Anda di halaman 1dari 31

ATRIBUSI SOSIAL

(PSIKOLOGI SOSIAL 1)

KELOMPOK 7 :
ISTI YULIAWATI (46112120023)
DESSY INDRISARI (46112120074)


6
/
3
0
/
2
0
1
4

1
PSIKOLOGI SOSIAL

Psikologi Sosial merupakan cabang dari Ilmu psikologi dan
merupakan ilmu terapan yang berupaya untuk memahami
dan menjelaskan,bagaimana individu berperilaku dalam
kelompoknya maupun lingkungan sosialnya.
Menurut Myers (2002), bahwa psikologi
sosial adalah :
Cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari secara
menyeluruh tentang hakikat dan sebab-sebab perilaku
individu dalam lingkungan sosialnya.



2
Psikologi sosial (2)
Selain mempelajari tentang prilaku individu/manusia, psikologi sosial juga
mempelajari, bagaimana aktivitas-aktivitas individu/manusia yang
berhubungan dengan situasi sosial, serta hubungan-hubungan sosialnya di
masyarakat, sepert persepsi,atribusi,sfkap, kerja sama, konflik dan
motivasi.
Menurut Gordon Alport bahwa :
Psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha memahami
dan menjelaskan bagimana pikiran, perasaan dan tingkah laku seseorang
dipengaruhi oleh kehadiaran orang lain baik nyata atau tidak nyata.

3
3
4
psikologi sosial memiliki beberapa bagian :
Persepsi
sosial
Kesalahan dalam
Atribusi
Atribusi Sosial
Teori-teori
Atribusi
4
4
Persepsi sosial

Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi untuk
dapat dipahami dan alat tersebut dinamakan penginderaan, sedangkan untuk
memahaminya adalah kognisi.
Dalam hal ini penginderaan merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu,
dan didalam persepsi ada 2 hal yang ingin diketahui yaitu kadaan dan perasaan
orang lain.
Hal ini bersumber pada kecenderungan individu/manusia untuk selalu berupaya
guna mengetahui apa yang ada dibalik gejala yang ditangkapnya dg indra,
dalam persepsi sosial, penjelasan yang ada dibalik prilaku itu dinamakan
Atribusi.
5
5
Sejarah Atribusi Sosial.
Kajian tentang atribusi pada awalnya dilakukan oleh : Frizt Heider (
tokoh psikologi atribusi sosial 1958).
Menurut Heider, setiap individu pada dasarnya adalah seseorang
ilmuwan semu (pseudo scientist) yang berusaha untuk mengerti
tingkah laku orang lain dengan mengumpulkan dan memadukan
potongan-potongan informasi sampai mereka tiba pada sebuah
penjelasan masuk akal tentang sebab-sebab orang lain bertingkah
laku tertentu.
6
6
o Cikal bakal tulisan teori atribusi berkembang dari tulisan
Frizt Heider (1958) dalam bukunya yang berjudul
Psychology of Interpersonal relation
Dimana dalam tulisan tersebut Heider menggambarkan
apa yang disebutnya naive theory of action yaitu :
kerangka kerja konseptual yang digunakan orang untuk
menafsirkan, menjelaskan dan meramalkan tingkah laku
seseorang.
Dalam kerangka kerja ini, konsep intensional (seperti
keyakinan, hasrat, niat, keinginan untuk mencoba dan
tujuan) memainkan peran penting.
7
7
atribusi sosial
Definisi Atribusi Sosial
Atribusi sosial merupakan bagian dari psikologi sosial, yang mengkaji tentang
bagaimana upaya kita untuk dapat mengerti dan memahami arti perilaku
orang lain, khususnya bagaimana siih kita dapat mencari sebab,dan mengerti
dalam mengindentifikasi perilaku orang lain, baik itu berupa sifat, karakter,
sikap dll ( sesuatu yang melekat dlm diri individu).
o Perilaku perilaku individu dapat disebabkan oleh daya personalnya maupun
orang lain, seperti kemampuan atau usaha oleh lingkungannya, Jika suatu
tindakan diatribusikan sebagai daya personalnya, maka akibatnya akan berbeda
dengan tindakan yang diatribusi dengan lingkungannya.
8
8
ATRIBUSI (2)
Beberapa pendapat para ahli psikologi tentang atribusi a.l :
o Baron dan Byrne : Proses yang kita lakukan untuk mencari penyebab dari
perilaku orang lain, sehingga mendapatkan pengetahuan mengenai
karakteristik dari orang tersebut.

o Bernard Weiner (1980,1992) : Attribution theory probably the most
influential contemporary theory with implications for academic
motivation.

9
9
oMyers (1996) : Kecenderungan memberi atribusi disebabkan oleh
kecenderungan manusia untuk menjelaskan segala sesuatu (sifat
ilmuwan pada manusi), termasuk apa yang ada dibalik perilaku orang
lain.
o Fritz Heider (tokoh psikologi atribusi 1958) menjelaskan bahwa : Dasar
untuk mencari penjelasan itu adalah akal sehat (commonsense).
o Menurutnya : secara akal sehat ada 2 golongan yang menjelaskan suatu
perilaku,yaitu yang berasal dari orang yang bersangkutan (atribusi
internal) dan yang -

10
10
Lanjutan..
Berasal dari luar lingkungan atau diri orang yang bersangkutan (atribusi
eksternal).
Sebetulnya ke 2 atribusi itu dapat terjadi sekaligus (internal dan eksternal),
akan tetapi orang cenderung untuk memilih salah satu saja.
Jadi pengertian dari ATRIBUSI SOSIAL adalah ; Bagaimana upaya
kita/kemampuan kita dalam menilai memperkirakan,
mengerti,memahami,menyimpulkan tentang sifat, karakter, perilaku diri
sendiri dan orang lain, yang kita lihat dan kita persepsikan berdasarkan
kognisi kita, tentang apa yang menyebabkan individu berprilaku tertentu.
11
11
contohnya seperti pada gambar dibawah ini.
12
12
Sifat sifat di dalam Atribusi Sosial
Dalam hal ini Heider (dalam Trope & Gont, 2003) menambahkan
bahwa atribusi sosial mempunyai beberapa sifat, antara lain:
13
Abstrak Ambigu
Normatif
13
Atribusi sosial memperkirakan pikiran kita, tentang
bagaimana orang berprilaku sebagaimana ia berprilaku, dan
tentang siapa yang bertanggung jawab atas hasil dari prilaku
yang mereka buat.
Proses atribusi telah menarik para pakar psikologi sosial dan telah
menjadi objek penelitian yang cukup intensive dalam beberapa
dekade terakhir.
Kita melakukan atribusi karena ingin
Mengetahui faktor penyebab suatu perilaku.

14
14
Jadii
Dengan atribusi sosial, kita tidak hanya
mengerti
dan memahami perilaku orang lain namun kita
dapat mengerti sekaligus memahami perilaku
diri sendiri tanpa harus mempersepsikan di
luar kognisi kita, sehingga kita dapat berhasil
melakukan atribusi atau gagal terhadap diri
sendiri , karena dari apa yang orang lain
perbuat maka kitapun mungkin pernah
mengalaminya atau melakukan atribusi.
15
15
16
16
TEORI TEORI ATRIBUSI
Masih tentang atribusi, dalam teori ini menjelaskan tentang bagaimana
seseorang berprilaku dalam kehidupannya sehari-hari dan berada dalam
situasi sosial.
Dalam penelitiannya, Malloy dan Albright (1990), menemukan bahwa
diantara orang-orang yang sudah saling mengenal ada 2.
Hal yang berpengaruh pada persepsi dan atribusi sosial adalah : orang
yang dipersepsikan (target) dan orang yang melakukan persepsi itu sendiri
atau pengamat (perceiver).
17
17
Temuan ini mendukung 2 teori tentang proses pembentukan atribusi,
antara lain :

1. Teori Penyimpulan Terkait (correspondence inference).
Menurut teori yang berfokus pada target ini, perilaku
orang lain merupakan sumber informasi yang kaya.
Jadi..kalau kita mengamati perilaku orang lain dengan
cermat, maka kita dapat mengambil berbagai
kesimpulan.

18
18
Setelah melihat gambar diatas tadi, maka timbullah berbagai macam
persepsi kita, dalam hal ini kita harus lebih cermat dalam mengamati
perilaku orang lain.
John dan Davis (1965), John dan Mc.Gillis (1976), mengemukakan, bahwa
hal2 khussus yang perlu diamati untuk lebih menjelaskan atribusi adalah
sebagai berikut :


19
Perilaku yang
timbul kerena
kemauan orang itu
sendiri .
Perilaku yang
menimbulkan hasil
yang tidak lazim
lebih
mencerminkan
atribusi pelaku
daripada yang
hasilnya berlaku
umum.

Perilaku yang
tidak biasa
lebih
mencerminkan
atribusi dari
pada prilaku
yang umum.
19
2. Teori sumber perhatian dalam kesadaran
(conscious attentional resources)
Dalam teori ini menekankan, bagaimana proses yang terjadi dalam kognisi
orang yang melakukan persepsi (yg mengamati)
Menurut Gilbert dkk (1988), bahwa atribusi harus melewati kognisi dan
dalam kognisi terjadi tiga tahap, yaitu :

20
1. Kategorisasi
2. Karakterisasi
3. Koreksi
20
Dalam kehidupan sehari-hari siklus kategorisasi, karakterisasi
dan koreksi ini, terjadi dalam setiap hubungan antar pribadi,
yaitu : sahabat, perkawinan, hubungan rekan kerja, rekan bisnis,
pacar dsb.
Dalam hal ini Jaspers dan Hewstone (1990) menjelaskan bahwa :
Hubungan itu dapat bersifat positif atau negatif, atau juga dapat
berlanjut ataupun putus berdasarkan karakteristik yang diberikan
pada saat tertentu.


3. Teori atribusi internal dan eksternal dari Kelly (1972 ; Kelley &
Michela 1980)
Teori ini yang tetap mendasarkan diri pada akal sehat saja,
mengatakan bahwa ada 3 hal yang perlu diperhatikan untuk
menetapkan apakah suatu prilaku beratribusi internal atau
eksternal.



21
21
MASIH LANJUTANNYA.
1. Konsensus
2. Konsistensi
3. Distingsi
atau
Kekhususan
22
22
4. Atribusi karena faktor lain (Baron & Byrne, 1994)
Dalam teori ini menjelaskan, bagaimana seorang individu berprilaku yang
kurang menyenangkan, sehingga menimbulkan emosi dan kecemasan
pada orang yang menyaksikannya (pengamat), serta adanya atribusi
internal dan eksternal karena adanya stimulus yang tertangkap oleh panca
indera kita.
23
23
Contohnya seperti gambar dibawah ini :
24
24
Kesalahan Atribusi
Ketidakmampuan membedakan memori yang
sebenarnya dari suatu peristiwa dengan informasi
yang Anda pelajari dari peristiwa tersebut yang
sebetulnya Anda dapatkan dari sumber lain.
Bagaimanapun juga, pemberian atribusi bisa
salah. Kesalahan itu menurut Baron & Byrne
(dalam Sarlito Wirawan Sarwono, 1999: 109-112)
dapat bersumber dari beberapa hal, yaitu:

25
25
Kesalahan atribusi yang mendasar
(fundamental error)
Yaitu kecenderungan untuk selalu memberi atribusi internal.
Menurut Robert A. Baron dan Donn Byrne (2003: 58) kesalahan
atribusi fundamental merupakan kecenderungan yang terlalu
berlebihan dalam memperhitungkan pengaruh faktor disposisi pada
perilaku seseorang.
Padahal ada kemungkinan besar pula perilaku-perilaku disebabkan
oleh faktor eksternal (adat, tradisi, kebiasaan masyarakat, dan
sebagainya).
26
26
Mengapa Aurelia begitu mudah marah
dan menyebalkan belakangan ini?
Dia sedang tertekan Dia memang selalu sibuk dengan dirinya
dan tidak pernah tahu apa yang terjadi
disekitarnya

(dapat menyebabkan terjadinya)



Kesalahan Atribusi Mendasar
Mengabaikan pengaruh situasi pada
perilaku dan menekankan pada faktor
sifat kepribadian semata
27
Kesalahan atribusi
yang mendasar
(fundamental error)
Efek pelaku pengamat

Kesalahan ini adalah kecenderungan mengatribusi perilaku kita
yang disebabkan oleh faktor eksternal, sedangkan perilaku orang
lain disebabkan oleh faktor internal.
Hal ini disebabkan karena kita memang cenderung lebih sadar pada
faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku kita dari pada
yang mempengaruhi perilaku orang lain.

28
28
Pengutamaan diri sendiri
(self-serving bias)
Ialah kecenderungan mengatribusi perilaku kita yang positif pada
faktor-faktor internal, dan mengatribusi perilaku yang negative
pada faktor-faktor eksternal.
Setiap orang cenderung untuk membenarkan diri sendiri dan
menyalahkan orang lain.
Dalam hubungan antar pribadi, kecenderungan untuk memberi
atribusi internal maupun eksternal pada hal-hal yang negatif ini
dipengaruhi oleh kepribadian pengamat.

29
29
30
30
31
ATRIBUSI SOSIAL
(Psikologi Sosial 1)

Kelompok 7 :
Isti Yuliawati (46112120023)
Dessy Indrisari (46112120074)

Anda mungkin juga menyukai