Anda di halaman 1dari 20

Skenario 1

Seorang perempuan umur 65 tahun dibawa ke puskesmas dengan


keluhan nyeri pada pangkal paha kanan sehingga tidak dapat berjalan.
Keadaan ini dialami sejak 5 hari lalu setelah jatuh terduduk di kamar mandi
pada saat penderita berjalan tertatih-tatih. Sejak 7 tahun terakhir ini penderita
mengkonsumsi obat-obat kencing manis, tekanan darah tinggi, jantung dan
rematik. Penderita pernah mengalami serangan stroke 3 tahun lalu.
Kata Sulit
Jatuh : suatu keadaan yang mengakibatkan sesorang mendadak
terbaring/ terduduk di lantai/ tempat yang lebih rendah dengam atau
tanpa kehilangan kesadaran atau luka
Stroke : Penurunan aliran darah ke otak sehingga menimbulkan
penurunan kesadaran
Rematik : Nyeri sendi akibat penumpukan Kristal asam urat di
persendian
Kata Kunci
- Wanita 65 tahun
- Nyeri pada pangakal paha kanan
- Riwayat mengkonsumsi obat kencing manis, tekanan darah tinggi,
jantung & rematik sejak 7 tahun terakhir
- Riwayat jatuh terduduk di kamar mandi
- Riwayat stroke 3 tahun lalu
Pertanyaan
1. Fisiologi lansia !
2. Hubungan jatuh dengan nyeri pada pangkal paha kanan ?
3. Hubungan riwayat stroke dengan gejala sekarang ?
4. Hubungan konsumsi obat dengan keluhan sekarang !
5. Penyebab penderita berjalan tertatih-tatih !
6. Apa yang menyebabkan pasien jatuh ?
7. Faktor resiko jatuh !
8. Penanganan apa yang diberikan pada pasien?
9. Apa kompikasi yang dapat timbul ?
10. Pemeriksaan apa yang dilakukan ?
11. Apa pencegahan yang dapat dilakukan pada scenario ini ?
12. Daftar masalah !
13. Bagaimana perspektif islam dari scenario ini ?
Jawaban Pertanyaan:
1. Fisiologi lansia:
a) Sist.saraf
- Refleks
- Waktu bereaksi berkurang
- Memori terganggu
- Vaskularisasi terganggu
b) Sist. Kardiovaskuler
- Endocardium menebal
- Isi sekuncup
- Stroke volume
- Hipertrofi atrium
- Kekuatan kontraksi jantung
- Perubahan denyut jantung
- Respon otot polos pemb. Darah relaksasi & vasodilatasi
c) Sist. Muskuloskeletal
- Dekalsifikasi tulang
- Kekuatan & stabilitas tulang berkurang
- Fraktur
- Gerakan otot , kekuatan otot berkurang
- Sendi menipis
- Otot atrofi, gerakan kurang kuat
-Llapisan synovial menipis, cairan lebih kental
d) Indera Khusus
- Kulit : atrofi,kering,keriput,jaringan subkutan berkurang
- Mata : daya akomodasi m,katarak,glaucoma,gangguan adaptasi
gelap
- Pendengaran : tuli kondusif, ggn.keseimbangan
e) Sist. Endokrin
- Kel.adrenal berkurang
- Kel.thyroid berkurang
- Kel. Testis & ovarium berkurang
f) Sistem Reproduksi
- Menopause
- Andropause

2. Hubungan jatuh dengan nyeri pada pangkal paha kanan:
Nyeri yang dirasakan oleh pasien akibat jatuh adalah kemungkinan
akibat:
Fraktur
Dislokasi
Hematom
Terjepitnya urat saraf


Nyeri yang dirasakan oleh pasian juga tergantung dari cara
jatuh, penyebab jatuh, tempat jatuh dan posisi ketika pasien terjatuh.
Pada scenario pasien merasakan nyeri pada pangkal paha kanan
akibat jatuh terduduk dikamar mandi. Kemungkinan pasien terjatuh
dengan posisi pangkal paha kanan pasien menumpu beban berat
tubuh, Sehingga timbullah nyeri yang dirasakan oleh pasien yang
menyebabkan pasien tidak dapat berjalan.
3. Hubungan riwayat stroke dengan keluhan sekarang


Riwayat stroke yang dialami oleh pasien 3 tahun yang lalu baik
hemoragik stroke ataupun non hemoragik stroke, keduanya dapat
menyebabkan sinkop. Besar kemungkinan terjadi hipoksia otak yang
dapat menyebabkan kematian sel saraf yang bersifat irreversible. Hal
tersebut berdampak pada gangguan fungsi SSP yang menyebabkan
gangguan respon sensorik.
4. Hubungan konsumsi obat dengan keluhan sekarang

Diuretik (obat HT) penderita sering ke kamar kecil
Penghambat -bloker dan A-bloker hipotensi ortostatik
NSAID ulkus pada lambung melena anemia
Obat DM hipoglikemia

5. Penyebab penderita berjalan tertatih-tatih
Ada 2 kemungkinan mengapa pasien berjalan tertatih-tatih:


1) Anatomi & fisiologi penuaan
Sarcopenia (berkurangnya massa otot akibat berkurangnya
serat otot) atrofi
Berkurangnya formasi osteoblast tulang
Cairan sendi berkurang
Terganggunya matriks cartilago
DLL
Dimana keseluruhannya menyebabkan gerakan menjadi kurang
kuat dan menimbulkan gangguan berjalan.
2) Rheumatik
Rheumatik Penumpukan Kristal asam urat di persendian
Cairan synovial berkurang & mengental Nyeri ketika berjalan
Pasien berjalan tertatih-tatih.

6. Penyebab pasien jatuh:


Penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan dari
beberapa factor yaitu:
1. Kecelakaan (30-50% kasus)
Murni kecelakaan misalnya terpeleset atau tersandung
Gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-
kelainan akibat proses menua.
2. Nyeri kepala atau vertigo
3. Hipotensi orthostatic:
Hipovolemia/curah jantung rendah
Disfungsi otonom
Penurunan kembalinya darah vena ke jantung
Terlalu lama berbaring
Obat-obatan hipotensi
Hipotensi sesudah makan
4. Obat-obatan
Diuretik/ Antihipertensi
Antidepresan trisiklik
Sedativa
Antipsikotik
Obat-obatan hipoglikemik
Alkohol
5. Proses penyakit yang spesifik seperti:
Kardiovaskuler : Aritmia, Stenosis aorta dan sinkope sinus
karotis
Neurologi : TIA, stroke, serangan kejang, Parkinson,
kompresi.
Saraf spinal karena spondilosis dll.


6. Idiopatik (penyebab tidak jelas)
7. Sinkope (kehilangan kesadaran secara tiba-tiba)
Drop attack (serangan roboh)
Penurunan darah ke otak secara tiba-tiba
Terbakar matahari

7. Faktor resiko jatuh:
Untuk dapat memahami faktor risiko jatuh, maka harus
dimengerti bahwa stabilitas badan ditentukan atau dibentuk oleh:
1. Sistem Sensorik
Yang berperan di dalamnya adalah visus (penglihatan),
pendengaran, fungsi vestibuler, dan propioseptif. Semua
gangguan atau perubahan pada mata akan menyebabkan
gangguan penglihatan. Semua penyakit telinga akan menimbulkan
gangguan pendengaran. Vertigo tipe perifer sering terjadi pada
lansia yang diduga karena adanya perubahan fungsi vestibuler
akibat proses menua. Neuropati perifer dan penyakit degeneratif
leher akan mengganggu fungsi propioseptif. Gangguan sensorik
tersebut menyebabkan hampir sepertiga lansia mengalami sensasi
abnormal pada saat dilakukan uji klinik.
2. Sistem saraf pusat (SSP)
SSP akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi input
sensorik. Penyakit SSP seperti stroke, Parkinson, hidrosefalus
tekanan normal sering diderita oleh lansia dan menyebabkan
gangguan fungsi SSP sehingga berespon tidak baik terhadap input
sensorik.

3. Kognitif
Pada beberapa penelitian, demensia diasosiasikan dengan
meningkatnya risiko jatuh.
4. Muskuloskeletal
Faktor ini disebutkan oleh beberapa peneliti merupakan faktor yang
benar-benar murni milik lansia yang berperan besar terhadap
terjadinya jatuh. Gangguan musculoskeletal menyebabkan
gangguan gaya berjalan (gait) dan ini berhubungan dengan proses
menua yang fisiologis. Gangguan gait yang terjadi akibat proses
menua tersebut antara lain disebabkan oleh:
Kekakuan jaringan penghubung
Berkurangnya massa otot
Perlambatan konduksi saraf
Penurunan visus/lapangan pandang
Kerusakan propioseptif
Yang kesemuanya menyebabkan:
Penurunan range of motion (ROM) sendi
Penurunan kekuatan otot, terutama menyebabkan kelemahan
ekstremitas bawah
Perpanjangan waktu reaksi
Kerusakan persepsi dalam
Peningkatan postural sway (goyangan badan)

Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan gerak, langkah
yang pendek, penurunan irama, dan pelebaran bantuan basal. Kaki tidak
dapat menapak dengan kuat dan lebih cenderung gampang goyah.
Perlambatan reaksi mengakibatkan seorang lansia susah/terlambat
mengantisipasi bila terjadi gangguan seperti terpeleset, tersandung,
kejadian tiba-tiba, sehingga memudahkan jatuh.
Secara singkat faktor risiko jatuh pada lansia dibagi dalam dua golongan
besar, yaitu:
1) Faktor-faktor intrinsic (faktor dari dalam)
2) Faktor-faktor ekstrinsik (faktor dari luar)

Faktor Intrinsik Faktor
ekstrinsik











8. Penanganan yang diberikan

Nyeri pada pangkal paha kanan atas
Pemeriksaan radiologi
Terapi farmakologi
Operatif

Jantung dan hipertensi
Terapi farmakologi

Diabetes Melitus & Rheumatik
Terapi farmakologi
Terapi diet
OBAT-OBATAN YANG
DIMINUM
KONDISI FISIK DAN
NEUROPSIKIATRIK
FALLS
(JATUH)
LINGKUNGAN YANG
TIDAK MENDUKUNG
(BERBAHAYA)
ALAT-ALAT BANTU
BERJALAN
PENURUNAN VISUS DAN
PENDENGARAN
PERUBAHAN NEUROMUSKULER,
GAYA BERJALAN, DAN REFLEKS
POSTURAL KARENA PROSES
MENUA

9. Komplikasi yang dapat timbul:

a. Perlukaan (Injury)
Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat nyeri berupa robek
atau tertariknya jaringan otot atau robeknya arteri/vena
Fraktur (Patah tulang)
b. Perawatan Rumah Sakit
Komplikasi akibat tidak dapat bergerak (imobilisasi)
Resiko penyakit-penyakit iatrogenic
c. Disabilitas
Penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik
Penurunan mobilitas akibat jatuh, kehilangan kepercayaan diri
dan pembatasan gerak
d. Resiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan (nursing house)
e. Kematian



10. Pemeriksaan yang dilakukan:
- Anamnesis:
Keadaan nyeri
Riwayat jatuh
Riwayat penyakit lain & obat- obatan
- Pemeriksaan fisik:
Tanda- tanda vital
Lokasi nyeri
Tanda- tanda fraktur/Dislokasi
- Pemeriksaan penunjang:
Radiologi

11. Pencegahan:

Usaha pencegahan merupakan langkah yang harus dilakukan
karena bila sudah terjadi jatuh, pasti terjadi komplikasi yang meski
ringan namun memberatkan. Ada 3 usaha pokok untuk pencegahan
ini, antara lain:
a. Identifikasi factor resiko
Pada setiap lansia perlu dilakukan pemeriksaan untuk
mencari apakah ada factor resiko intrinsic resiko jatuh, perlu
dilakukan asassmen keadaan sensorik, motorik, musculoskeletal
dan penyakit sistemik yang sering/ mendasari factor resiko jatuh.
Keadaan rumah yang berbahaya yang dapat menyebabkan
jatuh harus dihilangkan. Misalnya penerangan rumah harus cukup
namun tidak menyilaukan, lantai rumah datar dan tidak licin,
peralatan rumah tangga yang sudah lapuk dan berbahaya
sebaiknya diganti, WC sebaiknya kloset duduk dan diberi
pegangan pada dinding dll.
Banyak obat-obatan yang berperan terhadap jatuh.
Mekanisme tersering termasuk sedasi, hipotensi ortostatik,efek
ekstra pyramidal, miopati dan gangguan adaptasi visual pada
suasana yang redup. Obat-obatan yang menyebabkan sedasi
diantaranya adalah golongan Benzodiazepin, antihistamin bersifat
sedative, narkotik analgesic, trisiklik antidepresan, SSRI (Selective
Serotonin Reuptake Inhibitor). Yang menyebabkan hipotensi
hidrostatik antara lain antihipertensi, antiangina, obat
antiparkinson, trisiklik antidepresan dan antipsikotik. Obat-obat
yang menyebabkan efek ekstrapiramidal misalnya
metoklopramide, SSRI, antipsikotik. Obat-obat penyebab miopati
misalnya kortikosteroid, colchisine, statin dosis tinggi terutama bila
dikombinasi dengan fibrat, interferon. Obat yang menyebabkan
miosis seperti pilokarpin untuk pengobatan glaucoma. Dosis,
waktu pemberian dan ketaatan minum obat juga mempengaruhi
terjadinya jatuh. Pasien dengan obat yang banyak/polifarmasi
rentan pula mempengaruhi keseimbangan.
Alat bantu berjalan yang dipakai lansia baik berupa tongkat,
tripod, kruk atau walker harus dibuat dari bahan yang kuat namun
ringan, aman tidak mudah bergeser serta sesuai dengan tinggi
badan lansia.
b. Penilaian pola berjalan (gait) dan keseimbangan
Penilaian pola berjalan secara klinis
Pola jalan normal dibagi menjadi 2 fase yaitu:
1. Fase pijakan (Stance phase)
Fase ini dimana kaki bersentuhan dengan pijakan. Fase ini
60% dari durasi berjalan, dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Heel Stroke, tumit salah satu kaki menyentuh pijakan
b. Mid stance, kaki menyentuh pijakan
c. Push off, saat kaki meninggalkan pijakan

2. Fase dimana kaki tidak menyentuh pijakan (Swing phase),
fase ini 40% dari durasi berjalan. Dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Acceleration, saat kaki di depan tubuh
b. Swing through, saat kaki berayun ke depan
c. Deselerasi, saat kaki kembali bersentuhan dengan
pijakan
Pada pola jalan lansia, ada beberapa perubahan yang
mungkin terjadi yaitu:
Sedikit ada rigiditas terutama pada ekstremitas atas.
Gerakan otomatis menurun, amplitude & kecepatan
berkurang. Seperti hilangnya ayunan tangan saat
berjalan.
Hilangnya kemampuan untuk memanfaatkan gravitasi,
sehingga kerja otot meningkat
Hilangnya kecepatan & ketepatan otot khususnya otot
penggerak sendi panggul
Langkah lebih pendek
Penurunan perbandingan antara fase mengayun
terhadap fase menumpu
Penurunan rotasi badan terjadi akibat efek sekunder
kekakuan sendi
Penurunan ayunan tungkai saat fase mengayun
Penurunan sudut antara tumit dan lantai
Penurunan irama jalan
Penurunan rotasigalang bahu dan panggul
Penurunan kecepatan ayunan lengan & tungkai

Penilaian keseimbangan
Mengatur & mengatasi factor situasional

12. Daftar masalah:









13. Perspektif islam:

4L^1O44 =}=Oee"-
gOuCEg4O) 4LONO W p)4
C-EE_E_ E)O;+g O). 4`
"^1 El gO) EUgN D E
.E_ugC> _ O)
7N_O4` 7NO)O4^q E)
+L7 4pOUEu> ^g
Jatuh
Perempuan
65 tahun
Nyeri
Jatuh
terduduk
Jalan
tertatih-tatih
Riw. obat
riw. Stroke
8. dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang
ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti
keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (Al-Ankabuut 29:8)

_/=/~4 ElG4O
W-+lu> ) ++C)
^4).4O^)4
L=O;O) _ E`) O}4Ul4C
EE4gN 4OE:^-
.E-4 u E-Eg E
> .E+= l]q 4
E-OOgu+> ~4 E_-
LO~ VC@O ^g@ ;*gu=-4
E_ EE4LE_ ]e~.- =}g`
gOE;OO- ~4 pO
E_uEOO- EE
O)+4O+4O -LOO= ^gj
23. dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara
keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia*
24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil" (Al-Isra 17:23-24)

*Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama
apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan
lebih kasar daripada itu.

Referensi:

Ilmu Penyakit Dalam jilid II & III
Bahan Kuliah Geriatri
Buku Ajar Boedhi-Darmojo GERIATRI (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut) Edisi ke-4















LAPORAN PBL KELOMPOK

SISTEM BLOK TUMBUH KEMBANG ANAK DAN GERIATRI

MODUL 4
JATUH



OLEH :
KELOMPOK 8A



FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2011




NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
Zulkfli 110 208 0039
Sri Anggun Pratiwi 110 208 0119
Ramdhani Ar. Rasjid 110 209 0016
Wiwi Pratiwi Handayani 110 209 0024
Irien Febryanti 110 209 0026
Muthmainna Muhammad 110 209 0050
Dewi Rahmayanti 110 209 0068
Wahyuni Eka Sari 110 209 0095
Dewi Anggraeni Setiawati 110 209 0102
Andi Dala Yasinta 110 209 0122
Rani Oktaviani Utina 110 209 0138

Anda mungkin juga menyukai