Anda di halaman 1dari 18

1

TUGAS ACHIEVEMENT MOTIVATION OUTBOND


PSYCHOLOGY
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
Dosen :
Laila Meiliyandrie I Wardani, PhD


Disusun Oleh :
Eky Yohana 46113210002




FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
BEKASI
2014
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
hanya atas limpahan dan rahmat Karunia-Nyalah, saya dapat menyelesaikan
makalah tentang Tugas Achievement Motivation Outbond Psychology ini
dengan lancar tiada suatu aral yang berarti selama proses penulisan.
Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas dari Ibu Laila Meiliyandrie
I Wardani, PhD untuk membuat sebuah makalah, dan untuk menambah
pengetahuan tentang bab mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak / Ibu Dosen yang
telah membimbing saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saya selaku penyusun makalah
mengharap kesediaan pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya.
Akhir kata atas segala kekurangan dalam tulisan ini, saya sangat
mengharap saran-saran dari berbagai pihak. Untuk selanjutnya saya juga berharap
semoga makala ini dapat bermanfaat dan digunakan sebaik-baiknya.


Jakarta, 19 Juni 2014





Penyusun





3

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Jumat, 11 April 2014 Mahasiswa UMB kampus D Fakultas
Psikologi mengikuti acara Outbond di Sukabumi. Berbagai permainan
antar kelompok digunakan untuk membangun sikap diri yang tercermin
dari beberapa teori psikologi industri dan organisasi yaitu sebagi
pengembangan diri, pelatihan, kepemimpinan, organisasi, budaya
organisasi dan kelompok kerja. Dengan didasari teori tersebut berbagai
permainan berbasis kelompok ditunjukkan untuk para mahasiswa agar
dapat memecahkan masalah kelompok berdasarkan teori budaya
organisasi. Psikologi industri dan organisasi sangat dibutuhkan saat kita
berada di suatu perusahaan dan kelompok, banyak manfaat yang dapat
diambil dari psikologi organisasi, karena saat kita berada dalam suatu
organisasi atau kelompok dengan kita bekerja sendiri sangat berbeda.
Untuk mengatasi masalah tersebut kita sangat perlu mempelajari pio.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti dihadapkan dengan suatu
kelompok, kelompok keluarga, kelompok kerja, kelompok perkumpulan
dan masih banyak lagi, tentu jika kita tidak terbiasa dengan budaya
kelompok tersebut maka sangat sulit sekali untuk kita beradaptasi,
sehingga setidaknya kita harus mengerti cara bagaimana jika kita
dihadapkan oleh suatu organisasi ataupun kelompok dengan mempelajari
pio agar mendapat hasil yang baik dan dapat mencapai tujuan.

4

BAB II
PEMBAHASAN


1. Run down acara Achievement Motivation Outbond Psychology

Time
Schedule
Activity Description
Jumat, 11
April 2014
23.00 -
24.00

Briefing, pembagian kelompok,
dan persiapan keberangkatan.

Peserta berkumpul di kampus dan
berbaris sesuai dengan kelompok yang
telah ditentukan. Kemudian
menghafalkan yel-yel dan bersiap masuk
ke bis masing-masing.
Tujuan : mengenal satu sama lain,
menumbuhkan identitas kelonmpok
Teori : budaya organisasi, kelompok
kerja
Sabtu, 12
April 2014
08.49
09.30
Opening Ceremony:
-Sampai ditempat tujuan
-Sarapan
-Management Speech
-Pembagian kelompok rafting
berdasarkan km
-Yel-yel wajib


Peserta samapai ditempat tujuan dan
dipersilahkan makan, kemudian
dikumpulkan kembali untuk pembukaan
acara. Peserta bagi menjadi 2 kelompok
rafting 13km dan 9km.
11.00
13.30
Rafting :
-Briefing
Peserta diminta untuk memperhatikan
intruksi yang diberikan oleh panitia.
5

-Peraturan rafting
-Pembagian perahu

Kemudian peserta diminta untuk menaiki
perahu yang telah ditentukan.
Tujuan : menciptakan kepercayaan
kepada sseorang pemimpin, mulai
tumbuh kelompok kerja, konsetrasi
Teori : pelatihan, kepemimpinan,
kelompok kerja
13.50
15.30
Bersih-bersih, ishoma
16.00
17.50
Perkenalan antar angkatan
mahasiswa
-Permainan lempar bola

-Permainan sarung

-Permainan bola pipa

-Peserta diminta untuk berkumpul disuatu
tempat yang telah disediakan, dan
mengikuti permainan lempar bola yang
bertujuan agar saling menegenal satu
dengan yang lainnya.
-Peserta bermain permainan sarung yang
sangat menguji kekompakan pada
kelompok
Peserta bermain permainan bola pipa
untuk menghubungkan satu bola ke pipa
seperti air, dalam permainan ini peserta
harus sportif dan berkonsentrasi, kerja
sama antar kelompok sangat di butuhkan.
Tujuan : kelompok kerja, konsetrasi,
strategi kelompok, motivasi untuk
menang, dapat memahami intruksi dari
pemimpin
Teori : organisasi dan kelompok kerja,
kepemimpinan, budaya organisasi,
kepemimpinan, penilaian kerja, motivasi
20.58 Acara api unggun Peserta diminta untuk menampilkan suatu
6

22.00 Performance angkatan
Bagi hadiah

performance antar angkatan. Ajang
ramah- tamah.
22.00 - .... Acara bebas
istirahat

Minggu, 13
April 2014
06.30
08.00
Senam pagi
Ice Breaking
Untuk mencairkan suasana pagi dan
memulai permainan baru.
08.30
10.00
Permainan merangkak sambil
mengambil bola

Permainan susun bambu

Permainan pindah tepung

Peserta diminta untuk merangkak ditanah
dan mengumpulkan bola sebanyak-
banyaknya.
Peserta diminta untuk menyusun bambu
dan semua anggotab kelompok sebisa
mungkin berada disalam susussan bambu
tersebut dan tidak boleh keluar dari
bambu tersebut.
Peserta diminta untuk duduk antar
kelompok dan memindahkan tepung dari
atas kepala dan kepala lain tanpa melihat
dan tanpa suara.
Tujuan : untuk melatih kepercayaan antar
sesama kelompok, menetapkan strategi,
kekompakan, kerja sama kelompok, rela
berkorban.
Teori : organisasi dan kelompok kerja,
penilaian kerja, motivasi
7

10.30
12.30
Bersih-bersih, packing
13.00 - .... Evaluasi
Sharing antar kelompok
Bagi hadiah
Bersiap perjalanan pulang
Bertujuan untuk mengetahui maksud dari
permainan yang telah dilewati dan untuk
ramah tamah para peserta dan para dosen.


2. Kelebihan dan Kekurangan Acara
Kelebihan acara ini meliputi :
Membangun rasa kerja sama
Saling mengenal satu sama lain
Dapat menyelesaikan masalah secara bersama
Saling percaya satu sama lain
Dapat menentukan strategi secara cepat
Rela berkorban
Kekurangan acara ini meliputi :
Cenderung merasa tidak memiliki tugas (orang pendiam dan tertutup)
Tidak semua peserta mau untuk berkotor-kotoran
Beberapa anggota kelompok tidak bekerja sama dengan baik (inti-intinya
saja)
Kurangnya tempat untuk mandi dan bersih-bersih

3. Manfaat dan Tujuan
Setiap permainan mempunyai manfaat dan tujuan yang berbeda-beda.
Berikut adalah permainan beserta manfaat dan tujuannya :
Rafting menumbuhkan rasa kerja sama, percaya kepada pemimpin.
Lempar bola saling mengenal satu sama lain
Permainan sarung kekompakan, strategi kelompok
Permainan bola pipa konsentrasi, kepercayaaan sesama kelompok,
strategi
8

Permainan merangkak rela berkorba, strategi mencapai tujuan,
kekuatan
Permainan susun bambu ketelitian, kepercayaan sesama kelompok,
rela berkorban, kebersamaa
Permainan pindah tepung strategi, rasa percaya

4. Pelatihan dan Pengembangan
Pengertian dari pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang
menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja
nonmanajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk
tujuan tertentu (Sikula, 1976).
Sedangkan pengembangan adalah proses pendidikan jangka
panjang yang menpergunakan prosedur sistemstis dan terorganisir, sehingga
tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoretis
untuk tujuan umum (Sikula, 1976).
A. Tujuan Pelatihan
Program pelatihan yang efektif memiliki tujuan yang jelas mengenai
apa yang akan dipelajari dan manfaatnya bagi peserta. Tujuan menjelaskan
secara singkat maksud pelaksanaan pelatihan serta menjawab pertanyaan
untuk apa pelatihan diselenggarakan. Tujuan pelatihan juga meliputi
penentuan sasaran dan peserta pelatihan.
Tujuan pelatihan dan pengembangan secara umum dapat dirumuskan
sebagai berikut (Sikula, 1976):
a. Meningkatkan Produktivitas
Produktivitas adalah keluaran dibagi dengan masukan. Salah satu
unsur keluaran adalah prestasi kerja. Jadi prestasi kerja meningkat,
keluaran meningkat, produktivitas meningkat.
b. Meningkatkan Mutu
Pelatihan dan pengembangan yang tepat tidak saja meningkatkan
kuantitas dari keluaran tetapi juga meningkatkan kualitas/mutu
dari keluaran.
9

c. Meningkatkan Ketepatan dalam Perencanaan Sumber Daya
Manusia
Pelatihan dam pengembangan yang tepat dapat membantu
perusahaan untuk memenuhi keperluannya akan tenaga kerja
dengan pengetahuan dan keterampilan tertentu di masa yang akan
datang.
d. Meningkatkan Semangat Kerja
Iklim dan suasana organisasi pada umumnya menjadi lebih baik
jika perusahaan mempunyai program pelatihan yang tepat. Sutau
rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan dari program pelatihan
perusahan yang direncanakan dengan baik.
e. Menarik dan Menahan Tenaga Kerja yang Baik
Banyak perusahaan yang menawarkan program pelatihan dan
pengembangan yang khusus untuk menarik tenaga kerja yang
berpotensi baik
f. Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pelatihan yang tepat dapat membantu menghindari timbulnya
kecelakaan di perusahaan dan dapat menimbulkan lingkungan
kerja yang lebih aman dan sikap mental yang lebih stabil.
g. Menghindari Keusangan
Usaha pelatihan dan pengembangan diperlukan secara terus-
menerus supaya para tenaga kerja dapat mengikuti perkembangan
terakhir dalam bidang kerja mereka masing-masing. Ini berlaku
baik untuk tenaga kerja pekerja (nonmanajerial) maupun untuk
tenaga kerja manajerial.
h. Menunjang Pertumbuhan Pribadi
Pelatihan dan pengembangan tidak haaya menguntungkan
perusahaan, tapi juga menguntungkan tenaga kerja sendiri.



10

5. Kepemimpinan
Kepemimpinan berhubungan dengan efektivitas, sedangkan manajemen
lebih berhubungan dengan efisiensi. Kepemimpinan merupakan sesuatu yang
penting bagi manajer ,karena manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi
mereka). Sebaliknya pemimpin tidak perlu menjadi manajer. Kepemimpinan
merupakan upaya seseorang untuk memepengaruhi kelompok daam perusahaan,
un tuk bersama-sama mencapai sebuah tujuan.
A. Fungsi Kepemimpinan

I nstruksi diberikan untuk pengikut yang rendah kematangannya. Orang
yang tidak mampu dan tidak mau bertanggung jawab untuk melaksanakan
sesuatu. Gaya kepemimpinan ini dicirikan dengan komunikasi satu arah
yang detail mengenai berbagai tugas. Pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan dilakukan oleh pemimpin, dan pelaksanannya diawasi secara
ketat
Konsultasi adalah untuk tingkat kematangan rendah ke sedang. Orang
yang tidak mampu tetapi berkeinginan untuk memikul tanggung jawab.
Pemimpin banyak memberikan pengarahan dan masih membuat
keputusan, tetapi diikuti dengan meningkatkan komunikasi dua arah dan
perilaku mendukung dengan tetap memberikan kontrol
Partisipasi adalah bagi tingkat kematangan dari sedang ke tinggi. Orang-
orang pada tingkat perkembangan ini memiliki kemmapuan tetapi tidak
berkeinginan untuk melakukan suatu tugas yang diberikan. Posisi kontrol
atas masalah dan keputusan dipegang secara bergantian. Komunikasi dua
arah ditingkatkan, dan peranan pemimpin adalah secara aktif mendengar.
Delegasi adalah bagi tingkat kematangan yang tinggi. Orang yang mampu
dan mau memikul tanggung jawab. Pemimpin mendistribusikan masalah
bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan mengenai
definisi masalah yang kemudian proses pembuatan keputusan
didilegasikan secara keseluruhan kepada bawahan. Bawahanlah yang
11

memiliki kontrol untuk memutuskan tentang bagaimana cara pelaksanaan
tugas
Pengendalian adalah pengaturan aktifitas, bimbingan, pengarahan,
koordinasi dan supervisi yang dilakukan pemimpin.

6. Organisasi dan Kelompok Kerja
Kelompok kerja merupakan gabungan dari dua orang atau lebih, yang
saling berinteraksi, memiliki tujuan yang sama, dan melihat anggota kelompok
merupakan bagian dari dirinya. Sedangkan definisi dari Organisasi adalah, suatu
kelompok yang dibentuk secara sengaja berdasarkan kepentingan tertentu dengan
tujuan tertentu, serta cara-cara tertentu dalam melakukan sesuatu.
A. Fungsi Kelompok Bagi Organisasinya
Agar dapat memberikan sumbangannya dalam kegiatan pencapaian
sasaran kelompok kerja dan sasaran keseluruhan organisasi serta dalam usaha
merealisasi misi perusahaannya, maka kelompok dapat berfungsi sebagai
berikut:
a. Sebagai Pelaksana Tugas yang Majemuk dan Saling Tergantung
Selain ada tugas pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh seseorang,
juga ada cukup banyak tugas yang majemuk, selain tidak dapat
diselesaikan oleh satu orang, juga tidak dapat dipecah-pecah
kedalam beberapa tugas yang dapat dilaksanakan secara tersendiri.
Tugas-tugas yang harus dilakukan semuanya khusus tapi juga
saling tergantung
b. Sebagai Mekanisme Pemecahan Masalah
Dalam menghadapi masalah, jika masalahnya memerlukan
pengolahan yang majemuk, interaksi antara para anggota yang
memiliki informasi yang berbeda, pertimbangan cermat dari
alternatif penyelesaiannya, maka pemecahan masalah secara
berkelompok akan membuahkan penyelesaian yang paling baik.
Selain kelompok tetap, seperti kelompok komando, dapat pula
12

dibentuk kelompok sementara, seperti satuan-satuan tugas, panitia,
komite.
c. Sebagai Penghasil Gagasan Baru dan Jawaban Kreatif
Dalam proses pemecahan masalah, jika data yang diperlukan
tersebar pada beberapa orang, atau jika diperlukan rangsangan
bersama bagi para anggota kelompok untuk menjadi kreatif, maka
kelompok merupakan tempat yang tepat untuk menghasilkan
gagasan baru dan jawaban yang kreatif. Para anggota kelompok
saling merangsang dalam memberikan gagasan dan jawaban atau
penyelesaian masalah yang kreatif.
d. Sebagai Pelancar dari Pelaksanaan Keputusan yang Majemuk
Jika telah ditentukan satu keputusan yang majemuk, misalnya satu
bank memutuskan untuk membangun kantor besarnya yang baru,
maka akan bermanfaat untuk membentuk kelompok yang terdiri
dari tenaga kerja dari berbagai divisi dari bank tersebut untuk
merencanakan pelaksanaan dan memantau pelaksanaan keputusan
tersebut.
b. Sebagai Wahana dari Sosialisasi dan Pelatihan
Para tenaga kerja baru, dapat dikumpulkan dalam satu kelompok
untuk diberi pelatihan orientasi untuk dapat mempercepat, dan
memperlancar proses sosialisasi. Pelatihan keterampilan teknik
tertentu juga dapat lebih cermat, tepat dan murah jika dilakukan
dalam kelompok.
c. Sebagai Penghubung atau Koordinator Utama Antarbeberapa
Departemen
Untuk menghindari dan mengurangi gangguan dalam komunikasi,
timbulnya konflik, dan untuk memelihara upaya kordinasi
antarbagian, maka dapat dibentuk kelompok sementara yang terdiri
dari para wakil dari berbagai bagian yang memiliki saling
ketergantungan sampai derajat tertentu.

13

7. Motivasi
Motivasi kerja adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat di
dalam pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu
guna mencapai suatu tujuan. Proses timbulnya motivasi seseorang merupakan
gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan.
A. Model Penguatan Motivasi Kerja
Pendekatan penguatan motivasi tidak dikembangkan sebagai teori
motivasi. Pada kenyataannya, itu bukan teori sama sekali, tapi satu set prinsip-
prinsip yang berkaitan dengan perilaku hasil. Prinsip-prinsip ini telah ditarik dari
data akumulasi awalnya dalam perilaku belajar dari pengaturan
laboratorium.Sebagai pendekatan motivasi untuk bekerja, model terdiri dari
ekstrapolasi penguatan belajar prinsip dengan perilaku orang di tempat kerja.Tiga
dari prinsip-prinsip ini merupakan kepentingan utama.
1) Orang-orang terus melakukan hal-hal yang memiliki hasil yang memuaskan.
Hadiah memperkuat kemungkinan bahwa mereka akan mengulangi perilaku
mereka.
2) Orang menghindari melakukan hal-hal yang mengakibatkan hukuman.
Hukuman mengurangi kemungkinan bahwa perilaku berikut akan terjadi
lagi.
3) Orang-orang akhirnya berhenti melakukan hal-hal yang tidak
menguntungkan atau menghasilkan hukuman. Perilaku yang memiliki hasil
yang netral akan hilang cepat atau lambat.
Diterapkan untuk motivasi kerja, penguatan prinsip di tempat kerja adalah
fungsi usaha langsung sejauh mana hubungan antara pekerjaan dan perilaku
reward telah dibangun dan diperkuat. Jika Anda bekerja keras dan melakukan apa
yang diharapkan telah dihargai lebih dari mereka telah dihukum atau diabaikan,
seorang individu akan terus melanjutkan perilaku tersebut. Jika, di sisi lain, hasil
dari upaya kerja telah dihukum dalam beberapa cara bagi perorangan, perusahaan
akan berkurang. Usaha kerja juga berkurang, tapi lebih secara bertahap, ketika
ternyata tidak dihargai atau dihukum.

14

8. Penilaian Kerja
Penilaian kinerja merupakan proses dimana organisasi mengevaluasi atau
menilai kinerja karyawan dan kegiatan ini dapat memperbaiki kebutuhan-
kebutuhan personalia serta memberikan umpan balik kepada para karyawan
tentang pelaksanaan pekerjaan mereka. (Handoko, 1998).
Davis & Newstron, (1995), berpendapat bahwa penilaian kinerja sifatnya
keharusan dalam suatu organisasi, didasarkan kriteria yang ditetapkan dengan
baik dan obyektif, dilakukan dengan analisa pekerjaan yang seksama, didukung
keterandalan dan kesahihan, dilakukan oleh penilai yang terlatih, diterapkan
secara obyektif di seluruh organisasi, dan dapat dibuktikan secara diskriminatif
sesuai undang-undang yang berlaku.
Dari hasil penilaian dapat dilihat kinerja perusahaan yang dicerminkan
oleh kinerja karyawan karena kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan
setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
perannya dalam perusahaan. Dengan demikian, penilaian kerja merupakan hasil
kerja karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya dan kinerja karyawan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk
mencapai tujuannya.
A. Manfaat penilaian kerja
Menurut Sedarmayanti, menyatakan bahwa manfaat penilaian kerja adalah
sebagai berikut:
1) Meningkatkan prestasi kerja
Dengan adanya penilaian, baik pimpinan maupun karyawan, memperoleh
umpan balik dan mereka dapat memperbaiki pekerjaan dan prestasinya.
2) Memberi kesempatan kerja yang adil
Penilaian akurat dapat menjamin karyawan memperoleh kesempatan
menempati sisi pekerjaan sesuai kemampuannya.
3) Kebutuhan pelatihan dan pengembangan
Melalui penilaian kerja, terdeteksi karyawan yang kemampuannya rendah
sehingga memungkinkan adanya program pelatihan untuk meningkatkan
4) Penyesuaian kompensasi
15

Melalui penilaian, pimpinan dapat mengambil keputusan dalam menentukan
perbaikan pemberian kompensasi dan sebagainya.
5) Keputusan promosi dan demosi
Hasil penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
untuk mempromosikan atau mendemosikan karyawan.
6) Mendiagnosis kesalahan desain pekerjaan
Kinerja yang buruk mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain
pekerjaan. Penilaian kinerja dapat membantu mendiagnosis kesalahan tersebut.

7) Menilai proses rekrutmen dan seleksi
Kinerja karyawan baru yang rendah dapat mencerminkan adanya
penyimpangan proses rekrutmen dan seleksi.

9. Budaya Organisasi
Setiap Organisasi memiliki budaya yang tercermin dari perilaku para
anggotanya, para karyawannya, kebijakan-kebijakannya, peraturan-peraturannya.
Budaya organisasi adalah suatu yang melekat yang terdiri dari asumsi-asumsi
dasar yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam suatu
organisasi. Budaya timbul sebagai hasil belajar bersama dari para anggota
organisasi agar dapat tetap bertahan. Asumsi-asumsi dasar yang di anggap benar
diajarkan kepada para anggota baru sebagai cara tepat dalam hal mengamati,
memikirkan dan merasakan dalam hubungannya dengan masalah-masalah
tersebut.
Budaya organisasi adalah cara berpikir, berperasaan dan bereaksi
berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada
bagian-bagian organisasi.
A. Fungsi Budaya Organisasi
Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan
yang lain.
Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota
organisasi.
16

Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih
luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan
organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk
dilakukan oleh karyawan.
Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang
memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.


17

BAB III
KESIMPULAN

Acara outbond ini sangat membantu mahasiswa untuk
menumbuhkan rasa solidaritas antar sesama. Mahasiswa dituntut untuk
saling bekerja sama karena dalam acara ini mahasiswa diberikan
kelompok masing-masing yang sebelumnya belum saling kenal dan
diharapkan akan terjadi interaksi antar sesama mahasiswa dan kelompok.
Banyak manfaat yang tercermin dari acara ini, karena dengan acara ini
mahasiswa dituntut untuk saling bekerja sama, kepercayaan antar
kelompok dan komunikasi yang baik antar sesama kelompok sangat baik
untuk kelangsungan kerja kelompok. Karena saling berkelompok dan
merasa nyaman satu sama lain kelompok dapat memecahkan masalah
dengan budaya organisasi kelompok, menentukan strategi kelompok dan
dapat mengerti intruksi dari pemimpin. Karena adanya kerja sama
kelompok dan merasa punya tujuan yang sama motivasi kelompok untuk
menang sangat tinggi dan berusaha untuk menjadi yang terbaik diantara
kelompok yang lain.


18


DAFTAR PUSTAKA

Aprinto, B., & Jacob, F. A. (2013). Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia.
Jakarta: PPM.
Munandar, A. S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press).

Anda mungkin juga menyukai