Anda di halaman 1dari 7

Nuklir, Pembangkit Listrik Masa Depan

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini Indonesia termasuk negara yang sedang
mengalami krisis energi, khususnya energi listrik. Masih banyak daerah yang belum terjamah
oleh listrik, bahkan di kota besar pun terkadang masih mengalami pemadaman listrik secara
bergilir. Hal ini memang sengaja dilakukan oleh PLN untuk penghematan atas keterbatasan
bahan bakar yang diperlukan sebagai pembangkit tenaga listrik.
Hingga saat ini, pemerintah terus mencari dan mengembangkan energi alternatif
sebagai pengganti bahan bakar fosil. Tentu saja, energi ini harus tersedia dalam jumlah besar
dan menjamin kemakmuran bangsa Indonesia dalam jangka waktu lama. Berdasarkan data
yang diberikan oleh BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional), ternyata energi yang
mempunyai potensi terbesar dengan ketersediaan bahan bakunya paling banyak di Indonesia
adalah energi nuklir. BATAN memperkirakan terdapat cadangan 70 ribu ton Uranium dan
117 ribu ton Thorium yang tersebar di sejumlah lokasi di Indonesia, yang bisa bermanfaat
sebagai energi alternatif di masa depan.

A. Pengertian Uranium dan PLTN

1. Uraniummerupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
U dan nomor atom 92. Sebuah logam berat, beracun, berwarna putih keperakan dan
radioaktif alami, uranium termasuk ke actinide series (seri aktinida). Isotopnya
digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir dan senjata nuklir. Uranium biasanya
terdapat dalam jumlah kecil di bebatuan, tanah, air, tumbuhan, dan hewan (termasuk
manusia). BATAN memperkirakan terdapat cadangan 70 ribu ton Uranium dan 117
ribu ton Thorium yang tersebar di sejumlah lokasi di Indonesia, yang bisa bermanfaat
sebagai energi alternatif di masa depan (Nurman, 2014).
2. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal
dimana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit
listrik.PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan
baik ketikadaya keluarannya konstan (meskipun boiling water reactor dapat turun
hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit
pembangkit berkisar dari 40MWe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang
dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1200 MWe (Candras, 2012).

B. Perkembangan PLTN di Indonesia
Pro atas pembangunan PLTN di Indonesia dipicu oleh kesiapan Indonesia bila
dibanding dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara. Dilihat dari sisi kecukupan bahan
baku pun, kandungan uranium di perut bumi Indonesia bisa mencukupi kebutuhan energi
listrik puluhan bahkan ratusan tahun. Apalagi kebutuhan akan energi listrik di Indonesia
semakin meningkat sedangkan bahan baku seperti batu bara semakin menipis, sehingga hal
ini memicu pemerintah untuk mencari pembangkit listrik yang lebih efisien. Pembangkit
listrik tenaga nuklir pun dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan pembangkit listrik
lainnya karena tidak menimbulkan efek rumah kaca. Banyaknya pakar nuklir di Indonesia
juga merupakan bentuk kesiapan dari Indonesia. Untuk ITB saja, sekitar 20 doktor ahli nuklir
yang kini bekerja dan studi di PLTN Jepang serta melakukan penelitian di Bandung. Dalam
pembangunan PLTN, pemilihan lokasi merupakan hal terpenting. Lokasi yang dipilih adalah
lokasi yang Mengenai lokasi ideal, Indonesia memiliki beberapa wilayah biru (bebas bencana
gempa). Tempat yang mencuat saat ini untuk dijadikan reaktor nuklir adalah Bangka Belitung
dan Kalimantan. Pemerintah setempat pun menyetujui adanya pembangunan PLTN di
daerahnya (Nurman, 2014).
Sebagian besar cadangan Uranium kebanyakan berada di Kalimantan Barat, sebagian
lagi ada di Papua, Bangka Belitung dan Sulawesi Barat, sedangkan Thorium kebanyakan di
Babel dan sebagian di Kalimantan Barat (Anonim A, 2013).
Sebagaimana diketahui bahwa pontensi uranium di Kalimantan Barat, cadangan
uranium yang terukur adalah 900 ton, cadangan uranium terindikasi 6.961 ton, cadangan
uraniunm tereka sekitar 1.734 ton sedangkan cadangan hipotetik sebesar 14.517 ton dengan
total cadangan keseluruhan sebesar 24.112 ton data tersebut berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat (Anonim B).

C. Manfaat Pembangunan PLTN
Ada beberapa manfaat pembangunan PLTN ditinjau dari beberapa aspek, yakni
aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek budaya.
1. Aspek Ekonomi
Banyak studi, termasuk salah satu yang dibuat baru-baru ini oleh The Nuclear
Energy Agency of the OECD (OECD/NEA) dan IAEA, menunjukkan bahwa instalasi
tenaga nuklir di sebagian besar negara sangat kompetitif bila dibandingkan secara
ekonomi dengan jenis energi lainnya. Selain itu penggunaan energi nuklir telah
mempertimbangkan perbandingan dengan alternatif-alternatifnya dari beberapa segi
antara lain pendanaan, unjuk kerja dan keandalan, ketergantungan dari fluktuasi
dalam ketersediaan dan harga pemasok, serta dampak lingkungan dan kesehatan.
Pembangunan PLTN membutuhkan biaya investasi yang besar, tetapi pada saat
PLTN beroperasi hanya memerlukan biaya bahan bakar yang jauh lebih rendah
dibandingkan dengan pembangkit yang lain. Hal ini dikarenakan oleh bahan bakar
nuklir yang sangat kompak dan mempunyai kandungan energy yang lebih besar
dibandingkan dengan bahan bakar fosil ataupun minyak. Biaya bahan bakar yang
rendah ini menjadikan biaya produksi listrik PLTN akan kompetitif terhadap
pembangkit lain, serta lebih stabil karena tidak rentan terhadap perubahan harga
bahan bakar dunia (Batan).

2. Aspek Sosial dan Budaya
Pembangunan PLTN tidak dapat dipisahkan dari kebijakan strategis energi
nasional yang tidak lagi menggunakan paradigma lama, yaitu sumberdaya energi
sebagai sumber pendapatan nasional. Paradigma baru menyikapi sumber energy
alternatif sebagai bagian penting dalam mempertahankan keamanan energi, yang
sekaligus juga berarti keamanan nasional. Energi nuklir yang merupakan bagian dari
energi baru dan terbarukan, harus menjadi salah satu alternatif dalam konteks
kebijakan energi gabungan (energy mix) yang dipilih oleh pemerintah Indonesia.
Pertimbangan di atas meniscayakan adanya kejelasan dan kepastian mengenai
pembangunan PLTN. Walaupun pada saat ini kontroversi masih belum ada tanda-
tanda akan segera berakhir atau mencapai titik temu, namun pemerintah harus segera
menetapkan time frame dan time line-nya. Penundaan yang tanpa kejelasan akan
mengakibatkan berbagai dampak, termasuk dampak politis bagi pemerintah, warga
masyarakat dan stakeholders iptek nuklir sendiri. Pembangunan PLTN tidak hanya
dapat dipahami dari sisi ekonomis dan teknis, tetapi juga politis. Perkembangan
mutakhir yang mengarah kepada semakin tingginya minat untuk membangun PLTN
di berbagai negara, mengharuskan Pemerintah Indonesia untuk tampil ke depan,
sebagai negara yang telah lama menguasai iptek nuklir, termasuk pengeloaan reaktor
nuklir untuk riset. Posisi demikian akan membuat Indonesia semakin strategis dalm
pergaulan antar-bangsa, sekaligus dalam kiprah penguasaan teknologi tinggi dan
canggih (high and sophisticated technologies). Dengan pembangunan PLTN, maka
kebijakan Iptek Nasional pun akan mendapat dorongan (boosting) untuk melakukan
akselerasi dalam pembangunan masyarakat modern melalui aplikasi teknologi
mutakhir seperti nuklir.

PLTN selain mengurangi emisi gas rumah-kaca juga menawarkan dua manfaat
yang ramah-lingkungan sekaligus. Pertama, listrik nuklir menawarkan jalan yang penting
dan praktis ke arah ekonomi hidrogen. Hidrogen sebagai sumber yang menghasilkan
listrik menawarkan janji untuk energi yang bersih dan hijau. Berbagai perusahaan mobil
melanjutkan pengembangan sel bahanbakar hidrogen dan teknologi ini, dalam waktu
yang tidak terlalu jauh di masa depan, akan menjadi produsen sumber energi. Dengan
menggunakan kelebihan energi panas dari reaktor nuklir untuk menghasilkan hidrogen,
maka dapat diciptakan produksi hidrogen dengan harga terjangkau, efisien, serta bebas
dari emisi gas rumah-kaca. Dengan demikian produksi hidrogen ini dapat dikembangkan
untuk menciptakan ekonomi energi hijau di masa depan.
Kedua, di seluruh dunia, energi nuklir dapat menjadi solusi terhadap krisis lain
yang tengah berkembang: kekurangan air bersih yang harus tersedia bagi konsumsi
manusia dan irigasi bagi tanaman dasar (crop). Secara global, proses desalinasi (air-laut)
telah dan tengah dipakai guna membuat air bersih. Dengan menggunakan kelebihan panas
dari reaktor nuklir, air laut dapat ditawarkan, sehingga permintaan terhadap air bersih
yang selalu bertambah akan dapat dipenuhi.

D. Perkembangan Rencana Pembangunan PLTN di Kalimantan Barat
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta, memastikan
pemerintah akan melanjutkan eskplorasi terhadap potensi uranium yang terdapat di Desa
Nanga Kalan, Kecamatan Ella Ilir, Kabupaten Melawi. Beliau mengatakan bahwa akan
terus melakukan eksplorasi tetapi dengan tenaga ahli sendiri, sehingga dapat mengetahui
lokasi penyebarannya. Penemuan uranium ini tidak langsung bisa dipakai, namun harus
diproses dulu, diserahkan ke ESDM, dan akan ditindak lanjuti.
Usai ramah tamah, pada Sabtu (4/5/2013) mensristek bersama kepala batan dan
jajaran Pemkab Melawi turun ke Desa Nanga Kalan Kecamatan Ella Ilir untuk melihat
secara langsung lokasi penambangan uranium. Wilayah pertambangan berjarak sekitar 22
km dari Desa Kalan berada di atas bukit yang jauh dari pemukiman penduduk.
Sebagaimana diketahui, Wilayah tersebut memiliki kandungan uranium sekitar 24
ribu ton yang setara dengan kebutuhan listrik sebesar 9.000 megawatt selama 125 tahun
ke depan. Namun potensi itu telah dikeruk negara lain. Prancis disebut-sebut telah
menguras kandungan uranium di Desa Kalan, Kecamatan Ella Hilir, Melawi.
Pemerintah tidak akan melakukan kerjasama dengan luar negeri, melainkan akan
mengerjakan sendiri, dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar potensi uranium
yang terdapat di Desa Kalan, namun kita tidak sampai ke eskploitasi, ujarnya (Tribun,
2013).

E. Kesimpulan
Energi nuklir adalah jalan terbaik untuk menghasilkan listrik beban-dasar yang
aman, bersih, dapat diandalkan, serta akan memainkan peranan kunci dalam pencapaian
keamanan (penyediaan) energi global. Dengan perubahan iklim sebagai puncak agenda
internasional, kita semua harus mengerjakan bagian kita untuk mendorong renaisans
(kebangkitan kembali) energi nuklir.
Pembangunan PLTN sebagai salah satu opsi untuk memenuhi kebutuhan
energi perlu dipertimbangkan, mengingat keperluan energi nasional terus meningkat,
rencana pembangunan PLTN perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Pemerintah juga
perlu mendapat masukan dan memperoleh data-data yang obyektif tentang semua aspek
yang perlu dipertimbangkan sebelum membangun PLTN. Sebagai persiapan membangun
PLTN, pemerintah perlu menetapkan salah satu kementerian atau BUMN sebagai
penanggung jawab.
Selain itu, pada penggunaannya juga memiliki resiko yang sangat besar jika terjadi
kecerobohan dalam segala macam proses kegiatannya. Pembangunan PLTN di Indonesia
tidak akan terlaksana dengan baik apabila pemerintah terutama pihak pengembang utama
tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai PLTN ini kepada masyarakat pada
umumnya dari berbagai sudut pandang. Pemerintah harus berupaya memberikan edukasi
terhadap masyarakat, di antaranya :
1. Meluruskan pernyataan yang tidak sesuai kenyataan
2. Memberikan perbandingan rasio antara PLTN dengan aktivitas lain
3. Mengganti emosi dengan akal sehat
4. Menguasai media sepenuhnya
5. Bekerja dengan secara hati-hati dan cermat sehingga hal-hal yang dikhawatirkan
masyarakat benar-benar tidak terbukti.
Jadi, setiap PLTN yang akan dibangun harus selalu diteliti dan diawasi kendalanya
mulai dari sejak tahapan persiapan, pengembangan, dan pengoperasian.

Referensi

Anonim A. 2013. Indonesia Miliki Cadangan Uranium 70000 Ton. (online).
(http://indocropcircles.wordpress.com/2013/07/24/indonesia-miliki-cadangan-
uranium-70000-ton/). Diakses tanggal 18 April 2014.
Anonim B. PLTN Berpotensi Dikembangkan di Kalbar. (online).
(http://www.ebtke.esdm.go.id/en/energy/new-energy/nuclear/808-pltn-berpotensi-
dikembangkan-di-kalbar.html). Diakses tanggal 18 April 2014.
Batan. (online). (http://www.batan.go.id/artikel/view_artikel.php?id_artikel=41). Diakses
tanggal 18 April 2014.
Candras, Muhammad. 2012. Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. (online).
(http://muhammadcandras.blogspot.com/2012/11/makalah-pembangkit-listrik-
tenaga.html). Diakses tanggal 18 April 2014.
Nurman, Yanggi Satria. 2014. Pro dan Kontra Pembangunan PLTN. (online).
(http://yanggisatrianurman.blogspot.com/2014/01/pro-dan-kontra-pembangunan-pltn-
di.html). Diakses tanggal 18 April 2014.
Tribun News. 2013. Pemerintah Eksplorasi Uranium di Melawi. (online).
(http://www.tribunnews.com/regional/2013/05/04/pemerintah-eksplorasi-uranium-di-
melawi). Diakses tanggal 18 April 2014.

Anda mungkin juga menyukai