Anda di halaman 1dari 5

Berbelas Kasih; Proses Penyatuan dalam Agama Pluralis

Judul Buku : COMPASSION


(12 Langkah Menuju Hidup Berbelas
Kasih)

Penulis : Karen Armstrong
Penerbit : PT. Mizan Pustaka
Tahun Terbit : Cet 1, Maret 2013
Tebal : 247 hal. 15,5x23,5cm
Resensator :Irwan HaryonoS /AF8


**
Kata bahasa Inggrisnya (copmpassionnate) sering di persamakan dengan
kasihan dan dikaitkan dengan kebajikan sentimental yang tidak kritis: Oxford
English Dictionary, misalnya, mendefenisikan Compassionate sebagai
Pritieous (memilukan) atau Pitiable (Menyedihkan). Persepsi compassion
seperti ini tidak hanya meluas, tetapi telah tertanam. Ketika Karen Amstrong
memberi kuliah di Belanda baru-baru ini, dia dengan tegas menyatakan bahwa
belas kasih tidak berarti merasa kasihan kepada orang lain, tapi terjemahan
Belanda atas teks karen disurat kabar De Volkskrant secara konsisten
menerjemahkan compassion sebagai Pity. Tapi, Compassion sebagian
diturunkan dari parity latin dan pathin Yunani, yang berarti menderita, menjalani
atau mengalami. Jadi, Compassion berarti menanggungkan [sesuatu]
bersama orang lain, menempatkan diri kita dalam posisi orang lain, untuk
merasakan penderitanannya seolah-olah itu adalah penderitaan kita sendiri, dan
secara murah hati masuk kedalam sudut pandanganya. Itulah sebabnya belas kash
secara tepat diringkas dalam Kaidah Emas, yang meminta kita untuk melihat
kedalam hati kita sendiri, menemukan apa yang membuat kita tersakiti, dan
kemudian menolak, dalam keadaan apa pun, untuk menimbulkan rasa sakit itu
pada orang lain. Belas kasih, oleh karena itu, dapat didefinisikan sebagai sikap
altruisme konsisten yang berprinsip. (Lihat hal. 15)
Inti dari hidup dalam setiap agama dapat di saksikan adalah bermuara pada
satu titik hati yang tentram, damai dan suka membantu. Mengingat jawaban dari
guru bijak cina Konfusius (551-479 SM) ketika di tanya mana diantara ajarannya
yang bisa dipraktikkan muridnya sepanjang hari dan setiap hari menjawab:
mungkin perkataan tentang shu (tenggang rasa). Jangan pernah melakukan apa-
apa kepada orang lain yang kau sendiri tidak ingin mereka lakukan untukmu.
Menurutnya ini adalah inti sari yang terdapat dalam seluruh metode spiritual yang
disebutnya jalan (dao). Perbandingannya jika kita lihat dan kita saksikan bersama
disana terdapat perbedaan yang luar biasa signifikan dengan pernyataan dari nabi
yang meletakkan kata-kata pasti pada setiap umatnya. Jika mengikutinya akan
tetap pada jalan yang lurus sedang sebaliknya jika ingkar maka tinggal menunggu
waktu kehancuran. Bukankah dalam hal ini seorang muslim mempertaruhkan
keimanannya dengan kata-kata pasti. Dalam hadist, nabi pernah bersabda yang
berarti: Tidak beriman seseorang, sebelum kecintaannya terhadap saudaranya
seperti kecintaannya terhadap dirinya sendiri.
Betapa jelas namanya Islam tidak pernah mengenal kata mungkin tapi
selalu mengenal kata jaminan pasti, sebab sudah terang di jelaskan bahwa yang
benar itu benar dan yang salah itu salah. Akibatnya juga tidak sembarangan
apalagi kebohongan. Akan tetapi kenyataan yang bisa dipertanggungjawabkan.
karena Allah tidak pernah ingkar janji Maka berbahagialah mereka yang tetap
teguh dalam satu ikatan suci dan selalu bertobat dari penyimpangan jalan
kebenaran.
Buku ini merupakan salah satu karya Karen Amstrong selain Sejarah
Tuhan (kisah 4000 tahun pencarian Tuhan dalam agama-agama manusia), dan
Masa Depan Tuhan (sanggahan terhadap Fundamentalisme dan Ateisme).
Yang semua buku tersebut adalah hasil buah pikir Karen sendiri. Dia bukanlah
seorang peneliti, tapi dia maneliti dengan begitu sangat handal. Sikap ilmuan yang
berhasil membentuk dirinya sehingga dapat memaparkan kebenaran dengan
begitu sangat objektif. Selalu menjaga keotentikan karya yang akan dituliskannya
sehingga di cetak banyak; tanpa dia sadari karyanya menjadi buah tangan yang
fenomenal; dengan serta merta dia dinobatkan sebagi penulis best seller dan juga
sebagai peneliti yang tidak berat sebelah karena setiap katanya bernash memiliki
bukti nyata serta rujukan langsung dari kitab suci tiap agama.
Buku ini juga memiliki ke khasan sendiri yang dapat di nikmati oleh orang
banyak. Diantaranya, saran buku rujukan untuk bacaan lebih lanjut (lihat hal 231)
Buku ini tidak sekedar buku yang berani menampilkan opini yang kontropersial
sehingga menjadi buah bibir banyak orang; tapi juga mengarahkan pembaca untuk
menggali informasi lebih lanjut tentang arti belas kasih itu sendiri. Petikan kata
yang dapat langsung kita baca kita tidak akan pernah cukup belajar tentang
belas kasih. Disini, Anda akan menemukan beberapa buku yang akan memberikan
wawasan dan akan menyemangati Anda sepanjang menjalani program ini.
Telisiklah sampai Anda menemukan penulis yang pendekatannya cocok dengan
Anda; beberapa di antara buku-buku ini memuat bibliografi yang luas, sehingga
Anda dapat menjelajahi ide-ide penulis favorit anda secara lebih mendalam dan
melihat apa yang mereka baca.. Anda mungkin ingin memulai dengan
mengeksplorasi mitos dan ajaran tradisi Anda sendiri, tapi akan sangat
bermanfaat jika Anda juga menemukan wawasan tentang tradisi lain, yang
membantu Anda untuk melihat diri Anda sendiri secara berbeda. (Lihat hal. 231)
Sebagaimana yang tertulis di cover buku. Compassion 12 Langkah
Menuju Hidup Berbelas Kasih. Adapun pembahasannya lebih mendetail terdapat
pada 12 judul didalamnya. Diantaranya: Pertama, Belajar tentang Belas Kasih.
Kedua, Lihatlah Dunia Anda Sendiri. Ketiga, Belas Kasih pada Diri Sendiri.
Keempat, Empati. Ke lima, Perhatian Penuh. Keenam, Tindakan. Ketujuh, Betapa
Sedikitnya yang Kita Ketahui. Kedelapan, Bagaimana Seharusnya Kita Berbicara
kepada Sesama. Kesembilan, Kepedulian untuk Semua. Kesepuluh, Pengetahuan.
Kesebelas, Pengakuan. Kedua Belas, Cintailah Musuhmu.
Semakin dibaca lebih mendalam, ternyata 12 judul kecil dalam buku ini
menggambarkan poin penting yang hampir di pastikan terdapat di seluruh agama.
Dengan ilustrasi ringan ia berusaha menggambarkan teori-teorinya. begitu ringan
dan menarik. Seperti halnya ilustrasi tentang kecakapan mengemudi mobil, tidak
dapat dipelajari hanya dengan membaca panduan manual mobil; seorang itu harus
masuk kedalam kendaraan itu dan latihan menjalankannya sampai keterampilan
yang diperoleh dengan susah payah menjadi watak kedua.
Sama halnya seseorang tidak dapat belajar berenang dengan duduk
disamping kolam renang menonton yang lain melompat-lompat di dalam air;
orang tersebut harus mencemplungkan diri dan belajar untuk mengapung. Jika ia
tekun, ia akan mendapatkan kemampuan yang pada awalnya tampak mustahil.
Sama halnya dengan belas kasih: kita bisa belajar tentang susunan saraf otak dan
persyaratan tradisi kita tetapi hanya setelah dan kecuali jika, kita benar-benar
mengubah perilaku kita dan belajar untuk berpikir serta bertindak terhadap orang
lain sesuai dengan Kaidah Emas, barulah kita akan membuat kemajuan. (lihat hal.
34)
Inilah satu-satunya buku kompleks tentang agama yang berhasil
menjadikannya buku bermuatan fakta objektif, dan terpercaya. Ada buku semisal
dengannya berjudul Menuju Kesempurnaan Akhlak karya Ibn Miskawaih,
isinya hampir sama, memiliki pembagian-pembagian beberapa bagian, hanya saja
pembagiannya disini hanya sampai enam, berorientasi pada kesempuranaan
akhlak yang itu merupakan orientasi tertinggi dari bidang keilmuan dan keimanan
yang dimiliki seorang muslim. Dan juga hampir sama dengan buku yang di tulis
olehAtif Abdul id berjudul Membuat Orang Jatuh Cinta dalam 1 Detik dalam
buku ini memaparkan dan menuntun pembaca kepada cara berkomunikasi dan
berinteraksi syarat saling memahami. Sehingga dapat menimbulkan rasa kecintaan
terhadap sesasama, menarik simpati, dan mempengaruhi orang lain. Pada intinya
walaupun mirip tapi tidak sama.
Buku Compassion karya Karen Amstrong ini seakan menyajikan buku
karya Ibn Miskawaih dan Atif Abdul id, secara apik bersamaan. Di
kolaborasikan menjadi buku yang sangat komplit dan sistematis. Bahkan lebih
komplit dengan penambahan kisah, sejarah, pemikiran, fakta dan realita yang
tercantum dibuku ini.
Mencari kelemahan buku ini, terasa sangat sulit, hampir tidak di dapatkan
kekurangannya. Sangat layak dibaca untuk semua kalangan tidak terkecuali.
Hanya saja satu yang sangat disayangkan mengapa buku berjudul Compassion ini
hanya berakhir di halaman 247, mengapa tidak setebal Masa Depan Tuhan 609
halaman, atau Sejarah Tuhan 676 halaman. Buku ini serasa 3 kali lipat lebih
tipis dibandingakan karya-karya Karen yang lainnya, untuk bahasa buku yang
mudah dicerna dan di pahami. Buku ini serasa begitu sangat singkat perlu edisi
kedua sebagai lanjutannya.
Akhir kata dari peresensi selamat membaca dan menikmati bukunya.

Anda mungkin juga menyukai