar dan tanpa kecuali setiap bagian acuan kayu boleh tertinggal dalam beton. Pembongkaran perancah untuk struktur menerus atau konsol harus sebagaimana diarahkan oleh Direksi atau harus sedemikian rupa hingga struktur tersebut secara bertahap mencapai tegangan ijinnya. Bila pengujian kekuatan boleh digunakan untuk pembongkaran bagian acuan dan penunjang, maka pembongkaran tersebut harus boleh dimulai sampai beton telah mencapai 70% dari kekuatan K rencana yang ditentukan. Tabel : Perioda Pembongkaran Acuan Posisi Umum a. Kolom dan muka dinding (belum terhitung beban penunjang) 3 hari b. Pilar massa dan kepala jembatan massa (belum terhitung beban- beban penunjang kecuali pur pilar) 3 hari c. Gelagar Persegi 14 hari d. Gelagar balok T, plat-plat, balok silang, pur, pur pilar yang tidak ditunjang, plat atas pada gorong-gorong beton persegi. 14 hari e. Plat kuda-kuda, bila ditunjang pada kayu 10 hari f. Plat, bila ditunjang pada baja atau gelagar beton pratekan 10 hari Spesifikasi Teknis / TA 2013
59
g. Pur pilar yang ditunjang secara menerus 7 hari h. Busur 21 hari i. Landasan rel, susuran lalu lintas, penghalang median 3 hari Butiran c, d, f, g, dan I berlaku untuk peran dan bagian acuan untuk menunjang beban penuh dari beton. Bagian tepi acuan yang tidak menunjang beban tidak akan dibongkar sebelum 3 hari berlalu setelah pengecoran beton kecuali untuk memberikan kemudahan penyelesaian seperti pada (b) di bawah. b. Untuk memberikan kemudahan penyelesaian, maka bagian acuan yang digunakan untuk pekerjaan hias, sandaran, dinding jembatan dan permukaan vertikal terbuka harus dibongkar dalam waktu tidak kurang dari 9 jam setelah pengecoran beton dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca. 2. Penyelesaian Permukaan a. Kecuali diberi wewenang sebaliknya, maka permukaan beton harus diselesaikan segera setelah pembongkaran bagian acuan. Semua kabel kegiatan atau perlengkapan logam yang telah digunakan untuk menahan bagian acuan pada tempatnya, dan bagian acuan yang melalui badan beton, harus dipindahkan atau dikurangi paling tidak 25 mm di bawah permukaan beton. Tapi adukan dan semua ketidakteraturan yang disebabkan oleh sambungan bagian acuan harus dibongkar. b. Direksi akan memeriksa permukaan beton segera pada pembongkaran bagian acuan dan dapat memerintahkan panambahan dari cacat kecil, yang tidak akan mempengaruhi secara struktural atau fungsi lainnya dari pekerjaan beton. Penambahan harus meliputi pengisian lubang kecil dan penurunan dengan adukan semen untuk digouting. Penambahan dan perbaikan lainnya pada beton tidak akan dikerjakan sebelum pemeriksaan. c. Bila Direksi menyetujui pengisian lubang besar atau keropos, maka beton tersebut harus dipahat di belakang tulangan sampai behan-bahan yang keras membentuk permukaan tegak lurus pada permukaan benda kerja. Suatu anyaman ringan harus dipasang pada tulangan. Adukan grouting harus terdiri dari semen dan pasir halus dicampur dalam proporsi yang digunakan dalam beton yang sedang diselesaikan. Penggosokan harus dilanjutkan sehingga semua tanda acuan dan ketidakteraturan telah dihilangkan, semua rongga telah terisi dan suatu permukaan yang merata diperoleh. Pasta yang dibersihkan dengan penggosokan ini harus ditinggalkan ditempat. 3. Perawatan a. Dimulai segera setelah pengecoran, maka beton harus dilindungi dari pengeringan awal, suhu yang terlampau tinggi, angin keras dan gangguan mekanis. beton harus dipelihara dengan kehilangan kelembaban yang Spesifikasi Teknis / TA 2013
60
minimal, dan suatu suhu yang relatif tetap untuk suatu perioda khusus guna menjamin hidrasi yang layak dari semua dan pengerasan beton. b. Beton harus dirawat segera setelah ia cukup mengeras, dengan menutupinya dengan selimut yang menyerap air yang harus selalu basah untuk suatu perioda sekurang-kurangnya 7 hari. Semua lembaran atau selimut perawatan harus dibebani secukupnya atau dibungkus sampai kebawah untuk menjaga agar permukaan beton tertutup dan untuk mencegah permukaan terbuka terhadap aliran udara. Bila digunakan acuan kayu, maka perlu dijaga agar basah sepanjang waktu sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan dan pengeringan beton. Lalu lintas tidak akan diperbolehkan di atas permukaan beton untuk 7 hari setelah beton tersebut dicor.
2.4.6 Pengendalian Mutu Di Lapangan 1. Umum Penyedia J asa harus menganggap mempunyai tanggung jawab penuh untuk menjamin bahwa kualitas beton sesuai dengan spesifikasi ini dan tanggung jawab ini tidak akan dibebaskan dengan pengujian yang dilakukan dan disetujui oleh Direksi. 2. Pengujian Untuk Sifat Mudah Dikerjakan Suatu pengujian slump, atau lebih sebagaimana diperintahkan oleh Direksi harus dilaksanakan pada setiap penakaran beton yang dihasilkan, dan pengujian tersebut tidak akan dianggap telah dilaksanakan kecuali disaksikan oleh Direksi atau wakilnya. 3. Pengujian Kuat Tekan a. Penyedia J asa harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kuat tekan untuk setiap 20 m 3 atau bagian dari beton yang dicor dan dalam segala hal tidak kurang dari satu pengujian untuk setiap kelas beton yang dicor dan untuk setiap jenis terpisah dari komponen struktur yang dicor pada suatu hari. Setiap pengujian harus termasuk pembuatan tujuh contoh yang sama yang pertama harus ditunjukkan pada pengujian kuat tekan setelah 3 hari, yang kedua setelah 7 hari dan yang Ketiga setelah 28 hari. b. Bilamana kuantitas total suatu mutu beton dalam Kontrak melebihi 40 meter kubik dan frekuensi pengujian yang ditetapkan pada butir (a) di atas hanya menyediakan kurang dari lima pengujian untuk suatu mutu beton tertentu, maka pengujian harus dilaksanakan dengan mengambil contoh paling sedikit lima buah dari takaran yang dipilih secara acak (random). 4. Pengujian Tambahan Penyedia J asa harus melaksanakan pengujian tambahan yang mungkin diperlukan untuk menetapkan kualitas bahan-bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir, sebagaimana disarankan oleh Direksi. Pengujian tambahan demikian dapat meliputi : Spesifikasi Teknis / TA 2013
61
a. Pengujian yang tidak merusak dengan menggunakan suatu sclerometer atau alat pengujian lainnya. b. Pengujian beban struktur atau elemen struktural yang dinyatakan. c. Pengambilan dan pengujian contoh beton. d. Pengujian lainnya sebagaimana dipersyaratkan Direksi.
2.4.7 Pengukuran Dan Pembayaran 1. Cara Pengukuran
a. Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water-stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).
b. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk cetakan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.
c. Tidak ada pengukuran dan pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pelat (plate) beton pracetak untuk acuan yang terletak di bawah lantai (slab). Beton Pekerjaan semacam ini dianggap telah termasuk di dalam harga penawaran untuk beton sebagai acuan.
d. Kuantitas bahan untuk landasan, bahan drainase porous, baja tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan dalam pada Seksi lain dalam Spesifikasi ini.
e. Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton struktur atau beton tidak bertulang. Beton Struktur haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai K250 atau lebih tinggi dan Beton Tak Bertulang haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui untuk K175 atau K125. Bilamana beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.
2. Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
a. Bilamana pekerjaan telah diperbaiki menurut Pasal di atas, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan. Spesifikasi Teknis / TA 2013
62
b. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah (aditif), juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
3. Dasar Pembayaran
a. Kuantitas yang diterima dalam volume M3 dari berbagai mutu beton (karakteristik beton) yang ditentukan sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
b. Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata Pembayaran lain, termasuk "water stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran , benda uji dan pekerjaan akhir, serta perawatan beton/curring, dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam Seksi ini.
Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran 2.4.1 Beton untuk struktur drainase beton Meter kubik
Spesifikasi Teknis / TA 2013
63
SEKSI 2.5 BAJA TULANGAN
2.5.1 UMUM 1. Uraian Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Penerbitan Detil Pelaksanaan Detail pelaksanaan untuk baja tulangan yang tidak termasuk dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan kembali rancangan awal telah selesai menurut Spesifikasi ini.
a. Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini : Beton b. Standar Rujukan A.C.I. 315 : Manual of Standard Practice for Detailing Reinforced Concrete Structures, American Concrete Institute. AASHTO M31M-90 : Deformed and Plain Billet-Steel Bar for Concrete Reinforcement. AASHTO M32-90 : Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement. AASHTO M55-89 : Welded Steel Wire Fabrics for Concrete Reinforcement. AWS D 2.0 : Standards Specifications for Welded Highway and Railway Bridges. 3. Toleransi :
a. Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam ACI 315. b. Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut : 1) 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran; 2) Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 7.3.1 untuk beton yang terendam/ tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca atau timbunan tanah tetapi masih dapat diamati untuk pemeriksaan; 3) 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bias dicapai, atau untuk beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karat pada baja tulangan dapat menyebabkan berkurangnya umum atau struktur, atau untuk beton yang ditempatkan langsung di atas tanah atau batu, atau untuk beton yang berhubungan langsung dengan kotoran pada selokan atau cairan korosif lainnya. Spesifikasi Teknis / TA 2013
64
4) Selimut Beton Minimum dari Baja Tulangan untuk Beton Yang Tidak Terekspos Tetapi Mudah Dicapai Ukuran Batang Tulangan yang akan diselimuti (mm) Tebal Selimut Beton Minimum (cm). Batang 16 mm dan lebih kecil 3,5, Batang 19 mm dan 22 mm 5,0, Batang 25 mm dan lebih besar 6,0
4. Penyimpanan dan Penanganan
a. Kontraktor harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi label, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang, panjang dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagram tulangan.
b. Kontraktor harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan sedemikian untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan.
5. Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram pembengkokan harus disediakan oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan sebelum daftar tersebut serta diagram pembengkokan disetujui. b. Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan daftar yang disahkan pabrik baja yang memberikan berat satuan nominal dalam kilogram untuk setiap ukuran dan mutu baja tulangan atau anyaman baja dilas yang akan digunakan dalam pekerjaan.
6. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a. Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam segala hal tidak membebaskan Kontraktor atas tanggung jawabnya untuk memastikan ketelitian dari daftar dan diagram tersebut. Revisi bahan yang disediakan sesuai dengan daftar dan diagram, untuk memenuhi rancangan dalam Gambar, harus atas biaya Kontraktor.
b. Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dalam pekerjaan :
i. Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransi pembuatan yang disyaratkan dalam ACI 315; ii. Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada Gambar atau Gambar Kerja Akhir (Final Shop Drawing); iii. Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih atau oleh sebab lain.
c. Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang tulangan tidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan atau yang sedemikian sehingga akan merusak atau melemahkan bahan. Pembengkokan kembali dari batang Spesifikasi Teknis / TA 2013
65
tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokkan kembali lebih dari satu kali pada tempat yang sama tidak diijinkan digunakan pada Pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan kembali, atau bilamana pembengkokan kembali tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan mengganti seluruh batang tersebut dengan batang baru yang dibengkokkan dengan benar dan sesuai dengan bentuk dan dimensi yang disyaratkan.
d. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk pemotongan dan pembengkokan tulangan, baik jika melakukan pemesanan tulangan yang telah dibengkokan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan (stok) batang lurus yang cukup di tempat, untuk pembengkokan sebagaimana yang diperlukan dalam memperbaiki kesalahan atau kelalaian.
7. Penggantian Ukuran Batang
Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diijinkan bila secara jelas disahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana baja diganti haruslah dengan luas penampang yang sama dengan ukuran rancangan awal, atau lebih besar.
2.5.2. Bahan-bahan 1. Baja Tulangan a. Baja tulangan harus merupakan batang baja billet yang polos atau berulir grade U24 atau batang berulir grade U40 mengikuti persyaratan SII 0136- 84, kecuali sebaliknya disetujui oleh Direksi atau terlihat pada gambar. b. Penulangan anyaman baja seperti untuk tulangan pelat, anyaman tulangan yang di las yang memenuhi AASHTO M55 dapat digunakan. c. Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan Mutu Sebutan Tegangan Leleh Karakteristik atau Tegangan Karakteristik yang memberikan regangan tetap 0,2 (kg/cm2) U24 Baja Lunak 2.400 U32 Baja Sedang 3.200 U39 Baja Keras 3.900 U48 Baja Keras 4.800 2. Tumpuan untuk Tulangan Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton pracetak dengan mutu K250 seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini, terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu atau bahan lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan. 3. Pengikat untuk Tulangan Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi AASHTO M32 - 90. Spesifikasi Teknis / TA 2013
66
2.5.3 Pembuatan Dan Penempatan 1. Pembengkokkan a. Tulangan (baja) harus dibengkokkan dalam keadaan dingin dan sesuai dengan prosedur A.C.I.315 atau PBI 1971 N.I.-2, yang menggunakan batang baja yang semua lurus dan bebas dari tekukkan, bengkokan atau kerusakan lain. Sekiranya penggunaan panas untuk pembengkokkan di lapangan disetujui oleh Direksi, maka tindakan pencegahan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat baja tidak berubah pada pokoknya. b. Batang baja berdiameter 20 mm dan lebih besar harus dibengkokkan dengan suatu mesin pembengkok. 2. Penempatan dan Pengikatan a. Tulangan (baja) harus segera dibersihkan sebelum penempatan untuk menghilangan kotoran, lumpur, minyak, cat, karat dan kerak pabrik, percikan adukan atau bahan asing yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton. b. Tulangan (baja) harus ditempatkan secara tetap sesuai dengan gambar dan dengan persyaratan selimut minimum seperti yang ditetapkan dalam seksi di atas. c. Batang baja tulangan harus diikat kuat dengan menggunakan kawat ikat baja sehingga tidak dapat bergerser oleh operasi pengecoran beton. Pengelasan dari batang melintang atau begel pada tulangan baja tarik utama tidak akan diperkenankan. d. Semua tulangan baja harus disediakan dalam ukuran panjang sepenuhnya yang ditunjukkan pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa ada persetujuan dari Direksi. Setiap sambungan yang dapat disetujui harus diselang-seling sejauh mungkin dan harus terletak pada titik dengan tegangan tarik minimum. e. Bila sambungan yang bertumpangan disetujui maka panjang tumpangan paling sedikit harus 40 kali diameter batang dan batang tersebut harus diperlengkapi dengan kait. f. Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan meninggalkan permukaan beton yang akan terbuka. g. Anyaman kawat yang dilas harus dipasang sepanjang ukuran panjang yang praktis, dengan bagian yang berbatasan yang bertumpangan sekurang- kurangnya satu anyaman, penuh. Anyaman harus dipotong untuk disesuaikan dengan kreb terbuka, dan sebagainya. h. Bila tulangan tetap dibiarkan terbuka suatu perioda waktu yang ditanda maka ini harus seluruhnya dibersihkan dan dilabur dengan adukan semen encer yang murni. i. Tulangan (baja) tidak akan digunakan untuk penunjang peralatan penghantar beton, jalan pendekat, lantai kerja atau beban konstruksi lainnya.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
67
2.5.4 Pengukuran Dan Pembayaran 1. Cara Pengukuran
a. Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. J umlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang aktual yang dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar, dan satuan berat dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter persegi luas anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja, atau bila Direksi Pekerjaan memerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan Kontraktor pada contoh yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan.
b. Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan atau pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat untuk pembayaran.
c. Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton bertulang atau struktur lain di mana pembayaran terpisah untuk struktur yang lengkap telah disediakan dalam Seksi lain dari Spesifikasi ini, tidak boleh diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini.
2. Dasar Pembayaran
J umlah baja tulangan yang diterima, yang ditentukan seperti yang diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga Penawaran Kontrak untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini, dan terdaftar dalam Daftar Kuantitas, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan pelengkap lain untuk menghasilkan pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
2.5.5 Pintu Air
1. Umum Lingkup Pekerjaan harus meliputi perencanaan, manufaktur, pabrikasi, pengadaan, test di pabrik sebelum pengiriman, instalasi dan test di lapangan. Pintu air yang dimodifikasi harus disertai perlengkapannya guna memenuhi kebutuhan operasional yang baik. Rincian lengkap dari berbagai perlengkapan dan komponen untuk menunjang pintu air tidak disebutkan dalam persyaratan teknis ini, tapi harus ditentukan oleh Penyedia J asa Pemborongan baik melalui perhitungan desain maupun pengajuan gambar, yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi untuk menentukan kualitas pintu air yang baik.
2. Spesifikasi Pintu Air dan Perlengkapannya Pintu Air adalah pembuatan pintu air baru, hal tersebut dimaksudkan untuk membuat fungsi pintu air sebagai sarana pengendali banjir tidak terjadi kebocoran. Spesifikasi Teknis / TA 2013
68
Data utama pintu air adalah sebagai berikut : a) J enis : Pintu Bendung b) Operasional : Manual dan Otomatisasi
3. Konstruksi Pintu Air Pintu air harus dapat beroperasi secara aman dan baik pada kondisi yang sudah ditentukan. Ketebalan permukaan konstruksi harus minimal sebesar 2 mm sebagai faktor korosi guna mengantisipasi adanya pengaruh pengikisan akibat karat.
a) Daun Pintu Air Komponen ini harus terbuat dari bahan baja sesuai J IS G 3101, SS 400 atau yang setara, dengan menggunakan lapisan cat anti karat (expoxy coating), pabrikasi dapat dilakukan di workshop/bengkel Penyedia J asa, Penyambungan/pengelasan terhadap daun pintu air existing, dilaksanakan di lapangan. Penyedai J asa wajib melaksanakan survey untuk mendapatkan methode pelaksanaan yang lebih aman dan efisien. b) Rubber Seal / Perapat Seal/perapat harus terbuat dari neoprene dengan ukuran yang sesuai dengan seal existing atau design yang telah disetujui. Seal/perapat dilengkapi dengan palt dan baut penjepit agar tidak terjadi kebocoran. c) Semua baut yang bersentuhan dengan air harus dibuat dari baja anti karat. d) Seluruh bahan untuk kontruksi pintu air harus mengacu kepada standar yang dikeluarkan oleh J IS atau yang diproduksi oleh Krakatau Steel (KS). Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap semua bahan-bahan konstruksi air dan perlengkapannya yang disaksikan oleh Direksi atau KP untuk mendapatkan persetujuan. e) Mekanikal Alat Angkat Lingkup pekerjaan alat angkat meliputi test pabrik, pemasangan dan test lapangan. Penyedia J asa Pemborongan harus mengajukan perlengkapan- perlengkapan alat angkat yang dibutuhkan untuk mendapatkan persetujuan Pengguna J asa. Untuk pengamanan operasional alat angkat harus dilengkapi dengan pandua operasi.
4. Pengukuran dan Pembayaran a) Pengukuran Pengukuran daun pintu air baja dan alat pengangkat harus didasarkan pada jumlah sesungguhnya terpasang dari keselurhan komponen seperti tampak pada gambar atau atas petunjuk Direksi. b) Pembayaran Pembayaran harus dibuat berdasarkan harga satuan setiap set/kg/bh yang dimaksudkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harsu dianggap sudah termasuk semua kompesnsasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan, prasarana, alat kerja dan lain sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai semua ketentuan tersebut di dalam Spesifikasi ini. Pembayaran hanya diberikan kepada Kontraktor setelah pengujian terdahulu dan Direksi telah yakin, bahwa daun pintu air dan alat pengangkat telah lengkap dan dapt beroperasi dengan baik.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
69
Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran 2.5.1 Baja tulangan Kilogram 2.5.2 Pintu air Unit
Spesifikasi Teknis / TA 2013
70
SEKSI 2.6 PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH
2.6.1 Umum 1. Uraian a. Penyedia J asa harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar-gambar rencana cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan struktur yang aman. Asuransi keselamatan dan peralatan haruslah menjadi tanggung jawab dari Penyedia J asa. b. Segala kerusakan atau kegagalan akibat kesalahan dalam pekerjaan cetakan dan perancah ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia J asa. Penyedia J asa wajib memperbaiki atau mengganti segala kerugian yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut di atas dengan biaya sendiri. 2. Perancangan dari Cetakan dan Perancah a. Definisi Perancah Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras. Penyedia J asa harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah. b. Perancangan/Desain 1. Perancangan atau desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga ahli resmi yang bertanggung jawab penuh kepada Penyedia J asa. 2. Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan ACI-347. 3. Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar. Apabila dipakai penggetar dari luar, perkuatan/penyokong harus memadai dan diperhitungkan baik-baik serta menjamin bahwa distribusi getaran-getaran tertampung ada cetakan tanpa konsentrasi cetakan berlebihan. c. Acuan 1. Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan. Spesifikasi Teknis / TA 2013
71
2. Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah kebocoran adukan. 3. Acuan harus diberi pengkaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat menyatu dan dapat mempertahankan kedudukan dan bentuknya. 4. Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan. d. Galian Tanah Sebagai Cetakan Langsung J angan memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk permukaan tegak dari beton. 3. Cetakan Untuk Permukaan Beton Ekspose a. Cetakan Plastic-Faced Plywood (penyelesaian halus dan penyelesaian dengan cat/smooth finish and painted finish). Gunakan potongan atau lembaran utuh. Pola sambungan dan pengikat harus seragam dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel ataupun sudut maupun pertemuan-pertemuan bidang, harus disetujui oleh Direksi untuk pola sambungan. b. Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel- panel cetakan harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout (penyuntikan air semen) atau butir-butir halus dan harus diperkuat dengan rangka penunjang untuk mempertahankan permukaan-permukaan yang berhubungan dari panel-panel yang bersebelahan pada bidang yang sama. Gunakan bahan penyambung cetakan (gasket) antara beton ekspose yang diperkeras dengan panel-panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari grout atau butir-butir halus dari adukan beton baru kepermukaan campuran beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diizinkan. 4. Penyelesaian Beton Dengan Cetakan Papan a. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan yang kering dioven dengan lebar nominal 8 cm dan tebal minimal 2,5 cm. b. Semua papan harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa. c. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti yang tercantum pada gambar. Cetakan pada papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut dan perubahan bidang. d. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk stabilitas dan untuk mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat. Pola dari paku harus seragam dan tetap (konsisten) seperti disetujui oleh direksi.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
72
5. Cetakan Untuk Beton Yang Terlindungi (Unexposed Concrete) a. Cetakan untuk beton terlindungi haruslah dari logam (metal) plywood atau bahan lain yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Kayu harus dilapisi setidak-tidaknya pada satu sisi dan kedua ujungnya. b. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh rekatan dimana beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran. 6. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports) Penyedia jasa harus bertanggung jawab bahwa perancah, penunjang dan penyokong adalah stabil dan mampu menahan beban hidup dan beban pada waktu pelaksanaan. Segala bentuk kegagalan/kerusakan akibat ketidakstabilan dan ketidakmampuan perancah, penunjang dan penyokong dalam menahan beban adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia J asa. Penyedia J asa wajib memperbaiki kerusakan/kegagalan atas biaya sendiri. 7. Jalur Kayu J alur kayu diperlukan untuk membentuk garis/alur sambungan chamfer. 8. Melapis Cetakan a. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus, haruslah dari jenis yang tanpa urat kayu dan noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-sisa/bekas pada permukaan beton atau efek yang merugikan bagi rekatan dari cat, plester, mortar, atau bahan penyelesaian lainnya yang akan dipakai untuk permukaan beton. b. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan minyak/gempal (bahan agar beton tidak menempel pada cetakan) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi pabrik sebelum tulangan dipasang atau sebelum cetakan dipasang. 9. Pengikat Cetakan a. Pengikatan cetakan haruslah batang-batang besi yang dibuat di pabrik atau sejenis memanjang (flat band type) atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga menahan beban hidup dari pengecoran beton basah dan mempunyai penahan bagian luar dengan luasan perletakan . b. Untuk beton-beton yang umum, penempatan pengikat cetakan sesuai pendapat Penyedia J asa. c. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose, harus dari jenis dengan kerucut (cone snap off type). Ukuran kerucut haruslah 2,5 cm maksimum diameter pada sisi permukaan beton dengan 3,8 cm tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat haruslah lurus kedua arah baik mendatar maupun tegak didalam cetakan atau seperti disetujui oleh Direksi.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
73
10. Penyisipan Besi Penanaman/penyisipan besi untuk angkur dari bahan lain atau peralatan pada pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti disyaratkan pada pekerjaan ini. a. Penanaman/penyisipan benda-benda berulir. Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi. b. Pemasangan langit-langit (ceiling) Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung yang menahan penggantung langit-langit, konstruksi penggantung harus digalbani atau tipe yang diizinkan oleh Direksi. c. Pengunci model ekor burung 1) Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galbani yang lebih baik/tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti dispesifikasikan. 2) Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dibongkar untuk mengeluarkan gangguan dari mortar/adukan. 11. Pemasangan Benda-Benda yang Akan Ditanam Dalam Beton Pemasangan pipa saluran, pipa listrik dan lain-lain yang akan tertanam dalam beton. a. Penampang pipa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur. b. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian- bagian struktur beton bila tidak ditunjukkan dalam gambar. Di dalam beton perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang telah disetujui untuk dilewati pipa. c. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar, tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton. d. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka Penyedia J asa harus segera mengkonsultasikan hal ini oleh Direksi. e. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan atau menggeser/memindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa izin tertulis dari Direksi f. Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur- angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan. g. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan diusahakan agar tidak bergerser selama pengecoran beton dilakukan. Spesifikasi Teknis / TA 2013
74
h. Penyedia J asa Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton. i. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut diharuskan tidak terisi beton harus ditutup dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.
2.6.2 Pelaksanaan 1. Umum a. Penyedia J asa harus mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum melaksanakan suatu pekerjaan. b. Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada. Penyedia J asa harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya-gaya yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga akhir pekerjaan beton, lendutan dari permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-tanda penurunan yang berlebihan sehingga menurut pendapat Direksi hal itu akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dalam gambar rangcangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka Direksi dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan Penyedia J asa untuk memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia J asa. Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambaran rancangan tersebut disetujui. 2. Pemasangan a. Percancah dan cetakan harus sesuai dengan dinamis, kelurusan dan kemiringan dari beton seperti ditunjukkan pada gambar, dilengkapi untuk lubang-lubang (openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan kegiatan-kegiatan seperti yang diperlukan. b. Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan kelembaban rendah, kedap air dan dikencangkan secukupnya serta diperkuat untuk mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang- penunjang cetakan. Spesifikasi Teknis / TA 2013
75
c. Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan Penyedia J asa bertanggung jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas sehingga memudahkan untuk pemeriksaan. d. Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain dalam gambar. e. Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan beton yang diekspose. f. Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak mengalami kesulitan dan tidak menyebabkan terjadinya kerusakan pada permukaan. g. Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya pada sampai tepi bawah dari balok di atasnya) segera setelah penunjang dari plat lantai mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada plat atau balok yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai di bawahnya bekerja penuh. h. Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Penyedia J asa harus benar-benar yakin bahwa tidak ada bagian batang tegak yang mempunyai plumbness/kemiringan lebih dari 10 mm. 3. Pengikat Pengikat cetakan harus dipasang sedemikian pada jarak tertentu untuk ketepatannya memegang atau menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan berat serta tekanan dari beton basah. 4. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding) Pasangan di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan sebagainya seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbentuk khusus/berprofil dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar dan untuk melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang kayu dari ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan beton dengan suatu cara tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk khusus dengan bahan untuk memudahkan melepaskan cetakan setelah selesai. 5. Chamfers Garis/jalur chamfer haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar arsitek saja. 6. Bahan untuk Pelepas Beton (Release Agent) a. Lapislah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila disentuh. Pastikan bahwa bahan pelepas tidak mencapai tulangan beton maupun pada pertemuan beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor atau dituangkan. Spesifikasi Teknis / TA 2013
76
b. J angan memakai bahan pelepas dimana bahan permukaan beton dijadwalkan untuk menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana dimungkinkan. 7. Pekerjaan Sambungan Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug ataupun caulk joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya diizinkan dimana terlihat pada gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan pada tempat yang tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal pengecoran. 8. Pembersihan a. Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindungi dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan kolom dan cetakan-cetakan dinding serta pada titik-titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukan-bukaan pembersihan berdasarkan kepada persetujuan Direksi. b. Untuk beton ekspose sama dengan beton umumnya, kecuali bahwa pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi. c. Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose diperlukan untuk memasang beton ekspose, lokasi harus disetujui oleh Direksi. d. Perancah : batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai sesuai dengan metode perancah. Pemeriksaan perancah secara sering harus dilakukan selama operasi pengecoran sampai dengan pembongkaran. Naikkan bila penurunan terjadi, perkuat/kencangkan bila pergerakkan terlihat nyata. Pasanglah penunjang-penunjang berturut-turut, segera, untuk hal-hal tersebut di atas. Hentikan pekerjaan bila suatu perlemahan berkembang dan cetakan memperlihatkan pergerakan terus-menerus melampaui yang dimungkinkan dan peraturan. e. Pembersihan dan pelapisan cetakan : sebelum penempatan dari tulangan- tulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi secara seragam/merata dengan release agent untuk cetakan secara spesifik yang sesuai dengan instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah kelebihan dan jangan ijinkan pelapisan pada tempat dimana beton ekspose akan dicor. f. Pemeriksaan cetakan : beritahukan kepada Direksi setidaknya dua puluh empat jam sebelummya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton. 9. Penyisipan dan Perlengkapan a. Buatlah persediaan / perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau perlengkapan-perlengkapan, baut-baut, penggantung, Pengunci angkur dan sisipan di dalam beton. b. Buatlah pola atau instruksi untuk pemasangan dari macam-macam benda. Spesifikasi Teknis / TA 2013
77
c. Tempatkan expansion joint fillers seperti dimana didetailkan. 10. Dinding-dinding Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi dengan keperluan pengunci di dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton. 11. Waterstops Lengkapi dengan waterstop yang menerus pada semua sambungan-sambungan yang langsung berhubungan dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan. Panampang sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi perusahaan. 12. Cetakan Untuk Kolom Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat pada gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian bawah semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton. 13. Cetakan Untuk Plat dan Balok-balok a. Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk lintasan tegak dari duct; pipa-pipa; conduit; dan sebagainya. b. Puncak dari chamfer (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi dengan dongkrak-dongkrak yang sesuai, baji-baji, perlengkapan lainnya untuk mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan, baik sebelum ataupun pada waktu pengecoran beton. 14. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (rehoring) a. Seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar harus dilepas secara berhati-hati tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut- sudut, off sets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat. Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan menggunakan peralatan ataupun description apapun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-ujung beton yang tajam dan secara umum pertahankan keutuhan desain. b. Bersihkan cetakan-cetakan beton secepatnya setelah pembongkaran untuk mencegah perusakan pada bidang kontak. c. Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan harus ditopang/ditunjang kembali sepenuhnya pada semua plat dan balok sampai dengan sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancah kembali harus tetap ditempatnya sampai beton mencapai criteria umum kekuatan tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton dengan tes silinder atas biaya Penyedia J asa. d. Penunjang-penunjang sementara : sebelum pengecoran beton, tulangan menerus balok-balok bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan penopang-penopang sementara sedemikian untuk meminimumkan lendutan akibat beban dari beton basah. Spesifikasi Teknis / TA 2013
78
Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran beton dan selama diperlukan untuk mencegah penurunan dari penunjang tersebut. Perancah tidak boleh dipindahkan sampai beton mencapai kekuatan yang mencukupi. 15. Pemakaian Ulang Cetakan a. Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul masih baik dan dalam kondisi yang memuaskan bagi Direksi, bagian pembersihan cetakan, harus memperbaiki kerusakan permukaan dengan memindahkan lembaran- lembaran yang rusak. b. Sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. J anganlah memakai ulang plywood yang mempunyai tambahan, ujung yang usang, cacat/kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur dari penyelesaian permukaan. c. Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan membersihkan secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah papan- papan yang lepas atau rusak. d. Agar cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang diakibatkan oleh perusahaan-perusahaan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian yang terlihat boleh dipakai ulang hanya pada potongan-potongan yang identik.
2.6.3 Dasar untuk Pembayaran Kuantitas Cetakan dan Perancah, yang diukur sebagaimana yang disyaratkan di atas, harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan termasuk baja tulangan dan untuk semua galian dan pembuangan bahan, bongkaran, pemadatan, cetakan, penimbunan kembali, lubang sulingan, dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya perlu untuk penyelesaian pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini. Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran 2.6.1 Cetakan (bekisting) Meter Persegi Spesifikasi Teknis / TA 2013
79
SEKSI 2.7 SALURAN BETON PABRIKASI U-DITCH DAN BOX CULVERT
2.7.1 Ruang Lingkup Pekerjaan Pengadaan produk saluran beton bertulang tipe U- Ditch dan tipe Kotak (Box Culvert) yang dibuat dengan metode pracetak secara pabrikasi beserta tutup (jika diperlukan), untuk dipergunakan sebagai saluran pada sistim drainase lingkungan dan perkotaan. Apabila rekanan tidak mempunyai pabrik untuk produk pabrikasi maka diwajibkan untuk mensubkontrakkan kepada pabrikan yang dapat bertanggung jawab dalam hal hal sebagai berikut : a. Dapat memberikan asistensi dalam hal perencanaan pekerjaan drainase. b. Membuat secara pabrikasi dari produk / barang barang yang dibutuhkan untuk pekerjaan dimaksud. c. Melaksanakan pengiriman / transportasi dari lokasi pembuatannya/pabrik pembuatannya hingga ke lokasi gudang lapangan yang ditunjuk. d. Memberikan asistensi pekerjaan konstruksi berhubungan dengan produk yang disupplai jika diperlukan. e. Memberikan asistensi dalam hal penilaian mutu secara berkala dan ikut monitoring dalam pemasangan produk dilapangan.
2.7.2 Persyaratan Untuk Pabrikan a. Pabrikan harus memiliki akreditas pengujian laboratorium SNI 19-17025-2000 atau International Organization for Standarization (ISO) 17025 sesuai Surat Edaran Mentri Pekerjaan Umum No : 03/SE/M/2005 tanggal 24 Februari 2005 dan Surat KDPU Prop. DKI J akarta No. 63/07331 tanggal 2 mei 2007. b. Pabrikan harus memiliki lahan dan peralatan untuk membuat produk dimaksud atau, c. Supplier adalah yang diberi kuasa oleh pabrikan / pembuat untuk melaksanakan pengadaan produk yang dimaksud. d. Pembuat produk memiliki fasilitas laboraturium beton serta peralatan uji yang memadai dan menjalani sertifikasi uji mutu perbandingan oleh yang berwenang dan independent atau yang sudah terakreditasi oleh Direktori Komite Akreditasi Nasional (KAN). e. Pabrikan / produsen harus memiliki departemen teknis yang dapat memberikan asistensi kepada pelanggan dalam hal perencanaan, produksi dan penilaian mutu. Spesifikasi Teknis / TA 2013
80
f. Pabrikan / produsen dapat menunjukkan bahwa pembuatan produk yang dimaksud dilakukan dalam suatu sistim manajemen mutu yang berlaku dan diawasi oleh pihak lain yang berwenang dan independen. Serta Pabrikan adalah pemilik / pemegang hak untuk desain Industri dari produk tersebut. g. Pabrikan / produsen harus memiliki stock produksi yang memadai dapat mensuplai sesuai dengan kebutuhan proyek yang diprogramkan oleh SDPU Tata Air J akarta Utara, sehingga tidak akan terjadinya kelambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2.7.3 Persyaratan Teknis 1. Pembuatan; Saluran beton bertulang pracetak tipe U ( U Ditch ) dan tutupnya serta saluran tipe Kotak (Box Culvert), harus dibuat dengan yang menghasilkan kwalitas terbaik dari produk yang dihasilkannya dan sesuai / cocok untuk digunakan sebagai sistim saluran drainase. Produk yang dihasilkan adalah yang dibuat dengan dicetak pada cetakan yang terbuat dari besi dan mampu memberikan kepadatan beton melalui proses pemadatan menggunakan getaran frekuensi tinggi sehingga menghasilkan kepadatan maksimum dari beton dan mengakibatkan produk yang optimum. 2. Material; Produk saluran beton bertulang pracetak tipe U dengan tutupnya dan tipe Kotak (Box Culvert) harus terbuat dari material yang terdiri sebagai berikut : a. Agregat Agregat kasar dan halus biasa digunakan untuk membuat beton secara normal harus digunakan secara proporsional untuk menghasilkan susunan agregat campuran yang terbaik dalam komposisi campuran beton sesuai yang direncanakan. Penentuan ukuran dari butiran agregat bentuk partikel agregatnya adalah dimaksudkan agar sesuai dengan pelaksanaan pembuatannya dan cocok dengan maksudnya sebagai saluran drainase. Material materials tersebut harus disampling untuk pengujian agregat dan semua hasil pengujian agregat tersebut terdokumentasi secara baik. b. Semen Semen yang digunakan untuk produk Saluran beton bertulang pracetak tipe U, tutupnya dan tipe Kotak adalah dari jenis Tipe Serbaguna sesuai SNI- 03-2049-1992 yaitu semen tipe I untuk saluran drainase/irigasi dan semen tipe V untuk saluran air limbah atau saluran dimana airnya mengandung kadar garam yang tinggi. Kandungan semen didalam campuran betonnya harus berkisar antara tidak boleh kurang dari 380 kg/m3 beton segar, serta pada penggunaan yang tepat dari jumlah air semennya yang mana ditentukan oleh pabrikan Spesifikasi Teknis / TA 2013
81
pembuat produk untuk mendapatkan dan mencapai kualitas beton yang disyaratkan. Rasio air semen (Water/Cement) maksimum 0,5. c. Besi Tulangan J enis besi tulangan yang digunakan adalah dari jenis HDDW (Hard Drawn Deformed Wire) atau CRDW (Cool Rolled Deformed Wire) untuk beton bertulang dengan sifat kekuatan tegangan tarik dan leleh sebagai berikut : Yield strength (Tegangan Leleh) 4500 kg/cm2 Tensile strength (Tegangan Tarik) 5000 kg/cm2 Pabrikan / produsen harus dapat menjaga konsistensi mutu dari kualitas besi tulangan yang digunakan dengan melakukan pengujian rutin untuk sifat kekuatan besi tulangan yang digunakan tersebut. Seluruh catatan / dokumen hasil pengujian tersebut harus dijaga untuk pada saatnya digunakan sesuai prosedur mutu pada saat dilakukan pemeriksaan. Prosedur pemeriksaan merujuk kepada standard ketentuan atau prosedur sistim mutu yang ada. d. Kualitas Pengerjaan Produk saluran beton bertulang tipe U, tutupnya dan tipe Kotak yang dikirimkan sebagai pengadaan barang untuk pekerjaan saluran drainase tersebut harus bebas dari cacat berupa gompal ataupun retak yang mengakibatkan cacat secara struktural. Produk produk tersebut harus merupakan produk beton bertulang dengan ketahanan dan kekuatan yang baik serta halus permukaannya, tidak terdapat banyak bopeng akibat udara yang terperangkap serta cacat yang mengganggu persyaratan sehubungan dengan fungsi sebagai saluran drainase. 3. Beton Beton yang digunakan dalam pembuatannya haruslah merupakan beton yang dikontrol dalam pencampurannya dan diaduk secara mekanis. Setiap kali pembuatan campuran beton untuk pengecorannya haruslah diawasi serta terukur secara ketat untuk mendapatkan beton segar yang memiliki kwalitas yang seragam pada setiap proses produksi yang dilakukan. Beton segar tersebut kemudian dituangkan kedalam cetakan dan (untuk mengoptimumkan pemakaian cetakan diuapi sesuai prosedur) dirawat pada beberapa tahapan suhu yang sesuai untuk maksud tersebut agar menghasilkan beton yang padat, dan proses pengerasan beton yang bebas dari cacat sehingga tidak merugikan dalam hal kekuatan dan umur layan dari produk yang dihasilkan. Penggunaan bahan tambahan (pada campuran beton) dengan maksud untuk meningkatkan kualitas kekuatan beton adalah diperbolehkan. Pemeriksaan secara rutin untuk kualitas beton harus dilakukan dengan menggunakan metode uji kuat tekan kubus. Mutu beton minimum K-300 untuk saluran tipe - U dan minimum K-350 untuk tutup saluran dan saluran tipe Kotak (Box Culvert) dengan kuat tekan Test Loading minimum 10,5 Ton/M2 Spesifikasi Teknis / TA 2013
82
4. Penulangan Penulangan atau pembuatan besi tulangan dari produk tersebut adalah dibuat dari jaringan kawat baja las (Mesh type ) dengan tambahan berupa batangan besi tulangan sejenis yang dipotong dan dipasangkan sesuai perencanaannya untuk maksud mendapatkan kekuatan seperti yang dimaksud terutama untuk daerah yang secara strukturalnya adalah kritis dari produk tersebut atau menderita momen momen yang merugikan. Selimut beton untuk tulangan tersebut disyaratkan dan ditentukan oleh pembuat dengan tujuan memberikan jaminan untuk perlindungan terhadap penulangan yang dibuat agar dapat dicapai umur layan yang maksimal dari produk tersebut. e. Toleransi Dalam hal toleransi, besaran untuk dimensi dari produk jadi adalah sesuai dengan rekomendasi pabrikan yang didasarkan pada standard acuan yang diterapkan. Pabrikan pembuat produk bertanggung jawab untuk keakurasian/presisi dari ukuran produk yang dibuat serta wajib menyediakan cara / metode dan alat yang digunakan untuk pemeriksaan dimensi dari produk tersebut.
2.7.4 Karakteristik Produk a. Sambungan Bagian sambungan harus direncanakan agar dapat mangakomodasi pergerakan baik ke arah vertical ataupun horizontal; sambungan tersebut dapat juga menerima defleksi hingga 1 derajat. Bagian sambungan dibuat agar tidak menghambat arus dengan tipe sambungan FLUSH J OINT menggunakan bagian berupa Lidah dan Bibir pada masing masing ujung segmen yang dicetak dan terdapat celah yang memungkinkan untuk diberi mortar sebagai penutupnya sehingga permukaan sambungan menjadi rata dan halus sesuai fungsinya untuk digunakan sebagai saluran drainase. Sambungan dengan mortar tersebut mampu memberikan kekedapan pada derajat tertentu sehingga tidak terjadi infiltrasi pada saluran drainase tersebut. b. Sifat Fisik Dari Produk Produk harus direncanakan sebagai saluran drainase pada sisi jalan dan dibuat agar mampu menahan tanah aktif serta beban dinamis dari lalulintas kendaraan di dekatnya dalam kondisi normal untuk pemasangannya. Pada lokasi pemasangan yang dianggap kondisi telah melampaui kapasitas produk terhadap beban yang terjadi, maka digunakan balok beton penyokong beton yang dipasang pada bagian tengah segmen pracetak. Untuk fungsi sebagai Gorong gorong digunakan saluran tipe Kotak (Box Culvert). Absorpsi beton tidak boleh melampui 8 %. Spesifikasi Teknis / TA 2013
83
c. Dimensi Semua dimensi / ukuran serta toleransi adalah sesuai yang ditentukan oleh pembuat dengan mengacu pada spesifikasi yang dituangkan pada brosur / catalog berikut persyaratan teknisnya yang memberikan data hasil uji laboratorium dari Pabrikan yang memiliki akreditasi & bersertifikasi ISO.
2.7.5 Pengukuran Dan Pembayaran 1) Pengukuran untuk Pembayaran a) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran saluran pabrikasi u-ditch, gorong- gorong pipa beton bertulang maupun tanpa tulangan haruslah jumlah meter panjang, yang diukur dari ujung ke ujung saluran yang dipasang sesuai dengan Gambar atau perintah Direksi Pekerjaan. b) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran tutup saluran pabrikasi u-ditch haruslah jumlah buah, yang diukur dari ujung ke ujung saluran yang dipasang sesuai dengan Gambar atau perintah Direksi Pekerjaan. c) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran saluran beton bertulang berbentuk U dengan lebar sampai dengan 1400 mm haruslah dalam jumlah meter panjang saluran berbentuk U yang dicor di tempat atau pra-cetak, yang diukur dari ujung ke ujung saluran, termasuk baja tulangan yang terpasang sesuai dengan Gambar atau perintah Direksi Pekerjaan. d) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran tembok kepala beton, apron (lantai golak), lubang masuk (entry pits), gorong-gorong persegi dan struktur drainase beton lainnya sebagai struktur drainase minor haruslah dalam jumlah meter kubik beton termasuk baja tulangan yang terpasang sesuai dengan Gambar atau perintah Direksi Pekerjaan. e) Kecuali untuk Galian Batu dan bahan Drainase Porous yang digunakan, tidak ada pengukuran yang terpisah untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian atau timbunan, biaya pekerjaan ini dipandang sebagai pelengkap untuk melaksanakan pekerjaan gorong-gorong pipa dan sudah termasuk dalam harga penawaran untuk gorong-gorong pipa dan berbagai macam bahan yang digunakan dalam pelaksanaan. Spesifikasi Teknis / TA 2013
84
2) Dasar untuk Pembayaran Kuantitas gorong-gorong pipa, saluran berbentuk U, gorong-gorong persegi dan struktur drainase minor lainnya, yang diukur sebagaimana yang disyaratkan di atas, harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan saluran pabrikasi dan untuk semua galian dan pembuangan bahan, bongkaran, pemadatan, cetakan, penimbunan kembali, lubang sulingan, dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya perlu untuk penyelesaian pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini. Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran 2.7.1 Saluran beton bertulang pracetak tipe U Meter Panjang 2.7.2 Saluran beton bertulang pracetak tipe Kotak (Box Culvert) Meter Panjang 2.7.3 Tutup Saluran beton bertulang pracetak tipe U Buah
Spesifikasi Teknis / TA 2013
85
SEKSI 2.8 PEKERJAAN KURASAN SALURAN
2.8.1 Jenis Pekerjaan Kurasan
a. Kuras lumpur saluran terbuka bebas, tenaga orang b. Kuras lumpur saluran terbuka tidak bebas, tenaga orang c. Kuras lumpur saluran tertutup tidak bebas, tenaga orang
2.8.2 Pelaksanaan Pekerjaan Kurasan
1. Lokasi Saluran Kurasan
a. Sebelum dilakukan pengurasan, lokasi pekerjaan terlebih dahulu diukur/ uitzet oleh UPP-DPU DKI J akarta Panjang saluran, lebar dimensi saluran dan jenis pekerjaan kurasan.
b. Setelah selesai dikuras dilakukan pengukuran kembali / chek dasar saluran oleh UPP DPU DKI J akarta sesuai dengan elevasi dasar yang diinginkan (peil rencana) Didapat ketebalan endapan lumpur yang dikehendaki sesuai gambar kerja.
2. Lokasi Dumping Site
a. Sebelum dilakukan pembuangan lumpur ke lokasi Dumping site merupakan kotak yang terukur, terlebih dahulu Dumping site untuk diukur elevasi nya (Elevasi awal)
b. Kurasan lumpur harus diangkut sampai bersih ke dumping site
c. Angkutan dilaksanakan pada malam hari setelah kurasan lumpur dikeringkan lebih dahulu selama 1 x 24 jam
d. Kurasan lumpur dimasukan kedalam karung dengan perhitungan 1 M3 dipakai 18 karung dan volume angkut mengalami penyusutan sebesar 20 % dari volume teoritis volume endapan saluran.
e. Setelah selesai pekerjaan pengurasan lumpur, Dumping site diukur kembali elevasi nya (Elevasi akhir)
f. Penyedia J asa Pemborongan diwajibkan membuang hasil galian/kerukan pada lokasi yang telah ditentukan dan disetujui oleh Direksi
Spesifikasi Teknis / TA 2013
86
2.8.3 Dasar untuk Pembayaran
Kuantitas kurasan yang diukur sebagaimana yang disyaratkan di atas, harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi untuk penyelesaian pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran 2.8.1 Kurasan lumpur Meter Kubik
Spesifikasi Teknis / TA 2013
87
SEKSI 2.9 PASANGAN BATU
2.9.1 UMUM 1) Uraian a) Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat dari Pasangan Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, galian, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. b) Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding penahan, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari pasangan batu yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar. Bilamana fungsi utama suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai penahan beban, seperti lapisan selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong (spillway apron) atau pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar ujung gorong-gorong, maka kelas pekerjaan di bawah Pasangan Batu (Stone Masonry) dapat digunakan seperti Pasangan Batu dengan Mortar (Mortared Stonework) atau pasangan batu kosong yang diisi (grouted rip rap) seperti yang disyaratkan masing-masing dalam Spesifikasi. 2) Penerbitan Detil Pelaksanaan Detil pelaksanaan untuk pasangan batu yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkankan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan kembali rancangan awal atau revisi desain telah selesai dikerjakan sesuai dengan Spesifikasi ini. 3) Toleransi Dimensi, Pengajuan Kesiapan Kerja, Persetujuan, J adwal Kerja, Kondisi Tempat Kerja, Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Rusak Ketentuan yang disyaratkan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar dalam Spesifikasi ini harus digunakan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013
88
2.9.2 BAHAN 1) Batu a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah. b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama. c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya. 2) Adukan Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari Spesifikasi ini. 3) Drainase Porous Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari Spesifikasi ini.
2.9.3 PELAKSANAAN PASANGAN BATU 1) Persiapan Pondasi a) Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk Galian. b) Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga horisontal. c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus disediakan bilamana disyaratkan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi. d) Bilamana ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini.
2) Pemasangan Batu a) Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan
Spesifikasi Teknis / TA 2013
89
batu yang berukuran sama. b) Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang. c) Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk mema- sang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan. 3) Penempatan Adukan a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang. b) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh. c) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belummengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru. 4) Ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi a) Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm. b) Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang disyaratkan di atas. c) Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir kasar dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut melewati sambungan. 5) Pekerjaan Akhir Pasangan Batu a) Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan
Spesifikasi Teknis / TA 2013
90
dilaksanakan. b) Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang dapat menj amin pengaliran air huj an, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan cuaca tersebut harus dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan. c) Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan. d) Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton dalam Spesifikasi ini. e) Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan dengan Seksi Timbunan. f) Lereng yang bersebelahan dengan bahu j alan harus dipangkas dan untuk memperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu.
2.9.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1) Pengukuran untuk Pembayaran a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui. b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus tidak diukur atau dibayar. c) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan bahan porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous, seperti yang disebutkan dalamSpesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus dilakukan untuk penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk acuan lainnya atau untuk galian dan penimbunan kembali yang diperlukan. 2) Dasar Pembayaran Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, Spesifikasi Teknis / TA 2013 91
untuk galian yang diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, untuk penimbunan kembali sampai elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal ini.
Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran 2.9.1 Pasangan Batu Meter Kubik
Spesifikasi Teknis / TA 2013 92
SEKSI 2.10 PENGUKURAN DAN UJI LABORATORIUM
Harga satuan yang ditawarkan dalam Bill Of Quantity dan harga untuk berbagai item pekerjaan, harus sudah meliputi biaya pengadaan dan pemakaian semua tenaga kerja, perlengkapan, bahan, pengangkutan, peralatan dan lainnya untuk membuat pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknik. a. Perhitungan pengukuran untuk pembayaran galian tanah/Lumpur dibuat menurut Volume Galian yang dihitumg sampai batas, bentuk dan ukuran yang tertera dalam gambar dan atau ditentukan lain secara tertulis Pelaksana Teknis. b. Setiap Pengukuran volume pengerukan sebagai satuan pengajuan termyn harus dilakukan dengan cara Uitzet (oleh UPT PPP DPU Propinsi DKI J akarta) sebagai dasar untuk menghitung volume pengerukan. Apabila dipandang perlu, atas perintah Pelaksana Teknis perhitungan volume pengerukan dapat dilakukan dengan menghitung jumlah volume yang diangkut oleh Dump Truck ke lokasi Dumping Site (Pembuangan Lumpur) dengan menghitung faktor susut sebesar 20 %. c. Sebelum Serah Terima Pekerjaan (PHO), Kontraktor harus melaksanakan Pengukuran Peil Kontrol (Quality Control) di UPT PPP DPU Provinsi DKI J akarta terhadap seluruh pekerjaan sesuai dengan gambar pelaksanaan. Dalam rangka menjamin mutu Pekerjaan Konstruksi dan sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI J akarta nomor : 30 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Pengujian Mutu Pekerjaan Konstruksi Di Lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI J akarta, maka kegiatan pengujian mutu pekerjaan konstruksi di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum harus dilakukan oleh Laboratorium Pengujian yang telah memiliki Sertifikat Laboratorium Pengujian berdasarkan SNI 19 17025 2000 / ISO1702 Laboratorium yang sudah terakreditasi (daftar Laboratorium terakreditasi dapat dilihat di Direktori Komite akreditasi Nasional / KAN).
Spesifikasi Teknis / TA 2013 93
Adapun pengukuran yang dilaksanakan selama pekerjaan adalah : No
Komponen
Bahan/ Material yang Diuji Pelaksanaan Uji Keterangan
J enis Uji
Volume Uji
I. Saluran Beton 1. Pengukuran Uitzet 1 m / 1 m Peil Control 1 m / 1 m
2.
Konstruksi Beton Bertulang Menggunakan Ready Mix
Beton
Kuat tekan beton kubus atau silinder
1 cth / 3 m 3
Vol. beton 60 m 3
minimal 5 contoh 1 cth / 5 m 3 Vol. beton >60 m 3
minimal 20 contoh Kuat tekan dengan palu beton 1 area / 25 m 3
1 area =20 pukulan
Besi
Kualitas besi
1 cth / 10 ton /jenis/ukuran Minimal 1 contoh Kelebihan diatas 5 ton ditambah 1 contoh. Setiap contoh 2 batang masing- masing 1 m
3.
Konstruksi menggunakan plat baja
Plat Baja Keras Brinell 1 cth / 20 ton / jenis / ukuran Min. 3 contoh dan setiap contoh, uk. 10 cm x 10 cm Dimensi besi plat baja 1 cth / 20 ton /jenis/ukuran Min 3 contoh dan setiap jenis besi
II. Turap 1. Pengukuran Uitzet 1 m / 1 m Peil Control 1 m / 1 m 2. Pasangan batu kali Batu kali Kualitas batu kali 1 cth / 500 m 3
Pasir Kualitas bahan pasir 1 cth / 50 m 3
3. Konstruksi Beton Bertulang Menggunakan Ready Mix
Beton
Kuat tekan beton kubus atau silinder 1 cth / 3 m 3 Vol. beton 60 m 3
minimal 5 contoh 1 cth / 5 m 3 Vol. beton >60 m 3
minimal 20 contoh Kuat tekan dengan palu beton 1 area / 25 m 3
1 area =20 pukulan
Spesifikasi Teknis / TA 2013 94
Besi
Kualitas besi
1 cth / 10 ton / jenis/ukuran Minimal 1 contoh Kelebihan diatas 5 ton ditambah 1 contoh. Setiap contoh 2 batang masing - masing 1 m
III. Saluran Beton Pracetak Pabrikasi 1. Pengukuran Uitzet 1 m / 1 m Peil Control 1 m / 1 m
IV. Tali-tali air ukuran 40/30 120 cm
1.
Konstruksi beton Kubus beton/sili nder beton
Kuat tekan beton kubus atau silinder 1 cth / 3 m 3
Vol. beton 60 m 3
minimal 5 contoh 1 cth / 5 m 3 Vol. beton >60 m 3
minimal 20 contoh Urugan pasir beton Pasir beton Kwalitas bahan 1 cth / 2000 m 2
Minimal 1 contoh Hasil pengukuran peil control (quality control) dituangkan dalam gambar akhir pelaksanaan pekerjaan (As Build Drawing) dan menjadi satu kesatuan dalam dokumen Berita Acara Serah Terima (PHO).
Spesifikasi Teknis / TA 2013 95
DIVISI III PEKERJAAN PENUNJANG SEKSI 3.1 KETENTUAN UMUM
3.1.1 Fasilitas dan Pelayanan Pengujian 1. Umum a. Uraian 1) Pengujian yang dilaksanakan oleh Kontraktor sebagaimana disyaratkan dalam kontrak harus menyediakan tempat kerja, bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pemalkasanakn pengujian yang diperlukan. Umumnya Kontraktor di bawah perintah dan pengawasan Direksi Pekerjaan akan melakukan semua pengujian sehubungan dengan pengendalian mutu bahan baku, campuran dan bahan yang diproses untuk menjamin bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan. Daftar Peralatan Laboratorium yang digunakan dalam pengujian terhadap pekerjaan ini. 2) Pengujian yang dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan Kontraktor harus membangun dan melengkapi, memelihara, membersihkan, menjaga dan pada akhir Kontrak membongkar atau menyingkirkan bangunan yang disebutkan yang digunakan sebagai laboratorium lapangan untuk digunakan semata-mata hanya oleh Direksi Pekerjaan, dan memasok dan memasang peralatan laboratorium di laboratorium Direksi Pekerjaan untuk pelaksanaan pengujian yang terdaftar dalam Spesifikasi Standar. Daftar Peralatanyang digunakan untuk pengujian terhadap pekerjaan ini. Direksi Pekerjaan akan bertanggungjawab atas semua pengujian yang dilakukan untuk pekerjaan yang sudah selesai. Hasil pengujian-pengujian ini akan menjadi dasar persetujuan atau penolakan dari pekerjaan terkait. b. Pengajuan Kesiapan Kerja Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan : 1) Usulan mobilisasi Laboratorium Pengujian: detil dari mobilisasi laboratorium dan peralatannya sebagai bagian dari program mobilisasi sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini, harus disediakan oleh Kontraktor. 2) Usulan personil penguji: daftar beserta Daftar Riwayat Hidup semua teknisi laboratorium yang diusulkan Kontraktor untuk pelaksanaan pengujian menurut Kontrak ini. 3) J adwal pengujian: jadwal induk (master schedule) semua pekerjaan yang akan diuji. Dengan jadwal pelaksanaan (construction schedule) yang ada dapat ditentukan tanggal sementara untuk masing-masing kegiatan pengujian. J adwal kegiatan pengujian ini harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dalam Spesifikasi Teknis / TA 2013 96
formulir pendahuluan (preliminary form) untuk dievaluasi pada setiap awal bulan. 4) Formulir pengujian : usulan formulir pengujian standar yang akan digunakan dalam Kontrak ini untuk semua jenis pengujian yang disyaratkan dalam Spesifikasi, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaaan dalam waktu yang ditentukan, untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. 2. Fasilitas Laboratorium Dan Pengujian Kontraktor harus meminta pelayanan pengujian dan/ atau fasilitas laboratorium sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian mutu dari Spesifikasi ini kepada Pabrikasi 3. Prosedur Pelaksanaan a. Peraturan dan Rujukan Standar Nasional Indonesia (SNI), sebagaimana diberikan dalam Spesifikasi ini harus digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan. Dalam segala hal, Kontraktor harus menggunakan SNI yang relevan atau setara untuk menggantikan standar- standar lain yang mungkin ditunjukkan dalam Spesifikasi ini. Bilamana standar tersebut tidak terdapat dalam SNI, Kontraktor dapat menggunakan standar lain yang relevan sebagai pengganti atas perintah Direksi Pekerjaan. b. Personil Personil yang bertugas pada pengujian bahan haruslah terdiri atas tenaga- tenaga yang mempunyai pengalaman cukup dan telah terbiasa melakukan pengujian bahan yang diperlukan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan. c. Formulir Formulir yang dapat digunakan untuk pengujian yang sebenarnya dan pelaporan hasil pengujian hanyalah formulir telah disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. d. Pemberitahuan Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan rencana waktu pelaksanaan pengujian, paling sedikit satu jam sebelum pengujian dilaksanakan sehingga memungkinkan Direksi Pekerjaan atau Wakilnya untuk menyaksikan setiap pengujian bukan rutin yang mereka inginkan.
e. Distribusi Laporan pengujian harus segera dikerjakan dan didistribusikan sehingga memungkinkan untuk melakukan pengujian ulang, penggantian bahan atau pemadatan ulang sedemikian hingga dapat mengurangi keterlambatan dalam pelaksanaan Pekerjaan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013 97
f. Inspeksi dan Pengujian Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan untuk memeriksa pekerjaan yang telah selesai apakah telah memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan dan setiap ketentuan lanjutan yang menjadi diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan. Setiap ruas secara keseluruhan yang terdiri dari bahan dan pengerjaan yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dibongkar dan diganti dengan bahan dan pengerjaan yang memenuhi Spesifikasi ini. Bilamana Direksi Pekerjaan mengijinkan, pekerjaan yang tidak diterima harus diperbaiki sedemikian hingga setelah diperbaiki akan memenuhi semua ketentuan dalam kontrak. Semua perbaikan semacam ini harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor. g. Pemberitahuan Pemberitahuan untuk Pengujian atas Pekerjaan yang telah selesai Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan paling tidak 5 hari di muka bahwa suatu pekerjaan telah selesai dikerjakan dan siap untuk diuji. Direksi Pekerjaan harus memberitahu hasil pengujian tersebut kepada Kontraktor dalam 10 hari setelah benda uji diterima dari lapangan, disertai surat keterangan yang menyebutkan apakah pekerjaan yang diuji diterima atau ditolak. Bilamana pekerjan tersebut ditolak, dalam 10 hari Kontraktor harus mengajukan surat yang menanyakan tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki pekerjaan yang ditolak. 4. Pengukuran dan Pembayaran a. Contoh Semua contoh apakah berasal dari lokasi sumber bahan atau dari perkerasan yang telah selesai harus disediakan oleh Kontraktor, tanpa biaya tambahan terhadap Kontrak. b. Pengujian Biaya untuk melaksanakan semua pengujian yang diperlukan untuk penyelesaian Pekerjaan yang sebagaimana mestinya, sesuai dengan berbagai ketentuan pengujian yang disyaratkan atau ditentukan dalam Dokumen Kontrak, harus ditanggung oleh Kontraktor dan seluruh biaya tersebut sudah harus dipandang sudah dimasukkan dalam Harga Satuan bahan yang bersangkutan, kecuali seperti disyaratkan di bawah ini. J ika setiap pengujian yang tidak diperuntukkan atau tidak disyaratkan, atau karena belum perlu dilaksanakan, atau karena belum disyaratkan di dalam Dokumen Kontrak ternyata diperintahkan untuk dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan, atau bilamana Direksi Pekerjaan memerintahkan kepada Pihak Ketiga untuk melaksanakan pengujian yang tidak termasuk ketentuan dalam pelaksanaan pengujian di luar lingkup Pekerjaan atau pengujian di tempat suatu pabrik pembuat atau fabrikasi bahan, maka biaya untuk pelaksanaan pengujian tersebut menjadi beban Pemilik, kecuali jika hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa pengerjaan atau bahan tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak, dengan demikian maka biaya pengujian menjadi beban Kontraktor. Spesifikasi Teknis / TA 2013 98
c. Fasilitas Laboratorium dan Pengujian Biaya penyediaan dan pemeliharaan bangunan laboratorium, perlengkapan dalam bangunan, peralatan dan perlengkapan tidak boleh diukur atau dibayar menurut ketentuan spesifikasi ini. Bila secara khusus dimasukkan ke dalam lingkup pekerjaan dalam Kontrak ini, kompensasi untuk pekerjaan ini harus dimasukkan dalam pembayaran Lump Sum untuk Mobilisasi sesuai dengan Spesifikasi ini.
3.1.2 Transportasi dan Penanganan 1. Uraian Ketentuan-ketentuan untuk transportasi dan penanganan tanah, bahan campuran panas, bahan bahan lain, peralatan dan perlengkapan, Pemeliharaan Lalu Lintas, Bahan dan Penyimpanan, dan Pemeliharaan J alan J embatan dan saluran harus diberlakukan sebagai pelengkap dari spesifikasi ini. 2. Pelaksanaan a. Standar Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah Tingkat I, yang berlaku maupun ketentuan-ketentuan tentang pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. b. Koordinasi Kontraktor harus memperhatikan koordinasi yang diperlukan dalam kegiatan transportasi baik untuk pekerjaan yang sedang dilaksanakan atau sedang dilaksanakan dalam Kontrak-kontrak lainya, maupun untuk pekerjaan dengan Sub Kontraktor atau perusahaan utilitas dan lainnya yang dipandang perlu. Bilamana terjadi tumpang tindih pelaksanaan antara beberapa Kontraktor, maka Direksi Pekerjaan harus mempunyai kekuasaan penuh untuk memerintahkan setiap Kontraktor dan berhak menentukan urutan pekerjaan selanjutnya untuk menjaga kelancaran penyelesaian seluruh proyek, dan dalam segala hal keputusan Direksi Pekerjaaan harus diterima dan dianggap sebagai keputusan akhir tanpa menyebabkan adanya tuntutan apapun. c. Pembatasan Beban Transportasi 1) Bilamana diperlukan, Direksi Pekerjaan dapat mengatur batas beban dan muatan sumbu untuk melindungi jalan atau jembatan yang ada di lingkungan proyek. 2) Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan jalan maupun jembatan yang disebabkan oleh kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Spesifikasi Teknis / TA 2013 99
3) Bilamana menurut pendapat Direksi Pekerjaan, kegiatan pengangkutan yang dilakukan oleh Kontraktor akan mengakibatkan kerusakan jalan raya atau jembatan, atau bilamana terjadi banjir yang dapat menghentikan kegiatan pengangkutan Kontraktor, maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan Kontraktor untuk menggunakan jalan alternatif, dan Kontraktor tak berhak mengajukan tuntutan apapun untuk kompensasi tambahan sebagai akibat dari perintah Direksi Pekerjaan. d. Pembuangan Bahan di luar Daerah Milik J alan 1) Kontraktor harus mengatur pembuangan bahan di luar Daerah Milik J alan sebagaimana disyaratkan dalam Spesifikasi ini. 2) Bilamana terdapat bahan yang hendak dibuang di luar Daerah Milik J alan, maka Kontraktor harus mendapatkan ijin tertulis dari pemilik tanah dimana bahan buangan tersebut akan ditempatkan, dan ijin tersebut harus ditembuskan kepada Direksi Pekerjaan bersama dengan permohonan (request) untuk pelaksanaan. 3) Bilamana bahan yang dibuang seperti yang disyaratkan diatas dan lokasi pembuangan tersebut terlihat dari jalan, maka Kontraktor harus membuang bahan tersebut dan meratakannya sedemikian hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. 3. Rencana Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas a. Urutan Pekerjaan dan Rencana Manajemen Lalu Lintas Penyedia Jasa harus menjaga seluruh panjang dari kegiatan dalam kondisi sedemikian hingga lalu lintas dapat ditampung dengan aman dan karyawan Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan, dan pengguna jalan dapat dilindungi. Sebelum memulai pekerjaan apapun, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan mengajukan kepada Direksi Pekerjaan, Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) untuk pengoperasiannya selama periode pelaksanaan. RMKL harus berdasarkan analisa aliran lalu lintas tingkat makro dan juga mikro dan tidak hanya terfokus di daerah konstruksi. RMKL harus dimutakhirkan secara regular berdasarkan pengalaman dan kondisi tempat pekerjaan. RMKL harus memperhitungkan Prosedur Keselamatan. RMKL harus memperhitungkan dan menyediakan fasilitas khusus untuk pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor jika berada di sekitar daerah kerja. b. Penutupan Jalan yang Diperbolehkan Daerah konstruksi dibagi dalam DAERAH KERJA dimana DAERAH KERJA ini dibagi lagi dalam ZONA KERJA. Pekerjaan diperbolehkan dilaksanakan secara simultan dengan DAERAH KERJA dan ZONA KERJA dalam jumlah tertentu. c. Implementasi Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas Jika pada setiap saat, Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa ketentuan yang Spesifikasi Teknis / TA 2013 100
sebagaimana mestinya untuk pengendalian lalu lintas yang aman tidak disediakan, tidak dipelihara atau tidak dilaksanakan sesuai lingkup dari RMKL, Direksi Pekerjaan dapat membatasi operasi Penyedia Jasa yang mempengaruhi situasi semacam ini sampai penyesuaian yang diperlukan telah dilaksanakan. Direksi Pekerjaan dapat juga menangguhkan seluruh pekerjaan sampai penyesuaian tersebut dicapai. Bilamana keselamatan umum atau karyawan Penyedia Jasa diabaikan secara serius dan dengan sengaja oleh Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan dapat melakukan tindakan perbaikan yang sepadan dan memotong biaya dari hak Penyedia Jasa sebagai kompensasi kerugian dari jumlah yang dibayarkan kepada Penyedia Jasa. Semua personil paling sedikit berusia 18 tahun, dan Personil harus mengenakan baju yang reflektif, sepatu boot dan helm kerja pada setiap saat selama jam kerja di dalam daerah kerja. Dalam pelaksanaan pekerjaan harus berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Operasi pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem reflektif yang disetujui Direksi Pekerjaan. Sistem penerangan harus ditempatkan dan dioperasikan sedemikian agar dapat menghindarkan sorot cahaya terhadap pengguna jalan yang mendekati lokasi tersebut. Lampu pijar tidak diperkenankan. d. Koordinasi Antara Berbagai Kontrak-kontrak Pekerjaan Sipil Penyedia Jasa akan diberitahu setiap pekerjaan sipil lainnya yang terdaftar dalam Lampiran yang dijadwalkan untuk direalisasikan selama Periode Pelaksanaan. e. Pemeliharaan Rambu Jalan Sementara Penyedia Jasa harus menyediakan personil untuk melakukan pengawasan berkesinambungan terhadap operasi pengendalian lalu lintasnya. Personil tersebut harus tersedia baik siang maupun malam untuk menanggapi panggilanjika ada kerusakan antara lain terhadap barikade, lampu, rambu-rambu, dsbbaik karena vandalisme atau kecelakaan lalu lintas. Penyedia Jasa harus memberitahu identitas personil tersebut kepada Direksi Pekerjaan maupun pejabat lalu lintas setempat (termasuk polisi) di tempat kerja. f. Bahan dan Peralatan Semua bahan dan peralatan yang disediakan untuk implementasi kegiatan-kegiatan manajemen dan keselamatan lalu lintas harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan tetap menjadi miliknya pada akhir periode kontrak. Peralatan dan perlengkapan untuk menangani lalu lintas yang rusak oleh sebab apapun selama kemajuan pekerjaan harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk pengecatan jika perlu oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri. Bilamana pengaturan lalu lintas disediakan oleh Penyedia Jasa tidak diperlukan lagi untuk pengendalian lalu lintas, perlengkapan tersebut harus disingkirkan dari tempat kerja di lapangan. Pengaturan lalu lintas harus dibuat sedemikian hingga perlengkapan tersebut tidak Spesifikasi Teknis / TA 2013 101
boleh merusak atau melukai kendaraan atau pengguna jalan jika tertabrak atau terjungkal dan harus tetap stabil dan berdiri di tempat ketika diterpa angin. g. Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) yang memenuhi syarat dan memadai, dengan pengalaman yang sesuai minimum 3 tahun dalam tugas-tugas semacam ini dan staf yang diperlukan (jumlah minimum 2 orang) yang dibawahinya untuk seluruh pengendalian dari manajemen dan keselamatan lalu lintas, termasuk koordinasi dengan pejabat lalu lintas setempat yang bertanggungjawab sesuai yuridiksi Daerah Kerja, sedemikian hingga dapat memperkecil halangan, resiko keselamatan dan memperlancar aliran lalu lintas yang melalui daerah konstruksi dan melalui jalanjalan pengalihan yang sesuai dan disetujui. Pemilihan KMKL harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. KMKL harus secara aktif berpartisipasi dalam semua rapat reguler maupun khusus dengan Direksi Pekerjaan. KMKL harus siap sedia pada setiap saat (24 jam per hari, 7 hari per minggu) melalui komunikasi bergerak untuk kesulitan-kesulitan, keadaan darurat, dan hal-hal lain dari lalu lintas dan manajemen keselamatan dalam seluruh waktu dari pekerjaan. KMKL adalah individu yang akan dituju oleh Direksi Pekerjaan atas semua permintaan yang berhubungan dengan hal-hal manajemen dan keselamatan lalu lintas. KMKL mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan dan berkoordinasi dengan personil Penyedia Jasa untuk hal-hal manajemen dan keselamatan lalu lintas. Tugas-tugas KMKL harus mencakup berikut ini: 1) Memahami persyaratan kontraktual, termasuk denah, spesifikasi, dan lingkungan di mana pekerjaan sipil akan dilaksanakan; 2) Menginspeksi rutin terhadap kondisi dan keefektifan dari pengaturan lalu lintas yang digunakan dalam kegiatan dan memastikan bahwa perlengkapan tersebut berfungsi sebagaimana mestinya, bersih, dapat dilihat dan memenuhi spesifikasi, denah, serta peraturan-peraturan setempat; 3) Meninjau dan mengantisipasi kebutuhan atas pengaturan lalu lintas yang sesuai, memberi pendapat kepada Direksi Pekerjaan tentang hal- hal terkait, dan memastikan bahwa RMKL telah diimplementasikan untuk pergerakan lalu lintas yang aman dan efisien; 4) Mengkoordinasikan pemeliharaan dari pengoperasian lalu lintas dengan Direksi Pekerjaan; 5) Melakukan rapat keselamatan lalu lintas dengan Penyedia Jasa sebelum pelaksanaan dimulai, dan rapat berkala yang dianggap perlu atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan harus diberitahu sebelumnya untuk menghadiri rapat-rapat ini. Spesifikasi Teknis / TA 2013 102
h. Penutupan J alan yang Tidak Sah Semua penutupan dini atas jalan atau lajur di luar waktu yang ditetapkan (Lampiran) dapat dikategorikan sebagai penutupan jalan yang tidak sah. Semua penutupan total jalan tanpa suatu jalan pengalihan yang pantas harus dipandang sebagai penutupan jalan yang tidak sah dan Penyedia Jasa harus menanggung segala tuntutan yang timbul dari pihak ketiga. i. Akses Menuju Daerah Kerja Penyedia Jasa harus menggunakan sebuah Kendaraan Penghantar ketika memasuki atau meninggalkan daerah kerja sampai jalan tersebut dibuka untuk lalu lintas. Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas yang sama untuk Personil Direksi Pekerjaan dan Pengguna Jasa. Manuver ini (memasuki dan meninggalkan daerah kerja) harus dilaksanakan dengan aman sehingga memperkecil resiko terhadap para pekerja dan pengguna jalan. j. Kejadian Khusus dan Hari Libur Mengidentifikasi kejadian khusus di mana selama waktu itu Direksi Pekerjaan mencadangkan haknya untuk tidak mengijinkan penutupan jalan. Penyedia Jasa harus mempertimbangkan kejadian semacam ini dalam rencana kerjanya. Bilamana terjadi Kejadian Kahar, Direksi Pekerjaan dapat juga membatalkan penutupan jalan. k. Penutupan Lajur/J alan dengan Menggunakan Tanda Visual Penutupan lajur dengan menggunakan tanda visual harus dilakukan sesuai dengan detil-detil dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. l. Penutupan Jalan Keluar/Masuk pada Jalan Raya Penutupan jalan keluar/masuk pada jalan raya harus dilakukan sesuai dengan detil- detil dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. m. Penutupan Jalan Keluar/Masuk pada Jalan dalam Kota Penutupan jalan keluar/masuk pada jalan dalam kota harus dilakukan sesuai dengan detil-detil dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. n. Rambu-rambu untuk Pekerjaan Jalan Penyedia Jasa harus menyediakan rambu jalan atau perlengkapan penanganan lalu li ntas. Penyediaan dan penempatan rambu i ni sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman Perambuan Sementara untuk Pekerjaan Jalan No. Pd-T-12-2003. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan tersebut dalam waktu 48 jam dan memasang serta memeli hara peralatan tersebut selama Periode Pelaksanaan.
Spesifikasi Teknis / TA 2013 103
4. Uraian Bahan Dan Peralatan a. Rambu Panah Berkedip Rambu panah berkedip harus disediakan dalam lapisan email yang datar dengan mutu komersial dagang dan harus dilengkapi dengan lampu kuning atau amber (warna kuning pesawat lalu lintas) yang membentuk panah atau kepala anak panah. Lampu tersebut harus dikendalikan oleh sirkuit elektrik yang menyediakan kedipan penuh antara 30 to 45 kali per menit. Pengendali ini termasuk perlengkapan untuk meredupkan lampu dengan mengurangi voltasi sampai 50% 5 persen, untuk digunakan pada malam hari. Rambu Panah Berkedip harus mampu dioperasikan dalam 4 mode display yang berbeda sebagai berikut. Display yang digunakan haruslah sebagaimana yang ditunjukkan RMKL yang disepakati atau yang diperitahkan oleh Direksi Pekerjaan. (a) Display lewat ke kiri () (b) Display lewat ke kanan () (c) Display lewat ke kanan atau kiri () (d) Display Hati-hati () Rambu panah berkedip harus mampu beroperasi dalam satu mode atau keduanya dari berikut ini, menurut pendapat Penyedia Jasa : 1) Mode panah berkedip; 2) Mode yang Berentetan. Dalam mode berkedip, semua lampu yang membentuk kepala anak panah dan lampu dari batang anak panah harus berkedip secara simultan. b. Rambu Suar Berkedip Portabel Rambu Suar Berkedip Portabel harus dipasang pada awal dan akhir lokasi kegiatan. Masing-masing unit rambu suar berkedip portable harus terdiri dari flasher (pengkedip), dan sumber listrik dari baterei. Unit-unit itu harus dirakit sampai membentuk sebuah rambu suar berkedip yang lengkap, berdiri sendiri-sendiri, yang dapat dikirim ke lapangan dan dipasang sedemikian dapat segera beroperasi. Lensalensa harus terbuat dari lexan polycarbonate yang tinggi untuk menahan kondisikondisi operasional dari hari demi hari. Bagian tubuh harus dicetak dari polypropylene yang tahan tumbukan yang diperkuat dengan baut yang ditumbuk secara pneumatik. Tempat baterei harus cukup besar untuk menampung 2 buah baterei 12 volt, tempat baterei jenis otomatis dan harus mempunyai bentuk dan berat sedemikian hingga rambu suar tidak akan menggelinding j ika tertabrak oleh kendaraan atau terdorong. Rambu suar harus dipoles dengan lapisan email warna oranye 2 (dua) kali dengan mutu komersial. Rakitan rambu suar berkedip harus kedap air dan harus mampu beroperasi minimum 150 jam antara pengisian ulang baterei atau pemeliharaan rutin lainnya. Unit flasher (pengkedip) harus menyediakan 50 sampai 60 kedipan per menit Spesifikasi Teknis / TA 2013 104
dengan waktu jeda 250 sampai 350 milli-detik. Lampu haruslah dihitung pada 25 watt untuk operasi dengan arus DC 120 volt. c. Rambu-rambu Konstruksi dan Pengalihan Istilah Rambu-rambu Daerah Konstruksi harus mencakup semua rambu- rambu sementara yang diperlukan untuk arah lalu lintas umum yang melalui dan sekitar pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan. Rambu-rambu ini ditunjukkan dan dirujuk dalam Gambar. Rambu-rambu daerah konstruksi harus dipasang pada lokasi yang ditunjukkan dalam denah sebagaimana yang diperintahkan oleh Di reksi Pekerj aan. Rambu-rambu daerah konstruksi dirancang sebagai rambu tetap yang dipasang pada denah dan rambu-rambu daerah konstruksi dirancang sebagai rambu portabel pada denah harus memenuhi semua ketentuan dalam Spesifikasi Perlengkapan J alan dan Pengatur Lalu Lintas. Rambu-rambu daerah konstruksi yang tidak dirancang sebagai rambu tetap atau portabel pada denah akan menj adi pilihan Penyedia J asa, apakah tetap atau portabel. Semua rambu daerah konstruksi harus memenuhi ketentuan-ketentuan di mensi, warna dan tanda dalam denah dan spesifikasi i ni . Rambu-rambu daerah konstruksi harus terli hat dengan jarak 150 meter dan terbaca dengan jarak 90 meter pada cuaca cerah siang hari dan pada malam hari dengan kuat penerangan lampu dengan berkas cahaya rendah, oleh orang-orang dengan visi atau dikoreksi sampai 20/20. Penyedia J asa mungkin diperlukan untuk menutupi rambu-rambu tertentu selama kemajuan pekerjaan. Tutup untuk rambu-rambu daerah konstruksi haruslah dengan ukuran dan ketebalan yang cukup untuk menutup seluruh informasi sedemikian hingga informasi tersebut tersebut tidak terlihat baik selama siang maupun malam hari. Tutup harus diikat dengan kencang untuk mencegah pergerakan yang disebabkan oleh angin. Penyedia J asa harus membersihkan semua panel dari rambu daerah konstruksi pada saat pemasangan dan seseri ng mungki n setelah itu sebagai mana j i ka Direksi Pekerjaan menetapkan perlu, tetapi paling sedikit setiap 4 bulan sekali. Rambu yang digunakan dengan lembar bahan yang disebutkan akan dipandang memenuhi syarat jika rambu tersebut memenuhi ketentuan- ketentuan untuk keterlihatan dan keterbacaan dan warnanya memenuhi ketentuan-ketentuan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerj aan. Perbedaan menyolok warna reflektif antara siang dan malam akan menjadi dasar untuk menolak rambu-rambu tersebut. Untuk menyediakan rambu-rambu tersebut dengan memadai atas perubahan kondisi lalu lintas dan kerusakan yang disebabkan oleh lalu lintas umum Spesifikasi Teknis / TA 2013 105
atau sebaliknya, Penyedia J asa harus siap menyediakan panel dengan waktu pemberitahuan yang singkat, tiang dan perangkat keras tiang tetap atau tiang rambu portabel dari tambahan rambu-rambu daerah konstruksi. Penyedia J asa harus memelihara inventaris barangbarang yang umum diperlukan di tempat kerja dan menyediakan barang-barang tersebut dalam waktu pemberitahuan yang singkat. 1. Rambu-rambu Tetap Rambu-rambu tetap harus dengan tiang kayu dengan cara yang sama sebagaimana ditunj ukkan dalam denah atau sebagaimana diperi ntahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk pemasangan rambu-rambu pada tepi jalan, kecuali berikut ini : i) Pengaku dan rangka pada bagian belakang panel dari rambu tidak diperlukan ii) Tinggi dari dasar dari panel diatas tepi j alur lalu lintas paling sedikit 1,5 meter kecuali j ika rambu ditempatkan pada j alur pej alan kaki dan sepeda maka tinggi dari dasar panel rambu diatas tepi j alur lalu li ntas paling sedikit harus 2,1 meter. iii) Tiang rambu-rambu daerah konstruksi dapat dipasang tepat diatas penunjang sementara rambu-rambu yang berbentuk datar sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, atau rambu-rambu yang dapat dipasang pada tiang listrik yang ada atau penunjang lai nnya sebagaimana yang disetujui Direksi Pekerjaan. Bilamana rambu-rambu daerah konstruksi dipasang pada tiang listrik yang ada, maka tidak boleh dibuat lubang pada tiang yang menunjang rambu tersebut. iv) Tiang yang tertanam harus 0,8 meter dan lubang tiang harus ditimbun kembali di sekeli li ng tiang dengan beton semen yang dibuat dari campuran agregat dan semen dengan mutu komersial yang mengandung semen tidak kurang dari 168 kilogram per kubik. Ukuran tiang dan jumlah tiang haruslah sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar, kecuali j ika rambu-rambu tetap dipasang dan jenis rambu yang dipasang tidak ditunjukkan dalam Gambar, ukuran tiang dan jumlah tiang harus ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Tiang haruslah dari kayu yang baik mutunya dan tidak cacat, sesuai untuk tujuan yang di maksud. Panel-panel rambu untuk rambu tetap haruslah terdiri dari lembaran plywood. Tanda dan tepi dapat dilakukan dengan proses sablon. Ukuran dan jarak huruf- huruf dan lambang-lambang haruslah sebagaimana yang dilukiskan dalam lembar spesifikasi rambu-rambu yang diterbitkan oleh Pengguna J asa. 2. Rambu Portabel Masing-masing rambu portabel haruslah terdiri dari dasar, penunjang atau kerangka dan panel rambu. Unit-unit ini harus dapat dikirim ke lapangan untuk digunakan dan ditempatkan untuk pengoperasian yang segera. Spesifikasi Teknis / TA 2013 106
Panel-panel rambu untuk rambu portabel haruslah terdiri dari lembaran plywood. Penunjang atau kerangka rambu harus mampu menu njang panel dengan dimensi maksimum 120 cm, dalam posisi tegak lurus dengan pusat dari panel rambu dan jarak minimum panel diatas perkerasan adalah 1,2 meter. Jika rambu portable berpindah tempat atau terguling, oleh sebab apapun, selama kemajuan pekerjaan, Penyedia J asa harus segera mengganti rambu-rambu itu pada lokasi awal dari rambu-rambu tersebut. d. Penghalang Lalu L intas Penghalang lalu lintas harus terbuat dari jenis plastik yang baru sebagaimana yang ditunjukkan dalam denah. Penghalang dengan beton pracetak hanya diperbolehkan dengan ijin khusus dari Direksi Pekerjaan. Penghalang lalu lintas harus digunakan untuk memandu lalu lintas untuk tidak meli ntasi perkerasan yang baru di hampar dan dipasang pada lokasi yang ditunj ukkan dalam denah atau sebagai mana yang diperi ntahkan oleh Direksi Pekerjaan. Penghalang lalu lintas yang dirancang sebagai jenis plastik dalam Gambar harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi Perlengkapan J alan dan Pengatur Lalu Lintas Penghalang lalu lintas harus memenuhi ketentuan dimensi dan warna yang terdapat dalam Gambar dan Spesifikasi ini. a) Penghalang Lalu Lintas, J enis Plastik Penghalang lalu lintas, jenis plastik harus digunakan untuk pengalih lalu lintas dari perkerasan aspal beton yang baru. Penghalang lalu lintas, jenis plastik harus cukup berat agar dapat tetap stabil jika terdapat angin atau pusaran angin akibat lewatnya lalu lintas. Penghalan ini harus dipasang rapat dan saling mengunci satu dengan yang lain sesuai manual dari pabrik. Pemberat yang digunakan untuk penghalang lalu li ntas, j enis plastik haruslah air dan terisi sesuai dengan ketentuan pabrik. e. Marka J alan Sementara Bahan untuk marka jalan sementara dapat berupa pita rekat (road marking tape) yang berwarna putih / kuning atau paku jalan dengan mata kucing. Sebelum melakukan pemasangan penyedia jasa harus menunjukkan contoh bahan marka sementara untuk mendapat persetuj uan dari direksi pekerj aan. Pemasangan Marka sementara berupa pita rekat tidak diperkenankan pada kondisi perkerasan basah. Penggunaan paku jalan dengan mata kucing diperbolehkan sebagai alternatif untuk pengarah smentara pada pekerj aan j alan, ukuran paku j alan yang Spesifikasi Teknis / TA 2013 107
disarankan adalah 100 x 50 mm dan terbuat dari polysterin hijau/kuning yang berpendar dengan dilengkapi pinil reflektor berperekat dengan interval pemasangan disesuaikan dengan pemasangan paku permanen. Penyedia jasa harus mengganti marka sementara baik berupa pita rekat ataupun paku jalan yang terkelupas atau lepas. Marka j alan sementara harus dilaksanakan pada setiap pelapisan perkerasan sebelu m jalan dibuka untuk lalu lintas umum. Pada pelapisan ulang perkerasan aspal beton, marka sementara harus dilaksanakan sesegera mungkin setelah suatu lapisan telah dihampar. Marka sementara pada permukaan akhir harus dibuang sebelum marka per manen dilaksanakan. Semua garis menerus dan marka jalan konstruksi yang berpotongan harus dibuang sampai benar-benar bersih dengan pengaus pasir atau cara lain yang disetujui dan tidak merusak permukaan atau tekstur perkerasan. Pola pembuangan harus dalam bentuk yang tidak sama sehingga tidak menyisakan bekas marka yang dibuang dengan menggunakan pengausan secara diagonal dan termasuk beberapa daerah permukaan sekitarnya. Kerusakan yang terjadi pada permukaan harus diperbaiki dengan biaya Penyedia J asa dengan metoda yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Penu mpukan pasir atau bahan lainnya yang mengakibatakan bahaya terhadap lalu lintas harus dibuang. Pada saat selesai , permukaan aspal yang diauskan dengan pasir harus dilapisi tipis dengan ter emu lsi atau bahan sej enis yang disetujui. f. Pagar yang Dapat Dilepas Pagar yang dapat dilepas haruslah jenis Kawat Bergelombang (Cyclone Wire) atau Lembaran Besi Bergalvanisasi yang Datar Pagar yang dapat dilepas harus memenuhi detil-detil yang ditunj ukkan dalam denah dan harus sebagaimana yang disebutkan yang Seksi ini. 1. Pagar yang Dapat Dilepas, J enis Kawat Bergelombang (Cyclone Wire) Tiang yang tegak dan kerangka horisontal haruslah pipa besi bergalvanisasi, berdiameter 75 mm, memenuhi ketentuan ASTM 501, Kawat Bergelombang (Cyclone Wire) haruslah difabrikasi dari kawat bergalvanisasi dengan ukuran Gauge 10 memenuhi AASHTO M 181 dan diikat pada kerangka dengan kawat pengikat . J angkar tiang adalah blok penunjang berdiri dari beton pracetak yang difabrikasi sesuai dengan detil dalam denah. Untuk fabrikasi blok penunjang berdiri dari beton pracetak haruslah sesuai dengan Spesifikasi Beton dan baja tulangan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi, Baja Tulangan. Tulangan dua lapis, berdiamater 12 mm, harus disediakan untuk setiap blok penunjang berdiri dari beton pracetak sebagaimana yang ditunjukkan dalam denah. Spesifikasi Teknis / TA 2013 108
Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan, penyimpanan dan pemasangan untuk menghindari retak atau kerusakan terhadap blok penunjang berdiri dari beton pracetak. Blok penunjang berdiri dari beton pracetak harus ditangani, diangkut dan dipasang dalam posisi tegak dan titik-titik penunjang dan arah dari reaksi terhadap blok haruslah kira-kira sama seperti ketika blok dalam posisi akhir. 2. Pagar yang Dapat Dilepas, Lembaran Besi Bergalvanisasi yang Datar Tiang yang tegak dan kerangka horisontal haruslah pipa besi bergalvanisasi, berdiameter 75 mm, memenuhi ketentuan ASTM 501. Lembaran besi bergalvanisasi harus mempunyai ukuran Gauge 26 (tebal 0,48 mm) dicat dengan warna hijau, dan diikat dengan pengikat kawat ke pipa yang membentuk bi ngkai. J angkar tiang adalah blok penunjang berdiri dari beton pracetak yang difabrikasi sesuai dengan detil dalam denah. Untuk fabrikasi blok penunjang berdiri dari beton pracetak haruslah sesuai dengan Seksi 7.1 Beton dan baja tulangan harus memenuhi ketentuan Seksi 7.3, Baja Tulangan. Sebuah kait pengangkat, berdiameter 20 mm dan tulangan dua lapis, berdiamater 12 mm harus disediakan masi ng- masi ng untuk setiap blok beton dan blok penunjang berdiri dari beton sebagaimana ditu nj ukkan dalam Denah. Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan, penyimpanan dan pemasangan untuk menghindari retak atau kerusakan terhadap beton pracetak. Beton pracetak harus ditangani, diangkut dan dipasang dalam posisi tegak dan titik-titik penunjang dan arah dari reaksi terhadap blok haruslah kira-kira sama seperti ketika blok dalam posisi akhir. g. Lain-lain Penyedia Jasa harus menyediakan pengatur lalu lintas dan pelayanan berikut untuk pengendalian dan pemeliharaan lalu lintas yang melalui daerah konstruksi dengan sub- komponen yang berbeda sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar
3.1.2 Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas 1. Umum a. Tujuan Pasal-pasal dalam bab ini adalah untuk menjamin bahwa selama pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama tetap terbuka untuk lalu lintas dan dijaga dalam kondisi aman dan dapat digunakan dan pemukiman di sepanjang dan yang berdekatan dengan Pekerjaan disediakan jalan masuk yang aman dan nyaman ke pemukiman mereka. Spesifikasi Teknis / TA 2013 109
b. Dalam keadaan khusus Kontraktor dapat mengalihkan lalu lintas ke jalan alih sementara. Pengalihan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan memenuhi ketentuan lalu lintas. 2. Perlindungan Pekerjaann Terhadap Kerusakan Akibat Lalu Lintas a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut terlindungi dari kerusakan akibat lalu lintas umum maupun proyek. b. Pengendalian lalu lintas dan pengalihan lalu lintas harus dilaksanakan sebagaimana diperlukan untuk melindungi pekerjaan. c. Pengendalian lalu lintas harus mendapat perhatian khusus, pada saat kondisi cuaca yang buruk, pada saat lalu lintas padat dan selama periode dimana pekerjaan yang sedang dilaksanakan sangat peka terhadap kerusakan. 3. Pekerjaan Jalan atau Jembatan Sementara a. Umum Kontraktor harus menyediakan memelihara, dan membongkar semua jalan, jembatan, jalan masuk dan sejenisnya yang diperlukan oleh Kontraktor untuk menghubungkan Kontraktor dengan jalan umum pada saat Penyelesaian Pekerjaan. J alan sementara ini harus dibangun sampai diterima Direksi Pekerjaan, meskipun demikian Kontraktor tetap harus bertanggungjawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi atau disebabkan oleh jalan sementara ini. b. Lahan Yang Diperlukan Sebelum membuat jalan atau jembatan sementara, Kontraktor harus melakukan semua pengaturan yang diperlukan, bila diperlukan termasuk pembayaran kepada pemilik tanah yang bersangkutan atas pemakaian tanah itu dan harus memperoleh persetujuan dari pejabat yang berwenang dan Direksi Pekerjaan. Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor harus membersihkan dan mengembalikan kondisi tanah itu ke kondisi semula sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan dan pemilik tanah yang bersangkutan. c. Peralatan Kontraktor Lain Yang Lewat Kontraktor harus melakukan semua pengaturan agar Pekerjaan yang sudah dilaksanakan dapat dilewati dengan aman oleh Peralatan Konstruksi, bahan dan karyawan Kontraktor lain yang melaksanakan pekerjaan di dekat proyek. Untuk keperluan ini, Kontraktor dan Kontraktor lain yang melaksanakan pekerjaan di dekat proyek, harus menyerahkan suatu jadwal transportasi yang demikian kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelumnya. d. J alan Alih Sementara atau Detour J alan alih sementara atau detour harus dibangun sebagaimana yang diperlukan untuk kondisi lalu lintas yang ada, dengan memperhatikan ketentuan keselamatan dan kekuatan struktur. Semua jalan alih yang demikian tidak Spesifikasi Teknis / TA 2013 110
boleh dibuka untuk lalu lintas umum sampai alinyemen, pelaksanaan, drainase dan pemasangan rambu lalu lintas sementara telah disetujui Direksi Pekerjaan. Selama digunakan untuk lalu lintas umum Kontraktor harus memelihara pekerjaan yang telah dilaksanakan, drainase dan rambu lalu lintas sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. e. J alan Samping (ramp) Sementara untuk Lalu Lintas Kontraktor harus membangun dan memelihara jembatan dan jalan samping sementaram untuk jalan masuk umum dari dan ke jalan raya pada semua tempat bilamana jalan masuk tersebut sudah ada sebelum Pekerjaan dimulai dan pada tempat lainnya yang diperlukan atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. 4. Pengaturan Sementara Untuk Lalu Lintas a. Rambu dan Penghalang (Barrier) Agar dapat melindungi Pekerjaan, dan menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus lalu lintas yang melalui atau di sekitar pekerjaan, Kontraktor harus memasang dan memelihara rambu lalu lintas, penghalang dan fasilitas lainnya yang sejenis pada setiap tempat dimana kegiatan pelaksanaan akan mengganggu lalu lintas umum. Semua rambu lalu lintas dan penghalang harus diberi garis-garis (strips) yang reflektif dan atau terlihat dengan jelas pada malam hari. b. Petugas Bendera Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan petugas bendera di semua tempat kegiatan pelaksanaan yang mengganggu arus lalu lintas, terutama pada pengaturan lalu lintas satu arah. Tugas utama petugas bendera adalah mengarahkan dan mengatur arus lalu lintas yang melalui dan di sekitar Pekerjaan tersebut.
5. Pemeliharaan Untuk Keselamatan Lalu Lintas a. J alan Alih Sementara dan Pengendalian Lalu Lintas Semua jalan alih sementara dan pemasangan pengendali lalu lintas yang disiapkan oleh Kontraktor selama pelaksanaan Pekerjaan harus dipelihara agar tetap aman dan dalam kondisi pelayanan yang memenuhi ketentuan dan dapat diterima Direksi Pekerjaaan sehingga menjamin keselamatan lalu lintas dan bagi pemakai jalan umum. b. Pembersihan Penghalang Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menjamin bahwa perkerasan, bahu jalan lokasi yang berdekatan dengan Daerah Milik J alan harus dijaga agar bebas dari bahan pelaksanaan, kotoran dan bahan yang tidak terpakai lainnya yang dapat mengganggu atau membahayakan lalu lintas yang lewat. Pekerjaan Spesifikasi Teknis / TA 2013 111
juga harus dijaga agar bebas dari setiap parkir liar atau kegiatan perdagangan kaki lima kecuali untuk daerah-daerah yang digunakan untuk maksud tersebut. 6. Dasar Pembayaran Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk operasi pemeliharaan lalu lintas yang dilaksanakan sesuai dengan Spesifikasi ini. Biaya pekerjaan ini harus sudah termasuk dalam Harga Satuan dari semua Mata Pekerjaan yang terdapat dalam Kontrak, dimana harga tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan, perlengkapan dan biaya lainnya yang perlu untuk pemasangan dan pemeliharaan semua instalasi darurat, untuk pengendalian lalu lintas selama pelaksanaan Pekerjaan, untuk membuang perlengkapan pengendali lalu lintas setelah Pekerjaan selesai dan untuk pembersihan setiap penghalang. Bilamana Kontraktor gagal melaksanakan operasi pemeliharaan lalu lintas sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini, maka Kontraktor akan dikenakan seluruh biaya aktual ditambah 10 % (sepuluh persen) untuk semua operasi pemeliharaan lalu lintas yang dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan atau pihak lainnya atas perintah Direksi Pekerjaan.
Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran 3.1.2 Pembuatan pagar pengaman pekerjaaan Meter panjang 3.1.3 Sewa plat baja untuk jalan sementara Buah
J akarta, Mei 2013
Mengetahui/Menyetujui : Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Kota Administrasi J akarta Utara Selaku Pejabat Pembuat Komitmen
TTD
Drs. H. Djoko Susetyo, ST, MSi NIP. 195802021978051001