Anda di halaman 1dari 153

PENGAWASAN

K3-LISTRIK

Nama : ADI PRAYITNO
Tempt, tgl lhr : Surabaya, 15 12 - 1955
Status : Nikah (1 istri + 3 anak)
Pekerjaan : Disnakertransduk Prov. Jatim

Jabatan : Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis
Pes. Uap & BT , List. & Petir
Alamat kantor : Jl Dukuh Menanggal no. 124-126 Sby
031-8292648, (fax) 031-8294447
Rumah : Pucangan VII/6 Surabaya
Telp, 031-5023357;HP: 08165445922
adiprayitnok3@yahoo.co.id
Definisi K-3
Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran,
penyakit, dll
Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan :
- tenaga kerja dan manusia pada umumnya, baik jasmani
maupun rohani,
- hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dan
sejahtera;
Etimologis:
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja
dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan
sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dan digunakan secara
aman dan efisien
Definisi Kecelakaan Kerja
Suatu Kejadian Tidak Direncanakan, Yang
Datangnya Tiba-Tiba, Tidak Diketahui
Sebelumnya, Yang Dapat Merusak/Meng
ganggu Proses, (Termasuk Kebakaran,
Pele dakan) Yang Dapat Mengakibatkan
Adanya Korban, Baik Harta Benda Nyawa
Seserang, Termasauk Penyakit Akibat
Kerja
Dituntut profesional dan memiliki kompetensi :
memahami peraturan dan standar teknik K3 yang luas,
ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan
ahli menetapkan rekomendasi syarat K3 sesuai standar
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA







PASAL 5
1. PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI KESELAMATAN
KERJA DITUGASKAN MENJALANKAN
PENGAWASAN LANGSUNG TERHADAP
DITAATINYA UNDANG UNDANG INI DAN
MEMBANTU PELAKSANAANYA
2. PEGAWAI PENGAWAS & AK3 DALAM
MELAKSANAKAN UU INI DIATUR DENGAN
PERATURAN PERUNDANGAN
DASAR HUKUM K3
Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945
Pasal 35, 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan
UU No.1 Tahun 1970
N
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal
bertegangan
Sentuhan tidak langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal tidak
bertegangan, menjadi bertegangan
karena terjadi kegagalan isolasi
Arus Kejut LIstrik
N
N
PENGARUH MEDAN LISTRIK DAN MEDAN MAGNET
TERHADAP MANUSIA :
MEDAN LISTRIK DAN MEDAN MAGNET DI
TEMPAT KERJA :
SUTR, SUTM, SUTT, SUTET
MESIN PENDINGIN, MESIN KETIK
ELEKTRONIK,
MESIN PHOTO COPY
MESIN LAS, ALAT KERJA KOMPUTER DAN
PRINTER
MESIN KOMPRESOR, DAN LAIN-LAIN



TAHANAN TUBUH DAN ANGGOTA TUBUH
NO KONDISI BADAN TAHANAN ARUS YANG
MENGALIR
1 TELINGA KE TELINGA 100 0hm 1200 mA
2 KULIT BASAH 150 0hm 800 Ma
3 TANGAN KE KAKI 600 0hm 120 Ma
4 KULIT
LEMBAB/KERING
100 0hm
/500.000 0hm
1,20 Ma

PENGARUH ARUS LISTRIK PADA TUBUH MANUSIA

BESARNYA ARUS

PENGARUH PADA TUBUH MANUSIA

BELUM DIRASAKAN PENGARUHNYA 0 0,9 mA

BARU TERASA ADANYA ARUS LISTRIK 0,9 1,2 mA
MULAI TERASA SEAKAN-AKAN ADA YANG
MERAYAP DIDALAM TANGAN

1,2 1,6 mA

TANGAN SAMPAI KESIKU MERASA KESEMUTAN


1,6 6,0 mA

TANGAN MULAI KAKU, RASA KESEMUTAN
MAKIN BERTAMBAH

6,0 8,0 mA

RASA SAKIT TIDAKTERTAHANKAN
PENGHANTAR MASIH DAPAT DILEPASKAN
DENGAN GAYA YANG BESAR SEKALI


13 15,0 mA

OTOT TIDAK SANGGUP LAGI MELEPASKAN
PENGHANTAR

15 20,0 mA

DAPAT MENGAKIBATKAN KERUSAKAN PADA
TUBUH MANUSIA

20 50,0 mA

BATAS ARUS YANG DAPAT MENYEBABKAN
KEMATIAN

50 100,0 mA

Doc:Anton/03/04/ags
DENYUT JANTUNG YANG TERSENGAT
LISTRIK
KEADAAN NORMAL TERKENA SENGATAN
LISTRIK

DENYUT NORMAL :
80 KALI PER MENIT ---> DIPERINTAHKAN 100KALI PER DETIK
PHASA/+

NOL

Tegangan dan arus listrik yang
berbahaya dan dapat
menimbulkan kecelakaan bila
terjadi prinsip rangkaian
tertutup dan manusia menjadi
penghantar/konduktor

Tegangan dan arus listrik tidak
akan mengalir apabila prinsip
rangkaian terbuka atau
manusia memakai APD
(sepatu) sebagai bahan
isolator terhadap bumi (massa)
Data kec. listrik (PLN) 95-99.
Jumlah kasus 1.458 kasus kecelakaan
N Korban tewas 818 orang
N karyawan 183 orang &
N masyarakat 635 orang
Luka serius 476 orang
$ Kasus kebakaran 741 kasus
$ Gangguan teknis 2720 kasus
$ Kerugian Rp. 25.5 milyar
Pembebanan lebih
Sambungan tidak sempurna
Perlengkapan tidak standar
Pembatas arus tidak sesuai
Kebocoran isolasi
Listrik statik
Sambaran petir
Isolasi kawat inti yang luka/bocor akibat tekanan kemanis
next previous
Ketenagalistrikan
T
M
/

T
R

G
Tempat kerja Bukan tempat kerja
T
T
/

T
E
T

M
Kebijakan nasional
dalam hal upaya
menjamin
tempat kerja
yang Aman dan
lingkungan yang Sehat
Kebijakan nasional
dalam hal penyediaan
tenaga listrik
(pengusahaan)
yang Andal, Aman dan
Akrap lingkungan












UU NAKER
o Perlin Normatif
o K3
o TKA / TKI
TANGGUNG JAWAB KEGIATAN PENGAWASAN ATAU
PEKERJAAN DAN PELAKSANAAN USAHA KETENAGALISTRIKAN
Terhadap ditaainya
PERUNDANG UNDANGAN YG BERLAKU
U
S
A
H
A

K
E
T
E
N
A
G
A
L
I
S
T
R
I
K
A
N
DEP. BID LISTRIK
o Dep ESDM
DAN
DEP LAIN YANG
TERKAIT
o Depnakertrans
o Depdagri/Otoda
o Kem Ling. Hidup
o Inst Lain sesuai
bidangnya
Instansi
UU KELISTRIKAN
o Tupoksi LPE
UU Ling Hidup
UU Lain
Dasar hukum :
U
n
d
a
n
g

u
n
d
a
n
g

N
o

1

t
a
h
u
n

1
9
7
0

K
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

K
e
r
j
a

Pasal 2 ayat (2) huruf q
(Ruang lingkup)

Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditransmisikan,
dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan
Dasar hukum :
U
n
d
a
n
g

u
n
d
a
n
g

N
o

1

t
a
h
u
n

1
9
7
0

K
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

K
e
r
j
a

Pasal 3 ayat (1) huruf q
(Objective)


Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik
sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
N bahaya sentuhan langsung
N bahaya sentuhan tidak langsung
N bahaya kebakaran
1. Zaman Sebelum Merdeka
- VR 1910 STBL No. 406
- Pert Khusus B tentang pemberlakuan AVE 1938

(AVE diterjemahkan menjadi PUIL 1964)

History K3 Listrik
Diselenggarakan Oleh Jawatan Inspeksi
Keselamatan Kerja waktu itu
2. Zaman Merdeka
- UU No. 14 Th 1969

- UU No. 1 Th 1970 (UU KK)
- Kepmenaker No. 75/2002 (PUIL 2000)
- Permenaker No. 02/1989 (K3 Petir)
- Permenaker No. 03/1999 ( K3 Lift)
- SK Dirjen Binawas No. 407/1999 (Teknisi Lift)
- SK Dirjen Binawas No. 311/2002 (Teknisi Listrik)


History K3 Listrik
digantikan dgn UU No. 13 Th 2003
tentang Ke-TK-an)
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA





Peraturan
KHUSUS B
Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88


Keputusan
Menteri Tenaga Kerja RI

No Kep 75/Men/2002




Pemberlakuan
PUIL 2000


Dasar hukum :
U
n
d
a
n
g

u
n
d
a
n
g

N
o

1

t
a
h
u
n

1
9
7
0

K
e
s
e
l
a
m
a
t
a
n

K
e
r
j
a

wajib
RUANG
LINGKUP
Tegangan sentuh yang
berbahaya:
> 50 V a.b. di ruang normal,
> 25 V a.b. di ruangan
lembab
Daya > 100 Watt

Tidak mengatur persyaratan inst. listrik di :
- Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,
kapal laut
- Tambang bawah tanah
Bagian 1 : Pendahuluan (Ruang lingkup & acuan)
Bagian 2 : Persyaratan Dasar
Bagian 3 : Proteksi K3/ Sentuh langsung, sentuh
tidak langsung, & kebakaran
Bagian 4 : Perancangan instalasi listrik
Bagian 5 : Perlengkapan listrik
Bagian 6 : PHB & Komponennya
Bagian 7 : Penghantar dan pemasangannya
Bagian 8 : Ruangan khusus
Bagian 9 : Pengusahaan instalasi listrik
Proteksi dari kejut listrik
Proteksi dari efek thermal
Proteksi dari arus lebih
Proteksi dari tegangan lebih akibat petir
Proteksi dari tegangan kurang
Pemisahan dan penyakelaran
SISTEM PROTEKSI UNTUK
KESELAMATAN
(BAB III)
















KOMPETENSI SDM
BIDANG LISTRIK
1.KETEKNIKAN
2.KESELAMATAN
KERJA




Bagian 9.5.3.2 : Orang yang mengawasi
pemasangan instalasi listrik
Bagian 9.5.3.1 : Orang yang diberi tanggung
jawab, perancangan, pema
sangan, pemeriksaan, dan pe
ngujian inst. Listrik, harus me
mahami K3 dan memiliki ijin
kerja.
Bagian 9.10.4. : Pengusahaan listrik > 200 kVA
harus memiliki organisasi yang
bertanggjawab secara khusus

Bagian 9
Pengusahaan Instalasi Listrik
















TEKNISI LISTRIK : PELAKSANA PELAYANAN,
PEMELIHARAAN

PENYELIA K3 LISTRIK: PENGAWAS PEKERJAAN
PEMASANGAN,
PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN

AHLI K3 LISTRIK : MENILAI RANCANGAN;
RIKSA UJI

KOMPETENSI SDM
BIDANG LISTRIK
Jenis Sertifikasi Kompetensi Personel
1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002)
- Ahli K3 Listrik / Petir
- Teknisi K3 Listrik / Petir
2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99)
PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift

Pengurus Wajib Membentuk Organisasi K3
dan Menyiapkan Personilnya
Proteksi bahaya
N Sentuhan langsung
Metoda :
2. Penghalang atau Selungkup
1. Isolasi bagian aktif
3. Rintangan
4. J arak aman atau diluar jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja.
S
2,50 m
0,75 m
S
Batas jangkauan tangan
PROTEKSI BAHAYA
JARAK AMAN
Jarak aman atau diluar jangkauan
Tegangan kV Jarak cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
ISOLASI LANTAI KERJA
SISTEM PENGAMANAN
SENTUHAN LANGSUNG berhubungan
dengan:
Tidak Tahu
Tidak Ada Peringatan
Tidak Mengerti
Ada Kerusakan
Instalasi Salah
Prosedur Tidak Diikuti
Tidak Berwenang
Kondisi Mental Yang Tidak Mendukung
Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung
1. Sistem TT atau
Pembumian Pengaman (PP)
2. Sistem IT atau
Hantaran pengaman (HP)
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung
Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung
1. Sistem TT atau
Pembumian Pengaman (PP)
Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung
L1
L2
L3
N
PE
Bila terjadi kegagalan
isolasi, teganan suplai akan
terputus karena alat
proteksi bekerja otomatik
1. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)
Membumikan titik netral di
sumbernya dan membumikan
pada BKT instalasi dan BKT
perlengkapan listrik.
SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN / TT
L1
L2
L3
N
SATU FASE
TIGA FASE
Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung
2. Sistem IT atau
Hantaran pengaman (HP)

Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung
2. Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP)
Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus
akan tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman
sehingga arus meningkat dan pengaman akan terputus
secara otomatik
Fasa tunggal 3 kawat
Penghantar Aktif
Penghantar Nol/Netral
Hantaran pengaman
SISTEM HANTARAN PENGAMAN/IT
L1/R
L2/S
L3/T
N
PE
Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Nol &
Ground
dihubungkan
Fasa tunggal 3 kawat
SISTEM PEMBUMIAN NETRAL PENGAMAN/TN
L1
L2
L3
N/PE
SENTUHAN TIDAK LANGSUNG
berhubungan dengan:
Tidak Tahu
Tidak Sengaja
Tidak Mengerti/tidak ahli
Tidak berwenang
Keadaan gelap
Posisi kerja tidak aman
Kondisi mental tidak mendukung
Perilaku tidak sesuai dengan pekerjaan
Penampang fisik
0,8 meter
1 meter 1 meter 1 meter
Kubikel
TM
(PHB TB)
Kabel
Tray
TM
Trafo
PHB TR
(RAK TR)
SKTM
Pembumian Plate CU 2 x 20 mm2 atau
CU 1 x 50 mm2
CU 3 x 2 x 1 x 240 mm2
+ 1 x 240 mm2
CU 3 x 1 x 25 mm2
3 x 1 x 35 mm2












Bangunan dalam PHB harus terbuat dari bahan tidak dapat terbakar
0,75 m
0,75 m
1,5 m
0,75 m
PHB PHB
1,5 m 1,5 m
INSTALASI GI SISI 20kV, JENIS KUBIKEL
INSTALASI GARDU BETON
- 51 -
BEBAN JURUSAN PADA RAK TEGANGAN RENDAH (TR)
Contoh :
Penggunaan elektroda batang pada gardu distribusi :
Memakai elektroda dengan kedalaman 3-6 meter.
Jarak tanam minimal 2 meter atau sejarak 1 x
panjang elektroda.
Pada terminal keluar harus diberi bak kontrol untuk
melakukan pengukuran tahanan tanah.
Bangunan Gardu
Elektroda Pembumian
Bak kontrol
20 cm x 20 cm
D = 3 6 meter
M
PENGAMAN HUBUNG PENDEK
KELENGKAPAN PENGAMAN
SIRKIT MOTOR
PUIL 2000 Ayat 5.5.1.3
SARANA PEMUTUS
PENGAMAN BEBAN LEBIH
KENDALI
PENGAMAN HUBUNG PENDEK
PENGAMAN HUBUNG PENDEK
PENGAMAN HUBUNG PENDEK
PENGAMAN HUBUNG PENDEK
PENGAMAN HUBUNG PENDEK
1 2 3
4
MOTOR SANGKAR
In.1 = 42 A
MOTOR SEREMPAK
In.2 = 54 A
MOTOR ROTOR LILIT
In.3 = 68 A
MOTOR ROTOR LILIT
In.4 = 68 A
SETELAN MAK 2,5 In 1
= 105A
1,5 In 3
= 102A
2 In2
= 108A
1,5 In
= 102A
KHA. MIN.
1.25 In
KHA. MIN.
1.25 (68) + 42 + 54 =
181 A
SETELAN MAK
108 + 42 + 68 = 218A
SETELAN MAK
218 + 68 = 286 A
PENGAMAN HUBUNG SINGKAT
PUIL 2000 Ayat 556
KEMAMPUAN HANTAR ARUS
KHA kabel listrik ditentukan oleh jenis bahan
konduktornya dan ukuran penampangnya
(Periksa tabel PUIL)
SYARAT K3
KHA : MIN 1,25 X I
nominal
PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G

P1- P1.1


p1-P1.2


P1-P1.3


P1.P1.4


P1.P1.5

P1-P1.6

RESISTAN ISOLASI
1000 Ohm /Volt (diruang normal)
100 Ohm / Volt (diruang lembab)
KARAKTERISTIK PENGAMAN
HUBUNG PENDEK, TERBUKA
BILA MERASAKAN 600% In
DALAM WAKTU 20 - 50 DETIK
KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR
POMPA KEBAKARAN

BILA SUPLAI LISTRIK
TERPUTUS HARUS ADA
INDIKASI ALARM
TIDAK PERLU
PENGAMAN BEBAN LEBIH
KENDALI
JENIS KABEL FRC
DARI SISI IN COMING
SEBELUM SAKELAR UTAMA
Klasifikasi :
Kelompok 1 : Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila
terputus tidak berpengruh langsung
terhadap pasien

Kelompok 1 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik, yang
berfungsi langsung dengan penderita, bila
terputus dari dalam tempo kurang 10
detik harus segera mendapat catu daya
pengganti khusus (CDPK)

Kelompok 2 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik
berfungsi langsung dengan penderita, bila
terputus harus langsung mendapat catu
daya pengganti khusus (CDPK)
REF. K3 LISTRIK DI RUMAH SAKIT
PUIL-2000
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Sumber Normal
Sumber
Emergency
Baterai atau
Motor Generator
RUANG
KELOMPOK 1
RUANG
KELOMPOK 1E
RUANG
KELOMPOK 2E
G
< 10 dt < 0,5 dt
Sistem distribusi listrik di rumah sakit
1 HYDRANT
2 SPRINGKLER
3 LIFT
4 PRESSURIZED FAN
5 EMERGENCY
6 MDB
G
MDB
1
2
3
4
5
6. Spare
Suplai daya listrik untuk
sarana keselamatan
tidak beleh terganggu
pada kondisi apapun
GENERATOR
Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.)
a. nama pabrik pembuat
b. tegangan pengenal
c. arus beban pengenal
d. daya pengenal
e. freq, Jumlah fase,
f. rpm
g. suhu lingkungan > kenaikan suhu
h. klas isolasi
I. teg. kerja dan arus beban penuh
j. lilitan
k. daur kerja
Tanda Pengenal (Plat nama)
GENERATOR (PEMBANGKIT LISTRIK)
Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.)
a. Pada saat beban dimasukan, teg turun mak 25% dan pulih 0,5 detik
b. Kapasitas bahan bakar untuk 8 jam
c. Pipa saluran bahan bakar harus terlindung dari panas dan mekanis
d. Pipa saluran gas buang harus disalut shg suhu mak 70
o
C
e. Pelepasan gas buang pada sebelah sisih udara masuk
f. Sistem pendinginan harus terjamin
g. Pondasi harus dirancang dengan perdam getaran mesin
h. Harus dipasang tanda peringatan

PENGGERAK
MULA
G BEBAN
GENERATOR
Ref. PUIL 2000 (5.6)
1. Harus diproteksi thd arus lebih
2. Mak 150 % > I beban penuh
3. Penghantar 115% > I beban penuh
G
Instalasi listrik Ketel Uap
Alat penerangan dan alat listrik lainya tidak
diijinkan menggunakan tegangan lebih dari 50
Volt
Jika digunakan kabel fleksibel harus
berselubung karet atau berperisai logam
fleksibel.

Bila diperlukan tegangan lebih dari 50 V, maka
bagian logam dari ketel uap harus dibumikan
Jenis kabel yang digunakan harus berselubung
karet dan berperisai logam
PUIL 2000
Psl. 8.12
Gbr
Rencana
Prosedur Sertifikasi Alat /
Instalasi
Pasang
(Instal)
Dipakai/
Digunakan Aman
Terkendali
Riksa Uji
Berkala
Riksa/Uj
i
Commiss
ioning

Commi
ssionin
g
Pengesahan
Gbr Rencana
Pengesahan
Pemakaian
1. Sertifikat Pengesahan Alat / Instalasi
- Pembuatan
- Pemasangan
- Pemakaian

2. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil
3. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang,
Riksa-uji, Pembinaan)

Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik
A. Sertifikasi Alat / Instalasi
1. Listrik
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
2. Penyalur Petir
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
3. Pesawat Lift
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi

Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik
B. Jenis Sertifikasi Kompetensi Personel
1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002)
- Ahli K3 Listrik / Petir
- Teknisi K3 Listrik / Petir
2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99)
PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift

Pengurus Wajib Membentuk Organisasi K3
PK dan Menyiapkan Personilnya
1. Administratif
- Permohonan Bermaterai
- Gbr Rencana
- Sertifikat Teknis
- Badan Pelaksana
- Dll
2. Teknis
- Riksa Uji Administratif
- Riksa Uji Visual
3. Sertifikat / Ijin / Pengesahan

Persyaratan Teknis
Sertifikasi Alat / Instalasi
Proses pengesahan gambar ins. listrik
Dokumen perencanaan listrik
1. Peta lokasi
2 Gambar instalasi
- Lay out perlengkapan dan
peralatan listrik
- Rangkaian peralatan dan
pengendalinya
3. Diagram garis tunggal
4. Gambar rinci
5. Perhitungan beban
6. Tabel bahan
7. Ukuran teknis
- Sepesifikasi & cara pasang
- Cara menguji
- Jadwal waktu



Berkas
perencanaan.
Analisis:
Berdasarkan SNI 04-225-2000
oleh pegawai pengawas
Memenuhi syarat
Ya
PENGESAHAN GAMBAR
Setuju dipasang.
Tidak
Commissioning.
Rekomendasi.
Rekomendasi.
K3 PETIR
Sasaran

OBYEK YANG TERTINGGI
Arus : 5.000 ~ 200.000 A
Panas: 30.000
o
C
AWAN KE AWAN
AWAN KE BUMI
KERUSAKAN
THERMIS,
ELEKTRIS
MEKANIS,
KORBAN / PENYEBAB
KONSUMEN PEKERJA LISTRIK
M A N U S I A
Prosedur kerja salah
Tidak mengikuti prosedur
Alat kerja salah
Instalasi/alat rusak
Tidak Ahli
Ruangan sempit
Lingkungan tidak baik
Mental tidak siap
Tidak disiplin
Lain-lain
Banyak penyebab
Tidak mengerti bahaya
Tidak tahu
Tidak ada peringatan
Instalasi rusak
Salah alat
Dll.
KORBAN / PENYEBAB
KERUSAKAN ALAT
KERUSAKAN INSTALASI
Perencanaan salah
Pemasangan salah
Pemeliharaan kurang
Pemakaian tidak sesuai
Diubah oleh yang bukan
Ahli
Lingkungan Tidak
Sesuai/Asam, lembab
dll
Tidak sesuai dengan
instalasi
Tegangan tidak sesuai
Temperatur tidak sesuai
Spesifikasi tidak sesuai
Alat tidak sesuai
standar/mutu rendah
Beban tidak sesuai
Pemeliharaan kurang
Dll.
BAHAYA SAMBARAN PETIR
SAMBARAN
LANGSUNG
.
SAMBARAN TIDAK
LANGSUNG
Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung

2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)
Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
bahaya sambaran tidak langsunglangsung
Instalasi penyalur petir yang tidak
memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
KONSEP PROTEKSI BAHAYA SAMBARAN
PETIR
PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG
Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik

PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG
Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)

INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
PENERIMA
(AIR TERMINAL)
HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING
Sudut perlindungan
112
o

Resistan pembumian
mak 5 ohm
Instalasi penyalur petir
yang tidak
memenuhi syarat dapat
mengundang bahaya
Grounding tidak sempurna

Berbahaya
Pengawasan K3
Instalasi Penyalur Petir
+++++++
+++++++++
+++++++
- - - - - - -
- - - - - -
- - - - -
PERMENAKER
No. PER 02/MEN/1989
Tentang
Instalasi Penyalur Petir

Ruang lingkup :
Sistem eksternal

Jenis :
konvensi onal &
elektrostatik

PENERIMA (AIR TEMINAL/ROD)
1. DIPASANG DIBAGIAN YANG DIPERKIRAKAN
DAPAT DISAMBAR PETIR
2. BILA DIPASANG DIATAP MENDATAR, HARUS
MENJAMIN SELURUH LUAS ATAP DALAM
PERLINDUNGAN
3. BAGIAN YANG MENONJOL > 1 M, BUKAN
LOGAM, HARUS DIPASANG PENERIMA SENDIRI
4. SUDUT PERLINDUNGAN DALAM SUATU
KERUCUT 112
Tampak Atas
PENGHANTAR PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)
1. DIPASANG SEPANJANG BUBUNGAN (WUWUNG),
SUDUT-SUDUT BANGUNAN KETANAH
2. DILARANG DIPASANG DIBAWAH ATAP
3. BILA TERDAPAT POHON DISAMPING BANGUNAN
HARUS DIPASANG HANTARAN PENURUNAN

ELEKTRODA BUMI (EARTH ELECTRODE)
1. ELEKTRODA BUMI HARUS DIBUAT DAN DIPASANG
SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA TAHANAN SEBARANNYA
SEKECIL MUNGKIN < 5
2. ELEKTRODA BUMI HARUS DIPASANG SAMPAI MENCAPAI
AIR DALAM BUMI
3. ELEKTRODA MENDATAR ATAU PENGHANTAR LINGKAR
HARUS DITANAM SE-KURANGNYA 50 CM DIDALAM
TANAH
4. ELEKTRODA BUMI DAN ELEKTRODA KELOMPOK HARUS
DAPAT DIUKUR TAHANAN SEBARANNYA SECARA
TERSENDIRI MAUPUN KELOMPOK DAN PENGUKURAN
DILAKUKAN PADA MUSIM KEMARAU
5. ELEKTRODA BUMI YANG DIGUNAKAN UNTUK INSTALASI
LISTRIK TIDAK BOLEH DIGUNAKAN UNTUK PEMBUMIAN
INSTALASI PENYALUR PETIR

TEMPAT KERJA YANG PERLU DIPASANG
INSTALASI PENYALUR PETIR ANTARA LAIN:
Bangunan yang terpencil atau tinggi dan lebih tinggi
dari pada bangunan sekitarnya seperti; menara,
cerobong, silo, antena pemancar, monumen dll.
Bangunan dimana disimpan, diolah atau digunakan
bahan penyimpanan bahan peledak dll.
Bangunan untuk kepentingan umum seperti ; tempat
ibadah, rumah sakit, sekolah, gedung pertunjukkan,
hotel, pasar, stasiun, candi dll.
Bangunan untuk menyimpan barang yang sukar
diganti seperti; museum, perpustakaan, tempat
penyimpan arsip dll.
Daerah terbuka seperti; daerah perkebunan, Pada
Golf, Stadion Olah Raga, dll.

PETIR TERJADI PADA MENARA / CEROBONG
1. INSTALASI PENYALUR PETIR DARI
MENARA/CEROBONG TIDAK BOLEH DIANGGAP
MELINDUNGI BANGUNAN YANG BERADA
DISEKITARNYA
2. MENARA SELURUHNYA TERBUAT DARI LOGAM,
DENGAN FONDASI YANG TIDAK MENHANTAR, HARUS
DIBUMIKAN SEKURANGNYA PADA 2 TEMPAT,
DENGAN JARAK YANG SAMA
3. PENERIMA PETIR HARUS DIPASANG MENJULANG SE-
KURANGNYA 50 CM DIATAS MENARA/CEROBONG
4. HARUS DIPERHATIKAN KEMUNGKINAN
KOROSI/KARAT, KEKUATAN TARIK BANYAKNYA
PENGHANTAR PENURUNAN.
5. HANTARAN PENURUNAN SE-KURANGNYA 2 BUAH

6. JARAK ANTARA KAKI PENERIMA DAN TITIK
PENCABANGAN PENGHANTAR PENURUNAN PALING
BESAR 5 M
7. LUAS PENAMPANG HANTARAN PENURUNAN > 50 MM
8. DAPAT PULA DIPERGUNAKAN BAGIAN ATAP, DINDING,
TULANG BAJA, YANG MEMPUNYAI MASA LOGAM YANG
BAIK
9. JARAK MINIMUM ANTARA PENGHANTAR PENURUNAN
a. BANGUNAN TINGGI < 25 M MAX. 20 M
b. BANGUNAN TINGGI 25 50 M JARAKNYA (30 0,4X
TINGGI BANGUNAN)
c. BANGUNAN TINGGI > 50 M MAX. 10 M
PENGUKURAN MENYUSURI KELILING BANGUNAN
10. BANGUNAN > 25 M, SEMUA BAGIAN YANG MENONJOL
KEATAS, DILENGKAPI DENGAN PENGHANTAR
PENURUNAN, KECUALI UNTUK MENARA
PEMERIKSAAN & PENGUJIAN
1. SEBELUM & SETELAH SELESAI DIPASANG
2. SETELAH ADA PERUBAHAN / PERBAIKAN
3. SECARA BERKALA
4. SETELAH ADA KERUSAKAN AKIBAT
SAMBARAN PETIR
YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. PENERIMA
2. PENYANGGA
3. HANTARAN PENURUNAN
4. KLEM PENGIKAT
5. SAMBUNGAN (BOX TERMINAL)
6. ELEKTRODA BUMI
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A : Peruntukan bangunan (-10 0 1 2 3 5 15)
B : Struktur konstruksi ( 0 1 2 3 )
C : Tinggi bangunan ( 0 2 3 4 5 - 10)
D : Lokasi bangunan ( 0 1 2)
E : Hari guruh ( 0 1 2 3 4 - 7)

R = A + B + C + D + E
< 11 ABAIKAN
= 11 KECIL
= 12 SEDANG
= 13 AGAK BESAR
= 14 BESAR
> 14 SANGAT BESAR
PERTIMBANGAN PEMASANGAN
INSTALASI PENYALUR PETIR
Harus dipasang instalasi
PROTEKSI PETIR
(Sistem internal protection)
Ruangan berpotensi
bahaya ledakan
gas/uap/debu/serat
SNI 225 - 1987
PUIL-1987
(820 - B.16 dan - C.4)

PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL
GROUNDING
ARRESTER

RSTN
RSTN
Semua bagian konduktif dibonding
Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua
kawat RSTN
tegangannya sama tidak ada beda potensial
A. MACAM STRUKTUR BANGUNAN
Penggunaan dan Isi Indeks A
Bangunan biasa yang tak perlu diamankan baik bangunan maupun isinya - 10
Bangunan dan isi jarang dipergunakan, seperti dangau ditengah sawah,
gudang, menara atau tiang metal.
0
Bangunan yang berisi peralatan sehari-hari atau tempat tinggal orang
seperti tempat tinggal rumah tangga, toko, pabrik kecil, tenda atau stasiun
kereta api.
1
Bangunan yang isinya cukup penting, seperti menara air, tenda yang berisi
cukup banyak orang tinggal, toko barang-barang berharga, kantor, pabrik,
gedung pemerintah, tiang atau menara non metal.
2
Bangunan yang berisi banyak sekali orang, seperti bioskop, mesjid, gereja,
sekolah, monumen bersejarah yang sangat penting.
3
Instalasi gas, minyak atau bensin, rumah sakit 5
Bangunan yang mudah meledak 15
B. KONSTRUKSI BANGUNAN
Konstruksi Bangunan Indeks B
Seluruh bangunan terbuat dari logam (mudah menyalurkan
listrik)
0
Bangunan dengan konstruksi beton bertulang, atau rangka
besi dengan atap logam.
1
Bangunan dengan konstruksi beton bertulang kerangka besi
dan atap bukan logam, Bangunan Kayu deangan atap bukan
logam
2
Bangunan kayu dengan atap bukan logam 3
C. TINGGI BANGUNAN
Tinggi Bangunan (Meter) Indeks C
Sampai dengan 6 0
12 2
17 3
25 4
35 5
50 6
70 7
100 8
140 9
200 10
D. SITUASI BANGUNAN
Situasi Bangunan Indeks D
Ditanah datar pada semua ketinggian 0
Dikaki bukit sampai tiga perempat tinggi bukit atau
dipegunungan sampai 1000 meter
1
Dipuncak gunung atau pegunungan lebih dari 1000
meter
2
E. PENGARUH KILAT
Hari Guruh Per Tahun Indeks E
2 0
4 1
8 2
16 3
32 4
64 5
128 6
256 7
F. PERKIRAAN BAHAYA (R)
R = A + B + C + D + E Perkiraan Bahaya Pengamanan
Di Bawah 11 Diabaikan Tidak Perlu
Sama Dengan
11 Kecil Tidak Perlu
12 Sedang Agak Dianjurkan
13 Agak Besar Dianjurkan
14 Besar Sangat Dianjurkan
Lebih Dari 14 Sangat Besar Sangat Perlu
LATIHAN SOAL:
1. Macam Struktur, Bangunan yang berisi banyak sekali orang,
seperti bioskop, mesjid, gereja, sekolah, monumen bersejarah
yang sangat penting.
2. Bangunan kayu dengan atap bukan logam
3. Tinggi Bangunan sampai 12 m
4. Dipuncak gunung atau pegunungan lebih dari 1000 m
5. Pengaruh Kilat / Hari Guruh Per Tahun 16 kali

Ditanya : Sampai berapa Perkiraan Bahaya yang terjadi
Jawab :
JAWAB


A + B + C + D + E = R
3 + 3 + 2 + 2 + 3 = 13


Perkiraan Bahaya Agak Besar, Untuk Pengamanan dianjurkan
K3 LIFT
UU 1/70 Bab II Psl 2 (2) - f
tempat kerja dimana :
f. Dilakukan pengangkutan barang,
binatang, atau manusia, baik
didarat, melalui terowongan,
dipermukaan air, dalam air maupun
di udara


Ketentuan K3 LIFT
UU 1/70 (Bab III Psl 3 (1) - n
Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk :
n. Mengamankan dan memperlancar
pengangkutan orang, binatang,
tanaman atang barang.


Syarat-syarat K3 Lift
Pesawat lift sebagai sarana transportasi
vertikal yang dirancang dengan perangkat
pengendali otomatik dari dalam kereta dan
pada setiap lantai pemberhentian.

Pengguna/penumpang lift hanya dengan
tekan tombol dapat mengendalikannya
menuju lantai yang dikehendaki;


LIFT
Apabila terjadi sesuatu hal yang
membahayakan, penumpang tidak
dapat berbuat apa apa,

Aspek kehandalan dan keselamatan
penumpang merupakan faktor
dasar dalam pertimbangan
perancangan pesawat lift.

LIFT
K3 LIFT

Untuk menjamin kehandalan dan
keamanan pesawat lift, telah ditetapkan
syarat-syarat K3,

Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999


Bank Indonesia
15 ORANG MENINGGAL
TERJEBAK DALAM LIFT
Dasar pertimbangan
Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat.
Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa
Pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi,

Pasal 25

Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift
dan perubahan teknis maupun administrasi harus
mendapat ijin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknya.


PENGENDALIAN K3 LIFT
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999
Jenis Penggunaannya
Jenis Lift
Sesuai penggunaan
Lift (khusus)
Barang
Lift
Penumpang
Lift (khusus)
Barang(750 -6000) Kg
Dumb
Waiter (50-500) kg
Lift
Penumpang
Lift (khusus)
Service
Layout drawing
Hoistway layout

Over view
Machine
Landing Doors
Car cage
C.W
Pit
Machine
Load PM Motor (Yaskawa)

630kg
SSE4-4

800kg

1000kg
Car Cage
PM MOTOR- for mono space
Traction Machine
Jenis dan Sistem Penggrak.
Geared Traction Type elevator
Jenis dan Sistem Penggrak.
Gearless Traction Type elevator (DC motor)
Jenis dan Sistem Penggrak.
Gearless Traction Type elevator
(AC motor, PMSM)
Komponen Utama dan Peralatan Pengaman pada
lift dan eskalator.
Dumb-waiter
Sistem kontrol dan perkembangannya.
Umur pemakaian dan kwalitas perawatan.
Penemuan penemuan baru dibidang
lift dan eskalator.
Penemuan penemuan baru dibidang
lift dan eskalator.
Penemuan penemuan baru dibidang
lift dan eskalator.
TWIN ELEVATOR
GAMBAR
RENCANA
PEMASANGAN
IJIN
PEMASANGAN
EVALUAS
I
RIKSA UJI
IJIN
PEMAKAIAN
OK
OK
RIKSA UJI
BERKALA
PEMAKAIAN
MEKANISME PENGAWASAN K3
Pasal 24
Ayat (1)
Pembuatan dan atau pemasangan
lift harus sesuai dengan gambar
rencana yang disahkan oleh Menteri
atau pejabat yang ditunjuk

Ayat 2
Dokumen perencanaan
-Gambar konstruksi lengkap
-Perhitungan konstruksi
-Spesifikasi dan sertifikasi material

Ayat 3
Proses pembuatannya harus
memenuhi SNI atau Standar
internasional yang diakui
PABRIKASI LIFT
DESAIN PEMBUATAN
Engineering design :
Konsep desain
Standar desain
Checking perhitungan konstruksi
Memenuhi
syarat
IJIN PEMBUATAN (PABRIKASI) LIFT
IJIN K3
Pasal 24 Ayat (4)
Gambar rencana pemasangan lift
terdiri :
-Denah ruang mesin dan
peralatannya
-Konstruksi mesin dan
penguatannya
-Diagram instalasi listrik
-Diagram pengendali
-Rem pengaman
-Bangunan ruang luncur dan
pintu-pintunya
-Rel pemandu dan penguatannya
-Konstruksi kereta
-Governor dan peralatannya
-Kapasitas angkut, kecepatan,
tinggi vertikal
-Perhitungan tali baja
LAIK
KONSTRUKSI LIFT
IJIN K3
Perencanaan pemasangan lift
Doc.Lengka
p
Analisis :
Evaluasi gambar dan sertifikat
Checking perhitungan kekuatan konstruksi
Memenuhi
syarat
IJIN PEMASANGAN LIFT
IJIN PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)
Pasal 30
Ayat (1)
Setiap lift sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji sesuai standar
uji yang ditentukan



Standar uji K3 lift :
SNI 1718 1989 E
Bentuk laporan :
-38 - L
-39 - L
LIFT LAIK
OPEPASI
IJIN K3
AS BUILT DRAWING LIFT
TEST & COMMISSIONING
-PEMERIKSAAN VISUAL/VERIFIKASI DATA
-PENGUJIAN PEMBEBANAN
-PENGUJIAN REM & SAFETY DEVISES
Memenuhi
syarat
1 tahun
















KOMPETENSI SDM
BIDANG LISTRIK
1.KETEKNIKAN
2.KESELAMATAN KERJA




Bagian 9.5.3.2 : Orang yang mengawasi pemasangan
instalasi listrik
Bagian 9.5.3.1 : Orang yang diberi tanggung jawab,
perancangan, pemasangan,
pemeriksaan, dan pengujian inst.
Listrik, harus memahami K3 dan
memiliki ijin kerja.
Bagian 9.10.4. : Pengusahaan listrik > 200 kVA harus
memiliki organisasi yang
bertanggjawab secara khusus

Bagian 9
Pengusahaan Instalasi Listrik
Inventarisasi
Jenis jabatan fungsional berbasis kompetensi K3 Listrik
1. Klas I. Teknisi ( pemasangan, pemeliharaan)
2. Klas II. Penyelia (pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan)
3. Klas III. Ahli K3 Listrik
Teknisi Listrik Penyelia K3
Listrik
Ahli K3 Listrik
Dapat melayani dan
memelihara inst.
listrik secara benar
dan aman, baik bagi
dirinya, peralatan
dan aman dalam
pengoperasiannya
Dapat melakukan
pengawasan pek.
pemasangan dan
pemeliharaan inst.
listrik secara benar
dan aman sesuai
ketentuan dan
prosedur K3.
Dapat mengevaluasi
potensi bahaya dan
tindakan koreksi
terhadap:
gambar
rancangan;
hasil
pemeriksaan
dan pengujian;
















KOMPETENSI SDM
BIDANG K3 LISTRIK
AHLI K3 LISTRIK : MENILAI RANCANGAN;
RIKSA UJI

PENYELIA K3 LISTRIK : PENGAWAS PEKERJAAN
PEMASANGAN,
PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN

TEKNISI LISTRIK : PELAKSANA PELAYANAN,
PEMELIHARAAN
Kep. Dirjen Binawas Kep 311/BW/2002
TEKNISI LISTRIK
(PELAKSANA PELAYANAN, PEMELIHARAAN)
KOMPETENSI

Tugas dan tanggung jawab :
Melayani, merawat dan mengawasi
kelaikan instalasi listrik;
Membantu pemeriksaan dan pengujian
instalasi listrik;
Dimaksudkan untuk mencegah atau
memperbaiki kesalahan, penyimpangan,
ketidaksesuaian, pelanggaran dan lainnya
yang tidak sesuai dengan yang telah
ditentukan
Pengawasan
Sistem Pengawasan
Sistem : desentralisasi
Sifat : langsung & tidak langsung
Mekanisme : - pertama
- berkala/periodik
- khusus
- ulang
Sistem Pengawasan K3
Inspeksi K3

Tujuan :
Mengidentifikasi potensi bahaya (Hazard)
dan atau bahaya yang ada;
Mengecek pelaksanaan syarat K3 yang
telah direkomendasikan;
Memonitor kelengengkapan sarana safety
Memperbaiki pelaksanaan safety


Inspeksi K3
Type inspeksi :
On going inspection :
Supervisor melakukan inspeksi terusmenerus
pada saat operasi

Pre operation inspection
Pemeriksaan awal sebelum operasi dilakukan
oleh inspector untuk memeriksa kelaikan
operasi, biasanya dilaksanakan pada saat
start up, commissioning

Periodical inspection (Pemeriksaan berkala)
dilakukan secara berkala


Inspeksi K3

Pelaksanaan inspeksi oleh operator
Dilakukan oleh setiap karyawan pada
area kerjanya masing-masing
Hal yang harus di inspeksi adalah
kondisi lingkungan, keadaan
peralatan mesin, metode kerja
Dilakukan seseringnya agar kondisi
bahaya tidak muncul,

Inspeksi K3

Laporan inspeksi
Dilakukan oleh setiap karyawan pada
area kerjanya masing-masing
Hal yang harus di inspeksi adalah
kondisi lingkungan, keadaan peralatan
mesin, metode kerja
Dilakukan seseringnya agar kondisi
bahaya tidak muncul,

RANGKUMAN
Listrik mengandung potensi bahaya yang dapat
mengancam keselamatan manusia (tenaga
kerja), asset maupun lingkungan, karena itu
instalsi listrik harus dikendalikan dengan
pendekatan:
TEKNIS : dirancang, dipasang, diperiksa/diuji secara
berkala dengan mengacu pada standar (PUIL) yang
berlaku
PERSONEL : melalui pembinaan kompetensi teknisi,
penyelia, ahli
MANAJEMEN : menerapkan SMK3

RANGKUMAN
Listrik, Lift mengandung potensi bahaya
Penggunaan instalasi/peralatan listrik, lift
harus memiliki ijin/pengesahan K3
Masa uji lift berlaku 1 tahun
Operasional listrik/lift harus diawasi oleh
teknisi yang kompeten
Pengurus bertanggung jawab atas
pelaksanaan syarat-syarat K3
Sekian
&
TERIMA KASIH
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
TANAH
SISTEM PENGAMANAN
ISOLASI LANTAI KERJA
ISOLASI LANTAI KERJA (R1)
Kayu
75 kg
Kain basah 27 x 27 Cm
V
V
2

V
1

Rd 3000
R1 = Rd ( V
1
/V
2
-1) Ohm
R1 min. 50 kilo Ohm
Pelat logam
25 x 25 x 0,2 Cm

Anda mungkin juga menyukai