Anda di halaman 1dari 18

I.

Judul : Pengaruh faktor luar terhadap


pertumbuhan
II. Tujuan : Mengetahui pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan
III. Hari/tanggal praktikum : Senin, 26 Agustus 2013
IV. Landasan Teori

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan
jumlah sel yang mengakibatkan bertambah besarnya organisme.
Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan
mitosis, dan bersifat irreversiabel artinya organisme yang
tumbuh tidak akan kembali ke bentuk semula. Pertambahan
jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis (Istamar,
2003). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil
interaksi antara faktor-faktor yang terdapat dalam tubuh
organisme, seperti sifat genetika yang ada dalam gen dan hormon
yang merangsang pertumbuhan.
Perkembangan adalah suatu proses kemajuan yang terjadi
secara berangsur-angsur dari kompleksitas rendah ke
kompleksitas tinggi dan terjadi diferensiasi. Perkembangan dapat
dinyatakan melalui berbagai cara, mulai dari bagian tertentu
suatu tanaman sampai jumlah total perkembangan tanaman.
Pada tanaman, aktifitas perkembangan yang vital ini banyak
tumpang tindih (Champbell, 2002). Pertumbuhan apikal pada
ujung akar dan ujung batang mendahului morfogenesis dan
diferensiasi. Tetapi pembesaran batang terjadi oleh karena
pembesaran sel sel setelah morfogenesis dan diferensiasi
berlangsung.
B. Pertumbuhan dan Perkembagan Awal
Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji
mengandung potensi yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi
individu yang baru, misalnya embrio, cadangan makanan, dan
calondaun (calon akar).
Sebutir biji mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas
radikula (yang akan tumbuh menjadi akar) dan planula ( yang
akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan Makanan bagi
embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung
pati, protein, dan beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi
oleh bahan yang kuat, yang disebut testa. Testa berfungsi sebagai
pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan embrio dan
masuknya bakteri atau jamur kedalam biji. Testa memiliki
sebuah lubang kecil, disebut mikropil. Didekat mikropil terdapat
hilum yang menggabungkan kulit kotiledon.
Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat
biji terbentuk, air di dalamnya dikeluarkan sehingga biji
mengalami dehidrasi. Akibat ketiadaan air, biji tidak dapat
melangsungkan proses metabolisme sehingga menjadi tidak aktif
(dorman). Dormansi biji sangat bermanfaat pada kondisi tidak
nyaman (suasana ekstrem, sangat dingin atau kering) karena
struktur biji yang kuat akan melindungi embrio agar tetap
bertahan hidup.
Perkembangan Embrio
Embrio berkembang didalam biji. Setelah fertilisasi,
zigot mengalami rangakian pembelahan sel. Salah satu dari
dua sel yang berasal dari mitosis zigot akan berkembang
menjadi embrio asli, sedangkan sel yang lain menjadi bahan
awal dari jaringan suspensor.
Embrio didalam bakal biji (ovulum) berkembang
menjadi massa bulat yang mengandung ratusan sel. Massa sel
tersebut berkembang menjadi jaringan primer dan akhirnya
membentuk seluruh jaringan utama tumbuhan dewasa,
termasuk kotiledon. Kotiledon berfungsi untuk menyimpan
cadangan makanan dan perkecambahan (germinasi).
Pada kutub embrio ditemukan dua massa sel yang
belum terdiferensiasi, yaitu meristem apical ujung (terminal)
dan meristem apical aka. Sel-sel tersebut berada dalam
kondisi dorman ketika biji pada masa dorminasi. Setelah biji
berkecambah, kedua massa sel tersebut berkembang menjadi
daerah pertumbuhan batang dan akar.
Perkembangan embrio terhenti stelah mencapai tahapan
tertentu, yaitu saat bakal biji telah menjadi biji matang. Biji
tersebut tetap, yaitu sesuai untuk perkecambahan./ Di dalam
biji yang matang, endosperma makanan telah terdiferensiasi
menjadi lapisan terluar sel (aleuron) dan massa sel terdalam
bertepung. Sel-sel aleuron menyintesis enzim a-milase. Enzim
tersebut dapat mengubah cadangan zat pati didalam
endosperma menjadi gula yang dapat digunakan oleh embrio.
Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan
komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan
untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru.
Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang
terdapat didalam biji, misalnya radikula dan plumula.
Tahapan perkecambahan
Perkembangan bij berhubungan dengan aspek kimiawi.
Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain
imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan
makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan
hormone ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya,
serta asimilasi (fotosintetis).
Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi
melalui mikropil. Air yang masuk kedalam kotiledon
membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya
menyebabkan pecahnya testa.
Awal perkembangan disahului aktifnya enzim hidrolase
(protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada
kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim
protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi
asam amino. Asalm amino digunakan untuk membuat
molekul protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma.
Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian
menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi
selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi
sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa
maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio.
Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji
memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses
respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan
pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah
beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan
tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan
fotosintesis.

Tipe Perkecambahan

Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal
perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah
pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula
keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon
relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri
dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang,
akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah.
Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan
jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli
agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam.

Macam-Macam Pertumbuhan Pada Tumbuhan



1. Pertumbuhan primer

adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung
akar maupun ujung batang. Pertumbuhan primer dapat diukur
secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat auksanometer .
Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat
dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:

Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar. Sel-sel di
daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)
Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan.
Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan
memanjang.
Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan struktur
khusus.
C. Tahap Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan menjadi
pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan primer terjadi sebagai hasil pembelahan sel
jaringan meristem primer. Pertumbuhan primer diakibatkan
oleh aktivitas meristem apikal yang terdapat pada ujung akar
dan pucuk tunas, menghasilkan selsel bagi tumbuhan untuk
tumbuh memanjang (Champbell, 2002). Pada ujung akar, batang
dan daun terdapat sel-sel meristem yang dapat berdeferensisasi
menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus
(Istamar, 2003). Pertumbuhan primer terdiri dari tiga system
jaringan yaitu jaringan dermal, jaringan pembuluh, dan
jaringan dasar. Pertumbuhan primer akan mendorong akar
untuk menembus tanah. Pada ujung akar terdapat tiga zona ,
yaitu zona pembelahan sel, zona pemanjangan, dan zona
pematangan (Champbell, 2003).
Aktivitas kambium mengakibatkan pertumbuhan sekunder
yaitu besar batang dan akar tanaman. Pertumbuhan sekunder
yaitu adanya aktivitas penebalan secara progersif. Pertumbuhan
sekunder diakibatkan aktivitas meristem lateral, silinder
silinder yang bterbentuk dari sel sel yang membelah ke
samping di sepanjang tunas dan pertumbuhan sekunder kearah
dalam membentuk xylem dan ke arah luar membentuk floem
(Champbell, 2002). Bermacam ragam bentuk yang dihasilkan
dari proses pertumbuhan dan perkembangan, yang pertama
adalah pembelahan sel, pembesaran dan periklinan (Salisbury
dan Cleon, 2002).
D. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan adalah faktor dari dari dalam maupun faktor
dari luar. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan adalah faktor intern dan ekstern (Salisbury dan
Cleon, 2002).
Faktor dari dalam (intern) yaitu faktor yang terdapat pada
tanaman itu sendiri berupa hormone
- zat dan hormon tumbuh yang berperan penting dalam
proses perrtumbuhan.
Hormon adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh salah
satu bagian tubuh dan kemudian diangkut ke bagian
tubuh yang lain, dimana hormon tersebut akan memicu
respon respon di dalam sel dan jaringan sasaran. Hormon,
berpengaruh dalam proses pembelahan sel dan
pemanjangan sel untuk proses pertumbuhan (Yandaru,
2001) . Secara umum hormon mengontrol pertumbuhan
dan perkembangan tumbuh dengan cara ,mempengaruhi
pembelahan, pemanjangan, dan diferensiasi sel. Hormon
tumbuhan meliputi auksin, sitokinin, giberelin, asam
absisat, dan etilen (Champbell, 2002). Hormon auksin
berfungsi pada pemanjangan dan diferensiasi sel. Hormon
sitokinin berfungsi sebagai pertumbuhan, perkembangan
dan pembungaan. Hormon giberalin berfungsi pada
pertumbuhan, pemanjangan dan perkecambahan. Asam
absisat berfungsi untuk stomata. Sedang hormon etilen
berfungsi dalam pematangan buah.
Faktor dari luar (ekstern) yaitu faktor lingkungan hidup
tumbuhan tersebut.
- intensitas cahaya
dengan adanya cahaya dapat melakukan fotosintesis.
Perkembangan sangat dipengaruhi oleh lingkungan yaitu
cahaya (Salisbury dan Cleon, 2002).
- Air
Air berfungsi untuk perkecambahan biji dan menjaga
kelembaban media (Salisbury dan Cleon, 2002).
- nutrisi
penunjang pertumbuhan dan perkembangan
- suhu atau kelembaban
- oksigen.
V. Alat dan Bahan :
A. Alat
No Nama Alat Keterangan
1. Pipet


3. 5 gelas plastic
B. Bahan
No Nama Bahan Keterangan
1. Kapas
2. Biji Kacang Hijau

2. Air
3. Cuka

VI. Cara Kerja
1. Menyiapkan 5 gelas plastic yang sudah dibersihkan tutupnya
2. Menyiapkan biji kacang hijau yang sebelumnya telah direndam
dengan air selama 1 hari
3. Mengisi tiap gelas plastic dengan kapas dan biji kacang hijau
4. Memberi perlakuan yang berbeda pada tiap plastic
- Gelas pertama : kapas kering
- Gelas kedua : kapas basah, kemudian gelas ditutup
plastic
- Gelas ketiga : kapas basah (tidak ditutup plastik)
- Gelas keempat : kapas tergenang air, ditambah minyak
- Gelas kelima : kapas basah, ditambah cuka 4 tetes
dengan menggunakan pipet


Gelas pertama

Gelas kedua

Gelas ketiga

Gelas keempat

Gelas kelima


5. Meletakkan benih pada rumah kaca sehingga pencahayaannya
pas

6. Mengamati selama beberapa hari secara berkala
7. Mencatat hasil pengamatan

VII. Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Hari
Selasa, 27
Agustus
Rabu, 28
Agustus
Kamis, 29
Agustus
1. Kapas Kering
+ Biji Kacang
Hijau
Mengering Mengering Mati
2. Kapas basah +
Biji Kacang
Hijau (ditutup
plastic)
Berkecambah Tinggi 0,5
cm
Tinggi 1,5
cm
3. Kapas basah +
Biji kacang
hijau (tidak
ditutup
plastic)
Berkecambah Tinggi 1
cm
Tinggi 1,5
cm
4. Kapas
tergenang air
+ biji kacang
hijau +
minyak
Biji
mengembang
Kulit
mengelupas
Keluar
kecambah
5. Kapas basah +
biji kacang
hijau + Cuka
4 tetes
Tidak keluar
kecambah,
layu
Tidak
keluar
kecambah,
layu
Tidak keluar
kecambah,
mati
VIII. Analisa Data

Kapas Kering + Biji Kacang Hijau



Pada percobaan penanaman biji kacang hijau pada media kapas
kering, pada beberapa hari setelah penanaman. Didapati kacang
langsung mongering, tidak berkecambah. Kemudian beberapa hari
kemudian mati.
Hal tersebut terjadi karena, tidak adanya air. Padahal air adalah
unsur penting untuk memulai perkecambahan. Dimulai dari
imbibisi kemudian air merangsang biji untuk mengeluarkan
hormone dan enzim yang selanjutnya digunakan untuk
memproduksi sumber energy guna untuk perkecambahan.
Oleh karena itu, ketika pada penanaman tidak terdapat air,
maka otomatis biji tersebut akan mati.

Pengamatan pada hari kedua setelah
penanaman

biji tampak mengering








Pengamatan pada hari ketiga setelah penanaman

biji mati


Kapas basah + Biji Kacang Hijau (ditutup plastic)
Pada pengamatan biji kacang hijau di media yang ditutup plastic
hasilnya menunjukkan bahwa biji berhasil berkecambah, namun
tinggi kecambah tidak setinggi biji yang ditanam pada media yang
tidak ditutup plastic. Hal ini terjadi karena biji kekurangan
oksigen, sehingga pertumbuhan menjadi terhambat.



Keadaan biji tidak dapat difoto karena gelas tertutup embun.



Kapas basah + biji kacang hijau (tidak ditutup plastic)

Pada pengamatan menunjukkan bahwa pada penanaman biji
dengan media kapas basah. Pertumbuhan kecambah menunjukkan
hasil paling baik. Kecambah tumbuh paling cepat diantara yang
lain. Hal ini disebabkan karena keadaan media yang pas, dengan
adanya air dan kelembaban yang pas serta oksigen yang cukup.


Pengamatan pada hari kedua setelah penanaman

Pengamatan pada hari ketiga setelah penanaman


Kapas tergenang air + biji kacang hijau + minyak

Pengamatan menunjukkan bahwa perkecambahan berlangsung dengan sangat lambat. Hal
tersebut terjadi karena kekurangan oksigen.
Pengamatan pada hari kedua setelah penanaman

Pengamatan pada hari ketiga setelah penanaman

Pengamatan menunjukkan bhwa

Kapas basah + biji kacang hijau + Cuka 4 tetes

Pada media yang diberi cuka, didapati bahwa biji tidak
berkecambah bahkan mati. Hal ini terjadi
Karena pada pH yang rendah, enzim enzim ynag terdapat
didalam tubuh akan rusak, sehingga
ketika pH rendah, sel sel tumbuhan terutama sel sel akar akan
mati

Pengamatan pada hari kedua setelah penanaman

Pengamatan pada hari ketiga setelah penanaman



IX. Kesimpulan
- Semakin rendah pH Air yang disiramkan (pH<4), tanaman akan cepat mati, karena rusaknya
sel-sel akar. Terutama sel-sel akar tumbuhan muda.
pH air sangat erat pengaruhnya terhadap pH tanah. Apabila konsentrasi H
+
dalam larutan tanah lebih
banyak dari OH
-
(siraman air asam) maka suasana larutan tanah menjadi asam, sebalikya bila
konsentrasi OH
-
lebih banyak (siraman air basa) dari pada konsentrasi H
+
maka suasana tanah menjadi
basa. pH tanah
sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman.
tanaman yang ditanam pada tanah yang nuansanya asam, tanaman akan cenderung layu dan akhirnya
mati. Hal ini dapat didasarkan pada dasar teori yang ada bahwa bila pH lebih rendah dari 4.0 pada
umumnya terjadi kenaikan Al
3+
dalam larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak sistem
perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Dalam
hal ini, pH larutan asam cuka adalah 2. Karena pH asam cuka ini lebih rendah dari empat, maka efek
dari keasamannya itu akan langsung berpengaruh pada akar-akar tanaman kacang hijau yang masih
muda.
1. Air
Berfungsi untuk melunakan kulit biji, melarutkan cadangan makanan, sarana transportasi makanan
terlarut, dan hormone ke daerah meristematik (titik tumbuh) serta brsama dengan hormone
membangun pemanjangan dan pengembangan sel.
1. Cahaya
Cahaya merupakan faktor pengendali pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terutama berperan
dalam proses berlangsungnya fotosintesis.

Anda mungkin juga menyukai