Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak tahu apa-apa. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan daya nalar agar kamu bersyukur.
Kata Af-idah dalam ayat ini menurut seorang pakar tafsir Al Quran
Dr Quraissy Shihab (1992) berarti daya nalar, yaitu potensi atau
kemampuan berfikir logis atau kata lain akal. Dalam Ibnu Katsir juz
11 halaman 580 Af-idah berarti akal yang menurut sebagian orang
tempatnya dijantung (Qalbu). Sedangkan sebagian lainya menyatakan
bahwa Af-idah itu terdapat dalam otak (dimagh).
b. Hadist
Hadits Nabi
Artinya : Carilah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat.
Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep, suatu idea, gagasan
pokok islam dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak hanya
berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal seseorang masih
dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai
mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal. Ditekankan
pula bahwa belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang
berlangsung sepanjang kehidupan seseorang. Bedasarkan idea tersebut
konsepbelajar sepanjang hayat sering pula dikatakan sebagai belajan
berkesinambungan (continuing learning). Dengan terus menerus
belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat
memperbaharui pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah
berusia lanjut. Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui ini,
mereka tidak akan terasing dari generasi muda, mereka tidak akan
menjadi snile atau pikun secara dini, dan tetap dapat memberikan
sumbangannya bagi kehidupan di lingkungannya
c. Gambar
Gambar : Area-area penelitian utama dalam psikologi kognitif.
teori pemrosesan informasi (Information Processing Theory)
http://tdixonblog.wordpress.com
6. APLIKASI TEORI BERDASARKAN TEORI BELAJAR
PSIKOLOGI KOGNITIF
LATIHAN PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP) BERDASARKAN TEORI PSIKOLOGI
KOGNITIF
Biodata Siswa
Nama : Fadhlan Ramadhan
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 24 Desember 2000
Umur : 13 tahun
Berat Badan : 50 Kg
Tinggi Badan : 150 Cm
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester 1
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 2 X 40
Standar Kompetensi : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari
benda-benda alam dengan menggunakan
peralatan.
Kompetensi Dasar : 1.3 Melakukan pengukuran dasar secara teliti
dengan menggunakan alat ukur yang sesuai
dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.
Tujuan Pembelajaran :
Perkembangan Psikomotorik
1.Siswa mampu mempraktekan cara menentukan besaran panjang suatu
benda dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer
sekrup (P3).
Alasan :
Berdasarkan Teori Psikomotorik bahwa peserta didik dapat
dikategorikan sebagai masa remaja. Pada masa ini anak tidak melihat
segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada gradasi
abu-abu di antaranya. Jadi berdasarkan karakteristik tersebut setelah
kegiatan belajar mengajar siswa mampu mempraktekan segala sesuatu
yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
Perkembangan Kognitif
2. Siswa mampu menerangkan cara menentukan besaran massa suatu
benda dengan menggunakan neraca Ohaus dan neraca elektronik (C2).
Alasan :
Berdasarkan Teori Perkembangan Kognitif Piaget, bahwa siswa
dikategorikan pada periode operasional formal. Tahap ini adalah
diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara
logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Jadi setelah
proses belajar dilakukan maka siswa mampu menerangkan kembali
materi yang diterangkan oleh pendidik
Perkembangan Afektif
3. Siswa mampu mengaitkan alat-alat laboratorium yang lain beserta
fungsinya (A4).
Alasan :
Menurut Bloom (1956) aspek afektif dibagi menjadi lebih rinci lagi
ke dalam lima jenjang, yaitu:
1. Penerimaan
2. Menanggapi atau partisipasi
3. Penilaian atau penentuan sikap.
4. Pengaturan atau pengorganisasian
Kata mengaitkan adalah salah satu kata kerja oprasional yang terdapat pada
kategori pengaturan atau pengorganisasian. Artinya segala sesuatu yang dapat
diatur dalam pikiran-pikiran berdasarkan materi yang bersifat objektif.
Mengaitkan disini berarti menangkap relasi nilai materi pelajaran yang telah
diajarkan, sehingga diharapkan siswa mengerti kaitan materi-materi yang
telah disampaikan.
5. Pembentukan pola
Perkembangan Konsep Diri dan Emosi
4. Siswa mampu menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan dalam mempelajari benda-benda alam dengan
menggunakan peralatan.
Alasan :
Upaya mengembangkan emosi remaja dan implikasinya bagi pendidik
dengan menggunakan interverensi yang dikemukakan oleh W.T. Grant
Consortium tentang unsur-unsur aktif program pencegahan, yaitu :
1. Pengembangan keterampilan emosional
2. Perkembangan keterampilan kognitif
Salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan kognitif
individu adalah belajar menggunakan langkah-langkah penyelesaian
masalah dan pengambilan keputusan.
3. Perkembangan keterampilan prilaku
Diharapkan siswa mampu mengonsep diri dan emosi dari pelajaran
yang diberikan dengan baik.
Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap
5. Siswa mampu mengaspirasikan pendapatnya dalam mempelajari benda-
benda alam dengan menggunakan peralatan.
Alasan :
Pada masa usia 11-13 tahun, pengertian anak tentang baik-buruk
tentang norma-norma aturan serta nilai-nilai yang berlaku
dilingkungannya menjadi bertambah dan juga menjadi fleksibel,tidak
sekaku saat di usia anak-anak awal. Mereka mulai memahami bahwa
penilaian baik buruk atau aturan-aturan dapat diubah tergantung dari
keadaan atau situasi munculnya perilaku tersebut. Sehingga diharapkan
siswa dapat mengapresiasikan pendapatnya secara baik dan benar
setelah pembelajaran.
Perkembangan Kreativitas
6. Siswa mampu menciptakan alat-alat sederhana yang menyerupai alat-
alat ukur alboraturium untuk mempelajari benda-benda alam.
Alasan :
Berdasarkan Teori Eksistensial (Teori Kreativitas), diketahui bahwa
kreativitas yaitu proses melahirkan sesuatu yang baru dari hasil
perjumpaan baik manusia dengan manusia maupun manusia dengan
alam. Dengan menciptakan alat sederhana yang ada diidupan sehari-
hari, diharapkan peserta didik dapat berkreasi dengan imajinasinya.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Materi Pembelajaran : Pengukuran
Metode Pembelajaran : Model:
- Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
Metode:
- Diskusi kelompok
- Eksperimen
Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
a. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan apersepsi
- Bagaimana cara menggunakan alat ukur sederhana?
- Bagaimana mendapatkan hasil pengukuran yang tepat?
- Prasyarat pengetahuan
- Apakah Satuan Internasional (SI) dari besaran panjang, massa dan waktu?
- Bagaimana mengkonversi satuan dari hasil pengukuran ke dalam Satuan
Internasional (SI) ?
Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan yang digunakan dalam
pengukuran.
b. Kegiatan Inti.
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Mengetahui cara menentukan besaran panjang suatu benda dengan
menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
Mengetahui cara menentukan besaran massa suatu benda dengan
menggunakan neraca Ohaus dan neraca elektronik.
Mengetahui cara menentukan besaran waktu dengan menggunakan
stopwatch.
Mengetahui cara menentukan volume benda padat yang bentuknya
teratur dan tidak teratur.
Mengetahui alat-alat laboratorium yang lain beserta fungsinya
melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil mistar,
jangka sorong dan mikro-meter sekrup.
Guru mempresentasikan bagian-bagian mistar, jangka sorong dan
mikrometer sekrup dan menunjukkannya kepada peserta didik.
Guru meminta salah satu peserta didik untuk melakukan hal yang
sama seperti yang ditunjukkan oleh guru, jika ada kesalahan
langsung diberi umpan balik.
Guru mendemonstrasikan langkah-langkah penggunaan alat ukur,
pengukuran suatu objek, cara membaca skala, menentukan nilai dan
membandingkan tingkat ketelitian dari hasil pengukuran dengan
menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
Guru juga melakukan hal yang sama terhadap alat ukur neraca
Ohaus, neraca elektronik dan stopwatch.
Peserta didik mengerjakan lembar kerja yang sudah disiapkan oleh
guru.
Guru memeriksa kegiatan pengukuran yang dilakukan peserta didik
apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada
peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya
dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan;
memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik;
Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) merangkum kegiatan yang telah
dilaksanakan. . Uji kompetensi lisan:
Sebutkan bagian-bagian dari jangka sorong, mikrometer sekrup
dan neraca Ohaus.
Sebutkan tingkat ketelitian dari hasil pengukuran dengan
menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu
b. Buku kerja
c. Alat-alat ukur
Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/ Soal
Mengukur besaran
fisika secara baik
dan benar dengan
meng-gunakan alat
ukur
Memperhatikan dan
menerapkan
keselamatan kerja
Tes tertulis Tes uraian Sebutkan lima macam alat
laboratorium
beserta fungsinya
dalam pengu-kuran.
Contoh Instrumen:
- Instrumen eksperimen
Menentukan volume benda padat yang bentuknya tidak teratur dengan
menggunakan gelas ukur.
Benda Volume air Volume benda +air Volume benda
Benda 1
Benda 2
Benda 3
Evaluasi
Cara Mengatasi Lupa dan Jenuh dalam Belajar
Kiat mengurangi lupa
Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya
ingat akal siswa, diantaranya :
1. Overlearning (belajar lebih) yaitu belajar dengan melebihi batas
penguasaan atas materi pelajaran tertentu. Upaya ini dapat dilakukan
dengan belajar lebih dari pada kebiasaan-kebiasaan yang berklaku
sehingga dapat memperkuat penyimpanan terhadap materi pelajaran yang
dipelajari.
2. Extra study time (tambahan jam pelajaran) yaitu upaya penambahan
alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekrapan) aktifitas
belajar. Sehingga dapat memperkuat terhadap materi yang dipelajari.
3. Mnemonic device (muslihat memori) yaitu upaya yang dijadikan alat
pengait mental untuk mamasukkan item-item informasi kedalam sistem
akal siswa. Macam-macam memonic device :
a. Rima (Rhyme) yakni sajak yang dibuat sedemikian rupa yang isinya
terdiri dari atas kata dan istilah. Sajak ini akan lebih baik pengaruhnya
jika diberi not-not sehingga dapat dinyanyikan.
b. Singkatan yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah.
Misalnya untuk menghafal bacaan idgham bighunnah dalam ilmu tajwid
dengan menggunakan singkatan yanmu.
c. Sistem kata pasak (peg word system) yakni sejenis teknik mnemonik
yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah
dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori baru yang dibentuk
berpasangan seperti panas api.
d. Metode losai (method of loci) yaitu kiat mnemonik yang menggunakan
tempat-tempat khusus dan terkenal sebagai sarana penempatan kota dan
istilah tertentu. Misalnya nama ibu kota Amerika Serikat untuk mengingat
nama presiden pertama negara itu (Gerorge washington)
4. Mengelompokkan kata / istilah tertentu dalam susunan yang logis.
5. Jembatan logika yaitu suatu siasat untuk menyerap, mengolah dan
menyiapan informasi penting berupa pokok dalam penggalian informasi
yang telah tersimpan dalam memori. Teknik ini berbentuk skema atau
bagan yang dibentuk sedemikian rupa berdasarkan pokok pikiran dari
suatu gagasan.
Cara-cara mengatasi jenuh belajar
Ada beberapa cara untuk menanggulangi jenuh belajar yaitu:
1. Istirahat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi dengan takaran yang
cukup banyak.
2. Menjadwal dengan baik proses belajarnya.
3. Menata kembali lingkungan belajarnya meliputi pengubahan posisi
meja tulis, lemari, rak buku, alat-alat perlengkapan belajar dan sebagainya
sampai memungkinkan siswa merasa berada di sebuah kamar baru yang
lebih menyenangkan untuk belajar.
4. Memberi stimulasi baru dan motivasi agar siswa merasa terdorong
untuk belajar lebih giat dari pada sebelumnya.
5. Membuat kegiatan yang menimbulkan keaktifan siswa dengan cara
mencoba belajar dan belajar lagi.
Teori Bakat Multiple I ntellegence
Dalam pengevaluasian kegiatan belajar atau hasil belajar siswa,
hendaknya guru memerhatikan aspek-aspek psikologis siswa,seperti yang
ada dalam Teori Intelegensi (kecerdasan), meliputi 8 jenis kecerdasan
yang terdiri dari kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematika,
kecerdasan visual spasial, kecerdasan gerak tubuh, kecerdasan musikal,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan
naturalis.
Penilaian dapatdilakukan dengan melihat kecerdasan bahasa, logika,
ketuhanan, keaktifan.
Dalam hal ini peserta didik yang saya ajar memiliki teori bakat
kecerdasan linguistic , karena siswa dapat menghapal teori-teori yang di
berikan.
Mengetahui,
Kepala SMP/MTs
(__________________________)
NIP/NIK :
.., 20 .
Guru Mapel Ilmu Pengetahuan Alam
(_______________________)
NIP/NIK :
SUMBER
Nadir, & dkk. (2009). Paket 1-7 PSIKOLOGI BELAJAR Edisi Pertama. Surabaya:
Amanah Pustaka.
Ormrod, J. E. (2009). EDISI KEENAM Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Siregar, E., & Nara, h. (2010). TEORI BELAJAR dan PEMBELAJARAN. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Solso, R. L., & dkk. (2007). PSIKOLOGI KOGNITIF Edisi Kedelapan. Jakarta:
Erlangga.
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=
203:kognitif&catid=42:widyaiswara&Itemid=203 . Diakses pada tanggal 29 Juni
2014.