Anda di halaman 1dari 13

PREVENTING ENVIRONMENTAL POLLUTION

OLEH:

Lana 0604003535
Luciana Mayasari 0604003594
Talitha Resi 0604004388

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA


DEPOK
200
BAB I
LANDASAN TEORI

1.1 Definisi Polusi

Yang dimaksud dengan polusi adalah masuknya zat-zat asing kedalam lingkungan
hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan hidup. Polusi bisa terjadi
pada udara, air dan tanah.

1.2 Kategori Risiko


Untuk mengurangi polusi yang dilakukan sebuah perusahaan, masyarakat sekitar
memberikan tekanan terhadap perusahaan-perusahaan yang mengakibatkan polusi.
Terdapat tujuh tipe dari resiko yang dihadapi lingkungan usaha, yaitu:
• Biaya perizinan yang terus meningkat.
Di Amerika, Eropa dan beberapa negara lain di dunia, perusahaan diharuskan
membeli perizinan tentang polusi. Sedangkan di negara komunis Eropa Selatan,
perizinan tentang polusi masih gratis. Untuk perusahaan yang banyak melakukan
proses yang mengakibatkan polusi, biaya perizinan bisa menjadi sangat besar, dan
seiring dengan berjalannya waktu, biaya itu akan semakin meningkat lagi karena
lingkungan enggan mentolerir polusi yang terjadi.
• Biaya pelanggaran hukum.
Perusahaan yang menyalahi aturan perizinan yang telah dibeli atau
mengakibatkan insiden polusi akan dituntut, dimana nilai ganti ruginya bervariasi
di setiap negara. Amerika dan Inggris mengenakan denda yang cukup besar,
sedangkan di Cina tuntutan sampai pada tingkat akhir.
• Kerentanan perusahaan yang mengakibatkan polusi terhadap perubahan
perundang-undangan.
Keputusan pemerintah mengenai pajak energi, tidak melindungi suatu produk
dengan UU lagi akan berdampak pada perusahaan yang banyak menggunakan
bahan bakar, memproduksi banyak limbah atau yang menghasilkan produk yang
berbahaya.
• Adanya kesulitan untuk memenuhi tuntutan keuangan dan asuransi.
Tuntutan dari kelompok-kelompok penekan mengakibatkan perusahaan menjual
sebagian sahamnya, hal ini membuat pemegang saham kurang mendukung BOD.
• Adanya kesulitan untuk menarik dan meneriman pekerja yang baik.
Biasanya pekerja yang baik dan loyal akan memilih untuk tidak bekerja pada
perusahaan yang mengkakibatkan polusi.
• Adanya serangan terhadap perusahaan yang dianggap anti sosial dan tidak peduli.
Banyak perusahaan yang memiliki image buruk karena adanya pemberitaan di
media akibat masalah yang dilakukan perusahaan. Kelompok penekan dan
jurnalis terkadang bersama-sama melakukan serangan terhadap perusahaan yaqng
dapat mengakibatkan konsumen lebih tertarik pada produk pesaing.
• Ketertinggalan perusahaan dibandingkan dengan pesaing yang tidak melakukan
polusi.
Perusahaan yang mengakibatkan polusi akan kehilangan peluang untuk
memproduksi produk yang ramah lingkungan.

Dengan melihat resiko-resiko yang ada, perusahaan memilih untuk mengurangi


polusi dibandingkan harus melakukan investasi untuk mengontrol polusi. Perusahaan
yang mengadaptasi cara ini harus cepat tanggap terhadap perubahan perundangan,
pajak, dan faktor ekonomi lainnya.

1.3 Penyebab Kerusakan Lingkungan


Delapan hal yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan:
1. Emisi udara.
Saat ini terdapat kontrol yang cukup keras dan ketat yang mengatur tentang
banyaknya polusi yang dapat dilakukan sebuah perusahaan; dan di banyak negara
semakin besar tingkat polusi, semakin besar biaya perizinannya
2. Limbah air.
Sebagian besar perusahaan mengurangi polusi pada air karena masyarakat sangat
mengharapkan saluran air yang bersih. Ikan-ikan yang mati dan sungai yang
tercemar dianggap sebagai bencana yang tidak diinginkan. Perusahaan perlu
untuk mengurangi penggunaan air dengan menghentikan kebocoran, membatasi
aliran air dan mengurangi penggunaan air pada proses produksi, juga dapat
mengurangi tingkat polusi air dengan filtriasi dan proses kimia.
3. Limbah padat.
Limbah ini tidak diinginkan dan pemerintah membatasinya dengan
memberlakukan pajak atau dengan undang-undang yang bertujuan untuk
mengurangi limbah padat. Hal- hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi
limbah antara lain dengan mengganti bahan mentah yang digunakan,
pemeliharaan yang lebih baik, dan melakukan daur ulang.
4. Penggunaan bahan yang beracun.
Jika tidak digunakan dengan hati-hati, bahan beracun tidak hanya akan
membahayakan unit kerja, tetapi juga dapat menyebabkan bahan tersebut
mengalir ke saluran air dan sungai sehingga dapat mematikan ikan-ikan. Karena
itu perusahaan diharapkan mengurangi penggunaan bahan-bahan yang terlalu
berbahaya, dapat dilakukan modifikasi atau menghilangkan penggunaan bahan
mentah, proses, dan produk yang tidak bersahabat dengan lingkungan.
5. Konsumsi energi.
Power station dan cerobong asap merupakan target-target yang dapat diprotes.
Dan ketika ada peningkatan terhadap biaya energi, perusahaan harus memikirkan
untuk mengurangi konsumsi energi. Yang dapat dilakukan antara lain adalah
insulasi, penggunaan energi listrik dengan efisien, peningkatan efisiensi dari
pemanas, mengurangi penggunaan AC yang berlebihan, dan meningkatkan
manajemen penggunaan energi.
6. Kerusakan alam.
Pertambangan, developer, perusahaan konstruksi, serta jaringan supermarket
biasanya akan membangun “Greenfield sites.” Untuk mengurangi kerusakan
lingkungan, perusahaan yang sadar lingkungan akan membangun “brownfield
land”, habitat yang dipelihara, dan melakukan konsultasi lingkungan terus
menerus.
7. Penggunaan bahan yang langka atau tidak dapat diperbaharui.
Para pecinta lingkungan dapat dengan mudah mengatakan sebuah perusahaan
telah melakukan vandalisme. Pada tahun 1993, bangsa Ameridians menuntut
Texaco $ 1.5 billions karena telah mengakibatkan kerusakan lingkungan dengan
eksplorasi minyak yang dilakukan, peristiwa ini membawa makna penting agar
perusahaan memastikan system yang diimplementasikan telah sesuai dengan
perundangan.
8. Tanah terkontaminasi.
Peristiwa yang terjadi pada developer Mountleigh yang membeli tanah dari
British Steel, developer itu terlalu menggantungkan harapan besar terhadap tanah
yang telah dibelinya, dan ketika ingin menjualnya lagi dan dilakukan survey,
ditemukan bahwa tanah yang dibeli itu telah terkontaminasi. Fakta ini
mengakibatkan harga tanah jatuh dan perusahaan mengalami penutupan.

1.4 Perubahan yang Dapat Meningkatkan Pencemaran Lingkungan


Dalam dunia yang senantiasa mengalami perubahan, terdapat beberapa perubahan
yang dapat memicu tingginya risiko pencemaran atas lingkungan, antara lain:
• Energy cost
Banyak faktor yang akan mengakibatkan kenaikan biaya energi. Pemerintah dan
EU menginginkan adanya pengurangan energi yang digunakan dengan tujuan
mengurangi polusi udara. Serta produksi minyak dilakukan pada daerah yang
kurang nyaman sehingga akhirnya berdampak pada kenaikan biaya energi.
• Waste disposal
Limbah akan berkurang secara drastics jika EU dapat meluluskan kebijakannya.
Daur ulang, insinerasi, atau memanaskan limbah yang dihasilkan adalah cara yang
dapat dilakukan untuk mengurangi limbah.
• Physical distribution
Sejalan dengan meningkatnya kepemilikan mobil, polusi yang terjadi di pusat
kota meningkat. Akibatnya, pusat kota menjadi semakin tidak efisien dan tempat-
tempat menyenangkan untuk bekerja juga menjadi berkurang. Komunikasi fisik
akan menjadi lebih mahal dan sulit.
Pemerintah yang berwenang akan mengambil tindakan atas setiap mobil untuk
menjaga kebersihan udara. Tindakan-tindakan yang dilakukan misalnya
melakukan pembatasan akses ke kota, seperti yang sudah dilakukan di Athena dan
Hamburg. Dengan demikian, perusahaan harus memikirkan tentang lokasi dan
cara mereka mendistribusikan produk mereka. Semakin lama, pengiriman barang
dengan menggunakan rel akan menjadi semakin biasa.
• Litigation against corporate polluters
Pemerintah yang berwenang akan meningkatkan peraturan dengan memasang
alat-alat yang dapat memonitor perusahaan (misalnya di sungai yang berada dekat
dengan perusahaan). Alat tersebut akan mendeteksi apakah perusahaan
menyebabkan polusi pada sungai tersebut atau tidak. Perusahaan yang terbukti
melakukan polusi atas lingkungan sekitarnya dapat dikenakan hukuman, seperti
denda ataupun sanksi penjara bagi pemimpin perusahaan.
Hukuman akan menjadi lebih berat apabila polusi semakin merugikan
masyarakat. Pemimpin perusahan harus bertanggung jawab atas polusi yang telah
mereka lakukan.
• Suppliers’ environmental probity
Konsumen perusahaan ingin menghindari kewajiban atas kerusakan lingkungan,
karena itu mereka akan meminta fakta-fakta dari supplier mereka bahwa supplier
tersebut telah melaksanakan praktik ramah lingkungan.
• Toxic or hazardous raw materials
Pembuat peraturan akan meminta produk dengan efek samping yang lebih sedikit
dan yang tidak berdampak negatif pada lingkungan. Hal ini akan menyebabkan
perusahaan harus meningkatkan biayanya untuk mendemonstrasikan bahwa
produk mereka aman. Penilaian atas produk-produk yang aman akan lebih
dipublikasikan di masa sekarang daripada di masa lalu, dengan demikian metode
penelitian dapat disajikan kepada masyarakat dan kelompok penekan.
• Eco-Labelling
Pada masa yang akan datang, konsumen akan mempunyai semakin banyak
informasi yang dapat mereka bandingkan tentang produk yang mereka beli.
Perusahaan yang tidak sadar akan pentingnya pelabelan tidak akan dapat bertahan
di pasaran.
Lingkungan dan informasi kesehatan akan mencakup semakin banyak kategori
seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini berarti perusahaan dengan produk yang
ramah lingkungan akan mendapatkan keuntungan.
• Pressure Groups
Kelompok penekan, seperti Greenpeace akan semakin gencar melakukan protes
atas perusahaan yang menyebabkan kerusakan pada lingkungan. Kelompok
penekan akan mencari berbagai cara dan strategi untuk menentang perusahaan-
perusahaan yang tidak ramah lingkungan. Perusahaan-perusahan yang tidak
menyukai pertentangan dengan kelompok penekan akan menghindari produk dan
proses yang menyebabkan kontroversi.
• New products
Produk-produk baru akan dikembangkan melalui pemonitoran proses produksi,
pengurangan energi dan pengurangan polusi. Perusahaan yang tidak mampu
berinovasi dan menghasilkan produk-produk baru tidak akan dapat bertahan.

1.5 Does Being Green Give Company an Advantage?


Semakin lama, para konsumen semakin peduli pada lingkungan hidup. Tetapi,
apakah hal ini mempengaruhi perilaku perusahaan? Ada beberapa konsumen yang
memang membeli produk karena sadar akan lingkugan, tetapi sebagian lagi
membelinya karena harganya yang lebih murah.
Oleh karena itu, harga dan daya guna dari suatu produk paling tidak harus pas
dibandingkan dengan produk tradisional. Konsumen akan menunjukkan sikap tidak
senang dengan perusahaan yang tidak ramah lingkungan. Perusahaan yang ramah
lingkungan akan menyebabkan image mereka dan penjualan mereka buruk.

1.6 Strategi Mengurangi Pencemaran


Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk
mengurangi pencemaran atas lingkungan hidup, yaitu dengan:
• Carry out an environmental audit
Environmental audit merupakan alat untuk mengukur tingkat dampak yang
diakibatkan perusahaan pada lingkungan hidup. Environmental audit menyajikan
informasi tentang bagaimana perusahaan mempengaruhi lingkungan. Environmental
audit harus dilakukan oleh pihak independen yang tidak berhubungan dengan
perusahaan.
Dengan dilakukannya environmental audit, perusahaan dapat menilai risiko
lingkungan yang terkait dengan setiap divisinya. Dengan environmental audit,
perusahaan dapat mengetahui divisi mana yang cenderung mengakibatkan polusi
pada lingkungan.
• Measuring impacts
Perusahaan menyimpan banyak informasi mengenai keuangan dan produksi,
tetapi mereka tidak mempunyai banyak data dan informasi mengenai lingkungan
hidup. Hal ini disebabkan karena pada masa lalu, lingkungan hidup dipandang tidak
terlalu mempengaruhi dunia usaha. Namun, sekarang keadaan telah berubah dan
perusahaan harus mulai untuk mengumpulkan data-data mengenai lingkungan hidup.
Tetapi hal ini tidaklah mudah. Perusahaan tambang RTZ misalnya, menemukan
bahwa kegiatan pertambangan yang mereka lakukan di seluruh dunia masing-masing
memerlukan pendekatan dan metode produksi yang berbeda-beda. Dan
mengharmonisasikan data-data yang ada dan berbeda-beda bukanlah hal yang mudah.
Mengenali permasalahan dan mengidentifikasi tujuan merupakan langkah awal
yang baik. Tingkat polusi akan meningkat seiring dengan meningkatnya kegiatan
produksi, maka perusahaan harus menggunakan pengukuran seperti ”kilowatts of
energy per tonne of output”.
• Define a policy towards the environment
Dengan adanya informasi yang dimiliki oleh manajemen, perusahaan dapat
membuat keputusan yang menginformasikan pengaruhnya pada lingkungan. Suatu
perusahaan dapat memutuskan untuk menjadi:
a. Leader
Perusahaan yang melakukan tindakan proaktif untuk menjaga lingkungan
hidup dan melakukan tindakan-tindakan yang membuat lingkungan hidup
menjadi lebih sehat.
b. Conformer
Perusahaan yang hanya mematuhi peraturan-peraturan yang ada.
c. Laggard
Perusahaan yang terlambat menjalankan standard lingkungan yang ada di
industri.
d. Punished
Perusahaan yang tidak menjalankan peraturan-peraturan mengenai lingkungan
hidup. Perushaan ini lama-kelamaan akan kehilangan konsumennya dan dapat
dibawa ke meja hijau.
Untuk menunjukkan sudut pandang lingkungan, perusahaan harus menetapkan
kebijakan mengenai lingkungan hidup. Dalam kebijakan lingkungan hidupnya,
NatWest Bank telah menetapkan bahwa risiko lingkungan hidup akan menjadi bagian
dari penilaian risiko mereka. Kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
mereka juga tergantung pada skala kewajiban lingkungan hidup mereka. Jadi, sebagai
bagian dari penilaian risiko kredit, bank akan menanyakan mengenai pengaruh
penilaian lingkungan apabila memang diperlukan.
• Set objectives and targets
Selanjutnya, perusahaan harus mengukur kebijakan yang telah mereka buat. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara menetapkan target untuk mengurangi limbah mereka
atau dengan mengurangi biochemical oxygen demand (BOD) yang terkandung dalam
limbah mereka. Dengan menetapkan target, perusahaan dapat memutuskan apabila
pencapaian mereka berubah.
• Produce a management plan which will meet the targets
Perusahaan harus membuat rencana agar target yang telah ditetapkan dapat
tercapai, misalnya dengan berinvestasi dalam water treatment plant atau dengan
mengambil studi tentang bagaimana caranya untuk mengurangi limbah.
Memilih tindakan yang benar sangat penting. Perusahaan harus mengambil
tindakan atas dampak yang paling penting terjadi. Misalnya, suatu perusahaan
agrikultur menemukan bahwa polusi air adalah dampak utama yang diakibatkan oleh
mereka, oleh karena itu perusahaan tersebut berinvestasi dalam water treatment plant.
• Introduce an environmental management system
Environmental management system mencakup semua topik yang telah disebutkan
di atas. Selain itu juga mencakup prosedur tertulis tentang semua proses polusi.
Dengan mengikuti prosedur ini, ada kemungkinan polusi dapat dikurangi.
BS 7750 merupakan environmental management system yang paling dikenal
orang. BS 7750 membantu memastikan bahwa perusahaan memahami dan mengelola
pengaruh lingkungan dalam cara yang sistematis dan komprehensif. Standard ini
merupakan pengembangan dari BS 5750 (ISO 9000) yang merupakan standar kualitas
dan telah memakai metode terbaru. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang telah
mempunyai ISO 9000 telah separuh jalan dalam mendapatkan BS 7750. BS 7750
mewajibkan perusahaan untuk membuat daftar dari dampak lingkungan.
EMAS (The European Union’s eco-management and audit scheme) serupa
dengan BS 7750, tetapi EMAS mewajibkan lebih banyak laporan public dan hanya
tepat digunakan untuk industri.
• Involve people
Perusahaan harus memastikan bahwa setiap karyawannya termotivasi untuk
mengurangi pencemaran, dengan berkomunikasi dan mendelegasikan tindakan ke
level yang paling bawah. Perusahaan juga harus mengelola komunikasi internal
mereka. Konsumen perusahaan semakin sering menanyakan supplier mereka
bagaimana cara mereka mengelola dampak yang mereka timbulkan pada lingkungan.
Media, kelompok penekan dan penduduk lokal juga semakin sering menanyakan
tentang tindakan perusahaan pada lingkungan. Untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini, perusahaan membutuhkan:
- kebijakan lingkungan
- informasi tertulis tentang keberhasilan perusahaan
- environmental plan, yang menunjukkan langkah-langkah yang dilakukan
perusahaan untuk mengelola lingkungan.
Perusahaan publik perlu untuk melaporkan performa lingkungan mereka dalam
laporan tahunannya. Pengalaman dari perusahaan ICI bisa menjadi pengalaman
berharga. ICI menyajikan informasi yang memuat data-data yang menunjukkan
pengurangan persentase CO2 dan polutan lainnya. Lalu, ICI memutuskan untuk
mempublikasikan volume sesungguhnya dari bahan yang dibuang. Sebagai
perusahaan besar dalam suatu industri, ICI mencemaskan bagaimana tanggapan
publik atas tindakan mereka ini. Tetapi ketika ICI tidak menutup-nutupi keadaan yang
sebenarnya, jurnalis justru hanya menanyakan efek dari pekerjaan. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat lebih menghargai perusahaan yang mau mengurangi
pengaruh buruk mereka pada lingkungan hidup daripada perusahaan yang tidak
menunjukkan kepeduliannya pada lingkungan hidup.

1.7 Supplier Assessment


Analisis siklus hidup merupakan konsep penting dalam environmental
management. Analisis siklus hidup mencakup kewaspadaan atas dampak yang
ditimbulkan produk, mulai dari kemunculannya sampai penurunannya.
Titik pangkal dari semua analisis siklus hidup adalah daftar pertanyaan dari
supplier. Daftar pertanyaan ini menanyakan supplier untuk menguraikan komposisi
dari bahan mentah dan pengaruh lingkungan hidup yang terlibat. Kebanyakan
supplier akan merespon secara positif daftar pertanyaan ini untuk informasi.
Memilih supplier yang ramah lingkungan sangat penting, karena masyarakat juga
menyukai supplier yang ramah lingkungan. Supplier yang merespon secara positif
tantangan lingkungan, biasanya juga akan lebih peduli pada tantangan lainnya, seperti
kualitas, kesehatan, keamanan dan pelayanan konsumen.Perusahaan harus
mengklasifikasikan suppliernya menjadi risiko tinggi, sedang dan rendah. Setelah itu,
perusahaan harus mensubstitusikan risiko pembelian mereka yang tinggi. Hal ini
melibatkan pembeli untuk bekerja sama dengan departemen lain, khususnya
departemen produksi.
Banyak perusahaan yang melaporkan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam
meletakkan tanggung jawab. Suatu produk seringkali diproduksi oleh banyak
perusahaan dalam prosesnya. Sebagai contoh, suatu perusahaan pembuat makanan
yang membeli sup kental memiliki rantai pasokan yang terentang dari petani yang
menyemprot buah-buahanya dengan pestisida, produsen lokal yang membuang ampas
buah-buahan, sampai ke perusahaan yang mengolah dan mencampurnya dengan
bahan-bahan lain.
1.8 Is Environmental Conformance a Threat?
Beberapa perusahaan mengkhawatirkan apabila biaya untuk melindungi
lingkungan mahal. Perusahaan yang seperti ini dapat mengambil tindakan praktis
untuk melindungi lingkungan melalui langkah-langkah berikut ini:
1. Mengumpulkan informasi tentang pengaruh lingkungan dan mengukurnya.
2. Menilai keuntungan lingkungan terhadap penghematan biaya.
3. Mengurutkan tindakan mana yang paling menguntungkan.
4. Mengimplementasikan tindakan yang berbiaya paling rendah dan yang tidak
mengeluarkan biaya. Hal ini akan mempercepat return.
5. Merencanakan tindakan yang berbiaya tinggi untuk jangka panjang (contoh:
mengganti boiler dengan sistem yang lebih efisien).
6. Mencari solusi inovatif yang menggantikan kerusakan lingkungan dengan solusi
yang murah dan aman.
7. Membebankan biaya dari pencemaran kepada konsumen.

1.9 Animal Rights


Kekejaman terhadap hewan semakin menjadi topik perlawanan dari para
demonstran, Isu ini timbul dalam berbagai pasar yang berbeda-beda, khususnya pada
agrikultur, pemrosesan makanan, kosmetik, dan pembuatan obat. Isu yang utama
adalah tentang penggunaan hewan pada penelitian dan hewan yang dibesarkan untuk
dijadikan makanan atau dikuliti.
Animal rights-solutions
Menghalangi kekejaman terhadap hewan dengan mencegah percobaan hewan
adalah masuk akal jika memang memungkinkan. Dalam banyak pasar, apabila
percobaan terhadap hewan memang diperlukan, telah ditemukan beberapa alternatif.
Apabila penggunaan hewan merupakan pusat dari suatu produk (misalnya
peternakan), perusahaan harus memastikan peternakan yang baik, Misalnya ukuran
kandang untuk deretan ayam haruslah memadai (tidak boleh terlalu kecil).
Perusahaan harus menetapkan kebijakan kesejahteraan hewan.
Komunikasi yang baik juga penting. Beberapa perusahaan menjadi pusat dari
demonstrasi karena mereka tidak memperlakukan hewan dengan baik. Untuk
mencegah hal ini, perusahaan harus menjaga hubungan baik, misalnya dengan
mengadakan dialog terbuka dengan kelompok greenpeace.

Anda mungkin juga menyukai