Oleh Kelompok 5 1) Fitrayeni 1201763 2) Hafizatul Ulya 1208745 3) Riski Meidi Wirvan 1207249 4) Sri Rahayu Amanda Putri 1106022 5) Wahyu Pitria 1103252
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt, yang hingga saat ini masih melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM ALAMI Makalah ini mengulas tentang ekosisitem alam yang terdapat dalam lingkungan makhluk hidup dan pengaruhnya dalam proses kehidupan Makhluk hidup yang selalu berkaitan erat antara Makhluk hidup dengan lingkungan sekitar. Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan atau kesalahan ,oleh karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata dari kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa meridhaisemua usaha kita,Amin.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Ekosistem adalah suatu unit fungsional dari berbagai ukuran yang tersusun dari bagian komponen dan sistem secara keseluruhan berfungsi berdasarkan suatu urutan kegiatan yang menyangkut energi dan pemindahan energi. Dengan beberapa perkecualian, sumber energi azali adalah matahari. Energi matahari ditangkap oleh komponen ototrofik yaitu tumbuh-tumbuhan hijau. Energi yang tertangkap disimpan dalam ikatan kimia zat organik tanaman, yang merupakan tanaman yang mendorong terus berjalannya komponen heterotrofik sistem tersebut. Organisme heterotrofik meliputi semua bentuk bentuk kehidupan yang lain. Dalam struktur seperti ini tingkatan trofik yang mengkonsumsi tumbuhan tingkatan pertama antara lain adalah hewa- hewan yang disebut hebiivora. Herbivore pad gilirannya dikonsumsi oleh karnivora, yang pada giliran berikutnya dikonsumsi oleh karnivora yang lebih besar. Komponen terkahir dari struktur trofik yaitu pengurai atau decomposer. Pengurai dalah organisme terutama bakteri yang memecah molekul organikk yang kompleks dari organisme mati, menjadi molekul sederhana sehingga dapat digunakan lagi oleh ototrof. Komponen abiotik yang diperlukan dari struktur trofik suatu ekosistem adalah suatu sumber energy, nutrient dan sumber air.
B. RUMUSAN MASALAH Mahluk hidup dalam ekosistem alami
C. BATASAN MASALAH 1. Populasi Dan Komunitas Makhluk Hidup 2. Berbagai bentuk ekosistem alami
D. TUJUAN MAKALAH Tujuannya agar dapat menambah wawasan bagi pembaca ,khususnya para mahasiswa, agar lebih memahami tentang apa itu populasi dan komunitas makhluk hidup dan Ekosisitem serta golongan-golongan Ekosistem yang terbagi atas beberapa golongan.
BAB II PEMBAHASAN
A. Populasi dan komunitas makhluk hidup a. Populasi Makhluk Hidup Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti penduduk. Populasi adalah kelompok kolektif organisme-organisme dari jenis yang sama yang menduduki ruang atau tempat yang terbuka, dan memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan milik individu di dalam kelompok itu. Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu suatu spesies organisme hidup yang sama.Jadi populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya Populasi dipandang sebagai suatu sistem yang dinamis daripada gejala individu yang selalu melakukan hubungan. Populasi merupakan kumpulan individu sebuah spesies yang mempunyai potensi untuk berbiak silang antar satu individu dengan individu yang lain. Tentu saja individu dalam sebuah populasi itu tidak hanya berinteraksi melalui biak silang, tetapi juga berhubungan secara dinamis dalam hal-hal lain. Kalau jumlah individu per unit luas bertambah dalam perjalanan waktu, maka kepadatan populasi naik. Kalau kepadatan populasi itu sedemikian rupa naiknya sehingga kebutuhan populasi itu akan bahan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan hidup lain-lain menjadi di luar kemampuan alam lingkungan untuk menyediakan atau menyokong secukupnya, timbullah persaingan atau kompetisi. Persaingan ini menimbulkan dua akibat, 1) dalam jangka waktu yang singkat akan menimbulkan akibat (efek) ekologi dan 2) dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan akibat evolusi. Ada dua faktor lingkungan yang dapat menurunkan daya biak populasi, yaitu faktor bergantung pada kepadatan populasi itu sendiri, misalnya kekurangan bahan pangan, kekurangan ruang untuk hidup karena populasi terlampau padat dan faktor yang tidak tergantung pada kepadatan populasi misalnya terdapat penurunan suhu lingkungan secara drastis dan mendadak.
b. Komunitas makhluk hidup Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas. Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas tersebut. Hal ini menunjukkan tingkat kedewasaannya sehingga keadaannya lebih mantap. Komunitas, seperti halnya tingkat organisasi makhluk hidup lain, juga mengalami serta menjalani siklus hidup.Komunitas dengan populasi ibarat makhluk dengan sistem organnya, tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang khusus atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun organisasi hidup. Perubahan komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas padat sehingga timbulnya jenis tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali kemungkinannya. Namun, perubahan akan selalu terjadi. Oleh karena itu, komunitas padat yang stabil tidak mungkin dapat dicapai. Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni baru, tetapi juga hilangnya penghuni yang pertama. Sering terjadi, spesies tumbuhan dan hewan dijumpai berulangkali dalam pelbagai komunitas dan menjalankan fungsi yang agak berbeda. Kombinasi antara habitat , tempat suatu spesies hidup, dengan fungsi spesies dalam habitat itu memberikan pengertian nicia (niche). Konsep nicia ini penting karena selain dapat digunakan untuk meramal macam tumbuhan dan hewan yang yang dapat ditemukan dalam suatu komunitas, juga dipakai untuk menaksir kepadatan serta fungsinya pada suatu musim. Kepadatan individu dalam suatu populasi langsung dapat dikaitkan dengan pengertian keanekaragaman. Istilah ini dapat diterapkan pada pelbagai bentuk, sifat, dan ciri suatu komunitas. Misalnya, keanekaragaman di dalam spesies, keanekaragaman dalam pola penyebaran. Margalef (1958) mengemukakan bahwa untuk menentukan keanekaragaman komunitas perlu dipelajari aspek keanekaragaman itu dalam organisasi komuniatsnya. Misalnya mengalokasikan individu populasinya ke dalam spesiesnya, menempatkan spesies
tersebut ke dalam habitatnya, menentukan kepadatan relatifnya dalam habitat tersebut dan menempatkan setiap individu ke dalam tiap habitatnya dan menentukan fungsinya.
B. Berbagai bentuk ekosistem alami Ekosistem adalah hubungan timbale balik antara makhluk hidup dan lingkungan populasi dan komunitas makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya Ekosistem dibentuk oleh komponen hidup dan tak hidup, disuatu tempat dan beriteraksi dalam satu kesatuan yang teratur. . ekosistem dibentuk oleh satuan-satuan ekosistem berikut. a. individu, yaitu satu makhluk hidup tunggal. Contohnya seekor kelinci atau sebatang pohon. b. Populasi, yaitu sejumlah individu yang sama yang menempati suatu areal tertentu pada saat tertentu. Contohnya populasi semut disuatu padang rumput. c. Komunitas adalah kumpulan beberapa populasi makhluk hidup dalam suatu wilayah tertentu. Contonya : komunitas dikolam. d. Ekosistem yaitu kesatuan dari komunitas dengan lingkunganya sehinga terjadi hubungan timbale balik. Contohnya ekosistem sungai. e. Biosfer yaitu keseluruhan ekosistem yang ada dibumi.
Tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas adalah ekosistem. Berbagai bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu dan energi yang menjadi sumber kekuatan bagi ekosistem. Sinar matahari merupakan sumber energi dalam sebuah ekosistem, yang oleh tumbuhan dapat diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintensis . Dibumi terdapat berbagai macam ekosistem. Berdasarkan ukuranya ekosistem di bagi menjadi 2 yaitu ekosistem makro dan ekosistem mikro. a. ekosistem makro yaitu ekosistem yang ukuran atau ruang lingkupnya besar. Contohnya ekosistem hutan hujan tropis. b. ekosistem makro yaitu ekosistem yang ukuranya atau ruang lingkupnya kecil. Contohnya ekosistem dalam aquarium.
Ditinjau dari segi komponen-komponennya, ekosistem dapat dibedakan menjadi : a. Autotrofik, yaitu organisme yang dapat mensintesiskan makanannya sendiri atau dapat menyediakan makanannya sendiri. Organisme tersebut mengubah bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik dengan bantuan energi matahari dalam butir-butir hijau daun atau klorofil b. Heterotrofik, yaitu organisme yang hanya dapat memanfaatkan bahan makanan yang disediakan oleh organisme lain
Ekosistem juga dapat dibedakan menjadi: a. Ekosistem alami : mengalami proses-proses perubahan secara alami tanpa campur tangan manusia b. Ekosistem binaan/terbangun (kota, desa, lahan pertanian) : mengalami proses- proses perubahan secara alami tanpa campur tangan manusia membutuhkan pengelolaan dan penambahan energi/materi oleh manusia agar dapat dipertahankan dalam kondisinyaHubungan keterkaitan dan ketergantungan antar keenam komponen ekosistem ini harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang. Perubahan terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya.
Diantara berbagai ekosistem alami yaitu
1. EKOSISTEM DARAT (TERRESTRIAL) Ekosistem darat yang memiliki tipe struktur vegetasi dominan dalam skala luas disebut bioma. Penyebaran bioma dipengaruhi oleh iklim, letak geografis, garis lintang dan ketinggian letak dari permukaan laut. Berdasarkan posisi geografis, iklim, garis lintang dan ketinggian letak dari permukaan laut bioma dibedakan antara lain sebagai berikut. a. Bioma Gurun Bioma yang terletak dibelahan bumi sekitar 20-30 lintang utara dan lintang selatan atau di daerah tropika yang berbatasan dengan bioma padang rumput.
Ciri-ciri bioma gurun antara lain sebagai berikut. Curah hujan rendah, yaitu 25 cm pertahun. Pancaran matahari sangat terik, penguapan tinggi, dan suhu siang hari dapat mencapai 40C pada musim panas. Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat besar. Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus, sukulen, dan berbagai belukar akasia yang berduri. Hewan yang menghuni daerah gurun. Umumnya adalah serangga, hewan pengerat, ulat dan kadal. Contoh bioma gurun adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
b. Bioma Padang Rumput Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub tropika. Ciri-ciri bioma padang rumput antara lain sebagai berikut. Curah hujan 25 - 50 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Vegetasi yang mendominasi adala rerumputan. Rumput yang hidup di bioma padang rumput yang relative basah. Ukurannya bisa mencapai tiga meter, misalnya rumput Bluestem dan Indian Grasses. Rumput yang tumbuh di bioma padang rumput kering, ukurannya pendek-pendek, misalnya rumput Grana dan Buffalo Grasses. Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular, rodentia, belalang dan burung. Contoh bioma padang rumput antara lain Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan Indonesia (Sumbawa).
c. Bioma Hutan Gugur Pada umumnya terdapat di sekitar wilayah subtropik yang mengalami pergantian musim panas dan dingin. Hutan gugur juga terdapat diberbagai pegunungan di daerah tropis. Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut: Curah hujan sedang, yaitu 75 -150 cm per tahun. Mengalami 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi.
Tumbuhannya mempunyai menggugurkan daunnya pada musim gugur. Vegetasinya adalah pohon Maple, Oak, Beech, dan Elm. Hewan yang menghuni pada umumnya adalah Rusa, Beruang, Raccon, Rubah, Bajing, dan Burung Pelatuk.Contoh bioma hutan gugur adala Kanada, Amerika, Eropa dan Asia.
d. Hutan Hujan Tropis Bioma ini terdapat di wilayah khatulistiwa dengan temperature yang tinggi sekitar 25C. Ciri-ciri hutan hujan tropis antara lain sebagai berikut. Curah hujan bioma hutan hujan tropis cukup tinggi, yatu sekitar 200-225 cm per tahun. Tumbuhannya tinggi dan rimbun membentuk tudung yang menyebabkan dasar hutan menjadi gelap dan basah. Tumbuhan khas, ialah liana dan epifit.Contoh liana adalah rotan sedangkan epifit adalah anggrek. Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan yang aktif melakukan fotosintesis, misalnya jati, meranti, konifer, dan keruing. Hewannya didominasi oleh aneka kera, babi hutan, burung, kucing hutan, bajing (tupai) dan harimau Contoh bioma hutan hujan tropisnya adalah hutan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua, dan Brasil
e. Bioma Taiga Bioma ini terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropis dan pegunungan tropis. Ciri-ciri bioma taiga adalah sebagai berikut. Curah hujan sekitar 35 cm per tahun. Bioma yang biasanya hanya terdiri dari satu spesies pohon, yaitu conifer (pinus). Masa pertumbuhan flora pada musim panas antara 3 sampai 6 bulan. Suhu di musim dingin sangat rendah, dan mengalami musim dingin yang panjang. Vegetasinya Sprice (Picca), Alder (Alaus), Birch (Berula) dan Junipce (Juniperus).
Hewannya antara lain moose, beruang hitam, serigala dan morten.Contoh bioma taiga terdapat di Amerika Utara dan dataran tinggi diberbagai wi
f. Bioma Tundra Bioma ini terdapat di belahan bumi utara di dalam lingkaran kutub utara yang disebut Tundra artik dan di puncak gunung disebut Tundra alpin. Ciri-ciri bioma tundra adalah sebagai berikut. Curah hujan sekitar 10 cm per tahun. Iklimnya iklim kutub dengan musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang terus menerus. Tidak ada pohon yang tinggi, kalaupun ada terlihat tebal seperti semak. Tumbuhan semusim biasanya berbunga dengan warna yang mencolok dalam masa pertumbuhan yang pendek. Vegetasinya Spaghnum, lumut kerak, dan perdu Hewannya Muskox, rusa kutub, kelinci,serigala, rusa dan domba.
2. KELOMPOK EKOSISTEM PERAIRAN (AKUATIK) Ekosistem perairan terdiri dari ekosistem air tawar dan ekosistem laut. Ekosistem air tawar contohnya meliputi kolam, sungai, danau, rawa, rawa gambut. Sedangkan, ekosistem laut misalnya hutan bakau, rawa payau, estuari, pantai berpasir, pantai berbatu, laut dangkal dan laut dalam. Berdasarkan cara hidup organisme pada ekosistem perairan dibedakan menjadi lima, antara lain sebagai berikut. Bentos, yaitu organisme yang hidupnya merangkak di dasar perairan, misalnya ketam dan cacing air. Nekton, yaitu organisme yang hidupnya bebas berenang secara aktif bergerak kesana kemari, misalnya ikan. Neuston, yaitu organisme yang hidupnya di permukaan perairan, misalnya eceng gondok, kiambang, dan laba-laba air. Plankton, yaitu organisme yang hidupnya melayang-layang mengikuti arus air bergantung intensitas cahaya, misalnya alga.
Perifiton, yaitu organisme yang hidupnya menempel pada benda-benda yang ada di lingkungan air, misalnya lumut dan alga.
. Ekosistem Air Tawar Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. 1. Danau Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. 2. Sungai Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Mata air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak
terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
Ekosistem air laut Ekosistem air laut dibedakan atas : 1. Laut Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal. 2. Pantai Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa materi yang kami ulas tentang Makhluk Hidup Dalam Ekositem Alami dapat kami simpulkan bahwa secara keseluruhan ekosistem terbagi atas 3 golongan ekosistem yaitu ekosistem darat,ekosistem air tawar,dan ekosistem air laut. Selanjutnya ekosistem darat terbagi atas Bioma Gurun,Bioma Padang Rumput,Bioma Hutan Gugur,Bioma Hutan Hujan Tropis,Bioma Taiga,dan Bioma Tundra,Ekosistem air laut juga terbagi atas Ekosistem Esturia,Ekosistem Pantai Pasir,Ekosistem Pantai Batu,Ekosistem Pantai Berlumpur.
B. Saran Bagi pembaca,semoga makalah ini bisa menjadi panduan ataupun sumber materi untuk proses pembelajaran baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
James,Nyabakken. 1998.Biologi laut suatu pendekatan ecologist.Jakarta: PT Gramedia. Irianto,sugeng yuli.dan Wasis. 2008.Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Anshori,Moch.dan Martono,Joko. 2009.Biologi.Jakarata: : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Winarsih,Anny,dkk. 2008.IPA Terpadu.Jakarta: : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Sugiyarto,teguh.dan Ismawati,Eny. 2008.Ilmu Pengetahuan Alam 1.Jakarta: : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional