SMF ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG 2013 Asma adlh inflamasi kronik saluran respiratorik yg berhubungan dgn hipersensitivitas biasanya episode malam dan dini hari. Gejala asma berhubungan dgn penyempitan saluran respiratorik yang luas namun bervariasi yang bersifat reversible, baik secara spontan/obat. (GINA)
Asma adalah wheezing dan atau batuk dengan karakteristik timbul secara episodik dan atau kronik, pada malam hari atau dini hari (nocturnal), musiman, adanya faktor pencetus, aktivitas fisik, bersifat reversible scra spontan/obat, adanya riwayat asma/atopi lain pada pasien atau keluarganya, sedangkan sebab-sebab lain sudah disingkirkan. (PNAA)
DEFINISI ASMA Prevalensi total asma di dunia diperkirakan 7,2% (6% pada dewasa dan 10% pada anak). Prevalensi asma di Indonesia pada tahun 2002 di kota Bandung untuk anak usia 6-7 tahun sebesar 3% sedangkan untuk anak usia 13-14 tahun sebesar 5,2%. Prevalensi di kota Jakarta pada tahun 2002 untuk anak usia 13-14 tahun sebesar 6,7%.
PREVALENSI ASMA
FAKTOR PENCETUS ASMA
REAKSI HIPERSENSITIVITAS
PATOGENESIS ASMA
REMODELING Wheezing berulang dan atau batuk kronik berulang merupakan titik awal untuk menegakkan diagnosis. Pertimbangkan kemungkinan asma adalah anak-anak yang hanya menunjukkan batuk sebagai satu-satunya tanda dan pada saat diperiksa tanda wheezing, sesak dan lain-lain sedang tidak timbul. Untuk anak dibawah 3 tahun, respon yang baik terhadap obat bronkodilator dan steroid sistemik (5 hari) dan dengan menyingkirkan penyakit lain, diagnosis asma menjadi lebih definitif.
DIAGNOSIS ASMA Untuk anak yang sudah besar >6 tahun, pemeriksaan : Faal paru sebaiknya dilakukan Uji fungsi paru yang sederhana peak flow meter/spirometer Uji provokasi bronkus dengan histamine, metakolin, latihan, udara kering dan dingin, atau dengan NaCl hipertonis sangat menunjang diagnosis.
DIAGNOSIS ASMA
Parameter klinis, kebutuhan obat dan faal paru Asma episodik jarang Asma episodik sering Asma persisten Frekuensi serangan < 1x/bulan > 1x/bulan Sering Lama serangan < 1 minggu 1 minggu Hampir sepanjang tahun, tidak ada remisi Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat Di antara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam Tidur dan aktifitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu Pemeriksaan fisis diluar serangan Normal (tidak ditemukan kelainan) Mungkin terganggu (ditemukan kelainan) Tidak pernah normal Obat pengendali (anti inflamasi) Tidak perlu Perlu Perlu Uji faal paru (di luar serangan) PEF/FEV1 > 80% PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 < 60% Variabilitas 20-30% Variabilitas faal paru (bila ada serangan) Variabilitas > 15% Variabilitas > 30% Variabilitas > 50% KLASIFIKASI ASMA
Klasifikasi Derajat Penyakit (PNAA) Gejala Intermitten Persisten Ringan Persisten Sedang Persisten Berat Serangan harian < 1x / minggu >1x / minggu, <1x /hari Setiap hari Intensitas serangan Singkat Mengganggu tidur/aktivitas Mengganggu tidur/aktivitas Sering Serangan di malam hari 2x / bulan >2x / bulan >1x / minggu Sering Uji faal paru 80% 80% 60-80% <60% PEF / FEV1 variabilitas <20% 20-30% >30% >30% KLASIFIKASI ASMA
Gejala asma sehari-hari (mengi, batuk, rasa berat di dada dan sesak napas) Asma malam, terbangun malam karena gejala asma
Tujuan tatalaksana asma anak secara umum adalah untuk menjamin tercapainnya potensi tumbuh kembang anak secara optimal. Tujuan yang ingin dicapai adalah: Pasien dapat menjalani aktivitas normalnya (bermain dan berolahraga) Sesedikit mungkin angka absensi sekolah Gejala tidak timbul siang ataupun malam hari Uji fungsi paru senormal mungkin, tidak ada variasi diurnal yang mencolok Kebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada serangan Efek samping obat dapat dicegah agar tidak atau sesedik mungkin timbul, terutama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. TATALAKSANA ASMA
1. Edukasi 2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala 3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus 4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang 5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut 6. Kontrol secara teratur 7. Pola hidup sehat
Program Penatalaksaan Asma
Terus menerus sejak kunjungan pertama Edukasi yang baik akan: Me morbiditi dan mortaliti Me biaya pengobatan krn bekurangnya serangan akut Me pemahaman tentang asma, Keterampilan dalam penanganan, Kepatuhan penderita
Edukasi Tujuan: Gejala dan berat asma berubah perubahan terapi Pajanan pencetus perubahan pada asma Daya ingat dan motivasi perlu direview membantu penaganan asma mandiri
Penilaian derajat penyakit asma: Pengukuran gejala Pemeriksaan uji faal paru
Menilai dan Monitor Berat Asma Secara Berkala
Allergen yang dihirup Pajanan lingkungan kerja Polutan dan iritan di dalam dan di luar ruangan. Asap rokok Reluks gastroesofagus Sensitif dengan obat-obatan
Identifikasi dan Mengendalikan Faktor Pencetus
Obat asma dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu : Obat pereda (reliever), digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma jika sedang timbul, bila serangan sudah teratasi & sudah tidak ada gejala lagi maka obat ini tidak digunakan lagi. Co:salbutamol,terbutalin,teofilin Obat pengendali (controller), digunakan untuk mengatasi masalah dasar asma (inflamasi respiratorik kronik). Obat ini digunakan dalam jangka waktu yang lama, bergantung derajat penyakit asma dan respon terhadap pengobatannya. Co:steroid(budesonid,flutikason),LABA(prokaterol,bambuterol, salmeterol) Merencanakan dan Memberikan Pengobatan Jangka Panjang
Serangan asma adalah episode peningkatan yang progresif (perburukan) dari gejala-gejala batuk, sesak nafas, wheezing, rasa dada tertekan. Serangan asma mencerminkan gagalnya tatalaksana asma jangka panjang atau adanya pajanan dengan pencetus. Serangan asma mulai dari serangan ringan hingga serangan berat yang dapat mengancam jiwa.
Menetapkan Pengobatan Serangan ASMA
Tujuan tatalaksana serangan asma adalah meredakan penyempitan saluran respiratorik secepat mungkin mengurangi hipoksemia mengembalikan fungsi paru ke keadaan normal secepatnya rencana re-evaluasi tatalaksana jangka panjang untuk mencegah kekambuhan. TUJUAN TATALAKSANA SERANGAN ASMA Parameter klinis, Fungsi paru, laboratorium Ringan Sedang Berat Ancaman henti nafas Sesak timbul-pada saat (breathless) Berjalan Bayi: menangis keras Berbicara Bayi : - Tangis pendek dan lemah - Kesulitan makan/minum Istirahat Bayi : Tidak mau makan/minum
Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata-kata Posisi Bisa berbaring Lebih suka duduk Duduk bertopang lengan Kesadaran Mungkin iritable Biasanya iritable Biasanya iritable Bingung dan mengantuk Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Nyata/Jelas Mengi (wheezing) Sedang, sering hanya pada akhir ekspirasi Nyaring, sepanjang ekspirasi, inspirasi Sangat nyaring, terdengar tanpa stetoskop Sulit/tidak terdengar Sesak nafas Minimal Sedang Berat Obat Bantu nafas Biasanya tidak Biasanya ya Ya Gerakan paradok torako-abdominal Retraksi Dangkal, retraksi interkostal Sedang, ditambah retraksi suprasternal Dalam, ditambah nafas cuping hidung Dangkal / hilang Laju nafas Meningkat Meningkat Meningkat Menurun Pedoman nilai baku laju nafas pada anak sadar : < 2 bulan < 60 / menit 2 12 bulan < 50 / menit 1 5 tahun < 40 / menit 6 8 tahun < 30 / menit Laju nadi Normal Takikardi Takikardi Bradikardi Pedoman nilai baku laju nadi pada anak sadar :Usia laju nadi normal 2 12 bulan < 160 / menit 1 2 tahun < 120 / menit 3 8 tahun < 110 / menit PEFR atau FEV 1 (% nilai dugaan/% nilai terbaik) - pra bronkodilator - pasca bronkodilator
>60%
40-60%
> 80%
60-80%
< 40%
< 60% Respon < 2 jam
SaO 2 % > 95% 91-95% 90% PaO2 Normal biasanya tidak perlu diperiksa > 60 mmHg < 60 mmHg PaCO 2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg
Saran untuk kontrol tidak hanya bila terjadi serangan akut, tetapi kontrol teratur terjadual ( 1- 6 bulan ) bergantung kepada keadaan asma. Utk meyakinkan asma tetap terkontrol dgn penurunan terapi seminimal mungkin.
Rujuk kasus ke ahli paru layak dilakukan pada keadaan : Tidak respons dengan pengobatan Pada serangan akut yang mengancam jiwa Tanda dan gejala tidak jelas(atipik), atau masalah dalam diagnosis banding, atau komplikasi atau penyakit penyerta (komorbid); seperti sinusitis, polip hidung, aspergilosis (ABPA), rinitis berat, disfungsi pita suara, refluks gastroesofagus dan PPOK Dibutuhkan pemeriksaan/ uji lainnya di luar pemeriksaan standar, seperti uji kulit (uji alergi), pemeriksaan faal paru lengkap, uji provokasi bronkus, uji latih (kardiopulmonary exercise test), bronkoskopi dan sebagainya.
KONTROL TERATUR Meningkatkan kebugaran fisik (senam asma) Berhenti merokok (anggota keluarga) Lingkungan kerja / rumah