Anda di halaman 1dari 2

(08)

Parkir Pasar Raya Padang Semrawut


Sespa Arleni (1205141)

Minim dan semrawutnya lokasi parkir di Pasar Raya, kembali dikeluhkan pengunjung. Para
pengunjung kebingungan memarkir kendaraan, agar bisa berbelanja di pasar.
Susah sekali mencari lokasi parkir di pasar ini. Sepertinya, Dishub Kominfo Padang memang
sudah tidur. Pasar malah dibiarkan tak memiliki lokasi parkir. Dari mana pula orang mau
berkunjung.
Tidak hanya minim lokasi parkir, akses masuk ke pasar dinilai juga semakin semrawut.
Banyaknya pedagang yang tumpah ruah ke jalan, membuat jalan menjadi macet dan sulit dilalui.
Pantauan koran ini kemarin, di kawasan Pasar Raya, kesemrawutan mulai terlihat dari titik Jalan
Pasar Baru, Pasar Raya Barat. Karena ramainya pedagang yang berjualan di jalan, membuat
akses kendaraan tak bisa masuk. Kondisi ini juga diperparah dengan turun naik penumpang di
sepanjang jalan.
Kemacetan yang sama juga terlihat dari titik depan Jalan M Yamin, Mapolresta Padang-Air
Mancur-Jalan Pasar Raya hingga Jalan Permindo. Di depan Polresta Padang misalnya, parkir di
sana sampai tiga hingga empat lapis setiap harinya.
Bahkan, sebagian ruas jalan ditutup dengan road barrier untuk dijadikan lokasi parkir. Karena
mencapai empat sampai lima lapis, laju kendaraan dari arah Polresta menuju depan balai kota
hingga Air Mancur, menjadi tersendat.
Kemacetan parah juga terjadi di Jalan Pasar Raya Barat hingga Permindo. Jalan menjadi sempit
dan sulit dilalui, karena penuh sesak dengan PKL dan juga lalu lalang pengunjung pasar. Bahkan
space jalan yang tersisa di bagian tengah hanya sekitar 1 meter saja.Kalau sudah siang hingga
sore hari, lebih baik tak usah saja lewat di jalan itu. Karena pasti akan butuh waktu lama untuk
bisa keluar. Sudahlah panas, sembraut pula.
Idealnya Dinas Pasar dan Dinas Perhubungan melakukan penataan ulang, khususnya pada saat
jelang Bulan Puasa. Karena intensitas pengunjung cukup tinggi.Seperti sekarang, untuk bisa
keluar dari pasar, minta ampun susahnya.
Lokasi parkir memang semrawut dan tidak teratur lagi. Bahkan pada titik tertentu, parkir sudah
merebut hak pengguna jalan. Seperti di depan Polresta Padang,di lokasi itu pada umumnya yang
memarkirkan kendaraan sampai ke tengah jalan adalah anggota polisi sendiri.
Intimidasi lainnya terhadap Dishub juga dilakukan Dinas Pasar. Kepala Dinas Pasar sejak tahun
lalu mengizinkan para PKL untuk berjualan dari pagi sampai sore hari di sepanjang jalan Pasar
Raya. Asalkan tidak melewati garis batas. Akibat kondisi ini, lokasi parkir di Pasar menjadi terus
berkurang karena diserobot PKL. Sampai saat ini belum ada koordinasi apapun oleh Dinas Pasar
kepada UPT Parkir.
Contoh di sepanjang Pasar Raya. Pada kondisi normal, jumlah lokasi parkir di sana mencapai 10
titik. Yakni 3 titik untuk parkir mobil dan 7 titik untuk kendaraan roda dua. Namun sejak setahun
belakangan, lokasi parkir di sana hanya tersisa 2 titik saja untuk motor. Yakni di dekat air
Mancur dan depan Toko Mas Murni.
Di sepanjang Pasar Baru, pada kondisi normal, jumlah lokasi parkir disana mencapai 15 titik
yang terdiri dari 5 titik untuk parkir mobil dan 10 titik untuk motor. Namun sejak setahun
belakangan, hanya tersisa 2 titik untuk mobil dan 5 titik untuk kendaraan roda dua.
Akibat penyerobotan terjadi pengurangan pendapatan pada UPT Parkir sekitar 30 persen jika
dibandingkan pada kondisi normal. Merujuk pada kondisi demikian, target parkir di tepi jalan
umum yang mencapai Rp2 miliar tidak terpenuhi.Kalau dikaji pada potensi yang tinggal
sekarang, prediksi potensinya hanya tinggal Rp1,2 miliar saja. Sementara target mencapai Rp2
miliar.

Anda mungkin juga menyukai