Anda di halaman 1dari 15

Model Kemitraan Keperawatan Komunitas Dalam Pengembangan Kesehatan Masyarakat

1. Latar Belakang
Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini masih
memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat
dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat
yang diharapkan. Meskipun di dalam Undang-undang No. 23 ahun !""2 tentang #esehatan
telah ditegaskan bah$a tujuan pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. %leh karena itu
pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian &ukup besar terhadap pembangunan
kesehatan masyarakat 'termasuk pera$at spesialis komunitas( perlu men&oba men&ari
terobosan yang kreatif agar program-program tersebut dapat dilaksanakan se&ara optimal dan
berkesinambungan.
)alah satu inter*ensi kepera$atan komunitas di Indonesia yang belum banyak digali adalah
kemampuan pera$at spesialis komunitas dalam membangun jejaring kemitraan di masyarakat.
Padahal, membina hubungan dan bekerja sama dengan elemen lain dalam masyarakat merupakan
salah satu pendekatan yang memiliki pengaruh signifikan pada keberhasilan program
pengembangan kesehatan masyarakat +#ahan , -oodstadt, 2..!/. Pada bagian lain 0r*in +2..2/
menegaskan bah$a pera$at spesialis komunitas memiliki tugas yang sangat penting untuk
membangun dan membina kemitraan dengan anggota masyarakat. 1ahkan 0r*in mengatakan
bah$a kemitraan merupakan tujuan utama dalam konsep masyarakat sebagai sebuah sumber
daya yang perlu dioptimalkan (community-as-resource), dimana pera$at spesialis komunitas
harus memiliki ketrampilan memahami dan bekerja bersama anggota masyarakat dalam
men&iptakan perubahan di masyarakat.
erdapat lima model kemitraan yang menurut anggapan penulis &enderung dapat dipahami
sebagai sebuah ideologi kemitraan, sebab model tersebut merupakan a2as dan nafas kita dalam
membangun kemitraan dengan anggota masyarakat lainnya. Model kemitraan tersebut antara
lain3 kepemimpinan(manageralism) +4ees, 2..5/, pluralisme baru (new-pluralism), radikalisme
berorientasi pada negara (state-oriented radicalism), ke$irausahaan (entrepreneurialism) dan
membangun gerakan(movement-building) +1atsler dan 4andall, !""2/. 1erkaitan dengan praktik
kepera$atan komunitas di atas, maka model kemitraan yang sesuai untuk mengorganisasi
elemen masyarakat dalam upaya pengembangan derajat kesehatan masyarakat dalam jangka
panjang adalah model ke$irausahaan(entrepreneurialism). Model ke$irausahaan memiliki dua
prinsip utama, yaitu prinsip otonomi (autonomy) 'kemudian diterjemahkan sebagai upaya
ad*okasi masyarakat(dan prinsip penentuan nasib sendiri (self-determination) yang selanjutnya
diterjemahkan sebagai prinsip ke$irausahaan.
Menurut penulis model ke$irausahaan memiliki pengaruh yang strategis pada pengembangan
model praktik kepera$atan komunitas dan model kemitraan dalam pengorganisasian
pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Praktik kepera$atan mandiri atau kelompok
hubungannya dengan anggota masyarakat dapat dipandang sebagai sebuah institusi yang
memiliki dua misi sekaligus, yaitu sebagai institusi ekonomi dan institusi yang dapat
memberikan pembelaan pada kepentingan masyarakat terutama berkaitan dengan a2as keadilan
sosial dan a2as pemerataan bidang kesehatan. %leh karenanya praktik kepera$atan sebagai
institusi sangat terpengaruh dengan dinamika perkembangan masyarakat +6illiam, 2..78
#ors&hing , 9llen, 2..7/, dan perkembangan kemasyarakatan tentunya juga akan
mempengaruhi bentuk dan konteks kemitraan yang berpeluang dikembangkan +4obinson, 2..5/
sesuai dengan slogan National :oun&il for ;oluntary %rgani2ations +N:;%/ yang
berbunyi 3 New Times, New Challenges +1atsler dan 4andall, !""2/.
Pada bagian lain, saat ini mulai terlihat ke&enderungan adanya perubahan pola permintaan
pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu dari pelayanan kesehatan tradisional di
rumah sakit beralih ke pelayanan kepera$atan di rumah disebabkan karena terjadinya
peningkatan pembiayaan kesehatan yang &ukup besar dibanding sebelumnya +<epkes 4I, 2..7a,
2..7b8 )harkey, 2...8 Ma&9dam, 2.../. )edangkan se&ara filosofis, saat ini telah terjadi
perubahan =paradigma sakit> yang menitikberatkan pada upaya kuratif ke arah =paradigma
sehat> yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan
+:ohen, !""?/. )ehingga situasi tersebut dapat dijadikan peluang untuk mengembangkan praktik
kepera$atan komunitas beserta pendekatan kemitraan yang sesuai di Indonesia.
ulisan ini men&oba untuk3 +!/ mengidentifikasi model kemitraan kepera$atan komunitas dalam
pengembangan kesehatan masyarakat8 +2/ menganalisis kemanfaatan model kemitraan
kepera$atan komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat8 dan +3/ mengidentifikasi
implikasi model pada pengembangan kebijakan kepera$atan komunitas dan promosi kesehatan.
2. Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Nies dan M&. 0$an +2..!/ mendeskripsikan pengembangan kesehatan masyarakat (community
health development) sebagai pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat yang
mengkombinasikan konsep, tujuan, dan proses kesehatan masyarakat dan pembangunan
masyarakat. <alam pengembangan kesehatan masyarakat, pera$at spesialis komunitas
mengidentifikasikan kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan kemudian
mengembangkan, mendekatkan, dan menge*aluasi tujuan-tujuan pembangunan kesehatan
melalui kemitraan dengan profesi terkait lainnya +Nies , M&.0$an, 2..!8 :@N9:, 2..38 <iem
, Moyer, 2..78 Aalk-4afael, et al.,!"""/.
1idang tugas pera$at spesialis komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai
klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu3 indi*idu, keluarga, dan
kelompok khusus. Menurut Nies dan M&0$an +2..!/, pera$at spesialis komunitas dalam
melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu3 peren&anaan sosial, aksi
sosial atau pengembangan masyarakat. 1erkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat
yang rele*an, maka penulis men&oba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat
dengan model pengembangan masyarakat (community development).
ujuan dari penggunaan model pengembangan masyarakat adalah +!/ agar indi*idu dan
kelompok-kelompok di masyarakat dapat berperan-serta aktif dalam setiap tahapan proses
kepera$atan, dan +2/ perubahan perilaku +pengetahuan, sikap dan tindakan/ dan kemandirian
masyarakat yang dibutuhkan dalam upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status
kesehatannya di masa mendatang +Nies , M&0$an, 2..!8 -reen , #reuter, !""!/. Menurut
Mapanga dan Mapanga +2..7/ tujuan dari proses kepera$atan komunitas adalah meningkatkan
kemampuan dan kemandirian fungsional klien B komunitas melalui pengembangan kognisi dan
kemampuan mera$at dirinya sendiri. Pengembangan kognisi dan kemampuan masyarakat
difokuskan pada dayaguna aktifitas kehidupan, pen&apaian tujuan, pera$atan mandiri, dan
adaptasi masyarakat terhadap permasalahan kesehatan sehingga akan berdampak pada
peningkatan partisipasi aktif masyarakat +Cihat -ambar !/.
-ambar !. Partisipasi klien sebagai Cuaran #esehatan pada Praktik #epera$atan #omunitas
umber ! "uda#washe $% &apanga dan &argo '% &apanga (())*) halaman (+,
Pera$at spesialis komunitas perlu membangun dukungan, kolaborasi, dan koalisi sebagai suatu
mekanisme peningkatan peran serta aktif masyarakat dalam peren&anaan, pelaksanaan,
penga$asan, dan e*aluasi implementasi upaya kesehatan masyarakat. 9nderson dan M&Aarlane
+2.../ dalam hal ini mengembangkan model kepera$atan komunitas yang memandang
masyarakat sebagai mitra (community as partner model)% Aokus dalam model tersebut
menggambarkan dua prinsip pendekatan utama kepera$atan komunitas, yaitu +!/ lingkaran
pengkajian masyarakat pada pun&ak model yang menekankan anggota masyarakat sebagai
pelaku utama pembangunan kesehatan, dan +2/ proses kepera$atan.
9sumsi dasar mekanisme kolaborasi pera$at spesialis komunitas dengan masyarakat tersebut
adalah hubungan kemitraan yang dibangun memiliki dua manfaat sekaligus yaitu meningkatnya
partisipasi aktif masyarakat dan keberhasilan program kesehatan masyarakat +#reuter, Ce2in, ,
Doung, 2.../. Mengikutsertakan masyarakat dan partisipasi aktif mereka dalam pembangunan
kesehatan dapat meningkatkan dukungan dan penerimaan terhadap kolaborasi profesi kesehatan
dengan masyarakat +)&hlaff, !""!8 )ienkie$i&2, 2..7/. <ukungan dan penerimaan tersebut
dapat di$ujudkan dengan meningkatnya sumber daya masyarakat yang dapat dimanfaatkan,
meningkatnya kredibilitas program kesehatan, serta keberlanjutan koalisi pera$at spesialis
komunitas-masyarakat +1ra&ht, !""./.
3. Model Kemitraan Keperawatan Komunitas dalam Pengembangan Kesehatan
Masyarakat
Menurut @it&h&o&k, )&ubert, dan homas +!"""/ fokus kegiatan promosi kesehatan adalah
konsep pemberdayaan (empowerment)dan kemitraan (partnership). #onsep pemberdayaan dapat
dimaknai se&ara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga
membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain3 adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru.
)edangkan kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat
+<epkes 4I, 2..5/. Partisipasi klienBmasyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan +Mapanga , Mapanga, 2..7/
Pemberdayaan, kemitraan dan partisipasi memiliki inter-relasi yang kuat dan mendasar. Pera$at
spesialis komunitas ketika menjalin suatu kemitraan dengan masyarakat maka ia juga harus
memberikan dorongan kepada masyarakat. #emitraan yang dijalin memiliki prinsip =bekerja
bersama> dengan masyarakat bukan =bekerja untuk> masyarakat, oleh karena itu pera$at
spesialis komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar
mun&ul partisipasi aktif masyarakat +Doo et. al, 2..7/. Membangun kesehatan masyarakat tidak
terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi
masyarakat +Nies , M&0$an, 2..!/, namun pera$at spesialis komunitas perlu membangun dan
membina jejaring kemitraan dengan pihak-pihak yang terkait +4obinson, 2..5/, misalnya3
profesi kesehatan lainnya, penyelenggara pemeliharaan kesehatan, Puskesmas, donatur B sponsor,
sektor terkait, organisasi masyarakat, dan tokoh masyarakat.
1erdasarkan hubungan elemen-elemen di atas, maka penulis men&oba untuk merumuskan
sebuah model kemitraan kepera$atan komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat
yang diji$ai oleh ideologi entrepreneurialisme +-ambar 2/.
-ambar 2. Model #emitraan #epera$atan #omunitas dalam Pengembangan #esehatan
Masyarakat
Model kemitraan kepera$atan komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat
merupakan suatu paradigma yang memperlihatkan hubungan antara beberapa konsep penting,
tujuan dan proses dalam tindakan pengorganisasian masyarakat yang difokuskan pada upaya
peningkatan kesehatan +@i&kman, !""5 dalam Nies , M&0$an, 2..!/. #onsep utama dalam
model tersebut adalah kemitraan, kesehatan masyarakat, nilai dan keper&ayaan yang dianut,
pengetahuan, partisipasi, kapasitas dan kepemimpinan yang didasarkan pada pelaksanaan
prinsip-prinsip ke$irausahaan dan ad*okasi masyarakat.
4. deologi !ntrepreneurialisme dalam Kemitraan Keperawatan Komunitas
Profesi pera$at memiliki implikasi pada pengembangan praktik kepera$atan yang profesional,
etis dan legal +PPNI, 2..7/ sehingga profesi pera$at berhak menyelenggarakan praktik se&ara
mandiri atau berkelompok. 1erdasarkan tugas dan fungsi pera$at spesialis komunitas tersebut,
penulis berpandangan bah$a pera$at spesialis komunitas dalam membina kemitraan di
masyarakat perlu memiliki ideologi ke$irausahaan(entrepreunership) sebab segala tindakan dan
kebijakan yang diambil selalu berkaitan dinamika perubahan kehidupan masyarakat, baik
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik +6illiam, 2..78 #ors&hing , 9llen, 2..7/.
Menurut 1atsleer dan 4andall +!""2/ ideologi entrepreneurialisme memiliki dua karakter, yaitu3
prinsip otonomi (autonomy) dan penentuan nasib sendiri (self determination). <alam prinsip
otonomi, pera$at spesialis komunitas berupaya membela dan memperjuangkan hak-hak dan
keadilan masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan. %leh karena itu, pera$at spesialis
komunitas memainkan perannya sebagai ad*okator +pembela/ dan mitra(partner) bagi kliennya
+masyarakat/ +)tanhope , Can&aster, !""E/. )edangkan dalam prinsip penentuan nasib sendiri,
pera$at sebagai profesi berhak untuk melaksanakan praktik legal yang dapat diselenggarakan
se&ara mandiri maupun berkelompok sesuai dengan Peraturan Menteri #esehatan No. !23"
tahun 2..!. Praktik kepera$atan komunitas sebagai institusi perlu dijalankan se&ara profesional
agar dapat bertahan menghadapi perkembangan kehidupan sosial, ekonomi dan politik yang
dinamis.
4.1. "d#okasi
6alaupun istilah ad*okasi mempunyai banyak definisi, dua definisi di ba$ah ini mengandung
konsep-konsep utama ad*okasi hak asasi manusia +hak masyarakat/ yang esensial. Pengertian
pertama ad*okasi sebagai segala akti*itas yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran publik
di antara para pengambil-keputusan dan khalayak umum atas sebuah masalah atau kelompok
masalah, dalam rangka menghasilkan berbagai perubahan kebijakan dan perbaikan situasi
+1la&k, 2..2, hal.!!/. Pengertian kedua, ad*okasi keadilan sosial, yaitu upaya pen&apaian hasil-
hasil yang berpengaruh ' meliputi kebijakan-publik dan keputusan-keputusan alokasi sumber
daya dalam sistem dan institusi politik, ekonomi, dan sosial ' yang mempengaruhi kehidupan
banyak orang se&ara langsung +:ohen et al., 2..!, hal. F/.
4.2. Kewirausahaan
<efinisi ke$irausahaan adalah indi*idu +kelompok/ yang dapat mengidentifikasi kesempatan
berdasarkan kemampuan, keinginan, dan keper&ayaan yang dimilikinya serta membuat
pertimbangan dan keputusan yang berkaitan dengan upaya menyelaraskan sumber daya dalam
pen&apain keuntungan personal +%tuteye , )harma, 2..7/. Pera$at spesialis komunitas dapat
dianggap sebagai institusi penyedia layanan kepera$atan. )ehingga untuk menggambarkan
faktor-faktor institusi yang dapat mempengaruhi etos ke$irausahaan pera$at spesialis
komunitas, Penulis menggunakan kerangka kerja <ouglass :. North dalam Mary Gesselyn :o
+2..7/. #erangka kerja tersebut menganalisis bagaimana institusi dan perubahan institusi
berdampak pada penampilan ekonominya.
#emitraan antara pera$at spesialis komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat
digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. @al ini
memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-
masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat.
Pihak-pihak terkait yang dapat dibina hubungannya dengan pera$at spesialis komunitas dalam
pengembangan kesehatan masyarakat, adalah 3
!. Profesi kesehatan lainnya, misalnya dokter, ahli gi2i, sanitarian, bidanBbidan di desa, atau
fisioterapist.
2. Puskesmas
3. %rganisasi Penyelenggara Pemeliharaan #esehatan +PP#/ atau -ealth &aintenance
.rgani/ation +@M%/. %rganisasi PP# memberikan jaminan pelayanan kepera$atan dan
pelayanan profesi kesehatan lainnya dengan prinsip managed &are. Managed &are yaitu
suatu integrasi antara pembiayaan dan penyediaan pelayanan kesehatan yang tepat guna
untuk menjamin anggota masyarakat +habrany, 2...a/. Pembiayaan managed &are
menggunakan sistem kapitasi +habrany, 2...b/.
7. <onatur B sponsor, merupakan badan atau lembaga yang dapat memberikan bantuan
finansial baik se&ara sukarela atau mengikat untuk program pengembangan kesehatan
masyarakat.
5. Cintas sektor terkait, merupakan institusi formal +birokrasi/ yang terkait dengan upaya
pengembangan kesehatan masyarakat dari tingkat teknis lapangan sampai ke tingkat
kabupatenBkota. Misalnya3 Pemerintah <aerah, 1appeda, <inas Pertanian B Peternakan,
1##1N, P<9M, <inas Pekerjaan Umum, dan lain-lain.
?. %rganisasi masyarakat formal dan informal, misalnya3 %rganisasi
MuhammadiyahB9isyah, Nahdlatul UlamaBAatayat NU, Cembaga )$adaya Masyarakat,
P-P##, kelompok pengajian, kelompok arisan, dasa $isma, dan lain-lain.
E. okoh masyarakat atau tokoh agama yang memiliki pengaruh kuat di tengah
masyarakat (#ey persons).
#esehatan masyarakat digambarkan sebagai bangun segitiga beserta unsur partisipasi, kapasitas,
dan kepemimpinan +Nies , M&. 0$an, 2..!/. Partisipasi berkaitan dengan peran serta aktif
seluruh komponen masyarakat, yaitu indi*idu, keluarga, kelompok risiko tinggi, dan sektor
terkait lainnya, dalam upaya peren&anaan dan peningkatan derajat kesehatan se&ara
komprehensif. #apasitas memiliki makna tingkat pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan
anggota masyarakat se&ara keseluruhan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. )edangkan kepemimpinan
mengindikasikan kemampuan mempengaruhi anggota masyarakat dalam meningkatkan
fungsionalnya pada pengembangan kesehatan masyarakat. Masyarakat memerlukan pemimpin
yang dapat mengorganisasikan, bertanggungja$ab, dan memobilisasi anggota masyarakat lain
untuk lebih berperan aktif dalam pengembangan kesehatannya.
-aris panah penghubung masing-masing unsur dalam bangun segitiga menggambarkan tingkat
pengetahuan, keper&ayaan dan nilai-nilai panutan masyarakat yang berpengaruh terhadap upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Aokus utama model adalah masyarakat atau
komunitas se&ara keseluruhan. iga tanda panah yang mengarah pada =#esehatan Masyarakat>
memberikan makna adanya interaksi berbagai unsur dalam model untuk men&apai tujuan
bersama yaitu masyarakat yang sehat. Menurut Nies dan M&. 0$an +2..!/, terminologi
=kesehatan masyarakat> dalam pembangunan kesehatan masyarakat memiliki dua pengertian.
Pertama, digunakan untuk menggambarkan pen&apaian kualitas kesehatan yang diinginkan atau
dampak dari upaya pengembangan kesehatan masyarakat (outcome indicators). <an kedua,
sebagai perangkat utama untuk men&apai tujuan pembangunan kesehatan masyarakat +input
indicators danprocess indicators/.
$. "nalisis Keman%aatan Model Kemitraan Keperawatan Komunitas
1erdasarkan penjelasan model kemitraan kepera$atan komunitas dalam pengembangan
kesehatan komunitas, maka perlu dianalisis dari beberapa aspek, yaitu 3
$.1. Keperawatan &pesialis Komunitas
!. <apat dikembangkannya model praktik kepera$atan komunitas yang terintegrasi antara
praktik kepera$atan dengan basis riset ilmiah.
2. Mengenalkan model praktik kepera$atan komunitas.
3. Meningkatkan proses berpikir kritis dan pengorganisasian pengembangan kesehatan
masyarakat
7. Meningkatkan jejaring dan kemitraan dengan masyarakat dan sektor terkait
5. Meningkatkan legalitas praktik kepera$atan spesialis komunitas
?. Mendorong praktik kepera$atan komunitas yang profesional
$.2. &istem Pendidikan Keperawatan Komunitas
!. Memperbaiki sistem pendidikan kepera$atan spesialis komunitas yang profesional dan
aplikatif
2. Meningkatkan keper&ayaan diri pera$at pada umumnya dan pera$at spesialis komunitas
pada khususnya
3. Menunjukkan peran baru pera$at spesialis komunitas
7. )ejak a$al mahasis$a kepera$atan komunitas dikenalkan dengan kegiatan inter*ensi
kepera$atan pada pengembangan kesehatan masyarakat, yaitu3 kolaborasi, kemitraan dan
mengembangkan jaringan kerja.
5. Meningkatkan kesiapan mahasis$a pendidikan kepera$atan spesialis komunitas dalam
praktik kepera$atan komunitas
?. Merumuskan bentuk pembelajaran kepera$atan komunitas yang ino*atif
$.3. 'egulasi
!. Mendorong para pengambil kebijakan dan elemen-elemen yang terkait lainnya untuk
memberikan perhatian dan dukungan pada model praktik kepera$atan komunitas.
2. Mendorong pemerintah mengeluarkan regulasi yang dapat memberikan jaminan pada
penyelenggaraan praktik kepera$atan komunitas yang profesional
3. Mendorong terbentuknya sistem monitoring dan e*aluasi yang efisien dan efektif
$.4. &istem Pelayanan Kesehatan
!. Memperkenalkan dan meningkatkan sistem praktik kepera$atan komunitas sebagai )ub
)istem #esehatan Nasional
2. Meningkatkan jaringan kerja pelayanan kesehatan yang berbasis rumah sakit dan
masyarakat
3. Meningkatkan jaringan kerja pelayanan kepera$atan komunitas dengan elemen-elemen
dalam masyarakat
7. Mengarahkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada paradigma
sehat atau mengutamakan upaya pre*entif dan promotif
5. Memper&epat pen&apaian Indonesia )ehat 2.!. melalui #abupatenB#ota )ehat,
#e&amatan )ehat, dan <esa )ehat.
?. Menurunkan angka pelayanan di rumah sakit
E. Membentuk model praktik kepera$atan komunitas bagi daerah-daerah lain di Indonesia
F. Meningkatkan sistem informasi kesehatan masyarakat berbasis pelayanan kepera$atan
". Meningkatkan jaringan kerja dengan spesialisasi kepera$atan lainnya
$.$. Masyarakat
!. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan
2. Meningkatkan pelayanan pas&a kesakitan +pas&a hospitalisasi/ pada masyarakat.
3. Meningkatkan peran serta aktif indi*idu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat
dalam pengembangan kesehatan masyarakat.
7. Meningkatkan kapasitas, partisipasi, dan kepemimpinan anggota masyarakat dalam
pengembangan kesehatan masyarakat.
5. Meningkatkan kolaborasi, kemitraan, dan jaringan kerja antar elemen masyarakat dalam
pengembangan kesehatan masyarakat.
?. Meningkatkan pengetahuan, keper&ayaan dan nilai-nilai masyarakat dalam hidup
berperilaku sehat.
E. Meningkatkan Perilaku @idup 1ersih dan )ehat masyarakat terutama upaya kesehatan
mandiri yang bersifat pre*entif dan promotif.
F. Menurunkan insidensi penyakit menular berbasis masyarakat dan lingkungan.
(. mplikasi Model pada Pengembangan Kebi)akan Keperawatan Komunitas dan Promosi
Kesehatan
(.1. mplikasi model pada pengembangan kebi)akan keperawatan komunitas
1erdasarkan kompleksitas bidang tugas kepera$atan komunitas terutama dalam membangun
kolaborasi, kemitraan dan jaringan kerja dengan elemen masyarakat lainnya, maka perlu 3
!. <idorong penyusunan Undang-undang tentang Profesi Pera$at
2. <isusun #ode 0tik dan )tandar #ompetensi Pera$at )pesialis #omunitas Indonesia
3. <isusun )tandar Pelayanan Praktik #epera$atan #omunitas
7. <isusun )istem #epera$atan #omunitas termasuk sistem pendidikan berkelanjutan
5. <ibentuk kolegia pera$at spesialis komunitas untuk meningkatkan standar mutu
pelayanan
?. <ibentuk suasana praktik kepera$atan komunitas yang berbasis pada penelitian ilmiah
E. Menyusun integrasi antara sistem pendidikan pera$at spesialis komunitas dengan praktik
pera$at spesialis komunitas.
(.2. mplikasi model pada promosi kesehatan
!. Meningkatkan peran dan fungsi pera$at spesialis komunitas sebagai koordinator,
kolaborator, penghubung, ad*okat, penemu kasus, pemimpin, pemberi pelayanan
kepera$atan, role model, pengelola kasus, referal resour&e, peneliti, &ommunity &are
agent dan &hange agent.
2. Memberikan pelayanan kepera$atan berupa asuhan kepera$atanB kesehatan Indi*idu,
keluarga, kelompok, masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan, pen&egahan
penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan serta pembinaan peran serta
masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kepera$atanB kesehatan
3. Meningkatnya kolaborasi, kemitraan dan jaringan kerja pera$at spesialis komunitas
dengan masyarakat maupun elemen masyarakat terkait lainnya.
7. Meningkatnya upaya pre*entif dan promotif dibanding upaya kuratif dan rehabilitatif.
5. Meningkatnya tiga upaya pre*entif +tindakan pen&egahan/
*.Penutup
Aokus praktik kepera$atan komunitas adalah indi*idu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat. Pengorganisasikan komponen masyarakat yang dilakukan oleh pera$at spesialis
komunitas dalam upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat
dapat menggunakan pendekatan pengembangan masyarakat (community development)%Inter*ensi
kepera$atan komunitas yang paling penting adalah membangun kolaborasi dan kemitraan
bersama anggota masyarakat dan komponen masyarakat lainnya, karena dengan terbentuknya
kemitraan yang saling menguntungkan dapat memper&epat ter&iptanya masyarakat yang sehat.
=Model kemitraan kepera$atan komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat>
merupakan paradigma pera$at spesialis komunitas yang rele*an dengan situasi dan kondisi
profesi pera$at di Indonesia. Model ini memiliki ideologi ke$irausahaan yang memiliki dua
prinsip penting, yaitu ke$irausahaan dan ad*okasi pada masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan a2as keadilan sosial dan a2as pemerataan.
<alam tulisan ini telah disajikan analisis mengenai kemanfaatan model kemitraan kepera$atan
komunitas terhadap3 kepera$atan spesialis komunitas, sistem pendidikan kepera$atan
komunitas, regulasi, sistem pelayanan kesehatan, dan masyarakat serta implikasi model terhadap
pengembangan kebijakan kepera$atan komunitas dan promosi kesehatan di Indonesia.
D"+,"' P-&,"K".
!. 9nderson, 0.. , G. M&Aarlane, 2.... :ommunity as Partner heory and Pra&ti&e in
Nursing 3rd 0d. Philadelphia3 Cippin&ott 6illiams , 6ilkins.
2. 1la&k, M. 2..2. 9 @andbook on 9d*o&a&y ' :hild <omesti& 6orkers3 Ainding a ;oi&e.
9nti-)la*ery International. )usseH, U#3 he Printed 6ord.
3. 1ra&ht, N. +0d./. !"".. @ealth promotion at the &ommunity le*el. Ne$bury Park, :93
)age.
7. :o, M.G. 2..7. he Aormal Institutional Arame$ork of 0ntrepreneurship in the
Philippines3 Cessons for <e*eloping :ountries. he Gournal of 0ntrepreneurship, !3 +2/3
!F5-2.3.
5. :ohen, 0. !""? Nurse :ase Management in the 2!st :entury. )t. Couis3 Mosby-Dear
1ook. In&.
?. :ohen, <., de la ;ega, 4., , 6atson, -. 2..!. 9d*o&a&y for )o&ial Gusti&e3 9 -lobal
9&tion and 4efle&tion -uide. 1loomfield, :3 #umarian Press.
E. :ommunity @ealth Nurses 9sso&iation of :anada. 2..3. :anadian &ommunity health
nursing standards of pra&ti&e. %tta$a3 9uthor.
F. <epkes 4I. 2..7a. #ajian )istem Pembiayaan, Pendataan dan #ontribusi 9P1< untuk
#esinambungan Pelayanan #eluarga Miskin +0Hit )trategy/. Gakarta3 <epartemen
#esehatan 4I.
". <epkes 4I. 2..7b. )istem #esehatan Nasional. Gakarta3 <epartemen #esehatan 4I.
!.. <epkes 4I. 2..5. #emitraan. Pusat Promosi #esehatan http3BB$$$. promokes.go.id,
diunduh pada tanggal 25 )eptember 2..5.

Anda mungkin juga menyukai