PAPER PERKEMBANGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH TERBARU
Disusun Oleh : Nama : Intansania N NIM : 13/348120/GE/07580
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014
Penginderaan jauh pada awalnya dikembangkan dari teknik interpretasi foto udara. Pada tahun 1919 telah dimulai upaya pemotretan melalui pesawat terbang dan interpretasi foto udara (Howard, 1990). Meskipun demikian, teknik interpretasi foto udara untuk keperluan sipil (damai) sendiri baru berkembang pesat setelah Perang Dunia II, karena sebelumnya foto udara lebih banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan militer. Dalam tiga puluh tahun terakhir, penggunaan teknologi satelit dan teknologi komputer untuk menghasilkan informasi keruangan (atau peta) suatu wilayah semakin dirasakan manfaatnya. Penggunaan teknik interpretasi citra secara manual, baik dengan foto udara maupun citra non-fotografik yang diambil melalui wahana selain pesawat udara dan sensor selain kamera hingga saat ini telah cukup mapan dan diakui manfaat dan akurasinya.
PERKEMBANGAN APLIKASI Penginderaan jauh sekarang tidak hanya menjadi alat bantu dalam menyelesaikan masalah. Begitu luasnya lingkup aplikasi penginderaan jauh sehingga dewasa ini bidang tersebut telah menjadi semacam, kerangka kerja (framework) dalam menyelesaikan berbagai masalah terkait dengan aspek ruang (lokasi, area), lingkungan (ekologis) dan kewilayahan (regional). Perkembangan ini meliputi skala sangat besar (lingkup sempit) hingga skala sangat kecil (lingkup sangat luas). Gambar 1.4 memberikan deksripsi visual tentang hubungan antara bidang aplikasi dengan resolusi spasial (kerincian ukuran atau detil informasi terkecil yang diekstrak) dan resolusi spasial (kerincian informasi dari sisi frekuensi perekaman atau observasi ulang).
Penginderaan jauh di awal perkembangannya berasosiasi dengan aplikasi militer, karena gambaran wilayah yang dapat disajikan secara vertikal mampu memberikan inspirasi bagi pengembangan strategi perang yang lebih efektif daripada peta. Efektivitas ini khususnya menyangkut pemantauan posisi dan pergerakan musuh, serta peluang penyerbuan dari titik-titik tertentu. Kemajuan teknologi pemotretan yang melibatkan film peka sinar inframerah dekat juga telah mendukung analisis militer dalam membedakan kenampakan kamuflase objek militer dari objek-objek alami seperti misalnya pepohonan.
Penggunaan teknologi foto inframerah akhirnya juga dimanfa-atkan untuk aplikasi pertanian, khususnya dalam konteks perkiraan kerapatan vegetasi, biomassa dan aktivitas fotosintesis, karena kepekaan pantulan sinar inframerah dekat ternyata berkaitan dengan struktur interal daun dan kerapatan vertikal vegetasi. Foto udara inframerah juga terbukti efektif pembedaan objek air dan bukan air, sehingga pemetaan garis pantai pun sangat terbantu oleh teknologi ini.
Dalam perkembangan selanjutnya, sensor-sensor ini merambah ke wilayah spektra panjang gelombang yang lebih luas, seperti misalnya inframerah tengah, jauh dan termal, serta gelombang mikro. Rambahan ini memerlukan jenis sensor dan detektor yang berbeda dengan kamera, namun sekaligus memperluas bidang aplikasi penginderaan jauh, sehingga semakin banyak jenis objek dan fenomena yang dapat dikaji melalui citra hasil perekaman yang diperoleh. Setiap eksperimen yang sukses dengan rancangan sensor baru kemudian diuji-cobakan dengan wahana yang berbeda, untuk kemudian dioperasionalisasikan ke sistem satelit, yang mampu melakukan perekaman secara kontinyu dan sekaligus memiliki cakupan global. Berbeda dari pendahulunya yang hanya beroperasi dengan kamera dengan hasil perekamana berupa citra analog, sensor-sensor baru beroperasi dengan sistem opto-elektronik yang lebih maju dan citra yang dihasilkan pun berformat digital. Beda tinggi orbit, kecepatan mengorbit dan sistem teleskop maupun sistem opto-elektronik detektor akhirnya juga menentukan resolusi temporal, resolusi spasial serta resolusi spektral data yang dihasilkan. Sumber: Perkembangan Sains PJ - MSc Remote Sensing