Anda di halaman 1dari 177

1

UNDANG-UNDANG
KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No.1 Tahun 1970
(Tambahan Lembaran Negara No.1918)
Eko Agus Darmadi, S.Kom
2
1. VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl No. 406)
sudah tidak sesuai lagi
2. Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di industri/
pabrik
3. Perkembangan teknologi/ IPTEK serta kondisi dan
situasi ketenagakerjaan
4. Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910 sudah tidak
sesuai lagi
LATAR BELAKANG
3
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien
PENGERTIAN
Secara Etimologis :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya
beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil,
makmur dan sejahtera
Secara Filosofi :
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di
tempat kerja
Secara Keilmuan :
4
DASAR HUKUM - 1
Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945
Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan
UU No.1 Tahun 1970
5
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Pasal 86 dan 87

DASAR HUKUM
6
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia
serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku


Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
7
Pasal 87

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah

8
Tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan atas keselamatan dalam
pekerjaannya
Orang lain yang berada di tempat kerja
perlu terjamin keselamatannya
Sumber-sumber produksi dapat dipakai
secara aman dan efisien
TUJUAN
9
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
TEMPAT KERJA
SDM
BAHAN
PERALATAN
PROSES PRODUKSI
CARA KERJA
SIFAT PEKERJAAN
LINGKUNGAN KERJA
FAKTOR
PENYEBAB
AMAN/
NYAMAN
SEHAT
ANALISIS
MGT
Prods
KECELAKAAN
10
STRUKTUR UU No. 1 Tahun 1970
KESELAMATAN KERJA




MENAKER
DIREKTUR
PEG.
PENGAWAS
pasal 1 (5)
Kebijakan Nasional K3
Penjelasan Pasal 1 (1)
Pelaksanaan Umum
Pasal 5 (1)
PANITIA
BANDING
pasal 6
DOKTER
PEMERIKSA
pasal 8 (2)
P2K3
pasal 10 (1)
SANKSI
pasal 15
AHLI K3
pasal 1 (6)
RETRIBUSI
pasal 7
PENGURUS
pasal 1 (3)
pasal 9 & 14
KECELAKAAN
pasal 11
PERALIH
AN
pasal 17
11
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
A. Mekanik dan Konstruksi Bangunan
- Permen No. 01/1978 ttg K3 dalam Penebangan dan
Pengangkutan
- Permen No. 01/1980 ttg K3 pada Konstruksi Bangunan
- Permen No. 04/1985 ttg PT & P
- Permen No. 05/1985 ttg PA & A
- Permen No. 01/1989 ttg Klasifikasi Syarat PA
- SKB Menaker & Men. PU No. 174/Men/1986 dan No.
104/Kpts/1986 ttg K3 pada Tempat Kegiatan
Konstruksi
12
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
B. Listrik dan Penanggulangan Kebakaran
- Kepmennaker No. 75/2002 ttg Berlakunya PUIL 2000
- Permen No. 02/1989 ttg Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
- Permen No. 03/1999 ttg K3 Pesawat Lift
- Permen No. 04/1980 ttg Syarat-syarat Pemasangan &
Pemeliharaan APAR
- Permen No. 02/1983 ttg Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
- Kepmen No. Kep.186/1999 ttg Unit Penanggulangan Kebakaran
di Tempat Kerja
- Keputusan Dirjen Binawas No. Kep.407/BW/1999 ttg Persyaratan
Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift
13
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
C. Uap dan Bejana Tekan
- UU Uap 1930 dan Peraturan Uap 1930
- Permen No. 02/1982 ttg Klasifikasi Juru Las
- Permen No. 01/1988 ttg Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator
Pesawat Uap
- Permen No. 01/1982 ttg Bejana Tekan
14
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
D. Kesehatan dan Lingkungan Kerja
- PP No. 7/1973 ttg Pengawasan atas Peredaran,
Penyimpangan dan Penggunaan Pestisida
- Permen No. 01/1976 ttg Wajib Latihan Hyperkes bagi
Dokter Perusahaan
- Permen No. 01/1979 ttg Kewajiban Latihan Hyperkes
bagi Paramedis Perusahaan
- Permen No. 02/1980 ttg Pemeriksaan Tenaga Kerja
dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
- Permen No. 01/1981 ttg Kewajiban Melaporkan PAK
- Permen No. 03/1982 ttg Pelayanan Kesehatan Kerja
- Kepmen No. Kep. 51/1999 ttg NAB Faktor Fisika di
Tempat Kerja
15
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
E. Umum

- Permen No. 03/1978 ttg Persyaratan Penunjukan dan
Wewenang serta Kewajiban Pegawai Pengawas atau
Ahli K3
- Permen No. 04/1987 ttg Tata Cara Penunjukan,
Kewajiban dan Wewenang Ahli K3 dan P2K3
- Permen No. 02/1992 ttg Tata Cara Penunjukan
Kewajiban dan Wewenang Ahli K3
- Permen No. 04/1995 ttg Perusahaan Jasa K3
- Permen No. 05/1996 ttg SMK3
- Permen No. 03/1998 ttg Tata Cara Pelaporan
Kecelakaan Kerja
16
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
F. Sektor Pertambangan

- PP No. 19 tahun 1987 ttg Pengaturan dan Pengawasan
Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
- PP No. 11 tahun 1979 ttg Keselamatan Kerja pada Pemurnian
dan Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi
17
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan
mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan
atau instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau
peledakan.
b. Di buat , diolah, dipergunakan, di
perdagangkan, diangkut atau disimpan
bahan atau barang , yang dapat meledak,
mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi.
Ruang Lingkup K3 Kimia Dalam
UU No. 1 Tahun 1970
18
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
Bidang Kimia
- Kepmen No. Kep. 187/1999 ttg Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja
- SE. 01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di
Udara Lingkungan Kerja
- SE No. 140/Men/PPK-KK/II/2004 tentang Pemenuhan Kewajiban
Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri Kimia
Dengan Potensi Bahaya Besar ( Major Hazard Installation )

19
Eko Agus Darmadi, S.Kom
20
Era revolusi industri (abad 18)
Perubahan sistem kerja :
Penggunaan tenaga mesin
Pengenalan metode baru pengolahan bahan baku
Pengorganisasian pekerjaan
Muncul penyakit yg berhubungan dengan pemajanan
Era industrialisasi
Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi
(APD, safety device dan alat-alat pengaman)
Era Manajemen
Heirich (1931), teori domino
Bird and German, teori Loss Causation Model
ISO, SMK3 dll
21
Amazing
22
Definisi K-3
Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, penyakit, dll
(ACCIDENT PREVENTION)


Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan :
- tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, baik jasmani maupun
rohani,
- hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil, makmur dan
sejahtera;
23
Tujuan K3
Melindungi para pekerja dan orang
lain di tempat kerja
Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
Menjamin proses produksi berjalan
lancar
24
Safety Belt
25
Keselamatan (Safety)

1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan
(control of accident loss)

2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan
menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak
bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks)
26
Kesehatan (Health)

Derajat/tingkat keadaan fisik dan
psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)
27
Mechanic
Electric
Kinetic
Substances
Flammable
Explosive
Combustible
Corrosive
Accidental
release
Accident Injuries
Minor
Mayor
Fatal
Assets
Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction)
Process
Equipment, facilities,
tools
Working practices
Guarding
Pengalaman
Karir lapangan +
pelatihan
1. Safety Hazard
2. Konsekuensi
3. Konsentrasi kepedulian
Titik berat pd
kerusakan asset,
fatality
Sepertinya urgen
(bahaya mendadak)
Prinsip pendekatan
Pengkajian resiko
Utk memperkecil
resiko
Physic
Chemical
Biologic
Ergonomics
Psychosocial
Terpapar kontak penyakit
mendadak, menahun, kanker dan
dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
Environment (bahan
pencemar)
Exposure
Work hours
PPE
Pendidikan
Karir jab. Sesuai
pendidikan
1. Health Hazard
2. Konsekuensi
3. Konsentrasi kepedulian
Titik berat pd
bahaya tersembunyi
Sepertinya kurang
urgent (laten)
Prinsip pendekatan
Pengkajian
kepaparan
Utk
memperkecil
kepaparan
Damage
28




BAHAN
ALAT
TENAGA
KERJA
KESEHATAN KESELAMATAN
LINGKUNGAN
PROSES
29
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
30
$1
$5 HINGGA $50
BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
KERUSAKAN PROPERTI
(BIAYA YANG TAK
DIASURANSIKAN)
$1 HINGGA $3
BIAYA LAIN YANG
TAK DIASURANSIKAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
Pengobatan/ Perawatan
Gaji (Biaya Diasuransikan)
Kerusakan gangguan
Kerusakan peralatan dan perkakas
Kerusakan produk dan material
Terlambat dan ganguan produksi
Biaya legal hukum
Pengeluaran biaya untuk penyediaan
fasilitas dan peralatan gawat darurat
Sewa peralatan
Waktu untuk penyelidikan
Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang
Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
atau biaya melatih
Upah lembur
Ekstra waktu untuk kerja administrasi
Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
Hilangnya bisnis dan nama baik

GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
31
Data dilaporkan
dan tercatat
Kematian/ Kec.Serius
Kecelakaan Ringan
Kerusakan Properti
Nyaris Celaka
Perbuatan &
Kondisi Tidak
Aman
Bahaya
32
KECELAKAAN
FAKTOR LINGKUNGAN
KEGAGALAN MANAJEMEN
KERUGIAN
* NEGARA
* MASYARAKAT
* PERUSAHAAN
* PEKERJA
MATERI
NON MATERI
LANGSUNG
* COST
* PROPERTI
* MARKET
TDK LANGSUNG
* SDM
* COMPANY IMAGE
SOSIAL
* KEMATIAN/CACAT
PSIKOLOG
* RASA AMAN
FAKTOR MANUSIA
FAKTOR SITUASIONAL
33
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada
saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident.
34
DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan berakibat cedera
pada manusia, kerusakan
barang, gangguan terhadap
pekerjaan dan pencemaran
lingkungan.
35
The Three Basic Causes
Poor Management Safety Policy & Decisions
Personal Factors
Environmental Factors
Unsafe Act
Unsafe
Condition
Unplanned release of
Energy and/or
Hazardous material
Basic Causes
Indirect Causes
ACCIDENT
Personal Injury
Property Damage
36
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)
LOSSES
INSIDENT
IMMIDIATE
CAUSES
BASIC
CAUSES
LACK OF
CONTROL
37
( H.W. HEINRICH, 1931)




SOCIAL
ENVIRON
MENT




FAULT
OF
PERSON





UNSAFE
ACT/
UNSAFE
CONDITIO
N










ENVIRON
MENT
PERSON ACCIDENT INJURY HAZARD
38
PERKEMBANGAN
1949 : GORDON
1967 : HADDON
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German
39
( FRANK BIRD JR, 1970 )




LACK OF
CONTROL




BASIC
CAUSES





IMMEDIATED
CAUSES





INCIDENT
/ ACCIDEN





INJURY /
DAMAGE
Lack of
Control
ORIGIN CONTACT Loss
SYMPTOM

40
( ILCI model - Bird & German, 1985 )




Inadequate
Program
Inadequate
Standard
Inadequate
Compliance




Personal
Factors
Job
Factors





Substandard
Acts
Substandard
Conditions





Contact
With
Energy or
Substance





People
Property
Process
(Profit)
Lack of
Control
Basic
Causes
Incident Loss
Immediate
Causes
41
LEMAHNYA
KONTROL
SEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI

STANDAR
TAK SESUAI

KEPATUHAN
PELAKSANAAN
FAKTOR
PERORANGAN

FAKTOR
KERJA
PERBUATAN
TAK AMAN
&
KONDISI
TAK AMAN
<KEJADIAN>
KONTAK
DENGAN
ENERGI
ATAU
BAHAN/ ZAT
KECELAKAAN
ATAU
KERUSAKAN
YANG TAK
DIHARAPKAN
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL
Bird & German, 1985
KERUGIAN
42
LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
K
E
R
U
G
I
A
N

43
LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
I
N
S
I
D
E
N

STRUCK AGAINST menabrak/bentur benda diam/bergerak
STRUCK BY terpukul/tabrak oleh benda bergerak
FALL TO jatuh dari tempat yang lebih tinggi
FALL ON jatuh di tempat yang datar
CAUGHT IN tusuk, jepit, cubit benda runcing
CAUGHT ON terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
CAUGHT BETWEEN terpotong, hancur, remuk
CONTACT WITH listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
OVERSTRESS terlalu berat, cepat, tinggi, besar
EQUIPMENT FAILURE kegagalan mesin, peralatan
EVIRONMENTAL RELEASE masalah pencemaran
44
LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
S
E
B
A
B

L
A
N
G
S
U
N
G

PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK
APD KURANG, TIDAK LAYAK
PERALATAN RUSAK
RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
SISTEM PERINGATAN KURANG
BAHAYA KEBAKARAN
KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
KEBISINGAN
TERPAPAR RADIASI
TEMPERATUR EXTRIM
PENERANGAN TIDAK LAYAK
VENTILASI TIDAK LAYAK
LINGKUNGAN TIDAK AMAN
OPERASI TANPA OTORISASI
GAGAL MEMPERINGATKAN
GAGAL MENGAMANKAN
KECEPATAN TIDAK LAYAK
MEMBUAT ALAT PENGAMAN
TIDAK BERFUNGSI
PAKAI ALAT RUSAK
PAKAI APD TIDAK LAYAK
PEMUATAN TIDAK LAYAK
PENEMPATAN TIDAK LAYAK
MENGANGKAT TIDAK LAYAK
POSISI TIDAK AMAN
SERVIS ALAT BEROPERASI
BERCANDA, MAIN-MAIN
MABOK ALKOHOL, OBAT
GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
45
LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
S
E
B
A
B

D
A
S
A
R

PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN
ENGINEERING
PENGADAAN (PURCHASING)
KURANG PERALATAN
MAINTENANCE
STANDAR KERJA
SALAH PAKAI/SALAH
MENGGUNAKAN
KEMAMPUAN FISIK ATAU
PHISIOLOGI TIDAK LAYAK
KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK
STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI
STRESS MENTAL
KURANG PENGETAHUAN
KURANG KEAHLIAN
MOTIVASI TIDAK LAYAK
46
LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
L
A
C
K

O
F

C
O
N
T
R
O
L

PROGRAM TIDAK SESUAI
STANDARD TIDAK SESUAI
KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
47
HAZARD
Adalah sumber bahaya potensial yang
dapat menyebabkan kerusakan
(harm).


Hazard dapat berupa bahan-
bahan kimia, bagian-bagian mesin,
bentuk energi, metode kerja atau
situasi kerja.
48
Adalah kerusakan atau bentuk kerugian
berupa kematian, cidera, sakit fisik atau
mental, kerusakan properti, kerugian
produksi, kerusakan lingkungan atau
kombinasi dari kerugian-kerugian tadi.
49
RISK
The chance of loss or gain
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari sumber
bahaya (hazard) tertentu yang terjadi.


Untuk menentukan resiko membutuhkan
perhitungan antara konsekuensi/ dampak
yang mungkin timbul dan probabilitas,
yang biasanya disebut sebagai
tingkat resiko (level of risk).


50
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.

51
ALAT PEMADAM API
RINGAN

Portable Fire Extinguisher
52
ALAT PEMADAM API RINGAN

DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG
UNTUK PEMADAMAN MULA
KEBAKARAN
SEBATAS VOLUME API KECIL
53
54


Efektif
Aman
Tidak Merusak
Petugas
kompeten
Jenis dan
ukuran
tepat
Penempatan
tepat
Pemeliharaan
teratur
Perencanaan
Pengadaan
Sertifikat
Fire risk
Assessment
Kebijakan
55
Alat pemadam api
ringan
Designing
Listing
Selecting
Purchasing
Installing
Approving
Inspecting
Recharging
Maintaining
Testing
Operating
56

JENIS DAN UKURANNYA SESUAI
MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
KONDISI BAIK
SETIAP ORANG DAPAT
MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR,
TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980
HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA
57
JENIS MEDIA PEMADAM
JENIS BASAH
- AIR
- BUSA
JENIS KERING
- DRY POWDER
- CO2
- CLEANT AGENT
W
A
T
E
R

H
A
L
O
N

P
O
W
D
E
R

F
O
A
M

58
STORED
PRESSURE
( N
2
)
CARTRIDGE
C
O
2

Tipe konstruksi
59
Dry Chemical Powder

Prinsip :
Nyala api diselimuti
kabut (serbuk kimia) secara fisik
memutuskan oksigen

Reaksi indotermal

60
B
STORED
PRESSURE
( N
2
)
B
A

JENIS BUSA/FOAM
Mechanical
Foam
F
O
A
M

Chemical Foam
(A) + (B)
Foam
Liquid
61
F
O
A
M

62
STORED
PRESSURE
( N
2
)
Cairan Kimia
(Halogeneted Hydrocarbon)
H
A
L
O
N

63
STORED
PRESSURE
10-15 kg/cm
2

( N
2
)
CARTRIDGE
C
O
2

Tipe konstruksi
Dry Chemical Powder
P
O
W
D
E
R

64
65 PADAT
CAIR
GAS
UAP
M
E
N
Y
U
B
L
I
M

M
E
N
G
U
A
P

DIFUSI
RANTAI REAKSI
REGENERASI
R
A
D
I
A
S
I

F
E
E
D
B
A
C
K

PANAS

BARA dan/atau NYALA
OKSIGEN
66
67
API
Udara
Heat
Bahan bakar
Cooling

Smothering

Starving
Prinsip
PEMADAMAN
Dilution
68
KEGAGALAN APAR
Jenis tidak sesuai
Ukuran tidak sesuai
Macet/tidak berfungsi
Petugas
Salah penempatan
2
belum ditunjuk
tidak trampil
Tidak bertekanan
- bocor
Menggumpal
- tunda refill
W
A
T
E
R

H
A
L
O
N

P
O
W
D
E
R

F
O
A
M

69
B
C
A
D
Combustible
Material
Flammable
Liquid/gas
Electrical
Equipment
Metals
Klasifikasi KEBAKARAN
Ref : Permenaker -04/80
B
C
A
Multi Purpose
A
B
C

70
Jenis media tidak sesuai
Klasifikasi api/kebakaran
KEGAGALAN APAR
W
A
T
E
R

H
A
L
O
N

P
O
W
D
E
R

F
O
A
M

Setiap jenis media pemadam masing-
masing memiliki keunggulan dan
kekurangan, bahkan dapat membahayakan
bagi petugas atau justru memperbesar api
71
Klas A
Klas B
Klas C
Klas D
Jenis kebakaran
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb.
Bahan cair
Bahan gas
Panel listrik,
Kalium, litium, magnesium
Bahan berharga
Jenis media pemadam
Tipe basah Tipe kering
Air Busa Powder
Clean
Agent
VVV V VV V*)
XX XX VV**) VVV
XXX VVV VV V*)
X X VV V *)
XXX XXX VV VVV
XXX XXX Khusus XXX
Keterangan :
VVV : Sangat efektif
X : Tidak tepat
VV : Dapat digunakan
XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan
XXX : Berbahaya
*) : Tidak efisien
**) : Kotor / korosif
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA
72
Daya pemadamannya (fire ratting)
lebih rendah dari volume api/kebakaran
(Fire load)
Notasi Fire ratting didasarkan dari hasil
pengujian laboratories

STANDAR KLASIFIKASI DAYA PEMADAMAN
Notasi : Nilai & Klas


A
B C
D
KEGAGALAN APAR
73
KLASIFIKASI
A
B
C
D
Rating : Nilai angka






1A
2A
3A
4A
6A
10A
20A
40A
1B
2B
5B
10B
20B
30B
40B
80B
74
STANDAR UJI
A. : Tumpukan kayu dengan volume
tertentu dibakar 10 menit
B. : Premium dengan jumlah dan luas
tertentu dibakar 3 menit
C. : Sasaran bertegangan 10.000 Volt
D. : Tidak dilakukan pengujian
75
STANDAR UJI
Rating A
STANDAR UJI Rating B
76
Penempatan APAR
Ref : NFPA
Rating


1A
2A
3A
4A
6A
10A
20A
40A

Jarak
ft

75
75
75
75
75
75
75
75

Klasifikasi hunian
Ringan Sedang Berat
Luas
sq ft

3000
6000
11250
11250
11250
11250
11250
11250

Luas
sq.ft

X
3000
4500
6000
9000
11250
11250
11250

Luas
sq.ft

X
X
3000
4500
6000
9000
11250
11250

77
Perkiraan Rating (APAR)
J ENI S UKURAN
( LI TER)
J ARAK
PANCARAN
( METER)
WAKTU
( DETI K)
RATI NG
5 L 10-13 M 45
1 A
10 L 10-13 M 60
2 A
AIR
15 L 10-13M 120
3 A
5 L 10-13 M 30
1 A
10 L 15 M 60
2 A
ASAM
SODA
65 L 15 M 120
10 A
78
Perkiraan Rating (APAR)
J ENI S UKURAN J ARAK
PANCARAN
( METER)
WAKTU
( DETI K)
RATI NG
5 L 10-13 M 45
1 A, 1B
10 L 10-13 M 60
2 A, 2B
BUSA
15 L 10-13M 120
3 A,3B
2 KG 3 M 30
1 B,C
7KG 3 M 30
2B,C
10 KG 3 M 30
2B,C
CO2
25 KG 4 M 30
10B,C
79
Perkiraan Rating (APAR)
J ENI S UKURAN
( KG)
J ARAK
PANCARAN
( METER)
WAKTU
( DETI K)
RATI NG
0, 5 3 10
1 B,C
1 3 10
2 B,C
2 3 10
4B,C
5 7 20
7B,C
15 15 25
20B,C
DRY
POWDER
80
Perkiraan Rating (APAR)
J ENI S UKURAN
( KG)
J ARAK
PANCARAN
( METER)
WAKTU
( DETI K)
RATI NG
0, 5 2 8
1 B,C
2 4 10
2 B,C
4 4 12
3B,C
5 7 13
1A,5B,C
10 7 20
2A,10B,C
15 7 20
4A,20B,C
37, 5 10 30
8A,40B,C
DRY
POWDER
AMMONIUM
PHOSPATE
(ABC)
81
Perkiraan Rating (APAR)
J ENI S UKURAN
( KG)
J ARAK
PANCARAN
( METER)
WAKTU
( DETI K)
RATI NG
1 3 8
2B, C
2 4 12
4B, C
HALON
1211
5 5 15
10B, C
1 2 10
2B,C
HALON
1301
82
APAR
Sebagai sarana K3 (Safety Equipment)
Pengandung Potensi Bahaya
STANDAR APAR
APAR
Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm
2

dapat mendorong seluruh medianya
(sisa mak 15%) dalam waktu min. 8 detik

Syarat :
- Angka keamanan min 4,13 x WP (65
o
C)
- Test pressure 1,5 x WP(65
o
C)
- Pengujian ulang tiap 5 tahun
83
Langkah pengujian hydrostatik
Sediakan hand press pump
Siapkan gelas ukur
Coba kapasitas pompa 10 x ukur dengan gelas ukur
Tabung diisi air penuh
Pindahkan ke tempat lain
Diisi air lagi penuh
Pasang slang
Pompa perlahan dan dihitung
Amati pedoman tekanan
Stop pada tekanan uji
Catat jumlah air yang masuk
Lepas slang air dibuang
Masukan kembali air awal
Bila tabung tidak kembali penuh
artinya ada pengembangan menetap
Hitung berapa persen pengembangan
yang terjadi
84
HYDROSTATIC TEST
P
r
e
s
s
u
r
e

Expansion
> 20 kg/cm2
1.5 WP
> 4.13 WP
85
TANDA PEMASANGAN

86
TUJUAN AUDIT
Menilai secara Sistematis, kritis dan
independen terhadap konsistensi
maksud dan tujuan penyediaan APAR
sehingga sewaktu-waktu terjamin
dapat difungsikan sesuai maksud dan
tujuannya
AUDIT
ALAT PEMADAM API RINGAN


TUJUAN
87
1. Kebijakan
Apakah ada kebijakan tertulis?
Bagaimana proses merumuskan kebijakan?
Apakah kebijakan disosialisasi?
Dokumentasi?
2. Perencanaan
Fire risk Assessment?
Rekomendasi?
Jenis dan ukuran tepat?
Pengadaan
Dokumentasi
3. Penempatan
Lokasi?
Tanda pemasangan ?
Jarak?
No register

Efektif
Aman
Tidak Merusak
88
3. Pemeliharaan
Tiap 6 bulan?
Tiap 12 bulan?
Dokomen?
Refilling ?
Pengujian?
4. Petugas
Penunjukan?
Kompetensi/Sertifikat?
Latihan ?
Gladi?


Efektif
Aman
Tidak Merusak
89
Adalah pelaksanaan metode-metode untuk
menganalisa tingkat resiko, mempertimbang-kan
resiko tersebut dalam tingkat bahaya (danger)
dan mengevaluasi apakah sumber bahaya itu dapat
dikendalikan secara memadai serta mengambil
langkah-langkah yang tepat.

90
SULIT TERJADI JARANG SERING
SERIOUS SEDANG TINGGI TINGGI
SEDANG RENDAH SEDANG TINGGI
RINGAN RENDAH RENDAH SEDANG
KEMUNGINAN TERJADI
KEPARAHAN
91
Aman (safe) adalah suatu
kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke tingkat
yang memadai, dan ini adalah
lawan dari bahaya (danger).


92
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
STANDARISASI
Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan
pelak K3
INSPEKSI / PEMERIKSAAN
Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
(Menurut I LO)
93
RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan
bid K3 sesuai perkemb ilmu pengetahuan, tehnik &
teknologi
PENDIDIKAN & LATIHAN
Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi TK
PERSUASI
Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan
melalui penerapan & pemaksaan melalui sanksi-
sanksi
(Menurut I LO)
94
ASURANSI
Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3

PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA
Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3
di tempat kerja
(Menurut I LO)
95
PENILAIAN RISIKO
(RISK ASSESSMENT)
96
PENGERTIAN POTENSI BAHAYA
(HAZARD)
Adalah SESUATU YANG BERPOTENSI
BURUK, YANG DAPAT MENYEBABKAN :

- CI DERA TERHADAP MANUSI A
- KERUSAKAN ASSET PERUSAHAAN
- PENCEMARAN LI NGKUNGAN KERJ A
97
PENGERTIAN RISIKO
(RISK)
1. UKURAN KEMUNGKINAN DAN KEPARAHAN
SERTA PENGARUH BURUK YANG DI TIMBUL
KAN OLEH KECELAKAAN

2. DIDEFINISIKAN SEBAGAI POTENSI BAHAYA
( hazards) YANG TELAH DI EVALUASI



98
TUJUAN
PENILAIAN RISIKO
1. Untuk mengetahui, memahami dan
mengukur risiko yang terdapat di
tempat kerja
2. Untuk melakukan penilaian finansil dan
bahaya dari risiko yang ada
3. Untuk mengendalikan risiko
99
SIAPA YANG MELAKUKAN
PENILAIAN RISIKO
Dapat dilakukan oleh manager/supervisor/
ahli K3 di perusahaan ybs.
Dapat dilakukan oleh pihak ketiga.
Memahami MSDS/Label/informasi tempat
kerja.
Kualifikasi yang melakukan :
Memahami perat.-peruu. K3
Memiliki keahlian di bidang K3 Kimia
100
ELEMEN
PENILAIAN RISIKO


R = f (C, F)

R = Risk
C = Consequently
F = Frequency
101
Risk analysis
Consequences Likelihood
Barriers
Source of
Risk
Vulnerable
People/structures
Exposure Probability
Development
And Outcome
Susceptibility
Resilience
Causes
Components of Risk
102
HAZARD SEVERITY
CLASSIFICATION
DESCRIPTION
CATEGORY
MISHAP DEFINITION
Catastrophic I Death or System Loss
Critical II Severe Injury, severe occ.
illness or major system
damage
Marginal III Minor injury, minor occ.
Illness or minor system
damage
Negligible IV Less than minor
injury,occ.illness or system
damage
103
HAZARD PROBABILITY
CLASSIFICATION
DESCRIPTION LEVEL SPECIFIC INDIVIDUAL
ITEM
PREQUENT A Likely to occur frequent
PROBABLE B Will occur several times
OCCASIONAL C Likely to occur sometime
REMOTE D Unlikely but possible to
occur
IMPROBABLE E So unlikely
104
E

D C B A
IV 1 1 2 2 2
III 1 2 3 3 3
II 2 2 3 4 4
I 3 3 4 4 5
P R O B A B I L I T Y
S
E
V
E
R
I
T
Y
MATRIX LEVEL
105
MATRIX LEVEL OF RISK
1 : NEGLIGIBLE DANGER Corrective action optional

2 : MINOR DANGER Safety devices or
Procedural controls required

3 : MODERATE DANGER Engineering or Safety devices or
Procedural controls required

4 : SERIOUS DANGER Engineering and Safety devices required

5 : IMMINENT DANGER Immediate engineering corrective
action required.
106
Define, Scope, Objective, Criteria
Identify and Evaluate Hazards :
-Incident Enumeration
-Incident Selection
Analysis and Quantity Risk :
Causes Likehood - Consequency
Risk Tolerable ?
Optimize System
Report Results
Operate System/Facility
YES
Reconfigure/modify system :
-Reduce Likehood
-Reduce Consequency
-Change Site
Recalculate Risk and
Review Tolerability
NO
107
Factors affecting acceptability of
risk
ACCEPTED
Risk assumed voluntarily
Risk where effect are delayed
No alternative available
High perceived benefits
Risk known with certainty
Encountered occupationally
Common hazard
Will be used as intended
Consequences reversible

NOT ACCEPTED
Risk borne involuntarily
Effect immediate
Many alternatives available
Low perceived benefits
Risk not well understood
Encountered non-
occupationally
Dread hazard
Likely to be misused
Consequences irreversible
108
LANGKAH - LANGKAH
PENILAIAN RISIKO
IDENTIFIKASI DAN MENCARI POTENSI
BAHAYA
MENETAPKAN AKIBAT/ KONSEKUENSI DAN
KEMUNGKINAN KEJADIANNYA
EVALUASI THD RISIKO DAN PERSYARATAN
PENGENDALIAN
MEMBUAT CATATAN TEMUAN
MENGKAJI DAN REVISI
109
LANGKAH I
IDENTIFIKASI DAN
MENCARI POTENSI BAHAYA

KENAL DAN AMATI SEKELILING TEMPAT
KERJA, PERHATIKAN PERUBAHAN YANG
TERJADI
CARI INFORMASI MENGENAI KONDISI
TEMPAT KERJA
PERIKSA CATATAN KASUS KECELAKAAN
KERJA
PERIKSA SOP DAN MSDS
110
Identification tools
Checklist
Past Data
Audits
HAZOPS
FMEA (Failure Mode and
Effect Analysis)
Critical Incident
Analysis
Stressor Analysis
Analysis of Past
Failure
Event Trees
Fault Trees
Human Error Analysis
111
LANGKAH II
TETAPKAN KONSEKUENSI DAN
KEMUNGKINAN KEJADIAN
Tetapkan siapa yang akan cidera
Pekerja baru/magang/hamil/wanita
Petugas kebersihan/tamu/kontraktor/tehnisi
Masyarakat lainnya
Bagaimana proses kejadiannya

112
Loss Exposures
Property
Net income
Liability
Personnel
Reputation
Opportunity

Time (Scheduling)
Quality
Environment
Quality of life
Performance

113
Causes of loss
Fire
Accidents/incidents
Equipment failure
Theft
Sabotage
Natural phenomena

Human factors
Litigation
External financial
failures
Failure of supply
Market forces
Incompetence

114
Risk Identification Matrix
Area of
impact Sources
of risk
115
LANGKAH III
EVALUASI RISIKO DAN PERSYARATAN
PENGENDALIAN
Pertimbangkan kemungkinan timbulnya risiko
Perkirakan apakah diperlukan persyaratan
pencegahan/pengendalian
Pertimbangkan semua persyaratan pencegahan
yang telah ada :
Peraturan perundangan
Standar dan prosedur
Tetapkan tindakan koreksi dan berikan prioritas
116
Risk treatment
Avoidance / Elimination
Reduction
Transfer
Retention

117
LANGKAH IV
MEMBUAT CATATAN TEMUAN
CATATAN TEMUAN MENCAKUP :
Unit kerja/Tanggal/MSDS/Label/Tindakan Pengendalian
Nama/Posisi/Komposisi Team
Daftar Bahan Berbahaya/Informasi Bahaya
Identifikasi Risiko/Kesimpulan Risiko
Rekomendasi/Tanda tangan penilai
Posisi dan tanda tangan penerima (manajemen)
TEMUAN DI INFORMASIKAN :
Termasuk pengendalian dan pencegahan

118
LANGKAH V
MENGKAJI DAN REVISI
DILAKUKAN APABILA TERJADI :
Perubahan volume produksi, perlengkapan
instalasi, bahan, proses, tidakan pencegahan
Kecelakaan kerja, gangguan kesehatan dan
penyimpangan
Diperoleh informasi tentang potensi bahaya
Penggunaan tindakan pengendalian dan
tehnologi baru atau disempurnakan

119
Work Activity Hazard Identified OSH Control
Severity
of Harm
Likelihood
Of harm
Risk
Score
Risk
Level
Exercise : IDENTIFYING OSH HAZARDS AND RISKS
120
PERAN K3
DALAM PERUSAHAAN
Sebagai LOSS CONTROL untuk mengendalikan
kerugian atau inefisioensi
Sebagai COMPLIANCE AGENT untuk meyakinkan
terpenuhinya norma-norma dan peraturan K3
Sebagai ADVISORY BODY terhadap unit
usaha/karyawan dalam penerapan K3
Sebagai MANAGEMENT TOOLS dalam
menjalankan fungsi kontrolnya dalam aspek K3
121

Direktorat Pengawasan Norma
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Membangun
Manusia Karya
122
ANALISA KECELAKAAAN
Serangkaian kegiatan u/ mengadakan
penyelidikan terhadap kejadian kecelakaan
yang merupakan bagian penting program
pencegahan kecelakaan
123
TUJUAN ANALISA
KECELAKAAAN
1.Menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi
2.Menentukan sebab yang sebenarnya
3.Mengukur resiko
4.Mengembangkan tindakan kontrol
5.Menentukan kecederungan/trend
6.Menunjukan peran serta

124
SASARAN ANALISA KECELAKAAAN

Mencegah agar kecelakaan serupa
tidak terjadi

OBYEK PENYELIDIKAN
POTENSI BAHAYA PENYEBAB
KECELAKAAN


125
SUBYEK/PENGANALISA
1. Pengawas Lini/Lini Supervisor mengapa ?
sangat berkepentingan
. Banyak tahu tentang orang dan kondisi
. Paham bagaimana & dimana sumber info
. Adalah pengambil tindakan
. Memperoleh manfaat dari analisa kecelakaan , al :
* penunjukan peran serta
* meningkatkan produktivitas
* menekan biaya produksi
* menunjukan adanyakontrol
126
2. Manajer Madya dalam hal khusus
. Kerugian yang besar atau kejadian yang sangat
membahayakan
. Wilayah/wawasan beberapa pengawas
. Tindakan perbaikan dengan biaya besar atau
jangkauan yang luas

3. Tenaga Ahli
. Untuk hal-hal yang memerlukan
pengetahuan khusus , situasi yang rumit
127
LANGKAH PENYELIDIKAN
1. Tanggap terhadap keadaan darurat
. Segera menuju tempat kejadian
. Lokalisir tempat kejadian
. Upayakan penyelamatan/bila perlu
2. Kumpulkan keterangan & informasi
3. Analisa sebab yang penting :
. Kenali kerusakan dan cidera
. Temukan faktor kerja maupun tindakan
. Tentukan penyebab utama
128
4. Kembangkan dan ambil tindakan
perbaikan
. Segera menuju tempat kejadian
. Lokalisir tempat kejadian
. Upayakan penyelamatan/bila perlu
5. Tinjauan ulang rekomendasi dan
temuan
6. Lanjutkan tindakan yang efektif
7. Buat laporan segera


129
LANGKAH-LANGKAH DI TEMPAT KEJADIAN

1. Tindakan Penyelidik
. Bereaksi positif
. Berikan perhatiann khusus terhadap
pengendalian
. Bangkitkan partisipasi individu
. Catat dan kembangkan keterangan yang berarti
. Bertindak yakin
. Bangun dan dorong semangat kerja
130
2. Tindakan pengawas tertinggi
. Ambil alih tanggung jawab
. Lakukan pertolongan pertama dan panggil
bantuan darurat
. Tanggulangi bahaya kedua
. Temukan bukti-bukti
. Jaga bukti tidak berubah
. Perkirakan potensi kerugian
. Laporkan kepada manajer
131
3. Tindakan petugas 1 dan 2
. Kumpulkan keterangan dan informasi
. Bila perlu peragaan ulang
. Buat sketsa, peta dan foto TKP
. Periksa dan analisa, bahan, proses dll
. Periksa catatan pribadi
132
3. Tindakan petugas 1 dan 2
. Kumpulkan keterangan dan informasi
. Bila perlu peragaan ulang
. Buat sketsa, peta dan foto TKP
. Periksa dan analisa, bahan, proses dll
. Periksa catatan pribadi

133
3. Tindakan petugas 1 dan 2
. Kumpulkan keterangan dan informasi
. Bila perlu peragaan ulang
. Buat sketsa, peta dan foto TKP
. Periksa dan analisa, bahan, proses dll
. Periksa catatan pribadi

134
3. Tindakan petugas 1 dan 2
. Kumpulkan keterangan dan informasi
. Bila perlu peragaan ulang
. Buat sketsa, peta dan foto TKP
. Periksa dan analisa, bahan, proses dll
. Periksa catatan pribadi

135
LAPORAN KECELAKAAN

Alasan keengganan melaporkan kecelakaan
. Takut tindakan disiplin
. Khawatir catatan penilaian negatif (konduite)
. Khawatir akan reputasi
. Takut diobati
. Tidak menyukai petugas medik
. Menghindari terhentinya pekerjaan
. Ingin menjaga catatan pribadi yang bersih
. Menghindari pertanyaan
. Melindungi tingkah laku orang lain
. Tidak memahami pentingnya laporan kecelakaan
136
KEBERHASILAN PENCEGAHAN
KECELAKAAN DITENTUKAN :
1. Kemampuan pengelolaan lingkungan
kerja
2. Kemampuan pengelolaan metode operasi
3. Pendidikan, training, instruksi dan disiplin
4. Penyelidikan dan analisa kecelakaan
(ditentukan oleh sistem laporan yang
baik)

Prinsip penyelidikan dan analisa kecelakaan u/
menemukan data dan fakta, bukan mencari
kesalahan
137
IDENTIFIKASI DATA DAN FAKTA
a. Cidera (nature of injury)
b. bagian tubuh yang cidera (part of body)
c. Sumber cidera (source of injury)
d. Tipe kecelakaan (accident type)
e. kondisi berbahaya (hazardous condition)
f. penyebab cidera (agency of accident)
g. penyebab khusus cidera (agency accident part)
h. Tindakan berbahaya (unsafe act)
138
KONSEP SEBAB KECELAKAAN
UP DATED DOMINO THEORY Frank E. Bird, 1970

MANAGE-
MENT
LACK OF
CONTROL
ORIGIN
BASIC
CAUSES

SYMPTON
IMMEDIA-
TED
CAUSES

Accident

Injury
INCIDENT/
ACCIDENT
INJURY/
DAMAGE
Pengukuran
kegiatan
Sebelum incident
Sesudah incident
Pengukuran hasil
139
PENGUKURAN USAHA K3
Pada masing-masing tingkat jabatan organisasi perusahaan al. :
- Supervisor :
* inspeksi
* penyelidikan kecelakaan
* latihan
* motivasi
* JSA, JSO
- Manjemen madya:
* audit K3
* penentuan kegiatan yang akan diukur
* penentuan standar dari masing-masing kegiatan
* penentuan hasil pengukuran
140
ANALISA KLASIFIKASI KECELAKAAN MENURUT
ILO BERDASARKAN FAKTOR PENYEBAB
1. Mesin :
a. pesawat tenaga
b. mesin transmisi
c. pesawat angkat
d. mesin kerja/produksi
2. Transport : a. K.A
b. kapal
c. ran.mor
3. Peledakan dan kebakaran
4. Keracunan, panas, bahan korosif
5. Listrik
6. Orang jatuh
7. Tergelincir/terbentur benda

141
8. Kejatuhan benda
9. Tertimbun
10. Kerja tangan
11. Perkakas tangan
12. Hewan
13. dll


142
TUJUAN STATISIK KECELAKAAN

1. Mempelajari
. Jumlah kecelakaan
. Jenis kecelakaan
. Tingkat keparahan
. Pembagian tingkat korban
. Peralatan penyebab
. Proses kecelakaan
. Jenis tingkah laku penyebab
. Waktu tempat yang sering terjadi
2. Menilai secara tepat sebab kecelakaan
3. Perencanaan usaha pencegahan
143
Table 1.
Accident Case by Degree of Incapacity

No


Year

Degree of Incapacity

Fatal

Permanent
Disablement

Temporary Disablement











1

1999

1476

11,871

78,163

2

2000

1592

12,025

85,285

3

2001

1768

12,566

90,440

4

June2002

1049

5,576

51,447

Occupational Health Conditions
144
STATISIK KECELAKAAN
INDUSTRI DI us

1. Peralatan dan bagian-bagiannya
2. Kondisi fisik daan mekanik yang tidak aman
3. Macam kecelakaan (terbentur, terpukul, jatuh,
terjepit, tergelincir, tersentuh benda panas)
4. Tindakan tidak aman (menyalahi prosedur
kerja aman, merubah alat pengaman)
146
EMERGENCY RESPONSE

Adalah suatu koordinasi tugas dan
tanggungjawab untuk bagian atau
masing-masing unit kerja dalam
menanggulangi suatu keadaan darurat
yang mungkin terjadi.
149
TERJADINYA KEADAAN DARURAT
Faktor lingkungan :
Faktor alam seperti petir, gempa bumi, banjir,
perubahan suhu yang drastis, dan sebagainya.

Faktor buatan seperti perang, huru-hara,
pemogokan, dan lain-lain.

150
PENANGANAN KEADAAN
DARURAT

Keadaan darurat dapat ditangani
dengan baik apabila para petugas yang
menangani selalu bertindak, bergerak
sesuai dengan ketentuan atau prosedur
yang telah ditetapkan.
151
HAL-HAL PENTING UNTUK MEMBUAT
PROSEDUR KEADAAN DARURAT (PKD)
Macam keadaan darurat
Lokasi Perusahaan (Unit Kerja)
Struktur Organisasi
Jumlah Tenaga Pelaksana Yang
Tersedia
Keadaan Sekeliling Perusahaan
154
PROSEDUR KESIAGAAN TERHADAP
KEADAAN DARURAT
Persiapan Sarana dan Prasarana
Pemantauan dan Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana
Melakukan Analisa dan Evaluasi
Kesiagaan
Hasil Identifikasi Dirangkum dan
Dievaluasi Untuk Dijadikan Patokan Dalam
Memeriksa dan Menanggulangi Bila
Terjadi Keadaan Darurat
155
IDENTIFIKASI
Instalasi/area operasional bahan-bahan kimia
berbahaya dan mudah terbakar/meledak
Luas area dan jumlah bahan berbahaya yang ada
di area operasional
Sistem penyimpanan bahan berbahaya
Jumlah penyimpanan bahan berbahaya
Sistem pengangkutan bahan berbahaya
Kemungkinan terjadinya dampak lingkungan
terhadap lingkungan terhadap masyarakat
sekitarnya
Cara-cara melakukan tindakan penanggulangan
keadaan darurat
156
MELAKUKAN ANALISA DAN EVALUASI
KESIAGAAN
Sarana dan prasarana
Pemeriksaan peralatan yang berpotensi
menimbulkan keadaan darurat
Pemeriksaan aktifitas : kondisi kendaraan
angkutan B3 yang masuk area pabrik,
manusia yang membawa kendaraan angkutan
B3 dan kondisi kemasan B3
Hasil uji coba/latihan dan atau penyuluhan
157
PROSEDUR PENANGGULANGAN BILA
TERJADI KEADAAN DARURAT
1. Tujuan:
a. Mencegah timbulnya korban
b. meminimkan kerusakan asset
perusahaan
c. memungkinkan agar perusahaan dapat
beroperasi kembali dalam waktu yang
singkat
d. meminimkan dampak terhadap lingkungan
e. menghindari kebingungan dan kesimpang
siuran yang tidak perlu
f. Memenuhi tanggungjawab moral kepada
industri lain dan sekitarnya.
160
STRUKTUR ORGANISASI
KEADAAN DARURAT DAN EVAKUASI
PENDUKUNG PKD :
STP. I : - Ka. Biro Inspeksi & Keselamatan STP. II : - Ka. Unit Kerja terkait
- Ka. Divisi Produksi - Shift Superintendent.
- Ka. Divisi Konstruksi
- Ka. Divisi Pemeliharaan
- Ka. Biro Kesehatan
- Ka. Biro Pengamanan

(c:)/ mw.document/th&dsr/fs/03
DIREKSI
PKD / Wk. PKD
STAFF TEKNIK PENANGGULANGAN
( STP )
KOMANDO PENANGGULANGAN
( KP )
KOMANDO PENGAMANAN
( KPE )
REGU
PENANGGULANGAN
( RP )
REGU
SAR / P3K
( RS )
PENGENDALIAN
LALU-LINTAS
( PLL )
PENGENDALIAN
OPERASIONAL
( PO )
APARAT
PEMERINTAHAN
( AP )
161
JALUR KOMUNIKASI
DALAM PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT




PIMPINAN KEADAAN DARURAT ( PKD )

STAF TEKNIS PENANGGULANGAN ( STP )
KOMANDAN
PENANGGULANGAN ( KP )
KOMANDAN
PENGAMANAN ( KPE )
ASSEMBLY POINT

P3K
PENGAMANAN
TRANSPORT
UMUM
HUMAS
EKOLOGI
PENGAMANAN
OPERASIONAL
LALU LINTAS EVAKUASI
SM 77/GNK3/II/03


REGU
PENANGGULANGAN

FIRE STATION

Internal Com
Internal Com






Channel I
Channel I
Channel I
LUAR PERUSAHAAN

APARAT PEMERINTAH :
CAMAT
KAPOLSEK
DANRAMIL
KEPALA DESA
RUMAH SAKIT

PENGAMANAN
KESEHATAN
H U M A S

Telephone
162
DARURAT
TANDA EMERGENSI / DARURAT
5 KALI
3 KALI
SELAMA
15 MENIT
60 DETIK
KETERANGAN : PERIODE 2 X 15 DETIK BERARTI NAIK SELAMA 15 DETIK, KEMUDIAN
TURUN 15 DETIK DI ULANGI SEBANYAK DUA KALI SEBELUM ADA
SELANG WAKTU ( INTERVAL) SELANG WAKTU 1 MENIT BERARTI
TIDAK ADA BUNYI SELAMA 1 MENIT DIANTARA DUA PERIODE.
IRAMA BUNYI PERIODE
SELANG
WAKTU
I
II
III
IV
NAIK TURUN
NAIK TURUN
NAIK TURUN
MONOTON
KEADAAN
AMAN
2 X 15
DETIK
6 X 15
DETIK
TIAP 15
DETIK
TIDAK
ADA
1 MENIT
1 MENIT
TIDAK
ADA
TIDAK
ADA
163
TUJUH PENYEBAB UMUM
KECELAKAAN KERJA
164
Perhatian Pada Peri laku
Focus On Behavior

N
u
m
b
e
r

o
f

I
n
c
i
d
e
n
t
s

Time
Technolog
y
Systems
Behaviors
165
FAKTA
80 dari setiap kecelakaan merupakan
kesalahan individu yang terlibat dalam
sebuah kecelakaan.
Tindakan yang Tidak Aman ( Unsafe
Acts) menyebabkan kecelakaan 4 kali
lebih besar dibandingkan Kondisi yang
Tidak Aman (Unsafe Conditions)
Banyak orang cenderung mencari Sesuatu
untuk disalahkan daripada mencari akar
penyebab masalah ( root cause)
166
1. Mengambil Jalan Pintas
( Taking Shortcuts)
Setiap hari kita membuat keputusan
dimana diharapkan dapat membuat
pekerjaan kita lebih cepat dan effisien.
Tetapi apakah Anda pernah memikirkan
penghematan waktu yang dilakukan akan
menimbulkan resiko terhadap keamanan
diri Anda, atau pekerja lain ?
Jalan Pintas yang mengurangi
keselamatan Anda pada suatu pekerjaan
Bukan Merupakan Jalan Pintas, Tetapi
sebuah peningkatan terhadap
kemungkinan terjadinya kecelakaan.
167
2. Percaya Diri secara Berlebihan
(Overconfidence)
Percaya diri merupakan suatu yang
bagus.
Overconfidence yang terlalu berlebihan
dari suatu yang baik, seperti menganggap
Hal itu tidak akan pernah terjadi pada
Saya merupakan sikap yang dapat
membuat prosedur, peralatan, atau
metode tidak dilaksanakan dengan benar
dalam bekerja, hal ini dapat menimbulkan
kecelakaan.
168
3. Mulai pekerjaan dengan Instruksi yang Tidak Lengkap
(Starting a Task with Incomplete Instructions)
Untuk melakukan pekerjaan dengan Aman
dan Benar, hal pertama yang Anda
butuhkan adalah informasi yang lengkap.
Jangan malu bertanya untuk mendapatkan
penjelasan mengenai prosedur pekerjaan
dan tindakan keselamatan.
Bukan hal yang bodoh untuk bertanya,
sebaiknya hal yang bodoh jika Anda tidak
bertanya.
169
4. Kerapihan Kerja yang Jelek
( Poor Housekeeping)
Kerapihan kerja merupakan indikator
penting dari sikap seseorang mengenai
kualitas, produksi dan keselamatan kerja.
Kerapihan kerja yang jelek akan
menciptakan bahaya dari berbagai unsur.
Kerapihan kerja yang baik merupakan
sebuah kebanggaan dan keselamatan
170
5. Mengabaikan Prosedur Keselamatan
( Ignoring Safety Procedures)
Dengan sengaja mengabaikan Prosedur
Keselamatan dapat membahayakan Anda
dan Rekan kerja Anda.
Anda dibayar untuk mengikuti
Kebijaksanaan perusahaan mengenai
keselamatan bukan untuk membuat
peraturan sendiri.

171
6. Gangguan Mental dari Pekerjaan Mental
( Distractions from Work )
Mengalami hari yang jelek dirumah dan
memikirkannya di kantor adalah kombinasi
yang berbahaya.
Menghilangkan pelindung mental dapat
menghilangkan fokus Anda terhadap
prosedur keselamatan kerja.
Jangan melepaskan perhatian dari mesin
walaupun hanya satu menit
172
7. Gagal untuk menyiapkan Rencana
sebelum Bekerja
(Failure to Pre-Plan the Work )
Hazop adalah cara yang efektif untuk
memberikan gambaran terbaik mengenai
bekerja secara aman dan efektif.
Hazop : tahap tahapan yang perlu untuk
menyelesaikan pekerjaan, bahaya dari
masing masing tahap, dan bagaimana
menghilangkan atau mengurangi bahaya
bahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan kerja.
173
TUGAS TIAP GROUP
Memberikan contoh pengalaman atau
pemikiran hal hal yang merupakan dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Dari 7 penyebab kecelakaan, berilah contoh
masing masing 3
Bila ada Penyebab lain selain yang tujuh itu,
supaya disebutkan.


174
Eko Agus Darmadi, Amd
175
WARNA KESELAMATAN
176
BENTUK GEOMETRI dan KELOMPOK RAMBU
KESELAMATAN
177
SUB KELOMPOK RAMBU KESELAMATAN
178
SIMBOL RAMBU KESELAMATAN
179
JENIS RAMBU KESELAMATAN
180
CONTOH APLIKASI
181
Contoh
182
Dimensi Rambu
183
Dimensi Rambu
184

Anda mungkin juga menyukai