Disusun Oleh : KWANTORO WIJAYA NRP : 3093126 NO URUT : 1 KP : A
FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS SURABAYA SEMESTER GENAP 2013/2014
A. Identifikasi masalah 1) Masalah keterlambatan jadwal perjalanan. Hal ini disebabkan pada bagian jalan KA tertentu sedang ada pelaksanaan perbaikan pada komponen jalan rel, baik berupa penggantian rel dan bantalan, sehingga KA harus berjalan perlahan dan berpengaruh terhadap waktu tempuh. 2) Jumlah unit KA yang ada sekarang masih kurang, jika dibandingkan dengan jumlah penumpang yang sangat banyak. Bahkan disetiap gerbong KA selalu kelebihan muatan atau OverLoad dari jumlah kapasitas yang diharuskan. 3) Pelayanan dan keamanan masih sangat kurang dan perlu di tingkatkan lagi kinerjanya, baik pada saat di stasiun maupun saat di dalam gerbong kereta masih belum terdapat pelayanan dan keamanan yang memuaskan konsumen. B. Strategi Perusahaan
Strategi adalah rencana untuk mencapai tujuan organisasi, yang memberikan konteks luas dalam mana seseorang dapat mengevaluasi keoptimalan unsur-unsur sistem kendali manajemen. Strategi yang berbeda membutuhkan prioritas tugas (task priorities), faktor sukses kunci (key success factors), serta skill, perspektif dan perilaku yang berbeda. Jadi, rancangan sistem pengendalian harus terus memperhatikan apakah perilaku yang disebabkan oleh sistem adalah satu hal yang dibutuhkan bagi strategi(Anthony & Govindarajan, 2007). Menghadapi lingkungan yang selalu berubah dan penuh ketidakpastian, merupakan konsekuensi bagi perusahaan untuk menerapkan seperangkat manajemen yang handal dan terpadu untuk mencapai tunjuan perusahaan. Praktek penerapan Good Corporate Governance (GCG) di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan kebutuhan perusahaan dan menjadi landasan operasional di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang diselaraskan dengan visi, misi, budaya dan strategi perusahaan di tahun 2011. Upaya tersebut dijabarkan berdasarkan strategi perusahaan yang terdiri dari lima perspektif yaitu : keuangan, pelayanan, proses bisnis internal, pembelajaran dan tumbuh serta sumber daya manusia. No Prespectives Corporate Strategies Key Performance indicator 1 Financial Mengefektifkan manajemen pendapatan angkutan & non angkutan serta pendapatan dari pemerintah. Mengoptimalkan struktur pendanaan Meningkatkan komposisi pendapatan usaha non angkutan Efektifitas biaya Pengawasan yang ketat (tight control) Target pendapatan merupakan salah satuindikator makin tingginya kinerja operasi,dimana pendapatan adalah potret hasil akhir yang hendak dicapai. Semakin tinggi target pendapatan semakin tinggi bobot yang dicapai. Pendapatan lain merupakan cerminan dari kreativitas dalam memanfaatkan potensi aset non produktif yang ada. Semakin tinggi pencapaiannya
semakin baik. 2 Service Memperbaiki tingkat keselamatan Memperbaiki tingkat keamanan Memperbaiki tingkat kenyamanan Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap masalah keselamatan, keamanan, & pemeliharaan fasilitas publik Menjaga ketepatan waktu Pertumbuhan volume penumpang & barang adalah salah satu unsur penting dalam menentukan pertambahan pendapatan. Semakin tinggi pertumbuhan volume penumpang dan barang, semakin baik. Tingkat kecelakaan adalah besaran yang menunjukkan jumlah kecelakaan per Pnp- Km+Ton-Km. Semakin rendah tingkat kecelakaan semakin baik. 3 Internal Business Process Disiplin pengadaan, pemeliharaan, & pelaporan Pembenahan sistem pengendalian manajemen komunikatif, interaktif & menerapkan Good Corporate Governance Mengoptimalkan pemakaian teknologi informasi Perbaikan sarana & prasarana Selektivitas pengadaan sarana & prasarana Mengefektifkan pemakaian standard operating procedure Waktu kelambatan rata-rata KA penumpang & barang dan Waktu Peredaran Gerbong (WPG). Semakin pendek waktu pencapaian semakin baik. Efektivitas pemeliharaan merupakan perbandingan antara biaya pemeliharaan terhadap kesiapan sarana & prasarana yang dipelihara. Semakin tinggi kesiapan sarana & prasarana maka pencapaian semakin baik. Tingkat Gangguan Lokomotif per Juta Km-Ka. Semakin rendah, tingkat fatalitas semakin baik. Tingkat Gangguan Sintelis per Frekuensi KA. Semakin rendah tingkat gangguan semakin baik. Jumlah Taspat. Semakin rendah jumlah taspat semakin baik. Jumlah Tanah yang Bersertifikat (juta m2).Semakin banyak jumlah sertifikat semakin baik. 4 Learning & Growth Mengoptimalkan peluang pendapatan Meningkatkan proyek-proyek solicited & unsolicited Diversifikasi usaha-usaha baru di daerah Penetrasi pasar angkutan penumpang & barang yang ada Meningkatkan consumer retention melalui penguatan service value & inovasi pelayanan Melakukan inovasi teknologi Mengembangkan kemitraan Jumlah peluncuran produk baru. Semakin banyak jumlah produk baru, semakin baik. Jumlah kerjasama dengan operator transportasi lain. Semakin banyak jumlah kerjasama semakin baik. 5 Human Resources Penataan SDM Menyusun proses bisnis serta membentuk budaya inovatif & kreatif Pemantapan profesionalisme SDM Produktivitas SDM merupakan perbandingan antara jumlah pendapatan terhadap jumlah pegawai. Semakin tinggi produktivitas SDM, semakin tinggi bobot yang dicapai. Biaya pengembangan SDM adalah rasio antara biaya pengembangan SDM terhadap jumlah pegawai. C. Perubahan Nilai Budaya Perusahaan Budaya organisasi adalah kemauan dan ke-sediaan seseorang menyesuaikan perilakunya dengan tatanan tradisi yang sudah terbangun di perusahaan, yang umumnya mempunyai relevansi tinggi dengan kemauan, kemampuan dan kesediaannya meningkatkan produktivitas kerja (Handoko, 2004). Berdasarkan hal tersebut maka untuk personal dan cultural kontrol dikatakan cukup baik atau dapat dipercaya jika karyawan didalam suatu perusahaan paling tidak mengerti akan peran dan tanggung jawabnya serta kebutuhan dari perusahaan itu sendiri, kemampuan
melakukannya tugas yang diberikan sebaik mungkin, serta tidak adanya penambahan reward ataupun punishmentyang disediakan oleh perusahaan(Merchant & Van der Stede, 2007). Budaya yang diterapkan oleh PT KAI sebelumnya adalah budaya RELA, yang mengandung arti ikhlas bekerja, ikhlas berjuang, ikhlas berkorban dan ikhlas belajar untuk kemajuan perusahaan. RELA juga merupakan penjabaran dari Ramah, Efisien, Efektif, Lancar, dan Aman. Merubah Budaya Perusahaan, untuk memberikan pandangan yang sama bagi 28 ribu pegawai PT Kereta Api Indonesia (Persero), perlu dibentuk mindset yang bisa mengikat sumber daya manusia dalam bertindak dan berprilaku di dalam aktifitas organisasi, maka pada tahun 2011 PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengganti budaya perusahaan RELA menjadi 5 Nilai Utama (Integritas, Profesional, Keselamatan, Inovasi dan Pelayanan Prima) dan sekaligus branding logo baru. Yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Integritas. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya. Profesional. Memiliki kemampuan dan penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan, mampu menguasai untuk menggunakan, mengembangkan, membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain. Keselamatan. Memiliki sifat tanpa kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem atau proses kerja yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerugian. Inovasi. Selalu menumbuh kembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga memberikan nilai tambah bagi stakeholder. Pelayanan prima. Memberikan pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6 A unsur pokok: Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability (Tanggung jawab).
DAFTAR PUSTAKA Merchant, K.A., and W.A. Van der Stede, 2007. Management Control Systems: Performance Measurement, Evaluation and Incentives. Prentice-Hall: London, UK Anthony, Robert and Vijay Govindarajan. 2007, Management Control System, 12th ed. McGraw-Hill: NY, US Heru Setiawan 2009, Pengaruh Budaya Organisasi dan Program Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) pada Produktivitas Karyawan PT KAI Bandung. Handoko, T. H. 2004, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE http://www.kereta-api.co.id http://nasional.sindonews.com/