Anda di halaman 1dari 66

struktur

sedimen
1980
pendahuluan
Studi tentang struktur sedimen penting
karena merupakan bentukan pada batuan
sedimen yang berharga untuk
interpretasi lingkungan pengendapan.
Dengan mengetahui bagaimana mekanisme
genesa dari struktur sedimen, kita dapat
menginterpretasi kondisi dari lingkungan
pengendapannya.
Akan lebih berguna daripada hanya
berdasarkan informasi distribusi besar butir
dan bentuk butir.
struktur sedimen
klasifikasi
waktu

fisik kimia biologi
Primer Stratifikasi
Sole marks
Stratifikasi Bioturbation
(track, trail)
Sekunder Deformation
Intrusion
Desiccation
Nodul
Konkresi
Deformation
Stylolites
Bioturbation
(burrow)
Wave ripples
gelombang (undulations) yang dihasilkan
oleh tenaga gelombang (wave) pada suatu
permukaan noncohesive.
1) Symmetrical wave ripples
puncak tajam, palung
membundar. internal struktur
chevron-like laminations.
2) Asymmetrical wave ripples
mirip current ripples puncak
lurus, lee side yang curam dan
stoss side yang landai
Current ripples
dihasilkan pada permukaan noncohesive akibat arus atau
aliran (current or flow) yang searah. Ripple ini memanjang
memotong terhadap aliran
1) Small-current ripples <60 cm
2) Megaripples >60cm
a) Straigth-crested small/mega
ripples
puncak lurus, paralel, daerah yang
relatif rendah kecepatan
pengendapannya. perlapisan
dihasilkan akibat migrasi, per unit <3
atau 4 cm (small), tidak pernah
melampaui tinggi dari puncak ripple.
b) Undulatory small/mega ripples,
bentuk transisi antara straigth-crested
yang berenergi rendah & lingoid yang
berenergi tinggi. Puncak dari ripple ini
dapat ditelusuri untuk jarak yang jauh,
dan bentuknya bergelombang (wavy or
undulatory).
c) Lingoid small/mega ripples
puncak terputus-putus, tidak dapat
ditelusuri untuk jarak yang jauh. puncak
menjadi diskontinyu atau lobate dengan
meningkatnya energi pada lingkungan
pengendapan.
d) Rhomboid small/mega ripples
Puncak reticulate, jajaran genjang kecil, seperti
lidah. Terbentuk pada lapisan air yang tipis,
biasanya pada slope pantai ke arah laut,
backwash dan slope beach bars ke arah darat
akibat dari washovers. Kedalaman air tidak
pernah melebihi 1 atau 2 cm (small), <1m
(mega).
3) Giant ripples
giant > 30 m, kedalaman air beberapa
meter. puncak lurus, undulatory &
bifurcating bisa hadir. Puncak simetris atau
tidak simetris. Bentuk dalamnya adalah
diskordan superimposed megaripples.


4) Antidunes
mengikuti bentuk permukaan air, pada kondisi aliran cepat (rapid). Kurang lebih
antidune berbentuk long crest, relief rendah, slope landai. Panjang 1-6 cm, tinggi 1 mm
- 45 cm. Berbentuk simetris.
Distribusi ripples dalam berbagai lingkungan
pengendapan

Genesa dari ripples dikontrol oleh kondisi hidrolik atau kondisi hidrolik khusus yang
kadang-kadang terjadi seperti storms, sheet floods dll.
Faktor penting lainnya adalah tipe sedimen.
Kondisi hidrolik dominan = ciri lingkungan pengendapan tertentu, ripple =
parameter untuk mengenali lingkungan pengendapan.
stratification
Bedding

Otto (1938): suatu single bed adalah unit sedimen yang telah diendapkan
dibawah kondisi fisik yang konstan.
Geometri dari bed tergantung pada hubungan antara bedding surface
I. Cross bedding
suatu single layer dari satu unit sedimen terdiri dari internal laminae (foreset laminae) miring
terhadap permukaan sedimen. Unit sedimen ini terpisah dari lapisan yang berdekatan oleh
suatu permukaan erosi, non depositional, atau perubahan mendadak dari karakter.
a) planar cross-bedding
b) trough cross-bedding
section 3 dimensi.
dapat dihasilkan dari
beberapa genesa, tapi
pada kebanyakan
kasus adalah akibat
dari migrasi small
ripples dan
megaripples
Bentuk special: herringbone cross-bedding, unit cross-bedding dengan arah yang
berbeda pada suatu foreset laminae lapisan yang bersebelahan. section 3 dimensi. sangat
khas untuk lingkungan tidal
Cross-bedding memperlihatkan diskontinyu pola dan letak dari foreset laminae =
reactivation surface. fluktuasi / perubahan mekanisme atau arah aliran &
kemungkinan tidak menjadi penciri lingkungan tertentu. Memang tidak dapat
disangsikan struktur ini umumnya hadir pada lingkungan tidal flat, tapi juga
diketahui hadir pada lingkungan fluvial dan aeolian.
Harms (1975) hummocky cross-stratification erosional lower bounding
surfaces yang miring ke bawah kurang dari 10
o
, laminae sejajar dengan lower
bounding surface. naiknya energi gelombang. tinggi 10-50 cm berjarak beberapa m.
sekuen shore-line purba, terutama pada fine sandstone dari shoreface.

a) Small ripple bedding, migrasi dari small-current
ripple, paling melimpah pada sandy intertidal flats,
shoals, fluvial sediments-upper point bars, levee,
pada deep sea sediment, dimana arus tersedia untuk
menghasilkan ripples dan juga pada lesser degree
pada sedimen lacustrine dan sedimen fluvio glasial.satu
unit < 4 cm, dapat hadir hanya setebal 1 mm.
c) wave ripple bedding
migrasi dari wave ripple. asimetris wave ripples
bedding sulit dibedakan dengan small-current ripple
bedding. karakter endapan yang dibangun oleh wave.
b) megaripple bedding
migrasi dari mega current ripple, satu unit
tinggi >4 cm - >1 m.
Semua lingkungan yang dapat mendukung
terjadinya megaripples juga memperlihatkan
megaripple bedding, seperti beaches,
shoals, tidal channels, rivers dll.
d) longitudinal cross bedding, Perpindahan lateral dari tidal channels, paralel
terhadap arah arus. Pada meandering channels pengendapan berlangsung pada
bagian sisi cekung-point bars, sedimentasi berjalan lateral, dengan bentuk
inclined beds pada point bars, juga dikenal sebagai epsilon cross bedding.
Longitudinal cross bedding sangat umum pada lingkungan intertidal flat
khususnya pada mixed flat, juga terbentuk pada point bar pada sungai meander
dan braided.
e) channel-fill cross bedding, pengisian small aluvial atau erosional channel.
perlahan diisi oleh set dari laminae tipis, trough-shaped floor, sedimen fluvial,
overbank flow, natural levees dari sungai yang lebih besar.
f) antidune cross bedding, migrasi antidunes, unit sandy lentikular, sudut rendah
membutuhkan tenaga stream yang sangat tinggi. shallow water, high stream power
pada kecepatan arus rendah, kondisi air yang lebih dalam pembentukan antidune tidak
dapat dilakukan, beaches, natural levee dan point bars dari sungai.
g) Microdelta cross bedding, migrasi dari microdelta. bentuk khas segitiga.
Pada low-water stage, microdelta terbentuk pada emerging bars dari sungai
dan pada bars dari braided stream di suatu sandur plain.
h) beach and longshore bar cross bedding permukaan pantai miring secara perlahan ke
seaward dengan slope yang panjang, akibat aktivitas gelombang. Perbedaan kecil terhadap
sudut dan arah dip dari laminae terhadap set dari lapisan di bawahnya memperlihatkan cross-
bedding. low and high angle bar bedding, dipping shoreward sudut 16
o
sampai 20
o
.
seawardnya sudut lebih landai 4
o
sampai 5
o
, sehingga menghasilkan cross bedded unit.
i) sand dune cross bedding, proses migrasi dan longsoran sand. bersudut curam.
Ciri penting dari sand dune cross bedding adalah relatif berskala besar, dengan sudut curam
30
o
sampai 40
o
.
j) sand drift cross bedding, pada aeolian, hanyutan sand

k) scour and fill cross bedding, jika satu seri dari scour and fill hadir di atas yang
lainnya maka akan membentuk unit cross-bedded. Umum pada glasial outwash
plains, glacio-fluvial sediment-eskers, alluvial fan sediments dll.

l) low-angle cross bedding pada fluvial sediment. Set unit cross bedding dengan tebal
beberapa decimeter, dengan dip foreset 5-15
o
, dapat diikuti sampai beberapa meter, akibat
migrasi bar pada endapan fluvial, pengendapan biasanya berlangsung pada arus
berkecepatan rendah pada cakupan air yang dangkal.

m) planar cross bedding pada fluvial bars
Pada fluvial channel ada banyak tipe dari bar yang hadir yang mempunyai aktif slip face dan
dianggap sebagai satu unit bar. Mereka adalah longitudinal bars, transverse bars dan scroll
bars pada point bars. Ciri khasnya adalah slipface yang curam, foresets dipping 30
o
. Unit
biasanya tabular. Reactivation surface.

n) backset bedding, dipping pada arah upcurrent Dipnya (<15
o
). upper flow regime,
endapan arus turbid dan juga pada aliran energi tinggi lainnya, migrasi antidunes.
II. Climbing ripple lamination

migrasi dan pertumbuhan ke atas secara simultan dari ripples, arus maupun gelombang.
sedimen yang melimpah yang terus tersedia untuk arus atau gelombang. Lingkungan
dengan sedikit sedimen baru dan banyak reworking tidak bisa menghasilkan struktur ini.
straigth-crest, undulatory, atau lingoid small-current ripples atau bahkan oleh wave ripples.
megaripple sangat jarang. McKee (1966a) umum pada sedimen fluvial, overbank flow,
flood plain dan natural levee. Coleman dan Gagliano (1965) Mississippi river delta,
subaqueous levee dari delta front dan subaerial levee. Jopling dan Walker (1968)
endapan fluvio lacustrine. Walker (1963, 1969) lingkungan turbidit. tidak pada intertidal
flats.
III. Flaser dan Lenticular bedding

a) Flaser bedding
Ripple bedding dengan banyak mud flaser diidentifikasi sebagai flaser
bedding. sand maupun mud tersedia dan periode dari arus aktif berseling
dengan periode kepasifan. kondisi untuk pengendapan dan preservasi
sand lebih baik daripada untuk mud.
b) Wavy bedding
mud dan sand layer berselingan dan
membentuk lapisan yang kontinyu. Lapisan
mud hampir sepenuhnya mengisi ripple
troughs dan membuat lapisan tipis
menutupi ripple crests. genesa kondisi
pengendapan dan preservasi baik sand
maupun mud harus tersedia.
c) Lenticular bedding
lensa-lensa sand tidak kontinyu, terisolasi
vertikal maupun horisontal. kondisi
lingkungan yang lebih mendukung
pengendapan dan preservasi mud
ketimbang sand. Suplai sand sangat
kecil, sehingga hanya ripples yang
tidak komplit yang dihasilkan.

flaser bedding dan lenticular bedding, kondisi di mana aksi arus atau gelombang
mengendapkan sand, berseling dengan kondisi kendurnya air untuk
mengendapkan mud. dan adanya suplai sedimen. subtidal zones dan intertidal
zones. tidal rhythm.
Coleman dan Gagliano (1965) lenticular bedding pada marine delta front, lake
bottom sediments di depan pembentukan small delta (Coleman, 1966). Mutti (1977)
lenticular dan flaser bedding type dari channel-mouth facies, terendapkan oleh proses
traksi dari endapan deep sea fan berbutir halus.
IV. Graded bedding

gradasi besar butir, dari kasar menjadi halus, upward. sekuen tebal dari tipe endapan flysch.
arus turbid Kuenen (1950). Reverse grading karakter khusus untuk high concentration flow
dari arus turbid, conglomeratic gravity flow. Small scale graded bedding pada suspended
load fluvial deposits. pada sediment shallow water tidak pernah memuat sekuen yang
tebal, sedimentasi dari suspended clouds, oleh pengendapan pada fase terakhir dari banjir
besar, pada periode silting pada delta distributaries, oleh settling dari debu volkanik
setelah erupsi dll, Bahkan pada intertidal flat, graded bedding secara lokal dapat diamati
sebagai akibat menurunnya aktifitas arus. Secara lokal pada intertidal flat dan beaches
reverse graded bedding (skala kecil) dapat diamati.
V. Evenly laminated sand dan horizontal bedding
lapisan sand yang horisontal dan paralel, ketebalan 1 atau 2 mm. beberapa meter. fine
sand dan medium sand, beaches atau sandy areas yang terekspose terhadap aksi
gelombang. Dapat terbentuk dalam banyak cara dan ditemukan dalam berbagai
lingkungan: pada beaches, shoals, shorefaces, storm-sand layer dari shelf mud,
channel slopes pada intertidal flats, pada lingkungan fluviatil biasanya melimpah
secara lokal pada levees dan point bars, juga pada horisontal laminae interval di
sedimen flysch. Terminologi horizontal bedding atau paralel bedding lebih umum
digunakan daripada laminated sand.
VI. Coarsely interlayered bedding
perselingan lapisan berbutir kasar dengan berbutir halus, tebal beberapa milimeter -
beberapa centimeter. sedimen mixed di intertidal flat. Genesa aslinya belum
secara jelas dimengerti.
Perlapisan seperti ini juga dapat dihasilkan pada lingkungan lainnya.
VII. Thinly interlayered bedding (rhyrmites)
perselingan lapisan tipis dari perbedaan komposisi, tekstur dan warna. Individu laminae
<3-4 mm. ritmik. perulangan secara regular dari transportasi dan material.
periode pendek: fluktuasi arus, variasi dari karakter aliran, perubahan tidal, perubahan
long-term: perubahan musiman akibat kondisi cuaca. tidal bedding. intertidal flats, river
estuaries, jarang ditemukan pada lingkungan open-shelf. sedimen foreset dan bottomset
di Rhine delta, sorting selama sedimentasi oleh suspencion clouds, lingkungan laut pada
constricted bay, kedalaman air 20 m, kaya akan H
2
S. Juga pada Saanich Inlet pada fjord
sedalam 120 m, rhythmic bedding akibat seasonal couplet. stagnan basin pada Black
Sea, ritmik seasonal varves dari glacial environment. varve di danau, kehadiran
suspended matter pada kolom air.
Intertidal flat
Rhine delta
Black Sea
VIII. Thinly laminated mud
Kebanyakan dari lapisan lempung yang tebal (> 1cm), alternasi antara lapisan
floculated dan nonfloculated dan perbedaan kandungan colloidal organics.

IX. Homogenous bedding
massive bedding terjadi akibat aktifitas bioturbasi yang kuat, aktifitas binatang
menghancurkan primary layering, akibat proses inorganik, ketika air yang
dikeringkan keluar selama dekompaksi atau ketika gelembung gas keluar
menghancurkan perlapisan.
bisa juga asli massive, sedimentasi sangat rapid, sedimen dibuang sebagai
massa homogenous. sedimen yang diendapkan oleh grain flow kadang tidak
memperlihatkan struktur perlapisan.

X. Thin sand layer
Pada suatu sekuen yang muddy kadang lapisan sand ditemukan ketebalannya
hanya beberapa mm sampai beberapa cm, yang diakibatkan karena
perbedaan proses tergantung lingkungan pengendapan. Reineck (1974d)
membandingkan sand layers seperti itu dari berbagai lingkungan
pengendapan.
Scour marks

Dihasilkan sebagai akibat dari erosi pada permukaan sedimen oleh
aliran arus yang melewatinya. Permukaan sedimen yang lunak tapi
kohesive, biasanya mud, dipahat dan dibentuk ulang oleh aksi
gosokan dari arus.
1)Flute marks
Walaupun ditemukan paling melimpah pada
flysch sediment, flute mark juga melimpah
pada lingkungan laut dangkal juga pada
lingkungan nonmarine.
2) Transverse scour marks
Memperlihatkan gradasi menuju
normal flute marks. erosi yang
berkombinasi dengan fenomena
shearing dihasilkan pergerakan arus
di atas muddy bottom.
3) Flute rill marks
Terdiri dari bagian sempit yang
menerus, struktur scour yang agak
berkelok, memanjang pararel dengan
arus. Flute rill marks jarang
ditemukan.

4) Longitudinal furrow dan
ridge
Struktur ini tersusun atas ridge
dan furrow yang berjarak dekat
dan kontinyu, aliran dari liquid
atau suspension dalam tubuh
seperti tali atau pipa.

5) Triangular marks tapering
down-current
flute marks yang berbentuk
segitiga, berorientasi tehadap
arah yang berlawanan. Arah
runcingnya menunjuk arah
downstream
6) Pillow like scour marks
tidak memperlihatkan orientasi yang
jelas, mirip dengan load structures.
Kehadiran struktur ini bersama semua
bentuk transisi yang mungkin dan juga
adanya longitudinal ridges, memberi
kesan yang kuat bahwa arus yang
bekerja adalah scouring. akibat dari
campur tangan dalam aliran arus.
7) Harrow marks
arus yang berbaris, ridge berbutir halus, dan campur tangan carikan seperti trough
dari sedimen yang berbutir lebih kasar dan umumnya berkembang pada aliran
yang berlangsung sebentar.

8 ) Setulfs
Friedman dan Sanders (1974) positif relief menyerupai flute dengan panjang 4-5
cm, lebar 2-3 cm dan tinggi sekitar 1 cm. Sumbu panjangnya paralel dengan arah
arus dan arah menunjuknya adalah sisi upcurrent. Bentuk ini dikenali dari
karbonat pelletal dari tidal flats, terbentuk oleh aliran lembar pada responnya
terhadap pola kompleks dari garis aliran pada suatu arus dangkal.
Tool marks

Objek yang berbaring pada jalur suatu arus sebagai rintangan,
atau objek yang terbawa oleh arus, menghasilkan marking pada
permukaan sedimen.
1) Stationary tool marks
lebih umum pada lingkungan yang mengalami
ekspose subaerial daripada di lingkungan yang
selalu di bawah air. Tapi, kemungkinan untuk
preservasi dari struktur ini sangat terbatas,
mengingat permukaan yang sering dirework.
2) Obstacle marks
umumnya juga dikenal sebagai
current crescent (arus bulan sabit).
Juga dapat hadir dalam dimensi
besar seperti di Baltic sea, sebagai
jejak dari komet.
3) Moving tool marks
Beragam objek dapat digerakkan oleh arus di dasar. continous marks, berbentuk
memanjang oleh objek yang disapu terus sepanjang dasar (groove marks dan chevron
marks) dan discontinous marks, pendek, jelas, single atau tersusun dalam set, dihasilkan
oleh objek yang menyentuh permukaan dalam interval (prod marks, bounce marks, brush
marks, skip and roll marks).
a) Groove marks
panjang, sangat lurus, trough seperti selokan, lebar <1 mm - puluhan centimeter,
flysch sedimen, sedimen laut dangkal, daerah yang terpengaruh oleh perubahan
water-level seperti: intertidal flats, flood plains dll.,
b) Chevron marks
bentuk V, menutup ke arah down-current. objek yang bergerak tepat di atas permukaan
sedimen, tidak menyentuh permukaan. Juga dikenal adanya bentuk chevron marks
yang bentuk V nya menutup ke arah up current.

c) Prod marks
Asimetris, depresi memanjang semi kerucut segitiga, titik yang rendah
up current dan bagian yang dalam down current. objek mencapai
permukaan sedimen pada sudut yang agak tinggi dan berhenti sementara
sebelum diangkat kembali oleh arus.
d) Bounce marks
Jika suatu objek yang jatuh
mencapai permukaan sedimen
pada sudut yang agak rendah dan
seketika memantul kembali ke
dalam arus, akan menghasilkan
depresi yang kurang lebih simetris,
meruncing dan mendatar baik
pada up-current maupun down-
current.
e) Brush marks
Depresi dangkal yang memanjang
dengan punggungan mud yang
kecil membulat pada bagian down-
current. objek mencapai permukaan
sedimen pada sudut yang sangat
rendah dan kemudian diangkat
kembali.
f) Skip and roll marks
Ketika suatu objek bertubrukan dengan
permukaan sedimen pada interval teratur,
suatu set marking yang berbaris akan
terbentuk terbentuk akibat saltation.
Tetapi jika objek tidak bersaltasi
malah rolling di atas permukaan
sedimen, maka markingnya adalah
jejak yang kontinyu, disebut sebagai
roll marks
Penecontemporaneous deformation structures

Terdiri dari disturbed, distorted atau deformed
lapisan sedimen akibat kejadian inorganik.
Bentukan-bentukan ini terbentuk pada saat atau
sesaat setelah pengendapan sedimen, tapi dalam
beberapa kasus terjadi sebelum konsolidasi
sedimen. Van Loon dan Wiggers (1975a, 1976c)
memakai terminologi metasedimentary structure.
Dapat dibagi atas:
1) Load structures
Pada bagian bawah lapisan sand yang melapisi lapisan mud.
Berhubungan dengan struktur ini adalah flame structures (curved, lidah
mud yang menunjuk ke atas ke arah lapisan sand yang melapisinya).
Struktur ini tidak khusus menunjuk suatu lingkungan pengendapan
tertentu, yang dibutuhkan untuk pembentukannya hanyalah adanya
lapisan sand yang menindih lapisan hydroplastic mud.
2) Ball and pillow structure
Diperlihatkan oleh lapisan sand di atas
lapisan muddy. Lapisan sand terpecah
menjadi beberapa bentuk bantal, kurang lebih
massa elipsoidal. Genesanya adalah: lapisan
pasir pecah dan kemudian tenggelam ke
bawah masuk ke lapisan lempung.
Struktur ini tidak terbatas pada suatu
lingkungan tertentu, dapat dikenali baik pada
lingkungan laut dangkal maupun pada
endapan turbidit laut dalam. Tapi,
menunjukkan adanya rapid sedimentasi pada
unit yang berasosiasi dengannya.
3) Convolute bedding
Memperlihatkan struktur yang menggumpal atau lapisan
yang terlipatkan secara kompleks. dapat dihasilkan melalui
lebih dari satu cara. liquefaction dari sedimen adalah
merupakan faktor yang paling penting dari genesa
convolute bedding.
Convolute bedding pada awalnya dianggap sebagai ciri
khas sekuen turbidit, tapi secara lokal juga dapat melimpah
pada intertidal flats dan lingkungan fluviatile (pada endapan
flood plain dan point bar).
4) Dish stucture
water escape structure dan memperlihatkan struktur
deformasi yang terbentuk sepanjang konsolidasi dan
dewatering dari sedimen yang diendapkan secara cepat
yang mengalami liquefaction dan fluidization.
Dish structure dilaporkan dari endapan proximal
continental rise, endapan delta fronts, dan endapan
alluvial fan, dimana perioda pengendapan cepat diselingi
pengurangan sedimentasi. Juga terdistribusi luas pada
fluvial, lake dan lingkungan delta.
5) Slump structure
diakibatkan oleh pergerakan dan pengalihan tempat dari suatu lapisan
sedimen yang telah diendapkan, utamanya akibat gaya gravitasi. rapid
sedimentasi, tidak stabil karena slope yang besar, tipe sedimen yang
diendapkan atau alasan-alasan lainnya. percampuran chaotic, pada
endapan flysch (dapat sangat tebal dan tersebar luas), continental margin,
pada intertidal flats, river channels, endapan glasial dan lingkungan-
lingkungan lainnya.
6) Water-escape structures
keluarnya air melalui pore dalam proses konsolidasi.
a)Soft sediment mixing bodies, convolute bedding, deformed
cross bedding dan pillar structures.
b)Soft sediment intrusions, clastic sills dan dykes.
c)Soft sediment folds, Convolute bedding, cross-bedding
dengan overturned foresets
d)Consolidation, Dish struktur
Surface markings and imprints

1)Mud dan sand volkano dan bentuk yang menyerupai
mirip dengan volkano kecil. Terbentuk dari sumber mata air yang mengalir
melalui quicksand dan quickmud atau slumped material.
Sedimen volkano terbentuk pada wilayah yang sebentar-sebentar
mengalami rate sedimentasi yang tinggi. Dapat hadir hampir di semua
lingkungan pengendapan dari sedimen laut dalam (flysch) sampai laut
dangkal sampai sedimen nonmarine.
Pit dan mound struktur (Shrock, 1948)
adalah struktur yang berhubungan
dengan sedimen volkano, tapi pada
skala yang lebih kecil.
Spring pits (Quirke, 1930)
adalah bentuk yang lebih
besar dari struktur pit dan
mound dan dihasilkan pada
sandy beaches akibat
naiknya air.
Bentuk lainnya adalah mud lumps pada Mississippi river delta,
ekspresi dekat permukaan dari instrusi diapir dari shelf dan prodelta
clays yang lebih tua menuju dan melalui endapan sand bars.
berasosiasi dengan reverse faulting dan pergeseran lapisan. akibat
pengendapan yang cepat dari endapan bar yang berat di atas clay
yang plastis dan lebih ringan
2)Clastic dykes
Dapat terjadi pada kondisi sedimen yang belum terkonsolidasi atau pada
rekahan. Clastic dykes tidak dapat menunjukkan suatu lingkungan
pengendapan tertentu. Dapat hadir hampir di semua lingkungan
pengendapan dari sedimen laut dalam (flysch) sampai laut dangkal sampai
sedimen nonmarine, dan bahkan pada desert (inland sebkhas).
3)Mud cracks
Pengeringan dan kompaksi dari muddy sediment yang jenuh air
menghasilkan penyusutan rekahan, tersingkap ke permukaan, seperti:
kolam yang mengering, coastal dan inland sebkha, danau dan lagoons,
abandoned river channel, flood plains, dan zona intertidal. Dalam area
seperti itu, mud craks biasanya berasosiasi dengan bentukan lainnya
dari pembukaan ke permukaan (subaerial exposure), seperti raindrop
imprints, hailstone imprints dll.
4) Frost dan ice Cracks
Tanah dan permukaan sedimen pada daerah yang dingin terdeformasi dan
terekahkan akibat pembekuan, menghasilkan celah yang berbentuk V dengan
panjang, dalam dan lebar beberapa m. Selanjutnya, celah seperti itu dapat diisi
oleh material asing. Tetapi, bentukan seperti ini juga diketahui hadir pada
daerah tropik dan subtropik (Bremer 1965).
5)Raindrop imprint
Tetesan air hujan pada permukaan sedimen yang lunak membentuk kawah
kecil, yang berbentuk membulat jika jatuhnya vertikal dan agak elips jika
jatuhnya miring. Cincin dari kawah agak menonjol di atas permukaan dan agak
kasar, hal inilah yang membedakan dengan lubang yang dihasilkan oleh
gelembung busa.
6)Foam impressions
Bubble impression dibuat pada permukaan sedimen yang
mengalami paling tidak sebentar-sebentar penyingkapan ke
permukaan. Pada sedimen modern paling umum terdapat di sea
beaches, lake coasts, dan intertidal flats. Karena daerah seperti ini
dirework berulang-ulang, maka kemungkinan preservasi dari foam
impression sangat kecil.

7)Crystal imprints dan casts
Pada kondisi tertentu, kristal dari berbagai substansi seperti es, garam, gipsum
dll., tumbuh pada permukaan sedimen. Jika kemudian kristal ini hilang (akibat
melebur, melarut dll.) maka akan meninggalkan impressi. Pada beberapa
intertidal flat dari laut yang hangat mereka terbentuk bersama dengan kristal
gipsum. Dapat hadir baik pada sedimen marin ataupun nonmarin. Gipsum
terbentuk baik pada kondisi subaerial maupun subaqoueus.
Jejak dari kristal es sangat melimpah terbentuk pada banks pada danau, flood
plain pada sungai dan intertidal flats pada iklim dingin dan temperate.
8)Water level marks
Pada kontak antara water level dan sloping dari permukaan sedimen, akan
terukir suatu tanda. Dengan turunnya water level, pada level yang berbeda-
beda suatu seri dari water level mark akan terbentuk. Permukaan sloping
ini dapat berupa slope dari channel, longshore bars atau juga ripples.
Water level mark adalah indikator yang baik untuk water level yang
tenggelam pada suatu area yang sebentar-sebentar terekspos ke
permukaan.
9)Primary current lineation
Adalah lineasi yang hadir pada permukaan lapisan. Lineasi dicirikan oleh
punggungan (ridge) berseling dengan lembah (hollow) Tinggi punggungan adalah
beberapa butir, terpisah beberapa mm sampai 1 cm, dan panjang 20 sampai 30
cm, tersusun dalam en-echelon fashion.
indikator yang baik untuk pengendapan pada upper flow regime.
Primary current lineation umum untuk daerah beach, dimana dihasilkan oleh
backwash berkombinasi dengan beach lamination. Fluvial sand juga umum
memperlihatkan primary current lineation dengan asosiasinya dengan perlapisan
laminasi horisontal.
10)Wrinkle marks
Permukaan sedimen terlihat seperti telah dikerutkan (wrinkle) Jika
permukaan sedimen ditutupi oleh lapisan tipis air (sampai 1 cm) dan jika
angin yang kuat meniupnya, maka pada permukaan sedimen itu akan
berbentuk wrinkle.
Tanda wrinkle dapat dianggap sebagai indikator yang baik untuk
permukaan sedimen yang sebentar-sebentar terangkat.
Struktur yang sangat mirip dengan wrinkle marks ditemukan pada sole
marking di sedimen flysch laut dalam, sehingga kemungkinan ada model
lain yang bersumber dari flysch sedimen.
11)Millimeter ripples
ripples yang yang puncaknya hampir lurus dengan puncak yang nyaris datar, di mana trough
dan crest berluas sama (2-5 mm) dan tinggi crests kurang dari 1 mm. Bentuk ini hanya
bentukan permukaan dan bukan struktur internal.
Ripple ini dikenali dari lingkungan laut dangkal seperti: coastal sand, tidal flat, lake coast dll.,
dan dapat digunakan sebagai indikator pengangkatan subaerial dari permukaan sedimen.
12)Antiripplets (adhesion ripples)
Antiripplets disusun dari irregular paralel running
crest dari sand yang bersusun pada sudut siku-siku
dari arah angin Crest sangat asimetris pada cross
section. Sisi stoss pada antiripplets lebih curam dari
sisi lee. Terbentuk ketika dry sand ditiupkan oleh
angin ke permukaan yang halus dan lembab.
Crestnya bermigrasi dan tumbuh melawan arah dari
angin.
13)Bubble sand structure dan berbagai rongga bubble
Umumnya pada beaches dan sandy intertidal flat yang berslope curam yang pada saat
rapid sedimentasi dari swash banyak gelembung udara yang terperangkap dalam
sedimen. Pada preservasinya gelembung udara ini akan memberikan texture sponge
pada sedimen.
Bubble sand terbentuk pada coast di mana ombak tidak terlalu kuat dan permukaan
sedimen dibanjiri oleh air dengan cepat. Struktur bubble sand adalah indikator yang baik
untuk pengendapan di foreshore atau lingkungan serupa. Struktur bird eye (Shinn, 1968)
pada batuan karbonat juga dihasilkan oleh terperangkapnya udara pada sedimen
intertidal flat.

14)Swash marks
Pada pantai berpasir bagian lobate dari gelombang selama backwash meninggalkan pola kecil
imbrikasi sand ridges. Ridge yang melengkung ini dengan arah konveks nya ke arah darat
menandai jarak terjauh yang dicapai oleh ombak. Ridge tingginya tidak pernah lebih dari 1 atau
2 mm dan tersusun utamanya oleh butir pasir sangat halus. Biasanya material yang lebih
kasar: pecahan cangkang, pecahan kayu, ganggang laut dan lain-lain juga berakumulasi pada
punggungan ini.

15)Rill marks
erosi dendritic yang dibuat oleh sistem anak sungai kecil. Terbentuk pada aliran lapisan tipis
air pada permukaan sedimen selama proses terendam oleh water level..
berhubungan dengan perubahan kondisi dari subaqueous ke subaerial. Selama permukaan
sedimen terekspose oleh mundurnya air, air dikeringkan dari sedimen dan mengalir melalui rill
dan mengerosi permukaan sedimen.
Perubahan seperti itu dapat terjadi pada saat turunnya water level pada intertidal flats, swash
dan backwash dari gelombang pada pantai dan longshore bars, pada river banks dan flood
plains setelah suatu periode banjir atau mengalirnya air hujan yang mengeringkan lingkungan
terrestrial. Terkadang juga air yang keluar dari sedimen itu sendiri pada saat kompaksi juga
cukup untuk membuat rill mark. Rill mark adalah kriteria tertentu untuk ekspose subaerial dari
suatu permukaan.
16)Scour and fill structures
Menirukan bentuk asimetris dari troughs, dihasilkan pada channel bottom,
dengan sumbu yang lebih panjang paralel terhadap arah arus. Pada kondisi
tertentu air yang mengalir diatas permukaan sedimen yang belum
terkonsolidasi menggosok (scour) membentuk depresi dangkal. Ketika
kecepatan arus menurun depresi ini diisi oleh material yang lebih kasar dari
material substratumnya. Setiap scour and fill structures berdimensi beberapa
cm sampai beberapa m.
Beberapa tipe dari scour and fill structures adalah umum untuk lingkungan
sungai, merupakan tipe struktur yang umum untuk endapan aluvial fan
berbutir kasar dan endapan outwash plains, juga dikenal sebagai cut and fill
structures.
17)channel
disini hanya untuk channel yang kecil dengan kisaran beberapa m dalam cross-section. Di
dalam channel itu sendiri beberapa variasi struktur sedimen dapat ditemukan. small-ripples
bedding. Laminasi horisontal, Parting lineation, groove mark dan mark lainnya. Convolute
bedding, slump structure, dan load structure Sedimen dari channel fill biasanya berbeda dari
sedimen sekelilingnya. Biasanya di dekat dasar dari channel, material lebih kasar seperti:
mud pebbles, boulders, shells, plant debris dll., diendapkan sebagai endapan channel lag.
Di lingkungan tidal flat, beberapa selokan (gullies) dan channels terisi utamanya oleh muddy
sediment.
Channel yang lebih kecil dapat ditemukan pada lingkungan fluvial atau bahkan pada
lingkungan laut dalam (flysch sediments). Pada sedimen fluvial umumnya berada pada
natural levees sebagai crevasse splays dan juga di flood basins. Erosional channel dapat
berbentuk simetris atau asimetris dan dapat berprofil U atau V. Gambar memperlihatkan tiga
model pengisian channel (McKee 1957a).
Finish
Tiga skenario utama asal-usul
stratifikasi sedimen klastik
Quiet-fluid deposition of particles by settling: utamanya di ocean bottom
(+ lakes) mainly; low-velocity currents carrying a supply of suspended sediment
from upcurrent; usually fine-grained but not always; usually thin lamination,
because deposition rate is slow relative to the slight changes in settling regime;
usually nearly or perfectly even and planar, unless later deformed. Often such
deposits are later bioturbated to the point that none of the original lamination
remains.
Deposition of particles by tractional currents: deposition onto a well
defined fluid-sediment interface during bed-load (or bed-load plus plus sus-
pended-load) transport by moderate to strong currents; stratification thick to
thin depending on nature of variations in sediment supply, currents, and
deposition rate; even stratification and cross stratification can both be
important; usually fairly coarse sediment, coarsest silt size into gravel range.
Mass deposition of coarse and fine sediment mixtures (or only fine
sediment, or rarely only coarse sediment) by sediment gravity flows (high-
concentration sediment-water mixtures flowing as a single fluid) coming to rest
without differentiation or particle-by-particle deposition; usually thick-bedded,
with little or no internal stratification.

Anda mungkin juga menyukai