PSYCHOLOGY PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI Dosen : Laila Meiliyandrie I Wardani, PhD
Disusun Oleh : Eky Yohana 46113210002
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI 2014 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas limpahan dan rahmat Karunia-Nyalah, saya dapat menyelesaikan makalah tentang Tugas Achievement Motivation Outbond Psychology ini dengan lancar tiada suatu aral yang berarti selama proses penulisan. Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas dari Ibu Laila Meiliyandrie I Wardani, PhD untuk membuat sebuah makalah, dan untuk menambah pengetahuan tentang bab mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak / Ibu Dosen yang telah membimbing saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saya selaku penyusun makalah mengharap kesediaan pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya. Akhir kata atas segala kekurangan dalam tulisan ini, saya sangat mengharap saran-saran dari berbagai pihak. Untuk selanjutnya saya juga berharap semoga makala ini dapat bermanfaat dan digunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 19 Juni 2014
Penyusun
3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Jumat, 11 April 2014 Mahasiswa UMB kampus D Fakultas Psikologi mengikuti acara Outbond di Sukabumi. Berbagai permainan antar kelompok digunakan untuk membangun sikap diri yang tercermin dari beberapa teori psikologi industri dan organisasi yaitu sebagi pengembangan diri, pelatihan, kepemimpinan, organisasi, budaya organisasi dan kelompok kerja. Dengan didasari teori tersebut berbagai permainan berbasis kelompok ditunjukkan untuk para mahasiswa agar dapat memecahkan masalah kelompok berdasarkan teori budaya organisasi. Psikologi industri dan organisasi sangat dibutuhkan saat kita berada di suatu perusahaan dan kelompok, banyak manfaat yang dapat diambil dari psikologi organisasi, karena saat kita berada dalam suatu organisasi atau kelompok dengan kita bekerja sendiri sangat berbeda. Untuk mengatasi masalah tersebut kita sangat perlu mempelajari pio. Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti dihadapkan dengan suatu kelompok, kelompok keluarga, kelompok kerja, kelompok perkumpulan dan masih banyak lagi, tentu jika kita tidak terbiasa dengan budaya kelompok tersebut maka sangat sulit sekali untuk kita beradaptasi, sehingga setidaknya kita harus mengerti cara bagaimana jika kita dihadapkan oleh suatu organisasi ataupun kelompok dengan mempelajari pio agar mendapat hasil yang baik dan dapat mencapai tujuan.
4
BAB II PEMBAHASAN
1. Run down acara Achievement Motivation Outbond Psychology
Time Schedule Activity Description Jumat, 11 April 2014 23.00 - 24.00
Briefing, pembagian kelompok, dan persiapan keberangkatan.
Peserta berkumpul di kampus dan berbaris sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. Kemudian menghafalkan yel-yel dan bersiap masuk ke bis masing-masing. Tujuan : mengenal satu sama lain, menumbuhkan identitas kelonmpok Teori : budaya organisasi, kelompok kerja Sabtu, 12 April 2014 08.49 09.30 Opening Ceremony: -Sampai ditempat tujuan -Sarapan -Management Speech -Pembagian kelompok rafting berdasarkan km -Yel-yel wajib
Peserta samapai ditempat tujuan dan dipersilahkan makan, kemudian dikumpulkan kembali untuk pembukaan acara. Peserta bagi menjadi 2 kelompok rafting 13km dan 9km. 11.00 13.30 Rafting : -Briefing Peserta diminta untuk memperhatikan intruksi yang diberikan oleh panitia. 5
-Peraturan rafting -Pembagian perahu
Kemudian peserta diminta untuk menaiki perahu yang telah ditentukan. Tujuan : menciptakan kepercayaan kepada sseorang pemimpin, mulai tumbuh kelompok kerja, konsetrasi Teori : pelatihan, kepemimpinan, kelompok kerja 13.50 15.30 Bersih-bersih, ishoma 16.00 17.50 Perkenalan antar angkatan mahasiswa -Permainan lempar bola
-Permainan sarung
-Permainan bola pipa
-Peserta diminta untuk berkumpul disuatu tempat yang telah disediakan, dan mengikuti permainan lempar bola yang bertujuan agar saling menegenal satu dengan yang lainnya. -Peserta bermain permainan sarung yang sangat menguji kekompakan pada kelompok Peserta bermain permainan bola pipa untuk menghubungkan satu bola ke pipa seperti air, dalam permainan ini peserta harus sportif dan berkonsentrasi, kerja sama antar kelompok sangat di butuhkan. Tujuan : kelompok kerja, konsetrasi, strategi kelompok, motivasi untuk menang, dapat memahami intruksi dari pemimpin Teori : organisasi dan kelompok kerja, kepemimpinan, budaya organisasi, kepemimpinan, penilaian kerja, motivasi 20.58 Acara api unggun Peserta diminta untuk menampilkan suatu 6
22.00 Performance angkatan Bagi hadiah
performance antar angkatan. Ajang ramah- tamah. 22.00 - .... Acara bebas istirahat
Minggu, 13 April 2014 06.30 08.00 Senam pagi Ice Breaking Untuk mencairkan suasana pagi dan memulai permainan baru. 08.30 10.00 Permainan merangkak sambil mengambil bola
Permainan susun bambu
Permainan pindah tepung
Peserta diminta untuk merangkak ditanah dan mengumpulkan bola sebanyak- banyaknya. Peserta diminta untuk menyusun bambu dan semua anggotab kelompok sebisa mungkin berada disalam susussan bambu tersebut dan tidak boleh keluar dari bambu tersebut. Peserta diminta untuk duduk antar kelompok dan memindahkan tepung dari atas kepala dan kepala lain tanpa melihat dan tanpa suara. Tujuan : untuk melatih kepercayaan antar sesama kelompok, menetapkan strategi, kekompakan, kerja sama kelompok, rela berkorban. Teori : organisasi dan kelompok kerja, penilaian kerja, motivasi 7
10.30 12.30 Bersih-bersih, packing 13.00 - .... Evaluasi Sharing antar kelompok Bagi hadiah Bersiap perjalanan pulang Bertujuan untuk mengetahui maksud dari permainan yang telah dilewati dan untuk ramah tamah para peserta dan para dosen.
2. Kelebihan dan Kekurangan Acara Kelebihan acara ini meliputi : Membangun rasa kerja sama Saling mengenal satu sama lain Dapat menyelesaikan masalah secara bersama Saling percaya satu sama lain Dapat menentukan strategi secara cepat Rela berkorban Kekurangan acara ini meliputi : Cenderung merasa tidak memiliki tugas (orang pendiam dan tertutup) Tidak semua peserta mau untuk berkotor-kotoran Beberapa anggota kelompok tidak bekerja sama dengan baik (inti-intinya saja) Kurangnya tempat untuk mandi dan bersih-bersih
3. Manfaat dan Tujuan Setiap permainan mempunyai manfaat dan tujuan yang berbeda-beda. Berikut adalah permainan beserta manfaat dan tujuannya : Rafting menumbuhkan rasa kerja sama, percaya kepada pemimpin. Lempar bola saling mengenal satu sama lain Permainan sarung kekompakan, strategi kelompok Permainan bola pipa konsentrasi, kepercayaaan sesama kelompok, strategi 8
Permainan merangkak rela berkorba, strategi mencapai tujuan, kekuatan Permainan susun bambu ketelitian, kepercayaan sesama kelompok, rela berkorban, kebersamaa Permainan pindah tepung strategi, rasa percaya
4. Pelatihan dan Pengembangan Pengertian dari pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja nonmanajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu (Sikula, 1976). Sedangkan pengembangan adalah proses pendidikan jangka panjang yang menpergunakan prosedur sistemstis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoretis untuk tujuan umum (Sikula, 1976). A. Tujuan Pelatihan Program pelatihan yang efektif memiliki tujuan yang jelas mengenai apa yang akan dipelajari dan manfaatnya bagi peserta. Tujuan menjelaskan secara singkat maksud pelaksanaan pelatihan serta menjawab pertanyaan untuk apa pelatihan diselenggarakan. Tujuan pelatihan juga meliputi penentuan sasaran dan peserta pelatihan. Tujuan pelatihan dan pengembangan secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut (Sikula, 1976): a. Meningkatkan Produktivitas Produktivitas adalah keluaran dibagi dengan masukan. Salah satu unsur keluaran adalah prestasi kerja. Jadi prestasi kerja meningkat, keluaran meningkat, produktivitas meningkat. b. Meningkatkan Mutu Pelatihan dan pengembangan yang tepat tidak saja meningkatkan kuantitas dari keluaran tetapi juga meningkatkan kualitas/mutu dari keluaran. 9
c. Meningkatkan Ketepatan dalam Perencanaan Sumber Daya Manusia Pelatihan dam pengembangan yang tepat dapat membantu perusahaan untuk memenuhi keperluannya akan tenaga kerja dengan pengetahuan dan keterampilan tertentu di masa yang akan datang. d. Meningkatkan Semangat Kerja Iklim dan suasana organisasi pada umumnya menjadi lebih baik jika perusahaan mempunyai program pelatihan yang tepat. Sutau rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan dari program pelatihan perusahan yang direncanakan dengan baik. e. Menarik dan Menahan Tenaga Kerja yang Baik Banyak perusahaan yang menawarkan program pelatihan dan pengembangan yang khusus untuk menarik tenaga kerja yang berpotensi baik f. Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pelatihan yang tepat dapat membantu menghindari timbulnya kecelakaan di perusahaan dan dapat menimbulkan lingkungan kerja yang lebih aman dan sikap mental yang lebih stabil. g. Menghindari Keusangan Usaha pelatihan dan pengembangan diperlukan secara terus- menerus supaya para tenaga kerja dapat mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang kerja mereka masing-masing. Ini berlaku baik untuk tenaga kerja pekerja (nonmanajerial) maupun untuk tenaga kerja manajerial. h. Menunjang Pertumbuhan Pribadi Pelatihan dan pengembangan tidak haaya menguntungkan perusahaan, tapi juga menguntungkan tenaga kerja sendiri.
10
5. Kepemimpinan Kepemimpinan berhubungan dengan efektivitas, sedangkan manajemen lebih berhubungan dengan efisiensi. Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi manajer ,karena manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi mereka). Sebaliknya pemimpin tidak perlu menjadi manajer. Kepemimpinan merupakan upaya seseorang untuk memepengaruhi kelompok daam perusahaan, un tuk bersama-sama mencapai sebuah tujuan. A. Fungsi Kepemimpinan
I nstruksi diberikan untuk pengikut yang rendah kematangannya. Orang yang tidak mampu dan tidak mau bertanggung jawab untuk melaksanakan sesuatu. Gaya kepemimpinan ini dicirikan dengan komunikasi satu arah yang detail mengenai berbagai tugas. Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dilakukan oleh pemimpin, dan pelaksanannya diawasi secara ketat Konsultasi adalah untuk tingkat kematangan rendah ke sedang. Orang yang tidak mampu tetapi berkeinginan untuk memikul tanggung jawab. Pemimpin banyak memberikan pengarahan dan masih membuat keputusan, tetapi diikuti dengan meningkatkan komunikasi dua arah dan perilaku mendukung dengan tetap memberikan kontrol Partisipasi adalah bagi tingkat kematangan dari sedang ke tinggi. Orang- orang pada tingkat perkembangan ini memiliki kemmapuan tetapi tidak berkeinginan untuk melakukan suatu tugas yang diberikan. Posisi kontrol atas masalah dan keputusan dipegang secara bergantian. Komunikasi dua arah ditingkatkan, dan peranan pemimpin adalah secara aktif mendengar. Delegasi adalah bagi tingkat kematangan yang tinggi. Orang yang mampu dan mau memikul tanggung jawab. Pemimpin mendistribusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan mengenai definisi masalah yang kemudian proses pembuatan keputusan didilegasikan secara keseluruhan kepada bawahan. Bawahanlah yang 11
memiliki kontrol untuk memutuskan tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas Pengendalian adalah pengaturan aktifitas, bimbingan, pengarahan, koordinasi dan supervisi yang dilakukan pemimpin.
6. Organisasi dan Kelompok Kerja Kelompok kerja merupakan gabungan dari dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi, memiliki tujuan yang sama, dan melihat anggota kelompok merupakan bagian dari dirinya. Sedangkan definisi dari Organisasi adalah, suatu kelompok yang dibentuk secara sengaja berdasarkan kepentingan tertentu dengan tujuan tertentu, serta cara-cara tertentu dalam melakukan sesuatu. A. Fungsi Kelompok Bagi Organisasinya Agar dapat memberikan sumbangannya dalam kegiatan pencapaian sasaran kelompok kerja dan sasaran keseluruhan organisasi serta dalam usaha merealisasi misi perusahaannya, maka kelompok dapat berfungsi sebagai berikut: a. Sebagai Pelaksana Tugas yang Majemuk dan Saling Tergantung Selain ada tugas pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh seseorang, juga ada cukup banyak tugas yang majemuk, selain tidak dapat diselesaikan oleh satu orang, juga tidak dapat dipecah-pecah kedalam beberapa tugas yang dapat dilaksanakan secara tersendiri. Tugas-tugas yang harus dilakukan semuanya khusus tapi juga saling tergantung b. Sebagai Mekanisme Pemecahan Masalah Dalam menghadapi masalah, jika masalahnya memerlukan pengolahan yang majemuk, interaksi antara para anggota yang memiliki informasi yang berbeda, pertimbangan cermat dari alternatif penyelesaiannya, maka pemecahan masalah secara berkelompok akan membuahkan penyelesaian yang paling baik. Selain kelompok tetap, seperti kelompok komando, dapat pula 12
dibentuk kelompok sementara, seperti satuan-satuan tugas, panitia, komite. c. Sebagai Penghasil Gagasan Baru dan Jawaban Kreatif Dalam proses pemecahan masalah, jika data yang diperlukan tersebar pada beberapa orang, atau jika diperlukan rangsangan bersama bagi para anggota kelompok untuk menjadi kreatif, maka kelompok merupakan tempat yang tepat untuk menghasilkan gagasan baru dan jawaban yang kreatif. Para anggota kelompok saling merangsang dalam memberikan gagasan dan jawaban atau penyelesaian masalah yang kreatif. d. Sebagai Pelancar dari Pelaksanaan Keputusan yang Majemuk Jika telah ditentukan satu keputusan yang majemuk, misalnya satu bank memutuskan untuk membangun kantor besarnya yang baru, maka akan bermanfaat untuk membentuk kelompok yang terdiri dari tenaga kerja dari berbagai divisi dari bank tersebut untuk merencanakan pelaksanaan dan memantau pelaksanaan keputusan tersebut. b. Sebagai Wahana dari Sosialisasi dan Pelatihan Para tenaga kerja baru, dapat dikumpulkan dalam satu kelompok untuk diberi pelatihan orientasi untuk dapat mempercepat, dan memperlancar proses sosialisasi. Pelatihan keterampilan teknik tertentu juga dapat lebih cermat, tepat dan murah jika dilakukan dalam kelompok. c. Sebagai Penghubung atau Koordinator Utama Antarbeberapa Departemen Untuk menghindari dan mengurangi gangguan dalam komunikasi, timbulnya konflik, dan untuk memelihara upaya kordinasi antarbagian, maka dapat dibentuk kelompok sementara yang terdiri dari para wakil dari berbagai bagian yang memiliki saling ketergantungan sampai derajat tertentu.
13
7. Motivasi Motivasi kerja adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat di dalam pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Proses timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan. A. Model Penguatan Motivasi Kerja Pendekatan penguatan motivasi tidak dikembangkan sebagai teori motivasi. Pada kenyataannya, itu bukan teori sama sekali, tapi satu set prinsip- prinsip yang berkaitan dengan perilaku hasil. Prinsip-prinsip ini telah ditarik dari data akumulasi awalnya dalam perilaku belajar dari pengaturan laboratorium.Sebagai pendekatan motivasi untuk bekerja, model terdiri dari ekstrapolasi penguatan belajar prinsip dengan perilaku orang di tempat kerja.Tiga dari prinsip-prinsip ini merupakan kepentingan utama. 1) Orang-orang terus melakukan hal-hal yang memiliki hasil yang memuaskan. Hadiah memperkuat kemungkinan bahwa mereka akan mengulangi perilaku mereka. 2) Orang menghindari melakukan hal-hal yang mengakibatkan hukuman. Hukuman mengurangi kemungkinan bahwa perilaku berikut akan terjadi lagi. 3) Orang-orang akhirnya berhenti melakukan hal-hal yang tidak menguntungkan atau menghasilkan hukuman. Perilaku yang memiliki hasil yang netral akan hilang cepat atau lambat. Diterapkan untuk motivasi kerja, penguatan prinsip di tempat kerja adalah fungsi usaha langsung sejauh mana hubungan antara pekerjaan dan perilaku reward telah dibangun dan diperkuat. Jika Anda bekerja keras dan melakukan apa yang diharapkan telah dihargai lebih dari mereka telah dihukum atau diabaikan, seorang individu akan terus melanjutkan perilaku tersebut. Jika, di sisi lain, hasil dari upaya kerja telah dihukum dalam beberapa cara bagi perorangan, perusahaan akan berkurang. Usaha kerja juga berkurang, tapi lebih secara bertahap, ketika ternyata tidak dihargai atau dihukum.
14
8. Penilaian Kerja Penilaian kinerja merupakan proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai kinerja karyawan dan kegiatan ini dapat memperbaiki kebutuhan- kebutuhan personalia serta memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan pekerjaan mereka. (Handoko, 1998). Davis & Newstron, (1995), berpendapat bahwa penilaian kinerja sifatnya keharusan dalam suatu organisasi, didasarkan kriteria yang ditetapkan dengan baik dan obyektif, dilakukan dengan analisa pekerjaan yang seksama, didukung keterandalan dan kesahihan, dilakukan oleh penilai yang terlatih, diterapkan secara obyektif di seluruh organisasi, dan dapat dibuktikan secara diskriminatif sesuai undang-undang yang berlaku. Dari hasil penilaian dapat dilihat kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh kinerja karyawan karena kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Dengan demikian, penilaian kerja merupakan hasil kerja karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya dan kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. A. Manfaat penilaian kerja Menurut Sedarmayanti, menyatakan bahwa manfaat penilaian kerja adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan prestasi kerja Dengan adanya penilaian, baik pimpinan maupun karyawan, memperoleh umpan balik dan mereka dapat memperbaiki pekerjaan dan prestasinya. 2) Memberi kesempatan kerja yang adil Penilaian akurat dapat menjamin karyawan memperoleh kesempatan menempati sisi pekerjaan sesuai kemampuannya. 3) Kebutuhan pelatihan dan pengembangan Melalui penilaian kerja, terdeteksi karyawan yang kemampuannya rendah sehingga memungkinkan adanya program pelatihan untuk meningkatkan 4) Penyesuaian kompensasi 15
Melalui penilaian, pimpinan dapat mengambil keputusan dalam menentukan perbaikan pemberian kompensasi dan sebagainya. 5) Keputusan promosi dan demosi Hasil penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk mempromosikan atau mendemosikan karyawan. 6) Mendiagnosis kesalahan desain pekerjaan Kinerja yang buruk mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian kinerja dapat membantu mendiagnosis kesalahan tersebut.
7) Menilai proses rekrutmen dan seleksi Kinerja karyawan baru yang rendah dapat mencerminkan adanya penyimpangan proses rekrutmen dan seleksi.
9. Budaya Organisasi Setiap Organisasi memiliki budaya yang tercermin dari perilaku para anggotanya, para karyawannya, kebijakan-kebijakannya, peraturan-peraturannya. Budaya organisasi adalah suatu yang melekat yang terdiri dari asumsi-asumsi dasar yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam suatu organisasi. Budaya timbul sebagai hasil belajar bersama dari para anggota organisasi agar dapat tetap bertahan. Asumsi-asumsi dasar yang di anggap benar diajarkan kepada para anggota baru sebagai cara tepat dalam hal mengamati, memikirkan dan merasakan dalam hubungannya dengan masalah-masalah tersebut. Budaya organisasi adalah cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi. A. Fungsi Budaya Organisasi Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi. 16
Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
17
BAB III KESIMPULAN
Acara outbond ini sangat membantu mahasiswa untuk menumbuhkan rasa solidaritas antar sesama. Mahasiswa dituntut untuk saling bekerja sama karena dalam acara ini mahasiswa diberikan kelompok masing-masing yang sebelumnya belum saling kenal dan diharapkan akan terjadi interaksi antar sesama mahasiswa dan kelompok. Banyak manfaat yang tercermin dari acara ini, karena dengan acara ini mahasiswa dituntut untuk saling bekerja sama, kepercayaan antar kelompok dan komunikasi yang baik antar sesama kelompok sangat baik untuk kelangsungan kerja kelompok. Karena saling berkelompok dan merasa nyaman satu sama lain kelompok dapat memecahkan masalah dengan budaya organisasi kelompok, menentukan strategi kelompok dan dapat mengerti intruksi dari pemimpin. Karena adanya kerja sama kelompok dan merasa punya tujuan yang sama motivasi kelompok untuk menang sangat tinggi dan berusaha untuk menjadi yang terbaik diantara kelompok yang lain.
18
DAFTAR PUSTAKA
Aprinto, B., & Jacob, F. A. (2013). Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia. Jakarta: PPM. Munandar, A. S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).