Anda di halaman 1dari 1

S

0


emakin tahun biaya
pendidikan S1 semakin
mahal, apalagi biaya
pendidikan S2. Namun, hal
tersebut jangan menjadi kendala
bagi kita jika setelah lulus S1
ingin melanjutkan kuliah ke
jenjang S2 karena banyak
beasiswa S2 yang bisa diperoleh.
Salah satu contohnya adalah
Beasiswa Pendidikan Pascasarjana
Dalam Negeri.
BPPDN merupakan beasiswa
yang diberikan oleh Kemendikbud
RI. Sumbernya berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Komponen biaya dalam
BPPDN per semester, yaitu: a)
biaya hidup sebesar Rp 9 juta; b)
tunjangan biaya domisili sebesar
Rp 3 juta; c) biaya penelitian
sebesar 4,5 juta; d) biaya buku
sebesar Rp 3 juta; e) biaya
pendidikan at cost; dan f) biaya
perjalanan at cost.Catatan:
tunjangan biaya domisili
diberikan jika tempat studi berada
di provinsi atau jarak lebih dari
100 km yang berbeda dengan
domisili/perguruan tinggi asal
peserta (Diktendik, Ditjen Dikti,
Kemendikbud, 2013: 11).
Peserta yang berhak menerima
BPPDN di antaranya adalah calon







dosen. Calon dosen adalah sarjana
yang bersedia mengabdi ke
perguruan tinggi tempat bekerja
atau penempatan oleh Diktendik,
Ditjen Dikti selama 1n+1 tahun
(n adalah lama masa menerima
BPPDN dalam satuan tahun)
sesuai Permendiknas Nomor 48
Tahun 2009 (Diktendik, Ditjen
Dikti, Kemendikbud, 2013: 9).
Terkait dengan di mana perguruan
tinggi tempat kita mengabdi, itu
tergantung apakah kita telah
mempunyai homebase atau belum.
Homebase adalah perguruan
tinggi yang bersedia menerima
kita untuk mengabdi menjadi
dosen jika kita telah lulus S2 yang
dibuktikan dengan adanya surat
dari rektor perguruan tinggi
tersebut. Homebase bisa
perguruan tinggi tempat kita
kuliah S1 atau bisa juga perguruan
tinggi lain. Untuk memperoleh
homebase, kita wajib mencari
perguruan tinggi mana yang
bersedia menerima kita untuk
mengabdi menjadi dosen jika kita
telah lulus S2. Jika kita telah
memperoleh homebase, misalnya
perguruan tinggi X, setelah kita
lulus S2, kita akan ditempatkan di
perguruan tinggi X.








Namun bagaimana jika kita
belum memperoleh homebase?
Tenang, kita tak perlu berkecil hati
karena Diktendik, Ditjen Dikti
menyediakan menu kesanggupan.
Menu ini digunakan oleh peserta
BPPDN untuk memilih dua dari
30-an perguruan tinggi yang akan
dijadikan sebagai tempat bagi
penerima BPPDN untuk mengabdi
menjadi dosen setelah lulus S2.
Meskipun kita diberi
kebebasan dalam memilih dua dari
30-an perguruan tinggi dalam
menu kesanggupan, kita tidak
boleh sembarangan memilih
perguruan tinggi. Mengapa?
Karena tidak semua perguruan
tinggi memiliki jurusan/program
studi yang sesuai dengan latar
belakang pendidikan kita. Jika kita
memilih perguruan tinggi yang
tidak memiliki jurusan/program
studi yang sesuai dengan latar
belakang pendidikan kita,
kemungkinan besar kita tidak akan
memperoleh BPPDN.
Lalu, bagaimana mekanisme
yang harus dijalani agar kita
memperoleh BPPDN? Pertama,
daftar BPPDN ke DIKTI secara
online. Pada saat pendaftaran, kita
harus sangat berhati-hati dalam
mengisi kolom isian karena ada







sebagian dari kolom isian yang
tidak bisa diubah, terutama nama,
tempat dan tanggal lahir, program
studi, serta perguruan tinggi yang
kita tuju. Kedua, daftar seleksi S2
ke perguruan tinggi yang menjadi
penyelenggara BPPDN bagi calon
dosen. Ketiga, mengikuti seleksi
S2 di perguruan tinggi yang kita
pilih. Keempat, jika kita lulus tes
masuk S2 di perguruan tinggi yang
kita pilih, maka pendaftaran
BPPDN ke DIKTI secara online
yang telah kita lakukan, akan
diverifikasi untuk dinyatakan
diterima sebagai penerima BPPDN
atau tidak.
Keterangan lebih lanjut
mengenai BPPDN pada tahun
2013 untuk dijadikan sebagai
pedoman tahun berikutnya, bisa
kunjungi situs web
http://beasiswa.dikti.go.id/dn/inde
x.php/download/page, lalu unduh
mengenai Sosialisasi_Beasiswa-
BPPDN-DIKTI-2013 serta
Pedoman BPPDN 2013.

Penulis, mahasiswa S2
Pendidikan Geografi, Pascasarja-
na, Universitas Negeri Malang
(UM), alumnus S1 Pendidikan
Geografi, FPIPS, UPI.
Oleh
CHANDRA ADIPUTRA
RUBRIK Mimbar Akademik ini merupakan ruang untuk tukar pendapat antardosen,
antarmahasiswa, atau antara dosen dan mahasiswa secara akademis popular. Kirimkan
ide dan tanggapan Anda (maks. 4.000 karakter) dan foto ke Redaksi Kampus, Jln. Soe
-karno Hatta No. 147, Bandung 40233, atau e-mail: kampus_pr@yahoo.com
MIMBAR AKADEMIK

Anda mungkin juga menyukai