+ 100 %
Dimana :
P = Persentase ketuntasan belajar
1 = Jumlah siswa tuntas
= Jumlah total siswa
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini secara garis besar di bagi dua,
yaitu: hasil pra tindakan dan hasil setelah dilakukan tindakan. Selanjutnya data
34
yang diperoleh dianalisis, untuk lebih jelasnya deskripsi dan analisis mengenai
penerapan metode guided inquiry dan kaitannya dengan peningkatan hasil belajar
belajar pada Pokok Bahasan Sistem Gerak Tumbuhan di Kelas VIII SMP Advent
Ambia Kabupaten Kepulauan Talaud.
1. Hasil Kegiatan Siswa
Di dalam kegiatan proses pembelajaran, siswa dibagi dalam lima kelompok
eksperimen/praktikum. Setiap kelompok diberikan LKS untuk dikerjakan
menyangkut materi yang diajarkan kemudian diberikan penilaian atas hasil kerja
kelompok. Hasil tiap kelompok mencapai ketuntasan belajar pada siklus I dan
siklus II, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Hasil LKS Siklus I dan Siklus II
Kelompok Nilai Ketuntasan
Siklus I Siklus II Ya Tidak
I 8 8.5
II 7 7
III 9 8.5
IV 7 8
V 8.5 9
2. Hasil Evaluasi
Untuk memperoleh data mengenai kondisi awal tentang hasil belajar siswa
pada pokok bahasan sistem gerak tumbuhan di kelas VIII SMP Advent Ambia
maka peneliti memberikan ulangan sebelum dimulai tindakan.
a. Hasil Pra Tindakan
Tabel 2. Data Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan
35
No Nama Siswa Nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal : 70
1 Angelia Barauntu 5 BT
2 Andika Marinu 7 T
3 Andra Sahoa 4 BT
4 Angreina Poae 5 BT
5 Angel Tampila 5 BT
6 Ario Sasue 7,5 T
7 Arten Maamea 6 BT
8 Beverly Salettia 6.5 BT
9 Dani Abdul 2 BT
10 Dicki Barahama 5 BT
11 Frisaldy Rabuisa 5 BT
12 Geby Maamea 4 BT
13 Geovanny Tumbal 7 T
14 Ghian Maharum 6.5 BT
15 Glendi Larenggam 6 BT
16 Iren Mamuane 7 T
17 Jeisi Sahoa 5.5 BT
18 Jeniati Rengki 7 T
19 Jodi Tempo 7 T
20 Josua Rumegang 5 BT
21 Joko Yura 5 BT
22 Kristin Madea 5 BT
23 Maria Latjandu 3 BT
24 Mahenra Tuage 7.5 T
25 Milani Sahoa 4 BT
26 Natalia Laliboso 6 BT
27 Noman Lumiru 6 BT
28 Riski R. Nae 6 BT
29 Selmiati barahama 3 BT
30 Susan Rorong 3.5 BT
36
31 Sunarjo Sahoa 6.5 BT
32 Tania Laluraa 5 BT
33 Tania Manurung 5 BT
34 Wanda Sasue 6.5 BT
35 Yulia Paradenti 3 BT
Jumlah keseluruhan (x) (x)=88 7 28
Rata-rata (X) (X)= .37 20 % 80 %
Berdasarkan hasil belajar siswa pada pra siklus (sebelum dilaksanakan
metode guided inquiry) dapat diketahui bahwa terdapat 7 orang siswa yang
mencapai ketuntasan belajar, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan
belajar berjumlah 28 orang. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada gambar berikut :
Gambar 2. Hasil Belajar Siswa Pada Pra-Siklus
b. Hasil Tindakan (Siklus)
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa Nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal : 70
0
5
10
15
20
25
30
Tuntas Belum Tuntas
37
1 Angelia Barauntu 6 BT
2 Andika Marinu 8,5 T
3 Andra Sahoa 5 BT
4 Angreina Poae 7.5 T
5 Angel Tampila 7 T
6 Ario Sasue 9,5 T
7 Arten Maamea 7 T
8 Beverly Salettia 9 T
9 Dani Abdul 4 BT
10 Dicki Barahama 7 T
11 Frisaldy Rabuisa 7 T
12 Geby Maamea 5 BT
13 Geovanny Tumbal 8 T
14 Ghian Maharum 8 T
15 Glendi Larenggam 7.5 T
16 Iren Mamuane 9 T
17 Jeisi Sahoa 7 T
18 Jeniati Rengki 9 T
19 Jodi Tempo 8 T
20 Josua Rumegang 7.5 T
21 Joko Yura 7 T
22 Kristin Madea 7 T
23 Maria Latjandu 6 BT
24 Mahenra Tuage 9 T
25 Milani Sahoa 7 T
26 Natalia Laliboso 8 T
27 Noman Lumiru 7 T
28 Riski R. Nae 7 T
29 Selmiati barahama 4.5 BT
30 Susan Rorong 5.5 BT
31 Sunarjo Sahoa 5.5 BT
32 Tania Laluraa 6.5 BT
38
33 Tania Manurung 7 T
34 Wanda Sasue 7 T
35 Yulia Paradenti 4 BT
Jumlah keseluruhan (x) (x)=244 26 9
Rata-rata (X) (X)= 7.05 74.28 % 25.71 %
Pada awal pembelajaran ini, terjadi sedikit peningkatan hasil belajar, yakni
jumlah siswa yang belum tuntas dalam belajar ada 9 orang. Sedangkan siswa yang
telah mencapai ketuntasan dalam belajar yakni 26 orang. Namun demikian, hasil
belajar siswa masih sangat kecil dan belum menunjukkan keberhasilan proses
pembelajaran yang diharapkan.
Hal ini disebabkan oleh faktor kurangnya motivasi dan pemahaman siswa
dalam proses dan metode yang dilaksanakan. Dengan demikian guru
mempersiapkan metode pembelajaran dengan sebaik-baiknya terutama untuk
mendorong siswa agar bersikap lebih positif dan kritis dengan penerapan metode
guided inquiry.
Gambar 3. Hasil Belajar Siswa Siklus 1
0
5
10
15
20
25
30
Tuntas Belum Tuntas
39
Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa Nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal : 70
1 Angelia Barauntu 7.5 T
2 Andika Marinu 9,5 T
3 Andra Sahoa 7 T
4 Angreina Poae 8.5 T
5 Angel Tampila 9 T
6 Ario Sasue 9,5 T
7 Arten Maamea 9 T
8 Beverly Salettia 9.5 T
9 Dani Abdul 6.5 BT
10 Dicki Barahama 9 T
11 Frisaldy Rabuisa 9 T
12 Geby Maamea 7 T
13 Geovanny Tumbal 9.5 T
14 Ghian Maharum 9 T
15 Glendi Larenggam 8.5 T
16 Iren Mamuane 9.5 T
17 Jeisi Sahoa 8.5 T
18 Jeniati Rengki 9.5 T
19 Jodi Tempo 8.5 T
20 Josua Rumegang 7.5 T
21 Joko Yura 8.5 T
22 Kristin Madea 8 T
23 Maria Latjandu 7 T
24 Mahenra Tuage 9.5 T
25 Milani Sahoa 8 T
26 Natalia Laliboso 9.5 T
27 Noman Lumiru 9 T
28 Riski R. Nae 8 T
40
29 Selmiati barahama 6.5 BT
30 Susan Rorong 7 T
31 Sunarjo Sahoa 8.5 T
32 Tania Laluraa 7 T
33 Tania Manurung 8.5 T
34 Wanda Sasue 8.5 T
35 Yulia Paradenti 6 BT
Jumlah keseluruhan (x) (x)=291 32 3
Rata-rata (X) (X)= 8.31 91.42 % 8.57 %
Pada siklus II ini terjadi peningkatan, jumlah siswa yang belum tuntas
dalam belajar, mengalami penurunan menjadi 3 orang, sedangkan siswa yang
mencapai ketuntasan belajar meningkat menjadi 32 orang.
Pembelajaran sudah sesuai dengan skenario yang direncanakan dengan
penggunaan metode pembelajaran berbasis metode guided inquiry menjadikan
pembelajaran berlangsung dengan suasana menarik dan hasil belajar siswa dapat
meningkat dengan signifikan, karena menghasilkan prestasi belajar yang lebih
tinggi karena pembelajaran dilakukan melalui proses, membantu siswa menemukan
suatu pengarahan untuk bergerak maju, suatu tujuan untuk pengajaan intelektual.
Selanjutnya jika digambarkan, maka kondisi hasil belajar siswa pada siklus II dapat
di lihat pada gambar berikut :
Gambar 4. Hasil Belajar Siswa Siklus II
0
5
10
15
20
25
30
35
Tuntas Belum Tuntas
41
Secara keseluruhan hasil penelitian yang telah dimulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan kondisi pra-tindakan sampai tahap
refleksi yang terlaksana pada siklus I dan Siklus II dapat digambarkan sebagai
berikut :
Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Pra- Siklus s.d Siklus II
NO Hasil Belajar Tuntas Belum Persentase
Siswa Tuntas Ketuntasan
1 Pra Tindakan 7 28 20 %
2
3
Siklus I 26 9 74.28 %
Siklus II 32 3 91,42 %
Selanjutnya agar lebih jelas peningkatan hasil belajar siswa dari pra-tindakan
sampai dengan siklus II, dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 5. Hasil Belajar Siswa Pra-Siklus s.d Siklus II
Keterangan :
Ketuntasan
Belum Tuntas
0
5
10
15
20
25
30
35
Pra Siklus Siklus I Siklus II
42
B. PEMBAHASAN PENELITIAN
PTK atau Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh guru dan
tenaga kependidikan lainnya, semakin dirasakan manfaatnya baik untuk
perbaikan maupun peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Dalam istilah
aslinya penelitian tindakan kelas disebut dengan Classroom Action Research.
Belakangan ini, PTK telah berkembang pesat di negara-negara maju seperti
Amerika, Inggris, Australia dan Canada. Para ahli penelitian di Negara-
negara tersebut menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penelitian
tindakan kelas. Faktor penyebabnya menurut Asrori (2007) adalah karena
jenis penelitian ini mampu menawarkan peningkatan profesional guru dalam
proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Seorang ahli
penelitian Mc. Niff dalam Asrori (2007) mengatakan dengan tegas bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang dilakukan oleh
guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk
pengembangan dan perbaikan pembelajaran.
Menurut Suharsimi. A. (2007) ada tiga kata yang membentuk
pengertian PTK, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah
kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik minat dan penting bagi peneliti.
Tindakan adalah kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dalam hal ini kelas bukan
wujud ruangan tetapi diartikan sebagai sekelompok siswa yang sedang
belajar.
Suyanto (1997) secara singkat PTK dapat di definisikan sebagai suatu
bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait
erat dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami guru.
43
Dari beberapa definisi tersebut di atas, penelitian tindakan kelas dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan
praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat
memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, penelitian
tindakan kelas juga merupakan penelitian yang bersifat reparatif. Artinya,
penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar
siswa bisa mencapai hasil yang maksimal.
Berdasarkan hasil penelitian yaitu hasil belajar siswa dari pra-siklus
sampai dengan siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
dengan menggunakan pendekatan guided inquiry. Pada setiap siklus peneliti
melontarkan pertanyaan untuk merangsang keaktifan siswa, dimana siswa
dituntut untuk cenderung lebih aktif dalam menyusun pengetahuan-
pengetahuan yang berorientasi pada proses yang melibatkan siswa baik
secara mental maupun fisik dalam memecahkan masalah. Mereka dibagi
dalam lima kelompok, kemudian diberikan LKS dan dituntun serta diberikan
penjelasan singkat guna menemukan sendiri konsep-konsep untuk
meningkatkan pemahaman mereka dalam pembelajaran biologi. Selain itu
mereka melakukan percobaan/eksperimen untuk memantafkan cara mereka
berpikir dan bertindak dalam memecahkan suatu masalah.
Setelah diadakan penelitian hasil belajar siswa pada pra-siklus atau
sebelum dimulai tindakan dari 35 siswa hanya 7 orang yang mencapai 7.0
keatas dengan capaian rata-rata 5.37 atau secara klasikal 20%. Dengan
demikian peneliti telah mendapat gambaran tentang keadaan kelas. Kemudian
setelah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode guided
inquiry terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar pada pembelajaran
siklus I. Pada siklus ini dilaksanakan tindakan berdasarkan rencana
pembelajaran yang suda disiapkan sebelumnya dengan hasil tes dari 35 siswa,
26 orang yang mencapai ketuntasan 7.0 dengan capaian rata-rata 7.05 atau
secara klasikal 74.28 %, sedangkan 9 orang siswa belum mencapai
ketuntasan dalam belajar, penelitian ini menunjukkan ketuntasan daya serap
44
secara klasikal belum mencapai 85%. Diduga hal ini disebabkan karena siswa
belum sepenuhnya melibatkan diri dan belum terbiasa dalam pembelajaran
ini terlebih dalam penggunaan pendekatan guided inquiry. Dengan adanya
hasil tersebut maka dilaksanakan pembelajaran kembali lewat siklus II, pada
siklus ini kegiatan dilaksanakan seperti pada siklus sebelumnya dengan hasil
tes dari 35 orang siswa yaitu 32 siswa mencapai nilai yang baik dengan
capaian rata-rata 8.31, secara klasikal sebesar 91,42 % walaupu masih ada 3
orang siswa belum mencapai syarat tuntas.
Hal ini merupakan indikator bahwa pendekatan guided inquiry dalam
pembelajaran IPA biologi sangat berarti dalam peningkatan hasil belajar
siswa walaupun hasil belajar siswa dilaksanakan melalui dua siklus.
Gambaran ini menjelaskan bahwa pada penggunaan pendekatan ini sangat
perlu diberikan kepada siswa dalam pembelajaran sehingga dapat
menumbuhkan percaya diri dan merangsang anak didik berusaha lebih baik,
memupuk inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
C. REFLEKSI HASIL PENELITIAN
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pembelajaran IPA
biologi, maka sekolah sebagai lembaga terdepan berkewajiban untuk menyiapkan
siswa-siswa yang terampil memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah-
masalah di sekitarnya.
Mengingat adanya masalah/kendala yang sering muncul dalam kelas
terutama keaktifan siswa maka dirasa perlu untuk mengadakan penelitian tentang
penggunaan pendekatan guided inquiry dalam pembelajaran.
Penelitian yang dilaksanakan pada siswa SMP Advent Ambia khususnya
kelas VIII telah dilaksanakan dalam dua tahapan penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh siswa dengan menggunakan
pembelajaran yang menekankan pada pendekatan guided inquiry adalah cukup baik
yaitu secara klasikal yang tuntas 91,42 %.
45
Dikatakan demikian dengan menggunakan pendekatan guided inquiry dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPA biologi di kelas VIII SMP
Advent Ambia Kabupaten Kepulauan Talaud.
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Penerapan rencana pembelajaran yang sudah diperbaiki peneliti dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran guided inquiry / penemuan terbimbing
ternyata memiliki dampak positif bagi siswa, dimana siswa dilatih memecahkan
masalah, membuat keputusan dan mengembangkan keterampilan.
2. Tindakan pembelajaran IPA biologi dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran guided inquiry / penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
B. SARAN
1. Penelitian tindakan kelas, perlu diterapkan oleh semua guru mata pelajaran, hal ini
merupakan bagian yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
2. Penerapan penelitian tindakan kelas ini, kiranya memperoleh dukungan dari semua
pihak dalam upaya peningkatan kualitas mutu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
47
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :
Rineka Cipta
Ashori. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV Wacana Prima.
Bruce, Chip. 2001. Teaching Science: The Inquiry Process and Engaging
inInquiry.(Online).(http://www.isrl.uiuc.edu/~chip/teach/resources/D_Process
.shtml, [7 November 2013].
Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Gulo. 2008. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta. Grasindo.
Hamalik Oemar 2006. Proses Belaar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.
Herron, M.D. (1971). The nature of scientific enquiry. School Review, 79(2), 171-
212.(Onlinearticle). http://edweb.sdsu.edu/wip/four_levels.htm.htm,[5
November 2013].
Kuhlthau, dan Todd. 2007. Guided Inquiry: New Jersey: CISSL. (Online).
(http://cissl.-scils.rutgers.edu/guidedinquiry/introduction.-
html.htm,[5November 2013].
Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Rajagrafindon Persada : Jakarta.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan
implementasi.Remaja Rosdakarya: Bandung.
Muslimin Ibrahim. 2007. Pembelajaran Ikuiri. (Artikel Online).
(http://kpicenter.org/index.php?option=com_content&task=view&id=37&Ite
mid=4, [5 November 2013].
Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bumi
Aksara: Jakarta.
Sardiman, A. M. 2006, Interaksi Dan Motifasi Belajar Mengajar. Rajagrafindo:
Jakarta
Soesanti.N (2005). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri
Tidak Terbimbing terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Struktur Tumbuhan.
Sudianto, A. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajagrafindo: Jakarta
Sudijono, A 1995. Pengantar Statistik, Jakarta: Rineka Cipta
Suharsimi. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Suparno.P 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Sustrisno, H. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pengenalan
Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Dirjen Dikti.
Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Udin S. Winataputra. 1993. Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Depdikbud.
Wahyu Hidayat. 2005. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Kegiatan
Laboratorium pada Pokok Bahasan Koloid. Abstrak
Thesis.(Online).http://www.pagesyourfavourite.com/ppsupi/abstrakipa
2005.html, [7 November 2013].
48
LAMPIRAN-LAMPIRAN
49
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PENDEKATAN GUI DED I NQURY
SEKOLAH : SMP ADVENT AMBIA
KELAS/SEMESTER : VIII / 2
MATA PELAJARAN : IPA-BIOLOGI
POKOK BAHASAN : GERAK PADA TUMBUHAN
a. Gerak Etinom
b. Gerak Endonom
ALOKASI WAKTU : 2 X 45 Menit
I . STANDAR KOMPETENSI
Memahami berbagai macam gerak pada tumbuhan
II. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi berbagai macam gerak pada tumbuhan.
III. INDIKATOR
a. Siswa dapat membedakan macam-macam gerak pada tumbuhan
b. Siswa dapat membedakan pengertian gerak etionom dan gerak endonom
50
c. Siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan macam-macam gerak etionom dan gerak
endonom
d. Siswa dapat melakukan dan membuat laporan hasil percobaan gerak pada tumbuhan
e. Memberikan contoh tumbuhan yang melakukan gerak karna pengaruh macam-
macam sumber rangsangan
SIKLUS I
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran materi gerak pada tumbuhan, siswa di harapkan dapat:
1. Membedakan macam-macam gerak pada tumbuhan,
2. Menjelakan pengertian gerak etionom pada tumbuhan,
3. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam gerak etionom beserta contoh,
4. Melakukan percobaan gerak pada tumbuhan Karena pengaruh rangsangan,
5. Merangsang prosedur percobaan gerak pada tumbuhan berdasarkan faktor-
faktor yang mempengaruhi rangsangan,
6. Melakukan dan melaporkan hasil percobaan gerak pada tumbuhan.
B. Materi Pembelajaran
Gerak Etionom (gerak tropisme, gerak taktis, gerak nasti)
C. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Guided I nquiry
2. Metode : Eksperimen, diskusi, Tanya jawab
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
1. Pendahuluan
- Guru mengabsen siswa untuk mengkondisikan siswa pada situasi belajar.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai siswa.
- Guru memberikan motivasi dan apresiasi dengan mengajukan pertanyaan.
Pernakah kalian melihat gerak pada tanaman kacang hijau yang baru bertumbuh?
Bagaimana arah geraknya?
51
2. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan dengan singkat materi pembelajaran kepada siswa.
- Siswa membntuk lima kelompok eksperimen, yang beranggotakan 6-7 orang.
- Siswa melakukan kegiatan percobaan.
- Siswa merancang prosedur percobaan gerak tropisme berdasarkan faktor-faktor
yang mempengaruhi.
- Setiap kelompok berdiskusi dalam kelompok untuk menyimpulkan hasil
pengamatan.
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan, dan kelompok lain
menanggapi.
- Guru membagikan LKS dalam bentuk pertanyaan kepada kelompok untuk
didiskusikan sesuai dengan pengamatan kelompok.
3. Penutup
- Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi pembelajaran.
- Guru meminta siswa mengamati tumbuhan yang melakukan gerak karena penga
rangsangan cahaya , dan suhu di lingkungan rumah.
- Guru meminta siswa mempelajari materi selanjutnya.
- Menutup KBM
4. Penilaian
- Tes tertulis/individu
- Tes kinerja/kelompok
Pertemuan Ke-2
1. Kegiatan Pendahuluan
- Guru mengabsen siswa untuk mengkondisikan siswa pada situasi belajar.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai siswa.
- Guru member motivasi dan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan. Misalnya,
pernahkah kalian menyentuh daun putrid malu (Mimosa pudica) ? mengapa daun
putri malu akan menutup saat di sentuh ?.
2. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan dengan singkat materi pelajaran kepada siswa.
52
- Siswa membentuk lima kelompok eksperimen, yang beranggotakan 6-7 orang.
- Siswa melakukan kegiatan percobaan.
- Siswa merancang prosedur percobaan gerak nasti berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
- Setiap kelompok berdiskusi dalam kelompok untuk menyimpulkan hasil
pengamatan.
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan kelompok lain
menanggapi.
- Guru membagikan LKS dalam bentuk pertanyaan kepada kelompok untuk
didiskusikan sesuai dengn pengamatan kelompok.
- Guru melakukan tes tertulis pada siklus I untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa
3. Penutup
- Guru bersama siswa memberikan kesimpulan materi pembelajaran.
- Guru meminta siswa mengamati tumbuhan yang melakukan gerak karena pengaruh
rangsangan cahaya, dan suhu di lingkungan rumah.
- Guru meminta siswa mempelajari materi selanjutnya.
- Menutup KBM.
4. Penilaian
- Tes tertulis/individu
- Tes kinerja/kelompok
SIKLUS II
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi gerak pada tumbuhan, siswa diharapkan dapat:
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian gerak endonom.
2. Siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan macam-macam gerak endonom,
beserta contohnya.
3. Siswa dapat mengenali gerak endonom melalui pengamatan gerak.
4. Siswa dapat melakukan dan melaporkan hasil percobaan gerak pada tumbuhan.
53
B. Materi Pembelajaran
Gerak endonom (Ggerak nutasi, gerak higroskopis)
C. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Guided I nquiry
2. Metode : Eksperimen, diskusi, tannya jawab
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 3
1. Kegiaan Pendahuluan
- Guru mengabsen siswa untuk mengkondisikan siswa pada situasi belajar.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai siswa
- Guru memberikan motivasi dengan mengajukan pertanyaan jelaskan. perbedaan
gerak etionom? Atau sebutkan macam-macam sumber rangsangan tumbuhan
dapat bergerak.
2. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan dengan singkat materi pelajaran kepada siswa.
- Siswa membentuk kelompok eksperimen yang beranggotakan 6-7 orang.
- Siswa melakukan kegiatan percobaan.
- Siswa merancang prosedur percobaan gerak endonom berdasarkan faktor-faktor
yang mempengaruhi.
- Setiap kelompok berdiskusi dalam kelompok untuk menyimpulkan
hasilpengamatan.
- Setiap kelompok empresentasikan hasil pengamatan, dan kelompok lain
menanggapi.
- Guru membagikan LKS dalam bentuk pertanyaan kepada kelompok untuk
didiskusikan sesuai dengan pengamatan kelompok.
3. Penutup
- Guru bersama siswa memberikan kesimpulan materi pembelajaran.
- Menutup KBM.
54
4. Penilaian
- Tes tertulis/individu
- Tes kinerja/kelompok
Pertemuan Ke 4
Pada pertemuan keempat peneliti hanya memberikan post test.
Ambia Februari 2014
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran, Mahasiswa,
Hermina M. Rumegang, S.Pd Yance Tasumolang
NIP : 19771217 200903 2 001 Nim : 10 310 831
Kepala Sekolah,
J. Suoth, SE
NIP :
55
SKENARIO PEMBELAJARAN ( SIKLUS I)
PENDEKATAN GUIDED INKUIRI
Sekolah : SMP ADVENT AMBIA
Kelas/Semester : VIII/2
Pokok Bahasan : GERAK PADA TUMBUHAN
Sub Pokok Bahasan : Gerak Etionom
ALOKASI WAKTU : 2 x 45 Menit
NO
Tahapan Alokasi
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1 Kegiatan
awal
15 - Memberi salam
- Absensi
- Mengatur suasana kelas
- Menyampaikan judul
materi pelajaran
- Memberi salam
- Merespon ketika
absensi
- Mengatur tempat
Duduk
- Menulis judul materi
pembelajaran
2 Kegiatan
inti
45 - Mempersiapkan siswa - Siswa membentuk
56
membentuk kelompok
ekperimen/diskusi
- Sebagai fasilitator dalam
kegiatan
percobaan/diskusi siswa
tentang materi gerak
etionom yang terdiri dari
gerak tropisme, gerak
taksis dan gerak nasti
- Membagikan LKS
kepada kelompok
- Membimbing siswa
dalam menyimpulkan
materi pelajaran
kelompok
- Melakukan kegiatan
percobaan dan
mempresentasikan
hasil kegiatan
kelompok
- Menjawab pertanyaan
lewat LKS
- Menyimpulkan materi
pelajaran
3 Kegiatan
penutup
30 - Mengadakan evaluasi
- Mengumpulkan lembar
jawab
- Menutup KBM
- Menjawab soal yang
di berikan
- Mengucapkan terima
kasih
57
SKENARIO PEMBELAJARAN ( SIKLUS II)
PENDEKATAN GUIDED INKUIRI
Sekolah : SMP ADVENT AMBIA
Kelas/Semester : VIII/2
Pokok Bahasan : GERAK PADA TUMBUHAN
Sub Pokok Bahasan : Gerak Endonom
ALOKASI WAKTU : 2 x 45 Menit
NO
Tahapan Alokasi
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1 Kegiatan
awal
15 - Memberi salam
- Absensi
- Mengatur suasana kelas
- Menyampaikan judul
materi pelajaran
- Memberi salam
- Merespon ketika
absensi
- Mengatur tempat
Duduk
- Menulis judul materi
pembelajaran
2 Kegiatan 45 - Mempersiapkan siswa - Siswa membentuk
58
inti membentuk kelompok
ekperimen/diskusi
- Sebagai fasilitator dalam
kegiatan
percobaan/diskusi siswa
tentang materi gerak
endonom
- Membagikan LKS
kepada kelompok
- Membimbing siswa
dalam menyimpulkan
materi pelajaran
kelompok
- Melakukan kegiatan
percobaan dan
mempresentasikan
hasil kegiatan
kelompok
- Menjawab pertanyaan
lewat LKS
- Menyimpulkan materi
pelajaran
3 Kegiatan
penutup
30 - Mengadakan evaluasi
- Mengumpulkan lembar
jawab
- Menutup KBM
- Menjawab soal yang
di berikan
- Mengucapkan terima
kasih
59
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS ) SIKLUS 1
GERAK NASTI PADA TUMBUHAN
A. Tujuan Percobaan : Siswa dapat menjelaskan gerak nasti pada tumbuhan putri
malu (Mimosa pudica) karena sentuhan dan suhu.
B. Alat dan bahan : Korek api, lidi, dan tanaman putri malu (Mimosa pudica)
C. Cara Kerja :
1. Carilah tanaman putri malu, kemudian lakukan sentuhan dengan lidi berturut pada
pangkal tangkai daun, tangkai anak daun, dan anak daun !
2. Dekatkan lilin yang membara berturut-turut pada pangkal tangkai daun, tangkai anak
daun dan anak daun !
3. Amatilah perubahan yang terjadi pada daun putri malu dalam waktu 15 menit!
4. Catatlah pengamatan pada tabel berikut!
D. Tabel Pengamatan
Rangsangan yang
diberikan pada
putri malu
Bagian yang dirangsang Perubahan
yang terjadi
saat dirangsang
Setelah 15 menit
1. Sentuhan a. Pangkal tangkai daun
b. Tangkai anak daun
c. Anak daun
2. Panas a. Pangkal tangkai daun
b. Tangkai anak daun
60
Anak daun
E. Pertanyaan
1. Apakah yang terjadi bila daun putri malu (Mimosa pudica) diberikan rangsang
sentuhan dan panas ?
2. Tumbuhan tidak mempunyai saraf, berdasarkan jawaban pada nomor 1, apa yang dapat
kamu katakan ?
3. Gerak pada tumbuhan putri malu (Mimosa pudica) dinamakan gerak nasti, apakah
maksudnya?
4. Sebutkan macam-macam gerak nasti !
5. Apakah kesimpulan dari percobaan yang kamu lakukan ?
EMBAR KERJA SISWA ( LKS ) SIKLUS II
GERAK PADA TUMBUHAN
A. Tujuan Percobaan : Membedakan macam-macam gerak pada tumbuhan
B. Alat dan bahan : Alat tulis
C. Cara Kerja : Isilah tabel di bawah ini !
D. Tabel :
No. Nama Gerak Penyebab Contoh
1. Autosom
2. Higroskopis
3. Haptonasti
4. Fototropisme
5. Geotropisme
6. Fototaksis
7. Kemotaksis
8. Niktinasti
9. Fotonasti
10. Nasti Komplek
E. Pertanyaan:
1. Jelaskan tentang iritabilitas!
61
2. Sebutkan macam-macam rangsang yang mempengaruhi terjadinya gerak pada
tumbuhan!
3. Jelaskan perbedaan gerak autosom dan esionom!
4. Jelaskan perbedaan gerak fototropisme positif dan gerak fototropisme negatif!
5. Jelaskan perbedaan gerak fototaksis dan niktinasti!
SOAL INDIVIDU
Siklus I
Bagian I
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat !!!
1. Gerak bagian tumbuha yang arah geraknya di pengaruhi oleh arah datangnya rangsangan
adalah gerak
a. Tropisme c. Nasti
b. Taksis d. Otonom
2. Gerakan ujung batang tumbuhan yang membelok ke arah datangnya cahaya di sebut
a. Geotropism c. Kemotropisme
b. Fototropisme d. Tigmotropisme
3.
Gambar di atas menunjukkan gerak
62
a. Hidrotropisme c. Geotropism
b. Fototropisme d. Tigmotropisme
4. Gerak akar menuju tempat yang ada airnya atau basa merupakan contoh gerak
a. Geotropism c. Kemotaksis
b. Kemotropisme d. hidrotropisme
5. gerak bagian tumbuhan karena rangsangan zat kimia disebut
a. Kemotropisme c. tigmotropisme
b. Taksis d. Nasti
6. Gerak seluruh tubuh atau gerak berpindah tempat bagian dari tubuh tumbuhan yang arah
perpindahanya dipengaruhi rangsangan disebut gerak
a. Nasti c. Termonasti
b. Taksis d. Niktinasti
7. Gerak nasti yang disebabkan oleh suasana gelap, atau disebut juga gerak tidur,ini adalah
gerak
a. Fotonasti c. Niktinasti
b. Nasti kompleks d. Tigmonasti
8. Daun putri malu jika di sentuh akan menutup. Hal itu merupakan contoh gerak
a. Fototropisme c. Geotropisme
b. Tropisme d. Tigmonasti
9. Gerakan menggulungnya daun padi karena kekurangan air,contoh dari gerak
a. Taksis c. Taksis
b. Etionom d. Hidronasti
10. Gerakan membuka dan menutupnya stomata pada daun adalah gerak
a. Termonasti c. Haptonasti
b. Fotonasti d. Nasti Kompleks
63
Bagian II
ESSAY :
1) Mengapa tumbuhan dapat bergerak walau tidak memiliki sistem saraf ?
2) Jelaskan macam-macam penyebab gerak nasti ?
3) Berikan contoh tumbuhan yang melakukan gerak tropisme, gerak taksis dan gerak
nasti!.
4) rangsangan apakah yang yang mempengaruhi gerak perumbuhan akar menuju ke
tanah ? sebutkan nama geraknya
5) Buatlah cara kerja/prosedur percobaan dari kegiatan yang telah di lakukan !
SOAL INDIVIDU
Siklus II
Bagian I
Pilihlah satu jawaban yang tepat !!!
1. Faktor yang disebabkan oleh rangsangan yang diduka berasal dari dalam tumbuhan itu
sendiri disebut
a. gerak endonom c. gerak gravitasi
b. gerak otonom d. gerak nasti
2. berikut ini adalah macam-macam gerak endonom kecuali
a. nutasi c. higroskopis
b. siklosis d. nasti
3.gerak yang ujungnya sedang tumbuh yang membentuk lintasan melingkardiudara adalah
a. nasti c. nasti kompleks
b. nutasi d. nutasi kompleks
4. gerakan sitoplasma pada daun hydrillia adalah contoh dari gerak
a. fototropisme c. nutasi
64
b. tropisme d. nasti
5. gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh perubahan kadar air pada bagian
tumbuhan adalah
a. higroskopis c. nasti kompleks
b. termonasti d. hiptonasti
ESSAY :
1. apa fungsi gerak sitoplasma pada sel-sel daun?
2. sebutkan dan jelaskan macam-macam gerak endonom!
3. berikan contoh gerak higriskopis!
4. terjadinya gerak nutasi disebabkan oleh apa ?
5. bagaimana perbedaan gerak endonom dan etionom !
LEMBAR PENGAMATAN PROSESE BELAJAR MENGAJAR
RESPONDEN GURU SIKLUS I dan II
Nama Sekolah : SMP Advent Ambia
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Kelas/Semester : VIII/ II
Pokok Bahas : Sistem Gerak Pada Tumbuhan
No. KEGIATAN 4 3 2 1
1 Apersepsi
2 Penjelasan materi
3 Teknik pembagian kelompok
4 Pengelolaan kegiatan diskusi
5 Pemberian pertanyaan atau kuis
6 Kemampuan melakukan evaluasi
7 Memberikan penghargaan individu dan
kelompok
8 Menentukan nilai individu dan kelompok
9 Menyimpulkan materi pembelajaran
10 Menutup pembelajaran
KETERANGAN
65
SB = SANGAT BAIK (4)
B = BAIK (3)
C = CUKUP (2)
K = KURANG (1)
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran. Peneliti,
Hermina M. Rumegang, S.Pd Yance Tasumolang
NIP : 19771217 200903 2 001 NIM : 10 310 831
LEMBAR PENGAMATAN
AKTIVITAS SISWA DALAM KBM SIKLUS I dan II
Nama sekolah : SMP ADVENT AMBIA
Pokok Bahasan : Sistem Gerak Pada Tumbuhan
Kelas/Semester : VIII/ II
Petunjuk Pengisian :
Amatilah aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung kemudian isilah
lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk ditempat yang memungkinkan dapat
melihat semua aktivitas siswa yang diamati.
2. Pengamat melakukan pengamatan aktivitas siswa, kemudian 30 detik berikutnya
pengamat menulis kode kategori pengamatan.
3. Kode-kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan
kolom yang tersedia.
4. Pengamatan dilakukan sejak proses belajar mengajar berlangsung.
Aktivitas siswa selama KBM
1. Keaktifan Siswa
2. Perhatian Siswa
3. Kedisiplinan
66
4. Penugasan/Resitasi
No Nama Siswa NIS Aktivitas Siswa Selama KBM
4 3 2 1
1 Angelia Barauntu
2 Andika Marinu
3 Andra Sahoa
4 Angreina Poae
5 Angel Tampila
6 Ario Sasue
7 Arten Maamea
8 Beverly Salettia
9 Dani Abdul
10 Dicki Barahama
11 Frisaldy Rabuisa
12 Geby Maamea
13 Geovanny Tumbal
14 Ghian Maharum
15 Glendi Larenggam
16 Iren Mamuane
17 Jeisi Sahoa
18 Jeniati Rengki
19 Jodi Tempo
20 Josua Rumegang
21 Joko Yura
22 Kristin V. Madea
23 Maria Latjandu
67
24 Mahenra Tuage
25 Milani Sahoa
26 Natalia Laliboso
27 Noman Lumiru
28 Riski R. Nae
29 Selmiati Barahama
30 Susan Rorong
31 Sunarjo Sahoa
32 Tania Laluraa
33 Tania Manurung
34 Wanda sasue
35 Yulia Paradenti
Keterangan
SB = Sangat Baik: Skor 4
B = Baik: Skor 3
C = Cukup; Skor 2
K = Kurang: Skor 1
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran. Peneliti,
Hermina M. Rumegang, S.Pd Yance Tasumolan
NIP : 19771217 200903 2 001 NIM : 10 310 831
68
RIWAYAT HIDUP
Yance Tasumolang, dilahirkan di Ensem pada tanggal 15 Januari 1991.
Penulis sebagai anak ke tiga dari tiga bersaudara dari ayah Hotman
Tasumolang dan ibu Hulda Maniara. Mengawali jenjang pendidikan di
SD YPK Petra Ensem pada tahun 1997 dan lulus tahun 2003. Tahun
2006, lulus dari SMP Negeri 4 Essang, dan pada tahun 2009 lulus dari
SMA Advent Ambia. Tahun 2010 mengikuti perkuliahan di Universitas
Negeri Manado (UNIMA) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam prodi
Pendidikan Biologi.