Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium klinik sekarang ini sudah mulai dikenal dikalangan masyarakat umum.
Masyarakat sudah mulai aktif melakukan pemeriksaan yang bersifat pengontrolan ataupun
upaya preventif. Hal ini membuat Laboratorium sebagai sarana palayanan kesehatan
dituntut untuk memberikan pelayanan seoptimal mungkin, sebab semakin hari konsumen
akan semakin kritis dengan teknik pelayanan maupun hasil pemeriksaan yang dikeluarkan
oleh suatu laboratorium klinik. Oleh karena itu dituntu kepada pengelola laboratorium untuk
selalu melakukan kontrol atas segala kegiatan yang dilaksanakan baik pada tahap pra analisa,
analisa, dan post analisa. Sebab pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari
pelayanan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
dan pengobatan penyakit serta pemulihan kesehatan (Puslabkes, 1999).
Kebanyakan Laboratorium rumah sakit ataupun laboratorium klinik swasta saat ini
melakukan pemeriksaan glukosa plasma/serum dengan metode enzimatik glukosa oksidase.
Metode ini mempunyai spesifisitas yang tinggi terhaadap glukosa. Selain metode enzimatik
tersedia juga uji strip glukosa darah (glukosa oksidase) yang sekarang ini mulai banyak
digunakan di laboratorium-laboratorium rumah sakit dan klinik swasta yang ingin
memperoleh hasil yang cepat. Cara ini lebih cepat, cukup memakai darah kapiler (whole
blood) dan tidak memerlukan peralatan mahal, tetapi angka ketelitiannya lebih rendah.
Cara ini lebih banyak dipakai untuk test penyaring dan evaluasi hasil pengobatan
(Soewondo & Supartondo, 1992).
Untuk pemeriksaan glukosa darah dengan bahan darah dari pembuluh darah balik
(disebut plasma vena), pengambilan darahnya dilakukan dengan jarum suntik atau jarum
kecil (wing needle) dengan tabung kaca, diperiksa dengan mesin analisa yang relatif besar,
umumnya terdapat di fasilitas laboratorium.
Untuk tujuan pemantauan glukosa darah selanjutnya, tersedia pemantau glukosa
untuk memeriksa kadar glukosa dalam darah. Alat pemantau glukosa tersebut dapat
digunakan di institusi, seperti rumah sakit dan diperuntukkan klien yang menderita diabetes
melitus. Dapat diperiksa dari bahan darah pembuluh darah kapiler, biasanya dilakukan
penusukan ujung jari tangan dengan jarum lanset kecil yang otomatos. Setetes sampel
darah sudah cukup untuk ditempelkan pada ujung strip/ carik reagen pemeriksa yang
menempel pada alat pemeriksa glukosa darah portable seukuran telepon genggan atau
lebih kecil lagi. Para penyandang DM dapat memeriksa dirinya sendiri dengan cara ini tanpa
bantuan dari orang lain,oleh karena itu disebut juga self-monitoring blood glucose (SMBG)
(PERKENI,2006).
Namun, metode ini tidak bisa dijadikan patokan pemeriksaan standar. Karena hasil
pemeriksaan glukosa menggunakan metode stik biasanya rentan terhadap faktor-faktor
kessalahan yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan terutama disebabkan oleh
kesalahan cara pemeriksaan. Pasien yang menggunakan alat tersebut hasrus secara berkala
memeriksa/membandingkan pengukuran alatnya terhadap pengukuran glukosa
laboratorium klinik (baku emas) menggunakan darah mereka sendiri untuk memperkirakan
kemungkinan interferensi fisiologik serta fluktuasi fungsi alat (Sacher, 2002).
Berdasarkan prosedur pada kit Glucocard X-sensor untuk sampel yang digunakan yaitu
prosedur pemeriksaan ini dirancang untuk menggunakan darah lengkap segar dan
pemeriksaan dilakukan dengan segera hasil tes yang didapat menjadi tidak tepat/tidak
akurat. Alat tersebut juga bisa menggunakan serum atau plasma sebagai sampel jika
diperoleh hasil tes yang tinggi pada pemeriksaan darah lengkap.
Serum memiliki kadar air yang lebih tinggi sehingga bila dibandingkan dengan darah
lengkap serum melarutkan lebih banyak glukosa dan karena itu serum berisi lebih banyak
glukosa dari darah lengkap (Sacher, 2002 & Widmann, 1995).
Dari hasil penelitian Prayitno (2007) tentang Perbandingan Pemeriksaan Kadar
Glukosa Darah Vena Sewaktu Metode Stick dan GOD-PAP didapatkan hasil bahwa
pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu yang menggunakan darah lengkap dengan
metode stick lebih tinggi dibandingkan dengan kadar glukosa vena sewaktu yang
menggunakan serum dengan menggunakan metode GOD-PAP. Nilai rata-rata kadar glukosa
darah vena sewaktu dari 30 sampel yaitu dengan metode stick 111,47 mg/dl dan dengan
menggunakan metode GOD-PAP 97,70 mg/dl. Pada penelitian ini yang membedakan dengan
penelitian sebelumnya adalah sampel yang digunakan untuk pemeriksaan menggunakan
serum pada metode GOD-PAP dan darah kapiler pada metode stick.
Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis bermaksud melakukan penelitian tentang
Perbandingan Kadar Glukosa Puasa Metode GOD-PAP Dengan Metode Stick (Glococard X-
sensor).

Anda mungkin juga menyukai