Minim dan semrawutnya lokasi parkir di Pasar Raya, kembali dikeluhkan pengunjung. Para pengunjung kebingungan memarkir kendaraan, agar bisa berbelanja di pasar. Susah sekali mencari lokasi parkir di pasar ini. Sepertinya, Dishub Kominfo Padang memang sudah tidur. Pasar malah dibiarkan tak memiliki lokasi parkir. Dari mana pula orang mau berkunjung. Tidak hanya minim lokasi parkir, akses masuk ke pasar dinilai juga semakin semrawut. Banyaknya pedagang yang tumpah ruah ke jalan, membuat jalan menjadi macet dan sulit dilalui. Pantauan koran ini kemarin, di kawasan Pasar Raya, kesemrawutan mulai terlihat dari titik Jalan Pasar Baru, Pasar Raya Barat. Karena ramainya pedagang yang berjualan di jalan, membuat akses kendaraan tak bisa masuk. Kondisi ini juga diperparah dengan turun naik penumpang di sepanjang jalan. Kemacetan yang sama juga terlihat dari titik depan Jalan M Yamin, Mapolresta Padang-Air Mancur-Jalan Pasar Raya hingga Jalan Permindo. Di depan Polresta Padang misalnya, parkir di sana sampai tiga hingga empat lapis setiap harinya. Bahkan, sebagian ruas jalan ditutup dengan road barrier untuk dijadikan lokasi parkir. Karena mencapai empat sampai lima lapis, laju kendaraan dari arah Polresta menuju depan balai kota hingga Air Mancur, menjadi tersendat. Kemacetan parah juga terjadi di Jalan Pasar Raya Barat hingga Permindo. Jalan menjadi sempit dan sulit dilalui, karena penuh sesak dengan PKL dan juga lalu lalang pengunjung pasar. Bahkan space jalan yang tersisa di bagian tengah hanya sekitar 1 meter saja.Kalau sudah siang hingga sore hari, lebih baik tak usah saja lewat di jalan itu. Karena pasti akan butuh waktu lama untuk bisa keluar. Sudahlah panas, sembraut pula. Idealnya Dinas Pasar dan Dinas Perhubungan melakukan penataan ulang, khususnya pada saat jelang Bulan Puasa. Karena intensitas pengunjung cukup tinggi.Seperti sekarang, untuk bisa keluar dari pasar, minta ampun susahnya. Lokasi parkir memang semrawut dan tidak teratur lagi. Bahkan pada titik tertentu, parkir sudah merebut hak pengguna jalan. Seperti di depan Polresta Padang,di lokasi itu pada umumnya yang memarkirkan kendaraan sampai ke tengah jalan adalah anggota polisi sendiri. Intimidasi lainnya terhadap Dishub juga dilakukan Dinas Pasar. Kepala Dinas Pasar sejak tahun lalu mengizinkan para PKL untuk berjualan dari pagi sampai sore hari di sepanjang jalan Pasar Raya. Asalkan tidak melewati garis batas. Akibat kondisi ini, lokasi parkir di Pasar menjadi terus berkurang karena diserobot PKL. Sampai saat ini belum ada koordinasi apapun oleh Dinas Pasar kepada UPT Parkir. Contoh di sepanjang Pasar Raya. Pada kondisi normal, jumlah lokasi parkir di sana mencapai 10 titik. Yakni 3 titik untuk parkir mobil dan 7 titik untuk kendaraan roda dua. Namun sejak setahun belakangan, lokasi parkir di sana hanya tersisa 2 titik saja untuk motor. Yakni di dekat air Mancur dan depan Toko Mas Murni. Di sepanjang Pasar Baru, pada kondisi normal, jumlah lokasi parkir disana mencapai 15 titik yang terdiri dari 5 titik untuk parkir mobil dan 10 titik untuk motor. Namun sejak setahun belakangan, hanya tersisa 2 titik untuk mobil dan 5 titik untuk kendaraan roda dua. Akibat penyerobotan terjadi pengurangan pendapatan pada UPT Parkir sekitar 30 persen jika dibandingkan pada kondisi normal. Merujuk pada kondisi demikian, target parkir di tepi jalan umum yang mencapai Rp2 miliar tidak terpenuhi.Kalau dikaji pada potensi yang tinggal sekarang, prediksi potensinya hanya tinggal Rp1,2 miliar saja. Sementara target mencapai Rp2 miliar.