Anda di halaman 1dari 5

Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium.

[1]
Matahari
termasuk bintang berwarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya.
[2][3][4]
Seluruh komponen tata
surya termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid, komet, dan debu
angkasa berputar mengelilingi Matahari.
[5]
Di samping sebagai pusat peredaran, Matahari juga
merupakan sumber energi untuk kehidupan yang berkelanjutan.
[6]
Panas Matahari
menghangatkan bumi dan membentuk iklim, sedangkan cahayanya menerangi Bumi serta dipakai oleh
tumbuhan untuk proses fotosintesis.
[6]
Tanpa Matahari, tidak akan ada kehidupan di Bumi karena banyak
reaksi kimia yang tidak dapat berlangsung
Matahari memiliki enam lapisan yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu.
[4]
Keenam lapisan
tersebut meliputi inti Matahari, zona radiatif, dan zona konvektif yang membentuk lapisan dalam (interior);
fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah terluar dari Matahari.
[4]

Inti Matahari [sunting]
Inti adalah area terdalam dari Matahari yang memiliki suhu sekitar 15 juta derajatCelcius (27 juta
derajat Fahrenheit).
[4][19]
Berdasarkan perbandingan radius/diameter, bagian inti berukuran seperempat
jarak dari pusat ke permukaan dan 1/64 total volume Matahari.
[20]
Kepadatannya adalah sekitar 150
g/cm
3
. Suhu dan tekanan yang sedemikian tingginya memungkinkan adanya pemecahan atom-
atom menjadi elektron,proton, dan neutron.
[19][20]
Neutron yang tidak bermuatan akan meninggalkan inti
menuju bagian Matahari yang lebih luar.
[19]
Sementara itu, energi panas di dalam inti menyebabkan
pergerakan elektron dan proton sangat cepat dan bertabrakan satu dengan yang lain menyebabkan
reaksi fusi nuklir (sering juga disebut termonuklir).
[4][19]
Inti Matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi
fusi nuklir helium menjadi hidrogen.
[20]
Energi hasil reaksi termonuklir di inti berupa sinar
gamma dan neutrinomemberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh energi panas
dancahaya yang diterima di Bumi.
[4][19][21]
Energi tersebut dibawa keluar dari Matahari melalui radiasi.
[4]

Zona radiatif [sunting]
Zona radiatif adalah daerah yang menyelubungi inti Matahari.
[22]
Energi dari inti dalam bentuk radiasi
berkumpul di daerah ini sebelum diteruskan ke bagian Matahari yang lebih luar.
[22]
Kepadatan zona
radiatif adalah sekitar 20 g/cm
3
dengan suhu dari bagian dalam ke luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat
Celcius.
[23]
Suhu dan densitas zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak memungkinkan terjadinya
reaksi fusi nuklir.
[23]

Zona konvektif [sunting]
Zona konvektif adalah lapisan di mana suhu mulai menurun.
[4]
Suhu zona konvektif adalah sekitar 2 juta
derajat Celcius (3.5 juta derajat Fahrenheit).
[4]
Setelah keluar dari zona radiatif, atom-atom berenergi dari
inti Matahari akan bergerak menuju lapisan lebih luar yang memiliki suhu lebih rendah.
[24]
Penurunan
suhu tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan gerakan atom sehingga pergerakan secara radiasi
menjadi kurang efisien lagi.
[21]
Energi dari inti Matahari membutuhkan waktu 170.000 tahun untuk
mencapai zona konvektif.
[4]
Saat berada di zona konvektif, pergerakan atom akan terjadi
secara konveksi di area sepanjang beberapa ratus kilometer yang tersusun atas sel-sel gas raksasa yang
terus bersirkulasi.
[21]
Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari zona radiatif akan bergerak dengan
lambat mencapai lapisan terluar zona konvektif yang lebih dingin menyebabakan atom-atom tersebut
"jatuh" kembali ke lapisan teratas zona radiatif yang panas yang kemudian kembali naik lagi.
[24]
Peristiwa
ini terus berulang menyebabkan adanya pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer energi
seperti yang terjadi saat memanaskan air dalam panci.
[24]
Oleh sebab itu, zona konvektif dikenal juga
dengan nama zona pendidihan (the boiling zone).
[24]
Materi energi akan mencapai bagian atas zona
konvektif dalam waktu beberapa minggu.
[24]

Fotosfer [sunting]
Fotosfer atau permukaan Matahari meliputi wilayah setebal 500 kilometer dengan suhu sekitar 5.500
derajat Celcius (10.000 derajat Fahrenheit).
[4]
Sebagian besar radiasi Matahari yang dilepaskan keluar
berasal dari fotosfer.
[4]
Energi tersebut diobservasi sebagai sinar Matahari di Bumi, 8 menit setelah
meninggalkan Matahari.
[4]

Kromosfer [sunting]
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer.
[4]
Warna dari kromosfer biasanya tidak terlihat karena tertutup
cahaya yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer.
[4]
Namun saat terjadi gerhana Matahari total, di
mana bulan menutupi fotosfer, bagian kromosfer akan terlihat sebagai bingkai berwarna merah di
sekeliling Matahari.
[4][21]
Warna merah tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana.
[21]

Korona [sunting]
Korona merupakan lapisan terluar dari Matahari.
[21]
Lapisan ini berwarna putih, namun hanya dapat dilihat
saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan tidak sekuat bagian Matahari yang lebih
dalam.
[21]
Saat gerhana total terjadi, korona terlihat membentuk mahkota cahaya berwarna putih di
sekeliling Matahari.
[4]
Lapisan korona memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam Matahari dengan
rata-rata 2 juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa bagian bisa mencapai suhu 5 juta derajat
Fahrenheit















Prinsip Kerja Sel Surya
Sel surya adalah dioda semikonduktor yang dapat mengubah cahaya menjadi listrik dan merupakan komponen utama dalam
sistem PLTS.

Gambar Sel Surya sebagai Komponen Utama PLTS
Selain terdiri atas modul-modul sel surya, komponen lain dalam sistem PLTS adalah Balance of System (BOS) berupa
inverter dan kontroller. PLTS sering dilengkapi dengan batere sebagai penyimpan daya, sehingga PLTS dapat tetap
memasok daya listrik ketika tidak ada cahaya matahari.
Pembangkitan energi listrik pada sel surya terjadi berdasarkan efek fotolistrik, atau disebut juga efek fotovoltaik, yaitu efek
yang terjadi akibat foton dengan panjang gelombang tertentu yang jika energinya lebih besar daripada energi ambang
semikonduktor, maka akan diserap oleh elektron sehingga elektron berpindah dari pita valensi (N) menuju pita konduksi (P)
dan meninggalkan holepada pita valensi, selanjutnya dua buah muatan, yaitu pasangan elektron-hole, dibangkitkan. Aliran
elektron-hole yang terjadi apabila dihubungkan ke beban listrik melalui penghantar akan menghasilkan arus listrik.


Tipe Sel Surya
Ditinjau dari konsep struktur kristal bahannya, terdapat tiga tipe utama sel surya, yaitu sel surya berbahan dasar
monokristalin, poli (multi) kristalin, dan amorf. Ketiga tipe ini telah dikembangkan dengan berbagai macam variasi bahan,
misalnya silikon, CIGS, dan CdTe.
Berdasarkan kronologis perkembangannya, sel surya dibedakan menjadi sel surya generasi pertama, kedua, dan ketiga.
Generasi pertama dicirikan dengan pemanfaatan wafer silikon sebagai struktur dasar sel surya; generasi kedua
memanfaatkan teknologi deposisi bahan untuk menghasilkan lapisan tipis (thin film) yang dapat berperilaku sebagai sel
surya; dan generasi ketiga dicirikan oleh pemanfaatan teknologi bandgap engineering untuk menghasilkan sel surya
berefisiensi tinggi dengan konsep tandem atau multiple stackes.
Kebanyakan sel surya yang diproduksi adalah sel surya generasi pertama, yakni sekitar 90% (2008). Di masa depan,
generasi kedua akan makin populer, dan kelak akan mendapatkan pangsa pasar yang makin besar. European Photovoltaic
Industry Association (EPIA) memperkirakan pangsa pasar thin film akan mencapai 20% pada tahun 2010. Sel surya
generasi ketiga hingga saat ini masih dalam tahap riset dan pengembangan, belum mampu bersaing dalam skala komersial.

Anda mungkin juga menyukai