Ingat, penjumlahan harus dilakukan secara vector. Namun
demikian, kita juga bias melakukan penjumlahan secara scalar untuk
masing-masing komponen momentum. Untuk gerak dua dimensi, kita
dapatkan bentuk penjumlahan untuk dua komponen momentum, yaitu:
2. Hokum kekekalan momentum
Hukum kekekalan momentum menyebutkan bahwa:
Jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah
tetap, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda itu
(2)
(3)
(4)
7
Ini berarti momentum total suatu sistem yang terisolasi setiap saatnya
sama dengan momentum awalnya.
Jika digambarkan:
Gambar di atas menunjukkan bola dengan massa 1 ( m
1
) dan massa 2 ( m
2
)
yang bergerak berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan
berturut-turut sebesar v
1
dan v
2
. Setelah keduanya bertumbukan masing-
masing kecepatannya berubah menjadi v
1
dan v
2
.
Secara matematis hukum kekekalan momentum dapat dinyatakan dengan:
p
1
+ p
2
= p
1
+ p
2
m
1
v
1
+ m
2
v
2
= m
1
v
1
+ m
2
v
2
Dengan:
p
1
, p
2
: momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan (kg.m/s)
p
1
, p
2
: momentum benda 1 dan 2 setelah tumbukan (kg.m/s)
m
1
, m
2
: massa benda 1 dan 2 (kg)
v
1
, v
2
: kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan (m/s)
v
1
, v
2
: kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan (m/s)
disini kita anggap massa benda yang mengalami tumbukan tidak berubah.
Dalam peristiwa tumbukan, massa benda sebelum dan sesudah tumbukan
Gambar 11. Momentum yang terjadi antara dua benda
(5)
8
bisa saja berubah. Contohnya: kedua benda bergabung setelah tumbukan
atau ada benda yang pecah setelah tumbukan.
Energy kinetic benda sebelum dan sesudah tumbukan dapat dinyatakan
sebagai berikut:1
EK =
m
1
v
1
2
+
m
2
v
2
2
EK
m
1
v
1
2
+
m
2
v
2
2
Dalam proses tumbukan slalu memenuhi
EK EK
Dari persamaan (5) kita dapat menulis
m
1
(v
1
-
v
1
) = -m
2
(v
2
+ v
2
)
dari persamaan (6) dan (7) kita dapat menulis
m
1
v
1
2
+
m
2
v
2
2
m
1
v
1
2
+
m
2
v
2
2
m
1
v
1
2
+ m
2
v
2
2
m
1
v
1
2
+ m
2
v
2
2
-m
2
(v
2
2
- v
2
2
) m
1
(v
1
2
-
v
1
2
)
Dengan menggunakan sifat (a
2
-b
2
) = (a-b)(a+b), kita dapat menulis
persamaan (9) menjadi
-m
2
(v
2
- v
2
) (v
2
+ v
2
) m
1
(v
1
-
v
1
) (v
1
+
v
1
)
Dengan membagi persamaan (10) dengan persamaan (8) maka diperoleh:
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
9
Dengan demikian defenisi koefisien elastisitas dan persamaan koefisien
restitusi sebagai:
e = -
berdasarkan devenisi koefisien elastisitas dan persamaan (11), kita
dapatkan bahwa untuk semua jenis tumbukan antara dua benda maka
berlaku:
0
3. Tumbukan antara dua benda
a. Tumbukan elastic
Jika pada tumbukan dipenuhi e = 1 maka tumbukan tersebut
dinamakan tumbukan elastic (tumbukan lenting sempurna). Kondisi ini
hanya dipengaruhi bila momentum total sebelum dan sesudah
tumbukan sama besar, serta energy kinetic total sebelum dan sesudah
tumbukan juga sama besar (energy kinetic kekal). Contoh tumbukan
yang yang mendekati tumbukan elastic sempurna adalah tumbukan
antara dua bola biliar.
b. Tumbukan tidak elastic
Pada proses tumbukan yang memenuhi e < 1, maka tumbukan
tersebut dikategorikan sebagai tumbukan tidak elastic ( tubukan tidak
lenting sempurna). Pada tumbukan ini energy kinetic kinetic total
sesudah tumbukan lebih kecil dari pada energy kinetic total sebelum
(11)
(12)
(13)
10
tumbukan. Makin kecil nilai e maka makin besar energy kinetic yang
hilang akibat tumbukan.
c. Tumbukan tidak elastic sama sekali
Tumbukan tidak elastic (tidak lenting sama sekali) adalah jenis
tumbukan khusus dimana e = 0. Berdasarkan persamaan (12) jenis
tumbukan ini dicapai jika
Hal ini bararti kecepatan kedua benda setelah tumbukan adalah
sama. Kondisi ini umumnya dicapai jika setelah tumbukan kedua
benda menyatu. Contoh: tumbukan antara plastisin dengan kelereng,
tumbukan peluru pada balok dimana peluru menancap kedalam balok
dan tumbukan mobil terhadap pohon besar.
G. Hasil Pengamatan
Massa troli = 263,5 gram
Massa beban = 55,7 gram
Massa mobil-mobilan = 98,5 gram
Table 1. Tumbukan mobil-mobilan dengan troli
NO. Mobil mainan Mobil mainan + troli
v (m/s) v (m/s)
1 0,54 0,16
2 0,53 0,15
3 0,59 0,17
4 0,59 0,17
5 3,58 0,17
11
Table 2. Tumbukan mobil-mobilan dengan troli + beban
NO. Mobil mainan Mobil mainan + troli
v (m/s) v (m/s)
1 0,61 0,14
2 0,61 0,15
3 0,55 0,14
4 0,72 0,17
5 0,61 0,15
H. Pengolahan Data
Berdasarkan data yang diperoleh pada ticker timer maka pengolahan data dari
kegiatn pratikum ini adalah sebagi berikut:
(waktu yang digunakan yaitu 0,4 s masing-masing untuk sebelum tumbukan
dan setelah tumbukan, pada ticker timer yaitu ditunjukan dengan 20 ketikan
pada pita ticker timer)
Kecepatan benda sebelum dan setelah tumbukan
1. Tumbukan mobil mainan dengan troli troli tanpa beban
a. Untuk percobaan pertama
Sebelum tumbukan
s = 21,5 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 53,75 cm/s = 0,54 m/s
Setelah tumbukan
s = 6,25 cm
t = 0,4 s
v =
12
v =
= 15,625 cm/s = 0,16 m/s
b. Untuk percobaan kedua
Sebelum tumbukan
s = 21,3 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 53,25 cm/s = 0,53 m/s
Setelah tumbukan
s = 6 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 15 cm/s = 0,15 m/s
c. Untuk percobaan ketiga
Sebelum tumbukan
s = 23,75 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 59,375 cm/s = 0,59 m/s
Setelah tumbukan
s = 6,75 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 16,875 cm/s = 0,17 m/s
13
d. percobaan keempat
sebelum tumbukan
s = 23,75 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 59,375 cm/s = 0,59 m/s
Setelah tumbukan
s = 6,75 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 16,875 cm/s = 0,17 m/s
e. pecobaan kelima
Sebelum tumbukan
s = 23,35 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 60,875 cm/s = 0,58 m/s
Setelah tumbukan
s = 6,7 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 21,5 cm/s = 0,17 m/s
2. Tumbukan mobil maian dengan troli + beban
14
a. Untuk percobaan pertama
Sebelum tumbukan
s = 24,35 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 60,875 cm/s = 0,61 m/s
Setelah tumbukan
s = 5,65 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 14,125 cm/s = 0,14 m/s
b. Untuk percobaan kedua
Sebelum tumbukan
s = 24,4 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 56 cm/s = 0,61 m/s
Setelah tumbukan
s = 5,9 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 14,75 cm/s = 0,15 m/s
c. Untuk percobaan ketiga
Sebelum tumbukan
15
s = 22,1 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 55,25 cm/s = 0,55 m/s
Setelah tumbukan
s = 5,45 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 13,625 cm/s = 0,14 m/s
d. percobaan keempat
sebelum tumbukan
s = 29 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 72,5 cm/s = 0,72 m/s
setelah tumbukan
s = 6,95 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 17,375 cm/s = 0,17 m/s
e. percobaan kelima
Sebelum tumbukan
s = 24,3 cm
t = 0,4 s
v =
16
v =
= 48,25 cm/s = 0,61m/s
Setelah tumbukan
s = 5,9 cm
t = 0,4 s
v =
v =
= 9,75 cm/s = 0,15 m/s
Momentum benda sebelum dan setelah tumbukan
Sebelum tumbukan
P
w
= p
1
+ p
2
P
w
= m
1
v
1
+ m
2
v
2
P
w
= m
1
v
1
+ 0
P
w
= m
1
v
1
setelah tumbukan
p
a
= (m
1
+ m
2
) v
1. Momentum mobil-mobilan dan troli tanpa beban sebelum dan sesudah
tumbukan
a. Percobaan pertama
p
s
= m
1
v
1
=
98,5 x 10
-3
kg . 0,54 m/s = 0,053 kg m/s
p
a
= (m
1
+ m
2
) v = (98,5 + 263,5) x 10
-3
kg . 0,16 m/s = 0,058 kg
m/s
b. Percobaan kedua
p
s
= m
1
v
1
=
98,5 x 10
-3
kg . 0,53 m/s = 0, 052 kg m/s
p
a
= (m
1
+ m
2
) v = (98,5 + 263,5) x 10
-3
kg . 0,15 m/s = 0,054 kg
m/s
c. Percobaan ketiga
p
s
= m
1
v
1
=
98,5 x 10
-3
kg . 0,59 m/s = 0,058kg m/s
p
a
= (m
1
+ m
2
) v = (98,5 + 263,5) x 10
-3
kg . 0,17 m/s = 0,062 kg
m/s
17
d. Percobaan keempat
p
s
= m
1
v
1
=
98,5 x 10
-3
kg . 0,59 m/s = 0, 058 kg m/s
p
a
= (m
1
+ m
2
) v = (98,5 + 263,5) x 10
-3
kg . 0,17 m/s = 0,062 kg
m/s
e. Percobaan kelima
p
s
= m
1
v
1
=
98,5 x 10
-3
kg . 0,58 m/s = 0,057 kg m/s
p
a
= (m
1
+ m
2
) v = (98,5 + 263,5) x 10
-3
kg . 0,17 m/s = 0, 06kg
m/s
2. Momentum mobil-mobilan dan troli + beban(m
3
) sebelum dan sesudah
tumbukan
a. Percobaan pertama
p
s
= m
1
v
1
=
98,5 x 10
-3
kg . 0,61 m/s = 0,06 kg m/s
p
a
= (m
1
+ m
2
+ m
3
) v = (98,5 + 263,5 + 55,7) x 10
-3
kg . 0,14 m/s
= 0,058 kg m/s
b. Percobaan kedua
p
s
= m
1
v
1
=
98,5 x 10
-3
kg . 0,61 m/s = 0,06 kg m/s
p
a
= (m
1
+ m
2
+ m
3
) v = (98,5 + 263,5 + 55,7) x 10
-3
kg . 0,15 m/s
= 0,063 kg m/s
c. Percobaan ketiga
p
s
= m
1
v
1
=
98,5 x 10
-3
kg . 0,55 m/s = 0,054 kg m/s
p
a
= (m
1
+ m
2
+ m
3
) v = (98,5 + 263,5 + 55,7) x 10
-3
kg . 0,14 m/s
= 0,058 kg m/s
d. Percobaan keempat
p
s
= m
1
v
1
=
98,5 x 10
-3
kg . 0,72 m/s = 0,071 kg m/s
p
a
= (m
1
+ m
2
+ m
3
) v = (98,5 + 263,5 + 55,7) x 10
-3
kg . 0,17 m/s
= 0,071 kg m/s
e. Percobaan kelima
p
s
= m
1
v
1
=
98,5 x 10
-3
kg . 0,61 m/s = 0, 06 kg m/s
p
a
= (m
1
+ m
2
+ m
3
) v = (98,5 + 263,5 + 55,7) x 10
-3
kg . 0,15 m/s
= 0,063 kg m/s
18
Kecepatan akhir system secara perhitungan
v =
v
1. Kecepatan akhir system tanpa tambahan beban
a. Percobaan pertama
v =
0,54m/s
v = 0,15 m/s
b. Percobaan kedua
v =
0,53 m/s
v = 0,14 m/s
c. Percobaan ketiga
v =
0,59 m/s
v = 0,16 m/s
d. Percobaan keampat
v =
0,59 m/s
v = 0,16 m/s
e. Percobaan kelima
v =
0,58 m/s
v = 0,16 m/s
2. Kecepatan akhir system dengan tambahan beban m
3
Massa troli = massa troli + massa beban = 263,5 gr + 55,7 gr =319,2 x
10
-3
kg
a. Percobaan pertama
v =
0,61 m/s
v = 0,14 m/s
19
b. Percobaan kedua
v =
0,61 m/s
v = 0,14 m/s
c. Percobaan ketiga
v =
0,55 m/s
v = 0,13 m/s
d. Percobaan keempat
v =
0,72 m/s
v = 0,17 m/s
e. Percobaan kelima
v =
0,61m/s
v = 0,14 m/s
Perbandingan kecepatan akhir berdasarkan perhitungan dan pengukuran
1. Perbandingan kecepatan akhir system tanpa tambahan beban
NO. v
hitung
(m/s) v
ukur
(m/s)
1 0,15 0,16
2 0,14 0,15
3 0,16 0,17
4 0,16 0,17
5 0,16 0,17
2. Perbandingan kecepatan akhir system dengan tambahan beban m
3
NO. v
hitung
(m/s) v
ukur
(m/s)
1 0,14 0,14
2 0,14 0,15
3 0,13 0,14
4 0,17 0,17
5 0,14 0,15
20
Kesalahan relative
% Kr = |
|
x 100 %
1. % Kr untuk kecepatan akhir system tanpa tambahan beban
a. %Kr = |
|
x 100 % = 6,6 %
b. %Kr = |
|
x 100 % = 7,1 %
c. %Kr = |
|
x 100 % = 6,25 %
d. %Kr = |
|
x 100 % = 6,25 %
e. %Kr = |
|
x 100 % = 6,25 %
2. % Kr untuk kecepatan akhir system dengan tambahan beban m
3
a. %Kr = |
|
x 100 % = 0 %
b. %Kr = |
|
x 100 % = 7,1 %
c. %Kr = |
|
x 100 % = 7,7 %
d. %Kr = |
|
x 100 % = 0 %
e. %Kr = |
|
x 100 % = 7,1 %
I. Grafik
Grafik hubungan massa dengan momentum benda setelah tumbukan
21
.
Dari grafik dapat dilihat bahwa hubungan massa dengan momentum benda
adalah sebanding, dimana semakin besar massa maka momentum benda juga
akan semakin besar.
J. Kesimpulan
Momentum sistem
1. Momentum mobil-mobilan dan troli sebelum dan sesudah tumbukan
NO. p
s
(momentum sebelum
tubukan) kg m/s
P
a
(momentum setelah
tumbukan )kg m/s
1 0,053 0,058
2 0,052 0,054
3 0,058 0,062
4 0,058 0,062
5 0,057 0,06
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil percobaan menyelidiki kekekalan
momentum benda sebelum dan setelah tumbukan. Berdasarkan teori
momentum benda sebelum dan setelah tumbukan adalah adalah sama, hal
ini sesuai dengan hokum kekekalan momentum. Namun berdasarkan hasil
percobaan diperoleh momentum benda sebelum tumbukan tidak sama
persis dengan momentum benda setelah tumbukan, antara momentum
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0 0.1 0.2 0.3 0.4
m
a
s
s
a
(
k
g
)
momentum (kg m/s)
Grafik hubungan massa dengan
momentum
Series1
22
benda sebelum dan setelah tumbukan dan setelah tumbukan terdapat
selisih yang berkisar antara 0,002 hingga 0,005.
2. Momentum mobil-mobilan dan troli + beban sebelum dan setelah
tumbukan
NO. p
s
(momentum sebelum
tubukan) kg m/s
P
a
(momentum setelah
tumbukan )kg m/s
1 0,06 0,058
2 0,055 0,063
3 0,054 0,058
4 0,071 0,071
5 0,047 0,042
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil percobaan menyelidiki kekekalan
momentum benda sebelum dan setelah tumbukan dengan tambahan
beban. Berdasarkan teori momentum benda sebelum dan setelah
tumbukan adalah adalah sama, hal ini sesuai dengan hokum kekekalan
momentum. Namun berdasarkan hasil percobaan diperoleh momentum
benda sebelum tumbukan tidak sama persis dengan momentum benda
setelah tumbukan, antara momentum benda sebelum dan setelah
tumbukan dan setelah tumbukan terdapat selisih yang berkisar antara 0
hingga 0,008.
Selisih data yang diperoleh dari hasil percobaan dapat disebabkan
oleh beberapa kesalahan, diantaranya yaitu: kurang telitinya praktikan
dalam melakukan pengukuran, kesalahan paralaks, alat yang belum
sempurna dan kalibrasi alat ukur massa.
Perbandingan kecepatan akhir system secara perhitungan dan pengukuran
1. Perbandingan kecepatan akhir system tanpa tambahan beban
23
NO. v
hitung
(m/s) v
ukur
(m/s)
1 0,15 0,16
2 0,14 0,15
3 0,16 0,17
4 0,16 0,17
5 0,16 0,17
2. Perbandingan kecepatan akhir system dengan tambahan beban m
3
NO. v
hitung
(m/s) v
ukur
(m/s)
1 0,14 0,14
2 0,14 0,15
3 0,13 0,14
4 0,17 0,17
5 0,14 0,15
Dari grafik dapat dilihat bahwa kecepatan akhir benda setelah
mengalami tumbukan antar perhitungan dan pengukuran berbeda,
secara teori seharusnya kecpatan akhir secar perhitungan dan
pengukuran adalah sama. Disini terdapat % kesalahan yang berkisar
antara 0 % sampai 7,7 %. Kesalahan-kesalahan ini dapat disebabkan
oleh ketidak telitian dari pratikan dan juga alat pratikum itu sendiri.
K. Saran
Kegiataan menyelidiki momentum pada peristiwa ini hendaknya
dilakukan oleh dua orang siswa atau lebih agar percobaan dapat lebih teramati
dengan teliti dan kertas karbon pada pita karbon sebaiknya diganti setiap 2
atau 3 kali percobaan agar mendapatkan hasil ketikan yang jelas pada pita
ketik.
24
L. Daftar Pustaka
Abdullah, mikrajuddin. 2007. FISIKA 2A. Jakarta: Erlangga.
Tim pendidikan fisika FMIPA. 2014. Hukum Kekekalan Momentum.
Yogyakarta: UNY. Dakses pada 17/05/2014 dari http://
duniafisikakita.blogspot.com