Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Masalah lingkungan di Indonesia, sekarang sudah merupakan problem khusus bagi
pemerintah dan masyarakat. Masalah lingkungan hidup memang merupakan masalah yang
kompleks dimana lingkungan lebih banyak bergantung kepada tingkah laku manusia yang
semakin lama semakin menurun, baik dalam kualitas maupun kuantitas dalam menunjang
kehidupan manusia. Ditambah lagi dengan melonjaknya pertambahan penduduk maka keadaan
lingkungan menjadi semakin semrawut. Berbagai usaha penggalian sumber daya alam dan
pembangunan industri-industri untuk memproduksi barang-barang konsumsi tanpa adanya
usaha-usaha perlindungan terhadap pencemaran lingkungan oleh buangan yang merupakan racun
bagi lingkungan disekitarnya dan tidak mustahil dapat membawa kematian.

Kecenderungan kerusakan lingkungan hidup semakin masif dan kompleks baik di pedesaan dan
perkotaan. Memburuknya kondisi lingkungan hidup secara terbuka diakui memengaruhi
dinamika sosial politik dan sosial ekonomi masyarakat baik di tingkat komunitas, regional,
maupun nasional. Pada gilirannya krisis lingkungan hidup secara langsung mengancam
kenyamanan dan meningkatkan kerentanan kehidupan setiap warga negara. Kerusakan
lingkungan hidup telah hadir di perumahan, seperti kelangkaan air bersih, pencemaran air dan
udara, banjir dan kekeringan, serta energi yang semakin mahal. Individu yang bertanggungjawab
atas kerusakan lingkungan hidup sulit dipastikan karena penyebabnya sendiri saling bertautan
baik antar-sektor, antar-aktor, antar-institusi, antar-wilayah dan bahkan antar-negara.









BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan,
minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Lingkungan atau sering juga
disebut lingkungan hidup adalah jumlah semua benda yang hidup dan mati serta seluruh kondisi
yang ada didalam ruang yang kita tempati. Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997,
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.


B. KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi
2 jenis, yaitu:

1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia

Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya
kawasan industri.
Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak
pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:

a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.


C. PERSOALAN LINGKUNGAN HIDUP SAAT INI

Kini malapetaka yang terjadi dalam kisah-kisah kuno seperti Sodom dan Gomora zaman
nabi Luth dan banjir zaman nabi Nuh kembali mengancam kehidupan di muka bumi akibat ulah
manusia. Pemanasan global atau global warming menjadi isu dunia dan tidak terkecuali
Indonesia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan fosil, seperti batu bara,
minyak bumi dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal
sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Gas rumah kaca juga timbul karena penggunaan peralatan
elektronik, penggundulan hutan, kebakaran hutan, yang mengurangi penyerapan karbondioksida
ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin banyak menampung gas-gas rumah kaca ini, karena
karbon dioksida yang dilepas lebih banyak dari yang diserap, ia semakin menjadi insulator yang
menahan lebih banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke bumi.Akibatnya rata-rata
temperatur bumi meningkat. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan
bahwa temperatur udara global telah meningkat 0,60c sejak 1861. IPCC memprediksi
peningkatan temperatur rata-rata global akan meningkat 1,4-5,60c pada 2100. Akibatnya akan
terjadi perubahan iklim secara dramatik. Pola curah hujan berubah dan meningkat. Tetapi air
akan lebih cepat menguap dari tanah. Badai akan menjadi lebih sering terjadi. Angin akan
bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda.

Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan laut juga akan menghangat, sehingga menaikan
tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es dikutub, sehingga
memperbanyak volume air di laut. Tinggi permukaan laut di seluruh dunia telah meningkat 10-
25 cm selama abad ke-20, dan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9-88 cm pada abad
21.Di Indonesia, kenaikan permukaan air laut berpotensi menenggelamkan 50 meter daratan dari
garis pantai kepulauan Indonesia, yang panjangnya 81.000 km. diperkirakan lebih dari 405.000
hektar daratan Indonesia akan tenggelam, ribuan pulau kecil akan lenyap dari peta Indonesia,
abrasi pantai dan intrusi lautpun makin mengancam penduduk bumi. Air bersih bakal kian langka
karena intrusi air laut yang mencemari tanah. Penduduk Jakarta dan kota-kota pesisir akan
kekurangan air bersih. Di pantai ribuan dan mungkin jutaan tambak juga akan lenyap. Menurut
IPCC dalam laporan awal April 2007, menyebutkan kenaikan rata-rata suhu tahunan di Indonesia
antara 1970 dan 2004 mencapai 0,1-10c. Kondisi itu akan menurunkan produksi pangan,
meningkatkan kerusakan pesisir, dan menyebabkan berbagai jenis fauna yang tidak mampu
beradaptasi dengan temperatur panas akan musnah.

Parahnya kondisi yang bakal terjadi dalam pemanasan global, dan hanya dapat
diperlambat dan kemudian dicegah, apabila tidak ada peningkatan emisi karbon karena keluasan
hutan di bumi memiliki daya serap yang tinggi, dan berkurangnya pelepasan karbondioksida
akibat pembakaran bahan bakar fosil. Khususnya di Indonesia keluasan hutan jauh berkurang
karena penebangan dan kerusakan hutan. Itupun rupanya masih belum cukup, karena
Departemen Kehutanan justru akan melelang lagi kawasan hutan Indonesia seluas 1.063.418
hektar, ini berarti seluas 2 kali pulau Bali. Pelelangan tersebut di 16 lokasi Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) di seluruh Indonesia, termasuk Papua : 2 lokasi,
Kalimantan Barat : 2 lokasi, Kalimantan Timur : 6 lokasi, Kalimantan Tengah : 3 lokasi,
Sulawesi Tengah : 1 lokasi, Maluku Tengah : 1 lokasi, Jambi- Sumatera Selatan : 1 lokasi. Selain
melelang izin HPH, Departemen Kehutanan juga akan melelang 9 kawasan HTI meliputi 2 lokasi
di Riau. Satu di Jambi, 1 di Kalimantan Timur dan 5 di Sumatera Selatan. Tentu saja kebijakan
ini akan semakin mengurangi keluasan jumlah hutan di Indonesia. Apakah dengan demikian kita
tidak sedang mempercepat terjadinya pemanasan global karena keluasan hutan yang mampu
menyerap karbondioksida semakin berkurang.

Lebih membingungkan lagi bahwa Pemerintah Indonesia juga telah menandatangani 58
perjanjian kerja sama senilai US $ 12,4 milyar untuk pengembangan bio-fuel. Pengembangan
bio-fuel ini terkait dengan 1 juta hektar pencadangan kawasan untuk perkebunan di Papua dan
Kalimantan. Sejauh ini belum ada kepastian bahwa rencana itu tidak akan memanfaatkan lahan
hutan alam, sebagai salah satu sasaran, ekspansi perkebunan kelapa sawit dsb, yang pada
akhirnya akan semakin memperparah keadaan kondisi hutan di Indonesia. Biofuel memang
bahan bakar yang ramah lingkungan karena emisi karbonnya sangat rendah, sehingga negara Uni
Eropa sangat tertarik untuk meningkatkan kebutuhan biofuel. Namun dari perspektif lain karena
bahan tersebut adalah minyak sawit, maka potensi perkebunan sawit akan semakin luas
menghancurkan hutan alam di Indonesia. Itu berarti keuntungan bagi negara-negara Eropa
karena menyelesaikan salah satu permasalahan lingkungannya, tetapi dilain pihak
menghancurkan hutan di Indonesia. Barangkali permasalahan ini juga diketahui dan dimengerti
oleh Pemerintah Indonesia, karena pemerintah bukan tidak memiliki ahli di bidang ini, hanya
saja kepentingan lain lebih menarik sehingga perjanjian kerjasama ini ditandatangani.

D. LINGKUNGAN HIDUP DAN PERUBAHANNYA.
Lingkungan hidup, menurut UU No. 23 tahun 1997, didefenisikan sebagai kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup. Dalam pengelolaan lingkungan hidup, manusia mempunyai peran yang sangat penting,
karena pengelolaan lingkungan hidup pada akhirnya ditujukan untuk keberlangsungan kehidupan
manusia di muka bumi ini.
Istilah lingkungan hidup pertama kali dimunculkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1886,
yang menunjuk kepada keseluruhan organism atau pola hebungan antar organism dan
lingkungannya. Ekologi adalah cabang dari ilmu Biologi yang mempelajari mengenai
lingkungan hidup (Ekosistem) atau planet bumi ini secara keseluruhan. Lingkungan hidup
mempunyai fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai tempat kediaman dan sebagai sumber
kehidupan.
Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas
lingkungan. Peranan ekosistem diantaranya :
a. Pemurnian udara dan air
b. Pengurangan kekeringan dan banjir
c. Pembentukan dan pemeliharaan kesuburan tanah
d. Detoksifikasi (penetralan racun) dan dekomposisi (penguraian sampah)
e. Penyerbukan tanaman perkebunan dan vegetasi alami
f. Penyebaran benih
g. Siklus dan pergerakan nutrien
h. Pengendalian mayoritas hama agrikultur potensial secara luas
i. Pemeliharaan biodiversitas
j. Perlindungan pantai dari erosi oleh ombak
k. Perlindungan dari sinar ultraviolet matahari yang berbahaya
l. Stabilitas iklim parsial
m. Pengendalian cuaca yang ekstrim dan dampaknya
Pembangunan yang dilakukan saat ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan manusia.
Pembangunan diutamakan untuk pertumbuhan ekonomi yang tidak ramah lingkungan.
Semuanya itu menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Pengaruh terhadap
lingkungan sebagai akibat pengurasan dan pemborosan sumber daya alam serta pencemaran
lingkungan di antaranya adalah :
1. Peningkatan pencemaran limbah B
3
(bahan buangan barbahaya beracun)
2. Peningkatan hujan asam
3. Penipisan gas O
3
(lapisan ozon) di atmosfir yang merupakan pelindung bumi dari berbagai
sinar kosmis yang membahayakan kesehatan.
4. Peningkatan gas-gas rumah kaca seperti CO
2
, CH
4
, CPC, dan N
2
O
5. Pemanasan global
6. Punahnya hutan tropis dengan laju kepunahan 100.000 km
2
/tahun
7. Degradasi keanekaragaman hayati bumi
8. Penyusutan tanah subur dan peningkatan tanah kritis
9. Krisis air bersih
Dengan kondisi seperti ini, lingkungan hidup perlu diatur dan dikelola dengan baik
sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal, mencukupi kebutuhan hidup generasi saat ini
tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan hidup generasi yang akan
datang. Saat ini, telah dikembangkan berbagai macam cara untuk melestarikan lingkungan hidup.
Seperti pengolahan sampah dan pemakaian sumber energi alternatif.
E. Faktor penyebab perubahan lingkungan hidup.
1. Perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia.
1) Pencemaran lingkungan
2) Penebangan hutan
3) Pembangunan
4) Penggunaan pestisida
2. Perubahan lingkungan akibat faktor alam
a. Banjir
b. Gempa bumi
c. Gunung meletus
F. Pencemaran Lingkungan Hidup
1. Pencemaran
Dalam UU no. 4/1992 diperbarui dengan UU no. 23/997 tentang pengelolaan lingkungan
hidup didefenisikan sebagai masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam lingkungan dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Dengan demikian bahan yang diintroduksi
ke lingkungan adalah pencemar atau polutan.
2. Jenis Jenis Pencemaran.
a) Pencemaran Udara
Udara di alam tidak pernah benar-benar bebas pencemar sama sekali karena berbagai
kegiatan alami seperti kegiatan vulkanik, pembusukan sampah, dan pembakaran hutan
menghasilkan gas SO
2
, H2S, dan CO sebagai produk sampingnya. Di samping itu partikel bisa
tersebar melalui angin dan kegiatan vulkanik. Kegiatan lain yang dapat meningkatkkan pencemar
di udara adalah kegiatan manusia. Sumber pencemar udara primer adalah CO, Nox, Hidrokarbon
(HC), Sox, dan partikel. Sumber utama pencemar udara berasal dari transportasi yang
menyumbang hampir 60% CO dan 15% HC.
Polutan pencemaran udara yaitu :
1) Karbon Dioksida (CO
2
).
Karbon dioksida dihasilkan dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara),
pembakaran gas alam dan hutan, respirasi, dan pembusukan.
2) Sulfur Dioksida (SO
2
) dan Nitrogen Monoksida (NO).
Berasal dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), misalnya gas buangan
kendaraan.
3) Karbon Monoksida (CO).
Berasal dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara) dan gas buangan
kendaraan bermotor yang pembakarannya tidak sempurna. Selain itu, CO juga bisa berasal dari
pembakaran sampah dan industri.
4) Kloro fluoro karbon (CFC).
Berasal dari pendingin ruangan, lemari es, dan perlengkapan yang menggunakan penyemprot
aerosol.
5) Dioksin.
Dioksin terdiri dari 210 senyawa yang termasuk golongan polychlorinated dibenzo-p-dioksin
(PCDD) dan polychlorinated dibenzofuran (PCDF). Dioksin bersifat karsinogenik (bahan yang
diduga penyebab kanker) kuat dan menyebabkan perubahan system hormon, pertumbuhan
abnormal, mengganggu janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan penghambatan system
kekebalan tubuh.
Sumber dioksin adalah pembakaran bahan bakar biomassa, limbah pertanian, dan sampah.
Pembentukan dioksin terjadi saat pembakaran bahan yang mengandung khlor seperti limbah
tumbuhan, banyak jenis kertas, dan berbagai jenis plastic, juga bensin bertimbal yang
mengandung khlor. Penyebaran dioksin dapat melalui udara lalu mengendap di permukaan tanah,
bangunan, air, daun, dan lain-lain.
6) Nitrogen Oksida(NO).
Sumber NO terbanyak dilepaskan dari hasil kegiatan bakteri dalam bentuk NO namun tidak
menyebabkan masalah karena tersebar secara merata. Sumber lain yang bermasalah yaitu yang
berasal dari kegiatan manusia seperti pembakaran arang, minyak gas alam dan
bensin/transportasi karena dapat menumpuk di suatu lokasi tertentu dalam jumlah yang cukup
besar. gas NO dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman, seperti munculnya bintik pada daun,
nekrosis, sampai menghambat kecepatan pada fotosintesis. Selain itu, NO dapat menyebabkan
paralisis system saraf pada hewan.
7) Hidrokarbon (HC) dan Oksidan Fotokimia.
Hidrokarbon dihasilkan dari kegiatan manusia dengan sumber utama transportasi (sekitar 50%),
pembakaran gas, minyak, arang an kayu, proses industri, pembuangan sampah, kebakaran hutan
dan sebagainya. Bahaya polutan HC berasal dari hasil reaksi fotokimia yang melibatkan sinar
matahari dan siklus fotolitik NO. dampak HC dan oksida fotokimia terhadap tumbuhan beragam
seperti nekrosis, daun muda rusak, menghambat pertumbuhan, dan bagian-bagian bunga mati.
Sedangkan dampak terhadap manusia meliputi iritasi mukosa dan mata, gangguan sistem
pernapasan serta hilangnya koordinasi tubuh.
8) Timbal (Pb).
Gas Pb dihasilkan dari pembakaran zat aditif bensin. Sumber lain partikel Pb adalah pabrik alkil
Pb dan Pb oksida dan pembakaran arang.
9) Sulfur Oksida (SO).
Berasal dari aktifitas vulkanik an aktifitas manusia seperti pembakaran arang, minyak, dan gas.
Sumber lainnya yaitu proses industri seperti pemurnian petroleum, industry H
2
SO
4,
dan
peleburan baja. dampak sulfur terhadap tanaman menyebabkan warna daun memucat, kering,
dan mati sedangkan dampak kronis menyebabkan daun kuning karena pembentukan klorofil
terhalang. Pengaruh terhadap manusia menyebabkan iritasi pada sistem respirasi dan merupakan
polutan yang berbahaya untuk orang tua dan penderita kronis system pernapasan dan
kardiovaskuler.
10) Partikel.
Polutan jenis ini berada di udara dalam jumlah cukup tinggi terutama di kota. Sumbernya berasal
dari kegiatan vulksnik sedangkan sumber utama dari kegiatan manusia berasal dari pembakaran
diikuti industri seperti peleburan baja. Partikel mengganggu proses fotosintesis karena kerak
yang terbentuk dari campuran partikel dan uap air di daun yang tidak tercuci dengan air hujan.
11) Pengaruh rumah kaca.
Rumah kaca dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global, yaitu naiknya suhu bumi akibat
meningkatnya gas rumah kaca dan menyebabkan kandungan energi meningkat mendorong
terjadinya perubahan iklim antara lain frekuensi dan intensitas badai dan peristiwa ekstrim
lainnya.
b) Pencemaran Air
Sumber pencemaran air meliputi sebagai berikut :
1) Padatan
Polutan dalam bentuk padatan terbagi ke dalam padatan terendapkan (sedimen), tersuspensi, dan
koloid,terlarut, lemak, dan minyak. Sedimen adalah padatan yang langsung mengendap jika air
didiamkan beberapa saat karena ukurannya relatif besar. sedimen merupakan padatan yang
umum ditemukan dalam air permukaan akibat erosi. Padatan menyebabkan air sungai menjadi
keruh, tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap langsung kecuali ada gangguan kesetimbangan
menyebabkan terjadinya penggumpalan dan pengendapan.
2) Limbah Pertanian.
Kegiatan pengolahan tanah (menyebabkan sedimentasi), pemupukan, dan pemberantasan hama
merupakan kegiatan yang menjadi sumber terlepasnya limbah pertanian ke perairan karena
biasanya tidak semua pupuk dan pestisida yang terpakai. Pupuk yang kaya unsure hara akan
menyebabkan terjadinya eutrofikasi dan kerusakan ekosistem. Beberapa polutan yang biasa
dipakai pada pertanian :
- Obat insektisida, bisa mematikan biota air.
- Pupuk, menyebabkan eutrofikasi, yakni suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya oksigen dan
mendorong terjadinya kehidupan organism anaerob.
3) Limbah Rumah Tangga.
- Bahan organik, menyebabkan biota air mati.
- Bahan anorganik, menyebabkan banjir.
- Bahan biologis, menyebabkan timbulnya penyakit.
4) Limbah Industri.
Limbah industri meliputi bahan organik dan bahan anorganik.
5) Mikroorganisme
Mikroorganisme di dalam air berasal dari udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman/hewan hidup
dan mati, serta bahan organik lainnya. Lama tidaknya mikroorganisme di dalam air tergantung
kecocokan kondisi air dengan syarat hidupnya. Air bisa menjadi media bagi penyebaran penyakit
patogen yang berbahaya. Jumlah dan jenis mikroorganisme tergantung pada sumbeer air,
komponen nutrient dalam air, bahan toksik, organism air, dan factor fisik.
6) Logam Berat.
Logam berat yang sering menjadi polutan di perairan adalah Hg, Pb, As, Cd, Cr, dan Ni. Merkuri
secara alami banyak ditemukan dalam bentuk tergabung dengan bahan lain dan tersebar di
karang, tanah, udara, dan air serta organism melalui proses fisik, kimia, dan biologi yang
kompleks.
7) Penangkapan Ikan dengan Menggunakan racun.
Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan beracun (seperti potassium), selain dapat
mencemari air, juga bisa membunuh anakan ikan atau bibit ikan yang masih kecil, dan organism
lainnya yang berada di lingkungan air tersebut.
c) Pencemaran Tanah.
Jenis polutan tanah yaitu :
1) Senyawa Xenobiotik Organik.
Senyawa ini ditemukan dalam tanah dan beberapa diketahui bersifat karsinogenik (penyebab
kanker), teragenik, dan atau mutagenic(penyebab mutasi). Senyawa ini masuk kedalam
lingkungan alami secara langsung dari penggunaan pestisida atau kebocoran karena kecelakaan
atau secara tidak langsung melalui pembuangan limbah yang tidak tepat menghasilkan polusi
dalam bentuk emisi gas, kontaminasi air larian, atau cairan yang dihasilkan dari pengomposan.
2) Nitrat dan Fosfat.
Nitrat dan fosfat dibuang ke perairan dalam bentuk limbah rumah tangga, limbah industri, air
larian dari kota dan desa, dan limbah pertanian. Dampak yang mungkin terjadi akibat adanya
nitrogen dalam tanah adalah kondisi terlewat subur, pencemaran pada sumber air minum yang
berpotensi menyebabkan kanker.
3) Sulfur dan Nitrogen Oksida.
4) Logam.
Biotransfer logam toksik dari tanah yang terkontaminasi terhadap tumbuhan yang akhirnya
dikonsumsi manusia dan hewan domestik lainnya. Logam bisa berada dalam bentuk bagian dari
mineral tanah, senyawa yang terndapkan, diserap dalam pertukaran organik dan anorganik pada
permukaan, organic terlarut dalam larutan tanah, dan dalam tubuh biota.
5) Pencemar lainnya.
Sumber pencemar tanah lainnya adalah feses, menyebabkan penyakit cacing meningkat.
Pencemar tanah yang lainnya adalah timbale (Pb) dari bensin sehingga transportasi menjadi
sumber pencemar terpenting.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan di sekitar
tempat tinggal kita sudah banyak tercemar oleh kegiatan masyarakat sehari-hari.
Lingkungan hidup adalah tempat tinggal semua makhluk hidup, baik manusia, hewan,
ataupun tumbuhan. Saat ini terjadi perubahan lingkungan yang disebabkan oleh :
a. Aktivitas manusia
b. perubahan kondisi alam.
Di lingkungan tempat tinggal penulis dan juga lingkungan sekolah penulis banyak terjadi
pencemaran lingkungan. Kebanyakan akibat pembuangan sampah secara sembarangan oleh
masyarakat. Pencemaran yang terjadi yaitu pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran
udara.
Adapun bahan bahan yang banyak mencemari lingkungan di antaranya :
1. Sampah dari kegiatan rumah tangga.
2. Limbah Industri yang tidak di olah sebelum dibuang.
3. Limbah pertanian akibat pemakaian yang tidak sesuai aturan.
Masalah lingkungan hidup memang merupakan masalah yang kompleks dimana
lingkungan lebih banyak bergantung kepada tingkah laku manusia yang semakin lama semakin
menurun, baik dalam kualitas maupun kuantitas dalam menunjang kehidupan manusia. Ditambah
lagi dengan melonjaknya pertambahan penduduk maka keadaan lingkungan menjadi semakin
semrawut. Kecenderungan kerusakan lingkungan hidup semakin masif dan kompleks baik di
pedesaan dan perkotaan. Memburuknya kondisi lingkungan hidup secara terbuka diakui
memengaruhi dinamika sosial politik dan sosial ekonomi masyarakat baik di tingkat komunitas,
regional, maupun nasional. Kita sebagai manusia yang memiliki akal, budi dan pikiran
seharusnya mampu untuk lebih bisa menjaga dan melestarikan lingkungan hidup demi
keberlangsungan dunia yang asri. Dari sini kita juga harus lebih jeli dalam menanggapi beberapa
kasus lingkungan hidup mulai dari yang terkecil hingga yang nantinya akan membawa dampak
yang fatal atau buruk bagi kehidupan.


3.2 Saran
Setelah mengetahui kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal penulis, hendaknya
pembaca yang juga tinggal di lingkungan yang sama dengan penulis tergerak hatinya untuk
melestarikan lingkungan dan tidak membuang sampah secara sembarangan. Karena lingkungan
ini adalah lingkungan kita yang penting untuk dijaga kelestariannya untuk meningkatkan kualitas
hidup kita.



















DAFTAR ISI
Pendahuluan..1
Pengertian Lingkungan Hidup......2
Kerusakan Lingkungan Hidup..2
Persoalan Lingkungan Hidup Saat Ini..3
Lingkungan Hidup Dan Perubahannya.5
Kesimpulan..12
Saran.13



















GALANG PANDUSATYA
0220110051
KEWARGANEGARAAN

Anda mungkin juga menyukai