Anda di halaman 1dari 7

Bab. 1.

Pendahuluan
A. PENGANTAR
1. Urgensi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
SEJARAH perjuangan bangsa Indonesia telah menempuh perjalanan panjang,
dimulai dari masa sebelum dan selama penjajahan, dilanjutkan dengan era merebut dan
mempertahankan kemerdekaan hingga mengisi kemerdekaan. Masing-masing tahap
tersebut melahirkan tantangan jaman yang berbeda sesuai dengan kondisi dan tuntutan
jamannya. Tantangan jaman itu ditanggapi bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan
nilai-nilai perjuangan bangsa, yang dilandasi dengan jiwa dan tekad kebangsaan.
Kesemuanya itu tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan yang mampu mendorong
proses terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI dalam wadah
Nusantara.
!i era re"olusi #isik, semangat perjuangan bangsa yang tidak kenal menyerah, yang
hakekatnya merupakan kekuatan mental spiritual bangsa telah melahirkan perilaku
heroik dan patriotik, serta menumbuhkan kekuatan, kesanggupan dan kemauan yang
luar biasa. Idealnya, dalam situasi dan kondisi apapun semangat juang itu hendaknya
tetap dimiliki oleh setiap warganegara NKRI. !i samping sudah terbukti keandalannya,
nilai-nilai tersebut terbukti masih rele"an untuk meme$ahkan berbagai permasalahan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun demikian sebagai
#enomena sosial, nilai-nilai itupun mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika
kehidupan nasional.
%eperti diketahui, seusai &erang !unia II ('()(-'(*+ dunia diwarnai oleh
suasana &erang !ingin (Cold War antara ,lok ,arat yang dipelopori oleh -merika
%erikat (-% dan ,lok Timur yang dimotori oleh .ni %o"yet (.%, dan itu berlangsung
selama hampir setengah abad
'
.
Menjelang akhir abad /0 situasi politik dunia berubah se$ara drastis. Tahun '(1(
Tembok ,erlin, lambang terpisahnya blok ,arat dan Timur runtuh, disusul bubarnya .ni
%o"yet. Konstelasi politik duniapun berubah. &erang !ingin berakhir se$ara mendadak,
di luar perhitungan pihak yang bertikai. -kibatnya, di satu sisi dunia dilanda ke"akuman,
baik dalam konsep, strategi maupun kepemimpinan politik, sementara di sisi lain mun$ul
tuntutan masyarakat dunia akan adanya Tata !unia ,aru yang aman, sejahtera dan
lebih berkemanusiaan.
&erubahan yang begitu mendadak itu membuat 2ashington terjebak pada situasi
kehilangan pegangan dan pedoman dalam mengarahkan perubahan mondialnya. .ntuk
merubah dari strategi kon#rontasi ke rekonsiliasi bukanlah hal yang mudah dan tidak
dapat dilakukan dalam waktu singkat, sementara tuntutan dunia terhadap adanya Tata
!unia ,aru terus mendesak.
!i tengah keterdesakan dan ketiadaan konsep tersebut -% selaku pemenang dan
adikuasa tunggal nampaknya hanya mengambil jalan mudahnya. -% menganggap
bahwa runtuhnya Tembok ,erlin sebagai pertanda bahwa dunia tidak lagi bersekat,
ditambah lagi adanya gejala meluasnya nilai-nilai ber$irikan global. ,ertolak dari
#enomena tersebut maka -% mulai memperkenalkan apa yang sekarang dikenal
sebagai 3globalisasi4, yang sebenarnya bukan konsep baru yang diharapkan untuk
mengisi ke"akuman dunia.
1
&ada hakekatnya proses yang mengandung $iri penduniaan itu telah melanda
dunia jauh sebelum &erang !ingin usai. 5anya saja, selama ini para pengamat tidak
menaruh perhatian karena dianggap bukan sebagai gejala yang penting. 6ejala awal
terlihat dari mendunianya penyebaran jenis-jenis makanan tertentu, tingkah laku orang-
orang perkotaan (metropolitan dan meluasnya penerimaan terhadap mode pakaian dan
tata rias. %emua itu mengarus dari masyarakat dunia industri maju ke bagian dunia yang
lain, didukung oleh kemajuan teknologi komunikasi dan sistim komunikasi telemedia
(%oerjanto, '((*7/8-/(.
9epatnya komunikasi lewat teknologi elektronika membuat penyebaran in#ormasi
berjalan singkat dan melampaui batas negara. &eristiwa di satu titik di muka bumi
dalam waktu sekejap dapat diketahui oleh seluruh penjuru dunia. :rangpun mulai
merasa bahwa dunia semakin 3sempit4. Kemajuan I&T;K bidang in#ormasi, komunikasi
dan transportasi telah membuat dunia menjadi semakin transparan. Tidak ada lagi batas
atau sekat antara bagian dunia yang satu dengan bagian yang lain, sehingga seolah-
olah terbentuk kampung sedunia tanpa mengenal batas negara.
Namun demikian, hingga sedemikian jauh orang belum berbi$ara tentang
globalisasi. Istilah 3globalisasi4 baru mun$ul setelah &erang !ingin usai. Ketika itu para
politisi dan ilmuwan berlomba mengumandangkan istilah tersebut dengan interpretasi
dan pemahaman sesuai tujuan masing-masing. <ang terjadi kemudian ialah paduan
suara sejagad mendendangkan globalisasi.
%ituasi jadi makin tambah semarak setelah -% sebagai pemenang dalam &erang
!ingin dan se$ara psikologis merasa sebagai pihak yang berhak mengatur dunia, mulai
gen$ar mengkampanyekan konsep globalisasi. !engan dukungan negara-negara ,arat,
2ashington mulai memaksakan 3pembaharuan4 melalui penerapan 5-M, demokrasi
dan sistim pasar bebas kepada negara-negara berkembang.
Ironisnya, di saat umat manusia yang telah muak dengan kon#rontasi, penggunaan
kekerasan dan segala bentuk pemaksaan serta permusuhan, menuntut dan
mendambakan suatu tatanan !unia ,aru yang lebih menjamin kebebasan,
kemanusiaan dan kesejahteraan, kenyataannya justeru dihadapkan pada situasi yang
makin tidak menentu. -% yang selalu menepuk dada sebagai pelaku perdagangan
bebas dan fair, kadang bersikap kontro"ersial. Ini terbukti dari adanya pembentukan
trade block, seperti N-=T- bersama Kanada dan Meksiko, -=T- dan lain-lain, dan
adanya berbagai ketentuan yang si#atnya proteksionistis. %elain itu -% yang selama
&erang !ingin selalu mengumandangkan semboyan demokrasi dan kebebasan bagi
bangsa-bangsa untuk nasib mereka sendiri, di sisi lain justeru sering memaksakan
kehendak dan mengetrapkan standar ganda. Ini terlihat dari perlakuannya terhadap
;ropa ,arat, Israel, >epang, negara-negara !unia Ketiga dan negara-negara eks
Komunis.
&ertanyaannya ialah apakah 3pembaharuan4 model -% itu benar-benar memenuhi
kebutuhan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat dunia ? Masalahnya setiap bangsa
memiliki latar belakang sejarah dan budayanya sendiri. &adahal pembaharuan tanpa
konsep yang jelas yang didasarkan pada kondisi dan situasi kultural, sosial dan politik
serta sejarah bangsa yang bersangkutan justeru akan membuka peluang mun$ulnya
disintegrasi nasional. &ergolakan berdarah yang berlarut-larut di sejumlah negara -#rika,
disintegrasi yang melanda .ni %o"yet dan <ugosla"ia menjadi $ontoh yang baik dalam
kasus ini.
&ermasalahan lain, perkembangan globalisasi juga ditandai dengan kuatnya
pengaruh lembaga-lembaga kemasyarakatan internasional dan $ampur tangan negara-
2
negara maju dalam per$aturan politik, ekonomi, sosial-budaya dan militer global. &ada
gilirannya hal itu tentu akan menimbulkan berbagai kon#lik kepentingan, baik antara
sesama negara maju, negara maju dengan negara berkembang, sesama negara
berkembang maupun antar lembaga-lembaga internasional. @ebih buruk lagi, isu
globalisasi, yakni 5-M, demokrasi, liberalisasi dan lingkungan hidup, juga sering
digunakan oleh negara-negara maju untuk menyudutkan dan mendiskreditkan bangsa
dan negara lain, khususnya negara-negara berkembang.
-n$aman lebih besar ialah bahwa globalisasi juga men$iptakan struktur baru, yaitu
struktur global, yaitu itu mempengaruhi struktur kehidupan, pola pikir, sikap dan tindakan
masyarakat. !engan kata lain globalisasi akan mempengaruhi kondisi mental spiritual
bangsa. 2alaupun sementara orang menganggap bahwa globalisasi adalah konsep
3semu4 sekedar pengisi ke"akuman dunia pas$a &erang !ingin (Cold War, akan tetapi
kehadirannya menjadi sesuatu yang tak terelakkan.
.ntuk Indonesia, saat ini negara dan bangsa dihadapkan pada tiga permasalahan
pokok, yaitu pertama, tantangan dan pusaran arus globalisasiA kedua, masalah internal,
seperti KKN, 3destabilisasi4, separatisme, teror dan sebagainya, dan ketiga, bagaimana
menjaga agar 3roh4 re#ormasi tetap berjalan pada relnya. -tas dasar itu maka perlu ada
langkah-langkah strategis, yaitu 7 pertama, re#ormasi sistem yang menyangkut
perumusan kembali #alsa#ah, kerangka dasar dan perangkat legal sistem politikA kedua,
re#ormasi kelembagaan yang menyangkut pengembangan dan pemberdayaan lembaga-
lembaga politik, dan ketiga, pengembangan kultur atau budaya politik yang lebih
demokratis dan tertanamnya komitmen untuk lebih baik.
-pabila yang pertama dan kedua lebih didominasi oleh eksekuti# dan legislati#, yang
ketiga harus dilakukan oleh seluruh segmen masyarakat mulai dari rakyat awam hingga
elit politik. &emberdayaan ini mesti dilakukan se$ara massal, berkesinambungan dan
dalam bingkai paradigma yang jelas. -dapun media yang dianggap kondusi# untuk
men$apai sasaran itu salah satunya ialah melalui pembelajaran civic education
(pendidikan kewarganegaraan. !i tingkat perguruan tinggi, nilai strategis dari pembe-
lajaran ini ialah meningkatnya kesadaran komprehensi# mahasiswa terhadap masalah
bangsa. &ada gilirannya hal itu akan berujung pada keterlibatan (partisipasi e#ekti# dan
tumbuhnya kesadaran akan tanggung jawab untuk memperbaiki kualitas kehidupan
sosial dan politik se$ara keseluruhan.
2. Pendidikan Kewargaan : Belajar dari Banyak Negara
SETIAP warganegara hakekatnya dituntut untuk dapat hidup berguna dan
bermakna bagi negara dan bangsanya. .ntuk itu diperlukan bekal ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni (I&T;K% yang berlandaskan pada nilai-nilai agama, moral dan
budaya bangsa. =ungsinya adalah sebagai panduan dan pegangan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. !alam konteks &endidikan
Kewarganegaraan nilai budaya bangsa menjadi pijakan utama, karena tujuan
pembelajaran ialah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, juga
sikap dan perilaku $inta tanah air yang bersendikan budaya bangsa.
&endidikan Kewargaan (civic education sesungguhnya bukanlah agenda baru di
muka bumi. 5anya saja, proses globalisasi yang melanda dunia pada dekade akhir abad
/0 telah mendorong mun$ulnya pemikiran baru tentang pendidikan kewarganegaraan di
berbagai negara. !i ;ropa, !ewan ;ropa telah memprakarsai proyek demokratisasi
3
untuk menopang pengembangan kurikulum pendidikan kewarganegaraan. 5al yang
sama juga terjadi di -ustralia, 9anada, >epang dan negara -sia lainnya.
!i -merika %erikat pendidikan kewarganegaraan diatur dalam kurikulum sosial
selama satu tahun, yang pelaksanaannya diserahkan kepada negara-negara bagian.
Materi yang diajarkan diarahkan pada 7 '. ,agaimana menjadi warga yang produkti#
dan sadar akan haknya sebagai warga -merika dan warga duniaA /. Nilai-nilai dan
prinsip demokrasi konstitusionalA dan ). Kemampuan mengambil keputusan selaku
warga masyarakat demokratis dan multikultural di tengah dunia yang saling tergantung.
!i -ustralia, pendidikan kewarganegaraan ditekankan pada discovering democracy,
yaitu7 '. &rinsip, proses dan nilai demokrasiA /. &roses pemerintahanA dan ). Keahlian
dan nilai partisipasi akti# di masyarakat.
!i Negara-negara -sia, >epang misalnya, materi pendidikan kewarganegaraan
ditekankan pada Japanese history, ethics dan philosophy. !i =ilipina materi di#okuskan
pada 7 Philipino, family planning, taxation and landreform, Philiphine New Constitution
dan study of humanity (Kaelan, /00)7/. 5ongkong menekankan pada nilai-nilai 9ina,
keluarga, harmoni sosial, tanggung jawab moral, mesin politik 9ina dan lain-lain. Taiwan
menitikberatkan pada pengetahuan kewarganegaraan (disusun berdasarkan psikologi,
ilmu sosial, ekonomi, sosiologi, hukum dan budayaA perilaku moral (kohesi sosial,
identitas nasional dan demokrasiA dan menghargai budaya lain. Thailand, berusaha 7
'. Menyiapkan pemuda menjadi warga bangsa dan warga dunia yang baikA /.
Menghormati orang lain dan ajaran ,udhaA dan ). Menanamkan nilai-nilai demokrasi
dengan raja sebagai kepala negara. ,eberapa negara yang lain juga mengembangkan
studi sejenis, yang dikenal dengan nama Civic Education.
!ari sini terlihat bahwa se$ara umum pendidikan kewarganegaraan di negara-
negara -sia lebih menekankan pada aspek moral (karakter indi"idu, kepentingan
komunal, identitas nasional dan perspekti# internasional, sedangkan -merika dan
-ustralia lebih di#okuskan pada pentingnya hak dan tanggungjawab indi"idu, sistim dan
proses demokrasi, 5-M dan ekonomi pasar (%obirin, /00)7''-'/.
B. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
1. Pengantar Kewarganegaraan
.. No. / Tahun '(1( tentang %istim &endidikan Nasional &asal )( -yat (/
menyatakan bahwa setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan di Indonesia wajib memuat
&endidikan &an$asila, &endidikan -gama dan &endidikan Kewarganegaraan.
%elanjutnya dalam Keputusan Mendikbud No. 0+8B.B'((* tentang &edoman
&enyusunan Kurikulum &endidikan Tinggi dan &enilaian ,elajar Mahasiswa, ketiganya
dimasukkan dalam kelompok Mata Kuliah .mum (MK. dan wajib diberikan dalam
kurikulum setiap program studi.
!i tingkat &endidikan !asar hingga Menengah substansi pendidikan
kewarganegaraan digabungkan dengan pendidikan &an$asila sehingga menjadi
&endidikan &an$asila dan Kewarganegaraan (&&KN. .ntuk tingkat &erguruan Tinggi,
di masa :rde ,aru substansi pendidikan kewarganegaraan diberikan melalui mata
kuliah Kewiraan yang lebih menekankan pada &&,N (&endidikan &endahuluan ,ela
Negara.
!engan keluarnya Keputusan !irjen !ikti No. /8CB!IKTIB/000 tentang
&enyempurnaan Kurikulum, sebutan MK. diganti dengan MK&K (Mata Kuliah
&engembangan Kepribadian dan substansi mata kuliah Kewiraan dire"isi dan
4
selanjutnya namanya diganti menjadi &endidikan Kewarganegaraan. %ubstansi mata
kuliah &endidikan Kewarganegaraan makin disempurnakan dengan keluarnya %urat
Keputusan !irjen !ikti No. )1B!iktiB/00/ dan %urat Keputusan !irjen !ikti No.
*)B!iktiB/008 tentang Rambu-rambu &elaksanaan Mata Kuliah pengembangan
Kepribadian di &erguruan Tinggi.
2. Materi Pokok
%eperti diketahui, materi pokok kuliah Kewiraan ialah 2awasan Nusantara,
Ketahanan Nasional, &olitik dan %trategi Nasional (&olstranas, &olitik dan %trategi
&ertahanan dan Keamanan Nasional (&olstrahankamnas dan %istim &ertahanan dan
Keamanan Rakyat %emesta (%ishankamrata, yang lebih dititik beratkan pada &&,N.
%etelah menjadi &endidikan Kewarganegaraan, materi kajian beberapa kali mengalami
perubahan. ,erdasarkan %urat Keputusan !irjen !ikti No. *)B!iktiB/008 obyek
pembahasan &endidikan kewarganegaraan ialah 7
a. =ilsa#at &en$asila
b. Identitas Nasional
$. Negara dan Konstitusi
d. !emokrasi Indonesia
e. 5-M dan ule of !aw
#. 5ak dan Kewajiban 2arga Negara
g. 6eopolitik Indonesia
h. 6eostrategi Indonesia

3. Landasan Hkm
a. ..! '(*+
- &embukaan -linea Kedua dan Keempat yang memuat $ita-$ita dan aspirasi
bangsa Indonesia tentang kemerdekaan.
- &asal /C (' tentang Kesamaan Kedudukan dalam 5ukum
- &asal )0 (' tentang ,ela Negara
- &asal )' (' tentang 5ak Mendapat &engajaran
b. Ketetapan M&R No. IIBM&RB'((( tentang 6aris-garis ,esar 5aluan Negara
$...ndang-.ndang No. /0BTahun '(1/ tentang Ketentuan-ketentuan &okok
&ertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (>o. No. ' Tahun '(11
d. .ndang-.ndang No. / Tahun '(1( tentang %istim &endidikan Nasional.
e. Keputusan !IR>;N &endidikan Tinggi No. /8CB!IKTIBK;&B/000 tentang
&enyempurnaan Kurikulum Inti Mata Kuliah &engembangan Kepribadian (MK&K
&endidikan Kewarganegaraan pada &erguruan Tinggi di Indonesia.
#. Keputusan !irjen !ikti No. )1B!iktiB/00/ tentang Rambu-rambu &elaksanaan
Mata Kuliah &engembangan Kepribadian di &erguruan Tinggi
g. Keputusan !irjen !ikti No. *)B!iktiB/008 tentang Rambu-rambu &elaksanaan
Mata Kuliah &engembangan Kepribadian di &erguruan Tinggi
!. "jan
Tujuan &endidikan Kewarganegaraan men$akup dua hal, yaitu7
a. Tujuan Umum
.ntuk memberi bekal pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa
mengenai hubungan antara warganegara dengan negara dan &&,N, agar menjadi
5
warganegara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
b. Tujuan Khusus
'. -gar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban se$ara
santun, jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai warganegara RI terdidik dan
bertanggungjawab.
/. -gar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta dapat mengatasinya dengan
pemikiran kritis dan bertanggungjawab berlandaskan &an$asila, konsepsi 2awasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional.
). -gar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
kejuangan, $inta tanah air serta rela berkorban bagi nusa, bangsa dan negara.
#. Kom$etensi yang %i&ara$kan
,agi bangsa Indonesia, &endidikan Kewarganegaraan sudah demikian mendesak
untuk dilakukan, mengingat dalam masa transisi menuju demokrasi saat ini di
masyarakat banyak ditemukan berbagai patologi sosial yang seringkali kontra produkti#
dengan upaya penegakan demokrasi itu sendiri. ,eberapa patologi sosial itu antara lain7
a. 5an$urnya nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat.
b. Memudarnya kehidupan kewargaan dan nilai-nilai komunitas.
$. Kemerosotan nilai-nilai toleransi dalam masyarakat.
d. Memudarnya nilai-nilai kejujuran, kesopanan dan rasa tolong-menolong
e. Melemahnya nilai-nilai dalam keluarga.
#. &raktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dalam penyelenggaraan pemerintahan.
g. Kerusakan sistim dan kehidupan ekonomi.
h. &elanggaran terhadap nilai-nilai kebangsaan
-dapun kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah &endidikan
Kewarganegaraan antara lain 7
a. -gar mahasiswa mampu menjadi warganegara yang memiliki pilihan pandangan
dan komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi dan 5-M.
b. -gar mahasiswa mampu berpartisipasi dalam upaya men$egah dan menghentikan
berbagai tindak kekerasan dengan $ara $erdas dan damai.
$. -gar mahasiswa memiliki kepedulian dan mampu berpartisipasi dalam upaya
menyelesaikan kon#lik di masyarakat dengan dilandasi nilai-nilai moral, agama dan
nilai uni"ersal.
d. -gar mahasiswa mampu berpikir kritis dan obyekti# terhadap persoalan
kenegaraan, 5-M dan demokrasi.
e. -gar mahasiswa mampu memberikan kontribusi dan solusi terhadap berbagai
persoalan kebijakan publik.
#. -gar mahasiswa mampu meletakkan nilai-nilai dasar se$ara bijak (berkeadaban
(%obirin Malian, /00).

6
Catatan:

1) &erang !ingin berawal dari kemenangan posisi tawar .ni %o"yet dalam "alta
#greement bulan =ebruari '(*+, disusul blokade atas ,erlin (>a$k &lano, '(8(7+*
dan pengkomunisan sejumlah negara -sia, sehingga hubungan kedua blok menjadi
tegang. Kekuatiran terhadap berlakunya 3teori domino4 menyebabkan -%
mengetrapkan politik membendung komunis, yang terbagi dalam empat bagian, yaitu
7 '. &embangunan ekonomi lewat paket bantuan $arshall Plan dan lain-lainA /.
Regulasi keamanan untuk membendung aksi sub"ersi, spionase dan in#iltrasi
komunis melalui promosi free worldA ). -ksi militer dalam bentuk pakta militer,
seperti N-T: ('(*(, %;-T: ('(+*, -nDus &a$t, 9;NT: ('(+( dan juga inter"ensi
militer -% di Kuba, !ominika, Korea, Eietnam, Kamboja dan lain-lainA dan *. &erang
ideologi. !i lain pihak .ni %o"yet juga mengimbanginya dengan $ara yang sama,
antara lain dengan membentuk &akta 2arsawa, &akta ,agdad dan lain-lain.
-kibatnya suhu politik dunia terus menerus memanas (,rDensinski, '(8*7*-+.
7

Anda mungkin juga menyukai