1.1 Pengertian CVA (Cerebro Vascular Accident) merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak yang dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja dengan gejala-gejala berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabakan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir, daya ingat dan bentuk-bentuk kecacatan lain hingga menyebabkan kematian (utta!in, 2""#$ 2%4)& CVA 'nfark adalah sindrom klinik yang a(al timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa defisit neurologi fokal atau global yang berlangsung 24 jam terjadi karena trombositosis dan emboli yang menyebabkan penyumbatan yang bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak& )arah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri *ertebralis& Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung (arcus aorta) (+u,anne, 2""2$ 2-%-)& )alam pembagian CVA menurut ./0 terdiri dari 2 kelompok besar yaitu$ -& CVA 1leeding adalah disfungsi otak fokal yang akut yang disebabkan oleh pendarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan karena trauma kapitis, tapi disebabkan karena pecahnya pembuluh darah arteri, *ena, dan kapiler& 2& CVA infark adalah gangguan disfungsi otak baik sinistra atau dekstra dengan sifat antara lain$ - 2ermulaan cepat dan akut atau sub akut& - 3erjadi kurang lebih 2 minggu - C3 +can terdapat bayangan infark setelah % hari& 1.2 Eti!gi Ada beberapa penyebab CVA infark (utta!in, 2""#$ 2%4) -& 3rombosis serebri 3erjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti disekitarnya& 3rombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur& 3erjadi karena penurunan akti*itas simpatis dan penurunan tekanan darah& 3rombosis serebri ini disebabkan karena adanya$ - Aterosklerostis$ mengerasnya5berkurangnya kelenturan dan elastisitas dinding pembuluh darah - /iperkoagulasi$ darah yang bertambah kental yang akan menyebabkan *iskositas5 hematokrit meningkat sehingga dapat melambatkan aliran darah cerebral - Arteritis$ radang pada arteri 2& 6mboli )apat terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluhan darah otak oleh bekuan darah, lemak, dan udara& 1iasanya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri& 7eadaan-keadaan yang dapat menimbulkan emboli$ - 2enyakit jantung reumatik - 'nfark miokardium - 8ibrilasi dan keadaan aritmia$ dapat membentuk gumpalan-gumpalan kecil yang dapat menyebabkan emboli cerebri - 6ndokarditis$ menyebabkan gangguan pada endokardium 1." Fa#tr re$i# ter%a&in'a $tr#e Ada beberapa faktor resiko CVA infark (utta!in, 2""#$ 2%9)$ -& /ipertensi& 2& 2enyakit kardio*askuler-embolisme serebri berasal dari jantung$ 2enyakit arteri koronaria, gagal jantung kongestif, hipertrofi *entrikel kiri, abnormalitas irama (khususnya fibrilasi atrium), penyakit jantung kongestif& %& 7olesterol tinggi 4& 0besitas 4& 2eningkatan hematokrit 9& )iabetes elitus :& erokok 1.( K!a$i)i#a$i Str#e 1erdasarkan patologi serangannya (1rasher,, 2""#$ 2:4) a& 0klusi aterotrombotik pada arteri ekstra kranial (terutama pada bitur kasio karotis atau intrakranial) b& 7ardioemboli akibat fibrilasi atrial, infark miokard terbaru aneurisma*entrikel, gagal jantung kongestif5 penhyakit *ascular c& ;akunan akibat infark cerebral dalam pada arteri lentikulostrista d& /emodinamik akibat penurunan perfusi cerebral global& 1.* Tan&a &an +e%a!a enurut /udak dan <allo dalam buku kepera(atn 7ritis (-==9$ 24#-29"), yaitu$ -& ;obus 8rontal a& )efisit 7ognitif$ kehilangan memori, rentang perhatian singkat, peningkatan distraktibilitas (mudah buyar), penilaian buruk, tidak mampu menghitung, memberi alasan atau berpikir abstrak& b& )efisit otorik$ hemiparese, hemiplegia, distria (kerusakan otot-otot bicara), disfagia (kerusakan otot-otot menelan)& c& )efisit akti*itas mental dan psikologi antara lain$ labilitas emosional, kehilangan kontrol diri dan hambatan soaial, penurunan toleransi terhadap stres, ketakutan, permusuhan frustasi, marah, kekacuan mental dan keputusasaan, menarik diri, isolasi, depresi& 2& ;obus 2arietal a& )ominan $ -) )efisit sensori antara lain defisit *isual (jaras *isual terpotong sebagian besar pada hemisfer serebri), hilangnya respon terhadap sensasi superfisial (sentuhan, nyeri, tekanan, panas dan dingin), hilangnya respon terhadap proprioresepsi (pengetahuan tentang posisi bagian tubuh)& 2) )efisit bahasa5komunikasi - Afasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah suara menjadi pola-pola bicara yang dapat dipahami) - Afasia reseptif (kerusakan kelengkapan kata yang diucapkan) - Afasia global (tidak mampu berkomunikasi pada setiap tingkat) - Aleksia (ketidakmampuan untuk mengerti kata yang dituliskan) - Agrafasia (ketidakmampuan untuk mengekspresikan ide-ide dalam tulisan)& b& >on )ominan )efisit perseptual (gangguan dalam merasakan dengan tepat dan menginterpretasi diri5lingkungan) antara lain$ - <angguan skem5maksud tubuh (amnesia atau menyangkal terhadap ekstremitas yang mengalami paralise) - )isorientasi ((aktu, tempat dan orang) - Apraksia (kehilangan kemampuan untuk mengguanakan obyak-obyak dengan tepat) - Agnosia (ketidakmampuan untuk mengidentifikasi lingkungan melalui indra) - 7elainan dalam menemukan letak obyek dalam ruangan - 7erusakan memori untuk mengingat letak spasial obyek atau tempat - )isorientasi kanan kiri %& ;obus 0ccipital$ deficit lapang penglihatan penurunan ketajaman penglihatan, diplobia(penglihatan ganda), buta& 4& ;obus 3emporal $ defisit pendengaran, gangguan keseimbangan tubuh 1., Pe-eri#$aan Pen.n%ang 2eriksaan penunjang pada pasien CVA infark$ -& ;aboratorium $ a& 2ada pemeriksaan paket stroke$ Viskositas darah pada apsien CVA ada peningkatan V) ? 4,- cp, 3est Agresi 3rombosit (3A3), Asam Arachidonic (AA), 2latelet Acti*ating 8actor (2A8), fibrinogen (utta!in, 2""#$ 24=-242) b& Analisis laboratorium standar mencakup urinalisis, /); pasien CVA infark mengalami penurunan /); diba(ah nilai normal 9" mg5dl, ;aju endap darah (;6)) pada pasien CVA bertujuan mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung darah ;6) yang tinggi menunjukkan adanya radang& >amun ;6) tidak menunjukkan apakah itu radang jangka lama, misalnya artritis, panel metabolic dasar (>atrium (-%4--44 nol5;), kalium (%,9- 4," mol5l), klorida,) (2rince, dkk ,2""4$--22) 2& 2emeriksaan sinar @ toraks$ dapat mendeteksi pembesaran jantung (kardiomegali) dan infiltrate paru yang berkaitan dengan gagal jantung kongestif (2rince,dkk,2""4$--22) %& Altrasonografi (A+<) karaois$ e*aluasi standard untuk mendeteksi gangguan aliran darah karotis dan kemungkinan memmperbaiki kausa stroke (2rince,dkk ,2""4$--22)& 4& Angiografi serebrum $ membantu menentukan penyebab dari stroke secara +pesifik seperti lesi ulseratrif, stenosis, displosia fibraomuskular, fistula arterio*ena, *askulitis dan pembentukan thrombus di pembuluh besar (2rince, dkk ,2""4$--22)& 4& 2emindaian dengan 2ositron 6mission 3omography (263)$ mengidentifikasi seberapa besar suatu daerah di otak menerima dan memetabolisme glukosa serta luas cedera (2rince, dkk ,2""4$--22) 9& 6kokardiogram transesofagus (366)$ mendeteksi sumber kardioembolus potensial (2rince, dkk ,2""4$--2%)& :& C3 scan $ pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti& /asil pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang pemadatan terlihat di *entrikel atau menyebar ke permukaan otak (utta!in, 2""#$-4")& #& B' $ menggunakan gelombang magnetik untuk memeriksa posisi dan besar 5 luasnya daerah infark (utta!in, 2""#$-4")& 1./ Penata!a#$anaan Ada bebrapa penatalaksanaan pada pasien dengan CVA infark (utta!in, 2""#$-4)$ -& Antuk mengobati keadaan akut, berusaha menstabilkan 33V dengan $ a& empertahankan saluran nafas yang paten b& 7ontrol tekanan darah c& era(at kandung kemih, tidak memakai keteter d& 2osisi yang tepat, posisi diubah tiap 2 jam, latihan gerak pasif& 2& 3erapi 7onser*atif a& Vasodilator untuk meningkatkan aliran serebral b& Anti agregasi trombolis$ aspirin untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma& c& Anti koagulan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya trombosisiatau embolisasi dari tempat lain ke sistem kardio*askuler& d& 1ila terjadi peningkatan 3'7, hal yang dilakukan$ -) /iper*entilasi dengan *entilator sehingga 2aC02 %"-%4 mm/g 2) 0smoterapi antara lain $ - 'nfus manitol 2"C -"" ml atau ",24-",4 g5kg 115 kali dalam (aktu -4-%" menit, 4-9 kali5hari& - 'nfus gliserol -"C 24" ml dalam (aktu - jam, 4 kali5hari %) 2osisi kepala head up (-4-%") 4) enghindari mengejan pada 1A1 4) /indari batuk 9) eminimalkan lingkungan yang panas 1.0 K-1!i#a$i Ada beberapa komplikasi CVA infark (utta!in, 2""#$ 24%) -& )alam hal imobilisasi$ a& 'nfeksi pernafasan (2neumoni), b& >yeri tekan pada dekubitus& c& 7onstipasi 2& )alam hal paralisis$ a& >yeri pada punggung, b& )islokasi sendi, deformitas %& )alam hal kerusakan otak$ a& 6pilepsy b& +akit kepala 4& /ipoksia serebral 4& /erniasi otak 9& 7ontraktur 1.2 3OC (Ter!a-1ir) 2. KONSEP ASU4AN KEPERA3ATAN 2.1 Peng#a%ian. 2engkajian asuhan kepera(atan ()oengoes, 2""") a& 'dentitas biasanya dialami oleh usia tua, namun tidak menutup kemungkinan juga dapat dia alami oleh usia muda, jenis kelamin, dan juga ras juga dapat mempengaruhi& b& 7eluhan utama 7elemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi, dan penurunan kesadaran pasien& c& Bi(ayat kesehatan sekarang +troke infark mendadak saat istirahat atau bangun pagi, d& Bi(ayat penyakit dahulu Adanya ri(ayat hipertensi, ri(ayat stroke sebelumnya, diabetes mellitus, penyakit jantung (terutama aritmia), penggunaan obat-obatan anti koagulan, aspirin, *asodilator, obesitas& Adanya ri(ayat merokok, penggunaan alkohol dan penyalahgunaan obat (kokain)& e& Bi(ayat penyakit keluarga Adanya ri(ayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes mellitus, atau adanya ri(ayat stroke pada generasi terdahulu& f& Bi(ayat psikososial-spiritual 1iaya untuk pemeriksaan, pengobatan dan pera(atan dapat mengacaukan keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klien dan keluarga& 2erubahan hubungan dan peran terjadi karena pasien kesulitan untuk berkomunikasi akibat sulit berbicara& Basa cemas dan takut akan terjadinya kecacatan serta gangguan citra diri& g& 7ebutuhan -) >utrisi $ adanya gejala nafsu makan menurun, mual muntah pada fase akut, kehilangan sensasi (rasa kecap) pada lidah, pipi, tenggorokan, disfagia ditandai dengan kesulitan menelan, obesitas 2) 6liminasi $ menunjukkan adanya perubahan pola berkemih seperti inkontinensia urine, anuria& Adanya distensi abdomen (distesi bladder berlebih), bising usus negatif (ilius paralitik), pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus %) Akti*itas $ menunjukkan adanya kesukaran untuk berakti*itas karena kelemahan, kehilangan sensori atau paralise5 hemiplegi, mudah lelah, gangguan tonus otot, paralitik (hemiplegia) 4) 'stirahat $ klien mengalami kesukaran untuk istirahat karena kejang otot5nyeri otot 2.2 Pe-eri#$aan Fi$i# a& +istem Bespirasi (1reathing) $ batuk, peningkatan produksi sputum, sesak nafas, penggunaan otot bantu nafas, serta perubahan kecepatan dan kedalaman pernafasan& Adanya ronchi akibat peningkatan produksi sekret dan penurunan kemampuan untuk batuk akibat penurunan kesadaran klien& 2ada klien yang sadar baik sering kali tidak didapati kelainan pada pemeriksaan sistem respirasi& b& +istem Cardio*askuler (1lood) $ dapat terjadi hipotensi atau hipertensi, denyut jantung irreguler, adanya murmur c& +istem neurologi -) 3ingkat kesadaran$ bisa sadar baik sampai terjadi koma& 2enilaian <C+ untuk menilai tingkat kesadaran klien 2) Befleks 2atologis Befleks babinski positif menunjukan adanya perdarahan di otak5 perdarahan intraserebri dan untuk membedakan jenis stroke yang ada apakah bleeding atau infark %) 2emeriksaan saraf kranial a) +araf '$ biasanya pada klien dengan stroke tidak ada kelainan pada fungsi penciuman b) +araf ''$ disfungsi persepsi *isual karena gangguan jarak sensorik primer diantara sudut mata dan korteks *isual& <angguan hubungan *isula-spasial sering terlihat pada klien dengan hemiplegia kiri& 7lien mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan untuk mencocokkan pakaian ke bagian tubuh& c) +araf ''', 'V dan V' apabila akibat stroke mengakibatkan paralisis seisi otot-otot okularis didapatkan penurunan kemampuan gerakan konjugat unilateral disisi yang sakit d) +araf V'' persepsi pengecapan dalam batas normal, (ajah asimetris, otot (ajah tertarik ke bagian sisi yang sehat e) +araf @'' lidah asimetris, terdapat de*iasi pada satu sisi dan fasikulasi& 'ndera pengecapan normal& d& +istem perkemihan (Bladder) $ terjadi inkontinensia urine e& +istem reproduksi$ hemiparese dapat menyebabkan gangguan pemenuhan kebutuhan seksual f& +istem endokrin$ adanya pembesaran kelejar kelenjar tiroid g& +istem <astrointestinal (Bowel) $ adanya keluhan sulit menelan, nafsu makan menurun, mual dan muntah pada fase akut& ungkin mengalami inkontinensia al*i atau terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus& Adanya gangguan pada saraf V yaitu pada beberapa keadaan stroke menyebabkan paralisis saraf trigeminus, didapatkan penurunan kemampuan koordinasi gerakan mengunyah, penyimpangan rahang ba(ah pada sisi ipsilateral dan kelumpuhan seisi otot- otot pterigoideus dan pada saraf '@ dan @ yaitu kemampuan menelan kurang baik, kesukaran membuka mulut& h& +istem muskuloskeletal dan integument $ kehilangan kontrol *olenter gerakan motorik& 3erdapat hemiplegia atau hemiparesis atau hemiparese ekstremitas& 7aji adanya dekubitus akibat immobilisasi fisik& 2." Diagn$a Ke1era5atan enurut ( 1arbara 6ngram, -==#, )oengoes, 2""", ;ynda, Duall)& a& 1ersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi secret dan ketidak mampuan batuk efektif sekunder akibat cedera serebro*oskular yang ditandai dengan adanya sekret pada saluran pernapasan, suaran napas ronkhi, adanya suara nafas tambahan& b& Besiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfagia sekunder akibat cedera serebro*askuler& c& <angguan eliminasi urine (inkontinensia urine) berhubungan dengan lesi pada neuron motor atas yang ditandai dengan ketidakmampuan dalam eliminasi urine, ketidakmampuan miksi& d& Besiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama& e& <angguan komunikasi *erbal berhubungan dengan efek dari kerusakan pada area bicara di hemisfer otak yang ditandai dengan kerusakan artikulasi, tidak dapat berbicara,tidak mampu memahami bahasa tertulis5ucapan& f& <angguan persepsi sensori yang berhubungan dengan penekanan pada saraf sensori, penurunan penglihatan yang ditandai dengan disorientasi terhadap (aktu tempat dan orang, konsentrasi buruk berubahan proses berpikir yang kacau& g& 7erusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese5 hemiplagia, kerusakan neuromuskular pada ekstremitas yang ditandai dengan ketidak mampuan bergerak , keterbatasan rentang gerak, penurunan kekuatan5kontrol otot h& <angguan eliminasi al*i(kontispasi) berhubungan dengan defek stimulasi saraf, otot dasar pel*iks lemah dan imobilitas sekunder akibat stroke yang ditandai dengan pasien belum 1A1 selama 4 hari5konstipasi, teraba distensi abdomen& i& 7urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima pasien tentang penyakit dialami oleh pasien yanf dtandai dengan keterbatasan kognitif, kesalahan interpretasi informasi dan tidak mengenal sumber-sumber informasi& 2.( Inter6en$i &an Ra$ina! a& 1ersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi secret dan ketidakmampuan batuk efektif sekunder akibat cedera serbro*askuler yang ditandai dengan adanya sekret pada saluran pernapasan, suaran napas ronkhi, adanya suara nafas tambahan 3ujuan$ pasien menunjukkan bersihan jalan nafas setelah dilakukan tindakan kepera(atan& 7riteria /asil$ ronkhi tidak terdengar 2E menunjukkan batuk yang efektif, frekuensi nafas -9- 2" E5menit& 'nter*ensi$ -) Delaskan kepada klien mengapa terdapat penumpukan secret di saluran pernapasan dan kegunaan batuk efekif & B5 pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik& 2) 1eri minum hangat jika keadaan memungkinkan B5 membantu pengenceran secret sehingga mempermudah pemngeluaran %) Ajarkan pasien batuk efektif& B5 batuk yang efektif dapat mengeluarkan secret dari saluran pernapasan& 4) ;akukan pengisapan lender, batasi durasi pengisapan dengan -4 detik atau lebih& B5 pengisapan lender dilakukan untuk mengurangi adanya penumpukkan secret dan durasinya pun dapat dikurangi untuk mencegah bahaya hipoksia& 4) 7olaborasi dalam pemberian bronkodilator B5 mengatur *entilasi dan melepaskan secret karena relaksasi notot brokosposme& 9) 0bser*asi keadaan umum 33V B5 mengetahui keberhasilan tindakan& b& 7erusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese5hemiplagia, kerusakan neuromuskular pada ekstremitas yang ditandai dengan ketidak mampuan bergerak , keterbatasan rentang gerak, penurunan kekuatan5kontrol otot& 3ujuan$ klien mampu meningkatkan akti*itas fisik yang sakit atau lemah, dengan kriteria hasil$ -) 6kstremitas tidak tampak lemah 2) 6kstremitas yang lemah dapat diangkat dan digerakkan secara mandiri %) 6kstremitas yang lemah dapat menahan posisi tubuh saat miring kanan atau kiri 'nter*ensi$ -) Delaskan pada pasien akibat dari terjadinya imobilitas fisik B5 imobilitas fisik akan menyebabkan otot-otot menjadi kaku sehingga penting diberikan latihan gerak& 2) Abah posisi pasien tiap 2 jam B5 menurunkan resiko terjadinnya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan %) Ajarkan pasien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstrimitas yang sakit B5 gerakan aktif memberikan dan memperbaiki massa, tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan& 4) Anjurkan pasien melakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang tidak sakit B5 mencegah otot *olunter kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan 4) 7olaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien B5 peningkatan kemampuan daam mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapi 9) 0bser*asi kemampuan mobilitas pasien B5 Antuk mengetahui sejauh mana kemampuan gerak pasien setelah di lakukan latihan dan untuk menentukan inter*ensi selanjutnya& c& Besiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfagia sekunder akibat cedera serebro*askuler 3ujuan$2asien tetap menunjukan pemenuhan nutrisi selama dilakukan tindakan kepera(atan& 7riteria hasil $tidak terjadi penurunan berat badan, /1 dan albumin dalam batas normal /1$ -%,4 F -:,9 dan Albumin$ %,2 - 4,4 g5dl& 'nter*ensi $ -) Delaskan pentingnya nutrisi bagi klien B5 nutrisi yang adekuat membantu meningkatkan kekuatan otot 2) 7aji kemampuan klien dalam mengunyah dan menelan B5 untuk menetapkan jenis makanan yang akan diberikan kepada klien %) ;etakkan kepala lebih tinggi pada (aktu selama G sesudah makan B5 memudahkan klien untuk menelan 4) +timulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan menekan ringan di atas bibir 5 ba(ah dagu jika dibutuhkan B5membantu dalam melatih kembali sensoro dan meningkatkan kontrol muskuler 4) 7olaborasi dalam pemberian cairan parenteral atau memberi makanan melalui ><3 B5membantu memberi cairan dan makanan pengganti jika klien tidak mampu memasukan secara peroral& 9) 0bser*asi keadaan, keluhan dan asupan nutrisi B5 mengetahui keberhasilan tindakan dan untuk menentukan inter*ensi selanjutnya d& <angguan eliminasi al*i (konstipasi) berhubungan dengan defek stimulasi saraf, otot dasar pel*iks lemah dan imobilitas sekunder akibat stroke ditandai pasien belum 1A1 selama 4 hari, teraba distensi abdomen& 3ujuan$ pasien mampu memenuhai eliminasi al*i dengan kriteria hasil$ -) pasien dapat defekasi secara spontan dan lancar dengan menggunakan obat 2) konsistensi feses lembek %) tidak teraba distensi abdomen 'nter*ensi$ -) 1erikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang penyebab konstipasi& B5 konstipasi disebabkan oleh karena penurunan peristaltic usus& 2) Anjurkan pada pasien untuk makan makanan yang mengandung serat& B5 diet seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristaltik dan eliminasi reguler %) 1ila pasien mampu minum, berikan asupan cairan yang cukup (2 liter5hari) jika tidak ada kontraindikasi& B5 masukan cairan adekuat membantu mempertahankan konsistensi feses yang sesuai pada usus dan membantu eliminasi reguler 4) ;akukan mobilisasi sesuai dengan keadaan pasien& B5 akti*itas fisik membantu eliminasi dengan memperbaiki tonus otot abdomen dan merangsang nafsu makan dan peristaltic 4) 7olaborasi dengan tim dokter dalam pemberian pelunak feses (laksatif, supositoria, enema) B5 pelunak feses meningkatkan efisiensi pembasahan air usus, yang melunakkan massa feses dan membantu eliminasi& e& Besiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan mobilitas sekunder akibat stroke& 3ujuan$ pasien mampu mempertahankan keutuhan kulit dengan kriteria hasil$ -) 2asien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka 2) engetahui penyebab dan cara pencegahan luka %) 3idak ada tanda-tanda kemerahan atau luka& 'nter*ensi$ -) Anjurkan untuk melakukan latihan mobilisasi B5 menghindari tekanan dan meningkatkan aliran darah 2) Abah posisi tiap 2 jam B5 menghindari tekanan yang berlebihan pada daerah yang menonjol %) 0bser*asi terhadap eritema, kepucatan dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan dan pelunakan jaringan tiap mengubah posisi B5 mempertahankan keutuhan kulit 4) Daga kebersihan kulit dan seminimal mungkin, hindari trauma dan panas pada kulit& B5 menghindari kerusakan-kerusakan kapiler f& <angguan persepsi sensori yang berhubungan dengan penekanan pada saraf sensori yang ditandai dengan disorientasi terhadap (aktu tempat orang, perubahan dalam respon terhadap rangsangan& 3ujuan $ meningkatnya persepsi sensorik secara optimal setelah dilakukan tindakan kepera(atan dengan kriteria hasil$ -) Adanya perubahan kemampuan yang nyata 2) 3idak terjadi disorientasi (aktu, tempat dan orang 'nter*ensi$ -) 3entukan kondisi patologis klien B5 untuk mengetahui tipe dan lokasi yang mengalami gangguan 2) 7aji gangguan penglihatan terhadap perubahan persepsi B5untuk mempelajari kendala yang berhubungan dengan disorientasi klien %) ;atih klien untuk melihat suatu objek dengan telaten dan seksama B5agar klien tidak kebinggungan dan lebih konsentrasi 4) 0bser*asi respon prilaku klien seperti menanggis, bahagia, bermusuhan, halusinasi setiap saat B5 untuk mengetahui keadaan emosi klien& g& <angguan komunikasi *erbal berhubungan dengan efek dari kerusakan pada area bicara di hemisfer otak yang ditandai dengan dengan kerusakan artikulasi, tidak dapat berbicara,tidak mampu memahami bahasa tertulis5ucapan& 3ujuan $ proses komunikasi klien dapat berfungsi secara optimal dengan kriteria hasil$ -) 3erciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan klien dapat terpenuhi 2) 7lien mampu merespon setiap berkomunikasi secara *erbal maupun isyarat& 'nter*ensi -) 1erikan metode alternatif komunikasi misalnya bahasa isyarat B5 memenuhi kebutuhan komunikasi sesuai dengan kemampuan klien 2) Antisipasi setiap kebutuhan klien saat berkomunikasi B5 mencegah rasa putus asa dan ketergantungan pada orang lain %) 1icaralah dengan klien secara pelan dan gunakan pertanyaan yang ja(abannya HyaI atau HtidakI B5 mengurangi kecemasan dan kebinggunan pada saat berkomunikasi 4) Anjurkan kepada keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan klien B5mengurangi rasa isolasi sosial dan meningkatkan komunikasi yang efektif 4) /argai kemampuan klien dalam berkomunikasi B5memberi semangat pada klien agar lebih sering melakukan komunikasi 9) 7olaborasi dengan fisioterapis untuk latihan 1icara B5 melatih klien berbicara secara mandiri dengan baik dan benar& h& <angguan eliminasi urine (inkontinensia urine) berhubungan dengan lesi pada neuron motor atas& 3ujuan $ klien mampu mengontrol urine setelah dilakukan tindakan kepera(atan dengan kriteria hasil$ -) 7lien melaporkan penurunan atau hilangnya inkontinensia 2) 3idak ada distensi bladder 'nter*ensi$ -) 'dentifikasi pola berkemih dan kembangkan jad(al berkemih sering B5 berkemih yang sering dapat mengurangi dorongan dari distensi kandung kemih yang berlebih 2) Ajarkan membatasi masukan cairan selama malam B5pembatasan cairan pada malam hari mencegah terjadinya enuresis %) Ajarkan tehnik untuk mencetuskan refleks berkemih ( rangsangan kutaneus dengan penepukan suprapubik, manu*er regangan anal) B5 melatih dan membantu penggosongan kandung kemih 4) 1ila masih terjadi inkontinensia, kurangi (aktu antara berkemih pada jad(al yang telah direncanakan B5 kapasitas kandung kemih mungkin tidak cukup untuk menampung *olume urien sehingga memerlukan untuk lebih sering berkemih 4) 1erikan penjelasan tentang pentingnya hidrasi optimal (sedikit 2"""cc perhari bila tidak ada kontraindikasi) B5 hidrasi optimal diperlukan untuk mencegah infeksi saluran kemih dan batu ginjal& i& 7urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima pasien tentang penyakit dialami oleh pasien& 7urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima pasien tentang penyakit dialami oleh pasien yang dtandai dengan keterbatasan kognitif, kesalahan interpretasi informasi dan tidak mengenal sumber-sumber informasi& 3ujuan$ 2asien mengerti tentang penyakit yang diderita dengan kriteria hasil$ -) 2asien dan keluarga tahu tentang penyakit yang diderita& 2) 2asien dan keluarga mau berperan serta dalam tindakan kepera(atan& 'nter*ensi$ -) 7aji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga& B5 engetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiki pasien dan keluarga dan kebenaran informasi yang didapat& 2) 1eri penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita& B5 2enjelasan tentang kondisi yang sedang dialami dapat membantu menambah (a(asan pasien dan keluarga& %) Delaskan kepada pasien dan keluarga tentang setiap tindakan kepera(atan yang akan dilakukan& B5 Agar pasien dan keluarga mengetahui tujuan dari setiap tindakan kepera(atan yang akan dilakukan& DAFTAR PUSTAKA Carpenito, ;ynda Duall& 2""9& Diagnosa Keperawatan, alih bahasa onica 6ster& Dakarta$ 6<C& )oengus, aryln& 2""4& Rencana asuhan keperawatan, alih bahasa onica 6ster& Dakarta$ 6<C& /enger, 1arbara B& 2""4& Asisten Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Dakarta$ 6<C& /udak, C&& <allo, 1&& 2""9& Keperawatan Kritis. Pendekatan olistic7 edisi V' *olume ''& Dakarta$ 6<C& ansjoer, dkk& 2""4& Kapita Selekta Kedokteran& Dakarta$ edia Aesculapius& utta!in, Arif& 2""#& Asuhan 7epera(atan 7lien dengan <angguan +istem 2ersyarafan& Dakarta$ +alemba edika& 2rice, +yl*ia A& 2""4& Pato!isiologi Konsep Klinis Proses"Proses Pen#akit, alih bahasa /uria(ati, /artanto& Dakarta$ 6<C& +melt,er, +u,anne& 2""9& Keperawatan $edikal Bedah, alih bahasa onica 6ster& Dakarta$ 6<C&